SlideShare a Scribd company logo
No Kode	 : Keperawatan/................/............./2013
MODUL FARMAKOLOGI 01
KONSEP DASAR FARMAKOLOGI
DAN PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
	
Penulis:
SITI LESTARI, MN
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
III
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3,
diharapkan mampu menerapkan prinsip dan
peran perawat dalam pemberian obat
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
1.	 Menjelaskan peran perawat
dalam pemberian obat
2.	 Menjelaskan benar pasien
dalam prinsip pemberian
obat
3.	 Menjelaskan benar obat
dalam prinsip pemberian
obat
4.	 Menjelaskan benar dosis
dalam prinsip pemberian
obat
5.	 Menjelaskan benar rute
dalam prinsip pemberian
obat
6.	 Menjelaskan benar waktu
dalam prinsip pemberian
obat
7.	 Menjelaskan benar
dokumentasi dalam prinsip
pemberian obat
8.	 Menjelaskan hak pasien
dalam pemberian obat
Saudara, materi yang akan sau-
dara pelajari pada kegiatan bela-
jar 3 adalah tentang : Peran per-
awat dalam pemberian Obat kepada
Pasien, Prinsip dalam rinsip pembe-
rian Obat kepada Pasien, Hak Pasien
dalam Pemberian Obat-obatan.
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
1.	 Peran perawat dalam pemberian Obat kepada Pasien
Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan memperhatikan 6 benar dalam pemberian obat, yaitu
benarpasien,obat,dosis,rutepemberian,waktudanbenardalamdokumentasi.
Nah, bagamanakah implikasi ke enam hal benar tersebut dalam keperawatan
akan kita bahas satu persatu.
2.	 Prinsip dalam prinsip pemberian Obat kepada Pasien.
Perawat bertanggungjawab terhadap keamaan pasien dalam pemberian
terapi, oleh karena itu dalam memberikan obat, seorang perawat harus
melakukan enam hal yang benar : klien yang benar, obat yang benar, dosis
yang benar, waktu yang benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar.
1.	 Benar pasien
Klien yang benar dapat  dipastikan dengan memeriksa  identitas klien, dan
meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan,
identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri
akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang
lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya. Jadi terkait dengan klien yang benar,
memiliki implikasi Keperawatan diantaranya mencakup memastikan klien
dengan memeriksa gelang identifikasi dan membedakan dua klien dengan
nama yang sama.
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	
2.	 Obat yang benar
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa
nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Untuk menghindari kesalahan, sebelum
memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1) pada saat
melihat botol atau kemasan obat, (2) sebelum menuang / mengisap obat dan
(3) setelah menuang / mengisap obat.  Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak
boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Perawat harus ingat
bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir sama
dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan quinine,
Demerol dan dikumarol. Bagaimana implikasi keperawatannya ? Dapatkah
saudara menyebutkannya ? Benar, implikasi keperawatannya adalah pertama,
periksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah. Jika perintah tidak
lengkap atau tidak sah, beritahu perawat atau dokter yang bertangung jawab.
Kedua, ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan terakhir
lihat label minimal 3 kali.
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
3.	 Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien. Sebelum menghitung dosis obat, perawat
harus mempunyai dasar pengetahuan mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-
ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain Jika
pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi.
Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang
berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya dapat dilihat pada gambar
dibawah, Diazepam Tablet , dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 tablet
Diazepam dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. jadi saudara harus tetap hati
tetap hati-hati dan teliti ! Implikasi dalam keperawatan adalah perawat harus
menghitung dosis dengan benar.
4.	 Rute yang benar
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan melalui oral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
Obat dengan efek sistemik dapat diberikan melalui rute berikut ini
1.	 Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
-	 Memiliki efek sistemik
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis
-	 Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang
(emetin, aminofillin) atau yang diuraikan oleh getah lambung
(benzil penisilin, insulin,dan oksitosin)
-	 Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat
kerjanya
-	 Digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus misalnya untuk
obat cacing, dan obat diagnostik untuk pemotretan lambung-usus.
-	 Pemberian antibiotik untuk sterilisasi lambung-usus pada infeksi
atau sebelum operasi.
2.	 Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui
saluran cerna.
Pemberian obat secara parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit/
selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk
-	 Memberikan efek obat dengan cepat.
-	 Terutama untuk obat-obat yang merangsang atau dirusak oleh
getah lambung
-	 Diberikan pada pasien yang tidak sadar, atau tidak mau bekerja
sama.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
-	 Keberatan pada pasien yang disuntik (sakit) dan mahal, sulit
digunakan.
-	 Ada bahaya infeksi, dapat merusak pembuluh atau saraf.
-	 Macam-macam injeksi
• Subkutan /hipodermal (SC).
Penyuntikan di bawah kulit, hanya untuk obat yang tidak
merangsang dan larut baik dalam air atau minyak, efeknya agak
lambat dibanding cara i.m atau iv, mudah digunakan sendiri
contohnya suntikan Insulin.
• Intra muscular (IM).
Penyuntikan dilakukan dalam otot , absopsi obat berlangsung
10 -30 menit untuk memperpanjang kerja obat sering dipakai
larutan atau suspensi dalam minyak. Tempat injeksi otot pantat
atau lengan atas.
• Intra vena ( IV).
Penyuntikan dilakukan didalam pembuluh darah, efeknya paling
cepat (18 detik) karena benda asing langsung dimasukkan
kedalam aliran darah, sehingga mengakibatkan reaksi-reaksi
hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak shock
dan sebagainya. Infus intravena dengan obat sering dilakukan
dalam rumah sakit pada keadaan darurat, atau dengan obat
yang cepat metabolismenya dan ekskresinya guna mencapai
kadar plasma tetap tinggi. Bahaya trombosis terjadi bila infus
dilakukan terlalu sering pada satu tempat.
• Intra arteri (IA).
Penyuntikan kedalam pembuluh nadi, dilakukan untuk
membanjiri suatu organ misalnya Pada penderita kanker hati.
• Intra cutan (IC)
Penyuntikan dilakukan didalam kulit, absorbsi sangat perlahan
misalnya tuberculin test dari Mantoux.
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
• Intra lumbal
Penyuntikan dilakukan kedalam ruas tulang belakang (sumsum
tulang belakang) misalnya anestetika umum.
• Intra peritonial.
Penyuntikan kedalam ruang selaput (rongga) perut.
• Intra cardial
Penyuntikan kedalam jantung.
• Intra pleural
Penyuntikan kedalam rongga pleura.
• Intra articuler
Penyuntikan kedalam celah-celah sendi.
3.	 Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
4.	 Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria
yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat
dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
5.	 Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna
untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
(ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.
6.	 Implantasi
Obatdalambentukpelletsterildimasukkandibawahkulitdenganalatkhusus
(trocar). Terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat
hormon kelamin (estradiol dan testosteron). Akibat absopsi yang lambat
satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3-5 bulan.
7.	 Transdermal
Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap
secara perlahan dan kontinyu masuk kedalam sistim peredaran darah,
langsung ke jantung. Umumnya untuk gangguan jantung misalnya Angina
pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam contohnya Nitrodisk dan
Nitroderm TTS (Therapeutik Transdermal System), dan preparat hormon.
Nah, sekarang kita lanjutkan denga rute pemberian obat yang dapat
memberikan efek lokal, diantaranya adalah....
a. Kulit (percutan)
Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit,
bentuk obat salep, cream dan lotio.
b. Inhalasi.
Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan, dan
pernafasan. Contoh: bentuk sediaan gas, zat padat atau aerosol.
3. Mukosa Mata dan Telinga
Obat diberikan melalui selaput / mukosa mata atau telinga, bentuknya
obat tetes atau salep, obat diabsopsi kedalam darah dan menimbulkan
efek.
4. Intra vaginal.
Obat diberikan melalui selaput lendir atau mukosa vagina , biasanya
berupa obat anti fungi dan pencegah kehamilan. Dapat berbentuk ovula,
salep, cream dan cairan bilas
5. Intranasal.
Obat diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan
selaput atau mukosa hidung yang membengkak, contohnya Otrivin
Nah, setelah membicarakan tentang rute pemberian obat, kita lanjutkan
lagi dengan hal benar lainnya, yaitu benar waktu dan dokumentasinya
5.Benar Waktu
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam  sehari,
seperti b.i.d ( dua kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali
sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma
dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang
panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang
tertentu . Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya
diberikan pada saat makan atau bersama makanan ( Kee and Hayes, 1996
; Trounce, 1997)
Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena
susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada
obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Setelah memahami teori tentang hal benar dalam pemberian obat, saudara harus
mampu mengimplikasikan hal tersebut dalam keperawatan .
Implikasi dalam keperawatan adalah
a.	 Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½
jam sebelum atau sesudah waktu yang tertulis dalam resep.
b.	 Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril,
sebelum makan
c.	 Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi
perut ( mukosa lambung ) bersama-sama dengan makanan.
d.	 Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes
darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat.
e.	 Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang
atau kembalikan ke apotik ( tergantung peraturan ).
f.	 Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama
sepanjang 24 jam ( misalnya setiap 8 jam bila di resep tertulis t.i.d )
untuk menjaga kadar darah terapeutik.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
B.      Hak – Hak  Klien dalam Pemberian Obat
1.      Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah
mendapatkan informasi ( Informed concent ) , yang berdasarkan
pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan .
2.      Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah
tanggung jawab perawat untuk menentukan , jika memungkinkan ,
alasan penolakan dan mengambil langkah – langkah yang perlu untuk
mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu
pengobatan dtolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat
yang bertanggung jawab, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan
pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian
insulin. Tindak lanjut  juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil
pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Perawat memiliki peran kolaboratif dalam pemberian obat kepada
pasien. Dalam memberikan obat, perawat harus memperhatikan 6 prinsip
benar yaitu benar obat, pasien dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Selain
itu, perawat dituntut memiliki ketrampilan teknik dan pertimbangan
terhadap perkembangan klien serta memahami dan menghormati hak-hak
pasien.
1. Rute pemberian obat dibawah ini mempunyai efek lokal.
a. intra vena
b. intra lumbal
c. intra vaginal
d. intra vena
e. Intra muskuler
2. Kelebihan pemberian obat peroral adalah....
a. mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis
b. Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang
c. Tidak dapat diterapkan pada obat yang diuraikan oleh getah lambung
d. Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat
kerjanya
Rangkuman
Test Formatif
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
e. Khusus digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus
3. Obat yang mengiritasi mukosa lambung sebaiknya diberikan ...
a. sebelum makan
b. sesudah makan
c. bersama makanan
d. waktu jam tidur
e. malam hari
4. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan dan Jika obat harus diminum
sebelum makan, perawat harus memastikan bahwa obat harus diberikan ....
a.	 15 menit sebelum waktu makan
b.	 30 menit sebelum waktu makan
c.	 satu jam sebelum waktu makan
d.	 Dua jam sebelum waktu makan
e.	 Sesaat sebelum makan
5. Untuk memastikan obat yang diberikan adalah benar, perawat perlu melihat
label obat sebanyak ....
a. satu
b. dua
c. tiga
d. empat
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
e. lima
Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan
jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan
dengan kunci jawaban yang ada tersedia.
Umpan Balik
	 Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum
Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah
benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi kegiatan belajar 3.
Rumus :
				 Jumlah nilai setiap soal tugas x 10
Tingkat Penguasaan = -------------------------------------------
				 Jumlah seluruh kata kunci
Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai :
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
< 69%	 = kurang
	 Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di
bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini
terutama bagian yang belum dikuasai.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tugas Mandiri
1.	 Seorang pasien dengan diagnosa Ca tulang dirawat dirumah sakit. Untuk
mengurangi rasa nyeri, pasien diberikan terapi morfin . Keluarga menolak
karena khawatir akan terjadi adiksi.Apa yang perlu anda lakukan jika
seorang klien menolak untuk menerima pengobatan?
2.	 Diskusikan kasus tersebut dengan teman dan tutor saudara !
Setelah menjawab Kasus tersebut diskusikan jawaban anda dengan teman
teman di kelas dan tutor saudara . Apakah jawaban anda sudah benar? Selamat
jika jawaban anda benar bila belum silahkan diskusikan lagi dengan teman
anda untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang hak pasien dalam
pemberian obat.
Selanjutnya, praktekkan penerapan prinsip 6 benar dalam pemberian Obat
kepada pasien dengan membaca Modul 3 KDM II tentang pemberian Obat-
obatan.

More Related Content

What's hot

Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
pjj_kemenkes
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
nessimeilan
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
pjj_kemenkes
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
pjj_kemenkes
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik lab
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
pjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
pjj_kemenkes
 
Modul 2 kdk ii
Modul 2 kdk iiModul 2 kdk ii
Modul 2 kdk ii
pjj_kemenkes
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1
pjj_kemenkes
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
pjj_kemenkes
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
pjj_kemenkes
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
pjj_kemenkes
 
Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik lab
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
Modul 2 kdk ii
Modul 2 kdk iiModul 2 kdk ii
Modul 2 kdk ii
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1Modul 1 kdk 1
Modul 1 kdk 1
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
 
Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 

Viewers also liked

Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
pjj_kemenkes
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
pjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
pjj_kemenkes
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
pjj_kemenkes
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
pjj_kemenkes
 
M 1 kb2 biologi sel
M 1 kb2 biologi selM 1 kb2 biologi sel
M 1 kb2 biologi sel
pjj_kemenkes
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
pjj_kemenkes
 
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
pjj_kemenkes
 
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa IndonesiaFungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
pjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
pjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3
pjj_kemenkes
 
KB 5 Penulisan Daftar Pustaka
KB 5 Penulisan Daftar PustakaKB 5 Penulisan Daftar Pustaka
KB 5 Penulisan Daftar Pustaka
pjj_kemenkes
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
WRITING : NURSING ASSESSMENT
 WRITING : NURSING ASSESSMENT WRITING : NURSING ASSESSMENT
WRITING : NURSING ASSESSMENT
pjj_kemenkes
 
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
pjj_kemenkes
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Konsep Belajar
Konsep BelajarKonsep Belajar
Konsep Belajar
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 Pelaksanaan keperawatan keluarga Pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan keperawatan keluarga
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Kb 5
 
M 1 kb2 biologi sel
M 1 kb2 biologi selM 1 kb2 biologi sel
M 1 kb2 biologi sel
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Kb 5
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
Implikasi,Legal Etik pada Dokumentasi Keperawatan Serta Strategi Manejemen Re...
 
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa IndonesiaFungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
Fungsi Pancasila dalam kehidupan berbangsa Indonesia
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3Pedoman Praktikum 3
Pedoman Praktikum 3
 
KB 5 Penulisan Daftar Pustaka
KB 5 Penulisan Daftar PustakaKB 5 Penulisan Daftar Pustaka
KB 5 Penulisan Daftar Pustaka
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
 
WRITING : NURSING ASSESSMENT
 WRITING : NURSING ASSESSMENT WRITING : NURSING ASSESSMENT
WRITING : NURSING ASSESSMENT
 
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
Pengertian,Tujuan dan Prinsip Dokumentasi
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 

Similar to Kb 3

Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
Retno Wulan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
materi-x2
 
Modul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm iiModul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm ii
pjj_kemenkes
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
haslinahaslina3
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Septian Muna Barakati
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
ssuser72b568
 
Konprehensif
Konprehensif Konprehensif
Konprehensif
Lalu Anggara
 
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01Wayan Febrianzky
 
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
AdindaSafitri16
 
Sentralisasi obat
Sentralisasi obatSentralisasi obat
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
RagilMalindaWulandar
 

Similar to Kb 3 (20)

Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Modul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm iiModul 3 kb 2 kdm ii
Modul 3 kb 2 kdm ii
 
Kb 2 modul 3 kdm ii
Kb 2 modul 3 kdm iiKb 2 modul 3 kdm ii
Kb 2 modul 3 kdm ii
 
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
4._Rute_Pemberian_Obat.pptx.......................
 
Konprehensif
Konprehensif Konprehensif
Konprehensif
 
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01
Makalahpemberianobatmelaluijaringanintrakutanic 140308112532-phpapp01
 
SPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptxSPO Obat Oral.pptx
SPO Obat Oral.pptx
 
Sentralisasi obat
Sentralisasi obatSentralisasi obat
Sentralisasi obat
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 

More from pjj_kemenkes

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
pjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
pjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
pjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
pjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 

Recently uploaded

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

Kb 3

  • 1.
  • 2. No Kode : Keperawatan/................/............./2013 MODUL FARMAKOLOGI 01 KONSEP DASAR FARMAKOLOGI DAN PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT Penulis: SITI LESTARI, MN PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013
  • 3. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif III Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan mampu menerapkan prinsip dan peran perawat dalam pemberian obat TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus 1. Menjelaskan peran perawat dalam pemberian obat 2. Menjelaskan benar pasien dalam prinsip pemberian obat 3. Menjelaskan benar obat dalam prinsip pemberian obat 4. Menjelaskan benar dosis dalam prinsip pemberian obat 5. Menjelaskan benar rute dalam prinsip pemberian obat 6. Menjelaskan benar waktu dalam prinsip pemberian obat 7. Menjelaskan benar dokumentasi dalam prinsip pemberian obat 8. Menjelaskan hak pasien dalam pemberian obat Saudara, materi yang akan sau- dara pelajari pada kegiatan bela- jar 3 adalah tentang : Peran per- awat dalam pemberian Obat kepada Pasien, Prinsip dalam rinsip pembe- rian Obat kepada Pasien, Hak Pasien dalam Pemberian Obat-obatan. Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat 1. Peran perawat dalam pemberian Obat kepada Pasien Dalam menjalankan perannya, perawat menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan 6 benar dalam pemberian obat, yaitu benarpasien,obat,dosis,rutepemberian,waktudanbenardalamdokumentasi. Nah, bagamanakah implikasi ke enam hal benar tersebut dalam keperawatan akan kita bahas satu persatu. 2. Prinsip dalam prinsip pemberian Obat kepada Pasien. Perawat bertanggungjawab terhadap keamaan pasien dalam pemberian terapi, oleh karena itu dalam memberikan obat, seorang perawat harus melakukan enam hal yang benar : klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar. 1. Benar pasien Klien yang benar dapat  dipastikan dengan memeriksa  identitas klien, dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya. Jadi terkait dengan klien yang benar, memiliki implikasi Keperawatan diantaranya mencakup memastikan klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan membedakan dua klien dengan nama yang sama.
  • 5. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2. Obat yang benar Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Untuk menghindari kesalahan, sebelum memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1) pada saat melihat botol atau kemasan obat, (2) sebelum menuang / mengisap obat dan (3) setelah menuang / mengisap obat.  Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan quinine, Demerol dan dikumarol. Bagaimana implikasi keperawatannya ? Dapatkah saudara menyebutkannya ? Benar, implikasi keperawatannya adalah pertama, periksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu perawat atau dokter yang bertangung jawab. Kedua, ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan terakhir lihat label minimal 3 kali.
  • 6. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3. Benar Dosis Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu- ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya dapat dilihat pada gambar dibawah, Diazepam Tablet , dosisnya berapa ? Ini penting !! karena 1 tablet Diazepam dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. jadi saudara harus tetap hati tetap hati-hati dan teliti ! Implikasi dalam keperawatan adalah perawat harus menghitung dosis dengan benar. 4. Rute yang benar Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan melalui oral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. Obat dengan efek sistemik dapat diberikan melalui rute berikut ini 1. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. - Memiliki efek sistemik
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis - Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofillin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzil penisilin, insulin,dan oksitosin) - Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya - Digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus misalnya untuk obat cacing, dan obat diagnostik untuk pemotretan lambung-usus. - Pemberian antibiotik untuk sterilisasi lambung-usus pada infeksi atau sebelum operasi. 2. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna. Pemberian obat secara parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit/ selaput lendir. Suntikan atau injeksi digunakan untuk - Memberikan efek obat dengan cepat. - Terutama untuk obat-obat yang merangsang atau dirusak oleh getah lambung - Diberikan pada pasien yang tidak sadar, atau tidak mau bekerja sama.
  • 8. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif - Keberatan pada pasien yang disuntik (sakit) dan mahal, sulit digunakan. - Ada bahaya infeksi, dapat merusak pembuluh atau saraf. - Macam-macam injeksi • Subkutan /hipodermal (SC). Penyuntikan di bawah kulit, hanya untuk obat yang tidak merangsang dan larut baik dalam air atau minyak, efeknya agak lambat dibanding cara i.m atau iv, mudah digunakan sendiri contohnya suntikan Insulin. • Intra muscular (IM). Penyuntikan dilakukan dalam otot , absopsi obat berlangsung 10 -30 menit untuk memperpanjang kerja obat sering dipakai larutan atau suspensi dalam minyak. Tempat injeksi otot pantat atau lengan atas. • Intra vena ( IV). Penyuntikan dilakukan didalam pembuluh darah, efeknya paling cepat (18 detik) karena benda asing langsung dimasukkan kedalam aliran darah, sehingga mengakibatkan reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak shock dan sebagainya. Infus intravena dengan obat sering dilakukan dalam rumah sakit pada keadaan darurat, atau dengan obat yang cepat metabolismenya dan ekskresinya guna mencapai kadar plasma tetap tinggi. Bahaya trombosis terjadi bila infus dilakukan terlalu sering pada satu tempat. • Intra arteri (IA). Penyuntikan kedalam pembuluh nadi, dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya Pada penderita kanker hati. • Intra cutan (IC) Penyuntikan dilakukan didalam kulit, absorbsi sangat perlahan misalnya tuberculin test dari Mantoux.
  • 9. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif • Intra lumbal Penyuntikan dilakukan kedalam ruas tulang belakang (sumsum tulang belakang) misalnya anestetika umum. • Intra peritonial. Penyuntikan kedalam ruang selaput (rongga) perut. • Intra cardial Penyuntikan kedalam jantung. • Intra pleural Penyuntikan kedalam rongga pleura. • Intra articuler Penyuntikan kedalam celah-celah sendi. 3. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. 4. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria. 5. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol
  • 10. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. 6. Implantasi Obatdalambentukpelletsterildimasukkandibawahkulitdenganalatkhusus (trocar). Terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testosteron). Akibat absopsi yang lambat satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3-5 bulan. 7. Transdermal Cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinyu masuk kedalam sistim peredaran darah, langsung ke jantung. Umumnya untuk gangguan jantung misalnya Angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam contohnya Nitrodisk dan Nitroderm TTS (Therapeutik Transdermal System), dan preparat hormon. Nah, sekarang kita lanjutkan denga rute pemberian obat yang dapat memberikan efek lokal, diantaranya adalah.... a. Kulit (percutan) Obat diberikan dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat salep, cream dan lotio. b. Inhalasi. Obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan, dan pernafasan. Contoh: bentuk sediaan gas, zat padat atau aerosol. 3. Mukosa Mata dan Telinga Obat diberikan melalui selaput / mukosa mata atau telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diabsopsi kedalam darah dan menimbulkan efek. 4. Intra vaginal. Obat diberikan melalui selaput lendir atau mukosa vagina , biasanya berupa obat anti fungi dan pencegah kehamilan. Dapat berbentuk ovula, salep, cream dan cairan bilas 5. Intranasal. Obat diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan selaput atau mukosa hidung yang membengkak, contohnya Otrivin Nah, setelah membicarakan tentang rute pemberian obat, kita lanjutkan lagi dengan hal benar lainnya, yaitu benar waktu dan dokumentasinya 5.Benar Waktu Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam  sehari, seperti b.i.d ( dua kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu . Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat makan atau bersama makanan ( Kee and Hayes, 1996 ; Trounce, 1997) Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
  • 12. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat. 6. Benar Dokumentasi Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan. Setelah memahami teori tentang hal benar dalam pemberian obat, saudara harus mampu mengimplikasikan hal tersebut dalam keperawatan . Implikasi dalam keperawatan adalah a. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½ jam sebelum atau sesudah waktu yang tertulis dalam resep. b. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, sebelum makan c. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi perut ( mukosa lambung ) bersama-sama dengan makanan. d. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat. e. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik ( tergantung peraturan ). f. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam ( misalnya setiap 8 jam bila di resep tertulis t.i.d ) untuk menjaga kadar darah terapeutik.
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif B.      Hak – Hak  Klien dalam Pemberian Obat 1.      Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan . 2.      Hak Klien untuk Menolak Pengobatan Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah – langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu pengobatan dtolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut  juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Perawat memiliki peran kolaboratif dalam pemberian obat kepada pasien. Dalam memberikan obat, perawat harus memperhatikan 6 prinsip benar yaitu benar obat, pasien dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Selain itu, perawat dituntut memiliki ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien serta memahami dan menghormati hak-hak pasien. 1. Rute pemberian obat dibawah ini mempunyai efek lokal. a. intra vena b. intra lumbal c. intra vaginal d. intra vena e. Intra muskuler 2. Kelebihan pemberian obat peroral adalah.... a. mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis b. Tidak dapat diterapkan untuk obat yang bersifat merangsang c. Tidak dapat diterapkan pada obat yang diuraikan oleh getah lambung d. Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya Rangkuman Test Formatif
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif e. Khusus digunakan untuk mencapai efek lokal dalam usus 3. Obat yang mengiritasi mukosa lambung sebaiknya diberikan ... a. sebelum makan b. sesudah makan c. bersama makanan d. waktu jam tidur e. malam hari 4. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan dan Jika obat harus diminum sebelum makan, perawat harus memastikan bahwa obat harus diberikan .... a. 15 menit sebelum waktu makan b. 30 menit sebelum waktu makan c. satu jam sebelum waktu makan d. Dua jam sebelum waktu makan e. Sesaat sebelum makan 5. Untuk memastikan obat yang diberikan adalah benar, perawat perlu melihat label obat sebanyak .... a. satu b. dua c. tiga d. empat
  • 16. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif e. lima Sudahkah anda menyelesaikan pertanyaan di atas? Untuk mengetahui ketepatan jawaban anda, jika anda telah mengerjakan soal tersebut, silahkan cocokkan dengan kunci jawaban yang ada tersedia. Umpan Balik Mintalah nilai pada Tutor Anda kemudian diskusikan hal-hal yang belum Anda kuasai bersamanya. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan jumlah benar kata kunci dari pemecahan masalah kasus di atas. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 3. Rumus : Jumlah nilai setiap soal tugas x 10 Tingkat Penguasaan = ------------------------------------------- Jumlah seluruh kata kunci Arti tingkatan penguasaan yang Anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang < 69% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bilai nilai Anda masih di bawah 80%, maka Anda harus mengulang kegiatan sub modul pokok ini terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri 1. Seorang pasien dengan diagnosa Ca tulang dirawat dirumah sakit. Untuk mengurangi rasa nyeri, pasien diberikan terapi morfin . Keluarga menolak karena khawatir akan terjadi adiksi.Apa yang perlu anda lakukan jika seorang klien menolak untuk menerima pengobatan? 2. Diskusikan kasus tersebut dengan teman dan tutor saudara ! Setelah menjawab Kasus tersebut diskusikan jawaban anda dengan teman teman di kelas dan tutor saudara . Apakah jawaban anda sudah benar? Selamat jika jawaban anda benar bila belum silahkan diskusikan lagi dengan teman anda untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang hak pasien dalam pemberian obat. Selanjutnya, praktekkan penerapan prinsip 6 benar dalam pemberian Obat kepada pasien dengan membaca Modul 3 KDM II tentang pemberian Obat- obatan.