SlideShare a Scribd company logo
FARMAKOLOGI & TERAPI
DRA.TETI WIDIHARTI,APT.MKM
PUSTAKA
PUSTAKA :
1. Goodman & Gilman’s, 1981, The Pharmacological
Basic Of Therapetics, 9th
edition (Asli).
2. Sulistia Gan, 1995, Farmakologi & Terapi, Edisi 4,
Bag. Farmakologi- UI, Jakarta.
3. Ernst Mutschler, 1997, Dinamika Obat, Buku ajar
Farmakologi & Toksikologi, Edisi kelima, ITB
Bandung.
4. Robert Priharjo, 1995, Teknik Dasar Pemberian
obat bagi perawat, EGC, Buku Kedokteran.
5. V.Nuraini Widjajanti, Apt.Dra.,1989. Obat-obatan,
Kanisius Jakarta
6. Richard Harkness, 1989, Interaksi Obat, ITB
Bandung
7. Moh.Anief, Apt., 2002, Perjalanan & Nasib Obat
dalam badan, Gadjah Mada University Press.
KONSEP DASAR FARMAKOLOGIKONSEP DASAR FARMAKOLOGI
DALAM KEPERAWATANDALAM KEPERAWATAN
MENGAPA PERAWATMENGAPA PERAWAT
HARUS BELAJARHARUS BELAJAR
FARMAKOLOGI ?FARMAKOLOGI ?
TUGAS POKOK PERAWAT
(KepMenPan No 94 thn 2001 ttg Jabfung Perawat)
Memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhanasuhan
keperawatan/kesehatan Individu, keluarga, kelompok,keperawatan/kesehatan Individu, keluarga, kelompok,
MasyarakatMasyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan
kesehatan, Serta pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka kemandiriankemandirian di bidang keperawatan/
kesehatan
KepMenkes RI No: 279/Menkes/SK/IV/200
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
• Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) pada
dasarnya adalah Pelayanan Keperawatan Profesional
yang merupakan perpaduan antara konsep Kesehatan
Masyarakat dan Konsep Keperawatan yang ditujukan
pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok Resiko Tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui
Promotif dan Preventif
PENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN
PASIENPASIEN  DETEKSI DINI (SASARANDETEKSI DINI (SASARAN
PRIORITAS)PRIORITAS)
• POLIKLINIKPOLIKLINIK
PUSKESMAS,PUSKESMAS,
• PUSTU,PUSTU,
• PUSLING,PUSLING,
POSYANDU,POSYANDU,
• POS KESPOS KES
DESADESA
PENYULUHANPENYULUHAN
KESEHATANKESEHATAN
TINDAKANTINDAKAN
KEPERAWATANKEPERAWATAN
(DIRECT CARE)(DIRECT CARE)
KONSELINGKONSELING
KEPERAWATANKEPERAWATAN
PENGOBATANPENGOBATAN
(SESUAI KEWENANGAN(SESUAI KEWENANGAN))
DOKUMENTASIDOKUMENTASI
KEPERAWATANKEPERAWATAN
RUJUKAN PASIEN/MASALAHRUJUKAN PASIEN/MASALAH
KESKES
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN (PRIORITAS)ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN (PRIORITAS)
KONTAKKONTAK
PUSKESMASPUSKESMAS
KUNJUNGAN RUMAH OLEH PERAWAT (HOMEKUNJUNGAN RUMAH OLEH PERAWAT (HOME
VISITVISIT
/HOME CARE) TERENCANA/HOME CARE) TERENCANA PEMBINAANPEMBINAAN
KELUARGAKELUARGAPENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN
ANGGOTAANGGOTA
KELUARGA LAINKELUARGA LAIN  DETEKSI DINIDETEKSI DINI
KASUS/MASALAH KONTAKKASUS/MASALAH KONTAK
SERUMAHSERUMAHPENDIDIKAN/ PENYULUHANPENDIDIKAN/ PENYULUHAN
KESEHATAN/KESEHATAN/
KEPERAWATAN TERENCANA DIKEPERAWATAN TERENCANA DI
KELUARGAKELUARGATINDAKAN KEPERAWATAN (DIRECTTINDAKAN KEPERAWATAN (DIRECT
CARE)CARE)
PENDERITAPENDERITA
PEMANTAUAN KETERATURANPEMANTAUAN KETERATURAN
PENGOBATANPENGOBATAN
PENGENDALIAN INFEKSI DIPENGENDALIAN INFEKSI DI
KELUARGAKELUARGA
DOKUMENTASIDOKUMENTASI
KEPERAWATANKEPERAWATAN
KELUARGAKELUARGA
RAWAN KESRAWAN KES
PRIORITASPRIORITAS
KONSELINGKONSELING
KEPERAWATAN/KESEHATANKEPERAWATAN/KESEHATAN
KELUARGKELUARG
AA
D/ KASUSD/ KASUS
TLPTLP
PENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN
INDIVIDUINDIVIDU
DI KELOMPOKDI KELOMPOK
PENDIDIKAN/PENYULUHANPENDIDIKAN/PENYULUHAN
KESEHATANKESEHATAN
DI KELOMPOKDI KELOMPOK
PENGOBATAN (SESUAIPENGOBATAN (SESUAI
KEWENANGAN)KEWENANGAN)
RUJUKAN PENDERITA/ MASALAHRUJUKAN PENDERITA/ MASALAH
KESKES
DOKUMENTASIDOKUMENTASI
KEPERAWATANKEPERAWATAN
KONSELING KEPERAWATAN/KESKONSELING KEPERAWATAN/KES
KUNJUNGAN PERAWAT KE KELOMPOK PRIORITAS TERENCANKUNJUNGAN PERAWAT KE KELOMPOK PRIORITAS TERENCAN
•POSYANDPOSYAND
UU
BALITABALITA
•POSYANDPOSYAND
UU
USILAUSILA
•PANTIPANTI
ASUHANASUHAN
•LAIN LAINLAIN LAIN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIENASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DI RUANG RAWAT INAPDI RUANG RAWAT INAP
PUSKESMASPUSKESMAS/RS/RS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDUPENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU
TINDAKAN KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN
•LANGSUNG (DIRECT CARE)LANGSUNG (DIRECT CARE)
•TIDAK LANGSUNG ( LINGKUNGAN )TIDAK LANGSUNG ( LINGKUNGAN )
PENDIDIKAN /PENYULUHANPENDIDIKAN /PENYULUHAN
KESEHATANKESEHATAN
PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANGANPENCEGAHAN INFEKSI DI RUANGAN
PENANGGULANGAN KASUS GAWATPENANGGULANGAN KASUS GAWAT
DARURATDARURAT
PENGOBATAN ( SESUAIPENGOBATAN ( SESUAI
KEWENANGAN)KEWENANGAN)
RUJUKAN PASIEN/ MASALAH KESRUJUKAN PASIEN/ MASALAH KES
DOKUMENTASI KEPERAWATANDOKUMENTASI KEPERAWATAN
RUANGRUANG
RAWATRAWAT
INAPINAP
PUSKPUSK/RS/RS
ASPEK HUKUM & PERAN PERAWAT
DALAM PENGOBATAN
• Bila terjadi kekeliruan atau kesalahan, penyidik akan mengetahui
siapa yang bertanggungjawab.
• Artinya perawat yang melakukan kesalahan order dan menimbulkan
masalah pada pasien akan mendapat sanksi hukum tergantung
pada jenis penyimpangan yang dilakukan.
• Dasar Hukum Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992
pasal 77 (sanksi administrasi), Pasal 55 (Sanksi terhadap masalah
perdata), pasal80-82 (sanksi terhadap masalah pidana).
• Untuk mencegah terkena sanksi ini, maka perawat harus teliti,
benar, dan hati-hati.
Logos = Ilmu
Pharmakon =
Obat
FARMAKOLOGI
Ilmu yg mempelajari Obat
PENGERTIAN FARMAKOLOGI
ARTI SEMPIT : ilmu tentang penggunaan obat untuk
diagnosa, pencegahan, dan
penyembuhan Suatu penyakit.
ARTI LUAS : ilmu tentang sejarah, sumber, sifat
kimia-fisika, komposisi, cara kerja,
efek fisiologis, penggunaan klinis,
dan efek toksik dari obat-obatan.
• Paham dan dapat menggunakan obat
untuk maksud diagnosis, pencegahan
dan pengobatan penyakit.
• Hub dgn Bidan : diharapkan Bidan
mampu dan mengerti pengggunaan
obat-obat yang semasa kehamilan,
persalinan, dan setelah melahirkan.
Tujuan Mempelajari Farmakologi :
RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
1. FARMAKOGNOSI : Ilmu yang mempelajari bentuk makr
dan mikro dari tanaman
2. FARMASI : Ilmu yang mempelajari formulasi
obat
3. FARMAKOKINETIKA : Ilmu yang mempelajari mekanisme
masuknya obat sampai dikeluarkan
dari dalam tubuh.
4. FARMAKODINAMIKA : Ilmu yang mempelajari mekanisme
kerja dan efek obat
RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
5. FARMAKOTERAPI : Ilmu yang mempelajari penggunaan
obat untuk penyembuhan suatu
penyakit.
6. TOKSIKOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang
keracunan
7. BAKTERIOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang bakteri
8. POSOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang dosis
obat
9. KEMOTERAPI : Ilmu yang empelajari penggunaan zat
kimia dalam pengobatan tpenyakit.
Prinsip Farmakologi :
Obat dalam tubuh mengalami proses :
- Fasa Biofarmasi/Farmaseutika
Desintegrasi - Disolusi
- Fasa Farmakokinetik
Absorpsi –Distribusi- Biotransformasi -
Ekskresi
- Fasa Farmakodinamik
Interaksi Obat >< Reseptor – Efek
Teurapeutik
FASE KERJA OBAT :
• Fase Farmaseutika
• Fase Farmakokinetika
• FaseFarmakodinamika
FASE FARMASEUTIKA
–Hancurnya bentuk sediaan obat
–Melarutnya bahan obat
BIOFARMASI /FARMASEUTIKA
• Ilmu yang menyelidiki pengaruh-
pengaruh pembuatan sediaan atas
kegiatan terapeutik obat.
• Faktor formulasi yg dpt merubah efek obat :
• Bentuk fisik zat aktif
• Keadaan kimiawi
• Zat pembantu
• Proses yg digunakan untuk membuat
sediaan
DEFINISI
• Umum : Segala sesuatu proses yang
tubuh lakukan terhadap obat, yaitu
absorpsi, transportasi, biotransportasi,
distribusi, dan ekskresi.
• Khusus : mempelajari perubahan-
perubahan konsentrasi obat dan
metabolitnya dalam darah dan jaringan
sebagai fungsi dari waktu.
FASE FARMAKOKINETIKA
ARTI LAIN : Nasib obat dalam tubuh
(Pengaruh Tubuh terhadap obat)
OBAT-----------DARAH (PLASMA)---------TEMPAT KERJA----------EFEK
PROSES-------------ADME---------------ABSORPSI ---------- INVASI
---------------DISTRIBUSI
------------- METABOLISME --------- ELIMINASI,
------------ EKSKRESI
• Proses Invasi : Proses yang berlangsung pada pengambilan suatu
bahan obat kedalam organisme
• Proses Eliminasi : Proses yang menyebabkan penurunan
konsentrasi obat dalam organisme.
ABSORPSI
Definisi :
• Absorpsi = proses penyerapan obat dari
tempat pemberian, menyangkut jml obat
(%) dr dosis, yg ditranfer ke siskulasi
sistemik.
• Bioavalabilitas = Jml obat (%) dr bentuk
sediaan yg mencapai sirkulasi sistemik.
ABSORPSI
KECEPATAN ABSORPSI TERGANTUNG PADA :
• Sifat fisika-kimia bahan obat
• Besarnya partikel
• Sediaan obat, formulasi, dan dosis
• Faktor penderita
• Rute pemberian obat dan tempat pemberian
• Waktu kontak dengan permukaan absorpsi
• Besarnya luas permukaaan yang mengabsorpsi
• Aliran darah organ yang mengabsorpsi
ABSORPSI
a. Absorpsi melalui bukal dan sublingual
b. Absorpsi melalui rute oral
c. Absorpsi melalui rektum
d. Absorpsi melalui hidung
e. Absorpsi melalui mata
f. Absorpsi melalui paru-paru
g. Absorpsi melalui kulit.
h. Absorpsi melalui parenteral
ABSORPSI MELALUI ORAL
• Absorpsi melalui sal cerna
umumnya merupakan difusi
pasif
• Absorpsi secara tranport
aktif terjadi di usus halus
(untuk obat yg struktur
kimianya mirip dgn zat-zat
makanan).
Keuntungan
a. lebih cepat dan teratur
b. Dapat diberikan kepada pasien yg
tidak kooperatif
c. Berguna pada saat darurat.
Kerugian
a. Butuh cara aseptis, sediaan harus steril
b. Disertai rasa nyeri,
c. Kemungkinan bahaya penularan penyakit
d. Sukar melakukan sendiri
ABSORPSI SECARA
PARENTERAL
ABSORPSI SECARA PARENTERAL
• Intra Vena (IV)
Tidak mengalami absorpsi, kadar obat dlm
darah diperoleh dgn cepat, tepat dan dapat
disesuaikan dgn respos pasien.
Efek toksik mudah terjadi, obat tidak dapat
ditarik kembali.
• Subkutan (SK)
Hanya utk obat yg tidak menyebabkan iritasi
jaringan.
Absorpsi biasanya lambat dan konstan shg
efeknya bertahan lama.
ABSORPSI SECARA PARENTERAL
• Intra Muskular (IM)
Kelarutan dalam air menentukan kec. &
kelengkapan absorpsi obat.
Obat yg larut dlm air diabsorpsi cukup cepat, tgt
dari aliran darah & tmpt suntikan
• Intratekal
Suntikan lgsg ke dlm ruang subaraknoid spinal,
dilakukan bila ingin efek obat cepat dan
setempat, spt pd selaput otak / sumbu
serebrospinal, anastesi spinal & infeksi SSP
akut
• Absorpsi melalui epitel paru2 dan
mukosa sal nafas.
Keuntungan :
a. Absorpsi cepat karena permukaan
absorpsi sangat luas,
b.Terhindar dari eliminasi di hati.
c. Pada asma bronkial, obat dapat
langsung mengenai sasaran
Kerugian
a. Diperlukan alat dan metoda khusus yg
agak sulit,
b. Sukar mengatur dosis,
c. Banyak obat mengiritasi epitel paru2.
ABSORPSI SECARA INHALASI
ABSORPSI SECARA TOPIKAL
Pada Kulit :
Sedikit obat yang dapat menembus kulit
utuh, tgt kelarutan dlm lemak dan luas
permukaan kulit yg terpapar.
Absorpsi meningkat pd kulit yg terkelupas /
luka bakar.
Banyak digunakan utk penyakit kulit sebagai
salep : antibiotik, kortikosteroid,antihistamin,
dan fungisid. Beberapa untuk obat sistemik.
Pada Mata :
dimaksudkan utk efek lokal pada mata.
Absoprsi melalui kornea
TABLET
KAPSUL
-Desintegrasi
-Disolusi
-Absorpsi
-Biotransformasi
-Distribusi
-Ekskresi
-Interaksi dgn Reseptor
-Efek Teurapeutik
Fasa Farmakodinamik
Fasa Biofarmasi
Fasa Farmakokinetik
HASIL
TERAPI
Pharmaceutical availability
Biological availability
• Pharmaceutical availability :
ukuran utk bag obat yg dilepaskan dari
bentuk pemberiannya dan tersedia utk
proses absorpsi
Waktu
Kadar zat aktif /
metabolit yg
siap diabsorpsi
Larutan
Tablet
• Bilogical availability :
persentase obat yg diabsorpsi oleh tubuh
dari suatu dosis yg diberikan dan tersedia
untuk melakukan efek terapeutiknya.
Waktu
Kadar zat aktif
/ metabolit
dlm plasma
MEC
MTC
Masa kerja Obat
Awal kerja obat Akhir kerja obat
DISTRIBUSI
PROSES :
OBAT---------PEMBULUH DARAH-------OBAT
+ALIRAN DARAH--------SISTEM SIRKULASI.
Faktor yang mempengaruhi distribusi :
• Kelarutan
• Pasokan darah dari organ dan jaringan
• Pengarahan obat (Drug targetting)
• Obat yg terdistribusi ke tempat kerja (reseptor) akan
menimbulkan efek.
BIOTRANSFORMASI/METABOLISME
• Biotransformasi = metabolisme obat = proses
perubahan struktur kimia obat yg terjadi dlm
tubuh dan dikatalis olh enzim.
• Obat yg diabsorpsi dlm usus akan diangkut
melalui pembuluh porta ke hati. Pemberian
sublingual, parenteral dan rektal tidak mll porta
& hati.
• Di hati seluruh/sebag obat diubah jadi
kurang/tidak aktif (Proses Detoksifikasi / bio-
inaktifasi), ttp bbrp obat malah jadi lebih aktif
(bio-aktivasi)
BIOTRANSFORMASI/METABOLISME
Tempat Proses :
 Terutama terjadi dalam hati
 Usus, ginjal, paru 2, limfa, otot, kulit, darah
(Hanya sebagian kecil atau kadar yang rendah).
Enzim yang terlibat dalam biotransformasi :
 Terikat pada struktur (terlokalisasi, terutama
dalam membran retikulum endoplasma dan
sebagian mitokondria)
 tidak terikat pd struktur.
BIOTRANSFORMASI/METABOLISME
• Perubahan dlm hati melibatkan enzim
mikrosomal yg terdapat di hati dgn reaksi
biokimia :
– Reaksi perombakan : oksidasi, reduksi, hidrolisa.
– Reaksi penggabungan (konjugasi)
• Kecepatan biotransformasi bertambah dgn
meningginya [obat], dan tgt pada :
– Fungsi hati
– Usia, pd bayi akan lbh lambat
– Faktor genetika,
– Pemakaian obat lain.
PENGARUH BIOTRANSFORMASI PADA USIA
1. Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur,
kelengkapan beberapa enzim yang terlibat dalam
biotransformasi masih tidak mencukupi.
2. Sebaliknya pada usia anak 1-8 tahun laju
biotransformasi lebih cepat dibandingkan orang
dewasa, hal ini disebabkan oleh perbandingan berat
hati terhadap berat badan lebih besar.
3. Sedangkan pada usia lanjut, terjadi penurunan laju
metabolisme, pasokan darah hati berkurang sehingga
laju biotransformasinya berkurang.
EKSKRESI
• Pengeluaran obat / metabolitnya dari
tubuh trutama dilakukan oleh ginjal mll
urin, di samping itu dgn cara lain :
– Kulit, mll keringat,
– Paru-paru, dg pernafasan keluar,
– Empedu, obat enterohepatik,
– ASI, hati-hati pengaruh ke bayi!
Dosis Obat
• Plasma Half Time T ½ = kecepatan
eliminasi obat, ukuran utk lamanya efek
obat, penting utk tentukan dosis dan
frekuensi pemberian obat.
• Obat dgn T ½ panjang > 24 jam cukup
diberikan dlm dosis 1 x 1 sehari
• Obat dgn T ½ pendek perlu diberikan 3 –
6 x sehari.
Dosis 1 x 1 sehari
Waktu
Kadar zat aktif
/ metabolit
dlm plasma
MEC
MTC
Masa Efek Obat
Mulai efek obat Akhir efek obat
Dosis 3 x 1 sehari
Waktu
Kadar zat
aktif /
metabolit
dlm
plasma
MEC
MTC
Masa Efek
Obat
Mulai efek
obat
Akhir efek
obat
1 2 3
Sehari
• Adalah ilmu yang mempelajari efek
fisiologik dan biokimiawi obat terhadap
berbagai organ tubuh yg sakit maupun
yg sehat serta mekanisme kerjanya.
FARMAKODINAMIKA
DEFINISI : Ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan
fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
PROSES : O + R------------AKSI---------EFEK
(Obat) (Reseptor)
OBJEK :
 Identifikasi aksi utama
 menerangkan reaksi kimia antara obat dan sel
 karakteristik dari keseluruhan rangkaian aksi-efek.
FARMAKODINAMIKA
• TUJUAN MEMPELAJARI FARMAKODINAMIK
- Dapat memberikan dasar terapi yang rasional
- Mampu merancang bahan kimia baru yang
lebih
baik dan lebih unggul sebagai obat.
3 HAL PENTING DALAM FARMAKODINAMIKA
- Mekanisme kerja obat
- Hubungan antara struktur dan aktivitas
- Hubungan dosis dengan respons obat
FARMAKODINAMIKA
• MEKANISME KERJA
RESEPTOR : Komponen makro molekul fungsional sel
tubuh atau organisme tempat terjadinya
interaksi kimia dengan obat atau zat
kimia.
SIFAT :
Spesifik untuk setiap obat, berupa enzim, dan terletak
pada membran sel
INTERAKSI OBAT-RESEPTOR
K1
D + R -------------------------DR------------ efek
(Drug) (Reseptor) K2
HUBUNGAN DOSIS-RESPON PENDERITA
1. POTENSI OBAT
Dipengaruhi oleh absorpsi, distribusi, biotransformasi,
dan ekskresi, kemampuan bergabung dengan reseptor,
dan sistem efektor
2. EFFICACY MAKSIMAL (kemanjuran)
Tergantung pada kemampuan obat tersebut untuk
menimbulkan efeknya setelah berintegrasi dengan
reseptor
3. SLOPE (kemiringan)
Menyatakan keamanan pemakaian obat dalam pengobatan
a. Slope yang curam menunjukan Batas
keamanan (margin of savety) suatu obat yang
sempit, sebaliknya
b. Slope yang landai menandakan lebih aman.
RESEPTOR OBAT
• Kebanyakan obat bekerja melalui reseptornya
yg berupa makromolekul spesifik pada sel.
• Reseptor mrpkn komponen fungsional pada sel
shg obat hanya dapat mengubah kecepatan
fungsi sel/organ ybs, ttp tidak memberikan
fungsi baru.
• Obat yg menduduki reseptor fisiologik dan
menimbulkan efek => AGONIS, tanpa efek =>
ANTAGONIS / BLOKER
• Kebanyakan Reseptor fisiologik mrpk
komponen membran plasma.
• Cara kerja reseptor sangat khas, shg dikenal
dgn prinsip Kunci dan Anak kuncinya
Reseptor
Obat
Efek Terapeutik yang diinginkan
ENZIM - ENZIM
• Protein yg bekerja sbg KATALISATOR
antara 2 zat kimia,
Yakni mempermudah / mendorong
interaksi tanpa sendirinya turut ambil
bagian pada reaksi
• Pada permukaan enzim terdapat “tempat
aktif” yg berupa celah sempit, dimana 2
zat kimia yg sedang bersirkulasi dlm darah
dapat ditahan shg terjadi interaksi.
ENZIM - ENZIM
• Enzim tidak hanya menggabungkan melainkan juga
merombak molekul-molekul, yg dinamakan substrat-
substrat.
• Proses Enzimatis yg terkenal dlm tubuh:
– Proses Pencernaan
– Pembtkan & perubahan hormon & Vit
– Perombakan zat endogen & eksogen dalam hati
• Enzim Bloker = obat2 ttt yg memiliki kesamaan struktur
dgn suatu substrat yg mampu menduduki tempat aktif
enzim tsb, shg reaksi normal tidak berjalan
ENZIM - ENZIM
• Enzim Bloker digunakan dg tujuan :
– Mencegah terbtknya produk akhir, spt pd
sintesis asam urat (pd Encok), sintesis as
folat pd kuman (Antibiotik)
– Melindungi Substrat, spt pd pengobatan
ketagihan alkohol dimana kadar asetaldehid
dipertahankan dlm plasma (tidak terjadi
oksidasi oleh enzim aldehidoksidase),
Clavulanic Acid memblokir enzim beta-
lactamase yg dpt menginaktifkan penisilin.
Efek Terapeutik
• Tidak semua obat betul2 menyembuhkan
penyakit, byk diantaranya yg meniadakan /
meringankan gejalanya.
• Dari hal tsb dikenal 3 Jenis Terapi :
– Terapi Kausal => penyebab peny ditiadakan.
– Terapi simptomatis => meringankan gejala,
penyebab tidak dipengaruhi.
– Terapi subsitusi => menggantikan zat tubuh
yg lazimnya diproduksi oleh organ yg sakit
Efek Terapeutik
• Faktor yg pengaruhi efek terapeutik :
Cara & bentuk pemberian, sifat fiskim,
bitransformasi, ekskresi, kondisi fisiologi pasien,
bangsa, jenis kelamin, luas perm badan, bahkan
kebiasaan makan.
• Efek Samping Obat = segala sesuatu khasiat
obat yg tidak diinginkan untuk tujuan terapi yg
dimaksud dlm dosis yg dianjurkan (WHO 1970)
• Idiosinkrasi = obat mberikan efek yg scr kualitatif
total berlainan dr efek normalnya biasanya krn
kelainan genetik pasien
Efek Samping
• Alergi = terjadinya reaksi khusus antara antigen
dan antibodi.
• Antigen = kompleks yg terjadi antara obat dan
protein.
• Antibodi = zat menangkis antigen.
• Gejala alergi : urtikaria (gatal&bentol2),
kemerahan kulit, demam, serangan asma,
anaphilactic shock, & kelainan2 darah.
• Fotosensitasi = kepekaan berlebihan thd cahaya
akibat penggunaan obat, terut scr lokal.
Efek Samping
• Untuk menghindarkan timbulnya alergi kontak,
dianjurkan jangan menggunakan alergen2
kontak terkenal => LIMA “A”
Antibiotika, Antiseptika, Anastesi lokal,
Antimikotika & Antihistaminika
• Efek Teratogen = efek yg dihasilkan oleh obat
yg pd dosis terapeutik utk ibu, mengakibatkan
cacad pd janin. (Barbital, Antasid lambung,
Asetosal, Amfetamin, besi & sulfonamid => pd
trisemester 1; Hormon andro & proges,
tetrasiklin, klorkuin, antidiabet oral)
INTERAKSI OBAT
• INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
• INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
Fase Absorpsi
Fase Distribusi
Fase Biotransformasi
Fase Ekskresi
INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
• Dapat terjadi dengan berbagai cara dan dapat mengakibatkan berkurang
atau bertambahnya efek obat (B) dengan adanya obat (A) tersebut.
Contoh-contoh :
• Diuretika--- menurunkan kadar Kalium plasma -----memperkuat efek
glikosida jantung ----mempermudah timbulnya toksisitas glikosid.
• Gol. sulfa (menghambat pemakaian PABA menjadi asam folat oleh sel
bakteri). Pemberian prokain (dihidrolisa dalam tubuh menjadi PABA)---
melawan efek antibakteri sulfa
INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
• Sulfonamid (mencegah bakteri untuk
mensintesa dihidrofolat), Trimetoprim
(menghambat reduksi dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat).
Kedua obat ini bila diberikan bersama-sama
akan memiliki efek sinergistik yang kuat sebagai
obat antibakteri.
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
Fase Absorpsi
• Absorpsi melalui saluran cerna bisa diperlambat
oleh obat-obat yang menghambat gerakan
saluran cerna (Atropin, opium), atau
• dipercepat oleh obat-obat yang mempercepat
gerakan lambung-usus
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA
FASE ABSORPSI
CONTOH :
• Kalsium dan Fe (membentuk kompleks yang tak
larut dengan tetrasiklin, sehingga menghambat
absorpsi tetrasiklin).
• Penambahan adrenalin pada suntikan
anestesi lokal untuk anestesi infiltrasi, efek
vasokonstriksi adrenalin memperlambat
efek anestetik lokal.
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA
FASE DISTRIBUSI
Fase Distribusi
Interaksi pada obat-obat yang berkompetisi untuk
berikatan dengan protein plasma
Contoh :
pemberian sulfonamid kepada neonatus menyebabkan
Kernikterus (karena sulfa mengusir bilirubin yang tidak
begitu kuat terikat pada protein plasma sehingga bilirubin
bebas ini akan merusak otak bayi).
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA
FASE BIOTRANSFORMASI
Fase Biotransformasi
adanya induksi enzim hepar oleh berbagai macam
obat yang termasuk induktor enzim mikrosomal
hati
Contoh induktor : Barbiturat, Ripamfisin,
Griseopulvin, Fenitoin, etanol, fenilbutazon.
Obat yang metabolismenya dipengaruhi induktor : Kontrasepsi oral, digitoksin,
dsb
• Alopurinol pada pengobatan Gout (pirai), dimana alopurinol dapat
menghambat enzim xantin oksidase yang mengubah purin menjadi asam
urat., tetapi xantin oksidase juga diperlukan untuk metabolisme
merkaptopurin dan azatioprin (sitostatik). Maka bila diberikan bersama-
sama, alopurinol akan memperpanjang dan memperkuat efek obat anti
statika tersebut
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA
FASE EKSKRESI
Fase Ekskresi
• Suatu obat dapat mempengaruhi ekskresi obat lainnya
dengan cara mengubah ikatan protein. Dengan demikian
mengubah kecepatan filtrasi glomeruli, lalu dapat
menghambat sekresi tubuli, dan dapat mengubah aliran
urin atau pH urin
Contoh :
a. Probenesid yang menghambat sekresi penisilin,
sehingga akan memperpanjang efek penisilin
b. Pemakaian diuretik (furosemid) pada kasus keracunan
obat dengan tujuan meningkatkan aliran urin dan
meningkatkan ekskresi obat
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
• Sejumlah senyawa makanan menyebabkan penundaan
absorpsi, akibat perubahan pH lambung dan motilitas
usus
• Contoh : Rifampisin dan Isoniazid absorpsinya ditunda
atau sedikit pada penggunaan setelah makan
dibandingkan dengan saat lambung kosong
• Tetrasiklin dengan susu atau makanan yang
mengandung ion Ca, Mg, Fe absorpsinya dikurangi
karena terbentuknya senyawa chelat yang tak larut.
• absorpsi Griseofulvin meningkat jika diberikan bersama
makanan yang mengandung lemak.

More Related Content

What's hot

Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
Fitria Anwarawati
 
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptxPERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
JufrikaGusni
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahAnatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
AULIA SHARA
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
KhairulAnwar237
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
Warnet Raha
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
STIKES GRAHA MEDIKA
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanindah puspa pratiwi
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
nissaicha2
 
Skenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSkenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatan
Sulistia Rini
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
Ade Rahman
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
pjj_kemenkes
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
pjj_kemenkes
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)basil_miaw
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
Fitria Anwarawati
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 

What's hot (20)

Komunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayiKomunikasi pada bayi
Komunikasi pada bayi
 
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptxPERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN.pptx
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal BedahAnatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
Anatomi dan Fisiologi Jantung Keperawatan Medikal Bedah
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencanaPerawatan individu dan komunitas pada bencana
Perawatan individu dan komunitas pada bencana
 
Makalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutikMakalah komunikasi terapeutik
Makalah komunikasi terapeutik
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Skenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSkenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatan
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)Power Point   Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
Power Point Anatomi & Fisiologi (Sistem Saraf)
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
pjj_kemenkes
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Sports 5
Sports 5Sports 5
Sports 5
Dedi Kun
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeri
aryana_imam
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotik
Sovian Pekei
 
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
Penyalahgunaan obat-obat terlarangPenyalahgunaan obat-obat terlarang
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
Tresna Astiariny
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Syifa Sahaliya
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Ari Rahmawati
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 
Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikLini Amalia
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiNursing Crib
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
Asti Haryani
 
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil danFarmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
herahongkimyungsoo
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
Robby Candra Purnama
 

Viewers also liked (20)

Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
Sports 5
Sports 5Sports 5
Sports 5
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeri
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotik
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
Penyalahgunaan obat-obat terlarangPenyalahgunaan obat-obat terlarang
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
 
Farmakologi arv
Farmakologi arvFarmakologi arv
Farmakologi arv
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1Farmakologi umum 1
Farmakologi umum 1
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretik
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretik
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Reseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyuReseptor obat wahyu
Reseptor obat wahyu
 
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil danFarmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
Farmakokinetik suatu obat pada ibu hamil dan
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 

Similar to Konsep farmako perawat

Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
ANWAR568579
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
Dedi Kun
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
LastryNatalia
 
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptxpertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
AzraAnbu
 
Definisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasijDefinisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasij
Jurig Gaul
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
lenarainy13
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
meylidya1
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
rukiyanahbaru
 
pengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasarpengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasar
Pratiwi Rukmana Nasution
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
IbanevBlo
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
pjj_kemenkes
 
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidananRPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
ssuser4219cb
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
Retno Wulan
 
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbalPenelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Perdudikes
 
Ppt penggolongan obat 1
Ppt penggolongan obat 1Ppt penggolongan obat 1
Ppt penggolongan obat 1
LyezFarm
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
ShesanthiCitrariana
 

Similar to Konsep farmako perawat (20)

Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
 
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptxpertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
pertemuan 1. sejarah Farmakologiiii.pptx
 
Definisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasijDefinisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasij
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
pengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasarpengantar farmakologi dasar
pengantar farmakologi dasar
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
 
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidananRPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbalPenelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
Penelitian ilmiah sebagai upaya saintifikasi herbal
 
Ppt penggolongan obat 1
Ppt penggolongan obat 1Ppt penggolongan obat 1
Ppt penggolongan obat 1
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 

More from Dedi Kun

Virus sars di dunia
Virus sars di dunia Virus sars di dunia
Virus sars di dunia
Dedi Kun
 
Kebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolitKebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit
Dedi Kun
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Dedi Kun
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitas
Dedi Kun
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
Dedi Kun
 
KEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIKEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIDedi Kun
 
Training principles
Training principles Training principles
Training principles
Dedi Kun
 
Sports 6
Sports 6Sports 6
Sports 6
Dedi Kun
 
Sports 4
Sports 4Sports 4
Sports 4
Dedi Kun
 
Sports 3
Sports 3Sports 3
Sports 3
Dedi Kun
 
Sport 2
Sport 2Sport 2
Sport 2
Dedi Kun
 
Soprts 1
Soprts 1Soprts 1
Soprts 1
Dedi Kun
 
Panduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faalPanduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faal
Dedi Kun
 
Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan
Dedi Kun
 
Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf
Dedi Kun
 
Energy systems
Energy systems Energy systems
Energy systems
Dedi Kun
 
Autonomic nervous system
Autonomic nervous systemAutonomic nervous system
Autonomic nervous system
Dedi Kun
 
utonomic nervous system
utonomic nervous systemutonomic nervous system
utonomic nervous systemDedi Kun
 
Brain and cranial nerves
Brain and cranial nervesBrain and cranial nerves
Brain and cranial nerves
Dedi Kun
 
Spinal cord
Spinal cordSpinal cord
Spinal cord
Dedi Kun
 

More from Dedi Kun (20)

Virus sars di dunia
Virus sars di dunia Virus sars di dunia
Virus sars di dunia
 
Kebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolitKebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitas
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
KEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIKEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASI
 
Training principles
Training principles Training principles
Training principles
 
Sports 6
Sports 6Sports 6
Sports 6
 
Sports 4
Sports 4Sports 4
Sports 4
 
Sports 3
Sports 3Sports 3
Sports 3
 
Sport 2
Sport 2Sport 2
Sport 2
 
Soprts 1
Soprts 1Soprts 1
Soprts 1
 
Panduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faalPanduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faal
 
Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan
 
Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf
 
Energy systems
Energy systems Energy systems
Energy systems
 
Autonomic nervous system
Autonomic nervous systemAutonomic nervous system
Autonomic nervous system
 
utonomic nervous system
utonomic nervous systemutonomic nervous system
utonomic nervous system
 
Brain and cranial nerves
Brain and cranial nervesBrain and cranial nerves
Brain and cranial nerves
 
Spinal cord
Spinal cordSpinal cord
Spinal cord
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 

Konsep farmako perawat

  • 1. FARMAKOLOGI & TERAPI DRA.TETI WIDIHARTI,APT.MKM
  • 3. PUSTAKA : 1. Goodman & Gilman’s, 1981, The Pharmacological Basic Of Therapetics, 9th edition (Asli). 2. Sulistia Gan, 1995, Farmakologi & Terapi, Edisi 4, Bag. Farmakologi- UI, Jakarta. 3. Ernst Mutschler, 1997, Dinamika Obat, Buku ajar Farmakologi & Toksikologi, Edisi kelima, ITB Bandung. 4. Robert Priharjo, 1995, Teknik Dasar Pemberian obat bagi perawat, EGC, Buku Kedokteran. 5. V.Nuraini Widjajanti, Apt.Dra.,1989. Obat-obatan, Kanisius Jakarta 6. Richard Harkness, 1989, Interaksi Obat, ITB Bandung 7. Moh.Anief, Apt., 2002, Perjalanan & Nasib Obat dalam badan, Gadjah Mada University Press.
  • 4. KONSEP DASAR FARMAKOLOGIKONSEP DASAR FARMAKOLOGI DALAM KEPERAWATANDALAM KEPERAWATAN
  • 5. MENGAPA PERAWATMENGAPA PERAWAT HARUS BELAJARHARUS BELAJAR FARMAKOLOGI ?FARMAKOLOGI ?
  • 6. TUGAS POKOK PERAWAT (KepMenPan No 94 thn 2001 ttg Jabfung Perawat) Memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhanasuhan keperawatan/kesehatan Individu, keluarga, kelompok,keperawatan/kesehatan Individu, keluarga, kelompok, MasyarakatMasyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, Serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandiriankemandirian di bidang keperawatan/ kesehatan
  • 7. KepMenkes RI No: 279/Menkes/SK/IV/200 Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas • Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah Pelayanan Keperawatan Profesional yang merupakan perpaduan antara konsep Kesehatan Masyarakat dan Konsep Keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok Resiko Tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui Promotif dan Preventif
  • 8. PENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIENPASIEN  DETEKSI DINI (SASARANDETEKSI DINI (SASARAN PRIORITAS)PRIORITAS) • POLIKLINIKPOLIKLINIK PUSKESMAS,PUSKESMAS, • PUSTU,PUSTU, • PUSLING,PUSLING, POSYANDU,POSYANDU, • POS KESPOS KES DESADESA PENYULUHANPENYULUHAN KESEHATANKESEHATAN TINDAKANTINDAKAN KEPERAWATANKEPERAWATAN (DIRECT CARE)(DIRECT CARE) KONSELINGKONSELING KEPERAWATANKEPERAWATAN PENGOBATANPENGOBATAN (SESUAI KEWENANGAN(SESUAI KEWENANGAN)) DOKUMENTASIDOKUMENTASI KEPERAWATANKEPERAWATAN RUJUKAN PASIEN/MASALAHRUJUKAN PASIEN/MASALAH KESKES ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN (PRIORITAS)ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN (PRIORITAS) KONTAKKONTAK PUSKESMASPUSKESMAS
  • 9. KUNJUNGAN RUMAH OLEH PERAWAT (HOMEKUNJUNGAN RUMAH OLEH PERAWAT (HOME VISITVISIT /HOME CARE) TERENCANA/HOME CARE) TERENCANA PEMBINAANPEMBINAAN KELUARGAKELUARGAPENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN ANGGOTAANGGOTA KELUARGA LAINKELUARGA LAIN  DETEKSI DINIDETEKSI DINI KASUS/MASALAH KONTAKKASUS/MASALAH KONTAK SERUMAHSERUMAHPENDIDIKAN/ PENYULUHANPENDIDIKAN/ PENYULUHAN KESEHATAN/KESEHATAN/ KEPERAWATAN TERENCANA DIKEPERAWATAN TERENCANA DI KELUARGAKELUARGATINDAKAN KEPERAWATAN (DIRECTTINDAKAN KEPERAWATAN (DIRECT CARE)CARE) PENDERITAPENDERITA PEMANTAUAN KETERATURANPEMANTAUAN KETERATURAN PENGOBATANPENGOBATAN PENGENDALIAN INFEKSI DIPENGENDALIAN INFEKSI DI KELUARGAKELUARGA DOKUMENTASIDOKUMENTASI KEPERAWATANKEPERAWATAN KELUARGAKELUARGA RAWAN KESRAWAN KES PRIORITASPRIORITAS KONSELINGKONSELING KEPERAWATAN/KESEHATANKEPERAWATAN/KESEHATAN KELUARGKELUARG AA D/ KASUSD/ KASUS TLPTLP
  • 10. PENGKAJIAN KEPERAWATANPENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDUINDIVIDU DI KELOMPOKDI KELOMPOK PENDIDIKAN/PENYULUHANPENDIDIKAN/PENYULUHAN KESEHATANKESEHATAN DI KELOMPOKDI KELOMPOK PENGOBATAN (SESUAIPENGOBATAN (SESUAI KEWENANGAN)KEWENANGAN) RUJUKAN PENDERITA/ MASALAHRUJUKAN PENDERITA/ MASALAH KESKES DOKUMENTASIDOKUMENTASI KEPERAWATANKEPERAWATAN KONSELING KEPERAWATAN/KESKONSELING KEPERAWATAN/KES KUNJUNGAN PERAWAT KE KELOMPOK PRIORITAS TERENCANKUNJUNGAN PERAWAT KE KELOMPOK PRIORITAS TERENCAN •POSYANDPOSYAND UU BALITABALITA •POSYANDPOSYAND UU USILAUSILA •PANTIPANTI ASUHANASUHAN •LAIN LAINLAIN LAIN
  • 11. ASUHAN KEPERAWATAN PASIENASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAPDI RUANG RAWAT INAP PUSKESMASPUSKESMAS/RS/RS PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDUPENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU TINDAKAN KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN •LANGSUNG (DIRECT CARE)LANGSUNG (DIRECT CARE) •TIDAK LANGSUNG ( LINGKUNGAN )TIDAK LANGSUNG ( LINGKUNGAN ) PENDIDIKAN /PENYULUHANPENDIDIKAN /PENYULUHAN KESEHATANKESEHATAN PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANGANPENCEGAHAN INFEKSI DI RUANGAN PENANGGULANGAN KASUS GAWATPENANGGULANGAN KASUS GAWAT DARURATDARURAT PENGOBATAN ( SESUAIPENGOBATAN ( SESUAI KEWENANGAN)KEWENANGAN) RUJUKAN PASIEN/ MASALAH KESRUJUKAN PASIEN/ MASALAH KES DOKUMENTASI KEPERAWATANDOKUMENTASI KEPERAWATAN RUANGRUANG RAWATRAWAT INAPINAP PUSKPUSK/RS/RS
  • 12. ASPEK HUKUM & PERAN PERAWAT DALAM PENGOBATAN • Bila terjadi kekeliruan atau kesalahan, penyidik akan mengetahui siapa yang bertanggungjawab. • Artinya perawat yang melakukan kesalahan order dan menimbulkan masalah pada pasien akan mendapat sanksi hukum tergantung pada jenis penyimpangan yang dilakukan. • Dasar Hukum Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 77 (sanksi administrasi), Pasal 55 (Sanksi terhadap masalah perdata), pasal80-82 (sanksi terhadap masalah pidana). • Untuk mencegah terkena sanksi ini, maka perawat harus teliti, benar, dan hati-hati.
  • 13. Logos = Ilmu Pharmakon = Obat FARMAKOLOGI Ilmu yg mempelajari Obat
  • 14. PENGERTIAN FARMAKOLOGI ARTI SEMPIT : ilmu tentang penggunaan obat untuk diagnosa, pencegahan, dan penyembuhan Suatu penyakit. ARTI LUAS : ilmu tentang sejarah, sumber, sifat kimia-fisika, komposisi, cara kerja, efek fisiologis, penggunaan klinis, dan efek toksik dari obat-obatan.
  • 15. • Paham dan dapat menggunakan obat untuk maksud diagnosis, pencegahan dan pengobatan penyakit. • Hub dgn Bidan : diharapkan Bidan mampu dan mengerti pengggunaan obat-obat yang semasa kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan. Tujuan Mempelajari Farmakologi :
  • 16. RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI 1. FARMAKOGNOSI : Ilmu yang mempelajari bentuk makr dan mikro dari tanaman 2. FARMASI : Ilmu yang mempelajari formulasi obat 3. FARMAKOKINETIKA : Ilmu yang mempelajari mekanisme masuknya obat sampai dikeluarkan dari dalam tubuh. 4. FARMAKODINAMIKA : Ilmu yang mempelajari mekanisme kerja dan efek obat
  • 17. RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI 5. FARMAKOTERAPI : Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk penyembuhan suatu penyakit. 6. TOKSIKOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang keracunan 7. BAKTERIOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang bakteri 8. POSOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang dosis obat 9. KEMOTERAPI : Ilmu yang empelajari penggunaan zat kimia dalam pengobatan tpenyakit.
  • 18. Prinsip Farmakologi : Obat dalam tubuh mengalami proses : - Fasa Biofarmasi/Farmaseutika Desintegrasi - Disolusi - Fasa Farmakokinetik Absorpsi –Distribusi- Biotransformasi - Ekskresi - Fasa Farmakodinamik Interaksi Obat >< Reseptor – Efek Teurapeutik
  • 19. FASE KERJA OBAT : • Fase Farmaseutika • Fase Farmakokinetika • FaseFarmakodinamika
  • 20. FASE FARMASEUTIKA –Hancurnya bentuk sediaan obat –Melarutnya bahan obat
  • 21. BIOFARMASI /FARMASEUTIKA • Ilmu yang menyelidiki pengaruh- pengaruh pembuatan sediaan atas kegiatan terapeutik obat. • Faktor formulasi yg dpt merubah efek obat : • Bentuk fisik zat aktif • Keadaan kimiawi • Zat pembantu • Proses yg digunakan untuk membuat sediaan
  • 22. DEFINISI • Umum : Segala sesuatu proses yang tubuh lakukan terhadap obat, yaitu absorpsi, transportasi, biotransportasi, distribusi, dan ekskresi. • Khusus : mempelajari perubahan- perubahan konsentrasi obat dan metabolitnya dalam darah dan jaringan sebagai fungsi dari waktu.
  • 23. FASE FARMAKOKINETIKA ARTI LAIN : Nasib obat dalam tubuh (Pengaruh Tubuh terhadap obat) OBAT-----------DARAH (PLASMA)---------TEMPAT KERJA----------EFEK PROSES-------------ADME---------------ABSORPSI ---------- INVASI ---------------DISTRIBUSI ------------- METABOLISME --------- ELIMINASI, ------------ EKSKRESI • Proses Invasi : Proses yang berlangsung pada pengambilan suatu bahan obat kedalam organisme • Proses Eliminasi : Proses yang menyebabkan penurunan konsentrasi obat dalam organisme.
  • 24. ABSORPSI Definisi : • Absorpsi = proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut jml obat (%) dr dosis, yg ditranfer ke siskulasi sistemik. • Bioavalabilitas = Jml obat (%) dr bentuk sediaan yg mencapai sirkulasi sistemik.
  • 25. ABSORPSI KECEPATAN ABSORPSI TERGANTUNG PADA : • Sifat fisika-kimia bahan obat • Besarnya partikel • Sediaan obat, formulasi, dan dosis • Faktor penderita • Rute pemberian obat dan tempat pemberian • Waktu kontak dengan permukaan absorpsi • Besarnya luas permukaaan yang mengabsorpsi • Aliran darah organ yang mengabsorpsi
  • 26. ABSORPSI a. Absorpsi melalui bukal dan sublingual b. Absorpsi melalui rute oral c. Absorpsi melalui rektum d. Absorpsi melalui hidung e. Absorpsi melalui mata f. Absorpsi melalui paru-paru g. Absorpsi melalui kulit. h. Absorpsi melalui parenteral
  • 27. ABSORPSI MELALUI ORAL • Absorpsi melalui sal cerna umumnya merupakan difusi pasif • Absorpsi secara tranport aktif terjadi di usus halus (untuk obat yg struktur kimianya mirip dgn zat-zat makanan).
  • 28. Keuntungan a. lebih cepat dan teratur b. Dapat diberikan kepada pasien yg tidak kooperatif c. Berguna pada saat darurat. Kerugian a. Butuh cara aseptis, sediaan harus steril b. Disertai rasa nyeri, c. Kemungkinan bahaya penularan penyakit d. Sukar melakukan sendiri ABSORPSI SECARA PARENTERAL
  • 29. ABSORPSI SECARA PARENTERAL • Intra Vena (IV) Tidak mengalami absorpsi, kadar obat dlm darah diperoleh dgn cepat, tepat dan dapat disesuaikan dgn respos pasien. Efek toksik mudah terjadi, obat tidak dapat ditarik kembali. • Subkutan (SK) Hanya utk obat yg tidak menyebabkan iritasi jaringan. Absorpsi biasanya lambat dan konstan shg efeknya bertahan lama.
  • 30. ABSORPSI SECARA PARENTERAL • Intra Muskular (IM) Kelarutan dalam air menentukan kec. & kelengkapan absorpsi obat. Obat yg larut dlm air diabsorpsi cukup cepat, tgt dari aliran darah & tmpt suntikan • Intratekal Suntikan lgsg ke dlm ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila ingin efek obat cepat dan setempat, spt pd selaput otak / sumbu serebrospinal, anastesi spinal & infeksi SSP akut
  • 31. • Absorpsi melalui epitel paru2 dan mukosa sal nafas. Keuntungan : a. Absorpsi cepat karena permukaan absorpsi sangat luas, b.Terhindar dari eliminasi di hati. c. Pada asma bronkial, obat dapat langsung mengenai sasaran Kerugian a. Diperlukan alat dan metoda khusus yg agak sulit, b. Sukar mengatur dosis, c. Banyak obat mengiritasi epitel paru2. ABSORPSI SECARA INHALASI
  • 32. ABSORPSI SECARA TOPIKAL Pada Kulit : Sedikit obat yang dapat menembus kulit utuh, tgt kelarutan dlm lemak dan luas permukaan kulit yg terpapar. Absorpsi meningkat pd kulit yg terkelupas / luka bakar. Banyak digunakan utk penyakit kulit sebagai salep : antibiotik, kortikosteroid,antihistamin, dan fungisid. Beberapa untuk obat sistemik. Pada Mata : dimaksudkan utk efek lokal pada mata. Absoprsi melalui kornea
  • 33. TABLET KAPSUL -Desintegrasi -Disolusi -Absorpsi -Biotransformasi -Distribusi -Ekskresi -Interaksi dgn Reseptor -Efek Teurapeutik Fasa Farmakodinamik Fasa Biofarmasi Fasa Farmakokinetik HASIL TERAPI Pharmaceutical availability Biological availability
  • 34. • Pharmaceutical availability : ukuran utk bag obat yg dilepaskan dari bentuk pemberiannya dan tersedia utk proses absorpsi Waktu Kadar zat aktif / metabolit yg siap diabsorpsi Larutan Tablet
  • 35. • Bilogical availability : persentase obat yg diabsorpsi oleh tubuh dari suatu dosis yg diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya. Waktu Kadar zat aktif / metabolit dlm plasma MEC MTC Masa kerja Obat Awal kerja obat Akhir kerja obat
  • 36. DISTRIBUSI PROSES : OBAT---------PEMBULUH DARAH-------OBAT +ALIRAN DARAH--------SISTEM SIRKULASI. Faktor yang mempengaruhi distribusi : • Kelarutan • Pasokan darah dari organ dan jaringan • Pengarahan obat (Drug targetting) • Obat yg terdistribusi ke tempat kerja (reseptor) akan menimbulkan efek.
  • 37. BIOTRANSFORMASI/METABOLISME • Biotransformasi = metabolisme obat = proses perubahan struktur kimia obat yg terjadi dlm tubuh dan dikatalis olh enzim. • Obat yg diabsorpsi dlm usus akan diangkut melalui pembuluh porta ke hati. Pemberian sublingual, parenteral dan rektal tidak mll porta & hati. • Di hati seluruh/sebag obat diubah jadi kurang/tidak aktif (Proses Detoksifikasi / bio- inaktifasi), ttp bbrp obat malah jadi lebih aktif (bio-aktivasi)
  • 38. BIOTRANSFORMASI/METABOLISME Tempat Proses :  Terutama terjadi dalam hati  Usus, ginjal, paru 2, limfa, otot, kulit, darah (Hanya sebagian kecil atau kadar yang rendah). Enzim yang terlibat dalam biotransformasi :  Terikat pada struktur (terlokalisasi, terutama dalam membran retikulum endoplasma dan sebagian mitokondria)  tidak terikat pd struktur.
  • 39. BIOTRANSFORMASI/METABOLISME • Perubahan dlm hati melibatkan enzim mikrosomal yg terdapat di hati dgn reaksi biokimia : – Reaksi perombakan : oksidasi, reduksi, hidrolisa. – Reaksi penggabungan (konjugasi) • Kecepatan biotransformasi bertambah dgn meningginya [obat], dan tgt pada : – Fungsi hati – Usia, pd bayi akan lbh lambat – Faktor genetika, – Pemakaian obat lain.
  • 40. PENGARUH BIOTRANSFORMASI PADA USIA 1. Pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur, kelengkapan beberapa enzim yang terlibat dalam biotransformasi masih tidak mencukupi. 2. Sebaliknya pada usia anak 1-8 tahun laju biotransformasi lebih cepat dibandingkan orang dewasa, hal ini disebabkan oleh perbandingan berat hati terhadap berat badan lebih besar. 3. Sedangkan pada usia lanjut, terjadi penurunan laju metabolisme, pasokan darah hati berkurang sehingga laju biotransformasinya berkurang.
  • 41. EKSKRESI • Pengeluaran obat / metabolitnya dari tubuh trutama dilakukan oleh ginjal mll urin, di samping itu dgn cara lain : – Kulit, mll keringat, – Paru-paru, dg pernafasan keluar, – Empedu, obat enterohepatik, – ASI, hati-hati pengaruh ke bayi!
  • 42. Dosis Obat • Plasma Half Time T ½ = kecepatan eliminasi obat, ukuran utk lamanya efek obat, penting utk tentukan dosis dan frekuensi pemberian obat. • Obat dgn T ½ panjang > 24 jam cukup diberikan dlm dosis 1 x 1 sehari • Obat dgn T ½ pendek perlu diberikan 3 – 6 x sehari.
  • 43. Dosis 1 x 1 sehari Waktu Kadar zat aktif / metabolit dlm plasma MEC MTC Masa Efek Obat Mulai efek obat Akhir efek obat
  • 44. Dosis 3 x 1 sehari Waktu Kadar zat aktif / metabolit dlm plasma MEC MTC Masa Efek Obat Mulai efek obat Akhir efek obat 1 2 3 Sehari
  • 45. • Adalah ilmu yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai organ tubuh yg sakit maupun yg sehat serta mekanisme kerjanya.
  • 46. FARMAKODINAMIKA DEFINISI : Ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya. PROSES : O + R------------AKSI---------EFEK (Obat) (Reseptor) OBJEK :  Identifikasi aksi utama  menerangkan reaksi kimia antara obat dan sel  karakteristik dari keseluruhan rangkaian aksi-efek.
  • 47. FARMAKODINAMIKA • TUJUAN MEMPELAJARI FARMAKODINAMIK - Dapat memberikan dasar terapi yang rasional - Mampu merancang bahan kimia baru yang lebih baik dan lebih unggul sebagai obat. 3 HAL PENTING DALAM FARMAKODINAMIKA - Mekanisme kerja obat - Hubungan antara struktur dan aktivitas - Hubungan dosis dengan respons obat
  • 48. FARMAKODINAMIKA • MEKANISME KERJA RESEPTOR : Komponen makro molekul fungsional sel tubuh atau organisme tempat terjadinya interaksi kimia dengan obat atau zat kimia. SIFAT : Spesifik untuk setiap obat, berupa enzim, dan terletak pada membran sel INTERAKSI OBAT-RESEPTOR K1 D + R -------------------------DR------------ efek (Drug) (Reseptor) K2
  • 49. HUBUNGAN DOSIS-RESPON PENDERITA 1. POTENSI OBAT Dipengaruhi oleh absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi, kemampuan bergabung dengan reseptor, dan sistem efektor 2. EFFICACY MAKSIMAL (kemanjuran) Tergantung pada kemampuan obat tersebut untuk menimbulkan efeknya setelah berintegrasi dengan reseptor 3. SLOPE (kemiringan) Menyatakan keamanan pemakaian obat dalam pengobatan a. Slope yang curam menunjukan Batas keamanan (margin of savety) suatu obat yang sempit, sebaliknya b. Slope yang landai menandakan lebih aman.
  • 50. RESEPTOR OBAT • Kebanyakan obat bekerja melalui reseptornya yg berupa makromolekul spesifik pada sel. • Reseptor mrpkn komponen fungsional pada sel shg obat hanya dapat mengubah kecepatan fungsi sel/organ ybs, ttp tidak memberikan fungsi baru. • Obat yg menduduki reseptor fisiologik dan menimbulkan efek => AGONIS, tanpa efek => ANTAGONIS / BLOKER
  • 51. • Kebanyakan Reseptor fisiologik mrpk komponen membran plasma. • Cara kerja reseptor sangat khas, shg dikenal dgn prinsip Kunci dan Anak kuncinya Reseptor Obat Efek Terapeutik yang diinginkan
  • 52. ENZIM - ENZIM • Protein yg bekerja sbg KATALISATOR antara 2 zat kimia, Yakni mempermudah / mendorong interaksi tanpa sendirinya turut ambil bagian pada reaksi • Pada permukaan enzim terdapat “tempat aktif” yg berupa celah sempit, dimana 2 zat kimia yg sedang bersirkulasi dlm darah dapat ditahan shg terjadi interaksi.
  • 53. ENZIM - ENZIM • Enzim tidak hanya menggabungkan melainkan juga merombak molekul-molekul, yg dinamakan substrat- substrat. • Proses Enzimatis yg terkenal dlm tubuh: – Proses Pencernaan – Pembtkan & perubahan hormon & Vit – Perombakan zat endogen & eksogen dalam hati • Enzim Bloker = obat2 ttt yg memiliki kesamaan struktur dgn suatu substrat yg mampu menduduki tempat aktif enzim tsb, shg reaksi normal tidak berjalan
  • 54. ENZIM - ENZIM • Enzim Bloker digunakan dg tujuan : – Mencegah terbtknya produk akhir, spt pd sintesis asam urat (pd Encok), sintesis as folat pd kuman (Antibiotik) – Melindungi Substrat, spt pd pengobatan ketagihan alkohol dimana kadar asetaldehid dipertahankan dlm plasma (tidak terjadi oksidasi oleh enzim aldehidoksidase), Clavulanic Acid memblokir enzim beta- lactamase yg dpt menginaktifkan penisilin.
  • 55. Efek Terapeutik • Tidak semua obat betul2 menyembuhkan penyakit, byk diantaranya yg meniadakan / meringankan gejalanya. • Dari hal tsb dikenal 3 Jenis Terapi : – Terapi Kausal => penyebab peny ditiadakan. – Terapi simptomatis => meringankan gejala, penyebab tidak dipengaruhi. – Terapi subsitusi => menggantikan zat tubuh yg lazimnya diproduksi oleh organ yg sakit
  • 56. Efek Terapeutik • Faktor yg pengaruhi efek terapeutik : Cara & bentuk pemberian, sifat fiskim, bitransformasi, ekskresi, kondisi fisiologi pasien, bangsa, jenis kelamin, luas perm badan, bahkan kebiasaan makan. • Efek Samping Obat = segala sesuatu khasiat obat yg tidak diinginkan untuk tujuan terapi yg dimaksud dlm dosis yg dianjurkan (WHO 1970) • Idiosinkrasi = obat mberikan efek yg scr kualitatif total berlainan dr efek normalnya biasanya krn kelainan genetik pasien
  • 57. Efek Samping • Alergi = terjadinya reaksi khusus antara antigen dan antibodi. • Antigen = kompleks yg terjadi antara obat dan protein. • Antibodi = zat menangkis antigen. • Gejala alergi : urtikaria (gatal&bentol2), kemerahan kulit, demam, serangan asma, anaphilactic shock, & kelainan2 darah. • Fotosensitasi = kepekaan berlebihan thd cahaya akibat penggunaan obat, terut scr lokal.
  • 58. Efek Samping • Untuk menghindarkan timbulnya alergi kontak, dianjurkan jangan menggunakan alergen2 kontak terkenal => LIMA “A” Antibiotika, Antiseptika, Anastesi lokal, Antimikotika & Antihistaminika • Efek Teratogen = efek yg dihasilkan oleh obat yg pd dosis terapeutik utk ibu, mengakibatkan cacad pd janin. (Barbital, Antasid lambung, Asetosal, Amfetamin, besi & sulfonamid => pd trisemester 1; Hormon andro & proges, tetrasiklin, klorkuin, antidiabet oral)
  • 59. INTERAKSI OBAT • INTERAKSI FARMAKODINAMIKA • INTERAKSI FARMAKOKINETIKA Fase Absorpsi Fase Distribusi Fase Biotransformasi Fase Ekskresi
  • 60. INTERAKSI FARMAKODINAMIKA • Dapat terjadi dengan berbagai cara dan dapat mengakibatkan berkurang atau bertambahnya efek obat (B) dengan adanya obat (A) tersebut. Contoh-contoh : • Diuretika--- menurunkan kadar Kalium plasma -----memperkuat efek glikosida jantung ----mempermudah timbulnya toksisitas glikosid. • Gol. sulfa (menghambat pemakaian PABA menjadi asam folat oleh sel bakteri). Pemberian prokain (dihidrolisa dalam tubuh menjadi PABA)--- melawan efek antibakteri sulfa
  • 61. INTERAKSI FARMAKODINAMIKA • Sulfonamid (mencegah bakteri untuk mensintesa dihidrofolat), Trimetoprim (menghambat reduksi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat). Kedua obat ini bila diberikan bersama-sama akan memiliki efek sinergistik yang kuat sebagai obat antibakteri.
  • 62. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA Fase Absorpsi • Absorpsi melalui saluran cerna bisa diperlambat oleh obat-obat yang menghambat gerakan saluran cerna (Atropin, opium), atau • dipercepat oleh obat-obat yang mempercepat gerakan lambung-usus
  • 63. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA FASE ABSORPSI CONTOH : • Kalsium dan Fe (membentuk kompleks yang tak larut dengan tetrasiklin, sehingga menghambat absorpsi tetrasiklin). • Penambahan adrenalin pada suntikan anestesi lokal untuk anestesi infiltrasi, efek vasokonstriksi adrenalin memperlambat efek anestetik lokal.
  • 64. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA FASE DISTRIBUSI Fase Distribusi Interaksi pada obat-obat yang berkompetisi untuk berikatan dengan protein plasma Contoh : pemberian sulfonamid kepada neonatus menyebabkan Kernikterus (karena sulfa mengusir bilirubin yang tidak begitu kuat terikat pada protein plasma sehingga bilirubin bebas ini akan merusak otak bayi).
  • 65. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA FASE BIOTRANSFORMASI Fase Biotransformasi adanya induksi enzim hepar oleh berbagai macam obat yang termasuk induktor enzim mikrosomal hati Contoh induktor : Barbiturat, Ripamfisin, Griseopulvin, Fenitoin, etanol, fenilbutazon. Obat yang metabolismenya dipengaruhi induktor : Kontrasepsi oral, digitoksin, dsb • Alopurinol pada pengobatan Gout (pirai), dimana alopurinol dapat menghambat enzim xantin oksidase yang mengubah purin menjadi asam urat., tetapi xantin oksidase juga diperlukan untuk metabolisme merkaptopurin dan azatioprin (sitostatik). Maka bila diberikan bersama- sama, alopurinol akan memperpanjang dan memperkuat efek obat anti statika tersebut
  • 66. INTERAKSI FARMAKOKINETIKA PADA FASE EKSKRESI Fase Ekskresi • Suatu obat dapat mempengaruhi ekskresi obat lainnya dengan cara mengubah ikatan protein. Dengan demikian mengubah kecepatan filtrasi glomeruli, lalu dapat menghambat sekresi tubuli, dan dapat mengubah aliran urin atau pH urin Contoh : a. Probenesid yang menghambat sekresi penisilin, sehingga akan memperpanjang efek penisilin b. Pemakaian diuretik (furosemid) pada kasus keracunan obat dengan tujuan meningkatkan aliran urin dan meningkatkan ekskresi obat
  • 67. INTERAKSI OBAT-MAKANAN • Sejumlah senyawa makanan menyebabkan penundaan absorpsi, akibat perubahan pH lambung dan motilitas usus • Contoh : Rifampisin dan Isoniazid absorpsinya ditunda atau sedikit pada penggunaan setelah makan dibandingkan dengan saat lambung kosong • Tetrasiklin dengan susu atau makanan yang mengandung ion Ca, Mg, Fe absorpsinya dikurangi karena terbentuknya senyawa chelat yang tak larut. • absorpsi Griseofulvin meningkat jika diberikan bersama makanan yang mengandung lemak.