SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MUTLAQ DAN MUQOYYAD 
M A K A L A H 
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah 
”Ulumul Qur’an II ” 
Dosen Pengampu : 
Afiful Ikhwan, M.Pd.I 
Oleh : 
ARSITA DEWI 
2013471917 
PAI – SMT 3 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSEKOLAH TINGGI 
AGAMA ISLAM (STAI) MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG 
OKTOBER 2014
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat –Nya, 
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MUTLAQ DAN MUQOYYAD ini 
tepat pada waktunya. 
Alhamdulillah dengan selesainya makalah ini yang tujuan di susunya adalah untuk 
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ummul Qur’an II, oleh karena itu kami mengucapkan 
terimakasih kepada: 
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam(STAI) Muhammadiyah Tulungagung Bpk Nurul 
ii 
Amin, M.Ag. 
2. Dosen pengampu yang memberi bimbingan dalam penyusunan makalah ini, 
BapakAfifulIkhwan, M.Pd. 
3. Rekan-rekan mahasiswa STAI MUHAMMADIYAH. 
4. Teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam penyusunan makal ini. 
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami tetap 
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun demi sempurnanya makalah ini di masa 
yang akan datang. Dan semoga apa yang kami usahakan dalam makalah ini dapat di terima dan 
bermanfaat bagi kita semua. Amin. 
Tulungagung,Oktober 2014 
(Penyusun)
DAFTAR ISI 
Halaman Judul ……………………………………………….…..… i 
Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii 
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii 
iii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar BelakangMasalah …………………………….. 1 
B. RumusanMasalah …………………………………….. 2 
C. TujuanMasalah ……………………………………… 2 
BAB II PEMBAHASAN 
MUTHLAQ DAN MUQOYYAD 
A. Pengertian Mutlaq dan Muqoyyad …………………… 3 
B. Macam-macam Hukum Muthlaq dan Muqoyyad …… 4 
C. Pengaruuh Murtlaq dan Muqoyyad dalam Pengambilan 
Hukum ………………………………………..….…… 10 
BAB III PENUTUP 
Kesimpulan ……………………………………………… 11 
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….. 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang Masalah 
Ketika kita berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, 
sebenarnya dari semua ayat yang ada didalam Al-Qur’an tersebut tidak semuanya memberikan 
arti atau pemahaman yang jelas terhadap kita. Jika kita mau telusuri, ternyata banyak sekali ayat-ayat 
yang masih butuh penjelasan yang lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam 
ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak langsung 
menunujukkan pada suatu masalah yang jelas, akan tetapi memerlukan cara untuk menentukan 
dalil yang jelas dan dalil yang bersangkutan dengan dalil yang lain. 
Perbedaan penemuan hukum (istinbat al-ahkam) terjadi akibat beberapa faktor, baik 
internal maupun eksternal. Salah satu faktor penyebab perbedaan tersebut, secara internal, adalah 
perbedaan metode ulama Usul dalam memahami makna Nass, Al-Qur’an dan Hadis, melalui 
lafaz (turuqu al dilalah al-alfaz) 
Oleh karena itu, agar kita semua dapat memahami dan mengetahui hukum atau makna 
yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit 
penjelasan guna menambah pemahaman pembaca mengenai ushul fiqih. Sebagian aspek tersebut 
yaitu mengenai Mutlaq dan Muqoyyad, meliputi pengertian, macam-macam hukumnya beserta 
hubungannya dengan hukum.
2 
B. Rumusan Masalah 
1. Apakah definisi mutlaq dan muqoyyad ? 
2. Sebutkan macam-macam hukum mutlaq dan muqoyyad ? 
3. Apa pengaruh mutlaq dan muqoyyad dalam pengambilan hukum ? 
C. Tujuan Masalah 
1. Untuk mengetahui definisi Mutlaq dan Muqoyyad. 
2. Untuk mengetahui macam-macam hukum mutlaq dan muqoyyad. 
3. Untuk mengetahui pengaruh mutlaq dan muqoyyad dalam pengambilan hukum.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Pengertian Mutlaq dan Muqayyad 
Mutlaq secara bahasa pecahan dari kata “ إٍطْلَقْْ ” yang bermakna terbuka. Atau di dalam 
pengertian yang lain diartikan tidak terbatas1. 
Sedangkan menurut Amir Starifuddin yang mengutip beberapa definisi para ulama’ ushul 
fiqh, sebagaimana berikut : Mutlaq adalah lafal yang memberi petunjuk terhadap madlul (yang 
diberi petunjuk) yang mencakup dalam jenisnya.2 
Sedangkan menurut Ibnu Subki memberikan definisi bahwa mutlaq adalah lafadz yang 
memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa 3 
Contoh dari lafal mutlaq adalah dalam firman Alloh ta’ala (QS. Al mujadilah {58}: 3) 
yang menjelaskan tentang kifarat bagi seseorang yang telah melakukan perbuatan zihar terhadap 
istrinya: 
وَالَّذِينَ يظَُاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثَُُّ يَ عُودُونَ لِمَا قَالُوا فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مِنْ قَ بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ لََِ مُُْ وُُ ظََُونَ هِ 
وَاللََُّّ بَِِا عْمَلُونَ خَبِي ر 
“....maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu 
bercampur...”. (QS. Al mujadilah {58}: 3) .4 
Kata roqobah (seorang budak) pada ayat tersebut memberikan pengertian bahwa budak 
yang dijadikan kifarat zihar tidak ada pensyaratan tertentu didalam ayat tersebut. Sehingga 
hukum ayat di atas berlaku mutlaq untuk budak manapun baik budak yang berprilaku baik 
ataupun buruk,muslim ataupun kafir. 
Sedangkan definisi Muqoyyad secara sederhana berarti terikat.5 Mukhlis Usman memberikan 
definisi tentang muqoyyad sebagaimana uraian yang 
1 Tim Redaksi Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hal. 990 
2 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2009), ha 121-122. 
3 Firdaus, ushul fiqh (metode mengkaji dan memahami hukum islam secara komprehensif), jakarta: Zikrul Hakim, 2004 
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan , hal 791. 
5Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hal 862.
4 
dikemukakan oleh imam syafi’i: muqoyyad adalah lafal yang satuan-satuan tertentu yang 
dibatasi oleh batasanyang mengurangi keseluruhan jangkauannya.6 
Diantara contoh muqayyad adalah firman Alloh ta’ala dalam (QS An-Nisa’ {4}: 92 ) tentang 
kifarat bagi seorang yang membunuh tanpa sengaja. 
فَدِيَةر مُسَلَّمَةر إِلََ هََْلِهِ وَتََْرِيرُ رَقَ بَةٍ مُؤْمِنَةٍ 
“Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si 
terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman......”.(QS An-Nisa’ {4}: 92 ) 
Didalam ayat tersebut menjelaskan bahwa syarat kifarat seorang pembunuh tanpa sengaja 
adalah seorang budak dengan syarat budak tersebut adalah budak mukmin. Sehingga ayat di atas 
bersifat mengikat(muqayyad) karena memiliki syarat sebagai sahnya kifarat. 
B. Macam-Macam Hukum Mutlaq dan Muqoyyad. 
1. Lafal mutlaq dapat digunakan sesuai dengan kemutlakannya. 
Kaidahnya: “Mutlaq itu ditetapkan berdasarkan kemutlakannya selama belum ada dalil 
yangmembatasinya.” 
Contoh: 
....وَمََُّهَاتُ نِسَائِ مُُْ 
“…dan ibu-ibu dari istri-istrimu…”(QS. Al-Nisa’ [4]: 23). 
Ayat ini mengandung arti mutlaq karena tidak ada kata yang mengikat atau 
membatasi kata ibu mertua. Oleh karena itu, ibu mertua tidak boleh dinikahi, baik istrinya 
(anak dari ibu mertuanya) itu sudah dicampurinya atau belum. 
2. Lafal muqoyyad tetap dinyatakan muqoyyad selama belum ada bukti yang me- mutlaq- kan. 
Kaidahnya: “Muqoyyad itu ditetapkan berdasarkan batasannya selama belum ada dalil yang 
menyatakan kemutlakannya.” 
6 Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah,hal 57.
5 
Contoh: 
وَالَّذِينَ يظَُاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثَُُّ يَ عُودُونَ لِمَا قَالُوا فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مِنْ ق بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ لََِ مُُْ وُُ ظََُونَ هِِِ واللََُّّ 
بَِِا عْمَلُونَ خَبِير ) 3( فَمَنْ لََْ يََِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَا عَِِيِْْ مِنْ قَ بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ فَمَنْ لََْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ ت يَْ 
) مِسْ يُِنًا لََِكَ لِتُ ؤْمِنُوا اِِللََِّّ وَرَ وَُّلِهِ وَ لُِْكَ حُدُودُ اللََِّّ وَلِلْ اَُفِرِينَ ذَا ر لََِيمر ) 4 
“ (3) Orang-orang yang menz}ihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik 
kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak 
sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan 
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (4) Barangsiapa yang tidak mendapatkan 
(budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya 
bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh 
orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Itulah 
hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.” (QS. Al- 
Mujadalah [58]: 3-4) 
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kifarat bagi seorang suami yang melakukan zihar 
terhadap istrinya adalah memerdekakan budak atau puasa dua bulan berturut-turut atau kalau 
tidak mampu, maka ia harus memberi makan sebanyak 60 orang miskin. Karena ayat ini 
telah dibatasi ke mut} lafadznya, maka harus diamalkan hukum muqoyyadnya. 
3. Hukum mutlaq yang sudah dibatasi. Lafal mutlaq jika telah ditentukan batasannya, maka ia 
menjadi muqoyyad. 
Kaidahnya: “Lafal mutlaq tidak boleh dinyatakan mutlaq karena telah ada batasan yang 
membatasinya.” 
Contoh: 
...مِنْ عْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي. 
“…sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya…”.(QS. Al- 
Nisa’ [4]: 11).
6 
Kata wasiat pada ayat ini masih bersifat mutlaq dan tidak ada batasan berapa jumlah 
wasiat yang harus dapat dikeluarkan. Kemudian ayat ini dibatasi ketentuannya oleh hadits 
yang menyatakan bahwa wasiat yang paling banyak adalah sepertiga dari jumlah harta 
warisan yang ada. Dengan demikian, maka hukum mutlaq pada ayat tersebut dibawa kepada 
yang muqoyyad. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw. 
فَإِ نَ رَ وَُّْلَ اللهِ قَالَ اَل ث لُثُ وَال ث لُثُ كَبِ يْرر )رواه البخ ارى ومس لم ( 
“Wasiat itu adalah sepertiga dan sepertiga itu sudah banyak” .(HR. Bukhari dan Muslim) 
4. Hukum muqoyyad yang telah dihapuskan batasannya. Lafal muqoyyad jika dihadapkan 
pada dalil lain yang menghapus ke-muqoyyadan -nya, maka ia menjadi mutlaq. 
Kaidahnya: “Muqoyyad tidak akan tetap dikatakan muqoyyad jika ada dalil lain yang 
menunjukkan kemutlaqannya”. 
Contoh: (QS. Al-Nisa’ [4]: 23). 
رَََاَِئِبُ مُُُ اللََّّتِِ فِِ حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِ مُُُ اللََّّتِِ دَخَلْتُمْ بِِِنَّ فَإِنْ لََْ وَُُُنُوا دَخَلْتُمْ بِِِنَّ فَلََّ جُنَاحَ لَََيْ مُُْ 
“…dan anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, 
tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak 
berdosa kamu mengawininya…”.(QS. Al-Nisa’ [4]: 23). 
Ayat tersebut menjelaskan tentang keharaman menikahi anak tiri. Hal ini disebabkan 
karena anak tiri itu “dalam pemeliharaan” dan ibunya “sudah dicampuri”. Keharaman ini 
telah dibatasi oleh dua hal tersebut, namun batasan yang kedua tetap dipandang sebagai 
batasan yang muqoyyad sedang batasan pertama hanya sekedar pengikut saja, karena 
lazimnya anak tiri itu mengikuti ibu atau ayah tirinya. Bilamana ayah tiri belum mencampuri 
ibunya dan telah diceraikan, maka anak tiri tersebut menjadi halal untuk dinikahi, karena 
batasan muqoyyadnya telah dihapus sehingga menjadi mutlaq kembali.7 
7 Shidiq, Ushul Fiqh ,hal 189
7 
Pada prinsipnya, para ulama bersepakat bahwa hukum dari lafal mutlaq itu wajib 
diamalkan ke mutlaq annya, selama tidak ada dalil yang membatasi ke mutlaqannya. Begitupun 
dengan lafal-lafal muqoyyad yang berlaku ke muqoyyadannya. Namun, pada kasus-kasus 
tertentu, terdapat berbagai dalil syara’ dengan lafal yang mutlaq disatu tempat, sedang ditempat 
lain menunjukkan muqoyyad. pada permasalahan seperti ini, Hamid Hakim dalam Muhlish 
Usman,8 mengatakan bahwa ada empat alternatatif kaidah yang dapat digunakan, yaitu: 
a) Hukum dan sebabnya sama, maka yang mutlaq dibawa kepada muqoyyad. 
Kaidahnya: “Mutlaq itu dibawa pada muqoyyad jika sebab dan hukumnya sama.” 
Contoh: (QS. Al-Maidah’ [5]: 3). 
حُ رِمَتْ لَََيْ مُُُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلََْمُ 
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi…” .(QS. Al-Maidah’ [5]: 
3). 
Pada ayat ini, kata اْلـدم () atau darah adalah lafal mutlaq yang tidak diikat oleh sifat 
atau syarat apapun. Namun pada ayat lain, dalam firman Allah swt, (QS. Al-An’am[6]: 145) 
disebutkan: 
قُ لََ جََِدُ فِِ مَا وَُحِيَ إِلَََّ مَُُرَّمًا لَََى طَا مٍَِ يَطْعَمُهُ إِلََّ نََْ يَ وُُنَ مَيْتَةً وََْ دَ مًا مَسْ وُُحًا وََْ لََْم 
“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang 
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau 
darah yang mengalir atau daging babi.”. , (QS. Al-An’am[6]: 145) 
Dalam ayat ini, kata الدم , atau darah diberi sifat dengan masfuh (mengalir). Namun, 
hukum dalam kedua ayat ini adalah sama, yaitu sama-sama “haram”. Demikian pula sebab 
yang menimbulkan hukumnya juga sama, yaitu “darah”. Oleh karena itu dibawalah yang 
mutlaq pada yang muqoyyad, dalam artian; hukum yang dalam lafal mutlaq harus dipahami 
menurut yang berlaku pada lafal muqoyyad. Dengan demikian, kata “darah” pada lafal 
mutlaq, harus diartikan dengan “darah yang mengalir” sebagaimana yang terdapat pada lafal 
muqoyyad. Dari kedua ayat tersebut, terlihat jelas 
8 Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah , hal 59-61.
8 
bahwa materi dan hukumnya sama, maka selain darah yang mengalir menjadi halal, 
misalnya hati atau limpa. 
b) Berbeda sebabnya namun sama hukumnya. 
Pada permasalahan ini, jumhur syafi’iyyah menyatakan bahwa yang mutlaq dibawa 
pada yang muqoyyad. Sedangkan golongan Hanafiyyah dan Malikiyyah mayoritas 
menetapkan bahwa hukum mut}laq dan muqoyyad masing-masing tetap pada posisinya. 
Kaidahnya: “Mutlaq itu dibawa ke muqoyyad jika sebabnya berbeda.” 
Contoh: (QS. Al-Mujadilah [58]: 3) yang menjelaskan bahwa kifarat zihar adalah 
memerdekakan budak tanpa ada batasan “mukmin” atau tidak. Sementara pada ayat lain, 
dijelaskan bahwa bagi orang yang membunuh dengan tidak sengaja, kifaratnya adalah 
memerdekakan budak yang mukmin. Sebagaimana firman Allah: (QS. Al-Nisa’ [4]:92) 
وَمَنْ قَ تَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مُؤْمِنَةٍ 
“…Dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia 
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman...”. (QS. Al-Nisa’ [4]:92). 
Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak, sedangkan 
sebabnya berlainan, yang pertama karena zihar sementara yang lain karena pembunuhan 
tidak sengaja. Al-Syafi’iyyah mengatakan bahwa lafal mutlaq pada kifarat zihar itu harus 
dibawa kepada yang muqoyyad tanpa memerlukan dalil lain dengan argumentasi bahwa 
Kalamullah itu satu zatnya, tidak berbilang. Karena itu, jika Allah telah menentukan syarat 
“iman” dalam kifarat pembunuhan tidak disengaja, berarti ketentuan inipun berlaku pula 
pada kifarat zihar, yaitu membebaskan budak yang mukmin. Sementara Hanafiyyah dan 
Malikiyyah mengatakan bahwa kifarat zihar ialah sembarang budak.9 
c) Berbeda hukum namun sama sebabnya,maka mutlaq dibawa pada muqoyyad. 
Kaidahnya: “Mutlaq itu tidak dibawa ke muqoyyad jika yang berbeda hanya hukumnya.” 
9 Hanafie, Ushul Fiqh, hal 77.
9 
Contoh: kata “tangan” dalam perintah wudhu dan tayammum. Membasuh tangan dalam 
perintah wudhu dibatasi sampai dengan siku, sebagaimana firman Allah swt, (QS. Al- 
Maidah [5]: 6). 
:ي اََ يََ هَُّا الَّذِينَ آمَنُوا إِ اََ قُمْتُمْ إِلََ الصَّلََّةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَ مُُْ وَََيْدِيَ مُُْ إِلََ الْمَرَافِ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah 
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku…”.(QS. Al- Maidah [5]: 6). 
Dalam perintah tayammum, tidak dijelaskan batasan membasuh tangan, tetapi 
berlaku mutlaq. Firman Allah swt, dalam (QS. Al-Nisa’ [4]: 43). 
فَ تَ يَمَّمُوا صَعِيدًا طَي بًا فَامْسَحُوا وُِِجُوهِ مُُْ وَََيْدِي مُُْ 
“…maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan 
tanganmu…”. (QS. Al-Nisa’ [4]: 43). 
Kedua ayat diatas mengandung sebab yang sama yaitu membasuh tangan, tetapi 
hukumnya berbeda yaitu membasuh tangan sampai mata siku dalam wudhu dan hanya 
menyapu tangan secara mutlaq pada tayammum. Dengan demikian, harus diamalkan secara 
masing-masing karena tidak saling membatasi.10 
d) Berbeda sebab dan hukumnya, maka mutlaq tidak dibawa pada muqoyyad. Masing-masing 
berdiri sendiri. 
Kaidahnya: “Mutlaq tidak dibawa ke muqoyyad jika sebab dan hukumnya berbeda.” 
Contoh: 
(QS. Al-Maidah [5]: 6) tentang perintah wudhu. Pada ayat tersebut kata “tangan” disebutkan 
dengan batasan yaitu sampai siku. Sementara pada ayat lain yang menjelaskan tentang 
hukuman potong tangan bagi pencuri yang berlaku mutlaq tanpa menyebutkan batasan. 
Firman Allah swt, dalam (QS. Al-Maidah [5]: 38) 
10 Shidiq, Ushul Fiqh, hal 191.
10 
:وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا يََْدِيَ هُمَا 
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya 
…”.(QS. Al-Maidah [5]: 38) 
Kedua ayat diatas memiliki sebab dan hukum yang berbeda. Ayat pertama 
menyebutkan keharusan mencuci tangan secara muqoyyad sampai siku dalam masalah 
wudhu untuk melakukan shalat. Sementara ayat kedua menyebutkan keharusan memotong 
tangan secara mutlaq dalam sanksi hukum terhadap pencuri. Dalam hal ini, ulama 
bersepakat bahwa kedua ayat ini berlaku sendiri-sendiri, lafal yang mutlaq tetap pada 
kemutlaqannya, sementara yang muqoyyad, tetap pada kemuqoyadannya.11 
C. Pengaruh Mutlaq dan Muqayyad dalam Pengambilan Hukum. 
Didalam keseharian, manusia selalu membutuhkan akan adanya suatu hukum yang 
mengatur. Begitu pula dengan islam. Sedangkan hukum islam berlandaskan pada al qur’an dan 
sunnah yang belum tentu setiap manusia mengetahui dan mampu mencari sumber dalil suatu 
hukum di dalam al qur’an dan sunnah. Sehingga manusia sangat membutuhkan alat atau cara 
bagaimana manusia dapat mengambil dalil sebagai landasan hukum. 
Para ulama’ yang menekuni bidang tersebut beijma’ untuk mencari cara pengambilan 
hukum islam yang sah secara syariat. Diantara cara yang dibuat oleh ulama’ adalah mutlaq dan 
muqoyyad. 
Sehingga 2 cara tersebut sangatlah penting dan besar pengaruhnya terhadap suatu 
masalah. Bahkan sebagaian kalangan ulama’ menjadikan sebagai salah satu syarat pengambilan 
hukum. Karena didalamnya seseorang akan tahu penjelasan suatu ayat dan kandungannya 
ataupun suatu ayat yang berseberangan dengan ayat lain. 
11 Syarifuddin, Ushul Fiqh , hal 128
BAB III 
PENUTUP 
11 
Kesimpulan 
1. Mutlaq adalah lafadz yang memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa 
2. Lafal yang satuan-satuan tertentu yang dibatasi oleh batasanyang mengurangi keseluruhan 
jangkauannya 
3. Macam –macam hukum muthlaq dan muqayyad : 
a. Lafal mutlaq dapat digunakan sesuai dengan kemutlakannya 
b. Lafal muqoyyad tetap dinyatakan muqoyyad selama belum ada bukti yang me-mutlaq- 
kan. 
c. Hukum mutlaq yang sudah dibatasi. Lafal mutlaq jika telah ditentukan batasannya, 
maka ia menjadi muqoyyad. 
d. Hukum muqoyyad yang telah dihapuskan batasannya. Lafal muqoyyad jika 
dihadapkan pada dalil lain yang menghapus ke-muqoyyadan -nya, maka ia menjadi 
mutlaq.
DAFTAR PUSTAKA 
Munawwir,Ahmad Warson.Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya: Pustaka 
12 
Progressif, 1997), hal. 862. 
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2009),hal.121-122 
Syarifuddin, Amir.Ushul Fiqh , hal.128. 
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan , hal. 791 
Firdaus, ushul fiqh (metode mengkaji dan memahami hukum islam secara komprehensif), jakarta: 
Zikrul Hakim, 2004 
Hanafie, Ushul Fiqh, hal. 77 
Shidiq, Ushul Fiqh , hal. 189 
Shidiq, Ushul Fiqh, hal. 191 
Tim Redaksi Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PusatBahasa, 2008), 
hal. 990 
Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah, hal. 57. 
Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah , hal.59-61.

More Related Content

What's hot

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabihqoida malik
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablanaMarhamah Saleh
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINTNASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINTJohan Safrijal
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaAtiekah Pauzi
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Erta Erta
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Amiruddin Ahmad
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiAbdul Fauzan
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 

What's hot (20)

Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
Hadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoifHadits shahih & dhoif
Hadits shahih & dhoif
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
Makalah 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINTNASIKH MANSUKH POWERPOINT
NASIKH MANSUKH POWERPOINT
 
Makalah hibah
Makalah hibahMakalah hibah
Makalah hibah
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 

Similar to Mutlaq dan muqoyyad sangat benar

Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdfMutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdfZukét Printing
 
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docxMutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docxZukét Printing
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumLutfyHikmah
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhLutfi Widad
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxZukét Printing
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islamAhmad Rudi
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehNorafsah Awang Kati
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2andisalwa
 
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anJimatul Arrobi
 
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docxUlumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docxNurFaizah274687
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 

Similar to Mutlaq dan muqoyyad sangat benar (20)

Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdfMutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdf
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.pdf
 
Mantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdfMantuq dan Mafhum.pdf
Mantuq dan Mafhum.pdf
 
Mantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docxMantuq dan Mafhum.docx
Mantuq dan Mafhum.docx
 
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docxMutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx
Mutlaq dan Muqayyad, Amr dan Nahy.docx
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukh
 
Ilmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukhIlmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukh
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah sallehTugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
Tugasan ulum quran ustazah siti eshah salleh
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docxUlumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Mutlaq dan muqoyyad sangat benar

  • 1. MUTLAQ DAN MUQOYYAD M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Ulumul Qur’an II ” Dosen Pengampu : Afiful Ikhwan, M.Pd.I Oleh : ARSITA DEWI 2013471917 PAI – SMT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG OKTOBER 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MUTLAQ DAN MUQOYYAD ini tepat pada waktunya. Alhamdulillah dengan selesainya makalah ini yang tujuan di susunya adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ummul Qur’an II, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam(STAI) Muhammadiyah Tulungagung Bpk Nurul ii Amin, M.Ag. 2. Dosen pengampu yang memberi bimbingan dalam penyusunan makalah ini, BapakAfifulIkhwan, M.Pd. 3. Rekan-rekan mahasiswa STAI MUHAMMADIYAH. 4. Teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam penyusunan makal ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun demi sempurnanya makalah ini di masa yang akan datang. Dan semoga apa yang kami usahakan dalam makalah ini dapat di terima dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Tulungagung,Oktober 2014 (Penyusun)
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………….…..… i Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii Daftar Isi …………………………………………………..…. iii iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah …………………………….. 1 B. RumusanMasalah …………………………………….. 2 C. TujuanMasalah ……………………………………… 2 BAB II PEMBAHASAN MUTHLAQ DAN MUQOYYAD A. Pengertian Mutlaq dan Muqoyyad …………………… 3 B. Macam-macam Hukum Muthlaq dan Muqoyyad …… 4 C. Pengaruuh Murtlaq dan Muqoyyad dalam Pengambilan Hukum ………………………………………..….…… 10 BAB III PENUTUP Kesimpulan ……………………………………………… 11 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….. 12
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara mengenai ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, sebenarnya dari semua ayat yang ada didalam Al-Qur’an tersebut tidak semuanya memberikan arti atau pemahaman yang jelas terhadap kita. Jika kita mau telusuri, ternyata banyak sekali ayat-ayat yang masih butuh penjelasan yang lebih mendalam mengenai hukum yang tersimpan dalam ayat tersebut. Ini menunjukkan bahwa ternyata ayat-ayat Al-Qur’an itu tidak langsung menunujukkan pada suatu masalah yang jelas, akan tetapi memerlukan cara untuk menentukan dalil yang jelas dan dalil yang bersangkutan dengan dalil yang lain. Perbedaan penemuan hukum (istinbat al-ahkam) terjadi akibat beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Salah satu faktor penyebab perbedaan tersebut, secara internal, adalah perbedaan metode ulama Usul dalam memahami makna Nass, Al-Qur’an dan Hadis, melalui lafaz (turuqu al dilalah al-alfaz) Oleh karena itu, agar kita semua dapat memahami dan mengetahui hukum atau makna yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit penjelasan guna menambah pemahaman pembaca mengenai ushul fiqih. Sebagian aspek tersebut yaitu mengenai Mutlaq dan Muqoyyad, meliputi pengertian, macam-macam hukumnya beserta hubungannya dengan hukum.
  • 5. 2 B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi mutlaq dan muqoyyad ? 2. Sebutkan macam-macam hukum mutlaq dan muqoyyad ? 3. Apa pengaruh mutlaq dan muqoyyad dalam pengambilan hukum ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui definisi Mutlaq dan Muqoyyad. 2. Untuk mengetahui macam-macam hukum mutlaq dan muqoyyad. 3. Untuk mengetahui pengaruh mutlaq dan muqoyyad dalam pengambilan hukum.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Pengertian Mutlaq dan Muqayyad Mutlaq secara bahasa pecahan dari kata “ إٍطْلَقْْ ” yang bermakna terbuka. Atau di dalam pengertian yang lain diartikan tidak terbatas1. Sedangkan menurut Amir Starifuddin yang mengutip beberapa definisi para ulama’ ushul fiqh, sebagaimana berikut : Mutlaq adalah lafal yang memberi petunjuk terhadap madlul (yang diberi petunjuk) yang mencakup dalam jenisnya.2 Sedangkan menurut Ibnu Subki memberikan definisi bahwa mutlaq adalah lafadz yang memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa 3 Contoh dari lafal mutlaq adalah dalam firman Alloh ta’ala (QS. Al mujadilah {58}: 3) yang menjelaskan tentang kifarat bagi seseorang yang telah melakukan perbuatan zihar terhadap istrinya: وَالَّذِينَ يظَُاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثَُُّ يَ عُودُونَ لِمَا قَالُوا فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مِنْ قَ بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ لََِ مُُْ وُُ ظََُونَ هِ وَاللََُّّ بَِِا عْمَلُونَ خَبِي ر “....maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur...”. (QS. Al mujadilah {58}: 3) .4 Kata roqobah (seorang budak) pada ayat tersebut memberikan pengertian bahwa budak yang dijadikan kifarat zihar tidak ada pensyaratan tertentu didalam ayat tersebut. Sehingga hukum ayat di atas berlaku mutlaq untuk budak manapun baik budak yang berprilaku baik ataupun buruk,muslim ataupun kafir. Sedangkan definisi Muqoyyad secara sederhana berarti terikat.5 Mukhlis Usman memberikan definisi tentang muqoyyad sebagaimana uraian yang 1 Tim Redaksi Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hal. 990 2 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2009), ha 121-122. 3 Firdaus, ushul fiqh (metode mengkaji dan memahami hukum islam secara komprehensif), jakarta: Zikrul Hakim, 2004 4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan , hal 791. 5Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hal 862.
  • 7. 4 dikemukakan oleh imam syafi’i: muqoyyad adalah lafal yang satuan-satuan tertentu yang dibatasi oleh batasanyang mengurangi keseluruhan jangkauannya.6 Diantara contoh muqayyad adalah firman Alloh ta’ala dalam (QS An-Nisa’ {4}: 92 ) tentang kifarat bagi seorang yang membunuh tanpa sengaja. فَدِيَةر مُسَلَّمَةر إِلََ هََْلِهِ وَتََْرِيرُ رَقَ بَةٍ مُؤْمِنَةٍ “Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman......”.(QS An-Nisa’ {4}: 92 ) Didalam ayat tersebut menjelaskan bahwa syarat kifarat seorang pembunuh tanpa sengaja adalah seorang budak dengan syarat budak tersebut adalah budak mukmin. Sehingga ayat di atas bersifat mengikat(muqayyad) karena memiliki syarat sebagai sahnya kifarat. B. Macam-Macam Hukum Mutlaq dan Muqoyyad. 1. Lafal mutlaq dapat digunakan sesuai dengan kemutlakannya. Kaidahnya: “Mutlaq itu ditetapkan berdasarkan kemutlakannya selama belum ada dalil yangmembatasinya.” Contoh: ....وَمََُّهَاتُ نِسَائِ مُُْ “…dan ibu-ibu dari istri-istrimu…”(QS. Al-Nisa’ [4]: 23). Ayat ini mengandung arti mutlaq karena tidak ada kata yang mengikat atau membatasi kata ibu mertua. Oleh karena itu, ibu mertua tidak boleh dinikahi, baik istrinya (anak dari ibu mertuanya) itu sudah dicampurinya atau belum. 2. Lafal muqoyyad tetap dinyatakan muqoyyad selama belum ada bukti yang me- mutlaq- kan. Kaidahnya: “Muqoyyad itu ditetapkan berdasarkan batasannya selama belum ada dalil yang menyatakan kemutlakannya.” 6 Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah,hal 57.
  • 8. 5 Contoh: وَالَّذِينَ يظَُاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثَُُّ يَ عُودُونَ لِمَا قَالُوا فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مِنْ ق بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ لََِ مُُْ وُُ ظََُونَ هِِِ واللََُّّ بَِِا عْمَلُونَ خَبِير ) 3( فَمَنْ لََْ يََِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَا عَِِيِْْ مِنْ قَ بْ نََْ يَ تَمَا اََّّ فَمَنْ لََْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ ت يَْ ) مِسْ يُِنًا لََِكَ لِتُ ؤْمِنُوا اِِللََِّّ وَرَ وَُّلِهِ وَ لُِْكَ حُدُودُ اللََِّّ وَلِلْ اَُفِرِينَ ذَا ر لََِيمر ) 4 “ (3) Orang-orang yang menz}ihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (4) Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.” (QS. Al- Mujadalah [58]: 3-4) Ayat tersebut menjelaskan bahwa kifarat bagi seorang suami yang melakukan zihar terhadap istrinya adalah memerdekakan budak atau puasa dua bulan berturut-turut atau kalau tidak mampu, maka ia harus memberi makan sebanyak 60 orang miskin. Karena ayat ini telah dibatasi ke mut} lafadznya, maka harus diamalkan hukum muqoyyadnya. 3. Hukum mutlaq yang sudah dibatasi. Lafal mutlaq jika telah ditentukan batasannya, maka ia menjadi muqoyyad. Kaidahnya: “Lafal mutlaq tidak boleh dinyatakan mutlaq karena telah ada batasan yang membatasinya.” Contoh: ...مِنْ عْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي. “…sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya…”.(QS. Al- Nisa’ [4]: 11).
  • 9. 6 Kata wasiat pada ayat ini masih bersifat mutlaq dan tidak ada batasan berapa jumlah wasiat yang harus dapat dikeluarkan. Kemudian ayat ini dibatasi ketentuannya oleh hadits yang menyatakan bahwa wasiat yang paling banyak adalah sepertiga dari jumlah harta warisan yang ada. Dengan demikian, maka hukum mutlaq pada ayat tersebut dibawa kepada yang muqoyyad. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw. فَإِ نَ رَ وَُّْلَ اللهِ قَالَ اَل ث لُثُ وَال ث لُثُ كَبِ يْرر )رواه البخ ارى ومس لم ( “Wasiat itu adalah sepertiga dan sepertiga itu sudah banyak” .(HR. Bukhari dan Muslim) 4. Hukum muqoyyad yang telah dihapuskan batasannya. Lafal muqoyyad jika dihadapkan pada dalil lain yang menghapus ke-muqoyyadan -nya, maka ia menjadi mutlaq. Kaidahnya: “Muqoyyad tidak akan tetap dikatakan muqoyyad jika ada dalil lain yang menunjukkan kemutlaqannya”. Contoh: (QS. Al-Nisa’ [4]: 23). رَََاَِئِبُ مُُُ اللََّّتِِ فِِ حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِ مُُُ اللََّّتِِ دَخَلْتُمْ بِِِنَّ فَإِنْ لََْ وَُُُنُوا دَخَلْتُمْ بِِِنَّ فَلََّ جُنَاحَ لَََيْ مُُْ “…dan anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya…”.(QS. Al-Nisa’ [4]: 23). Ayat tersebut menjelaskan tentang keharaman menikahi anak tiri. Hal ini disebabkan karena anak tiri itu “dalam pemeliharaan” dan ibunya “sudah dicampuri”. Keharaman ini telah dibatasi oleh dua hal tersebut, namun batasan yang kedua tetap dipandang sebagai batasan yang muqoyyad sedang batasan pertama hanya sekedar pengikut saja, karena lazimnya anak tiri itu mengikuti ibu atau ayah tirinya. Bilamana ayah tiri belum mencampuri ibunya dan telah diceraikan, maka anak tiri tersebut menjadi halal untuk dinikahi, karena batasan muqoyyadnya telah dihapus sehingga menjadi mutlaq kembali.7 7 Shidiq, Ushul Fiqh ,hal 189
  • 10. 7 Pada prinsipnya, para ulama bersepakat bahwa hukum dari lafal mutlaq itu wajib diamalkan ke mutlaq annya, selama tidak ada dalil yang membatasi ke mutlaqannya. Begitupun dengan lafal-lafal muqoyyad yang berlaku ke muqoyyadannya. Namun, pada kasus-kasus tertentu, terdapat berbagai dalil syara’ dengan lafal yang mutlaq disatu tempat, sedang ditempat lain menunjukkan muqoyyad. pada permasalahan seperti ini, Hamid Hakim dalam Muhlish Usman,8 mengatakan bahwa ada empat alternatatif kaidah yang dapat digunakan, yaitu: a) Hukum dan sebabnya sama, maka yang mutlaq dibawa kepada muqoyyad. Kaidahnya: “Mutlaq itu dibawa pada muqoyyad jika sebab dan hukumnya sama.” Contoh: (QS. Al-Maidah’ [5]: 3). حُ رِمَتْ لَََيْ مُُُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلََْمُ “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi…” .(QS. Al-Maidah’ [5]: 3). Pada ayat ini, kata اْلـدم () atau darah adalah lafal mutlaq yang tidak diikat oleh sifat atau syarat apapun. Namun pada ayat lain, dalam firman Allah swt, (QS. Al-An’am[6]: 145) disebutkan: قُ لََ جََِدُ فِِ مَا وَُحِيَ إِلَََّ مَُُرَّمًا لَََى طَا مٍَِ يَطْعَمُهُ إِلََّ نََْ يَ وُُنَ مَيْتَةً وََْ دَ مًا مَسْ وُُحًا وََْ لََْم “Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi.”. , (QS. Al-An’am[6]: 145) Dalam ayat ini, kata الدم , atau darah diberi sifat dengan masfuh (mengalir). Namun, hukum dalam kedua ayat ini adalah sama, yaitu sama-sama “haram”. Demikian pula sebab yang menimbulkan hukumnya juga sama, yaitu “darah”. Oleh karena itu dibawalah yang mutlaq pada yang muqoyyad, dalam artian; hukum yang dalam lafal mutlaq harus dipahami menurut yang berlaku pada lafal muqoyyad. Dengan demikian, kata “darah” pada lafal mutlaq, harus diartikan dengan “darah yang mengalir” sebagaimana yang terdapat pada lafal muqoyyad. Dari kedua ayat tersebut, terlihat jelas 8 Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah , hal 59-61.
  • 11. 8 bahwa materi dan hukumnya sama, maka selain darah yang mengalir menjadi halal, misalnya hati atau limpa. b) Berbeda sebabnya namun sama hukumnya. Pada permasalahan ini, jumhur syafi’iyyah menyatakan bahwa yang mutlaq dibawa pada yang muqoyyad. Sedangkan golongan Hanafiyyah dan Malikiyyah mayoritas menetapkan bahwa hukum mut}laq dan muqoyyad masing-masing tetap pada posisinya. Kaidahnya: “Mutlaq itu dibawa ke muqoyyad jika sebabnya berbeda.” Contoh: (QS. Al-Mujadilah [58]: 3) yang menjelaskan bahwa kifarat zihar adalah memerdekakan budak tanpa ada batasan “mukmin” atau tidak. Sementara pada ayat lain, dijelaskan bahwa bagi orang yang membunuh dengan tidak sengaja, kifaratnya adalah memerdekakan budak yang mukmin. Sebagaimana firman Allah: (QS. Al-Nisa’ [4]:92) وَمَنْ قَ تَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَ تَحْرِيرُ رَقَ بَةٍ مُؤْمِنَةٍ “…Dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman...”. (QS. Al-Nisa’ [4]:92). Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak, sedangkan sebabnya berlainan, yang pertama karena zihar sementara yang lain karena pembunuhan tidak sengaja. Al-Syafi’iyyah mengatakan bahwa lafal mutlaq pada kifarat zihar itu harus dibawa kepada yang muqoyyad tanpa memerlukan dalil lain dengan argumentasi bahwa Kalamullah itu satu zatnya, tidak berbilang. Karena itu, jika Allah telah menentukan syarat “iman” dalam kifarat pembunuhan tidak disengaja, berarti ketentuan inipun berlaku pula pada kifarat zihar, yaitu membebaskan budak yang mukmin. Sementara Hanafiyyah dan Malikiyyah mengatakan bahwa kifarat zihar ialah sembarang budak.9 c) Berbeda hukum namun sama sebabnya,maka mutlaq dibawa pada muqoyyad. Kaidahnya: “Mutlaq itu tidak dibawa ke muqoyyad jika yang berbeda hanya hukumnya.” 9 Hanafie, Ushul Fiqh, hal 77.
  • 12. 9 Contoh: kata “tangan” dalam perintah wudhu dan tayammum. Membasuh tangan dalam perintah wudhu dibatasi sampai dengan siku, sebagaimana firman Allah swt, (QS. Al- Maidah [5]: 6). :ي اََ يََ هَُّا الَّذِينَ آمَنُوا إِ اََ قُمْتُمْ إِلََ الصَّلََّةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَ مُُْ وَََيْدِيَ مُُْ إِلََ الْمَرَافِ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku…”.(QS. Al- Maidah [5]: 6). Dalam perintah tayammum, tidak dijelaskan batasan membasuh tangan, tetapi berlaku mutlaq. Firman Allah swt, dalam (QS. Al-Nisa’ [4]: 43). فَ تَ يَمَّمُوا صَعِيدًا طَي بًا فَامْسَحُوا وُِِجُوهِ مُُْ وَََيْدِي مُُْ “…maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu…”. (QS. Al-Nisa’ [4]: 43). Kedua ayat diatas mengandung sebab yang sama yaitu membasuh tangan, tetapi hukumnya berbeda yaitu membasuh tangan sampai mata siku dalam wudhu dan hanya menyapu tangan secara mutlaq pada tayammum. Dengan demikian, harus diamalkan secara masing-masing karena tidak saling membatasi.10 d) Berbeda sebab dan hukumnya, maka mutlaq tidak dibawa pada muqoyyad. Masing-masing berdiri sendiri. Kaidahnya: “Mutlaq tidak dibawa ke muqoyyad jika sebab dan hukumnya berbeda.” Contoh: (QS. Al-Maidah [5]: 6) tentang perintah wudhu. Pada ayat tersebut kata “tangan” disebutkan dengan batasan yaitu sampai siku. Sementara pada ayat lain yang menjelaskan tentang hukuman potong tangan bagi pencuri yang berlaku mutlaq tanpa menyebutkan batasan. Firman Allah swt, dalam (QS. Al-Maidah [5]: 38) 10 Shidiq, Ushul Fiqh, hal 191.
  • 13. 10 :وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا يََْدِيَ هُمَا “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya …”.(QS. Al-Maidah [5]: 38) Kedua ayat diatas memiliki sebab dan hukum yang berbeda. Ayat pertama menyebutkan keharusan mencuci tangan secara muqoyyad sampai siku dalam masalah wudhu untuk melakukan shalat. Sementara ayat kedua menyebutkan keharusan memotong tangan secara mutlaq dalam sanksi hukum terhadap pencuri. Dalam hal ini, ulama bersepakat bahwa kedua ayat ini berlaku sendiri-sendiri, lafal yang mutlaq tetap pada kemutlaqannya, sementara yang muqoyyad, tetap pada kemuqoyadannya.11 C. Pengaruh Mutlaq dan Muqayyad dalam Pengambilan Hukum. Didalam keseharian, manusia selalu membutuhkan akan adanya suatu hukum yang mengatur. Begitu pula dengan islam. Sedangkan hukum islam berlandaskan pada al qur’an dan sunnah yang belum tentu setiap manusia mengetahui dan mampu mencari sumber dalil suatu hukum di dalam al qur’an dan sunnah. Sehingga manusia sangat membutuhkan alat atau cara bagaimana manusia dapat mengambil dalil sebagai landasan hukum. Para ulama’ yang menekuni bidang tersebut beijma’ untuk mencari cara pengambilan hukum islam yang sah secara syariat. Diantara cara yang dibuat oleh ulama’ adalah mutlaq dan muqoyyad. Sehingga 2 cara tersebut sangatlah penting dan besar pengaruhnya terhadap suatu masalah. Bahkan sebagaian kalangan ulama’ menjadikan sebagai salah satu syarat pengambilan hukum. Karena didalamnya seseorang akan tahu penjelasan suatu ayat dan kandungannya ataupun suatu ayat yang berseberangan dengan ayat lain. 11 Syarifuddin, Ushul Fiqh , hal 128
  • 14. BAB III PENUTUP 11 Kesimpulan 1. Mutlaq adalah lafadz yang memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa 2. Lafal yang satuan-satuan tertentu yang dibatasi oleh batasanyang mengurangi keseluruhan jangkauannya 3. Macam –macam hukum muthlaq dan muqayyad : a. Lafal mutlaq dapat digunakan sesuai dengan kemutlakannya b. Lafal muqoyyad tetap dinyatakan muqoyyad selama belum ada bukti yang me-mutlaq- kan. c. Hukum mutlaq yang sudah dibatasi. Lafal mutlaq jika telah ditentukan batasannya, maka ia menjadi muqoyyad. d. Hukum muqoyyad yang telah dihapuskan batasannya. Lafal muqoyyad jika dihadapkan pada dalil lain yang menghapus ke-muqoyyadan -nya, maka ia menjadi mutlaq.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Munawwir,Ahmad Warson.Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya: Pustaka 12 Progressif, 1997), hal. 862. Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh (Jakarta: Kencana, 2009),hal.121-122 Syarifuddin, Amir.Ushul Fiqh , hal.128. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan , hal. 791 Firdaus, ushul fiqh (metode mengkaji dan memahami hukum islam secara komprehensif), jakarta: Zikrul Hakim, 2004 Hanafie, Ushul Fiqh, hal. 77 Shidiq, Ushul Fiqh , hal. 189 Shidiq, Ushul Fiqh, hal. 191 Tim Redaksi Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PusatBahasa, 2008), hal. 990 Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyyah, hal. 57. Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah , hal.59-61.