5. Angkatan Pujangga Baru
A • Majalah Pujangga Baru
B • Karakterisasi Angkatan Pujangga Baru
C • Angkatan ‘80 dan Pengaruhnya terhadap Pujangga Baru
D • Pujangga Baru sebagai Aliran Kebudayaan
E • Asas Seni pada Pujangga Baru
F • Para Pengarang Pujangga Baru
G • Pengarang – Pengarang Pujangga Baru yang Lain
6. A. Majalah Pujangga Baru
Nama Pujangga Baru mempunyai dua
pengertian :
1. Pujangga Baru sebagai nama majalah
• Sebelum perang ( Juli 1933 – Maret 1942)
• Sesudah perang ( Maret 1948 – Maret
1953)
2. Sebagai nama angkatan dalam Sastra
Indonesia
7. B. Karakterisasi Angkatan Pujangga Baru
.
Keanekaraaman yang terdapat pada
Pujangga Baru :
1. Daerah Asal
• Bali (I Gusti Nyoman
Panji)
• Madiun (Sutomo
Jauhar A)
• Sangihe (Marius
Ramis D)
• Minahasa (J.E.
2. Kepercayaan Agama
• Nasrani (J.E.
Tatengkeng)
• Hindu (I Gusti
Nyoman Panji)
• Islam (Amir
Hamzah, S. Takdir
8. Berikut adalah karakteristik Angkatan Pujangga
Baru :
1. Tema pokok cerita bukan lagi tentang kawin
paksa atau masalah adat, namun bertema
tentang masalah kehidupan modern.
2. Sarat akan nasionalitas.
3. Memiliki kebebasan dalam menentukan
bentuk pengucapan sesuai dengan
pribadinya.
4. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Indonesia.
5. Baik prosa maupun puisinya sebagian besar
mengandung suasana romantik.
6. Adanya unsur pengaruh dari sastra,
9. C. Angkatan ‘80 dan Pengaruhnya
terhadap Pujangga Baru
1. Angkatan 80 (De Tachtiger Beweging)
dan tokoh – tokohnya.
De Nieuwe Gids
(Pandu Baru) 1885
• Willem Kloos
•Yacques Perk
•Frederic Van
Deyssel
De Gids (Pandu)
1840
• Potgieter
• Busken Huet
• Vosmaer
10. 2. Perbedaan dan Persamaan antara PB
dengan Angkatan 80
a. Perbedaan
• Angkatan 80 mengutamakan unsur
estetik yang murni, sedangkan PB lebih
mengutamakan unsur tujuan sosial
yang jelas.
• Banyak pengarang PB menolak sifat
individualisme dan ciri naturalisme
yang dianut pengarang Angkatan 80.
11. b. Persamaan
• Keduanya menentang sastra sebelumnya
yang sudah merosot nilainya dan yang
penuh dengan konvensi – konvensi.
• Di dalam usahanya mencari pengucapan
yang baru, keduanya mencari contoh dari
luar negeri.
12.
13.
14.
15. E. Asas Seni pada Pujangga Baru
Masalah yang dipersoalkan ialah tentang seni
bertendens dan seni yang untu seni (I’art pour
I’art). Ada pengarang PB yang condong pada
asas seni bertendens dan ada pula yang
sebaliknya.
1. Asas Seni Sutan Takdir Alisjahbanda
Sutan Takdir Alisjahbanda sama sekali tidak
menolak asas seni untuk seni karena ia
menyadari bahwa seni untuk seni dapat
menghasilkan karya seni yang tinggi nilainya.
16. 2. Asas Seni Sanusi Pane
Di mana harga karangan sajak,
Bukan di dalam maksut isinya,
Dalam bentuk kata nan rancak,
Dicari timbang dengan pilihanya.
(“Sajak”, Puspa Mega)
O, bukannya dalam kata yang
rancak,
Kata yang pelik kebagusan sajak,
O, pujangga, buang segala kata,
Yang kan Cuma mempermainkan
kata,
Dan hanya dibaca selintas lalu,
Karena tak keluar dari sukmamu.
(“Sajak”, Madah Kelana)
17. 3. Asas Seni Armijin Pane
Dalam tulisannya pada Pujangga Baru
th. I. No. 1 Juli 1933 ia mengatakan, “
Begitulah kami bukan abdi seni, yang
hanya bersifat seni semata – mata, tetapi
kami abdi seni, yang sebagai salah satu
alat masyarakat, harus mengabdikan diri
kepada masyarakat.”
18. 4. Pendapat Y.E. Tatengkeng tentang
Asas Seni
“ Kita tidak boleh menjadikan seni itu Allah, tetapi
sebaliknyajanganlah kita menjadikan seni itu alat semata –
mata. Seni harus tinggal seni.
Dalam pada itu, seni selalu hadir dan tumbuh dalam
masyarakat, pergaulan; ia berbentuk dalam alam, ia berwujud
dalam waktu. Sepatutnya ia memberi buah kepada masyarakat
dan pergaulan.”
Pujangga Baru th. III no. 1 Juli 1935
19. F. Para Pengarang Pujangga Baru
1. Sutan Takdir Alisjahbana
2. Amir Hamzah
3. Sanusi Pane
4. Arminj Pane
5. Y.E. Tetengkeng
6. Hamidah
7. I Gusti Nyoman Putu Tisna
8. Suman Hs.
20. Beliau memiliki keahlian dan kecakapan :
Pengarang novel,pengarang esai,pengarang tata
bahasa,pengarang filsafat,penyair,ahli
hukum,ahli kebudayaan,seorang usahawan,dan
juga seorang politikus yang sadar
memperjuangkan kemajuan bangsanya.
21. Hasil karangan Sutan Takdir Alisjahbana
1. Berupa novel
Tak Putus Dirundung Malang (1929)
Dian yang Tak Kunjung Padam (1932)
Anak Perawan di Sarang Penyamun (1932)
Layar Terkembang (1936)
Grotta Asurra : Kisah Chinta dan Chita (tiga
jilid , 1970-1971)
22. 2. Kumpulan Puisi
Tebaran Mega ( 1936 )
3. Kumpulan Esai Tentang
Bahasa Indonesia
Dari Perjuangan dan
pertumbuhan Bahasa
Indonesia (1957)
4. Antologi ( Bunga Rampai )
Puisi Lama (1940)
Puisi Baru (1946)
Pelangi
5. Berupa Terjemahan
Nelayan di lautan Utara (
Terjemahan dari Pecheurs
d’Islande karangan Picerro
Loti )
Nyanyian Hidup (
Terjemahan dari The Song Of
Live karangan Krishnamurti
)
Niku-Dan ( Kurban Manusia
)
23. Di dalam karangannya yang berupa esai, tampak
ketajaman pikiran dan sikap beliau yang tegas
dengan bahasa yang meyakinkan dan berapi-api
dalam mengemukakan persoalan.
Beberapa sifat-sifat pada karangan beliau antara
lain:
1. Karangan itu terutama didorong oleh hasratnya
untuk berjuang membawa bangsanya ke arah
kemajuan yang modern.
2. Bahasa yang dipergunakan sederhana bersahaja
dalam arti mudah dipahami dan meyakinkan.
3. Sebagian besar karangannya mengandung
suasana kegembiraan dan suasana optimisme.
24. Karangannya tidak terlepas dari unsur Melayu
dan unsur lama. Selain itu, bentuk puisi-puisinya
sebagian besar masih menyerupai bentuk
pantun dan syair. Baris-barisnya tersusun atas
dwi-angga-tunggal dengan sebuah jeda
(caesure) ditengah baris.
25. Unsur melayu pada Amir Hamzah terletak pada
• Sifatnya yang suka berhina-hina diri.
• Pemakaian kosa kata dan perbandingan-
perbandingan. Kata-kata yang berasal dari
Barat hamper tidak ada dalam karangannya
• Tidak pernah menggunakan sonata dalam
karangan puisinya.
26. Karangan- karangan Amir Hamzah yang sudah dibukukan
antara lain:
1. Buah Rindu (1941)
Hampir semua puisi dalam kumpuan ini menyatakan rasa
kedudukan karena gelora asmara yang tidak
berkesampaian.
Masih bersifat romantis sentimental, belum ada ketetapan
dan keseimbangan jiwa.
2. Nyanyi Sunyi (1935)
Lebih bebas, lebih mengenal variasi.
Nada puisinya menyatakan rasa kedukaan dalam
kemeranaan.
Tema pokok berupa cinta kasih yang gagal, kerinduan
pada kekasih, ratapan kesedihan terhadap nasibnya, dan
akhirnya penyerahan diri kepada Tuhan.
27. Karangan Amir Hamzah yang lain:
1. Setanggi Timur (kumpulan puisi lama dari
sastra India, Arab, Cina, Parsi, dan
sebgainya).
2. Bhagawad Gita ( prosa terjemahan)
3. Gitanyali ( terjemahan dari karangan
Rabindranath Tagore)
4. Sastra Melayu lama dan Raja- Rajanya
(prosa)
28. Tulisan-tulisan beliau menimbulkan kesan adanya
kontradiksi-kontradiksi. Hal ini tampak pada
pendapatnya tentang bentuk dan isi, masalah pelaksanaan
asas seni dan lain-lain.
Pada kumpulan karangannya yang pertama maupun yang
kemudian, sebagian besar terdiri atas bentuk soneta dan
prosa lirik.
Walaupun pada karangan-karangan beliau tampak adanya
pengaruh dari Barat (angkatan 80 di negeri Belanda),
pengaruh India dan filsafat Budha teras sekali.
29. Karangan- karangan Sanusi pane yang sudah
diterbitkan antara lain:
1. Pancaran cinta (prosa berirama, 1926)
2. Puspa Mega (kumpulan puisi, 1927)
3. Madah Kelana (kumpulan puisi, 1931)
4. Manusia Baru (drama, 1940)
5. Arjuna Wiwaha (terjemahan dari bahasa jawa
kuno kekawin Mpu Kanwa, 1940)
30. Karangan- karangan yang pernah dimuat dalam
majalah Timbul yaitu:
1. Airlangga (drama dalam bahasa belanda,1928)
2. Damar Wulan (Gita pahlawan, bahasa
Belanda,1929)
3. Eenzame garudavlucht (drama dalam bahasa
Belanda,1929)
4. Kertajaya (drama dalam bahasa Indonesia, 1932)
5. Sandhayakalaning Majapahit (drama dalam
bahasa Indonesia,1933)
31. Karangannya meliputi berbagai macam bentuk:
novel,drama, puisi, cerpen, esai, dan bahkan juga
karangan tentang pengetahuan tata bahasa.
Karakteristik karangan Armijn Pane:
1. Tema cerita tidak lagi berhubungan dengan
masalah suatu adat daerah, masalah kawin
paksa, masalah barat dan timur, atau masalah
pertentangan kaum muda dengan kaum tua,
tetapi berhubungan dengan masalah manusia,
yaitu manusia Indonesia atau manusia pada
umumnya.
32. 2. Plot ceritanya tidak tersusun atas rangakaian
peristiwa-peristiwa yang tampak pada
perbuatan, tingkah laku, atau dialog pelaku-
pelakunya, tetapi tersusun atas pikiran-
pikiran dan kehidupan perjuangan batin
pelaku-pelaku.
3. Bentuk puisi sebagian besar mengikuti pola-
pola tertentu yang teratur.
33. Karangan-karangan Armijn Pane antara lain:
1. Novel Belenggu
2. Kisah Antara Manusia (kumpulan cerpen,1953)
3. Jiwa Berjiwa (kumpulan puisi,1939)
4. Ratna (saduran drama Ibsen Nora,1943)
5. Sanjak-Sanjak Masa Muda Mr. Moh. Yamin (1954)
6. Membangun Hari Kedua (terjemahan Tweede
Scheppingsdog karangan Ilya Ehrenburg,1956)
7. Jinak-Jinak Merpati (kumpulan drama,1953)
8. Gamelan Jiwa (kumpulan puisi)
9. Kort Overizicht van de Moderne indonesisch
Literatuur (1949)
10. Mencari Sendi Baru Tatabahasa Indonesia
34. Perbedaan pengaruh Angkatan 80 dengan Y.E.
Tatengkeng:
1. Jika puisi-puisi pada Angkatan 80 umumnya
mengandung kemuraman dan kesedihan, puisi
beliau lebih banyak mengandung suasana
kegembiraan.
2. Pada Angkatan 80 terdapat pertentangan antara
agama dengan umat Kristen karena menurut
keyakinan agama, penyair-penyair angkatan 80
telah durhaka dan takabur serta menganggap
keindahan dan seni sebagai Tuhannya.
Pada Y.E. Tatengkeng pertentangan semacam itu
tidak ada melainkan pada puisi-puisinya terpancar
sikap penyair sebagai pemeluk agama yang taat
35. Nama sesungguhnya ialah Fatimah
Hasan Delais.
Satu-satunya novel yang pernah
diterbitkan berjudul Kehilangan
Mestika (1935). Cerita dalam novel
tersebut berbentuk “Aku” yang
mengisahkan kehidupan penuh
kesedihan dan penderitaan. Dalam
cerita tersebut mengandung sifat
biografis.
36.
37.
38. Ciri-ciri karangan Suman HS yang paling menonjol:
1. Bahasa yang digunakan lancar, hidup, dan
memikat perhatian.
2. Sifat kejenakaan terdapat pada hampir semua
karangannya.
3. Semua novelnya mengandung unsur detektif
walaupun sifat detektifnya masih sederhana dan
orang mudah menebak penyelesaian
masalahnya.
4. Gaya ceritanya penuh kejenakaan dan
bahasanya lincah mengasyikkan.
39. Novel yang pernah diterbitkan:
1. Kasih Tak Terlarai (1929)
2. Percobaan Setia (1931)
3. Mencari Pencuri Anak Perawan (1932)
4. Kasih Tersesat (1932)
5. Tebusan Darah (1939)
40. G. Pengarang – Pengarang Pujangga Baru
yang Lain
1. M.R. Dayoh (Dr. Hc. Marius Ramis Dayoh)
Karangannya :
• Peperangan Orang Minahasa dengan Orang
Spanyol (1931)
• Pahlawan Minahasa (novel sejarah, 1935)
• Syiar untuk ASIB
• Putera Budiman (1941)
2. Asmara Hadi
Karangannya :
• Di Belakang Kawat Berduri (1942)
41. 3. A. Hasymy (M. Ali Hasyim)
Karangannya :
• Kisah Seorang Pengembara (kumpulan puisi,
1936)
• Dewan Sajak (kumpulan puisi, 1940)
• Bermandi Cahaya Bulan
• Suara Azan dan Lonceng Gereja
• Sepanjang Jalan Raya Dunia
4. Sutomo Jauhari Arifin
Karangannya :
• Andang Taruna (novel, 1942)
50. Pada 19642, novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
dihebohkan oleh masyarakat, terutama oleh Lekra
sebagai novel plagiat.
Magdalena
A.S. Alatas (1963) Indonesia
Majdulin
Mustafa Luttfi al – Manfaluthi (1876 – 1924) Arab
Sous Les Tilleuls (Di Bawah Naungan Pohon Tillia
Alphonse Karr (1808 – 1890) Perancis
51. Karya Hamka lainnya :
• Laila Majnun (1933)
• Salahnya sendiri (1939)
• Karena Fitnah (1938)
• Keadilan Ilahi (1940)
• Dijemput Mamaknya (1962)
• Menunggu Beduk Berbunyi (1950)
• Terusir (1951)
• Merantau ke Deli (1959)
• Tuan Direktur (1961)