Analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan serta menurunkan suhu tubuh. NSAID menghambat enzim siklooksigenase, sedangkan SAID dan opiat bekerja melalui reseptor syaraf pusat dan tulang belakang. Demam disebabkan pelepasan pirogen yang merangsang hipotalamus meningkatkan batas suhu normal tubuh.
Penyakit autoimun terjadi ketika respon autoimun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Penyakit autoimun terjadi ketika respon autoimun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
11. • SAID
TAO : korteks adrenal mengeluarkan hormon steroid
ke sirkulasi darah. Hormon Steroid ada 2:
MKO : menghambat enzim phospholipase A2
sehingga tidak terbentuk asam arakidonat.
ESO :
Moon face, buffalo hump
Hipertensi
Osteoporosis
Peningkatan berat badan
12. Masa kerja pendek : hidrokortison
SAID
Masa kerja sedang : methylprednisolon
Masa kerja panjang : deksamethason, betametason
13. • OPIAT
TAO : reseptor opiat di SSP.
» Reseptor μ: Berperan dalam Analgesia supraspinal, Depresi
respirasi, Euforia, Ketergantungan
» Reseptor κ: Berperan dalam analgesia spinal, miosis,sedasi
» Reseptor δ:berperan dalam disforia, halusinasi, stimulasi pusat
vasomotor
MKO : reseptor yang memodulasi transmisi nyeri
menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri
pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan
medulla spinalis.
ESO : konstipasi, retensi urin
15. MEKANISME AKSI
ANALGESIK-ANTIINFLAMASI
Saat dikonsumsi, obat analgesik ini bekerja di pusat pengatur
suhu yang terletak pada batang otak. Selain itu mampu
melebarkan pembuluh darah kulit dan memicu produksi keringat
sehingga semakin banyak panas yang dibuang. Selain bekerja pada
susunan syaraf pusat, analgesik dapat mencegah pembentukan
prostaglandin, yakni zat yang menimbulkan rasa nyeri dan
peningkatan suhu tubuh.
16. ANTIPIRETIK
Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik
mempunyai efek antipiretik
Menguntungkan
Karena dengan demam berarti pertumbuhan bakteri terhambat. Selain
itu aktivitas fagositosis bakal meningkat pula.
Merugikan
Karena tiap suhu tubuh meningkat 1o C saja, konsumsi oksigen akan
meningkat dan berarti kebutuhan kalori meningkat sebanyak 13 %.
Selain itu katabolisme alias pemecahan otot juga meningkat.
17. MEKANISME DEMAM
Masuknya
Mikroorganisme
Keluarnya leukosit,
makrofag, limfosit
Keluar Asam PEG2
Arakhidonat
Keluarnya Pirogen
endogen (IL-1)
Termostat
Merangsang sel-sel Bantuan enzim Hipotalamus
endotel hipotalamus fosfolipase A2 menaikkan ambang
suhu tubuh
18. Proses peradangan diawali dengan masuknya Mikroorganisme (MO) kedalam tubuh.
Mikroorganisme yang masuk memiliki suatu zat toksin tertentu (pirogen eksogen).
Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan
memerintahkan leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan
adanya proses fagositosit ini, pertahanan tubuh mengeluarkan pirogen endogen. Pirogen
endogen yang keluar akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk mengeluarkan
asam arakhidonat. Asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan memacu
pengeluaran prostaglandin. Pengeluaran prostagland memacu hipotalamus meningkatkan
titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini
dikarenakan termostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah
batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil (
pergerakan otot rangka) ini ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak.
Dan terjadilah demam. (Fisiologi Sheerwood)
20. DAFTAR PUSTAKA
Anonim (Editor: Sulistia Gan Gunawan). 2007. Farmakologi
dan Terapi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Cosman, Felicia. 2009. Osteoporosis. Yogyakarta: B-First.
Goodman & Gilman’s. 2001. The Pharmacological Basis of
Therapeutics.
Stringer, Janet. 2008. Konsep Dasar Farmakologi. Jakarta:
ECG.
Habib. Analgetik Antipiretik. www.habib.blog.ugm.ac.id.
Diakses pada 22 November 2012.
Krisnamurti, Deni. Memilih Analgetik Antiinflamasi.
www.denikrisna.wordpress.com. Diakses pada 23 November
2012.