SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
STRES PEKERJAAN
OLEH : KELOMPOK VII
1. WA SALFIA (14 320 068)
2. YUYUN (14 320 069)
3. HARIATI (14 320 072)
4. NOORFIDARATNADILLA (14 320 073)
5. MUH. IKRAM (11 320 042)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Stres
Pekerjaan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Stres Pekerjaan”. Walaupun makalah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Baubau, 31 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stres Pekerjaan................................................................. 3
B. Kategori Stres Pekerjaan................................................................... 4
C. Sumber-Sumber Stres Pekerjaan........................................................ 5
D. Mengatasi Stres Pekerjaan................................................................ 16
E. Gejala-Gejala dan Dampak Stres....................................................... 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 27
B. Saran................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami
stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga
dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan
dapat menyebabkan sters dalam bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam
kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres tersebut
kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud agar
terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang yang
mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam
bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil
agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang
terjadi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang
dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah.
Namun tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada setiap
karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari pekerjaan itu sendiri
maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami stres dalam bekerja tidak
akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.disinilah muncul peran dari
perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang dialami oleh
pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan penanganan yang terbaik bagi
pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang
baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana
stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan stres pekerjaan?
2. Apa saja jenis-jenis stres?
3. Apa saja sumber-sumber stres pekerjaan?
4. Bagaimana cara mengatasi stres pekerjaan?
5. Apa saja gejala stres dan dampaknya?
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk lebih mengerti mengenai stres pekerjaan.
2. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber stres pekerjaan.
4. Untuk mengetahui cara mengetasi stres pekerjaan.
5. Agar kita mengetahui apa saja gejala stres dan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh stres tersebut.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stres Pekerjaan
Menurut Charles D, Spielberger menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan
atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari
luar diri seseorang. Stres Kerja Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang, apabila stres ini terlalu besar maka
dapat mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan.
Gibson et al mengemukakan bahwa stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa
titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai
stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan
pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang
menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini
memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan
respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi
dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak
sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik
antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan
tanggapan.
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan
dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses
psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Hngkungan, situasi atau peristiwa yang
terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan
setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting
diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya
stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis,
peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain
itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres
yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah
marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja
sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati,
1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang
terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon
adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan
ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71) memahaminya
sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga
menimbulkan konsekuensi pcnting bagi dirinya. Robbins memberikan definisi stres
sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan
dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan
(Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.
B. Kategori Stress Kerja
Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan
mengalami stres kerja bila:
1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan
tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan,
karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan
yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja.
2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.
3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan persoalan stres tersebut.
Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan
menampilkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological
dan Behavior.
1. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme
tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan
darah, timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja,
tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan.
3. Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas,
ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya
konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah
dan susah tidur.
C. Sumber-Sumber Stress Pekerjaan
Sumber stres kerja menurut Wilkinson dapat berasal dari lingkungan fisik
maupun mental / psikologis, Stressor fisik misalnya: kuman penyakit, kecelakaan, dan
kekurangan gizi sedangkan stressor mental berupa frustrasi, konflik sosial, tekanan dan
krisis. Cooper dan Marshall mengidentifikasikan 7 buah sumber stres kerja yang utama,
diantaranya: faktor yang melekat dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, hubungan-
hubungan dalam organisasi, pengembangan karir, struktur dan iklim organisasi,
hubungan perusahaan/organisasi dengan pihak luar, faktor yang ada dalam diri subyek.
Dari ketujuh sumber tersebut jelas berhubungan dengan organisasi, sedang sisanya
merupakan kombinasi dan bersifat individu, tapi bila ditelusuri lebih jauh ternyata
faktor individu dan faktor organisasi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Faktor pemicu stres dapat berasal dari berbagai sumber, yang dapat
diklasifikasikan sebagaimana berikut ini.
1. Stressor Fisik-Biologis
Stressor fisik-biologis adalah faktor peicu stres yang berasal dari kondisi fisik-
biologis yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan individu. Misalnya; penyakit
yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh,
wajah yang tidak cantik/ganteng, dan postur tubuh yang di persepsi tidak ideal (seperti
terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk).
2. Stressor Psikologis
Stressor psikologis merupakan faktor penyebab stres yang berasal dari kondisi
kejiwaan (psikologis) yang tidak mampu menyesuaikan diri dan atau tidak dapat
menerima kenyataan. Misalnya; negative thingkingatau berburuk sangka, frustasi
(kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan), hasad (iri hati atau
dendam), dengki, sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan
yang diluar kemampuan.
3. Stressor Sosial
Stressor Sosial adalah faktor pemicu stres yang berasal dari kondisi lingkungan
dan atau interaksi sosial.
a) Iklim kehidupan keluarga; hubungan antaranggota keluarga yang tidak harmonis
(broken home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami atau istri
meninggal, anak yang nakal (seperti : suka melawan kepada orang tua, sering
membolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras, dan menyalah gunakan
obat-obatanterlarang), sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang
anggota keluarga, mengidap gangguan jiwa, dan kesulitan ekonomi keluarga.
b) Factor pekerjaan; kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan atasan, jenis pekerjaan yang
ridak sesuai dengan minat dan kemampuan, dan penghasilan tidak sesuai dengan
tuntutan kebutuhan sehari-hari.
c) Iklim lingkungan; maraknya kriminalitas, tawuran antar pelajar, hargakebutuhan
pokok yang mahal, kurang tersedia fasilitas air bersih yang memadai,
kemarau panjang, udara yang sangat panas/dingin, suara bising, polusis udara,
lingkungan yang kotor atau kondisi perumahan yang buruk, kemacetan lalu
lintas, bertempat tinggal didaerah banjir atau rentan tanah longsor, serta situasi
kehidupan politik dan ekonomi yang tidak stabil.
Terkait dengan pembahasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan stres
seperti telah dikemukakan di atas Greenwood III dan Greenwood Jr (1976: 52-109)
mengemukakan bahwa tubuh manusia merupakan sistem terbuka, yang dilengkapi
dengan mekanismehomeostatik, yaitu kecenderuangan untuk senantiasa memelihara
kestabilan organisme, terutama setelah organisme mengalami gangguan. Faktor-faktor
yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam maupun dari luar.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri organisme (faktor internal) adalah faktor
biologis dan faltor psikologis, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri organisme
(faktor eksternal) adalah faktor lingkungan.
1. Faktor Dalam (Internal)
a. Faktor Biologis
Stressor biologis meliputi faktor-faktor genetika, pengalaman hidup, ritme
biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit, dan abnormalitas adaptasi.
1) Faktor Genetika
Predisposisi biologis yang menyebabkan stres adalah faktor-faktor yang
berkembang sebelum kelahiran atau komposisi genetika. Dalam kenyataan semua
karakteristik biologis maupun mental setiap individu, trmasuk kekuatan dan
kelemahannya dikontrol oleh instruksi-instruksi kode genetika tertentu dalam dirinya.
Faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan stres adalah proses perkembangan dalam
kandungan. Apabila seorang ibu yang sedang mengandung suka mengkonsumsi
alkohol, obat-obatan (narkoba), racun, atau makanan yang menyebabkan alergi maka itu
semua akan merusak perkembangan bayi yang sedang dikandungnya. Kerusakan
perkembangan itu antara lain seperti; kelemahan tubuh, ketidakberfungsian organ, dan
tingkah laku abnormal.
2) Pengalaman Hidup
Setiap individu pasti memiliki sejarah kehidupan atau pengalaman hidup.
Pengalaman hidup merupakan proses transisi kehidupan individu mulai dari masa
anak sampai masa dewasa. Masa transisi ini melahirkan suasana krisis atau stress pada
diri individu. Contoh; suasana yang menimbulkan stress diantaranya : 1. Pada masa
anak : sakit demam, kecelakaan dan patah tulang, dan 2. Pada masa remaja: masalah
penyesuaian terhadap perkembangan perasaan independen dan fenomena kematangan
organ seksual.
3) Tidur
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk tidur. Oleh karena itu, apabila ia
mengalami kurangtidur atau tidurnya kurang nyenyak maka akan berakibat kurang baik
bagi dirinya, seperti; tidak dapat berkonsentrasi, kurang semangat untuk melakukan
suatu kegiatan, mudah tersinggung dan mengalami gangguan halusinasi.
4) Diet
Diet dalah makanan (foods), atau vitamin sebagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Dalam hidupnya, setiap individu membutuhkan nutrisi yang seimbang yaitu:
karbohidrat, protein,vitamin, mineral dan air. Kekurangan atau kelebihan nutrisi
cenderung mempengaruhi proses metabolisme tubuh dan mengganggu kadar gula darah
yang normal sehingga menimbulkan stress pada diri individu karena mengganggu
mekanisme homeostatis tubuh. Diet yang melebihi batas, baik yang mengurangi atau
berlebihan sangat berkontribusi terhadap penyakit tertentu, seperti sakit hati (lever),
kanker, kegemukan, dan sakit jantung (stroke).
5) Postur Tubuh
Postur tubuh merupakan fungsi dari kerangka dan perototan tubuh secara
keseluruhan. Postur tubuh yang kurang sempurna atau tidak normal dapat merintangi
keberfungsian sistem organ-organ tubuh. Selain itu, postur yang tidak sempurna ini
mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap suasana psikologis individu dan
kemampuan berhubungan sosialnya dengan orang lain. Seringkali postur tubuh ini
dipandang sebagai refleksi atau ekspresi dari sikap-sikap emosional tertentu, seperti :
postur tubuh yang baik merefleksikan sikap percaya diri dan ekstroversi, sedangkan
postur yang kurang baik merefleksikan sikap kurang percaya diri atau introversi.
6) Kelelahan (fatigue)
Kelelahan merupakan suatu kondisi di mana reseptor sensoris atau motor
kehilangan kemampuan atau kekuatan untuk merespons stimulus. Kelelahan dapat
disebabkan antara lain oleh faktor-faktor; merokok dan minuman keras yang berlebihan,
istirahat kurang, ketegangan otot yang terus menerus, anemia, sakit jantung,
atau penyakit tuberculosis. Kelelahan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan
tidur, ketegangan otot, kurang nafsu makan, dan berkurangnya fungsi postur untuk
melakukan suatu kegiatan.
7) Penyakit (Disease)
Penyakit merupakan suatu gangguan fungsi atau struktur tubuh yang
menyebabkan kegagalan dalam mencegah datangnya stressor. Kemampuan organisme
untuk menolak penyakit didasarkan pada sejumlah kegiatan penyeimbang yang
kompleks, yaitu proses homeostatis ata stabilisasi dinamis yang melibatkan berbagai
bagian tubuh dalam bekerja sama satu sama lain. Apabila mekanisme homeostatis
mengalami gangguan, maka tubuh akan lebih mudah terpengaruh oleh stressor seperti
mikroba-mikroba yang menyebabkan infeksi. Dalam pandangan modern, penyakit
bukan kondisi yang hanya disebabkan oleh satu penyebab (stressor), tetapi juga oleh
lebih dari satu penyebab. Semua penyakit mengganggu ritme biologis yang normal dan
cenderung melahirkan kelelahan, pola tidur yang tidak teratur, ketegangan otot dan
gangguan lainnya.
8) Adaptasi yang Abnormal
Kemampuan beradaptasi merupakan suatu ciri dari sistem organisme. Adaptasi
merupakan modifikasi sendiri untuk memperoleh yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup dengan cara mengatasi kondisi-kondisi lingkungan. Terdapat tiga bentuk adaptasi
yang abnormal(maladaptasion), yaitu:
a) Respon adaptif yang tidak memadai (hypoadaptasi), yang mungkin berbentuk
skresi yang tidak memadai dari anti hormone-hormoninflammatory, yang
melahirkan penyakit rematik, penyakit kulit, penyakit mata, dan penyakit tulang
(arthristis).
b) Respons adaptif yang eksessif (hyperadaptasi), yang berbentuk overproduksi
hormone-hormon cortiroid, yang menyebabkan lahirnya penyakit jantung dan
ginjal.
c) Respon adaptif yang tidak tepat, yang terdiri dari sekresi hormonal, atau respons
terhadap stressor yang di luar kebiasaan. Kondisi ini menyebabkan penyakit
saraf dan mental, gangguan seksual, penyakit pencernaan, dan kanker. Pada
umumnya penyakit-penyakit yang dialami manusia disebabkan oleh respons
adaptif yang yang abnormal dari satu atau lebih organ-organ tubuh terhadap
stres. Adaptasi yang abnormal ini dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk
memberikan respons yang normal terhadap stressor, sehingga tubuh mudah
terserang stres.
b. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologi yang diduga dapat menjadi pemicu stres antara
lain sebagaimana tersebut berikut ini.
1) Persepsi
Salah satu faktor yang terlibat dalam membentuk persepsi adalah sistem panca
indera. Ingatan, motivasi, gen keturunan, dan interpretasi dari sinyal yang diterima oleh
panca indera bersatu membentuk persepsi. Dari kenyataan tersebut jelas bahwa perilaku
seseorang dapat mengontrol persepsi. Jika seseorang dapat mengendalikan persepsi,
maka ia akan memiliki kekuatan untuk mengendalkan sumber stres dengan yakin karena
kebanyakan stres (executive stres) terjadi karena apa yang dilihat dan apa yang
didengar. Yang biasa diperhatikan adalah, setiap perkataan atau perbuatan orang lain
dapat menyebabkan berbagai tingkatan stres. Sebaliknya, yang tidak atau jarang
diperhatika adalah suatu kenyataan bahwa sumber stres sebenarnya bukan berasal dari
perbuatan orang lain, melainkan persepsi dari pengamat sendiri atas perilaku orang lain
tersebut. Selama seseorang mampu mengendalikan persepsinya sendiri, maka dia akan
dapat mengendalikan sumber stres.
2) Perasaan dan Emosi
Emosi merupakan aspek psikologis yang kompleks dari keadaan homeostatik
yang normal (normal homeostatik) yang berawal dari suatu stimulus psikologis.
Kemampuan untuk menerima dan membedakan setiap perasaan dan emosi bukanlah
bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari interaksi selama proses pendewasaan secara
normal dan pengalaman yang diperoleh secara bertahap. Tujuh macam emosi yang
paling berkaitan dengan stres adalah; kecemasan (keggelisahan), rasa bersalah,
kekhawatiran (ketakutan), kemarahan, kecemburuan, kesedihan dan kedukaan.
2.1 Kecemasan (Enxiety)
Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu
ancaman (threat) yang tidak menentu. Gejala kecemasan ini nampak pada perubahan
fisik, seperti gangguan pernapasan, detak jantung meningkat, berkeringat, dan lain-lain.
Salah satu penyebab kecemasan adalah kesadaran akan kematian. Ketidakpastian akan
hidup terkadang juga menjadi sumber kegelisahan bagi sebagian orang. Perasaan cemas
yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekhawatiran, ketakutan, dan perilaku stres
lainnya.
2.2 Rasa Bersalah dan Rasa Khawatir (Guilt and Worry)
Rasa bersalah dan cemas dapat dikategorikan sebagai kegelisahan dengan suatu
ancaman yang jelas. Rasa bersalah ditandai dengan menurunnya kepercayaan diri,
merasa dirinya tidak berguna, buruk, atau merasa diri sebagai orang jahat. Sebagian
orang akan menyalahkan atau bahkan akan membenci dirinya sendiri. Rasa cemas juga
ditandai dengan adanya pikiran negatif akan suat hal secara berulang dan terus menerus.
Rasa bersalah berfokus kepada peristiwa yang telah terjadi, sedangkan rasa cemas
berfokus kepada peristiwa yang diharapkan. Rasa bersalah dan rasa cemas dapat
menimbulkan stres.
2.3 Rasa Takut (Fear)
Sama halnya dengan rasa cemas, rasa takut berkaitan dengan peristiwa yang
akan terjadi. Rasa takut merupakan tanggapan terhadap suatu ancaman tertentu yang
sudah jelas, berbeda dengan gelisah yang merupakan tanggapan terhadap ancaman yang
belum menentu kejelasannya. Rasa takut pada manusia sangat beragam, seperti rasa
takut terhadap sakit, hukuman, kegagalan, dan sebagainya. Rasa takut yang tidak
terkendali dapat menuju kepada perilaku yang mengakibatkan stres.
2.4 Marah (Anger)
Marah adalah emosi yang kuat yang ditandai dengan adanya reaksi sistem saraf
yang akut dan dengan adanya sikap melawan baik secara terang-terangan atau
tersembunyi. Menahan untuk marah dapat menyebabkan stres pada diri seseorang, baik
secara emosi atau fisik. Secara fisik seperti dapat menaikkan tekanan darah dan
gangguan psikosomatis lainnya. Seseorang yang sering marah atau sering menahan
marah dapat mengakibatkan rasa bersalah pada dirinya dan perilaku lainnya yang
menunjukkan jiwa yang stres. Menahan rasa marah berarti menghambat siklus biologi
yang secara normal berlangsung dalam tubuh, dan hal ini dapat menyebabkan frustrasi,
yang pada akhirnya mengakibatkan stres.
2.5 Cemburu (Jeaolusy)
Cemburu meliputi keinginan untuk menguasai, mengendalikan, atau
memperbudak seseorang sebagai rasa kepemilikan atas orang tersebut. Cemburu dapat
menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah, atau marah.
3) Situasi
Situasi adalah sebuah konsepsi individual tentang suatu kejadian atau kondisi di
mana individu berada pada suatu waktu. Situasi tidak harus selalu berhubungan dengan
kenyataan yang ada, tetapi biasanya merupakan hasil dari pengenalan (cognition) dan
penilaian (appraisal) yang sangat bergantung kepada setiap individu. Suatu kombinasi
dari sensasi, perasaan, atau emosi tertentu dapat dirasakan sebagai situasi yang
menimbulkan stres oleh seseorang tetapi tidak demikian bagi orang lain. Empat tipe
situasi yang dapat menimbulkan stres adalah ancaman, fenomena rindu di saat dekat,
frustrasi, dan konflik.
3.1 Ancaman (Threat)
Suatu keadaan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan diri akibat kejahatan,
kecelakaan, kerusakan, kehilangan, bencana, dan sebagainya, dapat dikatakan sebagai
definisi dari ancaman. Sumber ancaman sangatlah banyak, tetapi persepsi tentangnya
bersifat internal, tergantung kepada setiap orang. Seseorang yang mempersepsi semua
keadaan tersebut sebagai ancaman bagi kenyamanan dirinya, maka dia akan mengalami
stres.
3.2 Frustrasi (Frustration)
Individu dikatakan frustrasi ketika dia merasakan gangguan dalam serangkaian
usahanya dalam mencapai tujuan tertentu, atau dia mengalami keterlambatan dalam
mencapai tujuannya. Frustrasi meliputi bahaya di masa sekarang atau masa lampau,
sedangkan ancaman meliputi bahaya yang mungkin atau akan terjadi di masa yang akan
datang. Frustrasi juga dapat ditimbulkan oleh gangguan sistem sirkulasi dari aktivitas
biologis dalam tubuh individu. Berolahraga dapat mengurangi dampak buruk dari
frustrasi. Frustrasi yang berkepanjangan dapat menimbulkan sres.
3.3 Konflik (Conflict)
Konflik dapat terjadi secara interpersonal (internal) maupun intra personal.
Internal konflik adalah suatu proses yang meliputi persepsi terhadap dua tujuan atau
lebih yang saling bertentangan, di mana semuanya ingin dicapai secara bersamaan,
tetapi hal demikian tidak mungkin melainkan haris mengorbankan sebagian untuk
mencapai sebaian yang lain. Ketidakmampuan seseorang mengatasi konflik dapat
menimbulkan stres.
4) Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup meliputi keseluruhan peristiwa psikologis seorang individu
selama hidupnya. Setiap peristiwa memiliki implikasi psikologis dan mungkin beberapa
kejadian dapat menimbulkan stres. Pengalaman hidup dapat dibagi ke dalam tiga
kategori; perubahan hidup, masa transisi kehidupan (life passages), dan krisis kehidupan
(life crises). Untuk menganalisis hubungannya dengan stres, peristiwa traumatis akan
lebih ditekankan.
5) Perilaku (Behavior)
Perilaku secara umum didefinisikan sebagai semua output dari semua tingkatan
hierarki dari sistem saraf seperti sensasi, perasaan, emosi, kesadaran, penilaian, dan
sebagainya. Lebih jauh lagi, setiap perilaku dapat menyebabkan stress dan dapat juga
merupakan akibat stress.
2. Faktor Lingkungan/Luar (Eksternal)
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, biotik, dan sosial. Masing-
masing lingkungan tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini.
a. Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi stres antara lain; cuaca
(sangat panas atau sangat dingin), peristiwa alam (gempa bumi, topan, badai, banjir
bandang, tanah longsor, dan sebagainya), suasana tempat kerja yang tidak nyaman,
perlengkapan kerja yang tidk memadai, kekurangan air bersih, lingkungan yang kotor
dan kumuh, pulusi, dan lain sebagainya.
b. Lingkungan Biotik
Manusia modern cenderung menjadi pemangsa (prdator) bagi makhluk lainnya.
Sekalipun demikian, mereka juga rentan untuk menjadi mangsa bagi yang lain.
Pemangsa manusia, dewasa ini bukanlah makhluk yang besar, kuat, dan buas seperti
harimau, ular, serigala, melainkan makhluk microscopic seperti; bakteri dan virus-virus
yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit atau kerusakan pada tubuh. Para
Dermatologis (ahli penyakit kulit) memperkirakan bahwa pada umumnya setiap satu
sentimeter persegi kulit manusia mengandung 25.000.000 (dua puluh lima juta)
organisme atau bakteri.
c. Lingkungan Sosial
Sumber stres yang utama pada dasarnya adalah manusia itu sendiri, yaitu
manusia dalam lingkungan kehidupan sosial yang lebih luas. Lingkungan sosial yang
dapat dikatakan sebagai sumber stres antara lain; Lingkungan masyarakat dengan gaya
hidup modern yang cenderung indiviidual dan materialistik terutama di daerah
perkotaan, lingkungan kerja (jenis pekerjaan yang monoton, tuntutan kerja yang berat,
pimpinan yang bersikap sewenang-wenang, perilaku teman sejawat yang tidak
menyenangkan, dan sebagainya), dan lingkungan keluarga ( ketidakharmonisan
hubungan antar anggota keluarga, antara anak dan orang tua, anak yang kurang
mendapat perhatian orang tua, perceraian, dan lain-lain).
Sudrajad (2010) mengemukakan faktor-faktor penyebab stres secara umum
meliputi:
1. Ancaman
Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik
ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk
bila orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya
tidak dapat melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut.
2. Ketakutan
Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang
membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat
orang menjadi stres.
3. Ketidakpastian
Saat kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit membuat
prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan tidak
mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan
kita merasa stres.
4. Disonansi kognitif
Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang kita
pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan
dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang
baik, namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi
dan merasa stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga
komitmen. Kita yakin bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya
situasi/lingkungan tidak mendukung kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan
membuat kita merasa stres karena kita terancam dengan sebutan tidak jujur atau tidak
mampu menepati janji.
D. Mengatasi Stres Pekerjaan
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir sama
pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus
dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering
melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara
efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres,
justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih
spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman
umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar,
menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah yang
muncul terutama yang berkait dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat
kerja. Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa
tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu
karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya
ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai
seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76).
Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi,
manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stress yang ringan.
Alasannya karena pada tingkat stres lertentu akan memberikan akibat positif, karena hal
ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres
yang tinggi atau stres ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja
karyawan. Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi
dari sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan. Maka
manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan stress
ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya
itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh si pekerja. Maka diperlukan pendekatan yang
tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan
pendekatan organisasi.
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan
fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka
seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja
yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih
prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk
mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan
sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat,
kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu
dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan
penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,
komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan
menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan
mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal
yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Dalam mengatasi stres terdapat banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk
pengurangan stress yang terjadi. Empat pendekatan yang paling sering digunakan
adalah relaksasi otot, biofeedback, meditasi dan restrukturisasi kognitif yang semuanya
membantu para karyawan mengatasi stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
a. Relaksasi Otot
Sebutan persamaan yang umum dari berbagai teknik relaksasi otot adalah
pernafasan yang lambat dan dalam suatu usaha yang sadar untuk memulihkan
ketegangan otot. Diantara berbagai teknik yang tersedia, relaksasi progresif kontinjensi
adalah yang paling sering digunakan. Tehnik ini terdiri atas menenangkan dan
mengendurkan otot secara berulang-ulang yang diawali dari kaki dan terus meningkat
ke muka. Relaksasi dicapai dengan berkonsentrasi pada kehangatan dan ketenangan
yang berkaitan dengan otot yang dirileksasikan.
b. Biofeedback
Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak di
deteksi, di perkuat dan di tunjukkan kepada orang tersebut. Peran potensial dari
biofeedback sebagai teknik manajemen stress individu dapat di lihat dari fungsi tubuh
hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar. Potensi
biofeedback adalah kemampuannya untuk membantu relaksasi dan mempertahankan
fungsi tubuh pada keadaan nonstress. Salah satu keunggulan tehnik biofeedback di
bandingkan dengan tehnik nonbiofeedback adalah bahwa tehnik ini memberikan data
yang tepat mengenai fungsi tubuh. Pelatihan biofeedback telah bermanfaat dalam
mengurangi kegelisahan, menurunkan keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan
migren, dan secara umum mengurangi manifestasi fisiologis negative dari stress.
c. Meditasi
Meditasi mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang
pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri. Respon relaksasi adalah kebalikan
fisiologis dan psikologis dari respons stress berperang atau lari. Herbert benson
menganalisis banyak program meditasi dan mendapatkan suatu respons relaksasi empat
langkah. Keempat langkah tersebut adalah :
1) Menemukan suatu lingkungan yang tenang.
2) Menggunakan suatu perangkat mental seperti suatu kata tang penuh dengan
kesan yang menyenangkan untuk mengubah fikiran dari pikiran yang
berorientasi secara eksternal.
3) Mengabaikan pemikiran yang mengganggu dengan bersandar pada suatu sikap
yang pasif.
4) Mengasumsikan suatu posisi yang nyaman
Maharishi Mahes Yogi mendefinisikan meditasi transcendental sebagai
mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat
pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari pemikiran. Tidak semua orang
yang bermeditasi mengalami hasil yang positif, akan tetapi sejumlah besar orang
melaporkan meditasi sebagai hal yang efektif dalam mengelola stress.
1. Restrukturisasi kognitif
Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam manajemen
stress di kenal sebagai restrukturisasi kognitif, adalah respons seseorang terhadap
stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau pemikiran. Asumsi dasar dari teknik
ini adalah bahwa pikiran orang dalam bentuk ekspektasi, keyakinan dan asumsi
merupakan label yang mereka terapkan pada situasi, dan label ini menimbulkan respons
emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dari manajemen stress berfokus pada
mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut menilai situasi secara berbeda.
Semua teknik kognitif memiliki tujuan yang serupa yaitu untuk membantu orang
memperoleh lebuh banyak kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan
memodifikasi rasionalisasi mereka. Selain teknik pengurangan stres di atas ada
beberapa kiat lagi yang dapat digunakan. Agar stres tidak berkelanjutan, adapun
beberapa kiat yang di kemukakan oleh Alex:
a. Sediakan waktu rileks
Menurut penelitian, stres yang berhubungan dengan pekerjaan dimulai sejak
pagi, sebelum Anda berangkat kerja. Daripada memikirkan beban pekerjaan (tapi tidak
ada solusinya), lebih baik digunakan waktu Anda yang terbatas tersebut untuk
melakukan relaksasi seperti meditasi dan yoga. Teknik pernapasan adalah teknik
relaksasi yang paling mudah untuk dilakukan. Caranya dengan menarik nafas dalam-
dalam, lalu hembuskan sampai tak ada lagi udara yang tersisa di paru-paru. Lakukan
minimal 3x sampai membayangkan beban Anda berkurang.
b. Bersikap lebih asertif
Kebanyakan masalah pekerjaan berpangkal dari kurangnya kesempatan untuk
membuat perubahan atau keputusan. Karenanya, bicarakan dengan atasan tentang tugas
Anda dan tanggungjawab tambahan yang ingin Anda pegang. Dengan demikian, Anda
bisa menentukan pekerjaan yang bisa Anda lakukan dengan cara kerja seperti yang
diinginkan perusahaan.
c. Bekerja lebih efisien
Selalu kekuragan waktu untuk menyelesaikan tugas bisa jadi buka disebabkan
tugas yang berlebihan, melainkan menyangkut waktu dan cara mengerjakannya. Alex
memberikan contoh seorang wartawan yang produktif di waktu malam akan merasa
tertekan jika memaksakan diri menulis di waktu siang hari. Untuk mengatasinya,
sebaiknya pekerjaan dibagi. Siang hari membuat outline dan mencari bahan, malam hari
menyelesaikan tulisan. Untuk bekerja secara lebih efisien. Anda juga harus trampil
menentukan prioritas. Adanya urutan prioritas dapat membantu Anda mengatur strategi.
d. Tingkatkan energi dengan tidur
“Ketika lelah, Anda lebih mudah merasa stres karena hal-hal yang sepele,”
demikian tulis Camile Anthony dalam “The Art of Napping at Work” (1999). Kesalahan
juga akan membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah melakukan kesalahan.
Dalam keadaan demikian, Alex menganjurkan agar tidur. Tidur 15 menit di tengah
waktu kerja akan sama manfaatnya dengan tidur malam 3 jam. Anda bisa
memanfaatkan mushola kantor (tentu saja di luar waktu shalat) atau mobil Anda untuk
tidur. Jangan lupa pasang alarm agar tidak tidur terlalu lama. Jika keduanya tidak
tersedia, meja kerja Anda bisa jadi pilihan terakhir. Yang penting, tingkatkan energi
segera jika sudah merasa terlalu lelah. Tidur selama 30 menit atau kurang, menurut
Anthony akan meningkatkan mood dan rasa humor sehingga memperbaiki hubungan
Anda dengan rekan kerja. Anthony menganjurkan agar membatasi tidur selama 30
menit saja agar tidak sampai tertidur nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah
ketika bangun.
e. Atur lingkungan kerja
Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau
ruangan kerja selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hati karena hal-hal yang tampaknya
sepele tersebut karena dapat mempengaruhi performa kerja sekaligus kesehatan Anda.
Jika tidak memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara besar-besaran, ada
baiknya Anda memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui, seni tata ruang dari
Tiongkok, tempat kerja yang teratur menunjukkan pikiran yang teratur. Jaga lingkungan
kerja, terutama maja, dari tumpukan kertas atau file. Simpan kertas-kertas Anda dalam
map dan dalam kotak file atau laci file. Anda juga bisa mencegah stres dengan
mengubah letak kursi sehingga bisa mengetahui siapa yang akan masuk ke ruangan
Anda. Jika memungkinkan pindahkan meja sehingga Anda dapat bekerja dengan cahaya
alami dari luar (matahari).
f. Kembangkan pola hidup sehat
Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlah makanan dan
minuman yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin
B kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian. Kurangi makanan berlemak dan
perbanyak makan buah dan sayur. Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup
tidak saja menyehatkan badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi juga
memperbesar kapasitas paru-paru sehingga mampu menampung oksigen yang lebih
besar. Dengan kadar oksigen tinggal di dalam darah yang kemudian akan diedarkan ke
seluruh tubuh Anda akan berpikir lebih jenuh.
g. Tingkatkan ketrampilan
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari ketrampilan baru. Jika Anda merasa
kurang mampu berkomunikasi, Anda bisa mempelajarinya melalui buku-buku atau
latihan kepemimpinan yang sering diadakan di kota-kota. Jika Anda mempunyai minat
terhadap komputer, kembangkan minat Anda. Peningkatan ketrampilan akan membuat
Anda menjadi karyawan yang lebih berharga.
E. Gejala-Gejala dan Dampak Stres
1. Gejala Stress
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa
kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
a. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres pekerjaan :
1) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung.
2) Perasaa frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
3) Sensitif dan hyperreactivity
4) Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
5) Komunikasi yang tidak efektif
6) Perasaan terkucil dan terasing
7) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
8) Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
9) Kehilangan spontanitas dan kreativitas
10) Menurunnya rasa percaya diri
b. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
1) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami
penyakit kardiovaskular
2) Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
3) Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang
kronis (chronic fatigue syndrome)
6) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang adaGangguan pada
kulit
7) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
8) Gangguan tidur
9) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
c. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan
5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah
ke obesitas
6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri
dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan
tanda-tanda depresi
7) Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir
dengan tidak hati-hati dan berjudi
8) Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
10) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering terjadi, yaitu meliputi:
1) Kepuasan kerja rendah
2) Kinerja yang menurun
3) Semangat dan energi menjadi hilang
4) Komunikasi tidak lancar
5) Pengambilan keputusan jelek
6) Kreatifitas dan inovasi kurang
7) Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas
kerja dan interaksi normal individu sebelumnya.
2. Dampak Stres
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah
kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada
karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas
ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan
berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.Sedangkan Arnold (1986)
menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang
dialami oleh individu, yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis,
performance, serta mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan.
Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76
sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang
mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah:
1. Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut
jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.
2. Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa
berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres.
Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah
meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis
dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover
(Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993). Dampak stres bagi
karyawan yaitu:
1. Absen karena sakit
Penyebab utama absen karena sakit adalah masalah urat dan otot. Banyak
diantaranya disebabkan oleh stres. Jika stres diabaikan, efeknya akan semakin
memburuk dan panjangnya absen karena sakit juga meningkat. Absen karena sakit
adalah suatu gambaran barometer tingkat kesehatan yang baik bagi suatu perusahaan.
2. Mengurangi efektivitas
Banyak pekerja yang tidak memperhatikan atau mencoba untuk
menyembunyikannya pengaruh stres pada kesehatan dan fungsi mereka. Ini berarti
mereka hadir ditempat kerja dan mencoba melakukan peran mereka, dan mencoba untuk
meyakinkan bahwa mereka berfungsi 100 persen sesuai dengan kapasitasnya.
Dengan menemukan pengaruh stres pada tingkatan awal yang paling memungkinkan
akan mengurangi dampak timbulnya ketidakefektifan. Namun sementara tak seorang
pun berkehendak meningkatkan absensi karena sakit dalam organisasi mereka, kadang-
kadang pekerja bisa mengurangi biaya dan mengurangi kerusakan dengan mengambil
cuti sakit sementara masalahnya sedang diatasi. Seorang pekerja yang mengalami
disfungsi tidak dapat diabaikan.
3. Waktu manajemen
Jika seorang pekerja absen dari kerjanya, seorang manajer harus memenuhi
kebutuhan organisasi dengan memastikan bahwa peran pekerja itu terisi dengan cara
tertentu. Namun, jika seorang pekerja yang mengalami stres tetap bekerja dan berfungsi
dibawah kapasitas, sering kali hal tersebut tidak diketahui dengan cepat, mungkin
sampai timbul kesalahan besar atau timbul kekacauan. Pada tingkatan ini, lebih banyak
lagi waktu manajemen yang terpakai bukan hanya karena harus memungut pecahan-
pecahan bukan hanya ditempat kerja sendiri dan pada pekerja yang terpengaruh namun
juga karena pekerja yang akan membutuhkan banyak dukungan dan perhatian agar
dapat menjadi efektif kembali.
4. Pengunduran diri dan perekrutan
Para pekerja yang mengalami stres dan tidak melihat jalan lain untuk
memecahkan suatu masalah ditempat kerja, mungkin akan mencari pekerjaan yang baru.
Namun para pekerja adalah sumber daya yang dapat dinilai dalam suatu organisasi.
Pelatihan dan pengembangan pekerja memang membebani, namun itu adalah suatu
investasi pada sumber daya organisasi yang paling mahal. Karena hal itu memberikan
keuntungan baik bagi pekerja maupun si pemberi kerja. Biaya rekruitmen dan program
pelatihan kembali jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan jika memberikan
dukungan pada seorang pekerja untuk sembuh kembali dari penyakit stresnya. Tidak
ada jalan lain yang lebih murah dalam mengurangi dampak stres ditempat kerja
daripada mengambil tindakan segera.
5. Kecelakaan dan kesalahan
Saat seseorang berada dalam tekanan yang berat, mereka kehilangan
kemampuan berkonsentrasi. Pada beberapa bidang kerja, hal ini akan meningkatkan
kesalahan dan kecelakaan. Kesalahan yang paling sering adalah pada manusianya dan
mungkin akan menyebabkan sedikit tersedak, tidak lebih.
Setiap kecelakaan ditempat kerja seharusnya dihindari, namun suatu kecelakaan yang
disebabkan oleh pengemudi yang stres atau seorang operator mesin, contohnya, bisa
mengakibatkan tuntutan kompensasi yang mahal dan dakwaan dan yang paling buruk,
kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi
dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal yaitu tingkat
individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal
tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung
bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat
ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut. Pada dasarnya stress
terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta adanya tekanan yang
membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan
dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
Stres kerja timbul karena adanya hubungan interaksi dan komunikasi antara
individu dan lingkungannya. Selain itu, stres muncul karena adanya jawaban individu
yang berwujud emosi, fisiologis, dan pikiran terhadap kondisi, situasi, atau peritiwa
yang meminta tuntutan tertentu terhadap diri individu dalam pekerjaannya. Berbagai
gejala stres dapat dilihat dari adanya berbagai perubahan dalam fisiologis, psikologis
ataupun sikap tertentu yang semua itu dapat menjadi faktor penyebab timbulnya sumber
stres.
B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan
stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal
tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam
bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan (lembaga).
DAFTAR PUSTAKA
Invancevich, John M, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinichi. 2005. Perilaku Organisasi Edisi ke 5 Jilid 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press
Sigit, Soehardi. 2003. Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit BPFE
UST.
Towner, Lesley, 2002. Managing Employee Stres Mengelola Stres Pekerja. Alih Bahasa
Andre I. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak
Psikologi Sumber Daya Manusia Edisi ke 1 Cetakan 1. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
http://erabaru.net/era-baru/29114
http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/beberapa-cara-untuk-menyiasati-stres-
kerja.html
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html

More Related Content

What's hot (9)

Manajemen stres
Manajemen stresManajemen stres
Manajemen stres
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
 
Sumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerjaSumber stress di tempat kerja
Sumber stress di tempat kerja
 
M10 stres dan konflik
M10 stres dan konflikM10 stres dan konflik
M10 stres dan konflik
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJA
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
 
Stres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerjaStres dan keselamatan kerja
Stres dan keselamatan kerja
 
Beban kerja k3
Beban kerja k3Beban kerja k3
Beban kerja k3
 
Stres kerja
Stres kerjaStres kerja
Stres kerja
 

Similar to STRES KERJA

STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Mira Veranita
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaSeptian Muna Barakati
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfyudaalif1
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfyudaalif1
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaPoltekkes Kemenkes Banten
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...RosmanRangga
 
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiTurino Djunaidi
 
Stress Kerja (Kelompok 8)
Stress Kerja (Kelompok 8)Stress Kerja (Kelompok 8)
Stress Kerja (Kelompok 8)Fani Nurlaila
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresjuniska efendi
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxRicardoSalim6
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxnaianaia3
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxkurniaazalia
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan OrganisasiPsikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasiyayantikaa
 
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxPsikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxsabrinajulia185
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi april982992
 

Similar to STRES KERJA (20)

Stres Kerja
Stres KerjaStres Kerja
Stres Kerja
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
STRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdfSTRESS KERJA(1).pdf
STRESS KERJA(1).pdf
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
 
Konseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawaiKonseling dan bantuan hukum pegawai
Konseling dan bantuan hukum pegawai
 
Stress Kerja (Kelompok 8)
Stress Kerja (Kelompok 8)Stress Kerja (Kelompok 8)
Stress Kerja (Kelompok 8)
 
Keselamatan kerja
Keselamatan kerjaKeselamatan kerja
Keselamatan kerja
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
 
Stres
StresStres
Stres
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3))-1.pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan OrganisasiPsikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi
 
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptxPsikologi Industri dan Organisasi .pptx
Psikologi Industri dan Organisasi .pptx
 
Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi Industri dan Organisasi
 

Recently uploaded

Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxMelandaNiuwa
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxHeripurwanto62
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 

Recently uploaded (20)

Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 

STRES KERJA

  • 1. MAKALAH PERILAKU ORGANISASI STRES PEKERJAAN OLEH : KELOMPOK VII 1. WA SALFIA (14 320 068) 2. YUYUN (14 320 069) 3. HARIATI (14 320 072) 4. NOORFIDARATNADILLA (14 320 073) 5. MUH. IKRAM (11 320 042) FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2016
  • 2.
  • 3. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Stres Pekerjaan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Stres Pekerjaan”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Baubau, 31 Maret 2016 Penulis
  • 4. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................... 2 C. Tujuan................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Stres Pekerjaan................................................................. 3 B. Kategori Stres Pekerjaan................................................................... 4 C. Sumber-Sumber Stres Pekerjaan........................................................ 5 D. Mengatasi Stres Pekerjaan................................................................ 16 E. Gejala-Gejala dan Dampak Stres....................................................... 22 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... 27 B. Saran................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan sters dalam bekerja. Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja. Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang terjadi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah. Namun tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami stres dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.disinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang dialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja karyawan tersebut. Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam bekerja.
  • 6. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan stres pekerjaan? 2. Apa saja jenis-jenis stres? 3. Apa saja sumber-sumber stres pekerjaan? 4. Bagaimana cara mengatasi stres pekerjaan? 5. Apa saja gejala stres dan dampaknya? C. Tujuan Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini adalah: 1. Untuk lebih mengerti mengenai stres pekerjaan. 2. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres. 3. Untuk mengetahui sumber-sumber stres pekerjaan. 4. Untuk mengetahui cara mengetasi stres pekerjaan. 5. Agar kita mengetahui apa saja gejala stres dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh stres tersebut. .
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. Stres Pekerjaan Menurut Charles D, Spielberger menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan- tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Stres Kerja Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang, apabila stres ini terlalu besar maka dapat mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan. Gibson et al mengemukakan bahwa stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan. Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Hngkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda.
  • 8. Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur. Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati, 1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis. Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71) memahaminya sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi pcnting bagi dirinya. Robbins memberikan definisi stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. B. Kategori Stress Kerja Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja bila:
  • 9. 1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja. 2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. 3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut. Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior. 1. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah, timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. 2. Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan. 3. Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur. C. Sumber-Sumber Stress Pekerjaan Sumber stres kerja menurut Wilkinson dapat berasal dari lingkungan fisik maupun mental / psikologis, Stressor fisik misalnya: kuman penyakit, kecelakaan, dan kekurangan gizi sedangkan stressor mental berupa frustrasi, konflik sosial, tekanan dan krisis. Cooper dan Marshall mengidentifikasikan 7 buah sumber stres kerja yang utama, diantaranya: faktor yang melekat dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, hubungan- hubungan dalam organisasi, pengembangan karir, struktur dan iklim organisasi, hubungan perusahaan/organisasi dengan pihak luar, faktor yang ada dalam diri subyek. Dari ketujuh sumber tersebut jelas berhubungan dengan organisasi, sedang sisanya
  • 10. merupakan kombinasi dan bersifat individu, tapi bila ditelusuri lebih jauh ternyata faktor individu dan faktor organisasi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Faktor pemicu stres dapat berasal dari berbagai sumber, yang dapat diklasifikasikan sebagaimana berikut ini. 1. Stressor Fisik-Biologis Stressor fisik-biologis adalah faktor peicu stres yang berasal dari kondisi fisik- biologis yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan individu. Misalnya; penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, wajah yang tidak cantik/ganteng, dan postur tubuh yang di persepsi tidak ideal (seperti terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk). 2. Stressor Psikologis Stressor psikologis merupakan faktor penyebab stres yang berasal dari kondisi kejiwaan (psikologis) yang tidak mampu menyesuaikan diri dan atau tidak dapat menerima kenyataan. Misalnya; negative thingkingatau berburuk sangka, frustasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan), hasad (iri hati atau dendam), dengki, sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan. 3. Stressor Sosial Stressor Sosial adalah faktor pemicu stres yang berasal dari kondisi lingkungan dan atau interaksi sosial. a) Iklim kehidupan keluarga; hubungan antaranggota keluarga yang tidak harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami atau istri meninggal, anak yang nakal (seperti : suka melawan kepada orang tua, sering membolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras, dan menyalah gunakan obat-obatanterlarang), sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang anggota keluarga, mengidap gangguan jiwa, dan kesulitan ekonomi keluarga. b) Factor pekerjaan; kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan atasan, jenis pekerjaan yang
  • 11. ridak sesuai dengan minat dan kemampuan, dan penghasilan tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan sehari-hari. c) Iklim lingkungan; maraknya kriminalitas, tawuran antar pelajar, hargakebutuhan pokok yang mahal, kurang tersedia fasilitas air bersih yang memadai, kemarau panjang, udara yang sangat panas/dingin, suara bising, polusis udara, lingkungan yang kotor atau kondisi perumahan yang buruk, kemacetan lalu lintas, bertempat tinggal didaerah banjir atau rentan tanah longsor, serta situasi kehidupan politik dan ekonomi yang tidak stabil. Terkait dengan pembahasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan stres seperti telah dikemukakan di atas Greenwood III dan Greenwood Jr (1976: 52-109) mengemukakan bahwa tubuh manusia merupakan sistem terbuka, yang dilengkapi dengan mekanismehomeostatik, yaitu kecenderuangan untuk senantiasa memelihara kestabilan organisme, terutama setelah organisme mengalami gangguan. Faktor-faktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri organisme (faktor internal) adalah faktor biologis dan faltor psikologis, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri organisme (faktor eksternal) adalah faktor lingkungan. 1. Faktor Dalam (Internal) a. Faktor Biologis Stressor biologis meliputi faktor-faktor genetika, pengalaman hidup, ritme biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit, dan abnormalitas adaptasi. 1) Faktor Genetika Predisposisi biologis yang menyebabkan stres adalah faktor-faktor yang berkembang sebelum kelahiran atau komposisi genetika. Dalam kenyataan semua karakteristik biologis maupun mental setiap individu, trmasuk kekuatan dan
  • 12. kelemahannya dikontrol oleh instruksi-instruksi kode genetika tertentu dalam dirinya. Faktor predisposisi lainnya yang menyebabkan stres adalah proses perkembangan dalam kandungan. Apabila seorang ibu yang sedang mengandung suka mengkonsumsi alkohol, obat-obatan (narkoba), racun, atau makanan yang menyebabkan alergi maka itu semua akan merusak perkembangan bayi yang sedang dikandungnya. Kerusakan perkembangan itu antara lain seperti; kelemahan tubuh, ketidakberfungsian organ, dan tingkah laku abnormal. 2) Pengalaman Hidup Setiap individu pasti memiliki sejarah kehidupan atau pengalaman hidup. Pengalaman hidup merupakan proses transisi kehidupan individu mulai dari masa anak sampai masa dewasa. Masa transisi ini melahirkan suasana krisis atau stress pada diri individu. Contoh; suasana yang menimbulkan stress diantaranya : 1. Pada masa anak : sakit demam, kecelakaan dan patah tulang, dan 2. Pada masa remaja: masalah penyesuaian terhadap perkembangan perasaan independen dan fenomena kematangan organ seksual. 3) Tidur Setiap orang memiliki kebutuhan untuk tidur. Oleh karena itu, apabila ia mengalami kurangtidur atau tidurnya kurang nyenyak maka akan berakibat kurang baik bagi dirinya, seperti; tidak dapat berkonsentrasi, kurang semangat untuk melakukan suatu kegiatan, mudah tersinggung dan mengalami gangguan halusinasi. 4) Diet Diet dalah makanan (foods), atau vitamin sebagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Dalam hidupnya, setiap individu membutuhkan nutrisi yang seimbang yaitu: karbohidrat, protein,vitamin, mineral dan air. Kekurangan atau kelebihan nutrisi cenderung mempengaruhi proses metabolisme tubuh dan mengganggu kadar gula darah yang normal sehingga menimbulkan stress pada diri individu karena mengganggu mekanisme homeostatis tubuh. Diet yang melebihi batas, baik yang mengurangi atau berlebihan sangat berkontribusi terhadap penyakit tertentu, seperti sakit hati (lever), kanker, kegemukan, dan sakit jantung (stroke).
  • 13. 5) Postur Tubuh Postur tubuh merupakan fungsi dari kerangka dan perototan tubuh secara keseluruhan. Postur tubuh yang kurang sempurna atau tidak normal dapat merintangi keberfungsian sistem organ-organ tubuh. Selain itu, postur yang tidak sempurna ini mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap suasana psikologis individu dan kemampuan berhubungan sosialnya dengan orang lain. Seringkali postur tubuh ini dipandang sebagai refleksi atau ekspresi dari sikap-sikap emosional tertentu, seperti : postur tubuh yang baik merefleksikan sikap percaya diri dan ekstroversi, sedangkan postur yang kurang baik merefleksikan sikap kurang percaya diri atau introversi. 6) Kelelahan (fatigue) Kelelahan merupakan suatu kondisi di mana reseptor sensoris atau motor kehilangan kemampuan atau kekuatan untuk merespons stimulus. Kelelahan dapat disebabkan antara lain oleh faktor-faktor; merokok dan minuman keras yang berlebihan, istirahat kurang, ketegangan otot yang terus menerus, anemia, sakit jantung, atau penyakit tuberculosis. Kelelahan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan tidur, ketegangan otot, kurang nafsu makan, dan berkurangnya fungsi postur untuk melakukan suatu kegiatan. 7) Penyakit (Disease) Penyakit merupakan suatu gangguan fungsi atau struktur tubuh yang menyebabkan kegagalan dalam mencegah datangnya stressor. Kemampuan organisme untuk menolak penyakit didasarkan pada sejumlah kegiatan penyeimbang yang kompleks, yaitu proses homeostatis ata stabilisasi dinamis yang melibatkan berbagai bagian tubuh dalam bekerja sama satu sama lain. Apabila mekanisme homeostatis mengalami gangguan, maka tubuh akan lebih mudah terpengaruh oleh stressor seperti mikroba-mikroba yang menyebabkan infeksi. Dalam pandangan modern, penyakit bukan kondisi yang hanya disebabkan oleh satu penyebab (stressor), tetapi juga oleh lebih dari satu penyebab. Semua penyakit mengganggu ritme biologis yang normal dan cenderung melahirkan kelelahan, pola tidur yang tidak teratur, ketegangan otot dan gangguan lainnya.
  • 14. 8) Adaptasi yang Abnormal Kemampuan beradaptasi merupakan suatu ciri dari sistem organisme. Adaptasi merupakan modifikasi sendiri untuk memperoleh yang diperlukan bagi kelangsungan hidup dengan cara mengatasi kondisi-kondisi lingkungan. Terdapat tiga bentuk adaptasi yang abnormal(maladaptasion), yaitu: a) Respon adaptif yang tidak memadai (hypoadaptasi), yang mungkin berbentuk skresi yang tidak memadai dari anti hormone-hormoninflammatory, yang melahirkan penyakit rematik, penyakit kulit, penyakit mata, dan penyakit tulang (arthristis). b) Respons adaptif yang eksessif (hyperadaptasi), yang berbentuk overproduksi hormone-hormon cortiroid, yang menyebabkan lahirnya penyakit jantung dan ginjal. c) Respon adaptif yang tidak tepat, yang terdiri dari sekresi hormonal, atau respons terhadap stressor yang di luar kebiasaan. Kondisi ini menyebabkan penyakit saraf dan mental, gangguan seksual, penyakit pencernaan, dan kanker. Pada umumnya penyakit-penyakit yang dialami manusia disebabkan oleh respons adaptif yang yang abnormal dari satu atau lebih organ-organ tubuh terhadap stres. Adaptasi yang abnormal ini dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk memberikan respons yang normal terhadap stressor, sehingga tubuh mudah terserang stres. b. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologi yang diduga dapat menjadi pemicu stres antara lain sebagaimana tersebut berikut ini. 1) Persepsi Salah satu faktor yang terlibat dalam membentuk persepsi adalah sistem panca indera. Ingatan, motivasi, gen keturunan, dan interpretasi dari sinyal yang diterima oleh panca indera bersatu membentuk persepsi. Dari kenyataan tersebut jelas bahwa perilaku seseorang dapat mengontrol persepsi. Jika seseorang dapat mengendalikan persepsi, maka ia akan memiliki kekuatan untuk mengendalkan sumber stres dengan yakin karena
  • 15. kebanyakan stres (executive stres) terjadi karena apa yang dilihat dan apa yang didengar. Yang biasa diperhatikan adalah, setiap perkataan atau perbuatan orang lain dapat menyebabkan berbagai tingkatan stres. Sebaliknya, yang tidak atau jarang diperhatika adalah suatu kenyataan bahwa sumber stres sebenarnya bukan berasal dari perbuatan orang lain, melainkan persepsi dari pengamat sendiri atas perilaku orang lain tersebut. Selama seseorang mampu mengendalikan persepsinya sendiri, maka dia akan dapat mengendalikan sumber stres. 2) Perasaan dan Emosi Emosi merupakan aspek psikologis yang kompleks dari keadaan homeostatik yang normal (normal homeostatik) yang berawal dari suatu stimulus psikologis. Kemampuan untuk menerima dan membedakan setiap perasaan dan emosi bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari interaksi selama proses pendewasaan secara normal dan pengalaman yang diperoleh secara bertahap. Tujuh macam emosi yang paling berkaitan dengan stres adalah; kecemasan (keggelisahan), rasa bersalah, kekhawatiran (ketakutan), kemarahan, kecemburuan, kesedihan dan kedukaan. 2.1 Kecemasan (Enxiety) Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu ancaman (threat) yang tidak menentu. Gejala kecemasan ini nampak pada perubahan fisik, seperti gangguan pernapasan, detak jantung meningkat, berkeringat, dan lain-lain. Salah satu penyebab kecemasan adalah kesadaran akan kematian. Ketidakpastian akan hidup terkadang juga menjadi sumber kegelisahan bagi sebagian orang. Perasaan cemas yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekhawatiran, ketakutan, dan perilaku stres lainnya. 2.2 Rasa Bersalah dan Rasa Khawatir (Guilt and Worry) Rasa bersalah dan cemas dapat dikategorikan sebagai kegelisahan dengan suatu ancaman yang jelas. Rasa bersalah ditandai dengan menurunnya kepercayaan diri, merasa dirinya tidak berguna, buruk, atau merasa diri sebagai orang jahat. Sebagian orang akan menyalahkan atau bahkan akan membenci dirinya sendiri. Rasa cemas juga ditandai dengan adanya pikiran negatif akan suat hal secara berulang dan terus menerus. Rasa bersalah berfokus kepada peristiwa yang telah terjadi, sedangkan rasa cemas
  • 16. berfokus kepada peristiwa yang diharapkan. Rasa bersalah dan rasa cemas dapat menimbulkan stres. 2.3 Rasa Takut (Fear) Sama halnya dengan rasa cemas, rasa takut berkaitan dengan peristiwa yang akan terjadi. Rasa takut merupakan tanggapan terhadap suatu ancaman tertentu yang sudah jelas, berbeda dengan gelisah yang merupakan tanggapan terhadap ancaman yang belum menentu kejelasannya. Rasa takut pada manusia sangat beragam, seperti rasa takut terhadap sakit, hukuman, kegagalan, dan sebagainya. Rasa takut yang tidak terkendali dapat menuju kepada perilaku yang mengakibatkan stres. 2.4 Marah (Anger) Marah adalah emosi yang kuat yang ditandai dengan adanya reaksi sistem saraf yang akut dan dengan adanya sikap melawan baik secara terang-terangan atau tersembunyi. Menahan untuk marah dapat menyebabkan stres pada diri seseorang, baik secara emosi atau fisik. Secara fisik seperti dapat menaikkan tekanan darah dan gangguan psikosomatis lainnya. Seseorang yang sering marah atau sering menahan marah dapat mengakibatkan rasa bersalah pada dirinya dan perilaku lainnya yang menunjukkan jiwa yang stres. Menahan rasa marah berarti menghambat siklus biologi yang secara normal berlangsung dalam tubuh, dan hal ini dapat menyebabkan frustrasi, yang pada akhirnya mengakibatkan stres. 2.5 Cemburu (Jeaolusy) Cemburu meliputi keinginan untuk menguasai, mengendalikan, atau memperbudak seseorang sebagai rasa kepemilikan atas orang tersebut. Cemburu dapat menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah, atau marah. 3) Situasi Situasi adalah sebuah konsepsi individual tentang suatu kejadian atau kondisi di mana individu berada pada suatu waktu. Situasi tidak harus selalu berhubungan dengan kenyataan yang ada, tetapi biasanya merupakan hasil dari pengenalan (cognition) dan penilaian (appraisal) yang sangat bergantung kepada setiap individu. Suatu kombinasi dari sensasi, perasaan, atau emosi tertentu dapat dirasakan sebagai situasi yang menimbulkan stres oleh seseorang tetapi tidak demikian bagi orang lain. Empat tipe
  • 17. situasi yang dapat menimbulkan stres adalah ancaman, fenomena rindu di saat dekat, frustrasi, dan konflik. 3.1 Ancaman (Threat) Suatu keadaan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan diri akibat kejahatan, kecelakaan, kerusakan, kehilangan, bencana, dan sebagainya, dapat dikatakan sebagai definisi dari ancaman. Sumber ancaman sangatlah banyak, tetapi persepsi tentangnya bersifat internal, tergantung kepada setiap orang. Seseorang yang mempersepsi semua keadaan tersebut sebagai ancaman bagi kenyamanan dirinya, maka dia akan mengalami stres. 3.2 Frustrasi (Frustration) Individu dikatakan frustrasi ketika dia merasakan gangguan dalam serangkaian usahanya dalam mencapai tujuan tertentu, atau dia mengalami keterlambatan dalam mencapai tujuannya. Frustrasi meliputi bahaya di masa sekarang atau masa lampau, sedangkan ancaman meliputi bahaya yang mungkin atau akan terjadi di masa yang akan datang. Frustrasi juga dapat ditimbulkan oleh gangguan sistem sirkulasi dari aktivitas biologis dalam tubuh individu. Berolahraga dapat mengurangi dampak buruk dari frustrasi. Frustrasi yang berkepanjangan dapat menimbulkan sres. 3.3 Konflik (Conflict) Konflik dapat terjadi secara interpersonal (internal) maupun intra personal. Internal konflik adalah suatu proses yang meliputi persepsi terhadap dua tujuan atau lebih yang saling bertentangan, di mana semuanya ingin dicapai secara bersamaan, tetapi hal demikian tidak mungkin melainkan haris mengorbankan sebagian untuk mencapai sebaian yang lain. Ketidakmampuan seseorang mengatasi konflik dapat menimbulkan stres. 4) Pengalaman Hidup Pengalaman hidup meliputi keseluruhan peristiwa psikologis seorang individu selama hidupnya. Setiap peristiwa memiliki implikasi psikologis dan mungkin beberapa kejadian dapat menimbulkan stres. Pengalaman hidup dapat dibagi ke dalam tiga kategori; perubahan hidup, masa transisi kehidupan (life passages), dan krisis kehidupan
  • 18. (life crises). Untuk menganalisis hubungannya dengan stres, peristiwa traumatis akan lebih ditekankan. 5) Perilaku (Behavior) Perilaku secara umum didefinisikan sebagai semua output dari semua tingkatan hierarki dari sistem saraf seperti sensasi, perasaan, emosi, kesadaran, penilaian, dan sebagainya. Lebih jauh lagi, setiap perilaku dapat menyebabkan stress dan dapat juga merupakan akibat stress. 2. Faktor Lingkungan/Luar (Eksternal) Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, biotik, dan sosial. Masing- masing lingkungan tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini. a. Lingkungan Fisik Faktor lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi stres antara lain; cuaca (sangat panas atau sangat dingin), peristiwa alam (gempa bumi, topan, badai, banjir bandang, tanah longsor, dan sebagainya), suasana tempat kerja yang tidak nyaman, perlengkapan kerja yang tidk memadai, kekurangan air bersih, lingkungan yang kotor dan kumuh, pulusi, dan lain sebagainya. b. Lingkungan Biotik Manusia modern cenderung menjadi pemangsa (prdator) bagi makhluk lainnya. Sekalipun demikian, mereka juga rentan untuk menjadi mangsa bagi yang lain. Pemangsa manusia, dewasa ini bukanlah makhluk yang besar, kuat, dan buas seperti harimau, ular, serigala, melainkan makhluk microscopic seperti; bakteri dan virus-virus yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit atau kerusakan pada tubuh. Para Dermatologis (ahli penyakit kulit) memperkirakan bahwa pada umumnya setiap satu sentimeter persegi kulit manusia mengandung 25.000.000 (dua puluh lima juta) organisme atau bakteri. c. Lingkungan Sosial Sumber stres yang utama pada dasarnya adalah manusia itu sendiri, yaitu manusia dalam lingkungan kehidupan sosial yang lebih luas. Lingkungan sosial yang
  • 19. dapat dikatakan sebagai sumber stres antara lain; Lingkungan masyarakat dengan gaya hidup modern yang cenderung indiviidual dan materialistik terutama di daerah perkotaan, lingkungan kerja (jenis pekerjaan yang monoton, tuntutan kerja yang berat, pimpinan yang bersikap sewenang-wenang, perilaku teman sejawat yang tidak menyenangkan, dan sebagainya), dan lingkungan keluarga ( ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga, antara anak dan orang tua, anak yang kurang mendapat perhatian orang tua, perceraian, dan lain-lain). Sudrajad (2010) mengemukakan faktor-faktor penyebab stres secara umum meliputi: 1. Ancaman Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk bila orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut. 2. Ketakutan Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat orang menjadi stres. 3. Ketidakpastian Saat kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit membuat prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan tidak mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan kita merasa stres. 4. Disonansi kognitif Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang kita pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang baik, namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi dan merasa stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga komitmen. Kita yakin bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya
  • 20. situasi/lingkungan tidak mendukung kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan membuat kita merasa stres karena kita terancam dengan sebutan tidak jujur atau tidak mampu menepati janji. D. Mengatasi Stres Pekerjaan Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76). Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stress yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres lertentu akan memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stres ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja karyawan. Stres ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi dari sudut pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan. Maka manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan stress
  • 21. ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh si pekerja. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. 1. Pendekatan Individual Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya. 2. Pendekatan Organisasional Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental. Dalam mengatasi stres terdapat banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk pengurangan stress yang terjadi. Empat pendekatan yang paling sering digunakan adalah relaksasi otot, biofeedback, meditasi dan restrukturisasi kognitif yang semuanya membantu para karyawan mengatasi stress yang berkaitan dengan pekerjaan. a. Relaksasi Otot
  • 22. Sebutan persamaan yang umum dari berbagai teknik relaksasi otot adalah pernafasan yang lambat dan dalam suatu usaha yang sadar untuk memulihkan ketegangan otot. Diantara berbagai teknik yang tersedia, relaksasi progresif kontinjensi adalah yang paling sering digunakan. Tehnik ini terdiri atas menenangkan dan mengendurkan otot secara berulang-ulang yang diawali dari kaki dan terus meningkat ke muka. Relaksasi dicapai dengan berkonsentrasi pada kehangatan dan ketenangan yang berkaitan dengan otot yang dirileksasikan. b. Biofeedback Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak di deteksi, di perkuat dan di tunjukkan kepada orang tersebut. Peran potensial dari biofeedback sebagai teknik manajemen stress individu dapat di lihat dari fungsi tubuh hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar. Potensi biofeedback adalah kemampuannya untuk membantu relaksasi dan mempertahankan fungsi tubuh pada keadaan nonstress. Salah satu keunggulan tehnik biofeedback di bandingkan dengan tehnik nonbiofeedback adalah bahwa tehnik ini memberikan data yang tepat mengenai fungsi tubuh. Pelatihan biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan, menurunkan keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan migren, dan secara umum mengurangi manifestasi fisiologis negative dari stress. c. Meditasi Meditasi mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri. Respon relaksasi adalah kebalikan fisiologis dan psikologis dari respons stress berperang atau lari. Herbert benson menganalisis banyak program meditasi dan mendapatkan suatu respons relaksasi empat langkah. Keempat langkah tersebut adalah : 1) Menemukan suatu lingkungan yang tenang. 2) Menggunakan suatu perangkat mental seperti suatu kata tang penuh dengan kesan yang menyenangkan untuk mengubah fikiran dari pikiran yang berorientasi secara eksternal. 3) Mengabaikan pemikiran yang mengganggu dengan bersandar pada suatu sikap yang pasif.
  • 23. 4) Mengasumsikan suatu posisi yang nyaman Maharishi Mahes Yogi mendefinisikan meditasi transcendental sebagai mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari pemikiran. Tidak semua orang yang bermeditasi mengalami hasil yang positif, akan tetapi sejumlah besar orang melaporkan meditasi sebagai hal yang efektif dalam mengelola stress. 1. Restrukturisasi kognitif Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam manajemen stress di kenal sebagai restrukturisasi kognitif, adalah respons seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau pemikiran. Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang dalam bentuk ekspektasi, keyakinan dan asumsi merupakan label yang mereka terapkan pada situasi, dan label ini menimbulkan respons emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dari manajemen stress berfokus pada mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut menilai situasi secara berbeda. Semua teknik kognitif memiliki tujuan yang serupa yaitu untuk membantu orang memperoleh lebuh banyak kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi rasionalisasi mereka. Selain teknik pengurangan stres di atas ada beberapa kiat lagi yang dapat digunakan. Agar stres tidak berkelanjutan, adapun beberapa kiat yang di kemukakan oleh Alex: a. Sediakan waktu rileks Menurut penelitian, stres yang berhubungan dengan pekerjaan dimulai sejak pagi, sebelum Anda berangkat kerja. Daripada memikirkan beban pekerjaan (tapi tidak ada solusinya), lebih baik digunakan waktu Anda yang terbatas tersebut untuk melakukan relaksasi seperti meditasi dan yoga. Teknik pernapasan adalah teknik relaksasi yang paling mudah untuk dilakukan. Caranya dengan menarik nafas dalam- dalam, lalu hembuskan sampai tak ada lagi udara yang tersisa di paru-paru. Lakukan minimal 3x sampai membayangkan beban Anda berkurang. b. Bersikap lebih asertif Kebanyakan masalah pekerjaan berpangkal dari kurangnya kesempatan untuk membuat perubahan atau keputusan. Karenanya, bicarakan dengan atasan tentang tugas
  • 24. Anda dan tanggungjawab tambahan yang ingin Anda pegang. Dengan demikian, Anda bisa menentukan pekerjaan yang bisa Anda lakukan dengan cara kerja seperti yang diinginkan perusahaan. c. Bekerja lebih efisien Selalu kekuragan waktu untuk menyelesaikan tugas bisa jadi buka disebabkan tugas yang berlebihan, melainkan menyangkut waktu dan cara mengerjakannya. Alex memberikan contoh seorang wartawan yang produktif di waktu malam akan merasa tertekan jika memaksakan diri menulis di waktu siang hari. Untuk mengatasinya, sebaiknya pekerjaan dibagi. Siang hari membuat outline dan mencari bahan, malam hari menyelesaikan tulisan. Untuk bekerja secara lebih efisien. Anda juga harus trampil menentukan prioritas. Adanya urutan prioritas dapat membantu Anda mengatur strategi. d. Tingkatkan energi dengan tidur “Ketika lelah, Anda lebih mudah merasa stres karena hal-hal yang sepele,” demikian tulis Camile Anthony dalam “The Art of Napping at Work” (1999). Kesalahan juga akan membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah melakukan kesalahan. Dalam keadaan demikian, Alex menganjurkan agar tidur. Tidur 15 menit di tengah waktu kerja akan sama manfaatnya dengan tidur malam 3 jam. Anda bisa memanfaatkan mushola kantor (tentu saja di luar waktu shalat) atau mobil Anda untuk tidur. Jangan lupa pasang alarm agar tidak tidur terlalu lama. Jika keduanya tidak tersedia, meja kerja Anda bisa jadi pilihan terakhir. Yang penting, tingkatkan energi segera jika sudah merasa terlalu lelah. Tidur selama 30 menit atau kurang, menurut Anthony akan meningkatkan mood dan rasa humor sehingga memperbaiki hubungan Anda dengan rekan kerja. Anthony menganjurkan agar membatasi tidur selama 30 menit saja agar tidak sampai tertidur nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah ketika bangun. e. Atur lingkungan kerja Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau ruangan kerja selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hati karena hal-hal yang tampaknya sepele tersebut karena dapat mempengaruhi performa kerja sekaligus kesehatan Anda. Jika tidak memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara besar-besaran, ada
  • 25. baiknya Anda memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui, seni tata ruang dari Tiongkok, tempat kerja yang teratur menunjukkan pikiran yang teratur. Jaga lingkungan kerja, terutama maja, dari tumpukan kertas atau file. Simpan kertas-kertas Anda dalam map dan dalam kotak file atau laci file. Anda juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa mengetahui siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jika memungkinkan pindahkan meja sehingga Anda dapat bekerja dengan cahaya alami dari luar (matahari). f. Kembangkan pola hidup sehat Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlah makanan dan minuman yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak mengandung vitamin B kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian. Kurangi makanan berlemak dan perbanyak makan buah dan sayur. Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak saja menyehatkan badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi juga memperbesar kapasitas paru-paru sehingga mampu menampung oksigen yang lebih besar. Dengan kadar oksigen tinggal di dalam darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh Anda akan berpikir lebih jenuh. g. Tingkatkan ketrampilan Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari ketrampilan baru. Jika Anda merasa kurang mampu berkomunikasi, Anda bisa mempelajarinya melalui buku-buku atau latihan kepemimpinan yang sering diadakan di kota-kota. Jika Anda mempunyai minat terhadap komputer, kembangkan minat Anda. Peningkatan ketrampilan akan membuat Anda menjadi karyawan yang lebih berharga. E. Gejala-Gejala dan Dampak Stres 1. Gejala Stress Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu: a. Gejala psikologis
  • 26. Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan : 1) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung. 2) Perasaa frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian) 3) Sensitif dan hyperreactivity 4) Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi 5) Komunikasi yang tidak efektif 6) Perasaan terkucil dan terasing 7) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja 8) Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi 9) Kehilangan spontanitas dan kreativitas 10) Menurunnya rasa percaya diri b. Gejala fisiologis Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah: 1) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular 2) Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin) 3) Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung) 4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan 5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome) 6) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang adaGangguan pada kulit 7) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot 8) Gangguan tidur 9) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker c. Gejala perilaku
  • 27. Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah: 1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan 2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas 3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan 4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan 5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas 6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi 7) Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi 8) Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas 9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman 10) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering terjadi, yaitu meliputi: 1) Kepuasan kerja rendah 2) Kinerja yang menurun 3) Semangat dan energi menjadi hilang 4) Komunikasi tidak lancar 5) Pengambilan keputusan jelek 6) Kreatifitas dan inovasi kurang 7) Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif. Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. 2. Dampak Stres
  • 28. Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999). Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76 sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah: 1. Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual. 2. Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres. Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Greenberg & Baron, 1993; Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993). Dampak stres bagi karyawan yaitu: 1. Absen karena sakit Penyebab utama absen karena sakit adalah masalah urat dan otot. Banyak diantaranya disebabkan oleh stres. Jika stres diabaikan, efeknya akan semakin memburuk dan panjangnya absen karena sakit juga meningkat. Absen karena sakit adalah suatu gambaran barometer tingkat kesehatan yang baik bagi suatu perusahaan. 2. Mengurangi efektivitas
  • 29. Banyak pekerja yang tidak memperhatikan atau mencoba untuk menyembunyikannya pengaruh stres pada kesehatan dan fungsi mereka. Ini berarti mereka hadir ditempat kerja dan mencoba melakukan peran mereka, dan mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka berfungsi 100 persen sesuai dengan kapasitasnya. Dengan menemukan pengaruh stres pada tingkatan awal yang paling memungkinkan akan mengurangi dampak timbulnya ketidakefektifan. Namun sementara tak seorang pun berkehendak meningkatkan absensi karena sakit dalam organisasi mereka, kadang- kadang pekerja bisa mengurangi biaya dan mengurangi kerusakan dengan mengambil cuti sakit sementara masalahnya sedang diatasi. Seorang pekerja yang mengalami disfungsi tidak dapat diabaikan. 3. Waktu manajemen Jika seorang pekerja absen dari kerjanya, seorang manajer harus memenuhi kebutuhan organisasi dengan memastikan bahwa peran pekerja itu terisi dengan cara tertentu. Namun, jika seorang pekerja yang mengalami stres tetap bekerja dan berfungsi dibawah kapasitas, sering kali hal tersebut tidak diketahui dengan cepat, mungkin sampai timbul kesalahan besar atau timbul kekacauan. Pada tingkatan ini, lebih banyak lagi waktu manajemen yang terpakai bukan hanya karena harus memungut pecahan- pecahan bukan hanya ditempat kerja sendiri dan pada pekerja yang terpengaruh namun juga karena pekerja yang akan membutuhkan banyak dukungan dan perhatian agar dapat menjadi efektif kembali. 4. Pengunduran diri dan perekrutan Para pekerja yang mengalami stres dan tidak melihat jalan lain untuk memecahkan suatu masalah ditempat kerja, mungkin akan mencari pekerjaan yang baru. Namun para pekerja adalah sumber daya yang dapat dinilai dalam suatu organisasi. Pelatihan dan pengembangan pekerja memang membebani, namun itu adalah suatu investasi pada sumber daya organisasi yang paling mahal. Karena hal itu memberikan keuntungan baik bagi pekerja maupun si pemberi kerja. Biaya rekruitmen dan program pelatihan kembali jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan jika memberikan dukungan pada seorang pekerja untuk sembuh kembali dari penyakit stresnya. Tidak
  • 30. ada jalan lain yang lebih murah dalam mengurangi dampak stres ditempat kerja daripada mengambil tindakan segera. 5. Kecelakaan dan kesalahan Saat seseorang berada dalam tekanan yang berat, mereka kehilangan kemampuan berkonsentrasi. Pada beberapa bidang kerja, hal ini akan meningkatkan kesalahan dan kecelakaan. Kesalahan yang paling sering adalah pada manusianya dan mungkin akan menyebabkan sedikit tersedak, tidak lebih. Setiap kecelakaan ditempat kerja seharusnya dihindari, namun suatu kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang stres atau seorang operator mesin, contohnya, bisa mengakibatkan tuntutan kompensasi yang mahal dan dakwaan dan yang paling buruk, kematian.
  • 31. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal yaitu tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat hal tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut. Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja. Stres kerja timbul karena adanya hubungan interaksi dan komunikasi antara individu dan lingkungannya. Selain itu, stres muncul karena adanya jawaban individu yang berwujud emosi, fisiologis, dan pikiran terhadap kondisi, situasi, atau peritiwa yang meminta tuntutan tertentu terhadap diri individu dalam pekerjaannya. Berbagai gejala stres dapat dilihat dari adanya berbagai perubahan dalam fisiologis, psikologis ataupun sikap tertentu yang semua itu dapat menjadi faktor penyebab timbulnya sumber stres. B. Saran Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan (lembaga).
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Invancevich, John M, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kreitner, Robert dan Angelo Kinichi. 2005. Perilaku Organisasi Edisi ke 5 Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Sigit, Soehardi. 2003. Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit BPFE UST. Towner, Lesley, 2002. Managing Employee Stres Mengelola Stres Pekerja. Alih Bahasa Andre I. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia Edisi ke 1 Cetakan 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. http://erabaru.net/era-baru/29114 http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/beberapa-cara-untuk-menyiasati-stres- kerja.html http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html