Periodisasi sastra Indonesia dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan ciri khas masing-masing zaman. Mulai dari sastra Melayu lama, angkatan 20-an yang berfokus pada konflik adat, angkatan 30-an yang memperkenalkan tema emansipasi perempuan, hingga angkatan-angkatan selanjutnya seperti 45, 66, 70-an, dan 2000 yang semakin kompleks dan kritis terhadap situasi sosial dan politik.
2. Periodisasi sastra yaitu kategori atau pembedaan waktu
perkembangan sastra Indonesia dengan ciri-ciri masing-
masing periode. Setiap babak atau periode waktu
perkembangan sastra Indonesia mempunyai ciri yang
berbeda dengan periode lainnya. Berikut periodisasi
sastra Indonesia yang bisa Anda perhatikan
perbedaannya.
5. • Periode Sastra MelayuLama
• Periode ini lahir karya sastra yang berupa pantun, syair, hikayat,
dongeng, mantra, dan banyak lainnya.
6. • Periode Peralihan
• Pada periode ini lahir tokoh seperti Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
yang banyak dianggap sebagai pembaharu karya yang tidak lagi
bercerita tentang istana dan raja. Karya Abdullah banyak bercerita
tentang kehidupan manusia dalam masyarakat yang nyata seperti
misalnya Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah dan juga Syair
Perihal Singapura Dimakan Api.
8. Angkatan ini memiliki ciri umumyaitutema karya seputar konflik adat
di mana kaumtuaberkonflik dengan kamumuda, kawin paksa,
perjodohan, dan kasih yangtak sampai. Corak aliran pada angkatan ini
adalah romantik sentimental yang menggunakan bahasa Melayudan
bahan cerita biasanya berasal dari Minangkabau.
9. Periode Sastra
Angkatan 20-an
RomanAzab dan Sengsara karya Merari Siregar
RomanSiti Nurbaya, karya MarahRusli
RomanDi Bawah Lindungan Ka’bah, karya Hamka
RomanSalah Asuhan, karya Abdul Muis
Novel Sengsara Membawa Nikmat, karya Tulis SutanSati
Novel Apa DayakuKarena AkuSeorang Perempuan, karya Nur Sutan
Iskandar
Kumpulan cerpenTemanDuduk, karya M Kasim
Novel KehilanganMestika, karya Hamidah
12. • Angkatan 30-an (Angkatan Pujangga Baru)
• Angkatan ini memiliki ciri yang berbeda dari angkatan sebelumnya, yaitu :
• Tema lebih kompleks seperti emansipasi perempuan, kehidupan kalangan intelektual, dan
banyak lagi.
• Karya tidak lagi menggunakan bahasa Melayu, tetapi menggunakan bahasa Indonesia modern
• Bentuk karya lebih bebas dan mementingkan keindahan bahasa, seperti puisi bebas dan juga
sonata
• Tema karya kental dengan setting masyarakat dalam masa penjajahan
• Aliran karya yang dianut yaitu romantik idealisme
• Karya sangat dipengaruhi oleh barat
13. Periode Sastra
Angkatan
30’an
Novel Layar Terkembang dan roman Dian Tak Kunjung
Padam, karya Sutan Takdir Alisjahbana
Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, karya Hamka
Novel Belenggu, karya Armin Pane
Drama Ken Arok dan Ken Dedes, karya M. Yamin
Kumpulan puisi Setanggi Timur dan Nyanyi Sunyi,
karya Amir Hamzah
Bebasari, karya Rustam Effendi
Manusia Baru, karya Sanusi Pane
16. • Angkatan `45
• Angkatan ini memiliki ciri yang lebih bebas dalam prosa dan puisinya. Prosa
dalam angkatan ini mempunyai corak realisme, sedangkan puisinya mempunyai
corak ekspresionisme. Setting dan tema yang kebanyakan diambil angkatan ini
adalah masa revolusi.
• Angkatan ini lebih mementingkan isi sastra ketimbang keindahan bahasa yang
dipakai, sehingga angkatan ini jarang yang menghasilkan roman seperti pada
angkatan sebelumnya.
17. CONTOH KARYA SASTRA ANGKATAN 45
• Kumpulan drama Sedih dan Gembira, karya Mochtar Lubis
• Kumpulan puisi Deru Campur Debu, karya Chairil Anwar
• Novel Keluarga Gerilya, Pramoedya Anantya Toer
• Novel Atheis, karya Achdiat Kartamiharja
• Novel Aki dan Surabaya, Idrus
20. Angkatan `66
•Angkatan ini memiliki ciri dengan tema yang lebih menonjol dari
angkatan sebelumnya yaitu politik dan protes sosial. Angkatanini
menggunakan kalimat yang panjang dan bisa dibilang mendekati
bentuk prosa.
21. • Kumpulan puisi Blues untukBnie dan Ballada Orang-Orang Tercinta, karya W.S.
Rendra
• Kumpulan puisi Tirani, karya Taufiq Ismail
• Novel Pada Sebuah Kapal, Dua Dunia karya N.H. Dini
• Novel Kemarau, karya A.A. Navis
• Novel Pulang, karya Toha Mohtar
• Novel Burung-burung Manyar, karya Mangunwijaya
• Novel Ziarah, Iwan Simatupang
• Novel Harimau-Harimau, karya Mochtar Lubis
24. Sekitar tahun ’70-an, muncul karya-karya sastra
yang lain dari sebelumnya yaitu tidak menekankan
pada makna kata yang kemudian digolongkan
kedalam jenis sastra kontemporer.
25. Ciri umum
• Diabaikannya unsur makna
• Penuh semangat ekperimentasi
• Beraliran surealistik
• Dalamdrama, pemain sering berimprovisasi
29. KARAKTERISTIK
Menggunakan kata-kata maupun frase yang bermakna konotatif
Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan
Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi
kongkret yang di sebut antromofisme
Kritik sosial sering muncul lebih keras
Penggunaan estetika baru
Karya cenderung vulgar,
Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami,
Munculnya cyber sastra di Internet
Ciri-ciri bahasa diambil dari bahasa sehari-hari yaitu ke rakyat jelataan
Sudah memasukkan filsafat dalam karya sastranya.
30. PeriodeSastra
Angkatan 2000
JUDUL PENULIS
Saman AyuUtami
Atas NamaMalam Senoumira Ajidarma
Supernova Dewi Lestari
PulauCintadi PetaButa Raudal TanjungBanua
Ayat-Ayat Cinta
Habiburrahman El-Shirazy