2. Dr. Hans Selye, penemu stres mengatakan, “Stres
adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat
pembangkit stress. Yang dapat dilihat adalah akibat
dari pembangkit stress.
Ia mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam
sejumlah organism yang beradaptasi terhadap
berbagai macam tuntutan lingkungan (general
adaptation syndrome) yang terdiri dari tiga tahap.
Yaitu :
a) Tahap alarm (tanda bahaya)
b) Tahap resistence (perlawanan)
c) Tahap exhaustion
Menurut Selye jika reaksi badan tidak cukup,
berlebihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri
dapat menimbulkan penyakit, hal ini dinamakan
diseases of adaptation (penyakit dari adaptasi),
karena penyakit-penyakittersebut lebih disebabkan
oleh reaksi adaptif yang kacau dari badan kita
daripada oleh hasil yang merusak langsung dari
penimbul stress.
3. Pada suatu penelitian yang membuktikan bahwa
semakin tinggi dorongan untuk berprestasi,
makin tinggi tingkat stresnya dan makin tinggi
juga produktivitas dan efiesiensinya. Stres dalam
jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-
gagasan yang inovatif dan keluaran yang
konstruktif.
4. Stres yang meningkat sampai unjuk-kerja
mencapai titik optimalnya merupakan stress
yang baik, yang menyenangkan, eustress.
Dekat, sebelum mencapai titik optimalnya,
situasinya dialami sebagai tantangan yang
merangsang. Melewati titik optimal stres
menjadi distress. Peristiwanya atau
situasinya dialami sebagai ancaman yang
mencemaskan.
Tanda-tanda distress-nya
adalah sebagai berikut:
5. 1) Menjadi overexcited
2) Cemas
3) Merasa tidak pasti
4) Sulit tidur pada malam
hari (somnabulisme)
5) Menjadi mudah
bingung dan lupa
6) Menjadi sangat tidak-
enak (uncomfortable)
dan gelisah (ill at ease)
7) Menjadi gugup
(nervous)
6. 1) Jari-jari dan tangan
gemetar
2) Tidak dapat duduk
diam atau berdiri di
tempat
3) Mengembangkan tic
(gerakan tidak
sengaja)
4) Kepala mulai sakit
5) Merasa otot menjadi
tegang atau kaku
6) Gagap saat berbicara
7) Leher menjadi kaku
7. 1) Perut terganggu
2) Merasa jantung berdebar
3) Banyak berkeringat
4) Merasa kepala ringan atau
akan pingsan
5) Mengalami kedinginan (cold
chills)
6) Wajah menjadi ‘panas’
7) Mulut menjadi kering
8) Mendengar bunyi berdering
dalam kuping
9) Mengalami ‘rasa akan
tenggelam’ dalam perut
(sinking feeling)
8. Lima faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja yang dapat menimbulkan
stres kerja (White, 1983), yaitu:
1) Sikap terhadap pekerjaan
2) Keadaan lingkungan kerja
3) Sikap terhadap organisasi tempat kerja
4) Manfaat dan jumlah gaji yang diperoleh
5) Sikap terhadap penyelia atau kepenyeliaan
9. Faktor lain yang turut memberi pengaruh
terhadap kepuasa kerja dan stres kerja ialah
nilai pekerjaan yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik. Nilai tersebut merupakan suatu
bentuk yang mempunyai hubungan dengan
sesuatu aktivitas atau objek.
Nilai pekerjaan yang bersifat intrinsik (Wallace
et al, 1971) yang terdiri atas tiga subskala,
yaitu:
1) Kebanggaan dalam pekerjaan
2) Keterlibatan kerja
3) Prioritas kegiatan
Nilai pekerjaan ekstrinsik terdiri atas dua
subskala, yaitu:
1) Status sosial dalam bekerja
2) Sikap terhadap penghasilan
10. Ada tiga kelompok utama pemicu stres (biasa
disebut stressor) di tempat kerja, yaitu:
Kelompok pertama adalah faktor pribadi,
seperti: keluarga, ekonomi rumahtangga, dan
karakteristik kepribadian
Kelompok kedua adalah faktor organisasi,
seperti: pekerjaan, peran, dan dinamika
hubungan atau interaksi antar karyawan.
Kelompok ketiga adalah faktor lingkungan,
seperti: ekonomi, politik, dan teknologi.
11. Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya
dan dapat dihadapi tanpa memperoleh
dampaknya yang negatif. Memanajemeni stres
berarti berusaha mencegah timbulnya stres,
meningkatkan ambang stres dari individu dan
menapung akibat fisiologi dari stres.
Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah
berkembangnya stres jangka pendek atau stres
yang kronis. Reaksi yang dikenal selama ini
dalam menghadap stres ialah ‘flight or fight’
yang secara fisik maupun psikis dari situasi yang
penuh stres atau melawan stres.
12. Pandangan interaktif mengatakan bahwa stres
ditentukan oleh faktor-faktor di lingkungan dan
faktor-faktor dari individunya. Dalam
memanajemeni stres dapat diusahakan untuk:
A. Mengubah faktor-faktor di lingkungan agar
tidak merupakan pembangkit stres
B. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar:
1) Ambang stres meningkat, tidak cepat
merasakan situasi yang dihadapi sebagai penuh
stres
2) Toleransi terhadap stres meningkat, dapat
lebih lama bertahan dalam situasi yang penuh
stres, tidak cepat menunjukkan akibat yang
merusak dari stres pada tubuh sehingga dapat
mempertahankan kesehatannya.
13. Teknik-teknik yang dapat digunakan ialah:
Kerekayasaan organisasi
Dapat dilakukan strategii yang diajukan oleh Everly &
Guidano, yaitu sasaran berdasarkan kerja dan
manajemen waktu, yang khusu berlaku untuk para
manajer menengah keatas.
Sasaran berdasarkan kerja (SbK) ini merupakan salah
satu teknik yang termasuk dalam jenis manajemen
berdasarkan sasaran yang terdiri dari 4 langkah yaitu:
i. Menetapkan sasaran realistik bagi satuan kerjanya,
yang dapat dicapai dalam waktu yang dimiliki
ii. Merancang perangkat perencanaan, tindakan atau
metode untuk dapat mencapai sasaran
iii. Menciptakan strategi untuk dapat mengukur
keberhasilan mencapai sasaran pada akhir suatu
periode tertentu
iv. Pada akhir waktu yang sudah ditentukan mengukur
keberhasilanmencapai sasarannya
14. Manajemen waktu (MW) memiliki tiga tahap, yaitu:
i. Analisis waktu
ii. Strategi untuk mngorganisasi
iii. Strategi untuk follow up
Kerekayasaan kepribadian
Strategi yang digunakan dalam kerekayasaan
kepribadian ialah upaya untuk menimbulkan
perubahan-perubahan dalam kepribadian individu
agar dapat dicegah timbulnya stres dan agar ambang
stres dapat ditingkatkan.
Team building dan teknik-teknik pengembangan
organisasi yang laindapat mencegah atau mengatasi
stres yang timbul karena adanya konflik peran,
ketaksaan peran, hubungan interpersonal yang tidak
baik, serta struktur dan iklim organisasi.
Strategi berikutnya adalah pemberian penyuluhan
jabatan jabatan kepada tenaga kerja
15. Teknik penenangan pikiran
Meditasi
Pelatihan relaksasi autogenic
Pelatihan relaksasi neuromuscuklar
Teknik penenangan melalui aktifitas fisik
Aktifitas fisik bisa juga dilakukan sebelum
stres timbul. Aktifitas fisik memiliki sifat
preventif (penghindaran). Selama melakukan
aktifitas fisik seluruh sistem badan
dirangsang untuk beraksi, bergerak.
16. Stres merupakan suatu abstraksi yang mana orang tidak
dapat melihat penyebabnya tetapi dapat melihat
akibatnya. Stress tidak selalu sesuatu yang negative,
apabila ditinjau melalui porsinya stress yang berada
sebelum titik optimal sampai titik optimal adalah stress
yang baik, dan menyenangkan, lebih dari itu barulah stress
yang negatif.
Stres berkaitan dengan kepuasan kerja, maka dari itu
selain membahas mengenai faktor stress yang dapat timbul
di tempat kerja, perlu juga mengetahui faktor stress yang
berkaitan dengan kepuasan kerja.
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat
dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif.
Memanajemeni stres berarti berusaha mencegah timbulnya
stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan
menapung akibat fisiologi dari stres. Memanajemeni stres
bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka
pendek atau stres yang kronis.
17. Jehangir, M., Kareem, N., Khan, A., Jan, M. T., &
Soherwardi, S., PhD. (2011). EFFECTS OF JOB STRESS
ON JOB PERFORMANCE & JOB
SATISFACTION. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, 3(7), 453-465.
Munandar, A. S. (2008). Psikologi Industri dan
Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Wallace, J. E. (2005). Job stress, depression and
work-to-family conflict: A test of the strain and
buffer hypotheses.Relations Industrielles, 60(3), 510-
537.
Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan
Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media
Group.