SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
TAFSIR QS AL-‘ASHR
Dalam ajaran Islam, kita diajarkan betapa pentingnya waktu.
Bahkan banyak surat-surat dalam al-Quran yang diawali oleh peringatan
tentang waktu. Antara lain QS al-’Ashr (QS 103). Ini menunjukan bahwa
waktu itu sangat penting.
Jika orang Barat mengatakan time is money, kita – umat Islam -- juga
memiliki adagium yang tidak kalah berbobot yaitu “waktu adalah ibadah”.
Jika kita kehilangan waktu, bukan hanya sekadar ’uang’ yang hilang, tetapi
juga kesempatan untuk beribadah tidak akan pernah kembali lagi.
Waktu terus berjalan, tidak akan pernah berhenti. Semoga kajian
tafsir QS al-’Ashr ini bisa mengingatkan kita semua tentang pentingnya
waktu, sehingga kita tidak menyia-nyiakannya lagi.
Teks Ayat al-Quran
(1)(2)
(3)
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan
merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih,
saling meNasihati dalam kebenaran, dan saling meNasihati dalam
kesabaran.” (QS al ‘Ashr/103: 1-3)
Kedudukan Surat Al ‘Ashr
Al-Quran adalah kalâmullâh (firman Allah), sebagai pedoman dan
petunjuk ke jalan yang lurus bagi umat manusia. Allah berfirman:


”Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
2
mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar.” (QS al-Isrâ’/17: 9)
Sehingga semua ayat-ayat al-Quran memiliki kedudukan dan
fungsi yang agung. Demikian pula pada surat al-‘Ashr, terkandung di
dalamnya makna-makna yang amat berharga bagi siapa saja yang
mentadabburinya (memahaminya dengan seksama).
Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i menegaskan tentang
kedudukan surat al-‘Ashr.
Beliau berkata:
“Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini,
niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat: Tafsîr Ibnu
Katsir, pada Surat al-‘Ashr)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al-
Imam asy-Syafi’i itu adalah tepat karena Allah telah menginformasikan
bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka), kecuali barang
siapa yang mukmin (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika
bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan
saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat, Majmû’ Fatâwâ, 28/152)
Keutamaan Surat al-‘Ashr
Al-Imam ath-Thabrani menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh, ia
berkata: “Jika dua shahabat Rasulullah s.a.w. bertemu maka keduanya tidak
akan berpisah kecuali setelah salah satu darinya membacakan kepada yang
lainnya surat al ‘Ashr hingga selesai, kemudian memberikan salam.” (Al-
Mu’jam al-Ausâth, hadis no. 5097, dishahihkan oleh asy-Syaikh Al-Albani di
dalam Ash- Shahîhah, no. 2648)
Kandungan Surat Al ‘Ashr
Pada ayat pertama: ( )
3
Allah bersumpah dengan al ‘ashr yang bermakna waktu, zaman
atau masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya amal perbuatan manusia
yang baik atau pun yang buruk. Jika waktu atau zaman itu digunakan untuk
amal kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan menghasilkan kebaikan
pula. Sebaliknya jika digunakan untuk kejelekan maka tidak ada yang
dihasilkan kecuali kerugian dan kecelakaan.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya: kesehatan
dan waktu senggang.” (HR. At-Tirmidzi, hadis no. 2304, dari
shahabat Abdullah bin Abbas)
Kemudian di hari kiamat kelak Allah akan menanyakan tentang
umur seseorang, untuk apa dia pergunakan? Sebagaimana hadis Rasulullah
s.a.w. yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Mas’ud. Beliau
bersabda:
“Tidaklah bergeser telapak kaki bani Adam pada hari kiamat dari sisi
Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara; umurnya untuk apa ia
gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia
dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan
ilmu-ilmu yang telah ia ketahui.” (HR at-Tirmidzi, hadis no. 2416
dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al-Albani di dalam Ash-
Shahîhah, no. 947)
Kemudian Allah menyebutkan ayat berikutnya:
4
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi.”
Lafazh al-insân pada ayat di atas secara kaedah tata bahasa Arab
mencakup keumuman manusia tanpa terkecuali. Allah tidak memandang
agama, jenis kelamin, status, martabat, dan jabatan, melainkan Allah
mengkhabarkan bahwa semua manusia itu dalam keadaan celaka kecuali
yang memiliki empat sifat yang terdapat pada kelanjutan ayat tersebut.
Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bermacam-macam, bisa
kerugian yang bersifat mutlak, seperti keadaan orang yang merugi di dunia
dan di akhirat, yang dia kehilangan kenikmatan dan diancam dengan
balasan di dalam neraka jahim. Dan bisa juga kerugian tersebut menimpa
seseorang akan tetapi tidak mutlak hanya sebagian saja. (Taisîr Karîm ar-
Rahmân, karya asy Syaikh Abdurrahman as Sa’di)
Pertama: Keimanan
Sifat yang pertama adalah beriman, diambil dari penggalan ayat:
“Kecuali orang-orang yang beriman”
Iman adalah keyakinan (keimanan) terhadap seluruh apa yang
Allah perintahkan untuk mengimaninya, dari beriman kepada Allah, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan beriman
kepada takdir, serta segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah
dari keyakinan-keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat.
Penggalan ayat di atas memiliki kandungan makna yang amat
berharga yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu agama yang telah
diwariskan oleh Nabi s.a.w..
Mengapa demikian? Tentu, karena tidaklah mungkin seseorang
mencapai keimanan yang benar dan sempurna tanpa adanya ilmu
5
pengetahuan terlebih dahulu dari apa yang ia imani dari al-Quran dan as-
Sunnah.
Allah berfirman:



“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab [maksudnya
ialah Kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Quran] kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Âli ’Imrân/3: 19)
Dalam ayat yang mulia ini Allah menggandengkan syahadat orang-
orang yang berilmu dengan syahadat untuk diri-Nya sendiri dan para
Malaikat-Nya. Padahal syahadat lâ ilâha illallâh merupakan keimanan
yang tertinggi. Hal ini menunjukkan tingginya keutamaan ilmu dan ahli
ilmu. Bahkan para ulama menerangkan bahwa salah satu syarat sahnya
syahadat adalah berilmu, yaitu mengetahui apa ia persaksikan.
Sebagaimana firman Allah:
“Kecuali barangsiapa yang bersyahadat dengan haq (tauhid), dalam
keadaan mereka mengetahuinya (berilmu).” (QS az-Zukhruf/43: 86)
Sehingga tersirat dari penggalan ayat: َ‫ّال‬ِ‫إ‬َ‫ن‬ْ‫ي‬‫َذ‬‫ّل‬‫ا‬‫ْا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫َا‬‫ء‬ (kecuali orang-
orang yang beriman) adalah kewajiban menimba ilmu agama.
Terlebih lagi Rasulullah s.a.w. menegaskan dalam hadisnya:
6
“Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban) atas setiap muslim.” (HR
Ibnu Majah dari Anas bin Malik, hadis no. 224)
Kedua: Beramal Shalih
Sifat yang kedua adalah beramal shalih, diambil dari penggalan
ayat
“Dan (mereka) beramal shalih.”
Amalan shalih itu mencakup amalan zhahir (lahiriah) yang
dikerjakan oleh anggota badan maupun amalan batin, baik amalan tersebut
bersifat fardhu (wajib) atau pun bersifat mustahab (anjuran).
Keterkaitan antara iman dan amal shalih itu sangatlah erat dan
tidak bisa dipisahkan. Karena amal shalih itu merupakan buah dan
konsekuensi dari kebenaran iman seseorang. Atas dasar ini jumhur ulama
menyebutkan salah satu prinsip dasar Islam bahwa ”amal shalih” itu bagian
dari iman. Iman itu bisa bertambah dengan amalan shalih dan akan
berkurang dengan amalan yang jelek (kemaksiatan).
Oleh karena itu, dalam al-Quran Allah banyak menggabungkan
antara iman dan amal shalih dalam satu konteks, seperti dalam ayat ini atau
ayat-ayat yang lainnya. Di antaranya firman Allah:


“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl/16: 97)
7
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berpendapat: “Jika dua sifat
(iman dan amal shalih) di atas terkumpul pada diri seseorang maka dia telah
menyempurnakan dirinya sendiri.” (Taisîr Karim ar-Rahmân)
Ketiga: Saling Menasihati dalam Kebenaran
Hal yang ketiga ini merupakan salah satu dari sifat-sifat yang
menghindarkan seseorang dari kerugian adalah saling menasihati di antara
mereka dalam kebenaran, dan di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan-Nya.
Nasihat merupakan perkara yang agung, dan merupakan jalan
rasul di dalam memperingatkan umatnya, sebagaimana Nabi Nuh a.s. ketika
memperingatkan kaumnya dari kesesatan:

"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi
nasihat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu
ketahui [maksudnya: aku mengetahui hal-hal yang ghaib, yang tidak
dapat diketahui hanyalah dengan jalan wahyu dari Allah.].” (QS al-
A’râf/7: 62).
Kemudian Nabi Hud a.s. yang berkata kepada kaumnya:

”Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku
hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu". (QS al-A’râf/7:
68)
Dengan nasihat itu maka akan tegak agama ini, sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w. di dalam hadisnya:
“Agama ini adalah nasihat” (HR Muslim, hadis no. 90 dari
shahabat Tamim ad-Dâri)
8
Bila nasihat itu mulai kendor dan runtuh maka akan runtuhlah
agama ini, karena kemungkaran akan semakin menyebar dan meluas.
Sehingga Allah melaknat kaum kafir dari kalangan Bani Israil dikarenakan
tidak adanya sifat ini sebagaimana firman-Nya:


”Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka
perbuat itu.” (QS al-Mâidah/5: 79)
Demikian pula orang-orang munafik yang di antara mereka saling
menyuruh kepada perbuatan mungkar dan melarang dari perbuatan yang
ma’ruf, Allah telah memberitakan keadaan mereka di dalam al-Quran,
sebagaimana firman-Nya:



”Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang
mungkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka
menggenggamkan tangannya [maksudnya: berlaku kikir]. Mereka
telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik.” (QS at-Taubah/9: 67)
Keempat: Saling Menasihati dalam Kesabaran
Saling menasihati dalam berbagai macam kesabaran, sabar di atas
ketaatan terhadap Allah dan menjalankan segala perintah-Nya serta
9
menjauhi larangan-Nya, sabar terhadap musibah yang menimpa serta sabar
terhadap takdir dan ketetapan-Nya.
Orang-orang yang bersabar di atas kebenaran dan saling menasihati
satu dengan yang lainnya, maka sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi
mereka pahala yang tidak terhitung, Allah berfirman:


”Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah
kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS az Zumar/39:10)
Jika telah terkumpul pada diri seseorang keempat sifat ini, maka dia
telah mencapai puncak kesempurnaan. Karena dengan dua sifat pertama
(iman dan amal shalih) ia telah menyempurnakan dirinya sendiri, dan
dengan dua sifat terakhir (saling menasihati dalam kebenaran dan dalam
kesabaran) ia telah menyempurnakan orang lain. Oleh karena itu,
selamatlah ia dari kerugian, bahkan ia telah beruntung dengan
keberuntungan yang agung.
Penutup
Demikianlah para pembaca sedikit dari apa yang kami sampaikan
mengenai tafsir QS al-‘Ashr. Semoga dapat memberikan bimbingan kepada
kita semua di dalam menempuh agama yang telah diridhai oleh Allah ini.
Dan tentunya kita berharap agar dapat memiliki 4 (empat) sifat yang akan
menyelamatkan kita dari kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.
Âmîn. Yâ Rabbal ’Âlamîn.
(Dikutip dan disempurnakan dari:
http://www.abuayaz.co.cc/2010/05/tafsir-surat-al-ashr.html)

More Related Content

What's hot

Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hYayan Somantri
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhanasnin_syafiuddin
 
SILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIFSILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIFSofyan Siroj
 
Urgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiUrgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiDela Aristi
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanErwin Wahyu
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaHelmon Chan
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
ppt ilmu dakwah new.pptx
ppt ilmu dakwah new.pptxppt ilmu dakwah new.pptx
ppt ilmu dakwah new.pptxIstikomah74
 
Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?Erwin Wahyu
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 

What's hot (20)

Surat at tin
Surat at tinSurat at tin
Surat at tin
 
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 h
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 
SILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIFSILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIF
 
Urgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiUrgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbi
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Orang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surgaOrang2 yg di jamin masuk surga
Orang2 yg di jamin masuk surga
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Aliran murjiah
Aliran murjiahAliran murjiah
Aliran murjiah
 
Surat al balad
Surat al baladSurat al balad
Surat al balad
 
Syirik ppt
Syirik pptSyirik ppt
Syirik ppt
 
Power ikhlas bsi
Power ikhlas bsiPower ikhlas bsi
Power ikhlas bsi
 
ppt ilmu dakwah new.pptx
ppt ilmu dakwah new.pptxppt ilmu dakwah new.pptx
ppt ilmu dakwah new.pptx
 
Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?Darimana Kita Berasal?
Darimana Kita Berasal?
 
Nuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’AnNuzulul Qur’An
Nuzulul Qur’An
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Manisnya Iman & Cinta
Manisnya Iman & CintaManisnya Iman & Cinta
Manisnya Iman & Cinta
 

Viewers also liked

Lesson No. 6 Surah Asr
Lesson No. 6 Surah AsrLesson No. 6 Surah Asr
Lesson No. 6 Surah Asruq.info
 
Tafsir surah al-asr
Tafsir surah al-asrTafsir surah al-asr
Tafsir surah al-asrAl-Maahadi
 
Kefahaman Surah Al-Asr
Kefahaman Surah Al-AsrKefahaman Surah Al-Asr
Kefahaman Surah Al-AsrAnugerah Ilahi
 
Tafsir ibnu katsir 1 a
Tafsir ibnu katsir 1 aTafsir ibnu katsir 1 a
Tafsir ibnu katsir 1 atar mizi
 
Surat Al-Asr
Surat Al-AsrSurat Al-Asr
Surat Al-Asr'Aisha
 
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan Manusia
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan ManusiaPpt Interaktif Sistem Pernapasan Manusia
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan ManusiaRefika Afifa
 
Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Khayris Rahmanto
 

Viewers also liked (9)

Lesson No. 6 Surah Asr
Lesson No. 6 Surah AsrLesson No. 6 Surah Asr
Lesson No. 6 Surah Asr
 
Surah Al Asr
Surah Al AsrSurah Al Asr
Surah Al Asr
 
Tafsir surah al-asr
Tafsir surah al-asrTafsir surah al-asr
Tafsir surah al-asr
 
Kefahaman Surah Al-Asr
Kefahaman Surah Al-AsrKefahaman Surah Al-Asr
Kefahaman Surah Al-Asr
 
Tafsir ibnu katsir 1 a
Tafsir ibnu katsir 1 aTafsir ibnu katsir 1 a
Tafsir ibnu katsir 1 a
 
Surat Al-Asr
Surat Al-AsrSurat Al-Asr
Surat Al-Asr
 
Al ashr
Al ashrAl ashr
Al ashr
 
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan Manusia
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan ManusiaPpt Interaktif Sistem Pernapasan Manusia
Ppt Interaktif Sistem Pernapasan Manusia
 
Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2Sistem pernafasan XI IPA 2
Sistem pernafasan XI IPA 2
 

Similar to Tafsir surat al 'ashr

Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistMuhammad Rifalza
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamLintoe1
 
Ajaran islam tidak membuat susah
Ajaran islam tidak membuat susahAjaran islam tidak membuat susah
Ajaran islam tidak membuat susahErman Hidayat
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranaldianzeta
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisiRaisa Sajidah
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Muhsin Hariyanto
 
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lain
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lainkelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lain
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lainjonnytr
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ibnu Ahmad
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMSarah Nadhila
 
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur 10 Dosa Besar
 

Similar to Tafsir surat al 'ashr (20)

Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadist
 
Icsb223
Icsb223Icsb223
Icsb223
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Materi at tin
Materi at tinMateri at tin
Materi at tin
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
 
Ajaran islam tidak membuat susah
Ajaran islam tidak membuat susahAjaran islam tidak membuat susah
Ajaran islam tidak membuat susah
 
Romadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsanRomadhan membentuk sifat ihsan
Romadhan membentuk sifat ihsan
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
Berlaku istiqomah
Berlaku istiqomahBerlaku istiqomah
Berlaku istiqomah
 
Berlaku istiqomah
Berlaku istiqomahBerlaku istiqomah
Berlaku istiqomah
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quran
 
Klasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islamKlasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islam
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183
 
Al islam rangkuman
Al islam   rangkumanAl islam   rangkuman
Al islam rangkuman
 
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lain
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lainkelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lain
kelebihan Al-Qur'an dibandingkan kitab lain
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 1 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
 
Beriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allahBeriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allah
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Tafsir surat al 'ashr

  • 1. 1 TAFSIR QS AL-‘ASHR Dalam ajaran Islam, kita diajarkan betapa pentingnya waktu. Bahkan banyak surat-surat dalam al-Quran yang diawali oleh peringatan tentang waktu. Antara lain QS al-’Ashr (QS 103). Ini menunjukan bahwa waktu itu sangat penting. Jika orang Barat mengatakan time is money, kita – umat Islam -- juga memiliki adagium yang tidak kalah berbobot yaitu “waktu adalah ibadah”. Jika kita kehilangan waktu, bukan hanya sekadar ’uang’ yang hilang, tetapi juga kesempatan untuk beribadah tidak akan pernah kembali lagi. Waktu terus berjalan, tidak akan pernah berhenti. Semoga kajian tafsir QS al-’Ashr ini bisa mengingatkan kita semua tentang pentingnya waktu, sehingga kita tidak menyia-nyiakannya lagi. Teks Ayat al-Quran (1)(2) (3) “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling meNasihati dalam kebenaran, dan saling meNasihati dalam kesabaran.” (QS al ‘Ashr/103: 1-3) Kedudukan Surat Al ‘Ashr Al-Quran adalah kalâmullâh (firman Allah), sebagai pedoman dan petunjuk ke jalan yang lurus bagi umat manusia. Allah berfirman:   ”Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
  • 2. 2 mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS al-Isrâ’/17: 9) Sehingga semua ayat-ayat al-Quran memiliki kedudukan dan fungsi yang agung. Demikian pula pada surat al-‘Ashr, terkandung di dalamnya makna-makna yang amat berharga bagi siapa saja yang mentadabburinya (memahaminya dengan seksama). Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i menegaskan tentang kedudukan surat al-‘Ashr. Beliau berkata: “Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat: Tafsîr Ibnu Katsir, pada Surat al-‘Ashr) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al- Imam asy-Syafi’i itu adalah tepat karena Allah telah menginformasikan bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka), kecuali barang siapa yang mukmin (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat, Majmû’ Fatâwâ, 28/152) Keutamaan Surat al-‘Ashr Al-Imam ath-Thabrani menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh, ia berkata: “Jika dua shahabat Rasulullah s.a.w. bertemu maka keduanya tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu darinya membacakan kepada yang lainnya surat al ‘Ashr hingga selesai, kemudian memberikan salam.” (Al- Mu’jam al-Ausâth, hadis no. 5097, dishahihkan oleh asy-Syaikh Al-Albani di dalam Ash- Shahîhah, no. 2648) Kandungan Surat Al ‘Ashr Pada ayat pertama: ( )
  • 3. 3 Allah bersumpah dengan al ‘ashr yang bermakna waktu, zaman atau masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya amal perbuatan manusia yang baik atau pun yang buruk. Jika waktu atau zaman itu digunakan untuk amal kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan menghasilkan kebaikan pula. Sebaliknya jika digunakan untuk kejelekan maka tidak ada yang dihasilkan kecuali kerugian dan kecelakaan. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya: kesehatan dan waktu senggang.” (HR. At-Tirmidzi, hadis no. 2304, dari shahabat Abdullah bin Abbas) Kemudian di hari kiamat kelak Allah akan menanyakan tentang umur seseorang, untuk apa dia pergunakan? Sebagaimana hadis Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Mas’ud. Beliau bersabda: “Tidaklah bergeser telapak kaki bani Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara; umurnya untuk apa ia gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia ketahui.” (HR at-Tirmidzi, hadis no. 2416 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al-Albani di dalam Ash- Shahîhah, no. 947) Kemudian Allah menyebutkan ayat berikutnya:
  • 4. 4 “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi.” Lafazh al-insân pada ayat di atas secara kaedah tata bahasa Arab mencakup keumuman manusia tanpa terkecuali. Allah tidak memandang agama, jenis kelamin, status, martabat, dan jabatan, melainkan Allah mengkhabarkan bahwa semua manusia itu dalam keadaan celaka kecuali yang memiliki empat sifat yang terdapat pada kelanjutan ayat tersebut. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bermacam-macam, bisa kerugian yang bersifat mutlak, seperti keadaan orang yang merugi di dunia dan di akhirat, yang dia kehilangan kenikmatan dan diancam dengan balasan di dalam neraka jahim. Dan bisa juga kerugian tersebut menimpa seseorang akan tetapi tidak mutlak hanya sebagian saja. (Taisîr Karîm ar- Rahmân, karya asy Syaikh Abdurrahman as Sa’di) Pertama: Keimanan Sifat yang pertama adalah beriman, diambil dari penggalan ayat: “Kecuali orang-orang yang beriman” Iman adalah keyakinan (keimanan) terhadap seluruh apa yang Allah perintahkan untuk mengimaninya, dari beriman kepada Allah, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir, serta segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah dari keyakinan-keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Penggalan ayat di atas memiliki kandungan makna yang amat berharga yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu agama yang telah diwariskan oleh Nabi s.a.w.. Mengapa demikian? Tentu, karena tidaklah mungkin seseorang mencapai keimanan yang benar dan sempurna tanpa adanya ilmu
  • 5. 5 pengetahuan terlebih dahulu dari apa yang ia imani dari al-Quran dan as- Sunnah. Allah berfirman:    “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab [maksudnya ialah Kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Quran] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Âli ’Imrân/3: 19) Dalam ayat yang mulia ini Allah menggandengkan syahadat orang- orang yang berilmu dengan syahadat untuk diri-Nya sendiri dan para Malaikat-Nya. Padahal syahadat lâ ilâha illallâh merupakan keimanan yang tertinggi. Hal ini menunjukkan tingginya keutamaan ilmu dan ahli ilmu. Bahkan para ulama menerangkan bahwa salah satu syarat sahnya syahadat adalah berilmu, yaitu mengetahui apa ia persaksikan. Sebagaimana firman Allah: “Kecuali barangsiapa yang bersyahadat dengan haq (tauhid), dalam keadaan mereka mengetahuinya (berilmu).” (QS az-Zukhruf/43: 86) Sehingga tersirat dari penggalan ayat: َ‫ّال‬ِ‫إ‬َ‫ن‬ْ‫ي‬‫َذ‬‫ّل‬‫ا‬‫ْا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫َا‬‫ء‬ (kecuali orang- orang yang beriman) adalah kewajiban menimba ilmu agama. Terlebih lagi Rasulullah s.a.w. menegaskan dalam hadisnya:
  • 6. 6 “Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban) atas setiap muslim.” (HR Ibnu Majah dari Anas bin Malik, hadis no. 224) Kedua: Beramal Shalih Sifat yang kedua adalah beramal shalih, diambil dari penggalan ayat “Dan (mereka) beramal shalih.” Amalan shalih itu mencakup amalan zhahir (lahiriah) yang dikerjakan oleh anggota badan maupun amalan batin, baik amalan tersebut bersifat fardhu (wajib) atau pun bersifat mustahab (anjuran). Keterkaitan antara iman dan amal shalih itu sangatlah erat dan tidak bisa dipisahkan. Karena amal shalih itu merupakan buah dan konsekuensi dari kebenaran iman seseorang. Atas dasar ini jumhur ulama menyebutkan salah satu prinsip dasar Islam bahwa ”amal shalih” itu bagian dari iman. Iman itu bisa bertambah dengan amalan shalih dan akan berkurang dengan amalan yang jelek (kemaksiatan). Oleh karena itu, dalam al-Quran Allah banyak menggabungkan antara iman dan amal shalih dalam satu konteks, seperti dalam ayat ini atau ayat-ayat yang lainnya. Di antaranya firman Allah:   “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS an-Nahl/16: 97)
  • 7. 7 Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berpendapat: “Jika dua sifat (iman dan amal shalih) di atas terkumpul pada diri seseorang maka dia telah menyempurnakan dirinya sendiri.” (Taisîr Karim ar-Rahmân) Ketiga: Saling Menasihati dalam Kebenaran Hal yang ketiga ini merupakan salah satu dari sifat-sifat yang menghindarkan seseorang dari kerugian adalah saling menasihati di antara mereka dalam kebenaran, dan di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Nasihat merupakan perkara yang agung, dan merupakan jalan rasul di dalam memperingatkan umatnya, sebagaimana Nabi Nuh a.s. ketika memperingatkan kaumnya dari kesesatan:  "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui [maksudnya: aku mengetahui hal-hal yang ghaib, yang tidak dapat diketahui hanyalah dengan jalan wahyu dari Allah.].” (QS al- A’râf/7: 62). Kemudian Nabi Hud a.s. yang berkata kepada kaumnya:  ”Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu". (QS al-A’râf/7: 68) Dengan nasihat itu maka akan tegak agama ini, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. di dalam hadisnya: “Agama ini adalah nasihat” (HR Muslim, hadis no. 90 dari shahabat Tamim ad-Dâri)
  • 8. 8 Bila nasihat itu mulai kendor dan runtuh maka akan runtuhlah agama ini, karena kemungkaran akan semakin menyebar dan meluas. Sehingga Allah melaknat kaum kafir dari kalangan Bani Israil dikarenakan tidak adanya sifat ini sebagaimana firman-Nya:   ”Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS al-Mâidah/5: 79) Demikian pula orang-orang munafik yang di antara mereka saling menyuruh kepada perbuatan mungkar dan melarang dari perbuatan yang ma’ruf, Allah telah memberitakan keadaan mereka di dalam al-Quran, sebagaimana firman-Nya:    ”Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya [maksudnya: berlaku kikir]. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS at-Taubah/9: 67) Keempat: Saling Menasihati dalam Kesabaran Saling menasihati dalam berbagai macam kesabaran, sabar di atas ketaatan terhadap Allah dan menjalankan segala perintah-Nya serta
  • 9. 9 menjauhi larangan-Nya, sabar terhadap musibah yang menimpa serta sabar terhadap takdir dan ketetapan-Nya. Orang-orang yang bersabar di atas kebenaran dan saling menasihati satu dengan yang lainnya, maka sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi mereka pahala yang tidak terhitung, Allah berfirman:   ”Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az Zumar/39:10) Jika telah terkumpul pada diri seseorang keempat sifat ini, maka dia telah mencapai puncak kesempurnaan. Karena dengan dua sifat pertama (iman dan amal shalih) ia telah menyempurnakan dirinya sendiri, dan dengan dua sifat terakhir (saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran) ia telah menyempurnakan orang lain. Oleh karena itu, selamatlah ia dari kerugian, bahkan ia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung. Penutup Demikianlah para pembaca sedikit dari apa yang kami sampaikan mengenai tafsir QS al-‘Ashr. Semoga dapat memberikan bimbingan kepada kita semua di dalam menempuh agama yang telah diridhai oleh Allah ini. Dan tentunya kita berharap agar dapat memiliki 4 (empat) sifat yang akan menyelamatkan kita dari kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Âmîn. Yâ Rabbal ’Âlamîn. (Dikutip dan disempurnakan dari: http://www.abuayaz.co.cc/2010/05/tafsir-surat-al-ashr.html)