SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
STRESS DI TEMPAT KERJA

Definisi Stres kerja

       Istilah stress dikenalkan oleh Canadian Selye setelah perang dunia II digunakan
dalam lapangan ilmu kedokteran. Selye mendifinisikan stress sebagai reaksi organisme
terhadap situasi yang menggancam (Grandjean, 1980).Stress adalah pengalaman yang
bersifat internal yang menciptakan adanyaketidakseimbangan fisik dan psikis dalam
diri seseorang akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain
(Szilagyi, 2000). Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress di dalam
organisasimenurut Minner (1988) dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor
yang bersumber dari luar individu dan dari dalam individu itu sendiri. Sumber stress
yang berasal dari dalam individu itu sendiri disebabkan karena kepribadiannya Tipe
A,adanya kebutuhan, nilai, tujuan, umur dan kondisi kesehatannya saat
sedangmenghadapi stress. Penyebab dari luar individu dibedakan lagi menjadi stress
yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Faktor dari dalam
organisasi dapat darifaktor lingkungan fisik seperti cahaya yang terlalu terang, situasi
yang gaduh dantemperatur yang terlalu panas.

Sumber Stres Kerja

      Di tempat kerja faktor penyebab stress kerja ada 6 (enam) kelompok faktor utama
penyebab stres, yaitu:

   1. Tuntutan tugas
   2. Pengendalian terhadap pegawai, yang berhubungan dengan bagaimana para pegawai
      melaksanakan pekerjaannya
   3. Dukungan yang didapatkan dari rekan kerja dan pimpinan
   4. Hubungan dengan rekan kerja
   5. Pemahaman pegawai tentang peran dan tanggung jawab
   6. Seberapa jauh instansi tempat bekerja berunding dengan pegawai baru.

      Berbagai perubahan kehidupan yang mengharuskan seseorang untuk beradaptasi
dengannya disebut stressor. Kita coba membahas stressor yang berkaitan dengan pekerjaan :

   1. Kekaburan peran dan konflik peran

       Terjadi bila seseorang dituntut mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tanggung
       jawabnya atau bertentangan dengan nilai-nilai kebudayaan yang dianutnya.

   2. Kelebihan beban kerja

       Jumlah pekerjan yg terlalu banyak dengan waktu yang sedikit dan dituntut ketepatan
       waktu.
3. Beban kerja terlalu sedikit

        Beban terlalu sedikit membuat orang bosan dan tidak ada tantangan.



     4. Kualitas pekerjaan berlebihan

        Stres meningkat pada seseorang yang dipromosikan naik pangkat, tapi ia tidak punya
        kepercayaan diri atau pengalam dan keahlian di bidangnya.

     5. Tanggungjawab besar

        Frekuensi penyakit pembuluh darah lebih tinggi pada kru pengeboran lepas pantai
        yang menyadari akibat yang akan timbul terhadap masyarakat dan fasilitas kerja bila
        ia melakukan kesalahan.

     6. Densitas sosial

        Jumlah pekerja yang banyak dalam satu ruangan yang tidak cukup luasnya atau malah
        terisolasi dalam ruang tertentu sehingga tidak dapat bergabung dengan kolega akan
        mengakibatkan stres yang kronik.

     7. Lingkungan pekerjaan

        Pekerjaan dengan lingkungan penuh polusi udara dan bunyi sehingga suasana tidak
        tenang dan bau dapat menimbulkan stress.

     8. Relationship

        Hubungan dengan atasan, teman, kelompok dan keluarga yang tidak harmonis juga
        dapat menimbulkan stress.



Dampak Stress Kerja

      Kolvereid (1982) mengatakan bahwa stres kerja akan berdampak terhadap tiga
hal, yaitu: Kesehatan fisik dan mental, respon perilaku / kognitif, dan organisasional.

a.    Kesehatan fisik dan mental
      Dalam penelitiannya, Caplan (1970 -1975) menemukan bahwa stres berkorelasi
secara positif terhadap penyakit jantung, kadar kolesterol dalam darah, tekanan darah,
dan detak jantung. Selain itu stres juga berkaitan dengan tingkat asam urat, penyakit
tukak lambung (Cobb & Kasl dalam Kolvereid, 1982), serta kadar gula darah dan
diabetes (Schar, dkk dalam Kolvereid, 1982)
      Stres juga memiliki korelasi positif terhadap gangguan/penyakit mental seperti
neuroticism / penyakit urat syaraf, ketegangan, depresi, kejengkelan dan kegelisahan
(House & Rizzo dalam Kolvereid, 1982). Selain itu juga ditemukan hubungan antara
stres dengan rasa percaya diri yang rendah (Behr, dkk dalam Kolvereid, 1982); stres
dengan keletihan (Cameron dalam Kolvereid, 1982); stres dengan kebosanan (Caplan,
dkk dalam Kolvereid 1982); stres dengan kebencian (House & Harkins, dalam
Kolvereid, 1982) dan stres dengan sakit kepala (Cherry, dalam Kolvereid, 1982)

b.    Respon Perilaku / Kognitif
      Kolvereid (1982) membagi respon perilaku / kognitif terhadap stres kedalam dua
kategori, yang pertama adalah respon otonomi, yaitu suatu respon perilaku yang tidak
dapat dikontrol oleh individu contohnya gejala gugup (nervous) seperti tangan gemetar,
tangan berkeringat, menggigit kuku, perubahan mood, kehilangan konsentrasi, sulit
tidur, kehilangan nafsu makan. Dan yang kedua adalah respon adaptif, contohnya
seperti peningkatan konsumsi rokok, minuman beralkohol, penyalahgunaan obat-
obatan bahkan hingga bunuh diri.
      Biasanya pekerja atau pegawai yang stres akan menunjukkan perubahan perilaku.
Perubahan perilaku tcrjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha
mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri).
Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian,
tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan-perubahan ini di tempat kerja
merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stres antara lain (Margiati dalam
Manar, 2008) :
 1. Bekerja melewati batas kemampuan,
 2. Kelerlambatan dan ketidakhadiran ke tempat kerja yang sering,
 3. Kesulitan membuat keputusan,
 4. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan,
 5. Kesulitan berhubungan dengan orang lain,
 6. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat,

c.    Organisasional
      Dampak organisasional yang sering terjadi akibat stres kerja menurut Kolvereid
(1982) adalah turunnya kualitas kinerja, turnover pegawai yang tinggi, tingginya tingkat
ketidakhadiran di tempat kerja serta berkurangnya tingkat kepuasan kerja.
Stres kerja yang dialami oleh pegawai memiliki dampak yang sangat merugikan bagi
perusahaan, dengan tingginya tingkat ketidakhadiran pegawai serta berkurangnya
tingkat kepuasan kerja, maka dapat menyebabkan tingkat kinerja menurun, hal ini
membuat perusahaan tidak produktif untuk menjalankan fungsi utamanya, seperti
mendapatkan profit atau memberi pelayanan kepada masyarakat. Selain itu dengan
tingginya tingkat turnover pegawai, maka aktivitas pekerjaan menjadi terhambat
sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya dan waktu tambahan untuk
mendapatkan dan melatih pegawai baru.

Gejala Stres Kerja

Gejala stress yang timbul ditempat kerja :
   • Kepuasan kerja rendah Kinerja yang menurun
   • Semangat dan energi menjadi hilang
   • Komunikasi tidak lancar
   • Pengambilan keputusan jelek
   • Kreativitas dan inovasi kurang
   • Bergulat pada tugas tugas yang tidak prodiktif
Stress menunjukkan gejala-gejalanya dalam sejumlah cara. Gejala-gejala yang muncul
dapat dikategorikan menjadi 3 level yaitu :
   1. Gejala Fisiologis Gejala fisiologis menjadi hal yang mendapat perhatian paling
       banyak dari paraahli. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai topik penelitian
       yang dilakukanoleh para spesialis dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.
       Penelitian ini menujukepada konklusi bahwa stress dapat menciptakan
       perubahan-perubahan dalammetabolisme, meningkatkan angka denyut jantung
       dan pernafasan, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan
       menimbulkan serangan jantung.Hubungan antara stress dengan gejala-gejala
       fisik khusus tersebut tidak begitu jelas. Hanya sedikit, kalau ada, yang memiliki
       hubungan konsisten (Beehr & Newman, 1978).
   2. Gejala Psikologis Stress dapat menimbulkan ketidakpuasan. Stress yang
       berhubungan       dengan pekerjaan     dengan   sendirinya   dapat   menimbulkan
       ketidakpuasan kerja.Ketidakpuasan kerja, dalam kenyataannya adalah aspek
       psikologis dari stressyang paling sederhana dan jelas. Bukti menunjukkan bahwa
       ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan yang membuat banyak tuntutan yang
       mengandung konflik atau dalam pekerjaan yang kurang jelas tentang kewajiban,
       kewenangan dan tanggung jawab karyawan,maka baik stress dan ketidakpuasan
       akan meningkat (Cooper & Marshall, 1976).
   3. Gejala-gejala      stress   yang   berhubungan      dengan    perilaku   termasuk
       perubahan- perubahan dalam produktivitas, absensi dan pindah kerja. Termasuk
       perubahandalam kebiasaan makan, lebih sering merokok dan bertambahnya
       minum alkohol, bicara menjadi cepat, bertambah gelisah dan adanya gangguan
       tidur. Telah cukup banyak penelitian yang menyelidiki hubungan antara stress
       dengan kinerja.


Faktor Penyebab Stres Kerja

       Faktor dari pekerjaan meliputi adanya konflik peran(memiliki beberapa peran
yang saling bertentangan), tidak jelasnya tugas dan tanggung jawab seseorang, beban
tugas yang melebihi batas kemampuan seseorang,adanya rasa tanggung jawab yang
terlalu tinggi terhadap tugas dan adanya desakanwaktu untuk penyelesaian suatu tugas.
Demikian juga faktor dari kerja kelompok seperti norma-norma yang dianut kelompok
yang harus dipatuhi oleh anggotakelompok, kurangnya kekompakan diantara anggota
kelompok dan kurangnyadukungan dari kelompok. Sedangkan faktor organisasi
meliputi kurangnya dukungandari atasan, struktur organisasi yang terlalu birokratis
dan gaya kepemimpinan yangtidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik dari
bawahan. Akhirnya faktor karier juga dapat menimbulkan adanya stress yaitu saat-saat
awal dari seseorang memasuki pekerjaannya, karier yang tidak maju dan pemecatan.


Strategi Dan Manajemen Stres Kerja

Dari sudut pandang organisasi, manajemen tidak begitu memperhatikan tingkatstress
dari rendah sampai sedang, karena dapat berakibat fungsional. Tetapi stress yang berat
atau tingkat stress rendah – sedang yang berlangsung lama dapat menuju penurunan
kerja, sehingga membutuhkan tindakan atau intervensi dari manajemen.Pendekatan
yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat stress dibagi menjadi 2(dua) yaitu :
1.   Pendekatan individual
     a. Manajemen waktu Prinsip-prinsip yang dianggap terkenal dalam manajemen
        waktu adalah sebagai berikut : 1) membuat daftar harian tentang kegiatan-
        kegiatan yangharus diselesaikan, 2) memprioritaskan kegiatan-kegiatan atas
        dasar kepentingan     dan       urgensinya,   3)   membuat    jadwal    kegiatan
        berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan, 4) mengetahui siklus bioritmik diri
        sendiridan mengerjakan tugas yang menuntut tenaga dan pikiran pada
        saat bioritmik sedang tinggi.
     b. Latihan fisik Latihan fisik yang non-kompetititf seperti aerobik, berenang,
        bersepeda, jogging telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara
        untuk mengatasi berbagai tingkatan stress yang eksesif.
     c. Latihan relaksasiLima belas menit atau dua puluh menit sehari melakukan
        relaksasi yangdalam dapat melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan
        penuhkedamaian yang indah. Lebih penting lagi, adanya perubahan
        yangsignifikan dalam denyut jantung, tekanan darah, dan faktor-faktor
        fisik lainnya merupakan hasil utama dari deep relaxation tersebut.
     d. Dukungan sosialMemiliki banyak kawan, keluarga atau teman sekerja untuk
        teman berbicaradapat memberikan jalan keluar ketika tingkat stress menjadi
        eksesif.Dukungan sosial dapat memoderatkan akibat dari hubungan stress-
kerja,sehingga stress di tempat kerja yang berat pun tidak dapat
        meruntuhkanseseorang.
     e. Konseling karyawanKonseling adalah diskusi sebuah problem yang biasanya
        memiliki unsur emosional dengan seorang karyawan supaya dapat membantu
        mengatasiemosinya dengan lebih baik (Cairo, 1983). Konseling dapat dilakukan
        baik oleh para profesional maupun non-profesional. Konseling ini
        biasanya bersifat rahasia. Para karyawan dapat merasa bebas untuk berbicara
        terbukatentang problem yang dihadapi.


2.   Pendekatan organisasi
     a. Seleksi dan penempatanTerdapat beberapa pekerjaan yang lebih menimbulkan
        stress daripada pekerjaan lainnya respon orang terhadap stress pun berbeda
        antara satu orangdengan orang lainnya. Sehingga manajemen tidak boleh
        membatasi satu pekerjaan hanya oleh orang yang berpengalaman saja, tetapi
        juga memilikikontrol pribadi yang bersifat internal karena orang-orang yang
        seperti inidapat mengadaptasi pekerjaan dengan tingkat stress yang relatif
        tinggi danmenunjukkan kinerja yang efektif untuk pekerjaan tersebut.
     b. Penetapan tujuanManusia berprestasi lebih baik ketika memiliki tujuan khusus
        dan menantangserta menerima umpan balik tentang seberapa jauh kemajuan
        yang telahdibuatnya menuju tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
     c. Pendesainan kembali pekerjaanTeknik ini dapat memberikan para karyawan
        tanggungg jawab yang lebihtinggi, kerja yang lebih berarti, otonomi yang lebih
        banyak dan peningkatanumpan balik. Hal ini dapat mengurangi stress karena
        faktor-faktor inimemberikan karyawan kontrol yang lebih besar tentang
        aktivitas pekerjaannya dan memperkecil ketergantungan pada orang lain.
     d. Pengambilan keputusan secara partisipatif Melibatkan karyawan dalam
        pengambilan     keputusan    secara   langsung    dapatmempengaruhi      kinerja
        karyawan. Manajemen dapat meningkatkan kontroldan mengurangi stress
        karena peran mereka.
     e. Komunikasi organisasi
        Meningkatkan      komunikasi     formal    dengan     para    karyawan    dapat
        mengurangiketidakpastian dengan cara memperkecil keragu-raguan, konflik
dan peran.Manajemen juga dapat menggunakan komunikasi efektif sebagai cara
       untuk memperbaiki persepsi karyawan.
    f. Program-program kebugaranPerlu dibuat program-program kebugaran untuk
       para karyawan yangditawarkan oleh organisasi atau perusahaan. Program ini
       difokuskan padakesehatan fisik dan mental secara total (Wolfeet al , 1987).




Strategi manajemen stres kerja
      Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir sama
pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus
dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering
melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara
efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres,
justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih
spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman
umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar,
menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah
yang muncul terutama yang berkait dengan penyebab stres dalam hubungannya di
tempat kerja. Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada
beberapa tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan
tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak
adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak
menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76).
        Dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika
karyawannya mengalami stres yang ringan. Karena pada tingkat stres tertentu akan
memberikan akibat positif, hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih
baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau ringan yang berkepanjangan akan
membuat menurunnya kinerja karyawan.
       Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi dari
sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan. Maka
manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan stres
ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya
itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh karyawan. Maka diperlukan pendekatan yang
tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan
pendekatan organisasi.
        Dalam pendekatan individual seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk
mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu:
pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Dengan
pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas
dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan
tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu
dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi
stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat
memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
        Dari pendekatan organisasional dapat dilihat bahwa beberapa penyebab stres
adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya
dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu
strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengatasi stres
karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain
pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan program
kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh
pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang
mereka inginkan serta adanya hbungan interpersonal yang sehat serta perawatan
terhadap kondisi fisik dan mental.

More Related Content

What's hot

Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Nanda_khalisa
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaLunahasyim
 
Konflik dan stress di tempat kerja
Konflik dan stress di tempat kerjaKonflik dan stress di tempat kerja
Konflik dan stress di tempat kerjaFirman Bachtiar
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAMYussiwi Purwitasari
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansifhia alisya
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)GeovaniImanuela
 
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku Organisasi
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku OrganisasiStres dalam organisasi ppt-Perilaku Organisasi
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku OrganisasiEta Karmila
 
7.stress dan individu
7.stress dan individu7.stress dan individu
7.stress dan individuedibayu
 
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"Kanaidi Ken Part II
 
Pengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi MengtasinyaPengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi MengtasinyaArdiansah Danus
 
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stres
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stresASAS PSIKOLOGI Pengurusan stres
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stresAmin Upsi
 

What's hot (18)

Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
Konflik dan stress di tempat kerja
Konflik dan stress di tempat kerjaKonflik dan stress di tempat kerja
Konflik dan stress di tempat kerja
 
Stres Kerja
Stres KerjaStres Kerja
Stres Kerja
 
Sumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerjaSumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerja
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 
Manajemen stres
Manajemen stresManajemen stres
Manajemen stres
 
Stres kerja
Stres kerjaStres kerja
Stres kerja
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
 
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku Organisasi
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku OrganisasiStres dalam organisasi ppt-Perilaku Organisasi
Stres dalam organisasi ppt-Perilaku Organisasi
 
7.stress dan individu
7.stress dan individu7.stress dan individu
7.stress dan individu
 
Msdm bab x
Msdm bab xMsdm bab x
Msdm bab x
 
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
Pelatihan "Cara Mengatasi Stress dalam Pekerjaan"
 
Pengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi MengtasinyaPengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
 
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stres
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stresASAS PSIKOLOGI Pengurusan stres
ASAS PSIKOLOGI Pengurusan stres
 
Ppt05 manajemen stres
Ppt05 manajemen stresPpt05 manajemen stres
Ppt05 manajemen stres
 
Teori-teori stres
Teori-teori stresTeori-teori stres
Teori-teori stres
 

Viewers also liked

Ig 150224083900-conversion-gate02
Ig 150224083900-conversion-gate02Ig 150224083900-conversion-gate02
Ig 150224083900-conversion-gate02Dmitriy Shvets
 
Imperious group presentation
Imperious group presentationImperious group presentation
Imperious group presentationDmitriy Shvets
 
Imperious group presentation
Imperious group presentationImperious group presentation
Imperious group presentationDmitriy Shvets
 
High Impact Prospecting V15
High Impact Prospecting V15High Impact Prospecting V15
High Impact Prospecting V15sophiehip
 
Mib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiMib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiIrma Amira
 
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scale
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scaleGetting innodb compression_ready_for_facebook_scale
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scaleNizameddin Ordulu
 
VR in the formative years - presentation at IBC 2016
VR in the formative years - presentation at IBC 2016VR in the formative years - presentation at IBC 2016
VR in the formative years - presentation at IBC 2016Clifford Dive
 
Mib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiMib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiIrma Amira
 

Viewers also liked (16)

ig_3years_en
ig_3years_enig_3years_en
ig_3years_en
 
IG.VC 3-years report
IG.VC 3-years reportIG.VC 3-years report
IG.VC 3-years report
 
Ig 150224083900-conversion-gate02
Ig 150224083900-conversion-gate02Ig 150224083900-conversion-gate02
Ig 150224083900-conversion-gate02
 
komunikasi massa pesbukers
komunikasi massa pesbukerskomunikasi massa pesbukers
komunikasi massa pesbukers
 
Imperious group presentation
Imperious group presentationImperious group presentation
Imperious group presentation
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Imperious group presentation
Imperious group presentationImperious group presentation
Imperious group presentation
 
High Impact Prospecting V15
High Impact Prospecting V15High Impact Prospecting V15
High Impact Prospecting V15
 
Perusahaan. pio
Perusahaan. pioPerusahaan. pio
Perusahaan. pio
 
Mib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiMib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa brunei
 
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scale
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scaleGetting innodb compression_ready_for_facebook_scale
Getting innodb compression_ready_for_facebook_scale
 
PIO Well being
PIO Well beingPIO Well being
PIO Well being
 
Makalah_PIO
Makalah_PIOMakalah_PIO
Makalah_PIO
 
VR in the formative years - presentation at IBC 2016
VR in the formative years - presentation at IBC 2016VR in the formative years - presentation at IBC 2016
VR in the formative years - presentation at IBC 2016
 
Mib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa bruneiMib jati diri bangsa brunei
Mib jati diri bangsa brunei
 

Similar to Keselamatan kerja

Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxRicardoSalim6
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Mira Veranita
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansifhia alisya
 
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskFauzanazim44
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfyudaalif1
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfyudaalif1
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaPoltekkes Kemenkes Banten
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018SUCIK PUJI UTAMI
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxnaianaia3
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxkurniaazalia
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan OrganisasiPsikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasiyayantikaa
 
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxPsikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxsabrinajulia185
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi april982992
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxdwicempaka0904
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALK
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALKMENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALK
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALKsariditapangestika
 
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptx
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptxSafety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptx
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptxHennyHer1
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...RosmanRangga
 

Similar to Keselamatan kerja (20)

Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
Stres
StresStres
Stres
 
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansiStres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
Stres pekerjaan kelompok 7 akuntansi
 
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
 
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
Sucik Puji Utami, Dr. Amri Darwis, Diskusi ekstra 4, Ut-Ambon, 2018
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan OrganisasiPsikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi
 
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxPsikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALK
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALKMENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALK
MENGATASI STRES DI TEMPAT KERJA UNTUK SAFETY TALK
 
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptx
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptxSafety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptx
Safety_Talk_Mengatasi_Stres_Kerja.pptx
 
Stress ..
Stress ..Stress ..
Stress ..
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Keselamatan kerja

  • 1. STRESS DI TEMPAT KERJA Definisi Stres kerja Istilah stress dikenalkan oleh Canadian Selye setelah perang dunia II digunakan dalam lapangan ilmu kedokteran. Selye mendifinisikan stress sebagai reaksi organisme terhadap situasi yang menggancam (Grandjean, 1980).Stress adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanyaketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain (Szilagyi, 2000). Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stress di dalam organisasimenurut Minner (1988) dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor yang bersumber dari luar individu dan dari dalam individu itu sendiri. Sumber stress yang berasal dari dalam individu itu sendiri disebabkan karena kepribadiannya Tipe A,adanya kebutuhan, nilai, tujuan, umur dan kondisi kesehatannya saat sedangmenghadapi stress. Penyebab dari luar individu dibedakan lagi menjadi stress yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Faktor dari dalam organisasi dapat darifaktor lingkungan fisik seperti cahaya yang terlalu terang, situasi yang gaduh dantemperatur yang terlalu panas. Sumber Stres Kerja Di tempat kerja faktor penyebab stress kerja ada 6 (enam) kelompok faktor utama penyebab stres, yaitu: 1. Tuntutan tugas 2. Pengendalian terhadap pegawai, yang berhubungan dengan bagaimana para pegawai melaksanakan pekerjaannya 3. Dukungan yang didapatkan dari rekan kerja dan pimpinan 4. Hubungan dengan rekan kerja 5. Pemahaman pegawai tentang peran dan tanggung jawab 6. Seberapa jauh instansi tempat bekerja berunding dengan pegawai baru. Berbagai perubahan kehidupan yang mengharuskan seseorang untuk beradaptasi dengannya disebut stressor. Kita coba membahas stressor yang berkaitan dengan pekerjaan : 1. Kekaburan peran dan konflik peran Terjadi bila seseorang dituntut mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya atau bertentangan dengan nilai-nilai kebudayaan yang dianutnya. 2. Kelebihan beban kerja Jumlah pekerjan yg terlalu banyak dengan waktu yang sedikit dan dituntut ketepatan waktu.
  • 2. 3. Beban kerja terlalu sedikit Beban terlalu sedikit membuat orang bosan dan tidak ada tantangan. 4. Kualitas pekerjaan berlebihan Stres meningkat pada seseorang yang dipromosikan naik pangkat, tapi ia tidak punya kepercayaan diri atau pengalam dan keahlian di bidangnya. 5. Tanggungjawab besar Frekuensi penyakit pembuluh darah lebih tinggi pada kru pengeboran lepas pantai yang menyadari akibat yang akan timbul terhadap masyarakat dan fasilitas kerja bila ia melakukan kesalahan. 6. Densitas sosial Jumlah pekerja yang banyak dalam satu ruangan yang tidak cukup luasnya atau malah terisolasi dalam ruang tertentu sehingga tidak dapat bergabung dengan kolega akan mengakibatkan stres yang kronik. 7. Lingkungan pekerjaan Pekerjaan dengan lingkungan penuh polusi udara dan bunyi sehingga suasana tidak tenang dan bau dapat menimbulkan stress. 8. Relationship Hubungan dengan atasan, teman, kelompok dan keluarga yang tidak harmonis juga dapat menimbulkan stress. Dampak Stress Kerja Kolvereid (1982) mengatakan bahwa stres kerja akan berdampak terhadap tiga hal, yaitu: Kesehatan fisik dan mental, respon perilaku / kognitif, dan organisasional. a. Kesehatan fisik dan mental Dalam penelitiannya, Caplan (1970 -1975) menemukan bahwa stres berkorelasi secara positif terhadap penyakit jantung, kadar kolesterol dalam darah, tekanan darah, dan detak jantung. Selain itu stres juga berkaitan dengan tingkat asam urat, penyakit tukak lambung (Cobb & Kasl dalam Kolvereid, 1982), serta kadar gula darah dan diabetes (Schar, dkk dalam Kolvereid, 1982) Stres juga memiliki korelasi positif terhadap gangguan/penyakit mental seperti neuroticism / penyakit urat syaraf, ketegangan, depresi, kejengkelan dan kegelisahan (House & Rizzo dalam Kolvereid, 1982). Selain itu juga ditemukan hubungan antara stres dengan rasa percaya diri yang rendah (Behr, dkk dalam Kolvereid, 1982); stres
  • 3. dengan keletihan (Cameron dalam Kolvereid, 1982); stres dengan kebosanan (Caplan, dkk dalam Kolvereid 1982); stres dengan kebencian (House & Harkins, dalam Kolvereid, 1982) dan stres dengan sakit kepala (Cherry, dalam Kolvereid, 1982) b. Respon Perilaku / Kognitif Kolvereid (1982) membagi respon perilaku / kognitif terhadap stres kedalam dua kategori, yang pertama adalah respon otonomi, yaitu suatu respon perilaku yang tidak dapat dikontrol oleh individu contohnya gejala gugup (nervous) seperti tangan gemetar, tangan berkeringat, menggigit kuku, perubahan mood, kehilangan konsentrasi, sulit tidur, kehilangan nafsu makan. Dan yang kedua adalah respon adaptif, contohnya seperti peningkatan konsumsi rokok, minuman beralkohol, penyalahgunaan obat- obatan bahkan hingga bunuh diri. Biasanya pekerja atau pegawai yang stres akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku tcrjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan-perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stres antara lain (Margiati dalam Manar, 2008) : 1. Bekerja melewati batas kemampuan, 2. Kelerlambatan dan ketidakhadiran ke tempat kerja yang sering, 3. Kesulitan membuat keputusan, 4. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan, 5. Kesulitan berhubungan dengan orang lain, 6. Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat, c. Organisasional Dampak organisasional yang sering terjadi akibat stres kerja menurut Kolvereid (1982) adalah turunnya kualitas kinerja, turnover pegawai yang tinggi, tingginya tingkat ketidakhadiran di tempat kerja serta berkurangnya tingkat kepuasan kerja. Stres kerja yang dialami oleh pegawai memiliki dampak yang sangat merugikan bagi perusahaan, dengan tingginya tingkat ketidakhadiran pegawai serta berkurangnya tingkat kepuasan kerja, maka dapat menyebabkan tingkat kinerja menurun, hal ini membuat perusahaan tidak produktif untuk menjalankan fungsi utamanya, seperti mendapatkan profit atau memberi pelayanan kepada masyarakat. Selain itu dengan tingginya tingkat turnover pegawai, maka aktivitas pekerjaan menjadi terhambat sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya dan waktu tambahan untuk mendapatkan dan melatih pegawai baru. Gejala Stres Kerja Gejala stress yang timbul ditempat kerja : • Kepuasan kerja rendah Kinerja yang menurun • Semangat dan energi menjadi hilang • Komunikasi tidak lancar • Pengambilan keputusan jelek • Kreativitas dan inovasi kurang • Bergulat pada tugas tugas yang tidak prodiktif
  • 4. Stress menunjukkan gejala-gejalanya dalam sejumlah cara. Gejala-gejala yang muncul dapat dikategorikan menjadi 3 level yaitu : 1. Gejala Fisiologis Gejala fisiologis menjadi hal yang mendapat perhatian paling banyak dari paraahli. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai topik penelitian yang dilakukanoleh para spesialis dalam ilmu kedokteran dan kesehatan. Penelitian ini menujukepada konklusi bahwa stress dapat menciptakan perubahan-perubahan dalammetabolisme, meningkatkan angka denyut jantung dan pernafasan, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menimbulkan serangan jantung.Hubungan antara stress dengan gejala-gejala fisik khusus tersebut tidak begitu jelas. Hanya sedikit, kalau ada, yang memiliki hubungan konsisten (Beehr & Newman, 1978). 2. Gejala Psikologis Stress dapat menimbulkan ketidakpuasan. Stress yang berhubungan dengan pekerjaan dengan sendirinya dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja.Ketidakpuasan kerja, dalam kenyataannya adalah aspek psikologis dari stressyang paling sederhana dan jelas. Bukti menunjukkan bahwa ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan yang membuat banyak tuntutan yang mengandung konflik atau dalam pekerjaan yang kurang jelas tentang kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab karyawan,maka baik stress dan ketidakpuasan akan meningkat (Cooper & Marshall, 1976). 3. Gejala-gejala stress yang berhubungan dengan perilaku termasuk perubahan- perubahan dalam produktivitas, absensi dan pindah kerja. Termasuk perubahandalam kebiasaan makan, lebih sering merokok dan bertambahnya minum alkohol, bicara menjadi cepat, bertambah gelisah dan adanya gangguan tidur. Telah cukup banyak penelitian yang menyelidiki hubungan antara stress dengan kinerja. Faktor Penyebab Stres Kerja Faktor dari pekerjaan meliputi adanya konflik peran(memiliki beberapa peran yang saling bertentangan), tidak jelasnya tugas dan tanggung jawab seseorang, beban tugas yang melebihi batas kemampuan seseorang,adanya rasa tanggung jawab yang terlalu tinggi terhadap tugas dan adanya desakanwaktu untuk penyelesaian suatu tugas. Demikian juga faktor dari kerja kelompok seperti norma-norma yang dianut kelompok
  • 5. yang harus dipatuhi oleh anggotakelompok, kurangnya kekompakan diantara anggota kelompok dan kurangnyadukungan dari kelompok. Sedangkan faktor organisasi meliputi kurangnya dukungandari atasan, struktur organisasi yang terlalu birokratis dan gaya kepemimpinan yangtidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik dari bawahan. Akhirnya faktor karier juga dapat menimbulkan adanya stress yaitu saat-saat awal dari seseorang memasuki pekerjaannya, karier yang tidak maju dan pemecatan. Strategi Dan Manajemen Stres Kerja Dari sudut pandang organisasi, manajemen tidak begitu memperhatikan tingkatstress dari rendah sampai sedang, karena dapat berakibat fungsional. Tetapi stress yang berat atau tingkat stress rendah – sedang yang berlangsung lama dapat menuju penurunan kerja, sehingga membutuhkan tindakan atau intervensi dari manajemen.Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat stress dibagi menjadi 2(dua) yaitu : 1. Pendekatan individual a. Manajemen waktu Prinsip-prinsip yang dianggap terkenal dalam manajemen waktu adalah sebagai berikut : 1) membuat daftar harian tentang kegiatan- kegiatan yangharus diselesaikan, 2) memprioritaskan kegiatan-kegiatan atas dasar kepentingan dan urgensinya, 3) membuat jadwal kegiatan berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan, 4) mengetahui siklus bioritmik diri sendiridan mengerjakan tugas yang menuntut tenaga dan pikiran pada saat bioritmik sedang tinggi. b. Latihan fisik Latihan fisik yang non-kompetititf seperti aerobik, berenang, bersepeda, jogging telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai tingkatan stress yang eksesif. c. Latihan relaksasiLima belas menit atau dua puluh menit sehari melakukan relaksasi yangdalam dapat melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan penuhkedamaian yang indah. Lebih penting lagi, adanya perubahan yangsignifikan dalam denyut jantung, tekanan darah, dan faktor-faktor fisik lainnya merupakan hasil utama dari deep relaxation tersebut. d. Dukungan sosialMemiliki banyak kawan, keluarga atau teman sekerja untuk teman berbicaradapat memberikan jalan keluar ketika tingkat stress menjadi eksesif.Dukungan sosial dapat memoderatkan akibat dari hubungan stress-
  • 6. kerja,sehingga stress di tempat kerja yang berat pun tidak dapat meruntuhkanseseorang. e. Konseling karyawanKonseling adalah diskusi sebuah problem yang biasanya memiliki unsur emosional dengan seorang karyawan supaya dapat membantu mengatasiemosinya dengan lebih baik (Cairo, 1983). Konseling dapat dilakukan baik oleh para profesional maupun non-profesional. Konseling ini biasanya bersifat rahasia. Para karyawan dapat merasa bebas untuk berbicara terbukatentang problem yang dihadapi. 2. Pendekatan organisasi a. Seleksi dan penempatanTerdapat beberapa pekerjaan yang lebih menimbulkan stress daripada pekerjaan lainnya respon orang terhadap stress pun berbeda antara satu orangdengan orang lainnya. Sehingga manajemen tidak boleh membatasi satu pekerjaan hanya oleh orang yang berpengalaman saja, tetapi juga memilikikontrol pribadi yang bersifat internal karena orang-orang yang seperti inidapat mengadaptasi pekerjaan dengan tingkat stress yang relatif tinggi danmenunjukkan kinerja yang efektif untuk pekerjaan tersebut. b. Penetapan tujuanManusia berprestasi lebih baik ketika memiliki tujuan khusus dan menantangserta menerima umpan balik tentang seberapa jauh kemajuan yang telahdibuatnya menuju tercapainya tujuan-tujuan tersebut. c. Pendesainan kembali pekerjaanTeknik ini dapat memberikan para karyawan tanggungg jawab yang lebihtinggi, kerja yang lebih berarti, otonomi yang lebih banyak dan peningkatanumpan balik. Hal ini dapat mengurangi stress karena faktor-faktor inimemberikan karyawan kontrol yang lebih besar tentang aktivitas pekerjaannya dan memperkecil ketergantungan pada orang lain. d. Pengambilan keputusan secara partisipatif Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan secara langsung dapatmempengaruhi kinerja karyawan. Manajemen dapat meningkatkan kontroldan mengurangi stress karena peran mereka. e. Komunikasi organisasi Meningkatkan komunikasi formal dengan para karyawan dapat mengurangiketidakpastian dengan cara memperkecil keragu-raguan, konflik
  • 7. dan peran.Manajemen juga dapat menggunakan komunikasi efektif sebagai cara untuk memperbaiki persepsi karyawan. f. Program-program kebugaranPerlu dibuat program-program kebugaran untuk para karyawan yangditawarkan oleh organisasi atau perusahaan. Program ini difokuskan padakesehatan fisik dan mental secara total (Wolfeet al , 1987). Strategi manajemen stres kerja Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76). Dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stres yang ringan. Karena pada tingkat stres tertentu akan memberikan akibat positif, hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja karyawan. Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi dari sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan. Maka manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan stres
  • 8. ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh karyawan. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Dalam pendekatan individual seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu: pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya. Dari pendekatan organisasional dapat dilihat bahwa beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengatasi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hbungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.