SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
PERAN PERAWAT DALAM PENGELOLAAN
&
PEMBERIAN OBAT
MUHIMMATUN NI'MAH
PSIK/AA/09
Peran Perawat Dalam Farmakologi
( The Role of Nurses in Pharmacology)
3.
1. Bertanqqunq jawab penuh terhadap penggunaan obat-obat
kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan &
meminimalkan efek obat yg merugikan (adverse affects).
2. Menguasai & mengerti persoalan yg bersusila & leqal & tidak
hanya pengetahuan tentang ilmu fisika & soaial saja.
Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol &
memberikan obat secara aman (safety).
Tanggung jawab perawat terhadap obat
(drug-related nursing responsibilities)
• Sebelum memberikan obat he pasien, perawat harus mengetahui secara
pasti tentang :
1. Nama obat
2. Golongan obat / kelas farmakoterapi
3. Efek yg diinginkan & mekanisme aksi
4. Efek samping
5. Efek yg merugikan
6. Efek toksik
7. Interaksi
8. Kontraindikasi & tindahan pencegahannya
9. Regimen dosis & rute pemberian
10. Data farmakokinetika
11. Implikasi keperawatan
• Sumber informasi : farmakope, text books, jurnal, elektronik data base,
industri farmasi, dan apoteker.
1.
• lmplikasi keperawatan
Mengemban tanggung jawab untuk mengajarkan &
meningkatkan derajat kesehatan.
2. Menemukan kasus penyakit & menyimpulkan.
3. Continuing education.
4. Belajar dg sejawat / profesi Iain.
I.
I.A.
I.A.1.
Proses keperawatan dalam terapi obat
Assessment
Riwayat pengobatan
sebelum menggunakan obat
-memastikan macam obat yg sudah digunakan untuk
mengurangi penyakit.
-obat apa saja yg sudah digunakan untuk
pengobatan sendiri.
-apakah menggunakan obat kimia / tradisional
-apakah ada obat yg sedang / masih digunakan
I.A.2. respon terhadap obat yg digunakan
-respon terapetik
-reaksi yg merugikan
-reaksi idiosinkrasi
-reaksi alergi
-toleransi & ketergantungan
• Lanj..
3. riwayat penyakit keluarga
idiosinkrasi
alergi
4. sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
I.B.
1.
Analisis
Mengidentifikasi kontraindikasi dari penggunaan obat / faktor Iain yg tidak
biasa terjadi.
2. Interaksi obat
3. Respon fisik & fisiologik sebelum obat diberikan
4. Membandingkan data obat & data pasien untuk mengidentifikasi masalah
yg potensial pd perencanaan regimen dosis.
5. Cara pemberian obat yg efehtif untuk pasien pd pengobatan sendiri.
6. Membandingkan pengetahuan pasien untuk berpartisipasi optimal dalam
regimen obat.
7. Sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
I.C. Hasil identifikasi
1. Menyusun kriteria untuk hasil yg baik.
2. Menegakhan parameter yg diuhur, termasuh menetapkan kerangka
waktu pengobatan.
II.
1.
2.
Diagnosa keperawatan
Mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat.
Mengidentifikasi timbulnya masalah yg potensial dari regimen obat.
III. Perencanaan
A. Obyektivitas pelayanan keperawatan
1. Mencegah drug related problem (DRP).
2. Memperbaiki gejala penyakit yg ada.
3. Mengoreksi keadaan yg abnormal.
4. Perbaikan fungsi.
III.B. Tujuan
1.
2.
3.
Meminimalkan efek samping
Mencegah ketergantungan obat
Segera mendeteksi & memberi perawatan terhadap reaksi obat yg
merugikan.
Menarik/memutus ketergantungan obat-obat kimia.
Mengurangi / meningkatkan penggunaan obat.
4.
5.
IV. Intervensi
1. Mengukur pelayanan psikologi.
2. Mengukur pelayanan fisik.
3. Konsultasi dg dokter & apoteker mengenai perubahan regimen obat.
x. Client teaching.
v.
1.
2.
Hasil evaluasi
Mengumpulkan data yg dievaluasi.
Membandingkan data yg dievaluasi dg data sebelumnya, untuk
menduł‹ung pengukuran kriteria yg ditetapkan.
Kesimpulan proses keperawatan
• Mengelola pasien dg DRP (drug related problem)
—Proses keperawatan dapat dipakai untuk semua situasi
pelayanan keperawatan (nursing care).
—Perawat harus memutuskan masalah yg timbul dari
pemberian obat, regimen obat & penggunaan obat yg tepat
atau penyalahgunaan obat.
—Tujuannya adalah mengeliminer penggunaan obat yg tidak
tepat , mendeteksi & merawat dg segera reaksi yg
merugikan & memberi penyuluhan kepada pasien untuk
perawatan / pengobatan sendiri secara tepat.
—Mengevaluasi secara terus-menerus bagi pasien yg
memerlukan monitoring efek obat.
RESE
P
Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker
untuk membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien.
• Yg berhak menulis resep
- dokter
- dokter gigi
- dkter hewan
• Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep '
apoteker
asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
Dalam resep harus tertulis :
1. Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg /
drh.
2. Tempat & tanggal penulisan resep.
3. Supersriptio
tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
R/ “recipe” ambillah!
falsafah dalam penulisan resep —+keyakinan& kekuatan
prescriber.
- sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
4. lnscriptio / invocatio
nama setiap obat & komposisinya.
tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit
pasien.
- pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat
indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat
evaluasi & waspada ES).
- nama obat dalam resep :
diawali huruf besar
nomenclatur generik (INN).
ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi.
INH = lsoniazida
HCT Hidroklorothiazida
Vas.alb.
paraf.Iiq.
vaselin album
parafin liqiudum
• Lanj...
• Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml).
• Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal.
(0,2 g —
+200 mg ; ’/› g —
+500 mg).
• Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr" (guantitum rectum —
—
jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat.
mis : antalgin 650 mg qr.
5. Subscriptio
• Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan &
jumlah obat yg diminta.
• mfla —
+pulv / sol / susp / emul / caps / cr.
• mfla misce fac lege artis campur & buatlah menurut / sesuai
dg seninya.
• Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep,
konsultasikan dg prescriber.
• Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi
(I,II,III,lV,V,X,L,C)
• Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf.
R/ Braxidin tab no.VI (enam)
6. Signatura
• Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep.
• Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca.
• Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep
—ac ante coenam sebelum makan
—ad auris dextra telinga kanan
—bdd bis de die sehari dua kali
—bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan
—c cohclear sendok makan, 15 ml
—cth cochlear these sendok teh, 5 ml
—dc durante coenam selagi makan
—dtd da tales dosis berikanlah dg takaran sebanyak itu
7. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.
8. Pasien
- nama pasien ditulis lengkap
- anak/lansia : dg umur & BB
- alamat & no. telepon
pelaporan narkotika & psikotropika
pelaporan OWA
nama sama
salah obat —•meIacak
menghindari penyalahgunaan obat
obat titipan
Resep Narkotika
• n.i. = /Ve Iterasi I tidak boleh diulang
• Ditulis nama pasien, tidak boleh m.i.
sendiri, alamat pasien harus jelas
mihi ipsi untuk dipakai
• Signatura jelas, tidak boleh s.u.c. signa usus cognitus =
sudah tahu pakainya
COPIE RESEP /
SALINAN RESEP
• Adalah salinan tertulis dari suatu resep
• Sinonim : apograph, exemplum, afschrift
• Ditulis oleh apoteker / AAdg sepengetahuan apoteker.
• Ditandatangani oleh apoteker.
• Salinan resep selain memuat semua keterangan yg termuat dalam R/ asli,
harus memuat
1. Nama & alamat apotek
2. nama & no. SP / SIK APA(Apoteker Pengelolah Apotek)
3. tanda tangan / paraf APA(bagian bawah sebelah kanan)
4. tanda “def’ —
-detur (untuk obat yg sudah diserahkan)
tanda “nedef’ —
—
ne detur (untuk obat yg belum diserahkan)
tanda “det orig” = detur originalae (sudah diberikan sesuai dg resep
aslinya), untuk resep asli dg tanda ’iter” (diulang).
5. no.resep & tanggal pembuatan
6. pada bagian bawah R/ sebelah kanan ditulis :
- P.C.C. = Pro Copie Conform = sesuai dg aslinya
- cap / stempel apotek
ETIKET
• Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan
ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat
dispensing.
• Warna etiket :
1. Putih untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuh
kerongkongan perut
2. Biru untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung,
telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan
topikal.
• Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan :
a. Nama & alamat apotek
b. Nama & no. SP/SIK APA
c. No. R/ & tanggal pembuatan R/
d. Nama pasien
e. Aturan pemakaian
f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr.
g. paraf pembuat.
• Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan :
a. nama & alamat apotek
b. nama & no SP/SIK APA
c. no. R/ & tanggal pembuatan
d. nama pasien
e. nama & jumlah obat
f. aturan pemakaian
g. tulisan “obat luar”
h. tanda Iain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
Dosis Obat
• Dosis toksik
• Dosis minimal
: dosis yg menimbulkan gejala keracunan
: dosis terkecil yg masih mempunyai efek
terapetik
: dosis terbesar yg mempunyai efek terapetik,
tanpa gejala/efek toksik
: dosis diantara dosis minimal &
maksima/1dipengaruhioleh : umur, BB1jenis
kelamin, waktu pemberian obat, cara
pemberian obat kecepatan ekskresi,
kombinasi obat, luas permukaan badan,
penyakit.
: dosis rata-rata yg biasanya (lazim)
memberikan efek yg diinginkan.
: dosis yg mungkin cukup untuk mematikan.
• Dosis maksimal
• Dosis terapetik
• Dosis lazim
• Dosis letal
USIA
1. Lansia
• usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<,
albumin darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat.
• Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin
darah <<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg
keracunan.
• Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika
kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi
peningkatan kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP
.
• Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa
—•keracunan pd lansia.
• Dosis lansia : < dasis biasa
• Usia 65 —74 tahun : dosis biasa —
10%
• Usia 75 —
84 tahun : dosis biasa —
20%
• Usia 85 tahun >> : dosis biasa —
30%
2. Anak kecil / pediatri
• Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat
& sistem enzim belum berkembang.
• Ex :kloramfenikol grey baby sindrom
• Perhitungan dosis pediatri, sbb :
I. Berdasarkan usia
I.A. Rumus Young
usia anak antara 1 —
12 tahun
fungsi hati , ginjal
x D
dosis anaÜ n + 12
n = usia (tahun)
D = dosis dewasa
I.B. Rumus Augsberger
Usia 2 —
12 bulan
Usia 1 —
11 tahun
Usia 12 —
16 tahun
(m + 13)% x D
(4n + 20)% x D
(5n + 10)0 x D
m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D dosis dewasa
II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark
W x D
68
W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa
III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
(body surface area = BSA)
• Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi
langsung antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan
metabolisme obat.
BSA (m2) (tinggi badan x BB)
3600
tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m2)
Dosis anak = x dosis dewasa
BSA (m2)
1,73 (kg)
Perhitungan
dosis
• Satuan berat: 1 kg 1000 g (gram)
1 g - 1000 mg (miligram)
1 mg = 1000 mcg (mikrogram)
• Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)
• Konversi gram ke mg (sebaliknya) :
1 g 1000 mg
2 g = (2 x 1000) mg = 2000 mg
1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg
1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g
• Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif
- sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml
- ex : krim 1%
1% = 1 g : 100 g - 0,01 gig - 0,01 gig x 1000 mg - 10 mg/g
= 10"“ gig = 10"“ gig x 10° mg = 10 mg/g
larutan 1% = 10 mg/ml
I. Tablet / kapsul
• Rumus 1.
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/
Obat Cair/injeksi
Jumlah yg diminta x1 tablet
dosis yg diminta
dosis yg tersedia
• ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis
0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin
jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= (125 mcg : 62,5 mcg) x 1 = 2 tablet
II. Obat cair/injeksi
• Rumus 2. x volume yg tersedia
X dosis yg diminta
dosis yg tersedia
• ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V.
tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
jwb : X (150 mg : 125 mg) x 5 ml 6 ml
• Lanj...
• Rumus 3.
X - konsentrasi yq diminta x jumlah yg diminta
konsentasi yg tersedia
° ex :diperlukan larutan betadin 1 :2000, tersedia larutan 20%.
berapa banyak larutan betadin 20O
A untuk membuat 2 liter
betadin 1 : 2000 ?
jwb : 2OO
A= 20/100 = 1/5
X= {1/2000} : (1/5} x 2000 ml
= {1/2000} x {5/1) x 2000 ml
{5 x 2000) : 2000 ml
5 ml
2 L= 2000 ml
Perhitungan dosis dewasa (dalam R/)
R/ Ephedrin HCI 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk :
CTM
Antalgin
Codein HCI
5 mg
250 mg
75 mg ! (paraf)
Sacch. lact. q.s.
: 50 mg/150 mg
: 40 mg/hari
: 60 mg/300 mg
: sekali pakai
Ephedrin HCI
CTM
Codein HCI
Per kuur / pk
per etmoral/pet: sehari
m.f. pulv. dtd. No. XX
s.t.dd.pulv.I
pro : Tn. Joyo (dewasa)
Jwb: perhitungan dosis
- pk efedrin Hcl : 40 mg —
•T.O.D
- pet
- pk CTM
: 40 x 3
: 5 mg
120 mg
T.O.D
T.O.D
- pet
- ph Codein Hcl
pet
: 5 x 3 = 15 mg
: 75 mg O.D
: 3 x 75 = 205 mg
T.O.D
T.O.D
• Lanj...
• Penimbangan / perhitungan jumlah tablet yg diambil
sediaan yg ada : - efedrin 25 mg
- CTM 4 mg
- antalgin 500 mg
- codein HCI 10 mg
• Efedrin Hcl
• CTM
• Antalgin
• Codein Hcl
= (40 mg : 25 mg) x 20
=(5 mg: 4 mg) x 20
(250 mg : 500 mg) x 20
(75 mg : 10 mg) x 20
= 32 tablet
25 tablet
= 10 tablet
= 150 tablet !
R/ Elkosin (sulfasomidin) 5
PhenobarbitaI-Na 1,6 DM 300 mg/600 mg
CTM 0,050 DM 40 mg/hari
pot.AIb.C.tusm.
m.f.potio
s.t.dd Cp. I
200
Pro : anak Adi (6 tahun)
• Jwb : DM anak 6 tahun
- phenobarb. Na
rumus Young
(6 : (6 + 12)) x (300 : 600} mg
100 mg/200 mg
(6 : (6 + 12)) x 40 mg
13,33 mg sehari
- CTM
- jumlah bahan obat/jumlah sendok
(jumlah yg tertulis pada R/} : (volume sendok)
- CTM
• Penimbangan
- elkosin
- CTM
—206,65 : 8 —25,83 26
- phenobarb. Na pk
pet
pk
pet
1600 mg : 26
3 x 61,54 mg
50 mg : 26
3 x 1,92 mg
61,54 mg —
•T.O.D
184,62
1,92 mg
5,77 mg
T.O.D
T.O.D
T.O.D
5g
50 mg
phenobarb. Na
pot.Alb. C. tusm.
• Elkosin & Phenobarb.Na sukar larut —
› suspensi
1,6 g
200 ml
Perhitungan kecepatan infus
1. Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan 500 ml dextrosa
5% dalam air selama 8 jam ? Larutan itu memberi 15 tetes/ml.
jwb : a). 8 jam - 8 x60 menit 480 menit
b) Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam ml per menit.
Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit & y ml diberikan
dalam 1 menit
y {500 : 1) ml x (1 : 480) menit 1 ml
c) Konversi he tetes/menit
kecepatan pemberian = 1mI/menit. Larutan mengandung
15 tetes/ml, maka jumlah tetes per menit = 1 x 15 tetes/menit
atau 15 tetes/menit.
Pemberian obat yg aman (safety)
 Berpedoman kepada “6T”
1. tepat pasien
2. tepat diagnosa keperawatan
3. tepat indikasi
4. tepat obat
5. tepat regimen obat
6. tepat evaluasi
 Tujuan : untuk menghindari & mencegah
kesalahan pemberian obat & adverse drug
reactions (ADR).
1. Tepat Pasien
A. Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi
RS).
- obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat pasien /
resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap
pasien, umur, jenis kelamin, berat badan1tinggi badan,
aIamat/no. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan
no.bed/tempattidur pasien.
- periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu pesanan
obat / MR dg cara :
a) Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan
identitas di tempat tidur pasien.
b) Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien
koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
B. Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat
inap.
obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep yg
terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamaLno. telp,
nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur
pasien.
 - sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama
lengkap pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg
tanda pengenal yg ada.
2. Tepat Diagnosa
keperawatan
• Sesuai dg tujuan diagnosa keperawatan (mengidentifikasi
timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat dan
masalah yg potensial dari regimen obat).
3. Tepat Indikasi
•Ketepatan diagnosa keperawatan —
• intervensi terapi —
• tepat
indikasi.
•Khususnya
terapetik ??
indikasi medik —
+intervensi dg obat —
+manfaat
evaluasi hasil terapi.
•Kemungkinan intervensi terapi —
+intervensi tanpa obat /
kombinasi.
4. Tepat obat
1. Periksa dg teliti obat yg tertulis dalam resep atau MR
(lakukan sesuai dg tanggung jawab perawat terhadap obat).
2. Obat yg tertulis dalam resep/MR harus ditandatangani dokter
& merupakan program terapi terbaru.
3. Jika perawat diminta untuk menulis ulang/menyalin obat yg
tertulis dalam MR ke dalam draft permintaan obat, tulislah
nama obat dg jelas & benar.
4. Jika dokter menginstruksihanpengobatan melalui telepon, dohumentasihan
hal-hal sbb :
tanggal & jam instruksi
pengobatan. nama/identitas dokter
nama/identitas pasien
nama obat
hekuatan obat
jumlah obat yg diberikan
dosis obat
rute/cara pemberian
frekuensi & waktu pemberian
lama pemberian
diusahakan <24 jam instruksi pengobatan sudah harus
ditandatangani dokter ybs.
Con : yogya, 09-09-2009, dr. Cantika,SpD.
untuk Ny. Juwita (55 th), ruang dahlia, kamar I/bed. No.2
R/ Simvastatin 10 mg no.X, per oral, s.1dd1tab., tiap jam 21.00 malam
(ttd).
5. Pengamanan , persiapan, & pemindahan obat dari IFRS / pos
obat ke pasien.
• Lingkungan sehat & kondusif (aman, tenang, terang),
membantu keakuratan proses.
° Baca dg teliti label/etiket obat 3 kali.
I. : membaca permintaan obat & mengambil wadah/kemasan
dari rak obat.
II.: label/etiket wadah/kemasandicocokkan dg isi obatnya
sebelum dituang.
III.: setelah menuang obat & mengemballikan wadah obat ke
rak.
tujuan : menghindari kesalahan pengambilan obat karena
banyak obat yg namanya hampir sama.
con :aminopirin —aminofilin; nichoviton —nichobion;
betason —betason N; minoksidil —minoksiklin.
• Lanj...
• Jika label/etiket obat tidak terbaca, rusak, hilang, tidak tertulis,
segera kembalikan ke IFRS.
• Jika isi obat dalam kemasan tidak sesuai dg yg tertulis dalam
etiket, rusak, bau, berubah warna, retur/kembalikan ke IFRS.
• Jika nama obat yg tertulis dalam resep/MR tidak sanna dg obat
yg tersedia, konfirmasi dg apoteker.
Con : cefat 500 mg qidrof 500 mg.
• Atur obat dalam baki/kereta obat sesuai urutan
kamar/bed/pasien yg paling sedikiLmudah menggunakan obat.
• Jaga keamanan baki/kereta obat.
• Saat obat diberikan, ingat kembali riwayat pengobatan pasien
(penyakit, nama obat, cara kerja obat & kemungkinan ESO yg
timbul).
5. Tepat regimen obat
A. Besar dosis & frekuensi pemberian
• penting untuk keberhasilan terapi & meningkatkan ketaatan
pasien.
• Dosis obat harus tertulis dg jelas & benar.
con : R/ Parasetamol 500 mg no.X
s.tdd1tab. Sprn
• Sebaiknya dosis dihitung sesuai dg kondisi individual pasien
(usia, BB, BSA).
B. Cara/rute pemberian (ingat kembali faktor yg mempengaruhi
cara pemberian). Con •
cedocard 5 mg, sublingual 1dd1tab.
ultrapoct N suppo, perektal 2dd1suppo.
inflammide aerosol 200 mcg, intrarespiratori 2dd2puñ.
C. Bentuk sediaan obat (ingat faktor BSO).
con : - efek lokal —+konjungtivitis —•chIoramfenikoI 1% ED,
stdd1gtt ODS.
anak —•puyer / sirup lebih disukai.
- emergency/efek sistemik —
+infus i.v / injeksi i.v.
D. Lama pemakaian obat / lama terapi yg tepat.
• Antibiotik diberikan dalam waktu tertentu untuk menghindari
resistensi & kambuhnya penyakit. Biasanya diteruskan 2 —3
hari setelah gejala menghilang.
• Penyakit tifus, malaria, TBC, endocarditis, terapinya
dianjurkan lebih lama, &lama terapi lepra seumur hidup.
• Obat simptomatis (mis : analgetik, antipiretik), pemakaiannya
seperlunya (s.p.r.n) & dihentikan jika gejala hilang.
• Terapi untuk penyakit stabil & kronis (mis : hipertensi, DM),
terus —
menerus.
E. Waktu pemakaian obat yg benar.
• Tujuan
1. Untuk memperoleh efek terapetik yg maksimal.
2. untuk menghindari ES yg tidak dikehendaki.
• Contoh waktu pemakaian obat yg benar :
- ac (segera)
- 1 jam ac / 2 jam pc
: analgetik (kecuali asetosal NSAIDs).
: antibiotik (penisilin, sefalosporin,
eritromisin, spiramisin, linhomisin, klindamisin, rifampisin), dan
antasid / obat gangguan lambung.
- 1/2jam ac —om
dc
: antidiabetik oral
: antiepileptik, garam ferro, lithium, kalium,
vasodilator, kemoterapetik (kotrimoksazol, sulfasalazin, metronidazol &
derv), griseofulvin, nitrofurantaoin, danazol (garis bawah : absorpsi
meningkat bila diminum bersama makanan berlemak / susu).
- pc (segera)
pc om
: glukokortikoid, NSAIDs, & asetosal, INH,
reserpin, spironolakton.
: diuretika (lengkungan/furosemida,
thiazida),
kacang-
dianjurkan banyak makan makanan kaya kalium (pisang,
kacangan, minum teh).
6. Tepat evaluasi hasil pengobatan / penilaian kondisi pasien
& tindak lanjut efek pengobatan.
A. Tertib administrasi
• Setelah obat diberikan ke pasien & diminum, harus dicatat dg
segera pd form pengobatan dg tulisan yg jelas, benar &
dibubuhi tanda tangan serta nama terang pembuat laporan
(untuk pelacakan/pepanggungjawabanbila terjadi hal yg
tidak dikehendaki).
• Hal yg perlu dicatat/dilaporkan :
- identitas pasien
- nama, kekuatan, & jumlah obat.
- dosis obat
- rute/cara pemberian
- waktu pemberian obat
- lama pemakaian obat
- tempat pemberian (sesuai dg rute pemberian), mis : eye
drop OD atau OS atau ODS.
B. Menilai ketaatan pasien (patient compliance)
• Pastikan obat diterima langsung oleh pasien (bayi / lansia
oleh keluarganya.
• Bila perlu jangan meninggalkan ruangan hingga obat tsb
benar-benar diminum pasien & untuk menghindari hal yg
tidak diinginkan.
• Bila obat tidak diminum oleh pasien, catat alasannya,
dilaporkan & obat dikembalikan ke IFRS.
Bagaimana jika perawat
salah memberikan obat ?
• Segera mengakui kesalahan
• Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
• Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &
tindakan pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahan
yg sama / kesalahan lainnya.
• Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan
penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk
mengatasinya.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptxKONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptxAnisaTriCahyani1
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.pptCARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.pptAtsutaneFuyujin
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusRirinisahawaitun
 
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptx
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptxPPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptx
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptxMuslianasariQalbi
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obatNurul Hidayah
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumMaswanDaulay
 
Polifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherencePolifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherenceAULIA SHARA
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 

What's hot (20)

Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptxKONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
 
Obat kardiovaskuler
Obat kardiovaskulerObat kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.pptCARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
CARA_PERHITUNGAN_DOSIS_ppt.ppt
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptx
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptxPPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptx
PPT PENIMBANGAN DAN PENGENCERAN.pptx
 
Pemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui IntravenaPemebrian obat melalui Intravena
Pemebrian obat melalui Intravena
 
Sumber informasi obat
Sumber informasi obatSumber informasi obat
Sumber informasi obat
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umum
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Polifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherencePolifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherence
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
KODE ETIK PERAWAT
KODE ETIK PERAWATKODE ETIK PERAWAT
KODE ETIK PERAWAT
 

Similar to peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi

PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxPERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxhipgabisulteng
 
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxPRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxrahimatuluthia1
 
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxPelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxingriddevicarissa
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui muluthkdt
 
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptxPelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptxEkaSaputra894652
 
P4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdfP4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdfDarmayanti924
 
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxMedication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxDeviHariyantiPramita1
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..pptAsepSaepudin211095
 
Kebijakan standar peresepan rs
Kebijakan standar peresepan rsKebijakan standar peresepan rs
Kebijakan standar peresepan rsLibertiDwiPutri
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptMeliAnti5
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical careDokter Tekno
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptEsiAfriyanti1
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapMahruriSaputra
 

Similar to peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi (20)

PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptxPERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
PERAN-PERAWAT-DALAM-PENGELOLAAN-PEMBERIAN-OBAT.pptx
 
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptxPRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT DISTRIBUSI OBAT RESEP.pptx
 
Anisa Ulhusna Putri_2120112274_Pif.pptx
Anisa Ulhusna Putri_2120112274_Pif.pptxAnisa Ulhusna Putri_2120112274_Pif.pptx
Anisa Ulhusna Putri_2120112274_Pif.pptx
 
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxPelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Pemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulutPemberian ubat melelui mulut
Pemberian ubat melelui mulut
 
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptxPelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
Pelayanan_Kefarmasian_Di_Apotek.pptx
 
P4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdfP4. Medication error.pdf
P4. Medication error.pdf
 
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptxMedication-error by devi hariyanti p.pptx
Medication-error by devi hariyanti p.pptx
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
 
Kebijakan standar peresepan rs
Kebijakan standar peresepan rsKebijakan standar peresepan rs
Kebijakan standar peresepan rs
 
Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
 
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.pptKeselamatan Pemakaian Obat.ppt
Keselamatan Pemakaian Obat.ppt
 
Formularium 2
Formularium 2Formularium 2
Formularium 2
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical care
 
Makalah psikofarmaka hety wulansari
Makalah psikofarmaka  hety wulansariMakalah psikofarmaka  hety wulansari
Makalah psikofarmaka hety wulansari
 
Psikofarmaka
PsikofarmakaPsikofarmaka
Psikofarmaka
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 

peran perawat dalam pemberian obat pada farmakologi

  • 1. PERAN PERAWAT DALAM PENGELOLAAN & PEMBERIAN OBAT MUHIMMATUN NI'MAH PSIK/AA/09
  • 2. Peran Perawat Dalam Farmakologi ( The Role of Nurses in Pharmacology) 3. 1. Bertanqqunq jawab penuh terhadap penggunaan obat-obat kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan & meminimalkan efek obat yg merugikan (adverse affects). 2. Menguasai & mengerti persoalan yg bersusila & leqal & tidak hanya pengetahuan tentang ilmu fisika & soaial saja. Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol & memberikan obat secara aman (safety).
  • 3. Tanggung jawab perawat terhadap obat (drug-related nursing responsibilities) • Sebelum memberikan obat he pasien, perawat harus mengetahui secara pasti tentang : 1. Nama obat 2. Golongan obat / kelas farmakoterapi 3. Efek yg diinginkan & mekanisme aksi 4. Efek samping 5. Efek yg merugikan 6. Efek toksik 7. Interaksi 8. Kontraindikasi & tindahan pencegahannya 9. Regimen dosis & rute pemberian 10. Data farmakokinetika 11. Implikasi keperawatan • Sumber informasi : farmakope, text books, jurnal, elektronik data base, industri farmasi, dan apoteker.
  • 4. 1. • lmplikasi keperawatan Mengemban tanggung jawab untuk mengajarkan & meningkatkan derajat kesehatan. 2. Menemukan kasus penyakit & menyimpulkan. 3. Continuing education. 4. Belajar dg sejawat / profesi Iain.
  • 5. I. I.A. I.A.1. Proses keperawatan dalam terapi obat Assessment Riwayat pengobatan sebelum menggunakan obat -memastikan macam obat yg sudah digunakan untuk mengurangi penyakit. -obat apa saja yg sudah digunakan untuk pengobatan sendiri. -apakah menggunakan obat kimia / tradisional -apakah ada obat yg sedang / masih digunakan I.A.2. respon terhadap obat yg digunakan -respon terapetik -reaksi yg merugikan -reaksi idiosinkrasi -reaksi alergi -toleransi & ketergantungan
  • 6. • Lanj.. 3. riwayat penyakit keluarga idiosinkrasi alergi 4. sikap pasien terhadap obat yg digunakan. I.B. 1. Analisis Mengidentifikasi kontraindikasi dari penggunaan obat / faktor Iain yg tidak biasa terjadi. 2. Interaksi obat 3. Respon fisik & fisiologik sebelum obat diberikan 4. Membandingkan data obat & data pasien untuk mengidentifikasi masalah yg potensial pd perencanaan regimen dosis. 5. Cara pemberian obat yg efehtif untuk pasien pd pengobatan sendiri. 6. Membandingkan pengetahuan pasien untuk berpartisipasi optimal dalam regimen obat. 7. Sikap pasien terhadap obat yg digunakan.
  • 7. I.C. Hasil identifikasi 1. Menyusun kriteria untuk hasil yg baik. 2. Menegakhan parameter yg diuhur, termasuh menetapkan kerangka waktu pengobatan. II. 1. 2. Diagnosa keperawatan Mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat. Mengidentifikasi timbulnya masalah yg potensial dari regimen obat. III. Perencanaan A. Obyektivitas pelayanan keperawatan 1. Mencegah drug related problem (DRP). 2. Memperbaiki gejala penyakit yg ada. 3. Mengoreksi keadaan yg abnormal. 4. Perbaikan fungsi.
  • 8. III.B. Tujuan 1. 2. 3. Meminimalkan efek samping Mencegah ketergantungan obat Segera mendeteksi & memberi perawatan terhadap reaksi obat yg merugikan. Menarik/memutus ketergantungan obat-obat kimia. Mengurangi / meningkatkan penggunaan obat. 4. 5. IV. Intervensi 1. Mengukur pelayanan psikologi. 2. Mengukur pelayanan fisik. 3. Konsultasi dg dokter & apoteker mengenai perubahan regimen obat. x. Client teaching. v. 1. 2. Hasil evaluasi Mengumpulkan data yg dievaluasi. Membandingkan data yg dievaluasi dg data sebelumnya, untuk menduł‹ung pengukuran kriteria yg ditetapkan.
  • 9. Kesimpulan proses keperawatan • Mengelola pasien dg DRP (drug related problem) —Proses keperawatan dapat dipakai untuk semua situasi pelayanan keperawatan (nursing care). —Perawat harus memutuskan masalah yg timbul dari pemberian obat, regimen obat & penggunaan obat yg tepat atau penyalahgunaan obat. —Tujuannya adalah mengeliminer penggunaan obat yg tidak tepat , mendeteksi & merawat dg segera reaksi yg merugikan & memberi penyuluhan kepada pasien untuk perawatan / pengobatan sendiri secara tepat. —Mengevaluasi secara terus-menerus bagi pasien yg memerlukan monitoring efek obat.
  • 10. RESE P Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker untuk membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien. • Yg berhak menulis resep - dokter - dokter gigi - dkter hewan • Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep ' apoteker asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
  • 11. Dalam resep harus tertulis : 1. Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg / drh. 2. Tempat & tanggal penulisan resep. 3. Supersriptio tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. R/ “recipe” ambillah! falsafah dalam penulisan resep —+keyakinan& kekuatan prescriber. - sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
  • 12. 4. lnscriptio / invocatio nama setiap obat & komposisinya. tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit pasien. - pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat evaluasi & waspada ES). - nama obat dalam resep : diawali huruf besar nomenclatur generik (INN). ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi. INH = lsoniazida HCT Hidroklorothiazida Vas.alb. paraf.Iiq. vaselin album parafin liqiudum
  • 13. • Lanj... • Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml). • Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal. (0,2 g — +200 mg ; ’/› g — +500 mg). • Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr" (guantitum rectum — — jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat. mis : antalgin 650 mg qr.
  • 14. 5. Subscriptio • Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan & jumlah obat yg diminta. • mfla — +pulv / sol / susp / emul / caps / cr. • mfla misce fac lege artis campur & buatlah menurut / sesuai dg seninya. • Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep, konsultasikan dg prescriber. • Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi (I,II,III,lV,V,X,L,C) • Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf. R/ Braxidin tab no.VI (enam)
  • 15. 6. Signatura • Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep. • Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca. • Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep —ac ante coenam sebelum makan —ad auris dextra telinga kanan —bdd bis de die sehari dua kali —bddc bis de die cochlear sehari dua kali satu sendok makan —c cohclear sendok makan, 15 ml —cth cochlear these sendok teh, 5 ml —dc durante coenam selagi makan —dtd da tales dosis berikanlah dg takaran sebanyak itu
  • 16. 7. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep. 8. Pasien - nama pasien ditulis lengkap - anak/lansia : dg umur & BB - alamat & no. telepon pelaporan narkotika & psikotropika pelaporan OWA nama sama salah obat —•meIacak menghindari penyalahgunaan obat obat titipan
  • 17. Resep Narkotika • n.i. = /Ve Iterasi I tidak boleh diulang • Ditulis nama pasien, tidak boleh m.i. sendiri, alamat pasien harus jelas mihi ipsi untuk dipakai • Signatura jelas, tidak boleh s.u.c. signa usus cognitus = sudah tahu pakainya
  • 18. COPIE RESEP / SALINAN RESEP • Adalah salinan tertulis dari suatu resep • Sinonim : apograph, exemplum, afschrift • Ditulis oleh apoteker / AAdg sepengetahuan apoteker. • Ditandatangani oleh apoteker. • Salinan resep selain memuat semua keterangan yg termuat dalam R/ asli, harus memuat 1. Nama & alamat apotek 2. nama & no. SP / SIK APA(Apoteker Pengelolah Apotek) 3. tanda tangan / paraf APA(bagian bawah sebelah kanan) 4. tanda “def’ — -detur (untuk obat yg sudah diserahkan) tanda “nedef’ — — ne detur (untuk obat yg belum diserahkan) tanda “det orig” = detur originalae (sudah diberikan sesuai dg resep aslinya), untuk resep asli dg tanda ’iter” (diulang). 5. no.resep & tanggal pembuatan 6. pada bagian bawah R/ sebelah kanan ditulis : - P.C.C. = Pro Copie Conform = sesuai dg aslinya - cap / stempel apotek
  • 19. ETIKET • Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat dispensing. • Warna etiket : 1. Putih untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuh kerongkongan perut 2. Biru untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung, telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan topikal. • Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan : a. Nama & alamat apotek b. Nama & no. SP/SIK APA c. No. R/ & tanggal pembuatan R/ d. Nama pasien e. Aturan pemakaian f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr. g. paraf pembuat.
  • 20. • Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan : a. nama & alamat apotek b. nama & no SP/SIK APA c. no. R/ & tanggal pembuatan d. nama pasien e. nama & jumlah obat f. aturan pemakaian g. tulisan “obat luar” h. tanda Iain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
  • 21. Dosis Obat • Dosis toksik • Dosis minimal : dosis yg menimbulkan gejala keracunan : dosis terkecil yg masih mempunyai efek terapetik : dosis terbesar yg mempunyai efek terapetik, tanpa gejala/efek toksik : dosis diantara dosis minimal & maksima/1dipengaruhioleh : umur, BB1jenis kelamin, waktu pemberian obat, cara pemberian obat kecepatan ekskresi, kombinasi obat, luas permukaan badan, penyakit. : dosis rata-rata yg biasanya (lazim) memberikan efek yg diinginkan. : dosis yg mungkin cukup untuk mematikan. • Dosis maksimal • Dosis terapetik • Dosis lazim • Dosis letal
  • 22. USIA 1. Lansia • usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<, albumin darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat. • Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin darah <<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg keracunan. • Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi peningkatan kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP . • Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa —•keracunan pd lansia. • Dosis lansia : < dasis biasa • Usia 65 —74 tahun : dosis biasa — 10% • Usia 75 — 84 tahun : dosis biasa — 20% • Usia 85 tahun >> : dosis biasa — 30%
  • 23. 2. Anak kecil / pediatri • Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat & sistem enzim belum berkembang. • Ex :kloramfenikol grey baby sindrom • Perhitungan dosis pediatri, sbb : I. Berdasarkan usia I.A. Rumus Young usia anak antara 1 — 12 tahun fungsi hati , ginjal x D dosis anaÜ n + 12 n = usia (tahun) D = dosis dewasa
  • 24. I.B. Rumus Augsberger Usia 2 — 12 bulan Usia 1 — 11 tahun Usia 12 — 16 tahun (m + 13)% x D (4n + 20)% x D (5n + 10)0 x D m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D dosis dewasa II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark W x D 68 W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa
  • 25. III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (body surface area = BSA) • Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi langsung antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan metabolisme obat. BSA (m2) (tinggi badan x BB) 3600 tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m2) Dosis anak = x dosis dewasa BSA (m2) 1,73 (kg)
  • 26. Perhitungan dosis • Satuan berat: 1 kg 1000 g (gram) 1 g - 1000 mg (miligram) 1 mg = 1000 mcg (mikrogram) • Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter) • Konversi gram ke mg (sebaliknya) : 1 g 1000 mg 2 g = (2 x 1000) mg = 2000 mg 1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg 1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g • Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif - sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml - ex : krim 1% 1% = 1 g : 100 g - 0,01 gig - 0,01 gig x 1000 mg - 10 mg/g = 10"“ gig = 10"“ gig x 10° mg = 10 mg/g larutan 1% = 10 mg/ml
  • 27. I. Tablet / kapsul • Rumus 1. Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/ Obat Cair/injeksi Jumlah yg diminta x1 tablet dosis yg diminta dosis yg tersedia • ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis 0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg = (125 mcg : 62,5 mcg) x 1 = 2 tablet II. Obat cair/injeksi • Rumus 2. x volume yg tersedia X dosis yg diminta dosis yg tersedia • ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V. tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan? jwb : X (150 mg : 125 mg) x 5 ml 6 ml
  • 28. • Lanj... • Rumus 3. X - konsentrasi yq diminta x jumlah yg diminta konsentasi yg tersedia ° ex :diperlukan larutan betadin 1 :2000, tersedia larutan 20%. berapa banyak larutan betadin 20O A untuk membuat 2 liter betadin 1 : 2000 ? jwb : 2OO A= 20/100 = 1/5 X= {1/2000} : (1/5} x 2000 ml = {1/2000} x {5/1) x 2000 ml {5 x 2000) : 2000 ml 5 ml 2 L= 2000 ml
  • 29. Perhitungan dosis dewasa (dalam R/) R/ Ephedrin HCI 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk : CTM Antalgin Codein HCI 5 mg 250 mg 75 mg ! (paraf) Sacch. lact. q.s. : 50 mg/150 mg : 40 mg/hari : 60 mg/300 mg : sekali pakai Ephedrin HCI CTM Codein HCI Per kuur / pk per etmoral/pet: sehari m.f. pulv. dtd. No. XX s.t.dd.pulv.I pro : Tn. Joyo (dewasa) Jwb: perhitungan dosis - pk efedrin Hcl : 40 mg — •T.O.D - pet - pk CTM : 40 x 3 : 5 mg 120 mg T.O.D T.O.D - pet - ph Codein Hcl pet : 5 x 3 = 15 mg : 75 mg O.D : 3 x 75 = 205 mg T.O.D T.O.D
  • 30. • Lanj... • Penimbangan / perhitungan jumlah tablet yg diambil sediaan yg ada : - efedrin 25 mg - CTM 4 mg - antalgin 500 mg - codein HCI 10 mg • Efedrin Hcl • CTM • Antalgin • Codein Hcl = (40 mg : 25 mg) x 20 =(5 mg: 4 mg) x 20 (250 mg : 500 mg) x 20 (75 mg : 10 mg) x 20 = 32 tablet 25 tablet = 10 tablet = 150 tablet !
  • 31. R/ Elkosin (sulfasomidin) 5 PhenobarbitaI-Na 1,6 DM 300 mg/600 mg CTM 0,050 DM 40 mg/hari pot.AIb.C.tusm. m.f.potio s.t.dd Cp. I 200 Pro : anak Adi (6 tahun) • Jwb : DM anak 6 tahun - phenobarb. Na rumus Young (6 : (6 + 12)) x (300 : 600} mg 100 mg/200 mg (6 : (6 + 12)) x 40 mg 13,33 mg sehari - CTM - jumlah bahan obat/jumlah sendok (jumlah yg tertulis pada R/} : (volume sendok) - CTM • Penimbangan - elkosin - CTM —206,65 : 8 —25,83 26 - phenobarb. Na pk pet pk pet 1600 mg : 26 3 x 61,54 mg 50 mg : 26 3 x 1,92 mg 61,54 mg — •T.O.D 184,62 1,92 mg 5,77 mg T.O.D T.O.D T.O.D 5g 50 mg phenobarb. Na pot.Alb. C. tusm. • Elkosin & Phenobarb.Na sukar larut — › suspensi 1,6 g 200 ml
  • 32. Perhitungan kecepatan infus 1. Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan 500 ml dextrosa 5% dalam air selama 8 jam ? Larutan itu memberi 15 tetes/ml. jwb : a). 8 jam - 8 x60 menit 480 menit b) Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam ml per menit. Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit & y ml diberikan dalam 1 menit y {500 : 1) ml x (1 : 480) menit 1 ml c) Konversi he tetes/menit kecepatan pemberian = 1mI/menit. Larutan mengandung 15 tetes/ml, maka jumlah tetes per menit = 1 x 15 tetes/menit atau 15 tetes/menit.
  • 33. Pemberian obat yg aman (safety)  Berpedoman kepada “6T” 1. tepat pasien 2. tepat diagnosa keperawatan 3. tepat indikasi 4. tepat obat 5. tepat regimen obat 6. tepat evaluasi  Tujuan : untuk menghindari & mencegah kesalahan pemberian obat & adverse drug reactions (ADR).
  • 34. 1. Tepat Pasien A. Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi RS). - obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat pasien / resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur, jenis kelamin, berat badan1tinggi badan, aIamat/no. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempattidur pasien. - periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu pesanan obat / MR dg cara : a) Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan identitas di tempat tidur pasien. b) Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
  • 35. B. Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat inap. obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamaLno. telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien.  - sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama lengkap pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg tanda pengenal yg ada.
  • 36. 2. Tepat Diagnosa keperawatan • Sesuai dg tujuan diagnosa keperawatan (mengidentifikasi timbulnya masalah yg sebenarnya dari regimen obat dan masalah yg potensial dari regimen obat). 3. Tepat Indikasi •Ketepatan diagnosa keperawatan — • intervensi terapi — • tepat indikasi. •Khususnya terapetik ?? indikasi medik — +intervensi dg obat — +manfaat evaluasi hasil terapi. •Kemungkinan intervensi terapi — +intervensi tanpa obat / kombinasi.
  • 37. 4. Tepat obat 1. Periksa dg teliti obat yg tertulis dalam resep atau MR (lakukan sesuai dg tanggung jawab perawat terhadap obat). 2. Obat yg tertulis dalam resep/MR harus ditandatangani dokter & merupakan program terapi terbaru. 3. Jika perawat diminta untuk menulis ulang/menyalin obat yg tertulis dalam MR ke dalam draft permintaan obat, tulislah nama obat dg jelas & benar.
  • 38. 4. Jika dokter menginstruksihanpengobatan melalui telepon, dohumentasihan hal-hal sbb : tanggal & jam instruksi pengobatan. nama/identitas dokter nama/identitas pasien nama obat hekuatan obat jumlah obat yg diberikan dosis obat rute/cara pemberian frekuensi & waktu pemberian lama pemberian diusahakan <24 jam instruksi pengobatan sudah harus ditandatangani dokter ybs. Con : yogya, 09-09-2009, dr. Cantika,SpD. untuk Ny. Juwita (55 th), ruang dahlia, kamar I/bed. No.2 R/ Simvastatin 10 mg no.X, per oral, s.1dd1tab., tiap jam 21.00 malam (ttd).
  • 39. 5. Pengamanan , persiapan, & pemindahan obat dari IFRS / pos obat ke pasien. • Lingkungan sehat & kondusif (aman, tenang, terang), membantu keakuratan proses. ° Baca dg teliti label/etiket obat 3 kali. I. : membaca permintaan obat & mengambil wadah/kemasan dari rak obat. II.: label/etiket wadah/kemasandicocokkan dg isi obatnya sebelum dituang. III.: setelah menuang obat & mengemballikan wadah obat ke rak. tujuan : menghindari kesalahan pengambilan obat karena banyak obat yg namanya hampir sama. con :aminopirin —aminofilin; nichoviton —nichobion; betason —betason N; minoksidil —minoksiklin.
  • 40. • Lanj... • Jika label/etiket obat tidak terbaca, rusak, hilang, tidak tertulis, segera kembalikan ke IFRS. • Jika isi obat dalam kemasan tidak sesuai dg yg tertulis dalam etiket, rusak, bau, berubah warna, retur/kembalikan ke IFRS. • Jika nama obat yg tertulis dalam resep/MR tidak sanna dg obat yg tersedia, konfirmasi dg apoteker. Con : cefat 500 mg qidrof 500 mg. • Atur obat dalam baki/kereta obat sesuai urutan kamar/bed/pasien yg paling sedikiLmudah menggunakan obat. • Jaga keamanan baki/kereta obat. • Saat obat diberikan, ingat kembali riwayat pengobatan pasien (penyakit, nama obat, cara kerja obat & kemungkinan ESO yg timbul).
  • 41. 5. Tepat regimen obat A. Besar dosis & frekuensi pemberian • penting untuk keberhasilan terapi & meningkatkan ketaatan pasien. • Dosis obat harus tertulis dg jelas & benar. con : R/ Parasetamol 500 mg no.X s.tdd1tab. Sprn • Sebaiknya dosis dihitung sesuai dg kondisi individual pasien (usia, BB, BSA). B. Cara/rute pemberian (ingat kembali faktor yg mempengaruhi cara pemberian). Con • cedocard 5 mg, sublingual 1dd1tab. ultrapoct N suppo, perektal 2dd1suppo. inflammide aerosol 200 mcg, intrarespiratori 2dd2puñ.
  • 42. C. Bentuk sediaan obat (ingat faktor BSO). con : - efek lokal —+konjungtivitis —•chIoramfenikoI 1% ED, stdd1gtt ODS. anak —•puyer / sirup lebih disukai. - emergency/efek sistemik — +infus i.v / injeksi i.v. D. Lama pemakaian obat / lama terapi yg tepat. • Antibiotik diberikan dalam waktu tertentu untuk menghindari resistensi & kambuhnya penyakit. Biasanya diteruskan 2 —3 hari setelah gejala menghilang. • Penyakit tifus, malaria, TBC, endocarditis, terapinya dianjurkan lebih lama, &lama terapi lepra seumur hidup. • Obat simptomatis (mis : analgetik, antipiretik), pemakaiannya seperlunya (s.p.r.n) & dihentikan jika gejala hilang. • Terapi untuk penyakit stabil & kronis (mis : hipertensi, DM), terus — menerus.
  • 43. E. Waktu pemakaian obat yg benar. • Tujuan 1. Untuk memperoleh efek terapetik yg maksimal. 2. untuk menghindari ES yg tidak dikehendaki. • Contoh waktu pemakaian obat yg benar : - ac (segera) - 1 jam ac / 2 jam pc : analgetik (kecuali asetosal NSAIDs). : antibiotik (penisilin, sefalosporin, eritromisin, spiramisin, linhomisin, klindamisin, rifampisin), dan antasid / obat gangguan lambung. - 1/2jam ac —om dc : antidiabetik oral : antiepileptik, garam ferro, lithium, kalium, vasodilator, kemoterapetik (kotrimoksazol, sulfasalazin, metronidazol & derv), griseofulvin, nitrofurantaoin, danazol (garis bawah : absorpsi meningkat bila diminum bersama makanan berlemak / susu). - pc (segera) pc om : glukokortikoid, NSAIDs, & asetosal, INH, reserpin, spironolakton. : diuretika (lengkungan/furosemida, thiazida), kacang- dianjurkan banyak makan makanan kaya kalium (pisang, kacangan, minum teh).
  • 44. 6. Tepat evaluasi hasil pengobatan / penilaian kondisi pasien & tindak lanjut efek pengobatan. A. Tertib administrasi • Setelah obat diberikan ke pasien & diminum, harus dicatat dg segera pd form pengobatan dg tulisan yg jelas, benar & dibubuhi tanda tangan serta nama terang pembuat laporan (untuk pelacakan/pepanggungjawabanbila terjadi hal yg tidak dikehendaki). • Hal yg perlu dicatat/dilaporkan : - identitas pasien - nama, kekuatan, & jumlah obat. - dosis obat - rute/cara pemberian - waktu pemberian obat - lama pemakaian obat - tempat pemberian (sesuai dg rute pemberian), mis : eye drop OD atau OS atau ODS.
  • 45. B. Menilai ketaatan pasien (patient compliance) • Pastikan obat diterima langsung oleh pasien (bayi / lansia oleh keluarganya. • Bila perlu jangan meninggalkan ruangan hingga obat tsb benar-benar diminum pasien & untuk menghindari hal yg tidak diinginkan. • Bila obat tidak diminum oleh pasien, catat alasannya, dilaporkan & obat dikembalikan ke IFRS.
  • 46. Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ? • Segera mengakui kesalahan • Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait • Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan & tindakan pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahan yg sama / kesalahan lainnya. • Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk mengatasinya. Terima kasih