SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ANALGESIK,
ANTIPIRETIK,
ANESTETIK
Kelompok 2
Farmakologi
Nama Kelompok:
Akur Bagas Satyani
Heri Kristiyan
Mia Saputri
Riyana Tyas Safitri
Setiaji Krisna
 Analgesik
Analgesik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Kebanyakan obat analgetik juga memberi efek antipiretik,
dan juga sebaliknya obat antipiretik juga dapat mengurangi
rasa sakit yang diderita. Masing-masing obat tergantung yang
mana efeknya paling dominan.
 Penggolongan Obat
Berdasarkan sistem kerja farmakologisnya, analgesik dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu:
 Analgetik Perifer (non narkotik)
 Analgetik Narkotik
 Analgetik Perifer (non narkotik)
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan
tidak bekerja central. Obat-obat ini dinamakan juga
analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi Sistem
Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau
mengakibatkan ketagihan.
 Klasifikasi non narkotik Analgesik:
 Salisilat
 Asam organik
 Para aminofenol
 Firazolon
 Quinolon
 Sediaan obat analgesik perifer
Contoh obat : ASPIRIN
Komposisi :
Setiap tablet Aspirin mengandung 0,5 g asam
asetilsalisilat.
Indikasi:
 Untuk meringankan rasa sakit, terutama sakit kepala
dan pusing, sakit gigi, dan nyeri otot serta menurunkan
demam.
 Dosis :
Bila tidak ada petunjuk khusus dari dokter
Dewasa : 1 tablet bila perlu 3 kali sehari
Anak 5 tahun ke atas : Vi -1 tablet bila perlu 3 kali sehari
 Aturan pakai:
Dianjurkan agar tablet diminum sesudah makan.
Sebaiknya tablet dilarutkan dulu dalam air dan diminum
dengan air yang cukup banyak.
 Mekanisme kerja obat:
Asam Asetil Salisilat menghambat pengaruh dan
biosintesa daripada zat-zat yang menimbulkan rasa
nyeri dan demam (Prostaglandin). Daya kerja antipiretik
dan analgetik Aspirin diperkuat oleh pengaruh langsung
terhadap susunan saraf pusat. Jangan digunakan pada
penderita varicella cacar air/chicken pox dan gejala flu
serta penderita yang hipersensitif.
 Efek Samping
Efek-efek samping yang biasanya muncul adalah
gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakan
darah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga
reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini
terutama terjadi pada penggunaan lama atau
pada dosis besar, maka sebaiknya janganlah
menggunakan analgetika ini secara terus-
menerus.
 Analgetik Narkotik
Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali
dengan tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat.
Umumnya mengurangi kesadaran dan menimbulkan
perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi
dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan
fisik (ketagihan adiksi) bila pengobatan dihentikan.
 Misalnya, nyeri pada kanker umumnya diobati menurut
suatu skema bertingkat empat, yaitu :
 Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal, parasetamol,
asetosal.
 Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
 Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
 Obat Opioid parenteral.
 Efek Samping
Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan
dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan
nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi
dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan
psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-
gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan.
 Sediaan Obat Analgesik Narkotik
Contoh obat : MST CONTINUS
Morfin sulfat tiap pil mengandung 10 mg, 15 mg, 30 mg,
60 mg dan 100 mg.
Dosis : awal 10-15 mg
aturan pakai :telan utuh/jangan dikunyah
• Interaksi Obat
No Nama Obat
Asli
Nama Obat
Bandingan
Interaksi Obat Efek
1 Alfentanil
(Alfenta®)
Erythromycin,
Troleandomycin,
Fluconazole
erythromycin, fluconazole
and troleandomycin
menghambat cytochrome
P450 isoenzyme CYP3A3/4
di hati yang berfungsi
memetabolisme alfentanil.
Alfentanil dapat
segera di
eliminasi dari
dalam tubuh
2
Aspirin or
Salicylates
Caffeine Caffeine meningkatkan
absorbs aspirin dalam
darah
Kadar aspirin
meningkat
3 Methadone Ciprofloxacin Lonorxicam menghambat
metabolism ciprofloxacin
Kadar
ciprofloxacin
meningkat
 ANTIPIRETIK
Antipiretik adalah golongan obat yang dipergunakan
untuk menurunkan suhu tubuh bila demam. Cara kerja
antipiretik antara lain dengan melebarkan pembuluh
darah di kulit, sehingga terjadi pendinginan darah oleh
udara luar. Obat antipiretik juga bersifat analgesik maka
sering kali disebut golongan obat analgesik-antipiretik,
karena memiliki fungsi yang sama hanya saja susunanya
berbeda.
 CONTOH OBAT
Acetaminophen atau Paracetamol
Obat-obat tersebut efek antipiretiknya lebih besar dari
pada analgetiknya.
 Mekanisme Kerja
Menghambat kerja enzim siklookcygenasi, yaitu enzim yang
berperan dalam mengubah asam arakhidonat menjadi
prostaglandin.
 Efek Samping
Dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan
kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari 3-4 g
sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada dosis diatas
6 g mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Dosis dari 20 g sudah berefek fatal. Selain itu dapat
meningkatkan risiko ulkus (luka) lambung, perdarahan,
hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang
di dinding lambung).
 Sediaan Obat Antipiretik
Contoh obat :
Asam mefenamat 250 mg dan 500 mg
berbentuk kaplet
Dosis : pemula 500 mg, lalu 3-4 dd 250 mg p.c.
Parasetamol 500 mg dan 120 mg
dosis : dewasa 3-4 dd 500 mg,
anak-anak 3 dd 120 mg/5 ml
 Anestetik (Anasthesi)
Kata anasthesi berasal dari bahasa yunani yang
berarti keadaan tanpa rasa sakit, atau dengan kata
lain yaitu zat -zat yang dapat mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dengan menghilangkan
kesadaran.
 Penggolongan Obat
Anasthesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
Anasthesi Lokal dan Anasthesi Umum.
 Anestesia Lokal
Anesthesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan
obat bius yang cara kerjanya hanya menghilangkan
rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan.
Anesthesi lokal menghasilkan blokade konduksi
pada dinding saraf yang bersifat sementara. Setelah
kerja obat habis maka obat akan keluar dari sel
saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur
sel saraf tersebut.
 Contoh obatnya adalah Aethylischloridum atau
Chloraethyl yaitu suatu cairan yang disemprotkan
pada tempat lokal. Sering digunakan untuk
memotong preputium atau sunat, pencabutan gigi
susu atau atau gigi anak yang goyang.
 Penggolongan Anasthesi Lokal
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam
struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu :
1. Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester).
Contohnya : Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain
2. Senyawa amida (terdapatnya ikatan amida).
Contohnya : Lidokain, Dibukain,
Mepivakain dan Prilokain.
 Mekanisme Kerja
Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui
impuls listrik yang terbentuk pada awalnya di setiap
membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf (
demikian juga semua membran sel tubuh lainnya )
mempunyai potensial listrik sebesar -90 mV pada
keadaan istirahat. Potensial listrik ini terbentuk
karena adanya perbedaan konsentrasi ion natrium
di dalam dan di luar membran sel, dimana
konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L) lebih
besar daripada di dalam membran sel ( 14 mEq/L),
sementara konsentrasi anionnya sama ( 150
mEq/L). Keadaan ini menyebabkan suasana di
dalam membran sel lebih negatif ketimbang di luar.
 Efek Samping
Seharusnya obat anestesi lokal diserap dari tempat pemberian
obat. Jika kadar obat dalam darah meningkat terlalu tinggi,
maka akan timbul efek pada berbagai sistem organ.
a) Sistem Saraf Pusat
Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa ringan,
gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar
yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil.
b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas)
Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anasthesi
lokal akan menjadi toksik terhadap jaringan saraf.
c) Sistem Kardiovaskular
Dapat menghambat saluran natrium jantung sehingga menekan
aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi jantung
menjadi abnormal.
d) Darah
Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan
menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat
pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin menjadi
methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar maka warna darah
menjadi coklat.
 Anasthesi Umum
Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa
nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan
dapat pulih kembali (reversibel). Terjadi hambatan susunan
syaraf pusat. Biasanya digunakan pada operasi besar.
Contoh obat: Aether, Cloroform,
Prosedur pemakaian: dihisap melalui hidung dengan masker.
 Penggolongan Anasthesi Umum
Menurut penggunaanya anestesia umum dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu :
a. Anestesia inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran
pernafasan, contohnya eter, dll.
b. Anestesia injeksi (intravena), contohnya diazepam,
barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
 Mekanisme Kerja
a. Anestesi inhalasi
Anestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan
membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam
otak. Sebagai anestesi inhalasi digunakan gas dan cairan
terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam
kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot
maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan
reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan
harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian
diturunkan sampai hanya sekadar memelihara
keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran.
Keuntungan anestesi inhalasi dibandingkan dengan
anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat
lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan
mengurangi konsentrasi dari gas / uap yang diinhalasi.
 b. Anestesi injeksi (intravena)
Obat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan
propofol mempunyai mula kerja anestetis yang lebih cepat
dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru,
misalnya desflurane dan sevoflurane. Senyawa intravena ini
umumnya digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan
pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga
sangat cepat.
 Cara pemberian anestesi umum:
a. Parenteral (intramuskular/intravena)
Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi
anestesi.Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral
dikombinasikan dengan cara lain.
b.Perektal
Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan
singkat.
c.Anestesi Inhalasi
Anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang
mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernapasan.
 Efek Samping
a. Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan
trikloretikan.
b. Mengurangi kontraksi jantung, selama halotan dan
metoksifluran yang paling ringan pada eter.
c.Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti
senyawa klor (kloroform).
d. Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.
OBAT ANALGESIK

More Related Content

What's hot

Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhLilik Sholeha
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 

What's hot (20)

Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Reaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
Reaksi Kimia dalam Metabolisme ObatReaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
Reaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT    OBAT-OBAT  SUSUNAN SARAF PUSAT
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 

Viewers also liked

Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikLini Amalia
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAri Rahmawati
 
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaPowerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaShinta D'farmasist
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatRetno Wulan
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriaryana_imam
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotikSovian Pekei
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareInoy Trisnaini
 
Analisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatAnalisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatIllank YaHya
 
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahpersiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahhesti kusdianingrum
 
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhpPresentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhpSisca Yoliza
 
Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Dedi Kun
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 

Viewers also liked (20)

Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretik
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretik
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetikaPowerpoint kimia farmasi tentang analgetika
Powerpoint kimia farmasi tentang analgetika
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
ANTIPIRETIK
ANTIPIRETIKANTIPIRETIK
ANTIPIRETIK
 
Anasthesi
AnasthesiAnasthesi
Anasthesi
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Analgesik nonopioid
Analgesik nonopioidAnalgesik nonopioid
Analgesik nonopioid
 
Askep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeriAskep pada pasien nyeri
Askep pada pasien nyeri
 
Analgetik – narkotik
Analgetik – narkotikAnalgetik – narkotik
Analgetik – narkotik
 
Toksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshareToksikokinetik,slideshare
Toksikokinetik,slideshare
 
Analisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obatAnalisis dan sistem persediaan obat
Analisis dan sistem persediaan obat
 
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedahpersiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
persiapan fisik pasien sebelum tindakn bedah
 
Dosis obat (3)
Dosis obat (3)Dosis obat (3)
Dosis obat (3)
 
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhpPresentasi persentase penggunaan obat & abhp
Presentasi persentase penggunaan obat & abhp
 
Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat Konsep farmako perawat
Konsep farmako perawat
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 

Similar to OBAT ANALGESIK

Similar to OBAT ANALGESIK (20)

423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx423261779-Analgetik-Pres.pptx
423261779-Analgetik-Pres.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptxANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptx
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
AINS.pptx
AINS.pptxAINS.pptx
AINS.pptx
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
Salinan dari Pastel Blue Pink Yellow and Orange Illustrations and Doodles Hea...
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptx
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 

Recently uploaded

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

OBAT ANALGESIK

  • 2. Nama Kelompok: Akur Bagas Satyani Heri Kristiyan Mia Saputri Riyana Tyas Safitri Setiaji Krisna
  • 3.  Analgesik Analgesik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kebanyakan obat analgetik juga memberi efek antipiretik, dan juga sebaliknya obat antipiretik juga dapat mengurangi rasa sakit yang diderita. Masing-masing obat tergantung yang mana efeknya paling dominan.  Penggolongan Obat Berdasarkan sistem kerja farmakologisnya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:  Analgetik Perifer (non narkotik)  Analgetik Narkotik
  • 4.  Analgetik Perifer (non narkotik) Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja central. Obat-obat ini dinamakan juga analgetika perifer, karena tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan.  Klasifikasi non narkotik Analgesik:  Salisilat  Asam organik  Para aminofenol  Firazolon  Quinolon
  • 5.  Sediaan obat analgesik perifer Contoh obat : ASPIRIN Komposisi : Setiap tablet Aspirin mengandung 0,5 g asam asetilsalisilat. Indikasi:  Untuk meringankan rasa sakit, terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, dan nyeri otot serta menurunkan demam.  Dosis : Bila tidak ada petunjuk khusus dari dokter Dewasa : 1 tablet bila perlu 3 kali sehari Anak 5 tahun ke atas : Vi -1 tablet bila perlu 3 kali sehari
  • 6.  Aturan pakai: Dianjurkan agar tablet diminum sesudah makan. Sebaiknya tablet dilarutkan dulu dalam air dan diminum dengan air yang cukup banyak.  Mekanisme kerja obat: Asam Asetil Salisilat menghambat pengaruh dan biosintesa daripada zat-zat yang menimbulkan rasa nyeri dan demam (Prostaglandin). Daya kerja antipiretik dan analgetik Aspirin diperkuat oleh pengaruh langsung terhadap susunan saraf pusat. Jangan digunakan pada penderita varicella cacar air/chicken pox dan gejala flu serta penderita yang hipersensitif.
  • 7.  Efek Samping Efek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya janganlah menggunakan analgetika ini secara terus- menerus.
  • 8.  Analgetik Narkotik Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat. Umumnya mengurangi kesadaran dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) bila pengobatan dihentikan.  Misalnya, nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu :  Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal, parasetamol, asetosal.  Obat perifer bersama kodein atau tramadol.  Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.  Obat Opioid parenteral.
  • 9.  Efek Samping Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala- gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan.  Sediaan Obat Analgesik Narkotik Contoh obat : MST CONTINUS Morfin sulfat tiap pil mengandung 10 mg, 15 mg, 30 mg, 60 mg dan 100 mg. Dosis : awal 10-15 mg aturan pakai :telan utuh/jangan dikunyah
  • 10. • Interaksi Obat No Nama Obat Asli Nama Obat Bandingan Interaksi Obat Efek 1 Alfentanil (Alfenta®) Erythromycin, Troleandomycin, Fluconazole erythromycin, fluconazole and troleandomycin menghambat cytochrome P450 isoenzyme CYP3A3/4 di hati yang berfungsi memetabolisme alfentanil. Alfentanil dapat segera di eliminasi dari dalam tubuh 2 Aspirin or Salicylates Caffeine Caffeine meningkatkan absorbs aspirin dalam darah Kadar aspirin meningkat 3 Methadone Ciprofloxacin Lonorxicam menghambat metabolism ciprofloxacin Kadar ciprofloxacin meningkat
  • 11.  ANTIPIRETIK Antipiretik adalah golongan obat yang dipergunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila demam. Cara kerja antipiretik antara lain dengan melebarkan pembuluh darah di kulit, sehingga terjadi pendinginan darah oleh udara luar. Obat antipiretik juga bersifat analgesik maka sering kali disebut golongan obat analgesik-antipiretik, karena memiliki fungsi yang sama hanya saja susunanya berbeda.  CONTOH OBAT Acetaminophen atau Paracetamol Obat-obat tersebut efek antipiretiknya lebih besar dari pada analgetiknya.
  • 12.  Mekanisme Kerja Menghambat kerja enzim siklookcygenasi, yaitu enzim yang berperan dalam mengubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin.  Efek Samping Dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada dosis diatas 6 g mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel. Dosis dari 20 g sudah berefek fatal. Selain itu dapat meningkatkan risiko ulkus (luka) lambung, perdarahan, hingga perforasi (kebocoran akibat terbentuknya lubang di dinding lambung).
  • 13.  Sediaan Obat Antipiretik Contoh obat : Asam mefenamat 250 mg dan 500 mg berbentuk kaplet Dosis : pemula 500 mg, lalu 3-4 dd 250 mg p.c. Parasetamol 500 mg dan 120 mg dosis : dewasa 3-4 dd 500 mg, anak-anak 3 dd 120 mg/5 ml
  • 14.  Anestetik (Anasthesi) Kata anasthesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit, atau dengan kata lain yaitu zat -zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan menghilangkan kesadaran.  Penggolongan Obat Anasthesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Anasthesi Lokal dan Anasthesi Umum.
  • 15.  Anestesia Lokal Anesthesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan. Anesthesi lokal menghasilkan blokade konduksi pada dinding saraf yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka obat akan keluar dari sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur sel saraf tersebut.  Contoh obatnya adalah Aethylischloridum atau Chloraethyl yaitu suatu cairan yang disemprotkan pada tempat lokal. Sering digunakan untuk memotong preputium atau sunat, pencabutan gigi susu atau atau gigi anak yang goyang.
  • 16.  Penggolongan Anasthesi Lokal Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : 1. Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester). Contohnya : Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain 2. Senyawa amida (terdapatnya ikatan amida). Contohnya : Lidokain, Dibukain, Mepivakain dan Prilokain.
  • 17.  Mekanisme Kerja Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang terbentuk pada awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf ( demikian juga semua membran sel tubuh lainnya ) mempunyai potensial listrik sebesar -90 mV pada keadaan istirahat. Potensial listrik ini terbentuk karena adanya perbedaan konsentrasi ion natrium di dalam dan di luar membran sel, dimana konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L) lebih besar daripada di dalam membran sel ( 14 mEq/L), sementara konsentrasi anionnya sama ( 150 mEq/L). Keadaan ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih negatif ketimbang di luar.
  • 18.  Efek Samping Seharusnya obat anestesi lokal diserap dari tempat pemberian obat. Jika kadar obat dalam darah meningkat terlalu tinggi, maka akan timbul efek pada berbagai sistem organ. a) Sistem Saraf Pusat Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil. b) Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas) Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anasthesi lokal akan menjadi toksik terhadap jaringan saraf. c) Sistem Kardiovaskular Dapat menghambat saluran natrium jantung sehingga menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi jantung menjadi abnormal. d) Darah Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin menjadi methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar maka warna darah menjadi coklat.
  • 19.  Anasthesi Umum Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Terjadi hambatan susunan syaraf pusat. Biasanya digunakan pada operasi besar. Contoh obat: Aether, Cloroform, Prosedur pemakaian: dihisap melalui hidung dengan masker.  Penggolongan Anasthesi Umum Menurut penggunaanya anestesia umum dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : a. Anestesia inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan, contohnya eter, dll. b. Anestesia injeksi (intravena), contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
  • 20.  Mekanisme Kerja a. Anestesi inhalasi Anestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. Sebagai anestesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran. Keuntungan anestesi inhalasi dibandingkan dengan anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas / uap yang diinhalasi.
  • 21.  b. Anestesi injeksi (intravena) Obat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan propofol mempunyai mula kerja anestetis yang lebih cepat dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru, misalnya desflurane dan sevoflurane. Senyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.  Cara pemberian anestesi umum: a. Parenteral (intramuskular/intravena) Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi.Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan dengan cara lain. b.Perektal Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat. c.Anestesi Inhalasi Anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernapasan.
  • 22.  Efek Samping a. Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretikan. b. Mengurangi kontraksi jantung, selama halotan dan metoksifluran yang paling ringan pada eter. c.Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform). d. Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.