PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi
1. PERAN PERAWAT DALAM PENGELOLAAN
&
PEMBERIAN OBAT
MUHIMMATUN NI'MAH
PSIK/AA/09
2. Peran Perawat Dalam Farmakologi
( The Role of Nurses in Pharmacology)
3.
1. Bertanqqunq jawab penuh terhadap penggunaan obat-obat
kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan &
meminimalkan efek obat yg merugikan (adverse affects).
2. Menguasai & mengerti persoalan yg bersusila & leqal & tidak
hanya pengetahuan tentang ilmu fisika & soaial saja.
Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol &
memberikan obat secara aman (safety).
3. Tanggung jawab perawat terhadap obat
(drug-related nursing responsibilities)
• Sebelum memberikan obat he pasien, perawat harus mengetahui secara
pasti tentang :
1. Nama obat
2. Golongan obat / kelas farmakoterapi
3. Efek yg diinginkan & mekanisme aksi
4. Efek samping
5. Efek yg merugikan
6. Efek toksik
7. Interaksi
8. Kontraindikasi & tindahan pencegahannya
9. Regimen dosis & rute pemberian
10. Data farmakokinetika
11. Implikasi keperawatan
• Sumber informasi : farmakope, text books, jurnal, elektronik data base,
industri farmasi, dan apoteker.
4. 1.
• lmplikasi keperawatan
Mengemban tanggung jawab untuk mengajarkan &
meningkatkan derajat kesehatan.
2. Menemukan kasus penyakit & menyimpulkan.
3. Continuing education.
4. Belajar dg sejawat / profesi Iain.
5. I.
I.A.
I.A.1.
Proses keperawatan dalam terapi obat
Assessment
Riwayat pengobatan
sebelum menggunakan obat
-memastikan macam obat yg sudah digunakan untuk
mengurangi penyakit.
-obat apa saja yg sudah digunakan untuk
pengobatan sendiri.
-apakah menggunakan obat kimia / tradisional
-apakah ada obat yg sedang / masih digunakan
I.A.2. respon terhadap obat yg digunakan
-respon terapetik
-reaksi yg merugikan
-reaksi idiosinkrasi
-reaksi alergi
-toleransi & ketergantungan
6. • Lanj..
3. riwayat penyakit keluarga
idiosinkrasi
alergi
4. sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
I.B.
1.
Analisis
Mengidentifikasi kontraindikasi dari penggunaan obat / faktor Iain yg tidak
biasa terjadi.
2. Interaksi obat
3. Respon fisik & fisiologik sebelum obat diberikan
4. Membandingkan data obat & data pasien untuk mengidentifikasi masalah
yg potensial pd perencanaan regimen dosis.
5. Cara pemberian obat yg efehtif untuk pasien pd pengobatan sendiri.
6. Membandingkan pengetahuan pasien untuk berpartisipasi optimal dalam
regimen obat.
7. Sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
7. I.C. Hasil identifikasi
1. Menyusun kriteria untuk hasil yg baik.
2. Menegakhan parameter yg diuhur, termasuh menetapkan kerangka
waktu pengobatan.
II.
1.
2.
Diagnosa keperawatan
Mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat.
Mengidentifikasi timbulnya masalah yg potensial dari regimen obat.
III. Perencanaan
A. Obyektivitas pelayanan keperawatan
1. Mencegah drug related problem (DRP).
2. Memperbaiki gejala penyakit yg ada.
3. Mengoreksi keadaan yg abnormal.
4. Perbaikan fungsi.
8. III.B. Tujuan
1.
2.
3.
Meminimalkan efek samping
Mencegah ketergantungan obat
Segera mendeteksi & memberi perawatan terhadap reaksi obat yg
merugikan.
Menarik/memutus ketergantungan obat-obat kimia.
Mengurangi / meningkatkan penggunaan obat.
4.
5.
IV. Intervensi
1. Mengukur pelayanan psikologi.
2. Mengukur pelayanan fisik.
3. Konsultasi dg dokter & apoteker mengenai perubahan regimen obat.
x. Client teaching.
v.
1.
2.
Hasil evaluasi
Mengumpulkan data yg dievaluasi.
Membandingkan data yg dievaluasi dg data sebelumnya, untuk
menduł‹ung pengukuran kriteria yg ditetapkan.
9. Kesimpulan proses keperawatan
• Mengelola pasien dg DRP (drug related problem)
—Proses keperawatan dapat dipakai untuk semua situasi
pelayanan keperawatan (nursing care).
—Perawat harus memutuskan masalah yg timbul dari
pemberian obat, regimen obat & penggunaan obat yg tepat
atau penyalahgunaan obat.
—Tujuannya adalah mengeliminer penggunaan obat yg tidak
tepat , mendeteksi & merawat dg segera reaksi yg
merugikan & memberi penyuluhan kepada pasien untuk
perawatan / pengobatan sendiri secara tepat.
—Mengevaluasi secara terus-menerus bagi pasien yg
memerlukan monitoring efek obat.
10. RESE
P
Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker
untuk membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien.
• Yg berhak menulis resep
- dokter
- dokter gigi
- dkter hewan
• Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep '
apoteker
asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
11. Dalam resep harus tertulis :
1. Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg /
drh.
2. Tempat & tanggal penulisan resep.
3. Supersriptio
tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
R/ “recipe” ambillah!
falsafah dalam penulisan resep —+keyakinan& kekuatan
prescriber.
- sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
12. 4. lnscriptio / invocatio
nama setiap obat & komposisinya.
tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit
pasien.
- pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat
indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat
evaluasi & waspada ES).
- nama obat dalam resep :
diawali huruf besar
nomenclatur generik (INN).
ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi.
INH = lsoniazida
HCT Hidroklorothiazida
Vas.alb.
paraf.Iiq.
vaselin album
parafin liqiudum
13. • Lanj...
• Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml).
• Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal.
(0,2 g —
+200 mg ; ’/› g —
+500 mg).
• Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr" (guantitum rectum —
—
jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat.
mis : antalgin 650 mg qr.
14. 5. Subscriptio
• Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan &
jumlah obat yg diminta.
• mfla —
+pulv / sol / susp / emul / caps / cr.
• mfla misce fac lege artis campur & buatlah menurut / sesuai
dg seninya.
• Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep,
konsultasikan dg prescriber.
• Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi
(I,II,III,lV,V,X,L,C)
• Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf.
R/ Braxidin tab no.VI (enam)
15. 6. Signatura
• Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep.
• Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca.
• Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep
—ac ante coenam sebelum makan
—ad auris dextra telinga kanan
—bdd bis de die sehari dua kali
—bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan
—c cohclear sendok makan, 15 ml
—cth cochlear these sendok teh, 5 ml
—dc durante coenam selagi makan
—dtd da tales dosis berikanlah dg takaran sebanyak itu
16. 7. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.
8. Pasien
- nama pasien ditulis lengkap
- anak/lansia : dg umur & BB
- alamat & no. telepon
pelaporan narkotika & psikotropika
pelaporan OWA
nama sama
salah obat —•meIacak
menghindari penyalahgunaan obat
obat titipan
17. Resep Narkotika
• n.i. = /Ve Iterasi I tidak boleh diulang
• Ditulis nama pasien, tidak boleh m.i.
sendiri, alamat pasien harus jelas
mihi ipsi untuk dipakai
• Signatura jelas, tidak boleh s.u.c. signa usus cognitus =
sudah tahu pakainya
18. COPIE RESEP /
SALINAN RESEP
• Adalah salinan tertulis dari suatu resep
• Sinonim : apograph, exemplum, afschrift
• Ditulis oleh apoteker / AAdg sepengetahuan apoteker.
• Ditandatangani oleh apoteker.
• Salinan resep selain memuat semua keterangan yg termuat dalam R/ asli,
harus memuat
1. Nama & alamat apotek
2. nama & no. SP / SIK APA(Apoteker Pengelolah Apotek)
3. tanda tangan / paraf APA(bagian bawah sebelah kanan)
4. tanda “def’ —
-detur (untuk obat yg sudah diserahkan)
tanda “nedef’ —
—
ne detur (untuk obat yg belum diserahkan)
tanda “det orig” = detur originalae (sudah diberikan sesuai dg resep
aslinya), untuk resep asli dg tanda ’iter” (diulang).
5. no.resep & tanggal pembuatan
6. pada bagian bawah R/ sebelah kanan ditulis :
- P.C.C. = Pro Copie Conform = sesuai dg aslinya
- cap / stempel apotek
19. ETIKET
• Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan
ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat
dispensing.
• Warna etiket :
1. Putih untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuh
kerongkongan perut
2. Biru untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung,
telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan
topikal.
• Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan :
a. Nama & alamat apotek
b. Nama & no. SP/SIK APA
c. No. R/ & tanggal pembuatan R/
d. Nama pasien
e. Aturan pemakaian
f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr.
g. paraf pembuat.
20. • Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan :
a. nama & alamat apotek
b. nama & no SP/SIK APA
c. no. R/ & tanggal pembuatan
d. nama pasien
e. nama & jumlah obat
f. aturan pemakaian
g. tulisan “obat luar”
h. tanda Iain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
21. Dosis Obat
• Dosis toksik
• Dosis minimal
: dosis yg menimbulkan gejala keracunan
: dosis terkecil yg masih mempunyai efek
terapetik
: dosis terbesar yg mempunyai efek terapetik,
tanpa gejala/efek toksik
: dosis diantara dosis minimal &
maksima/1dipengaruhioleh : umur, BB1jenis
kelamin, waktu pemberian obat, cara
pemberian obat kecepatan ekskresi,
kombinasi obat, luas permukaan badan,
penyakit.
: dosis rata-rata yg biasanya (lazim)
memberikan efek yg diinginkan.
: dosis yg mungkin cukup untuk mematikan.
• Dosis maksimal
• Dosis terapetik
• Dosis lazim
• Dosis letal
22. USIA
1. Lansia
• usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<,
albumin darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat.
• Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin
darah <<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg
keracunan.
• Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika
kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi
peningkatan kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP
.
• Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa
—•keracunan pd lansia.
• Dosis lansia : < dasis biasa
• Usia 65 —74 tahun : dosis biasa —
10%
• Usia 75 —
84 tahun : dosis biasa —
20%
• Usia 85 tahun >> : dosis biasa —
30%
23. 2. Anak kecil / pediatri
• Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat
& sistem enzim belum berkembang.
• Ex :kloramfenikol grey baby sindrom
• Perhitungan dosis pediatri, sbb :
I. Berdasarkan usia
I.A. Rumus Young
usia anak antara 1 —
12 tahun
fungsi hati , ginjal
x D
dosis anaÜ n + 12
n = usia (tahun)
D = dosis dewasa
24. I.B. Rumus Augsberger
Usia 2 —
12 bulan
Usia 1 —
11 tahun
Usia 12 —
16 tahun
(m + 13)% x D
(4n + 20)% x D
(5n + 10)0 x D
m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D dosis dewasa
II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark
W x D
68
W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa
25. III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
(body surface area = BSA)
• Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi
langsung antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan
metabolisme obat.
BSA (m2) (tinggi badan x BB)
3600
tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m2)
Dosis anak = x dosis dewasa
BSA (m2)
1,73 (kg)
26. Perhitungan
dosis
• Satuan berat: 1 kg 1000 g (gram)
1 g - 1000 mg (miligram)
1 mg = 1000 mcg (mikrogram)
• Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)
• Konversi gram ke mg (sebaliknya) :
1 g 1000 mg
2 g = (2 x 1000) mg = 2000 mg
1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg
1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g
• Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif
- sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml
- ex : krim 1%
1% = 1 g : 100 g - 0,01 gig - 0,01 gig x 1000 mg - 10 mg/g
= 10"“ gig = 10"“ gig x 10° mg = 10 mg/g
larutan 1% = 10 mg/ml
27. I. Tablet / kapsul
• Rumus 1.
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/
Obat Cair/injeksi
Jumlah yg diminta x1 tablet
dosis yg diminta
dosis yg tersedia
• ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis
0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin
jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= (125 mcg : 62,5 mcg) x 1 = 2 tablet
II. Obat cair/injeksi
• Rumus 2. x volume yg tersedia
X dosis yg diminta
dosis yg tersedia
• ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V.
tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
jwb : X (150 mg : 125 mg) x 5 ml 6 ml
28. • Lanj...
• Rumus 3.
X - konsentrasi yq diminta x jumlah yg diminta
konsentasi yg tersedia
° ex :diperlukan larutan betadin 1 :2000, tersedia larutan 20%.
berapa banyak larutan betadin 20O
A untuk membuat 2 liter
betadin 1 : 2000 ?
jwb : 2OO
A= 20/100 = 1/5
X= {1/2000} : (1/5} x 2000 ml
= {1/2000} x {5/1) x 2000 ml
{5 x 2000) : 2000 ml
5 ml
2 L= 2000 ml
29. Perhitungan dosis dewasa (dalam R/)
R/ Ephedrin HCI 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk :
CTM
Antalgin
Codein HCI
5 mg
250 mg
75 mg ! (paraf)
Sacch. lact. q.s.
: 50 mg/150 mg
: 40 mg/hari
: 60 mg/300 mg
: sekali pakai
Ephedrin HCI
CTM
Codein HCI
Per kuur / pk
per etmoral/pet: sehari
m.f. pulv. dtd. No. XX
s.t.dd.pulv.I
pro : Tn. Joyo (dewasa)
Jwb: perhitungan dosis
- pk efedrin Hcl : 40 mg —
•T.O.D
- pet
- pk CTM
: 40 x 3
: 5 mg
120 mg
T.O.D
T.O.D
- pet
- ph Codein Hcl
pet
: 5 x 3 = 15 mg
: 75 mg O.D
: 3 x 75 = 205 mg
T.O.D
T.O.D
31. R/ Elkosin (sulfasomidin) 5
PhenobarbitaI-Na 1,6 DM 300 mg/600 mg
CTM 0,050 DM 40 mg/hari
pot.AIb.C.tusm.
m.f.potio
s.t.dd Cp. I
200
Pro : anak Adi (6 tahun)
• Jwb : DM anak 6 tahun
- phenobarb. Na
rumus Young
(6 : (6 + 12)) x (300 : 600} mg
100 mg/200 mg
(6 : (6 + 12)) x 40 mg
13,33 mg sehari
- CTM
- jumlah bahan obat/jumlah sendok
(jumlah yg tertulis pada R/} : (volume sendok)
- CTM
• Penimbangan
- elkosin
- CTM
—206,65 : 8 —25,83 26
- phenobarb. Na pk
pet
pk
pet
1600 mg : 26
3 x 61,54 mg
50 mg : 26
3 x 1,92 mg
61,54 mg —
•T.O.D
184,62
1,92 mg
5,77 mg
T.O.D
T.O.D
T.O.D
5g
50 mg
phenobarb. Na
pot.Alb. C. tusm.
• Elkosin & Phenobarb.Na sukar larut —
› suspensi
1,6 g
200 ml
32. Perhitungan kecepatan infus
1. Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan 500 ml dextrosa
5% dalam air selama 8 jam ? Larutan itu memberi 15 tetes/ml.
jwb : a). 8 jam - 8 x60 menit 480 menit
b) Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam ml per menit.
Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit & y ml diberikan
dalam 1 menit
y {500 : 1) ml x (1 : 480) menit 1 ml
c) Konversi he tetes/menit
kecepatan pemberian = 1mI/menit. Larutan mengandung
15 tetes/ml, maka jumlah tetes per menit = 1 x 15 tetes/menit
atau 15 tetes/menit.
33. Pemberian obat yg aman (safety)
Berpedoman kepada “6T”
1. tepat pasien
2. tepat diagnosa keperawatan
3. tepat indikasi
4. tepat obat
5. tepat regimen obat
6. tepat evaluasi
Tujuan : untuk menghindari & mencegah
kesalahan pemberian obat & adverse drug
reactions (ADR).
34. 1. Tepat Pasien
A. Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi
RS).
- obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat pasien /
resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap
pasien, umur, jenis kelamin, berat badan1tinggi badan,
aIamat/no. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan
no.bed/tempattidur pasien.
- periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu pesanan
obat / MR dg cara :
a) Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan
identitas di tempat tidur pasien.
b) Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien
koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
35. B. Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat
inap.
obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep yg
terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamaLno. telp,
nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur
pasien.
- sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama
lengkap pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg
tanda pengenal yg ada.
36. 2. Tepat Diagnosa
keperawatan
• Sesuai dg tujuan diagnosa keperawatan (mengidentifikasi
timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat dan
masalah yg potensial dari regimen obat).
3. Tepat Indikasi
•Ketepatan diagnosa keperawatan —
• intervensi terapi —
• tepat
indikasi.
•Khususnya
terapetik ??
indikasi medik —
+intervensi dg obat —
+manfaat
evaluasi hasil terapi.
•Kemungkinan intervensi terapi —
+intervensi tanpa obat /
kombinasi.
37. 4. Tepat obat
1. Periksa dg teliti obat yg tertulis dalam resep atau MR
(lakukan sesuai dg tanggung jawab perawat terhadap obat).
2. Obat yg tertulis dalam resep/MR harus ditandatangani dokter
& merupakan program terapi terbaru.
3. Jika perawat diminta untuk menulis ulang/menyalin obat yg
tertulis dalam MR ke dalam draft permintaan obat, tulislah
nama obat dg jelas & benar.
38. 4. Jika dokter menginstruksihanpengobatan melalui telepon, dohumentasihan
hal-hal sbb :
tanggal & jam instruksi
pengobatan. nama/identitas dokter
nama/identitas pasien
nama obat
hekuatan obat
jumlah obat yg diberikan
dosis obat
rute/cara pemberian
frekuensi & waktu pemberian
lama pemberian
diusahakan <24 jam instruksi pengobatan sudah harus
ditandatangani dokter ybs.
Con : yogya, 09-09-2009, dr. Cantika,SpD.
untuk Ny. Juwita (55 th), ruang dahlia, kamar I/bed. No.2
R/ Simvastatin 10 mg no.X, per oral, s.1dd1tab., tiap jam 21.00 malam
(ttd).
39. 5. Pengamanan , persiapan, & pemindahan obat dari IFRS / pos
obat ke pasien.
• Lingkungan sehat & kondusif (aman, tenang, terang),
membantu keakuratan proses.
° Baca dg teliti label/etiket obat 3 kali.
I. : membaca permintaan obat & mengambil wadah/kemasan
dari rak obat.
II.: label/etiket wadah/kemasandicocokkan dg isi obatnya
sebelum dituang.
III.: setelah menuang obat & mengemballikan wadah obat ke
rak.
tujuan : menghindari kesalahan pengambilan obat karena
banyak obat yg namanya hampir sama.
con :aminopirin —aminofilin; nichoviton —nichobion;
betason —betason N; minoksidil —minoksiklin.
40. • Lanj...
• Jika label/etiket obat tidak terbaca, rusak, hilang, tidak tertulis,
segera kembalikan ke IFRS.
• Jika isi obat dalam kemasan tidak sesuai dg yg tertulis dalam
etiket, rusak, bau, berubah warna, retur/kembalikan ke IFRS.
• Jika nama obat yg tertulis dalam resep/MR tidak sanna dg obat
yg tersedia, konfirmasi dg apoteker.
Con : cefat 500 mg qidrof 500 mg.
• Atur obat dalam baki/kereta obat sesuai urutan
kamar/bed/pasien yg paling sedikiLmudah menggunakan obat.
• Jaga keamanan baki/kereta obat.
• Saat obat diberikan, ingat kembali riwayat pengobatan pasien
(penyakit, nama obat, cara kerja obat & kemungkinan ESO yg
timbul).
41. 5. Tepat regimen obat
A. Besar dosis & frekuensi pemberian
• penting untuk keberhasilan terapi & meningkatkan ketaatan
pasien.
• Dosis obat harus tertulis dg jelas & benar.
con : R/ Parasetamol 500 mg no.X
s.tdd1tab. Sprn
• Sebaiknya dosis dihitung sesuai dg kondisi individual pasien
(usia, BB, BSA).
B. Cara/rute pemberian (ingat kembali faktor yg mempengaruhi
cara pemberian). Con •
cedocard 5 mg, sublingual 1dd1tab.
ultrapoct N suppo, perektal 2dd1suppo.
inflammide aerosol 200 mcg, intrarespiratori 2dd2puñ.
42. C. Bentuk sediaan obat (ingat faktor BSO).
con : - efek lokal —+konjungtivitis —•chIoramfenikoI 1% ED,
stdd1gtt ODS.
anak —•puyer / sirup lebih disukai.
- emergency/efek sistemik —
+infus i.v / injeksi i.v.
D. Lama pemakaian obat / lama terapi yg tepat.
• Antibiotik diberikan dalam waktu tertentu untuk menghindari
resistensi & kambuhnya penyakit. Biasanya diteruskan 2 —3
hari setelah gejala menghilang.
• Penyakit tifus, malaria, TBC, endocarditis, terapinya
dianjurkan lebih lama, &lama terapi lepra seumur hidup.
• Obat simptomatis (mis : analgetik, antipiretik), pemakaiannya
seperlunya (s.p.r.n) & dihentikan jika gejala hilang.
• Terapi untuk penyakit stabil & kronis (mis : hipertensi, DM),
terus —
menerus.
43. E. Waktu pemakaian obat yg benar.
• Tujuan
1. Untuk memperoleh efek terapetik yg maksimal.
2. untuk menghindari ES yg tidak dikehendaki.
• Contoh waktu pemakaian obat yg benar :
- ac (segera)
- 1 jam ac / 2 jam pc
: analgetik (kecuali asetosal NSAIDs).
: antibiotik (penisilin, sefalosporin,
eritromisin, spiramisin, linhomisin, klindamisin, rifampisin), dan
antasid / obat gangguan lambung.
- 1/2jam ac —om
dc
: antidiabetik oral
: antiepileptik, garam ferro, lithium, kalium,
vasodilator, kemoterapetik (kotrimoksazol, sulfasalazin, metronidazol &
derv), griseofulvin, nitrofurantaoin, danazol (garis bawah : absorpsi
meningkat bila diminum bersama makanan berlemak / susu).
- pc (segera)
pc om
: glukokortikoid, NSAIDs, & asetosal, INH,
reserpin, spironolakton.
: diuretika (lengkungan/furosemida,
thiazida),
kacang-
dianjurkan banyak makan makanan kaya kalium (pisang,
kacangan, minum teh).
44. 6. Tepat evaluasi hasil pengobatan / penilaian kondisi pasien
& tindak lanjut efek pengobatan.
A. Tertib administrasi
• Setelah obat diberikan ke pasien & diminum, harus dicatat dg
segera pd form pengobatan dg tulisan yg jelas, benar &
dibubuhi tanda tangan serta nama terang pembuat laporan
(untuk pelacakan/pepanggungjawabanbila terjadi hal yg
tidak dikehendaki).
• Hal yg perlu dicatat/dilaporkan :
- identitas pasien
- nama, kekuatan, & jumlah obat.
- dosis obat
- rute/cara pemberian
- waktu pemberian obat
- lama pemakaian obat
- tempat pemberian (sesuai dg rute pemberian), mis : eye
drop OD atau OS atau ODS.
45. B. Menilai ketaatan pasien (patient compliance)
• Pastikan obat diterima langsung oleh pasien (bayi / lansia
oleh keluarganya.
• Bila perlu jangan meninggalkan ruangan hingga obat tsb
benar-benar diminum pasien & untuk menghindari hal yg
tidak diinginkan.
• Bila obat tidak diminum oleh pasien, catat alasannya,
dilaporkan & obat dikembalikan ke IFRS.
46. Bagaimana jika perawat
salah memberikan obat ?
• Segera mengakui kesalahan
• Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
• Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &
tindakan pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahan
yg sama / kesalahan lainnya.
• Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan
penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk
mengatasinya.
Terima kasih