Hadis memiliki beberapa fungsi terhadap Al-Quran, di antaranya:
1. Memperkuat dan menjelaskan hukum yang terkandung dalam Al-Quran seperti hukum puasa dan Idul Fitri.
2. Merinci ayat-ayat global dan umum dalam Al-Quran seperti cara melaksanakan shalat.
3. Mewujudkan hukum baru yang tidak ada dalam Al-Quran seperti larangan mengumpulkan istri bersaudara.
4. Mem
2. 1. Bayan at-Taqrir
Bayan taqrir sering disebut juga
"bayan ta'kid" atau "bayan istbat",
adalah pernyataan hadis Nabi yang
menetapkan dan memperkuat apa
yang telah diterangkan dan
ditetapkan al-Qur'an.
3. • Contohnya hadis tentang "melihat hilal
(bulan tanggal satu) sebagai tanda mulai
berpuasa dan idul fitri" sebagai berikut:
إِذَا رَأَيْتمُُوا اْلهِلََلَ فَصُوْمُوْ ا وَإِذَا رَأَيْتمُُوْهُ فَ أفَْطِرُوْا
"Apabila kalian melihat bulan, maka
berpuasalah, dan jika kalian
melihatnya (yang kedua kalinya)
maka berbukalah" (HR.Muslim)
4. Hadis di atas memperkuat, menegaskan
dan menetapkan (mentaqrir) hukum
yang terkandung dalam firman Allah
SWT sebagai berikut:
فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ ف ليَصُمْ …"karena itu, barangsiapa diantara
kamu ada yang menyakisakan bulan,
maka berpuasalah…" (QS. al-Baqarah:
185)
5. 2. Bayan al-Tafsir
Bayan tafsir adalah hadis Nabi
berfungsi untuk memberikan rincian
dan tafsiran terhadap ayat-ayat yang
Bersifat mujmal (global), memberi
batasan (taqyid) ayat yang bersifat
mutlak, menkhususkan (takhsish)
pada ayat yang masih umum.
6. contohnya hadis Nabi berikut:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتمُُوْنِى اصَُلِِّى
"Shalatlah sebagaimana engkau
melihat aku shalat" (HR. Bukhari)
Hadis ini menjelaskan dan merinci
bagaimana mendirikan shalat.
7. Dalam al-Qur'an tidak dijelaskan secara
rinci tentang bagaimana teknik pelaksaan
perintah shalat. Salah satu ayat tersebut
adalah firman Allah sebagai berikut:
وَأَقِيمُوا الصَّلََةَ وَآتوُا الزَّكَاة وَارْكَ وُُا مَ الرَّاكِ يُِنَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat,
dan rukuklah beserta orang yang rukuk"
(QS. Al-Baqarah: 43)
8. 3. Bayan at-Tasyri`
Bayan at-tasyri` adalah mewujudkan suatu
hukum/ajaran yang tidak didapati dalam
al-qur`an.
Misalnya hadis yang berbicara tentang
penetapan haramnya mengumpulkan
wanita bersaudara untuk menjadi istri,
hukum suf'ah, hukum merajam penzina
yang masih perawan, dan hukum tentang
waris bagi seorang anak.
9. Contoh lainnya adalah hadis berikut:
نَهَى رَسُوْلُ اللهُ صَلَى اللهُ عَ لَيْ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِِّ ذِيْ
نَابٍ مِنَ السِِّبَاع "Rasulullah SAW melarang memakan
daging binatang buas yang
mempunyai taring" (HR. Muslim dari
Ibnu Abbas)
10. 4. Bayan al-Nasakh
Kata nasakh secara bahasa berarti `ibthal
(membatalkan), izalah (menghilangkan),
tahwil (memindahkan) dan taghyir
(mengubah).
Ketentuan yang datang kemudian
menghapus ketentuan yang datang
terdahulu, krn yang terakhir dianggap
lebih luas dan cocok dengan nuansanya.
11. Salah satu contoh yang biasa diajukan
oleh para ulama, ialah hadis berbunyi :
لاو صية لوارث.
“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”.
Hadis ini menurut mereka menasakh isi
firman Allah SWT :
12. كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيرا
الوصية للوالدين والأقربين بالم رُوف حقا على
المتقين
“diwajibkan atas kamu, apabila seseorang
diantara kamu kedatangan (tanda-tanda)
maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu bapa dan karib
kerabatnya secara ma’ruf (ini adalah)
kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.
(QS. Al-Baqarah: 180).