2. KONTRAK PERKULIAHAN
1. Pertemuan minimal 16x tatap muka ditambah dengan UTS DAN UAS
2. Minimum mahasiswa mengikuti kuliah sesuai dengan persyaratan di akademik
3. Tugas individu berupa kuis, pretest-posttest atau lainnya yang diadakan untuk semua materi.
4. Soal UTS dan UAS, pilihan ganda dengan atau tanpa essay
5. Penilaian Kehadiran : 10 %, Keaktifan: 10%, tugas: 20%, UTS: 30% dan UAS: 30%
3. I. TATA TERTIB MAHASISWA
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada simak
b. Toleransi keterlambatan masuk perkuliahan ≤ 15 menit.
c. Berbusana rapih, dan menggunakan sepatu, tidak diperkenankan menggunakan kaos
oblong, berpakaian ketat, dan menggunakan alat komunikasi selama perkuliahan
berlangsung, pada saat kuliah daring mahasiswa wajib mengaktifkan video selama
perkuliahan
d. Selalu berperilaku dan berkata sopan santun, menjunjung tinggi nilai-nilai Al Quran dan
Sunah.
e. Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui melakukan kecurangan selama
perkuliahan dan ujian, maka nilai akhir akan mendapatkan E (tidak lulus).
4. PERTEMUAN 1
1. Kontrak Pembelajaran
2. Pendahuluan:
Pengertian
Kedudukan fitoterapi dalam kelompok terapi.
Fitoterapi berdasar bukti ilmiah.
Regulasi obat herbal
5. PERTEMUAN 2
Penggolongan tumbuhan obat berdasarkan khasiat dan kandungannya
ANGIOSPERMAE:
• Apiaceae,
• Asteraceae
• Caesalpineaceae
• Hypericaceae
• Palmaceae
• Papaveraceae
• Poaceae
18. PERTEMUAN 15-16
Rasionalitas komposisi produk herbal untuk terapi suatu penyakit
(diabetes, hipertensi, inflamasi, alergi)
Efek samping yang dihasilkan oleh herbal
19. PUSTAKA UTAMA
1. Badan POM RI, Acuan Sediaan Herbal vol 1 s/d vol 7, Badan POMakanan RI, Jkt
2. Dep Kesehatan RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Dep Kesehatan RI,JKT
3. Gupta, R. C. (Ed.). (2016). Nutraceuticals: Efficacy, Safety And Toxicity. Elsevier.
4. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, EM., 2005. Fundamentals of
Pharmacognosy and Phytotheraphy, Elsevier UK
5. Heinrich, M., & Jäger, A. K. (Eds.). (2015). Ethnopharmacology. John Wiley &
Sons Ltd.
6. Mills S, Bone K., 2000., Principles and Practice of Phytotherapy, Churchill
Livingstone, New York
7. Mun’im A, Hanani E, 2011. Fitoterapi Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta
8. Schulz V, Hansel R, Tyler VE., 2001. Rational Phytotherapy. Springer, Berlin, NY
9. Wiryowidagdo S, 2007. Kimia & Farmakologi Bahan Alam, EGC Jakarta
20. PUSTAKA PENDUKUNG
1. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat
Tradisional. (2015). Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal
Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kem Kesehatan RI.
2. Dewi, E., Agustina, R., & Husna, M. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat
Kemukiman Bambi Dalam Mengolah Tanaman Binahong (Anredera
cordifolia) Sebagai Tanaman Obat. Jurnal Agroristek (JAR), 2(1), 24–29.
3. Falzon, C. C., & Balabanova, A. (2017). Phytotherapy: An Introduction to
Herbal Medicine. In Primary Care - Clinics in Office Practice (Vol. 44, Issue 2,
pp. 217–227).
21. FITOTERAPI
Penggunaan tanaman , bagian tanaman, sediaan yang terbuat
dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit
Bagian penting dalam fitoterapi adalah mengatagorikan
senyawa hasil isolasi suatu tanaman digolongkan kedalam
obat herbal yang poten.
22. SEJARAH FITOTERAPI
Henri Leclere ( 1870-1955), dokter Perancis menulis tentang banyak
tanaman dalam jurnal La Presse Medicale
Pengobatan dengan herbal diantaranya :
1. Cina : TCM
2. India : Ayurveda
3. Jepang : Kampo
4. Tibet
5. Indonesia : Jamu, Bali :Usada
6. Afrika
7. Amerika selatan dan Amerika utara
23. SEJARAH….
Perkembangan Fitoterapi di Jerman mengalami
kemajuan sejak ada Amandemen
Arzeimittelgesets (German Drug Act) tanggal 1
Januari 1978 dimana ilmu pengobatan modern
dan fitoterapi menjadi bagian dalam sistem
pengobatan
Rudolf Fritz Weiss (1895-1992), kebangsaan
Jerman yang mempelopori penggunaan
fitoterapi dari pengobatan kuno ke arah
pengobatan modern, bukunya Lehrbuch der
Phytotherapie
Kemajuan Fitoterapi berkembang pesat
dengan dukungan pemerintah dan Universitas
baik dari segi farmasetika, farmakologi dan uji
Prof. Dr. Rudolf Fritz Weiss, MD
24. PERKEMBANGAN PENGOBATAN DENGAN HERBAL DI INDONESIA
Ramuan/ racikan jamu yang berasal dari tumbuhan terdapat pada “serat Centini “ di Jawa Tengah
dan “Lontar Usada” di Bali. Dengan berdasarkan emperis dan kadang disertai dengan doa dan
mantra (mistik) untuk memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
Jaman pendudukan Jepang (1942-1945) mendapat perhatian dan berkembang karena kurangnnya
obat-obatan yang diimpor dari luar negri
Tahun 1947 didirikan Laboratoirum Kimia dan Laboratorium Farmakoterapi di Klaten dan Hortus
Medicus di Tawangmangu, Karanganyar Surakarta.
Werkgroep voor medicimale planten di Bogor
Komisi Farmakoterapi kementrian kesehatan pada tahun 1950
Komisi Inter Departemental Farmakoterapi tahun 1951
Lembaga Farmakoterapi di Jakarta tahun 1954
Badan Perencaan Penggunaan Obat-obat Asli yang dibentuk Kementrian Kesehatan pada tahun 1963
Seminar Penggalian Sumber alam Indonesia untuk Farmasi tahun 1964 di Yogyakarta
25. KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN
KESEHATAN
1. makan sirih
2. Makanan seperti gado-gado, rujak
3. Minum jamu
4. Kerokan : negara Asia lainnya kerokan di sebut
sebagai Guasha di negeri China, masyarakat Vietnam
pun melakukan terapi kerokan dengan sebutan Goh
Kyol, sedangkan negeri Gajah Putih menyebut
kerokan sebagai Cao Gio. Jaringan endotel yakni
bagian terdalam dari pembuluh darah, dimana
produksi hormon di atur oleh jaringan ini, sebuah
tekanan yang di hasilkan dari gerakan kerokan
ternyata mampu mencapai jaringan sehingga
produksi beta endorfin dalam tubuh meningkat
sehingga menimbulkan rasa tenang.
26. MANFAAT TUMBUHAN OBAT BAGI MANUSIA
Makanan minuman
Rempah rempah
Kosmetik
Perkebunan/Industri
Agroindustri tanaman obat
Lingkungan
Bidang Kesehatan (obat tradisional)
Perekonomian
27. PERAN PENTING BAHAN ALAM DI DALAM
SISTEM PENGOBATAN MODERN
1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif
2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan
molekul-molekul obat yang tidak terlalu toksik dan
aktivitasnya lebih efektif
3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik
yang baru dan lebih baik atau efektif
4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda
biologis/kimia menjadi obat-obat poten dengan metoda
QSAR (Quantitative Structure-Activity Relationship)
28. Contoh: sebagai serbuk atau ekstrak
Campuran ini sering tidak di isolasi karena:
Senyawa aktif tidak diketahui
Senyawa aktif tidak stabil
Isolasi membutuhkan biaya yang tinggi
SUMBER TANAMAN OBAT, BAHAN
OBAT YANG EFEKTIF
29. ILMU LAIN YANG TERKAIT DENGAN FITOTERAPI
FITOTERAPI
FITOFARMAKOL
OGI
FITOFARMAS
I
FITOKIMIA
FARMAKOGNOSI
30. 1. Fitokimia : Mempelajari senyawa-senyawa kimia yang terdapat di
dalam tumbuhan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen
kimia baik secara umum maupun khusus dan mendiskripsikan efek
utama senyawa yang mungkin mempunyai efek farmakologi
2. Fitofarmasi ; berhubungan dengan sediaan bahan alam, meliputi
bahan awal yang baik dalam bentuk alami ( teh) maupun dalam
bentuk sediaan farmasetik (contoh tingtur)
3. Fitofarmakologi : Bagian dari pengobatan herbal. Ahli
farmakologi banyak yang yang terkait dengan senyawa kimia tetapi
sedikit yang meneliti tentang efek farmakokinetik
31. KARAKTERISTIK OBAT HERBAL
1. EFEK FARMAKOLOGIS LEMAH
2. UNTUK PENYAKIT KEPARAHAN RINGAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
3. ONSET LAMA
32. KHASIAT DAN KEAMANAN OBAT HERBAL
KHASIAT UJI KHASIAT, LITERATUR
KEAMANAN UJI TOKSISITAS, UJI FARMAKOKINETIK, FARMAKODINAMIK
Ex: ketela pohon mgd glikosida sianida pengolahan harus tepat
Tanaman Crotalaria (orok-orok) dan komprey (symphytum officinale) hepatotoksik
36. REGULASI OBAT HERBAL
BPOM membagi OT menjadi 3 kelompok yaitu:
1. JAMU
2. OBAT HERBAL TERSTANDAR
3. FITOFARMAKA
37.
38.
39. Logo Jamu mempunyai arti : bentuk lingkaran melambangkan sebuah
proses, juga sebuah tanda untuk menyatakan aman. Warna hijau merupakan
perwujudan kekayaan sumber daya alam Indonesia (keanekaragaman
hayati). Stilsasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian
proses yang sederhana yang merupakan visualisasi proses pembuatan jamu.
44. Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal Terstandar”. Logo
berupa “Jari-jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri
wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas dan mudah dibaca,
dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok.
49. TUGAS PERT II
Buat makalah dan PPT (dipresentasikan), materi : penggolongan tumbuhan obat berdasarkan khasiat dan
kandungannya
ANGIOSPERMAE:
Apiaceae,
Asteraceae
Caesalpineaceae
Hypericaceae
Palmaceae
Papaveraceae
Poaceae
Dibagi per kelompok
50. TUGAS PERT III
Buat makalah dan PPT (dipresentasikan), materi : penggolongan tumbuhan obat berdasarkan khasiat dan
kandungannya
Rubiaceae
Rhambaceae
Rutaceae
Solanaceae
Zingiberaceae
Ginkogoaceae
Pinaceae
Dibagi per kelompok