4. BAHASA INDONESIA
PUISI KONTEMPORER
NAMA KELOMPOK
PENGERTIANPENGERTIAN
CIRI-CIRI PUISI KONTEMPORERCIRI-CIRI PUISI KONTEMPORER
UNSUR-UNSUR PUISI KONTEMPORERUNSUR-UNSUR PUISI KONTEMPORER
6. Pengertian
• Puisi Kontemporer adalah puisi yang sudah
tidak menggunakan kaidah penulisan puisi
pada umumnya, puisi kontemporer sudah
jauh lebih bebas dari segala aturan seperti
yang ada pada puisi lama dan bahkan puisi
baru. Puisi kontemporer biasanya
mengutamakan isi daripada bentuknya.
Misalnya, rima, irama dan yang lainnya, tidak
lagi terlalu diperhatikan dalam penyusunan
puisi kontemporer.
HOME EEXITXIT
7. CIRI-CIRI PUISI KONTEMPORER
1. Menolak kata sebagai media ekspresinya
2. Bertumpu pada simbol-simbol nonkata
3. Menampilkan kata sedikit mungkin
4. Bebas memasukkan unsur bahasa asing atau
daerah
5. Memakai kata-kata supra/irasional, kata-kata
yang dijungkirbalikkan
6. Menggarap tipografi secara cermat
7. Berpijak pada bahasa inkonvensional
HOMEEEXITXIT
8. UNSUR-UNSUR PUISI KONTEMPORER
Unsur bunyi
meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-
tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan
repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
Tipografi
meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata
yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
Enjambemen
meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju
baris berikutnya.
Kelakar (parodi)
meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap
penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)
HOME
EEXITXIT
10. PUISI MANTRA
• Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat
mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang
pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi
kontemporer.
• Ciri-ciri mantra adalah:
1. Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami
melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan
akibat tertentu
2. Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan
dunia misteri
3. Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa
kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
BACK
CONTOH
EEXITXITEEXITXIT
11. PUISI MBELING
• Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak
mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud
ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku
dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam
majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus
untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya
yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama
"Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling
tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling
adalah main-main.
BACK NEXT
EEXITXIT
12. • Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang
memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima,
irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek
kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan
(tersirat).
2. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem
perekonomian dan pemerintahan.
3. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang
bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal
ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi
yang mengkritik puisi.
BACK NEXT HOME EEXITXIT
13. PUISI KONKRET
• Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan
mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga
menyerupai gambar tertentu.
• Ciri-ciri puisi konkret
1. Tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.
2. Pada umumnya terdapat lambang-lambang yang
diwujudkan dengan benda atau gambar-gambar sebagai
ungkapan ekspresi penyairnya.
3. Pada umumnya bertemakan kritikan
4. Maknanya sangat sulit ditangkap
5. Sering sekali mempermainkan kata di dalamnya
HOME
NEXTBACK EEXITXITCONTOH
15. Hamid Jabbar
Dilahirkan di Kotagadang, Sumatera Barat, 27 Juli
1949. Karya-karya penyair yang pernah menjadi
wartawan Indonesia Express, Singgalang, dan
redaktur Balai Pustaka ini antara lain: Paco-Paco
(1974), Dua Warna (1975; bersama Upita
Agustine), Wajah Kita (1981), Siapa Mau Jadi
Raja, Raja Berak Menangis, Zikrullah. Cerpennya,
“Engku Datuk Yth. Di Jakarta” terpilih masuk ke
dalam antologi Cerita Pendek Indonesia IV (1986;
Satyagraha Hoerip [ed.]). Kumpulan puisinya
terakhir: Super Hilang, Segerobak Sajak (1998;
memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama).
NEXTBACK EEXITXITHOME
16. Ibrahim Sattah
Dilahirkan di Pulau Tujuh, Riau Kepulauan,
1943, dan meninggal di Pekanbaru, 19 Januari
1988. Karya-karya penyair berpendidikan
terakhir kelas 1 SMA dan pernah menjadi
dosen Universitas Islam Riau serta Wakil
Kepala Pusat Penerangan Angkatan Bersenjata
RI Riau/Sumatera Barat itu terkumpul dalam:
Dandandid (1975), Ibrahim (1980), dan Hai Ti
(1981).
NEXTBACK EEXITXITHOME
17. Sutardji Calzoum Bachri
Dilahirkan di Rengat, Riau, 24 Juni 1941. Pada 1974-75
mengikuti International Writing Program di Iowa
University, Amerika Serikat, dan sejak 1979 hingga
sekarang menjabat redaktur majalah sastra Horison. Karya-
karyanya: O (1973), Amuk (1977; mendapat Hadiah Puisi
DKJ 1976-77), Kapak (1979), O Amuk Kapak (1981).
Sejumlah puisinya diterjemahkan Harry Aveling dan dimuat
dalam antologi berbahasa Inggris: Arjuna in Meditation
(1976; Calcutta). Pada 1979 ia menerima anugerah SEA
Write Award dan sembilan tahun kemudian dilimpahi
Penghargaan Sastra Chairil Anwar. Sebelumnya, peraih
penghargaan tertinggi dalam bidang kesusastraan di
Indonesia itu adalah Mochtar Lubis.
BACKHOME