SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
KELOMPOK 5 
IFFAH NURULITA
Pengertian sumber hukum islam 
Sumber-sumber hukum islam 
Pembagian hukum dalam islam
PENGERTIAN SUMBER 
HUKUM ISLAM
PENGERTIAN SUMBER 
HUKUM ISLAM 
Menurut Bahasa 
Hukum menurut pengertian bahasa berarti 
menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya. 
Menurut Istilah 
Menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah khitab 
atau perintah Allah SWT, yang menuntut mukalaf 
(orang yang sesudah balig dan berakal sehat) untuk 
memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan, 
atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau 
penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rakhsah 
(kemudahan), dan azimah (hukum yang telah 
disyariatkan Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak 
pertama kali)
PENGERTIAN SUMBER 
HUKUM ISLAM 
Pengertian 
Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang 
dijadikan dasar acuan atau pedoman ajaran Islam 
yang bersifat mengikat dan apabila dilanggar 
menimbulkan sanksi tegas dan nyata.
PENGERTIAN SUMBER 
HUKUM ISLAM 
Dalil 
Q.S An-Nisa’ (4): 59 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah 
Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di 
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan 
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah 
ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul 
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman 
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian 
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik 
akibatnya.” (Q.S An-Nisa (4): 59)
PENGERTIAN SUMBER 
HUKUM ISLAM 
Hadits 
Artinya: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu 
‘alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan kepadamu 
sekalian dua perkara yang apabila kamu 
berpegang teguh pada kedua perkara tersebut, 
niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, 
kedua perkara itu ialah Kitabullah 
‘azza wa jalla (Al-Qur’an), dan ‘itrahku ahlul-baitku 
(Hadits)”. (H.R. Imam Malik)
SUMBER HUKUM ISLAM
Pengertian Al-Qur’an 
Kandungan Al-Qur’an 
Pembagian surat dalam Al-Qur’an 
Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dalam Islam 
Mukzizat Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur’an 
 Etimologi ( Bahasa ) 
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an 
berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau 
"sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an 
berasal dari kata kerja ‘qara'a’ yang artinya membaca. 
 Terminologi ( Istilah ) 
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an 
sebagai berikut: 
“Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang 
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis 
di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, 
membacanya termasuk ibadah”.
Pengertian Al-Qur’an 
 Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang dijamin 
kemurnian dan keaslianya sampai akhir zaman 
“Indeed, it is We who sent down the Qur'an and indeed, 
We will be its guardian.” (Q.S Al-Hijr (15): 9)
Pengertian Al-Qur’an 
Nama-nama lain Al-Qur’an : 
1. Adz-Dzikr, Artinya PERINGATAN. 
“But it is not except a reminder to the worlds.” (Q.S Al-Qalam 
(68): 52) 
2. Al-Furqan, Artinya PEMBEDA. 
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) 
kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada 
seluruh alam” (Q.S Al-Furqan (25): 1)
Pengertian Al-Qur’an 
Nama-nama lain Al-Qur’an : 
3. As-Suhuf, Artinya LEMBARAN-LEMBARAN 
رَسُولٌ مِنَ اهللَِّ يَتْلُو صُحُ فًا مُهََرََّ ا 
“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) 
yang membacakan lembaran-lembaran yang 
disucikan (Al Quran)” (Q.S Al Bayyinah (98): 2)
Pembagian Surat Dalam Al-Qur’an 
1. Assabi’uthiwaal (Tujuh surat yang panjang), diantaranya: 
• Al-Baqarah (286 Ayat), Al-A’raf (206), Ali Imran (200), 
An Nisa’ (176), Al-An’am (165), Al-Maidah (120), dan 
Yunus (109) 
2. al-Mi’uun yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya 
lebih dari seratus ayat, atau mendekati seratus. 
3. al-Matsaani yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya di 
bawah al-Mi’uun/ ayat nya kurang dari 100 
4. Al-Munfashal (Surat-surat pendek)
Kandungan Al-Qur’an 
1. Aqidah / Akidah 
Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu 
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu 
yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya 
kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman 
yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun 
iman disebut sebagai orang-orang kafir. 
2. Ibadah 
Mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt. Sebagai 
pencipta, ex: Shalat, Zakat, Puasa, Haji. 
3. Akhlaq / Akhlak 
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik 
akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang 
tercela atau akhlakul madzmumah.
Kandungan Al-Qur’an 
4. Hukum-Hukum 
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau 
perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan 
memberikan hukuman hukum pada sesama manusia yang 
terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an 
ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, 
munakahat, faraidh dan jihad. 
5. Peringatan / Tadzkir 
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi 
peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa 
siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar 
gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan 
balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping 
itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran 
atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang 
menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama 
 Al-Qur’an memiliki kebenaran yang mutlak. 
Al-Qur’an memiliki 3 fungsi utama, yaitu: 
1. Sebagai Huda, Artinya Al-Qur’an merupakan aturan 
yang harus diikuti tanpa tawar menawar. 
2. Sebagai Bayyinat, berfungsi memberi penjelasan 
akan hal yang dipertanyakan manusia. 
3. Sebagai Furqan, atau pembeda antara yang haq, dan 
yang bathil. 
 Al-Qur’an mengandung 3 komponen dasar hukum, yaitu: 
1) Hukum Ikhtiqadiah 
yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan 
Allah Swt. Dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah 
atau keimanan.
Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama 
2) Hukum Amaliah 
hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan 
manusia dengan Allah Swt, dengan sesamanya, dan 
dengan lingkungan sekitar. Dan disebut hukum 
syariat. Dan ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu 
fiqih.. 
3) Hukum Khuluqiah 
Hukum yang berkaitan dengan moral manusia, baik 
sebagai makhluk hidup atau makhluk sosial.
Mu’jizat Al-Qur’an 
• Segi Keindahan Bahasa. Keindahannya terdapat 
dalam penggunaan kata, ungkapan, susunan kata 
dan kalimat, serta hubungan satu ungkapan dengan 
ungkapan yang lainnya. 
• Dari Segi pemberitaan mengenai kejadian masalalu 
yang kemudian terbukti kebenarannya. 
• Dari segi pemberitaan Al-Qur’an tentang hal-hal 
yang akan terjadi dan memang benar-benar terjadi. 
• Dari segi kandungan akan hakikat kejadian alam 
dengan seisinya, serta hubungan antara satu dengan 
lainnya. 
• Dari segi pedoman hidup yang menuntun manusia 
mencapai kebahagiaan hidup, dunia dan akhirat.
Pengertian Hadist 
Hadist sebagai sumber hukum kedua dalam 
Islam 
Fungsi Hadits 
Macam-Macam Hadits
Pengertian Hadits 
Hadits adalah segala tingkah laku Nabi Muhammad 
SAW. baik berupa ucapan, perbuatan, maupun ketetapan. Hadits 
seringkali disebut juga sunah Nabi. 
Sesuai definisi tersebut sunah dibagi menjadi menjadi tiga,yaitu : 
Sunah Qauliyah 
Sunah Fi’liyah 
Sunah Taqririyah
Sunnah Qauliyah 
Sunnah qauliyah merupakan perkataan atau sabda Rasulullah SAW yang 
didalamnya menerangkan hukum-hukum agama dan maksud Al-Qur`an yang 
berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Sunnah qauliyah ini 
juga dinamakan khabar, hadits, atau sunnah. Namun ucapan Nabi ini bukan 
wahyu al Qur`an. Untuk membedakan sunnah dan wahyu al Qur`an yang 
sama-sama lahir dari lisan Nabi adalah dengan cara, antara lain : 
a. Bila wahyu al Qur`an selalu mendapat perhatian khusus dari Nabi dan 
menyuruh orang lain untuk menghafal dan menuliskannya serta 
mengurutkannya sesuai petunjuk Allah. Sedangkan sunnah tidak, bahkan Nabi 
melarang menuliskannya karena khawatir tercampur dengan al Qur`an. 
b. Penukilan Al-Qur`an selalu dalam bentuk mutawatir, sedangkan sunnah 
pada umumnya diriwayatkan secara perorangan. 
c. Penukilan al Qur`an selalu dalam bentuk penukilan lafaz dengan arti 
sesuai dengan teks aslinya seperti yang didengar dari Nabi. Sedangkan 
sunnah dinukilkan secara ma`nawi ( disampaikan dengan redaksi dan ibarat 
yang berbeda walau maksudnya sama ). 
d. Bila yang diucapkan Nabi al Qur`an mempunyai daya pesona / mu`jizat, 
sedangkan bila sunnah tidak.
Sunnah Fi’liyah 
Sunah Fi’liyah yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad 
SAW. yang dilihat atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikan kepada orang 
lain dengan ucapannya. 
Seperti : 
صلوا كم رايتمونى اصلى 
Artinya : Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat saya melaksanakan 
shalat ( HR Bukhari dan Muslim ). 
خذواعنى من سككم 
Artinya : Ambillah daripadaku cara – cara mengerjakan haji ( HR Muslim ). 
Para ulama ‘membagi perbuatan Nabi ke dalam 3 bentuk,yaitu : 
a. Perbuatan dan tingkah laku Nabi sebagai manusia biasa. Ulama berbeda 
pendapat tentang keteladanannya bagi umat, ada yang berpendapat bahwa 
perbuatan Nabi bentuk ini mempunyai daya hukum untuk diikuti dan ada yang 
berpendapat tidak mempunyai daya hukum untuk diikuti. 
b. PerbuatanNabi yang memiliki petunjuk yang menjelaskan bahwa perbuatan 
tersebut khusus untuk Nabi. 
c. Perbuatan dan tingkah laku Nabi yang berhubungan dengan penjelasan hukum.
Sunnah Taqririyah 
Sunnah Taqririyah, yaitu perbuatan seorang sahabat atau 
ucapannya yang dilakukan dihadapan Nabi SAW. atau sepengetahuan Nabi 
SAW., tetapi tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi SAW. Keadaan diamnya 
Nabi SAW. dibedakan pada dua bentuk : 
1. Nabi mengetahui perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi. 
Diamnya Nabi SAW. dapat berarti perbuatan itu tidak boleh dilakukan 
atau boleh dilakukan ( pencabutan larangan ). 
2. Nabi SAW. belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak 
diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi SAW. menunjukan hukumnya 
adalah ibahah ( meniadakan keberatan untuk diperbuat ).
HADIST SEBAGAI SUMBER HUKUM YANG KEDUA 
Hadist merupakan sumber Hukum Islam yang kedua setelah Al- 
Qur`an.Sebagai sumber hukum yang kedua hadist menjelaskan hukum-hukum 
yang belum ada di Al-Qur`an ,karena hukum Al-Qur`an masih bersifat 
mujmal (global).Allah SWT.,telah mewajibkan kita agar mentaati hukum-hukum 
dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW 
dalam haditsnya.Sebagaimana firman Allah SWT.dalam Surat Al-Hasyr(59) 
ayat 7 dan Surat An-NISA’(4) ayat 59. 
Dalam hadits Rasulullah SAW.juga bersabda : 
“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian,kalian tidak akan sesat selama 
kalian berpegang teguh pada keduanya,yaitu kitabullah (Al-Qur`an) dan 
sunnah Rasul-Nya .”(HR. Imam Malik) 
Pada masa Rasulullah SAW.masih hidup , hadits tidak boleh 
ditulis apalagi dibukukan,karena dikhawatirkan akan bercampur dengan ayat-ayat 
Al-Qur`an.Penulisan dan pembukuan hadits pertama kali baru dilakukan 
pada masa Dinasti Umayah yaitu pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz 
(100 H/718 M).Sedangkan pembukuan yang lebih baik berikutnya 
dilaksanakan pada masa pemerintahan Khalifah Al Manshur (136 H/754 M).
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR`AN 
1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. 
Dalam Surat Al-Hajj(22) ayat 30. 
2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang 
mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis 
berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasulullah 
mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT 
dalam QS. An-Nahl ayat 44: 
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada 
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya 
mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44) 
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al- 
Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang 
tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu 
perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang 
berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.
MACAM MACAM HADITS 
Ditinjau dari segi perawinya(rawi),dibeakan menjadi 2: 
1. Hadits Mutawatir 
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak 
mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh 
panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. 
Syarat - syarat hadits Mutawatir: 
•Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. 
•Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut adat 
kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy. 
•Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama. 
2. Hadits Ahad 
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat 
mutawatir.
MACAM MACAM HADITS 
Ditinjau dari segi sanadnya,dibagi menjadi 3 : 
1. Hadits Shohih, yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir dan 
oleh orang-orang yang sempurna hafalannya. Syarat hadits shohih adalah: 
a. Sanadnya bersambung; 
b. Perawinya adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga 
kehormatan dirinya (muruah); 
c. Dhobit, yakni memiliki ingatan dan hafalan yang sempurna serta mampu 
menyampaikan hafalan itu kapan saja dikehendaki; dan 
d. Hadits yang diriwayatkannya tidak bertentangan dengan hadits mutawatir 
atau dengan ayat al-Qur`an. 
2. Hadits hasan (baik) dapat sebagai landasan hukum. 
a. Sanadnya muttasil (tidak terputus) 
b. Rawinya orang yang taat beragama 
c. Perawinya agak kuat hafalan 
d. Tidak bertentangan dalam al-Qur;an dan tidak terdapat catatan 
didalamnya 
3. Hadits Dhoif (lemah, tidak boleh dijadikan landasan hukum, tidak memenuhi 
persyaratan)
Pengertian Ijtihad 
Bentuk-Bentuk Ijtihad 
Kedudukan Ijtihad Dalam Islam
Pengertian Ijtihad 
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk 
memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al 
Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan 
jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang 
telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum 
yang ketiga. 
Hasil ini berdasarkan dialog nabi Muhammad SAW dengan 
sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri 
Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,” bagaimana kamu akan 
menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang 
memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan 
menetapkan hukum dengan Al Qur’an", Rasul bertanya lagi, “Seandainya 
tidak ditemukan ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, 
“Saya akan tetapkan dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak 
engkau temukan ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz 
menjawab” saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri” kemudian, 
Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda setuju. 
Kisah mengenai Muadz ini menajdikan ijtihad sebagai dalil dalam 
menetapkan hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits. 
satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pengertian Ijtihad 
Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi beberapa syarat 
berikut ini: 
• Paham bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk 
menafsirkan Al Qur’an dan hadits 
• Mengetahui mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama 
yang bersangkutan dengan hukum 
•Memahami soal-soal ijma 
•Menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas. 
•Memiliki keterampilan cara mengurai dan menyimpulkan suatu 
persoalan
Bentuk-Bentuk Ijtihad 
1. Ijma’ adalah kesepakatan dari seluruh imam 
mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa 
dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. 
Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan, 
bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari 
firman Allah SWT, yang artinya: “Hai orang-oran 
yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya dan ulil 
amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59) 
Dalam ayat ini ada petunjuk untuk taat kepada orang 
yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti 
pemimpin pemerintahan, termasuk imam mujtahid. 
Dengan demikian, ijma’ ulama dapat menjadi salah 
satu sumber hukum Islam.
Bentuk-Bentuk Ijtihad 
2. Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian 
yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang 
sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat 
persamaan illat atau sebab-sebabnya. 
Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir 
dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan 
dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena 
antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu 
sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada 
ketetapan hukmnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap 
diharamkan karena mengandung persamaan dengan 
khamar yang ada hukumnya dalam Al Qur’an.
Bentuk-Bentuk Ijtihad 
3. Istihsan/Istislah, yaitu mentapkan hukum suatu 
perbuatan yang tidak dijelaskan secara kongret dalam Al 
Qur’an dan hadits yang didasarkan atas kepentingan 
umum atau kemashlahatan umum atau unutk 
kepentingan keadilan 
4. Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum 
yang telah ada dan telah ditetapkan suatu dalil, sampai 
ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum 
tersebut. 
5. Istidlal, yaitu menetapkan suatu hukum perbuatan yang 
tidak disebutkan secara kongkret dalam Al Qur’an dan 
hadits dengan didasarkan karena telah menjadi adat 
istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat. Termasuk 
dalam hal ini ialah hukum-hukum agama yang 
diwahyukan sebelum Islam.
Bentuk-Bentuk Ijtihad 
6. Maslahah mursalah, yaitu memutuskan status hukum atas 
suatu perkara berdasarkan pertimbangan kebaikan bersama 
untuk menghindari kerugian yang besar. 
7. Al ‘Urf, ialah urursan yang disepakati oleh segolongan 
manusia dalam perkembangan hidupnya 
8. Zara’i, ialah pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk 
mencapai mashlahah atau untuk menghilangkan mudarat. 
• Dari segi pelakunya, ijtihad dibagi 2, yaitu: 
1. Ijtihad jama’, yang dilakukan secara 
berkelompok/bersama-sama 
2. Ijtihad Fardi, yang dilakukan secara perseorangan
Kedudukan Ijtihad 
Hukum Melakukan Ijtihad, yaitu: 
1. Orang tersebut wajib (fardu ain) untuk berijtihad 
apabila ada permasalahan yang menimpa dirinya 
2. Juga wajib jika ditanyakan tentang suatu 
permasalahan yang belum ada hukumnya 
3. Hukumnya Fardu Kifayah jika permasalahan 
tersebut tidak berlangsung lama 
4. Hukumnya sunah apabila berijtihad terhadap 
permasalahan yang baru 
5. Hukumnya Haram apabila berijtihad terhadap 
permasalahan yang sudah ditetapkan.
Hukum Taklifi Hukum Wad’i
Hukum Islam adalah perintah Allah Swt. Yang berhubungan dengan umat Islam. 
1. Hukum Taklifi 
Hukum yang dibebankan kepada orang islam yang sudah dewasa dan berakal sehat. 
Hukum ini dibagi 5, yaitu: 
1) Wajib, yaitu ketentuan agama yang harus dikerjakan, dan bila ditinggalkan 
mendapat dosa. 
2) Sunah Mandub, yaitu ketentuan agama yang dianjurkan untuk dikerjakan, 
bila dikerjakan mendapat pahala, bila ditinggalkan, maka tidak berdosa. 
3) Haram, yaitu suatu larangan agama yang tidak boleh dikerjakan, dan bila 
dikerjakan akan mendapat dosa. 
4) Makruh, yaitu ketentuan larangan agama yang lebih baik ditinggalkan. 
5) Mubah, yaitu perbuatan bila dilakukan, tidak ada ganjaran apapun.
2. Hukum Wad’i 
Hukum wadh’i berupa penjelasan hubungan suatu peristiwa dengan hukum taqlifi. 
Hukum wadh’i menjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda 
bagi wajibnya seseorang menunaikan shalat dzuhur. Hukum Wad’i dibagi 3, yaitu: 
1. Sebab 
Sebab berarti “sesuatu yang bisa menyampaikan seseorang kepada sesuatu yang lain”. 
Menurut istilah Ushul Fiqh yaitu sesuatu yang dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi adanya 
hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tindakan adanya hukum. 
2. Syarat 
Syarat berarti “sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu yang lain” atau “ sebagai 
tanda”. Menurut istilah sesuatu yang tergantung kepadanya ada sesuatu yang lain, dan berada di luar 
dari hakikat sesuatu itu. Misalnya, wudhu adalah sebagai syarat bagi sahnya shalat dalam arti adanya 
shalat tergantung pada adanya wudhu, namun pelaksanaan wudhu itu sendiri bukan merupakan 
bagian dari pelaksanaan shalat.
2. Hukum Wad’i 
3. Mani’ (Penghalang) 
suatu hal yang karenanya dapat menghalangi kewajiban melaksanakan sesuatau atau 
menjadi penghalang terlaksananya suatu hukum.
THE END

More Related Content

What's hot

agama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islamagama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islam
SMAN 54 Jakarta
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
Juaria Muin
 
Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam
Dianto Jmb
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
jiran muhammad
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
Maulariz Kun
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

5 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-55 sumber hukum islam-5
5 sumber hukum islam-5
 
agama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islamagama islam Sumber hukum islam
agama islam Sumber hukum islam
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
sumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islamsumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islam
 
Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
Sumber sumber hukum islam
Sumber sumber hukum islamSumber sumber hukum islam
Sumber sumber hukum islam
 
Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam Sumber hukum Islam
Sumber hukum Islam
 
Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islam
 
Materi sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islamMateri sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islam
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
SUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAMSUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM
 
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan HaditsSumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
Sumber Hukum Islam Al-Qur'an dan Hadits
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
SUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA:AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH
SUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA:AL-QUR’AN DAN AS SUNNAHSUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA:AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH
SUMBER HUKUM ISLAM YANG UTAMA:AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH
 
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, QiyasQuran, Sunnah, Ijma, Qiyas
Quran, Sunnah, Ijma, Qiyas
 

Viewers also liked

Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
Muhammad Asyrofi
 
Syarikat
SyarikatSyarikat
Syarikat
UMT
 
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama IslamKerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
rendrafauzi
 
Transaksi Ekonomi dalam Islam
Transaksi Ekonomi dalam IslamTransaksi Ekonomi dalam Islam
Transaksi Ekonomi dalam Islam
Faiz Ahmad Ghozy
 
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
Muhammad Asyrofi
 
Bab 5 hukum islam
Bab 5 hukum islamBab 5 hukum islam
Bab 5 hukum islam
Ismail Zain
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islam
Sofyan F
 
02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum
asnin_syafiuddin
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Marhamah Saleh
 

Viewers also liked (20)

Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
Penentuan Tingkat Kekedapan Air dan Kekokohan Komposit Semen dari Limbah Peng...
 
Syarikat
SyarikatSyarikat
Syarikat
 
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama IslamKerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
Kerjasama Ekonomi dalam Agama Islam
 
Transaksi Ekonomi dalam Islam
Transaksi Ekonomi dalam IslamTransaksi Ekonomi dalam Islam
Transaksi Ekonomi dalam Islam
 
Adil, Ridho, dan Amal Saleh
Adil, Ridho, dan Amal SalehAdil, Ridho, dan Amal Saleh
Adil, Ridho, dan Amal Saleh
 
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
4 kisi-kisi-usbn-sma-tulis
 
Silabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqihSilabus ushul fiqih
Silabus ushul fiqih
 
Bab 5 hukum islam
Bab 5 hukum islamBab 5 hukum islam
Bab 5 hukum islam
 
Protah fiqih MA kelas XII, 1-2
Protah fiqih  MA kelas XII, 1-2Protah fiqih  MA kelas XII, 1-2
Protah fiqih MA kelas XII, 1-2
 
Ushul fiqh hukum taklifi
Ushul fiqh hukum taklifiUshul fiqh hukum taklifi
Ushul fiqh hukum taklifi
 
Israf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnahIsraf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnah
 
Tawazun
TawazunTawazun
Tawazun
 
Transaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islamTransaksi ekonomi dalam islam
Transaksi ekonomi dalam islam
 
02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum02. pengertian dan pembagian hukum
02. pengertian dan pembagian hukum
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XII
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XIIPENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XII
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XII
 
Ppt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, WakafPpt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, Wakaf
 
Power poin Fiqih
Power poin FiqihPower poin Fiqih
Power poin Fiqih
 
Pengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukumPengertian dan pembagian hukum
Pengertian dan pembagian hukum
 
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
Usul fiqh, hukum taklifi & hukum wadh'ie.
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 

Similar to PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
FauziahNurHutauruk
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
Ahmad Rudi
 
12. Sumber ajaran islam.pptx
12. Sumber ajaran islam.pptx12. Sumber ajaran islam.pptx
12. Sumber ajaran islam.pptx
miduwidang
 

Similar to PAI - SUMBER HUKUM ISLAM (20)

Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islam
 
Materi sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islamMateri sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islam
 
Sumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islamSumber agama dan ajaran islam
Sumber agama dan ajaran islam
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islam
 
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptxPertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
Pertemuan 4-SHI - Alquran dan Sunnah.pptx
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Power point pai sma x sumber hukum islam
Power point pai sma x  sumber hukum islamPower point pai sma x  sumber hukum islam
Power point pai sma x sumber hukum islam
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
Hukum dalam islam
Hukum dalam islamHukum dalam islam
Hukum dalam islam
 
Fungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islamFungsi hadits dalam ajaran islam
Fungsi hadits dalam ajaran islam
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
12. Sumber ajaran islam.pptx
12. Sumber ajaran islam.pptx12. Sumber ajaran islam.pptx
12. Sumber ajaran islam.pptx
 
Pai smk kelas 10 smt 2 - p1
Pai smk kelas 10   smt 2 - p1Pai smk kelas 10   smt 2 - p1
Pai smk kelas 10 smt 2 - p1
 
Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara Komprehensif
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 
Alquran sumber utama
Alquran sumber utamaAlquran sumber utama
Alquran sumber utama
 
Al qur'an
Al qur'anAl qur'an
Al qur'an
 

Recently uploaded (6)

Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 

PAI - SUMBER HUKUM ISLAM

  • 1.
  • 3. KELOMPOK 5 IFFAH NURULITA
  • 4. Pengertian sumber hukum islam Sumber-sumber hukum islam Pembagian hukum dalam islam
  • 6. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM Menurut Bahasa Hukum menurut pengertian bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya. Menurut Istilah Menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah khitab atau perintah Allah SWT, yang menuntut mukalaf (orang yang sesudah balig dan berakal sehat) untuk memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal, rakhsah (kemudahan), dan azimah (hukum yang telah disyariatkan Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak pertama kali)
  • 7. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM Pengertian Sumber Hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar acuan atau pedoman ajaran Islam yang bersifat mengikat dan apabila dilanggar menimbulkan sanksi tegas dan nyata.
  • 8. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM Dalil Q.S An-Nisa’ (4): 59 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S An-Nisa (4): 59)
  • 9. PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM Hadits Artinya: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara yang apabila kamu berpegang teguh pada kedua perkara tersebut, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, kedua perkara itu ialah Kitabullah ‘azza wa jalla (Al-Qur’an), dan ‘itrahku ahlul-baitku (Hadits)”. (H.R. Imam Malik)
  • 11. Pengertian Al-Qur’an Kandungan Al-Qur’an Pembagian surat dalam Al-Qur’an Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dalam Islam Mukzizat Al-Qur’an
  • 12. Pengertian Al-Qur’an  Etimologi ( Bahasa ) Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an berasal dari kata kerja ‘qara'a’ yang artinya membaca.  Terminologi ( Istilah ) Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: “Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
  • 13. Pengertian Al-Qur’an  Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang dijamin kemurnian dan keaslianya sampai akhir zaman “Indeed, it is We who sent down the Qur'an and indeed, We will be its guardian.” (Q.S Al-Hijr (15): 9)
  • 14. Pengertian Al-Qur’an Nama-nama lain Al-Qur’an : 1. Adz-Dzikr, Artinya PERINGATAN. “But it is not except a reminder to the worlds.” (Q.S Al-Qalam (68): 52) 2. Al-Furqan, Artinya PEMBEDA. “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Q.S Al-Furqan (25): 1)
  • 15. Pengertian Al-Qur’an Nama-nama lain Al-Qur’an : 3. As-Suhuf, Artinya LEMBARAN-LEMBARAN رَسُولٌ مِنَ اهللَِّ يَتْلُو صُحُ فًا مُهََرََّ ا “(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)” (Q.S Al Bayyinah (98): 2)
  • 16. Pembagian Surat Dalam Al-Qur’an 1. Assabi’uthiwaal (Tujuh surat yang panjang), diantaranya: • Al-Baqarah (286 Ayat), Al-A’raf (206), Ali Imran (200), An Nisa’ (176), Al-An’am (165), Al-Maidah (120), dan Yunus (109) 2. al-Mi’uun yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya lebih dari seratus ayat, atau mendekati seratus. 3. al-Matsaani yaitu surat-surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Mi’uun/ ayat nya kurang dari 100 4. Al-Munfashal (Surat-surat pendek)
  • 17. Kandungan Al-Qur’an 1. Aqidah / Akidah Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir. 2. Ibadah Mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt. Sebagai pencipta, ex: Shalat, Zakat, Puasa, Haji. 3. Akhlaq / Akhlak Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah.
  • 18. Kandungan Al-Qur’an 4. Hukum-Hukum Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad. 5. Peringatan / Tadzkir Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
  • 19. Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama  Al-Qur’an memiliki kebenaran yang mutlak. Al-Qur’an memiliki 3 fungsi utama, yaitu: 1. Sebagai Huda, Artinya Al-Qur’an merupakan aturan yang harus diikuti tanpa tawar menawar. 2. Sebagai Bayyinat, berfungsi memberi penjelasan akan hal yang dipertanyakan manusia. 3. Sebagai Furqan, atau pembeda antara yang haq, dan yang bathil.  Al-Qur’an mengandung 3 komponen dasar hukum, yaitu: 1) Hukum Ikhtiqadiah yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah Swt. Dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah atau keimanan.
  • 20. Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Pertama 2) Hukum Amaliah hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah Swt, dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitar. Dan disebut hukum syariat. Dan ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fiqih.. 3) Hukum Khuluqiah Hukum yang berkaitan dengan moral manusia, baik sebagai makhluk hidup atau makhluk sosial.
  • 21. Mu’jizat Al-Qur’an • Segi Keindahan Bahasa. Keindahannya terdapat dalam penggunaan kata, ungkapan, susunan kata dan kalimat, serta hubungan satu ungkapan dengan ungkapan yang lainnya. • Dari Segi pemberitaan mengenai kejadian masalalu yang kemudian terbukti kebenarannya. • Dari segi pemberitaan Al-Qur’an tentang hal-hal yang akan terjadi dan memang benar-benar terjadi. • Dari segi kandungan akan hakikat kejadian alam dengan seisinya, serta hubungan antara satu dengan lainnya. • Dari segi pedoman hidup yang menuntun manusia mencapai kebahagiaan hidup, dunia dan akhirat.
  • 22. Pengertian Hadist Hadist sebagai sumber hukum kedua dalam Islam Fungsi Hadits Macam-Macam Hadits
  • 23. Pengertian Hadits Hadits adalah segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW. baik berupa ucapan, perbuatan, maupun ketetapan. Hadits seringkali disebut juga sunah Nabi. Sesuai definisi tersebut sunah dibagi menjadi menjadi tiga,yaitu : Sunah Qauliyah Sunah Fi’liyah Sunah Taqririyah
  • 24. Sunnah Qauliyah Sunnah qauliyah merupakan perkataan atau sabda Rasulullah SAW yang didalamnya menerangkan hukum-hukum agama dan maksud Al-Qur`an yang berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Sunnah qauliyah ini juga dinamakan khabar, hadits, atau sunnah. Namun ucapan Nabi ini bukan wahyu al Qur`an. Untuk membedakan sunnah dan wahyu al Qur`an yang sama-sama lahir dari lisan Nabi adalah dengan cara, antara lain : a. Bila wahyu al Qur`an selalu mendapat perhatian khusus dari Nabi dan menyuruh orang lain untuk menghafal dan menuliskannya serta mengurutkannya sesuai petunjuk Allah. Sedangkan sunnah tidak, bahkan Nabi melarang menuliskannya karena khawatir tercampur dengan al Qur`an. b. Penukilan Al-Qur`an selalu dalam bentuk mutawatir, sedangkan sunnah pada umumnya diriwayatkan secara perorangan. c. Penukilan al Qur`an selalu dalam bentuk penukilan lafaz dengan arti sesuai dengan teks aslinya seperti yang didengar dari Nabi. Sedangkan sunnah dinukilkan secara ma`nawi ( disampaikan dengan redaksi dan ibarat yang berbeda walau maksudnya sama ). d. Bila yang diucapkan Nabi al Qur`an mempunyai daya pesona / mu`jizat, sedangkan bila sunnah tidak.
  • 25. Sunnah Fi’liyah Sunah Fi’liyah yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. yang dilihat atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikan kepada orang lain dengan ucapannya. Seperti : صلوا كم رايتمونى اصلى Artinya : Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat saya melaksanakan shalat ( HR Bukhari dan Muslim ). خذواعنى من سككم Artinya : Ambillah daripadaku cara – cara mengerjakan haji ( HR Muslim ). Para ulama ‘membagi perbuatan Nabi ke dalam 3 bentuk,yaitu : a. Perbuatan dan tingkah laku Nabi sebagai manusia biasa. Ulama berbeda pendapat tentang keteladanannya bagi umat, ada yang berpendapat bahwa perbuatan Nabi bentuk ini mempunyai daya hukum untuk diikuti dan ada yang berpendapat tidak mempunyai daya hukum untuk diikuti. b. PerbuatanNabi yang memiliki petunjuk yang menjelaskan bahwa perbuatan tersebut khusus untuk Nabi. c. Perbuatan dan tingkah laku Nabi yang berhubungan dengan penjelasan hukum.
  • 26. Sunnah Taqririyah Sunnah Taqririyah, yaitu perbuatan seorang sahabat atau ucapannya yang dilakukan dihadapan Nabi SAW. atau sepengetahuan Nabi SAW., tetapi tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi SAW. Keadaan diamnya Nabi SAW. dibedakan pada dua bentuk : 1. Nabi mengetahui perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh Nabi. Diamnya Nabi SAW. dapat berarti perbuatan itu tidak boleh dilakukan atau boleh dilakukan ( pencabutan larangan ). 2. Nabi SAW. belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi SAW. menunjukan hukumnya adalah ibahah ( meniadakan keberatan untuk diperbuat ).
  • 27. HADIST SEBAGAI SUMBER HUKUM YANG KEDUA Hadist merupakan sumber Hukum Islam yang kedua setelah Al- Qur`an.Sebagai sumber hukum yang kedua hadist menjelaskan hukum-hukum yang belum ada di Al-Qur`an ,karena hukum Al-Qur`an masih bersifat mujmal (global).Allah SWT.,telah mewajibkan kita agar mentaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.Sebagaimana firman Allah SWT.dalam Surat Al-Hasyr(59) ayat 7 dan Surat An-NISA’(4) ayat 59. Dalam hadits Rasulullah SAW.juga bersabda : “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian,kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya,yaitu kitabullah (Al-Qur`an) dan sunnah Rasul-Nya .”(HR. Imam Malik) Pada masa Rasulullah SAW.masih hidup , hadits tidak boleh ditulis apalagi dibukukan,karena dikhawatirkan akan bercampur dengan ayat-ayat Al-Qur`an.Penulisan dan pembukuan hadits pertama kali baru dilakukan pada masa Dinasti Umayah yaitu pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (100 H/718 M).Sedangkan pembukuan yang lebih baik berikutnya dilaksanakan pada masa pemerintahan Khalifah Al Manshur (136 H/754 M).
  • 28. FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR`AN 1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Surat Al-Hajj(22) ayat 30. 2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(‘am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Qur’an. Rasulullah mempunyai tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”(QS. An-Nahl : 44) 3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al- Qur’an. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur’an. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.
  • 29. MACAM MACAM HADITS Ditinjau dari segi perawinya(rawi),dibeakan menjadi 2: 1. Hadits Mutawatir Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Syarat - syarat hadits Mutawatir: •Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. •Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut adat kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy. •Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama. 2. Hadits Ahad Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir.
  • 30. MACAM MACAM HADITS Ditinjau dari segi sanadnya,dibagi menjadi 3 : 1. Hadits Shohih, yaitu hadits yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir dan oleh orang-orang yang sempurna hafalannya. Syarat hadits shohih adalah: a. Sanadnya bersambung; b. Perawinya adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga kehormatan dirinya (muruah); c. Dhobit, yakni memiliki ingatan dan hafalan yang sempurna serta mampu menyampaikan hafalan itu kapan saja dikehendaki; dan d. Hadits yang diriwayatkannya tidak bertentangan dengan hadits mutawatir atau dengan ayat al-Qur`an. 2. Hadits hasan (baik) dapat sebagai landasan hukum. a. Sanadnya muttasil (tidak terputus) b. Rawinya orang yang taat beragama c. Perawinya agak kuat hafalan d. Tidak bertentangan dalam al-Qur;an dan tidak terdapat catatan didalamnya 3. Hadits Dhoif (lemah, tidak boleh dijadikan landasan hukum, tidak memenuhi persyaratan)
  • 31. Pengertian Ijtihad Bentuk-Bentuk Ijtihad Kedudukan Ijtihad Dalam Islam
  • 32. Pengertian Ijtihad Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini berdasarkan dialog nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman. Nabi SAW, bertanya kepada Muadz,” bagaimana kamu akan menetapkan hukum kalau dihadapkan pada satu masalah yang memerlukan penetapan hukum?”, muadz menjawab, “Saya akan menetapkan hukum dengan Al Qur’an", Rasul bertanya lagi, “Seandainya tidak ditemukan ketetapannya di dalam Al Qur’an?” Muadz menjawab, “Saya akan tetapkan dengan Hadits”. Rasul bertanya lagi, “seandainya tidak engkau temukan ketetapannya dalam Al Qur’an dan Hadits”, Muadz menjawab” saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri” kemudian, Rasulullah SAW menepuk-nepukkan bahu Muadz bi Jabal, tanda setuju. Kisah mengenai Muadz ini menajdikan ijtihad sebagai dalil dalam menetapkan hukum Islam setelah Al Qur’an dan hadits. satu pahala.” (HR Bukhari dan Muslim)
  • 33. Pengertian Ijtihad Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus memenuhi beberapa syarat berikut ini: • Paham bahasa arab dengan segala kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan hadits • Mengetahui mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama yang bersangkutan dengan hukum •Memahami soal-soal ijma •Menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah fiqih yang luas. •Memiliki keterampilan cara mengurai dan menyimpulkan suatu persoalan
  • 34. Bentuk-Bentuk Ijtihad 1. Ijma’ adalah kesepakatan dari seluruh imam mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan, bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari firman Allah SWT, yang artinya: “Hai orang-oran yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya dan ulil amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59) Dalam ayat ini ada petunjuk untuk taat kepada orang yang mempunyai kekuasaan dibidangnya, seperti pemimpin pemerintahan, termasuk imam mujtahid. Dengan demikian, ijma’ ulama dapat menjadi salah satu sumber hukum Islam.
  • 35. Bentuk-Bentuk Ijtihad 2. Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukmnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada hukumnya dalam Al Qur’an.
  • 36. Bentuk-Bentuk Ijtihad 3. Istihsan/Istislah, yaitu mentapkan hukum suatu perbuatan yang tidak dijelaskan secara kongret dalam Al Qur’an dan hadits yang didasarkan atas kepentingan umum atau kemashlahatan umum atau unutk kepentingan keadilan 4. Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan telah ditetapkan suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut. 5. Istidlal, yaitu menetapkan suatu hukum perbuatan yang tidak disebutkan secara kongkret dalam Al Qur’an dan hadits dengan didasarkan karena telah menjadi adat istiadat atau kebiasaan masyarakat setempat. Termasuk dalam hal ini ialah hukum-hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam.
  • 37. Bentuk-Bentuk Ijtihad 6. Maslahah mursalah, yaitu memutuskan status hukum atas suatu perkara berdasarkan pertimbangan kebaikan bersama untuk menghindari kerugian yang besar. 7. Al ‘Urf, ialah urursan yang disepakati oleh segolongan manusia dalam perkembangan hidupnya 8. Zara’i, ialah pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan untuk mencapai mashlahah atau untuk menghilangkan mudarat. • Dari segi pelakunya, ijtihad dibagi 2, yaitu: 1. Ijtihad jama’, yang dilakukan secara berkelompok/bersama-sama 2. Ijtihad Fardi, yang dilakukan secara perseorangan
  • 38. Kedudukan Ijtihad Hukum Melakukan Ijtihad, yaitu: 1. Orang tersebut wajib (fardu ain) untuk berijtihad apabila ada permasalahan yang menimpa dirinya 2. Juga wajib jika ditanyakan tentang suatu permasalahan yang belum ada hukumnya 3. Hukumnya Fardu Kifayah jika permasalahan tersebut tidak berlangsung lama 4. Hukumnya sunah apabila berijtihad terhadap permasalahan yang baru 5. Hukumnya Haram apabila berijtihad terhadap permasalahan yang sudah ditetapkan.
  • 40. Hukum Islam adalah perintah Allah Swt. Yang berhubungan dengan umat Islam. 1. Hukum Taklifi Hukum yang dibebankan kepada orang islam yang sudah dewasa dan berakal sehat. Hukum ini dibagi 5, yaitu: 1) Wajib, yaitu ketentuan agama yang harus dikerjakan, dan bila ditinggalkan mendapat dosa. 2) Sunah Mandub, yaitu ketentuan agama yang dianjurkan untuk dikerjakan, bila dikerjakan mendapat pahala, bila ditinggalkan, maka tidak berdosa. 3) Haram, yaitu suatu larangan agama yang tidak boleh dikerjakan, dan bila dikerjakan akan mendapat dosa. 4) Makruh, yaitu ketentuan larangan agama yang lebih baik ditinggalkan. 5) Mubah, yaitu perbuatan bila dilakukan, tidak ada ganjaran apapun.
  • 41. 2. Hukum Wad’i Hukum wadh’i berupa penjelasan hubungan suatu peristiwa dengan hukum taqlifi. Hukum wadh’i menjelaskan bahwa waktu matahari tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya seseorang menunaikan shalat dzuhur. Hukum Wad’i dibagi 3, yaitu: 1. Sebab Sebab berarti “sesuatu yang bisa menyampaikan seseorang kepada sesuatu yang lain”. Menurut istilah Ushul Fiqh yaitu sesuatu yang dijadikan oleh syariat sebagai tanda bagi adanya hukum, dan tidak adanya sebab sebagai tanda bagi tindakan adanya hukum. 2. Syarat Syarat berarti “sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu yang lain” atau “ sebagai tanda”. Menurut istilah sesuatu yang tergantung kepadanya ada sesuatu yang lain, dan berada di luar dari hakikat sesuatu itu. Misalnya, wudhu adalah sebagai syarat bagi sahnya shalat dalam arti adanya shalat tergantung pada adanya wudhu, namun pelaksanaan wudhu itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelaksanaan shalat.
  • 42. 2. Hukum Wad’i 3. Mani’ (Penghalang) suatu hal yang karenanya dapat menghalangi kewajiban melaksanakan sesuatau atau menjadi penghalang terlaksananya suatu hukum.

Editor's Notes

  1. YWYWYEYYEW
  2. YWYWYEYYEW
  3. YWYWYEYYEW
  4. YWYWYEYYEW
  5. YWYWYEYYEW
  6. YWYWYEYYEW
  7. YWYWYEYYEW
  8. YWYWYEYYEW
  9. YWYWYEYYEW
  10. YWYWYEYYEW
  11. YWYWYEYYEW
  12. YWYWYEYYEW
  13. YWYWYEYYEW
  14. YWYWYEYYEW
  15. YWYWYEYYEW
  16. YWYWYEYYEW
  17. YWYWYEYYEW
  18. YWYWYEYYEW
  19. YWYWYEYYEW
  20. YWYWYEYYEW
  21. YWYWYEYYEW
  22. YWYWYEYYEW
  23. YWYWYEYYEW
  24. YWYWYEYYEW
  25. YWYWYEYYEW
  26. YWYWYEYYEW
  27. YWYWYEYYEW
  28. YWYWYEYYEW
  29. YWYWYEYYEW
  30. YWYWYEYYEW
  31. YWYWYEYYEW
  32. YWYWYEYYEW
  33. YWYWYEYYEW