Hadits shahih dan hasan merupakan dua kategori hadits yang memenuhi syarat-syarat tertentu sehingga dapat digunakan sebagai hujjah. Hadits shahih memiliki sanad yang bersambung dan rawi yang adil serta dhabit sempurna, sedangkan hadits hasan memiliki rawi yang adil meski kedhabitannya kurang sempurna. Kebanyakan ulama sepakat menggunakan keduanya sebagai hujjah, meski ada pendapat yang mensyarat
7. a. Rawinya Bersifat Adil
Kata adil, menurut bahasa
berarti lurus, tidak berat
sebelah, tidak dzalim, tidak
menyimpang, lurus dan
jujur. Seseorang dikatakan
adil apabila pada dirinya
terdapat sifat yang dapat
mendorong terpeliharanya
ketakutan, yaitu senantiasa
8. Menurut Muhyi ad-Din
Abdul Hamid, syarat
keadilan rawi itu
adalah :
Islam, maka
periwayatan orang
kafir tidak diterima
Mukallaf, maka
periwayatan anak
yang belum dewasa,
menurut pendapat
yang lebih shahih
tidak diterima
Selamat dari sebabsebab yang
menjadikan
seseorang fasik dan
memiliki cacat
pribadi.
disamping harus islam dan
baligh, juga memenuhi
syarat sebagai berikut :
Senantiasa
melaksanakan perintah
agama dan
meninggalkan semua
larangannya.
Senantiasa menjauhi
dosa-dosa kecil.
Senantiasa memelihara
ucapan dan perbuatan
yang dapat menodai
muru’ah, yakni suatu
sikap kehati-hatian
dari melakukan
perbuatan yang siasiaatau perbuatan
dosa.
9. b. Rawinya Bersifat Dhabit
Menurut Ibnu Hajar AlAtsqolani, perawi yang dhabit
adalah mereka yang kuat
hafalannya terhadap segala
sesuatu yang pernah
didengarnya, kemudian mampu
menyampaikan hafalan tersebut
manakala diperlukan. Ini
artinya bahwa orang yang
disebut dhabit harus
10. Dhabit ada dua macam :
Dhabit ash-Shadri, yakni
seseorang yang mempunyai
daya hafal dan ingatan yang
kuat serta daya faham yang
tinggi sejak menerima sampai
enyampaikan pada orang lain
dan ingatannya itu sanggup
dikeluarkan kapan dan
dimanasaja dikehendakinya.
Dhabit al-Kitab, yakni
11. Unsur-unsur dhabit adalah :
Tidak pelupa
Hafal terhadap apa yang
didiktekan terhadap muridnya
apabila ia memberi hadits
dengan hafalan, dan terjaga
kitabnya dari kelemahan
apabila ia meriwayatkan hadits
dengan kitabnya, dan
Menguasai apa yang
diriwayatkan, memahami
12. c. Sanadnya Bersambung
Yang dimaksud dengan
sanadnya bersambung
adalah bahwa setiap perawi
dalam sanad hadits
menerima riwayat hadits
dari perawi terdekat
sebelumnya, dan
berlangsung seperti itu
sampai akhir sanad dari
13. d. Tidak Ber-’illat
Kata ‘illat menurut bahasa
adalah cacat, penyakit, keburrukan,
dan kesalahan baca. Dengan
pengertian ini, maka yang disebut
hadits ber-‘illat adalah haditshadits yang mengandung cacat atau
penyakit.
Menurut istilah, ‘illat berarti
suatu sebab yang tersembunyi atau
samar-samar sehingga dapat
merusak keshahihan hadits.
Dikatakan samar disini karena jika
14. e. Tidak Janggal
Yang dimaksud dengan syadz
adalah suatu hadits yang
bertentangan dengan hadits yang
diriwayatkan oleh perawi lain yang
lebih kuat atau lebih tsiqoh. Ini
pengertian yang dipegang oleh asySyafi’i dan diikuti oleh kebanyakan
para ulama lainnya.
Kejanggalan hadits terletak pada
adanya perlawanan antara suatu
hadits yang diriwayatkan oleh rawi
yang maqbul (yang dapat diterima
15. Klasifikasi Hadits Shahih
Hadits Shahih terbagi menjadi dua,
yaitu shahih li dzatih dan shahih li
ghairihi. Shahih li dzatihi adalah
hadits shahih yang memenuhi syaratsyaratnya secara maksimal, seperti
yang telah disebutkan di atas.
Adapun hadits shahih li ghairih
adalah hadits shahih yang tidak
memenuhi syarat-syaratnya secara
maksimal. Misalnya, rawinya yang
adil tidak sempurna kedhabitannya
(kapasitas intelektualnya rendah).
Bila jenis ini dikukuhkan oleh jalur
lain yang semisal, maka ia menjadi
shahih li ghairih. Dengan demikian,
16.
17. Pengertian Hadits Hasan
‚Hadits yang diriwayatkan oleh
perawi yang adil, kurang kuat
hafalannya, bersambung sanadnya,
tidak mengandung ‘illat atau cacat
dan tidak syadz atau janggal‛
18. Syarat-syarat Hadits Hasan
Sanadnya bersambung
Rawinya adil
Rawinya dhabit, tetapi
kedhabitannya dibawah
kedhabitan perawi hadis shahih
Tidak terdapat kejanggalan atau
syadz
Tidak ada ‘illat atau cacat
19. Klasifikasi Hadits Hasan
Hadits yang memenuhi syaratsyarat hadits hasan disebut
hadits hasan li dzatih. Adapun
hadits hasan li ghairih adalah
hadits dhaif yang bukan
dikarenakan rawinya pelupa,
banyak salah dan orang fasik,
yang mempunyai muttabi’ dan
syahid. Hadits dhaif yang karena
rawinya buruk hafalannya,
20. KEDUDUKAN HADITS SHAHIH
DAN HASAN
Kebanyakan ulama ahli hadits dan
fuqaha bersepakat untuk menggunakan
hadits shahih dan hadits hasan sebagai
hujjah. Di samping itu, ada ulama yang
mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat
digunakan sebagai hujjah, bilamana
memenuhi sifat-sifat yang dapat
diterima. Pendapat terakhir ini
memerlukan peninjauan yang seksama.
Sebab, sifat-sifat yang dapat diterima
itu ada yang tinggi, menengah dan rendah.
Hadits yang sifat dapat diterimanya
tinggi dan menengah adalah hadits