SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
I. Judul : sound level meter
II. Tujuan : 1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan
2. Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan
III. Landasan Teori
3.1 . Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilalui
gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai
getaran yang merambat. Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi
menjadi dua kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang
longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya.
Persamaan gelombang memenuhi bentuk:
𝑑2
π‘₯
𝑑𝑧2
=
1
𝑣2
𝑑2
π‘₯
𝑑𝑑2
Bentuk umum persamaan tersebut adalah semua fungsi yang berebentuk
x (z,t)= x (z±𝑣𝑑). Bentuk yang cukup sederhana menggambarkan gelombang sinusoida
yaitu penyelesaian berbentuk:
π‘₯( 𝑧, 𝑑) = 𝐴𝑠𝑖𝑛 (π‘˜π‘₯ Β± 𝑀𝑑 + πœ‘)
Pada waktu tertentu (t) misalkan t=0 dan pilih Ο† = 0 , maka:
π‘₯ ( 𝑧, 𝑑) = 𝐴sin π‘˜π‘§
Ini adalah persamaan sinusoida dengan jarak dari suatu fase ke fase lainnya diberikan oleh :
𝑧 ≑ ( 𝑧, 𝑑) =
2∏
π‘˜
Jadi, π‘˜ =
2∏
πœ†
. (Satriawan,2007:97-98).
3.2. Jenis gelombang
Ada dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu:
a. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak
lurus.
V οƒ  motionof
the wave
ο‚·
Particle of the string
The hand movesthe stringupand the retuns,producing a transverse
This picture the medium is a string of rope under terision. If we give the left end a
smaal upward shake of wiggle. The wiggle travels along the length of the string. Succussive
section of string go through the same motion that we gave to the end, but at succussively
later times. Because the displecement of the medium are pespendicular or transverse to the
direction of the travel of the wave a long the medium, this is called a transverse
wave(Zemansky,2008:488).
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya
sejajar.
This picture the piston moves tothe right, compressing the gas or liquid and then
returns. Producing a longitudinal wave in fig. The medium is a liquid or gas in the tube with
a rigid wall at the right and a moveable piston at the left end. If we give the piston a single
back and folth motion, displacement and pressure fluctiations of the medium are back and
forth along the same direction that the wave travels.
3.3 Gelombang bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul
karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah yang
menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan
demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat
merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat
bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat
cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat cair.
𝑉⃗ ● ● 𝑉
Particle of the fluid
Longitudinal wave influid
As the wave passes,eachparticle of
the fluidmoves forwardandthenback,
parallel tothe motionof the wave it
self
Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi lebih besar
daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424).
Tabel 3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25℃.
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0℃) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi dan baja 5000
Gelas 4500
Aluminium 5100
Kayu kertas 4000
Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi dapat
di dekati dengan persamaan:
𝑉 = (331 + 0,6𝑇)π‘š/𝑠
Dengan T dalam (℃).
3.4 Kebisingan
Menurut (Yuliando,2012), kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak
dikehendaki dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, dibagi
atas :
1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif
tetap dalam batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut-
turut, misalnya : angin, mesinm dan kipas.
2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga
relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja .
seperti pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing
serkulerdan katup gas.
3. Bising terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara
terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan
terbang.
Menurut (Muhammad Isran Ramli, dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas
kebisingan menurut dapertemen lingkungan hidup .
Tebel 3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup
Pembentukan kawasan lingkungan
kegiatan
Tingkat kebisingan (dBA)
A. Pembentukan kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55 dBA
2. Perdagangan dan jasa 70 Dba
3. Perkantoran dan perdagangan 65 dBA
4. Ruang terbuka hijau 50 dBA
5. Industri 70 dBA
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 dBA
7. Khusus
Stasiun kereta api* 70 dBA
Pelabuhan laut
Cagar budaya 60 dBA
B. Lingkungan kegiatan
1. Rumah sakit dan sejenisnya 55 dBA
2. Sekolah dan sejenisnya 55 dBA
3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 dBA
Alat ukur kebisingan yang paling sering digunakan untuk mengukur kebisangan
yaitu SLM (sound level meter). Sound level meter terdiri dari microfon, amplifier,
wheigthing network dan layar (display) dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa
manual yang ditujukkan dengan jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun
berupa layar digital.
Cara menggunakan sound level meter ialah :
a. Persiapan alat
1. Pasang baterai pada tempatnya
2. Tekan tombol power
3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik atau tidak
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator
b. Pengukuran
1. Pilih selektor pada posisi :
Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Slow : untuk kebisingan terputus-putus
2. Pilih weighting network atau pembobotan
IV. Alat dan Bahan
1. Sound level meter
2. Stopwatch
3. Sumber bunyi
V. Prosedur kerja
1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak
30cm dari sound level meter
2. Lakukanlah langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian
relatif serta ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut.
3. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan
4. Lakukanlah perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15
menit dengan skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan.
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
1. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi
No Jarak sumber
bunyi (cm)
Intensitas bunyi
(dB)
1 30cm 79,3 dB
2 30cm 88,1 dB
3 30cm 82,4 dB
4 30cm 81,4 dB
5 30cm 85,0 dB
2. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah kawasan
No Waktu(menit) Intensitas bunyi (dB)
1 1 menit 79,6 dB
2 2 menit 82,6 dB
3 3 menit 78,8 dB
4 4 menit 79,9 dB
5 5 menit 81,7 dB
6 6 menit 97,0 dB
7 7 menit 80,2 dB
8 8 menit 78,1 dB
9 9 menit 91,8 dB
10 10 menit 85,9 dB
11 11 menit 81,6 dB
12 12 menit 82,0 dB
13 13 menit 81,0 dB
14 14 menit 86,9 dB
15 15 menit 101,6 dB
6.2 Pembahasan
Pada percobaan sound level meter yang bertujuan untuik mengukur intensitas bunyi
yang bersumber dari sebuah kebisingan. Sumber bunyi yang kita gunakan ialah suara dari
handphone, dan mengukur intensitas bunyi dari sebuah kawasan dalam waktu tertentu. Kawasan
yang kita gunakan ialah kantin di lantai dasar fakultas sains dan teknologi. Adapun alat dan
bahan yang kita perlukan ialah sound level meter, sumber kebisingan dan stopwatch. Prosedur
kerja yang harus kita lakukan ialah diawali dengan mengukur intensitas bunyi dari sumber
bunyi handphone. Prtama kita atur tombol-tombol pada sound level meter, yaitu:
Arahkan tombol power ke ON
Arahkan tombol weighting ke C
Arahkan tombol response ke SLOW
Kita mengukur intensitas bunyi dengan sound level meter dengan jarak 30cm dari sumber buyi
yaitu handphone. Kita lakukan sebanyak 5 kali percobaan, yaitu :
Percobaan 1 = 79,3 dB
Percobaan 2 = 88,1 dB
Percobaan 3 = 82,4 dB
Percobaan 4 = 81,2 dB
Percobaan 5 = 85,0 dB
Dari 5 percobaan kita hitung nilai rata-rata intensitas yaitu:
Intensitas rata-rata=
79,3+88,1+82,4+81,2+85,0
5
=
416
5
= 83,2 dB
kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi dengan rumus
𝑃𝑛2
π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛
𝑖=1 secara matematis bisa dilihat di lampiran hitung.
a) 10. 107
b) 100. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 100. 107
Kemudian kita hitung nilai rata-rata tekanan bunyi yaitu:
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 = {10+100+10+10+100}(107
)= 230. 107
Kita hitung niali tingkat tekanan bunyi tara-rata
𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log (
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 ) = 93,6 dBA
Kita lanjutkan untuk menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
βˆ†πΏ 𝑝
𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
Γ— 100%
Dengan βˆ†πΏ 𝑝 = 10 log 𝑝2/
π‘π‘œ
= 90,4 dBA
Maka, KR= 96%
Nilai ketidakpastian mutlak
Km=
βˆ†πΏπ‘
πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
= 0,96
Setelah selesai pada percobaan kami lanjutkan untuk percobaan ke-2 yaitu: pengukuran
intensitas bunyi dikawasan lantai dasar FST. Intensitas kita ukur dengan waktu 1 menit dalam
durasi waktu 15 menit. Dimenit pertama sampai menit ke limabelas secara berturut-turut yaitu:
79,6dB.82,6dB.82,6dB.79,9dB.81,7dB.97,0dB.80,2dB.78,1dB.91,8dB.85,9dB.81,6dB.82,0dB.81,0
dB.86,9dB. Dan 101,6dB. Dari hasil yang diperoleh kita dapat menggambarkan mahasiswa/i berlalu
lalang dengan kebisingan cukup ribut. Ada orang yang pergi dan datang sehungga intensitas bunyi
tidak selalu meningkat atau selalu menurun. Nilai intensitas bunyi naik, turun sesuai denga jumlah
mahaiswa/i disana. Dari data yang diperoleh kita dapat hitung nilai rata-rata intensitas buyi yaitu:
Intensitas rata-rata =
79,6+82,6+82,6+79,9+81,7+97,0+80,2+78,1+.91,8+85,9+81,6+82,0+81,0+86,9+101 ,6
15
=84,5 dB
Kita lanjutkan untuk menghitung nilai tingkat tekanan bunyi pada kebisingan suatu kawasan dengan
rumus
𝑃𝑛2
π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛
𝑖=1 perhitungan secara matematis dapat dilihat di lampiran hitung
a) 10. 107
b) 10. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 10. 107
f) 100. 107
g) 10. 107
h) 10. 107
i) 100. 107
j) 100. 107
k) 10. 107
l) 10. 107
m) 10. 107
n) 100. 107
o) 1000. 107
Lalu kita hitung niali rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan , dengan rumus :
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 ={10+10+10+10+10+100+10+10+100+100+10+10+10+100+1000}(107
)
= 1500. 107
Kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi rata-rata
𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log (
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 )= 101,7. dBA
Kita lanjutkan menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
βˆ†πΏ 𝑝
𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
Γ— 100%
Dengan βˆ†πΏ 𝑝 = 10 log 𝑝2/
π‘π‘œ
= 90,4 dBA
Maka KR = 96%
Niali ketidakpastian mutlak ialah
Km=
βˆ†πΏπ‘
πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
= 0,96
Dari kedua percobaan kita mendapatkan nialai ketidakpastian relative sama dengan nilai
ketidakpastian mutlak KR=Km
Grafik
VII. Kesimpulan
Melalui percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sound level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu
sumber. Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi
ialah dB.
2. Intesitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel.
Intensitas bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di
kawasan sampel seperti hujan.
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
intesitas bunyi
Column1
Column2
VIII. Analisis Data
a) Menghitung tekanan bunyi pada kebisingan
𝑃𝑛2
π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛
𝑖=1
b) Menghitung nilai rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛
𝑖=1
c) Menghitung nilai tekanan bunyi
𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log (
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 )
d) Ketidakpastian relative
KR=
βˆ†πΏ 𝑝
𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
Γ— 100%
e) Ketidakpastian mutlak
Km=
βˆ†πΏπ‘
πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
IX. Lampiran Hitung
1. Lampiran hitung intensitas bunyi dari sumber bunyi
a)
𝑝12
π‘ƒπ‘œ2 = 1079,3/10 = 10. 107
b)
𝑃22
π‘ƒπ‘œ2 = 1088,1/10 = 100. 107
c)
𝑃22
π‘ƒπ‘œ2 = 1082,4/10 = 10. 107
d)
𝑃22
π‘ƒπ‘œ2 = 1081,2/10 = 10. 107
e)
𝑃22
π‘ƒπ‘œ2 = 1085,0/10 = 100. 107
2. Nilai rata-rata tekanan bunyi pada kebisingan
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 = {10+100+10+10+100}(107
)
= 230. 107
3. Nilai tekanan bunyi rata-rata
𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log (
𝑝2
π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃02 )
= 10 π‘™π‘œπ‘” 230.107
= 10 π‘™π‘œπ‘” 2,3 . 109
= 10 (0,36) + 90
= 93,6 dBA
2. IntensitasBunyi Pada Suatu Kawasan
a. TekananBunyi
1.
𝑃1
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
79,6
10⁄
= 107,96 = 10π‘₯107
2.
𝑃2
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
82,6
10⁄
= 108,26 = 10π‘₯107
3.
𝑃3
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
78,8
10⁄
= 107,88 = 10π‘₯107
4.
𝑃4
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
79,9
10⁄
= 107,99 = 10π‘₯107
5.
𝑃5
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
81,7
10⁄
= 108,17 = 10π‘₯107
6.
𝑃6
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
78,4
10⁄
= 107,84 = 10π‘₯107
7.
𝑃7
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
91,8
10⁄
= 109,18 = 100π‘₯107
8.
𝑃8
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
97,0
10⁄
= 109,7 = 100π‘₯107
9.
𝑃9
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
50,2
10⁄
= 105,02 = 10π‘₯107
10.
𝑃10
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
85,9
10⁄
= 108,59 = 100π‘₯107
11.
𝑃11
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
81,6
10⁄
= 108,16 = 10π‘₯107
12.
𝑃12
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
8,2
10⁄
= 100,82 = 10π‘₯107
13.
𝑃13
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
8,1
10⁄
= 100,81 = 10π‘₯107
14.
𝑃14
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
86,9
10⁄
= 108,69 = 100π‘₯107
15.
𝑃15
2
𝑃0
2 = 10
𝐼1
10⁄
= 10
101,6
10⁄
= 1010,16 = 100π‘₯107
b. Nilai rata-ratatekananbunyi padakebisingan.
𝑃2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
𝑃0
2 = 1500π‘₯ 107
c. Nilai kecepatan bunyi rata – rata
Lp rata – rata = 10 log (
𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
π‘π‘œ2
)
= 10 log 1500 . 107
= 10 log 109
= 11,7 + 90
= 101,7 dBA.
d. Nilai ketidakpastian relatif
KR = βˆ†LP Γ— 100 %
LP Rata – rata
= 90,4 Dba Γ— 100 %
101,7 dBA
= 0,88 Γ— 100 %
= 88 %.
βˆ†LP = 10 log (
𝑝2
π‘π‘œβ„ )
= 10 log (110.107)
= 10 log (1,1) 109
= 10 (0,04) + 90
= 0,4 + 90
= 90,4 dBA .
e. Nilai ketidakpastian mutlak
KM = βˆ†LP
LP Rata – rata
= 90,4 dBA
101,7 dBA
= 0,88.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB. Bandung:ITB.
Satriawan, M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB.
Zemansky dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education
Ramli, M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran
Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014.
Yuliando, D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012
XI.LAMPIRAN GAMBAR
Pengukuran kebisingan pada satu sumber bunyi (dari hp) dengan jarak 30cm.
Pengukuran kebisingan pada satu kawasan dengan
durasi tertentu.

More Related Content

What's hot

SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
Β 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industriDeby Andriany
Β 
konsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarakonsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarapoltekkes bandung
Β 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasfahmi_barry
Β 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Β 
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiAlivia Salma
Β 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
Β 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industriWinarso Arso
Β 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
Β 
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitPenanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitAmako Rezeki Utama
Β 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
Β 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
Β 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Β 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
Β 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
Β 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Β 

What's hot (20)

SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
Β 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
Β 
konsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarakonsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udara
Β 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
Β 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
Β 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Β 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
Β 
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Β 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
Β 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
Β 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
Β 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
Β 
3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri
Β 
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitPenanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Β 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
Β 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
Β 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Β 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
Β 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
Β 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Β 

Similar to SOUND LEVEL METER

Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
Β 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2Hery Andy
Β 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Nurisa1297
Β 
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Revika Nurul Fadillah
Β 
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti sPraktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti svalentinafebriyantii
Β 
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptxivanalaily1
Β 
Soal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyiSoal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyiFadilah Akbar
Β 
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audioBab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audioEko Supriyadi
Β 
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahGracella Maydah
Β 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombangHisbulloh Huda
Β 
Diktat fisika 12 bunyi
Diktat fisika 12   bunyiDiktat fisika 12   bunyi
Diktat fisika 12 bunyiSMANEGERIWOLULAS
Β 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar MarlizaAshiqin
Β 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar MarlizaAshiqin
Β 
Getaran gelombang dan bunyi
Getaran gelombang dan bunyiGetaran gelombang dan bunyi
Getaran gelombang dan bunyiTunjung Prianto
Β 

Similar to SOUND LEVEL METER (20)

Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
Β 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
Β 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi
Β 
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika β€œCepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Β 
Chapter ii3
Chapter ii3Chapter ii3
Chapter ii3
Β 
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti sPraktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
Β 
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
Β 
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
Β 
Soal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyiSoal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyi
Β 
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audioBab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Β 
Dasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audioDasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audio
Β 
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Β 
Akustik modul-6
Akustik modul-6Akustik modul-6
Akustik modul-6
Β 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
Β 
Efek doppler
Efek dopplerEfek doppler
Efek doppler
Β 
Diktat fisika 12 bunyi
Diktat fisika 12   bunyiDiktat fisika 12   bunyi
Diktat fisika 12 bunyi
Β 
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
Β 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
Β 
Bab 4 pencemaran hingar
Bab 4   pencemaran hingar Bab 4   pencemaran hingar
Bab 4 pencemaran hingar
Β 
Getaran gelombang dan bunyi
Getaran gelombang dan bunyiGetaran gelombang dan bunyi
Getaran gelombang dan bunyi
Β 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
Β 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
Β 

SOUND LEVEL METER

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ALAT ALAT UKUR Disusun Oleh: SOFIA CHRISTINE SAMOSIR RSA1C316011 Dosen Pengampuh: FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
  • 2. I. Judul : sound level meter II. Tujuan : 1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan 2. Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan III. Landasan Teori 3.1 . Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilalui gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang merambat. Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya. Persamaan gelombang memenuhi bentuk: 𝑑2 π‘₯ 𝑑𝑧2 = 1 𝑣2 𝑑2 π‘₯ 𝑑𝑑2 Bentuk umum persamaan tersebut adalah semua fungsi yang berebentuk x (z,t)= x (z±𝑣𝑑). Bentuk yang cukup sederhana menggambarkan gelombang sinusoida yaitu penyelesaian berbentuk: π‘₯( 𝑧, 𝑑) = 𝐴𝑠𝑖𝑛 (π‘˜π‘₯ Β± 𝑀𝑑 + πœ‘) Pada waktu tertentu (t) misalkan t=0 dan pilih Ο† = 0 , maka: π‘₯ ( 𝑧, 𝑑) = 𝐴sin π‘˜π‘§ Ini adalah persamaan sinusoida dengan jarak dari suatu fase ke fase lainnya diberikan oleh : 𝑧 ≑ ( 𝑧, 𝑑) = 2∏ π‘˜ Jadi, π‘˜ = 2∏ πœ† . (Satriawan,2007:97-98). 3.2. Jenis gelombang Ada dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu: a. Gelombang transversal Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak lurus. V οƒ  motionof the wave ο‚· Particle of the string The hand movesthe stringupand the retuns,producing a transverse
  • 3. This picture the medium is a string of rope under terision. If we give the left end a smaal upward shake of wiggle. The wiggle travels along the length of the string. Succussive section of string go through the same motion that we gave to the end, but at succussively later times. Because the displecement of the medium are pespendicular or transverse to the direction of the travel of the wave a long the medium, this is called a transverse wave(Zemansky,2008:488). b. Gelombang Longitudinal Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya sejajar. This picture the piston moves tothe right, compressing the gas or liquid and then returns. Producing a longitudinal wave in fig. The medium is a liquid or gas in the tube with a rigid wall at the right and a moveable piston at the left end. If we give the piston a single back and folth motion, displacement and pressure fluctiations of the medium are back and forth along the same direction that the wave travels. 3.3 Gelombang bunyi Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat cair. 𝑉⃗ ● ● 𝑉 Particle of the fluid Longitudinal wave influid As the wave passes,eachparticle of the fluidmoves forwardandthenback, parallel tothe motionof the wave it self
  • 4. Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi lebih besar daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424). Tabel 3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25℃. Material Laju rambat bunyi (m/s) Udara 343 Udara (0℃) 331 Helium 1005 Hidrogen 1300 Air 1440 Air laut 1560 Besi dan baja 5000 Gelas 4500 Aluminium 5100 Kayu kertas 4000 Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi dapat di dekati dengan persamaan: 𝑉 = (331 + 0,6𝑇)π‘š/𝑠 Dengan T dalam (℃). 3.4 Kebisingan Menurut (Yuliando,2012), kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu dapat menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, dibagi atas : 1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut- turut, misalnya : angin, mesinm dan kipas. 2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja . seperti pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing serkulerdan katup gas.
  • 5. 3. Bising terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan terbang. Menurut (Muhammad Isran Ramli, dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas kebisingan menurut dapertemen lingkungan hidup . Tebel 3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup Pembentukan kawasan lingkungan kegiatan Tingkat kebisingan (dBA) A. Pembentukan kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 55 dBA 2. Perdagangan dan jasa 70 Dba 3. Perkantoran dan perdagangan 65 dBA 4. Ruang terbuka hijau 50 dBA 5. Industri 70 dBA 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 dBA 7. Khusus Stasiun kereta api* 70 dBA Pelabuhan laut Cagar budaya 60 dBA B. Lingkungan kegiatan 1. Rumah sakit dan sejenisnya 55 dBA 2. Sekolah dan sejenisnya 55 dBA 3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 dBA Alat ukur kebisingan yang paling sering digunakan untuk mengukur kebisangan yaitu SLM (sound level meter). Sound level meter terdiri dari microfon, amplifier, wheigthing network dan layar (display) dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa manual yang ditujukkan dengan jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun berupa layar digital. Cara menggunakan sound level meter ialah : a. Persiapan alat 1. Pasang baterai pada tempatnya 2. Tekan tombol power
  • 6. 3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak 4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan angka kalibrator b. Pengukuran 1. Pilih selektor pada posisi : Fast : untuk jenis kebisingan kontinu Slow : untuk kebisingan terputus-putus 2. Pilih weighting network atau pembobotan IV. Alat dan Bahan 1. Sound level meter 2. Stopwatch 3. Sumber bunyi V. Prosedur kerja 1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak 30cm dari sound level meter 2. Lakukanlah langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian relatif serta ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut. 3. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan 4. Lakukanlah perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15 menit dengan skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan. VI. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil 1. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi No Jarak sumber bunyi (cm) Intensitas bunyi (dB) 1 30cm 79,3 dB 2 30cm 88,1 dB 3 30cm 82,4 dB 4 30cm 81,4 dB 5 30cm 85,0 dB
  • 7. 2. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah kawasan No Waktu(menit) Intensitas bunyi (dB) 1 1 menit 79,6 dB 2 2 menit 82,6 dB 3 3 menit 78,8 dB 4 4 menit 79,9 dB 5 5 menit 81,7 dB 6 6 menit 97,0 dB 7 7 menit 80,2 dB 8 8 menit 78,1 dB 9 9 menit 91,8 dB 10 10 menit 85,9 dB 11 11 menit 81,6 dB 12 12 menit 82,0 dB 13 13 menit 81,0 dB 14 14 menit 86,9 dB 15 15 menit 101,6 dB 6.2 Pembahasan Pada percobaan sound level meter yang bertujuan untuik mengukur intensitas bunyi yang bersumber dari sebuah kebisingan. Sumber bunyi yang kita gunakan ialah suara dari handphone, dan mengukur intensitas bunyi dari sebuah kawasan dalam waktu tertentu. Kawasan yang kita gunakan ialah kantin di lantai dasar fakultas sains dan teknologi. Adapun alat dan bahan yang kita perlukan ialah sound level meter, sumber kebisingan dan stopwatch. Prosedur kerja yang harus kita lakukan ialah diawali dengan mengukur intensitas bunyi dari sumber bunyi handphone. Prtama kita atur tombol-tombol pada sound level meter, yaitu: Arahkan tombol power ke ON Arahkan tombol weighting ke C Arahkan tombol response ke SLOW Kita mengukur intensitas bunyi dengan sound level meter dengan jarak 30cm dari sumber buyi yaitu handphone. Kita lakukan sebanyak 5 kali percobaan, yaitu : Percobaan 1 = 79,3 dB Percobaan 2 = 88,1 dB Percobaan 3 = 82,4 dB Percobaan 4 = 81,2 dB
  • 8. Percobaan 5 = 85,0 dB Dari 5 percobaan kita hitung nilai rata-rata intensitas yaitu: Intensitas rata-rata= 79,3+88,1+82,4+81,2+85,0 5 = 416 5 = 83,2 dB kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi dengan rumus 𝑃𝑛2 π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛 𝑖=1 secara matematis bisa dilihat di lampiran hitung. a) 10. 107 b) 100. 107 c) 10. 107 d) 10. 107 e) 100. 107 Kemudian kita hitung nilai rata-rata tekanan bunyi yaitu: 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 = {10+100+10+10+100}(107 )= 230. 107 Kita hitung niali tingkat tekanan bunyi tara-rata 𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log ( 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 ) = 93,6 dBA Kita lanjutkan untuk menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus: KR= βˆ†πΏ 𝑝 𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž Γ— 100% Dengan βˆ†πΏ 𝑝 = 10 log 𝑝2/ π‘π‘œ = 90,4 dBA Maka, KR= 96% Nilai ketidakpastian mutlak Km= βˆ†πΏπ‘ πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = 0,96 Setelah selesai pada percobaan kami lanjutkan untuk percobaan ke-2 yaitu: pengukuran intensitas bunyi dikawasan lantai dasar FST. Intensitas kita ukur dengan waktu 1 menit dalam durasi waktu 15 menit. Dimenit pertama sampai menit ke limabelas secara berturut-turut yaitu: 79,6dB.82,6dB.82,6dB.79,9dB.81,7dB.97,0dB.80,2dB.78,1dB.91,8dB.85,9dB.81,6dB.82,0dB.81,0 dB.86,9dB. Dan 101,6dB. Dari hasil yang diperoleh kita dapat menggambarkan mahasiswa/i berlalu lalang dengan kebisingan cukup ribut. Ada orang yang pergi dan datang sehungga intensitas bunyi tidak selalu meningkat atau selalu menurun. Nilai intensitas bunyi naik, turun sesuai denga jumlah mahaiswa/i disana. Dari data yang diperoleh kita dapat hitung nilai rata-rata intensitas buyi yaitu: Intensitas rata-rata = 79,6+82,6+82,6+79,9+81,7+97,0+80,2+78,1+.91,8+85,9+81,6+82,0+81,0+86,9+101 ,6 15 =84,5 dB
  • 9. Kita lanjutkan untuk menghitung nilai tingkat tekanan bunyi pada kebisingan suatu kawasan dengan rumus 𝑃𝑛2 π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛 𝑖=1 perhitungan secara matematis dapat dilihat di lampiran hitung a) 10. 107 b) 10. 107 c) 10. 107 d) 10. 107 e) 10. 107 f) 100. 107 g) 10. 107 h) 10. 107 i) 100. 107 j) 100. 107 k) 10. 107 l) 10. 107 m) 10. 107 n) 100. 107 o) 1000. 107 Lalu kita hitung niali rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan , dengan rumus : 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 ={10+10+10+10+10+100+10+10+100+100+10+10+10+100+1000}(107 ) = 1500. 107 Kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi rata-rata 𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log ( 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 )= 101,7. dBA Kita lanjutkan menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus: KR= βˆ†πΏ 𝑝 𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž Γ— 100% Dengan βˆ†πΏ 𝑝 = 10 log 𝑝2/ π‘π‘œ = 90,4 dBA Maka KR = 96% Niali ketidakpastian mutlak ialah Km= βˆ†πΏπ‘ πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = 0,96 Dari kedua percobaan kita mendapatkan nialai ketidakpastian relative sama dengan nilai ketidakpastian mutlak KR=Km
  • 10. Grafik VII. Kesimpulan Melalui percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sound level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu sumber. Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi ialah dB. 2. Intesitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel. Intensitas bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di kawasan sampel seperti hujan. 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 intesitas bunyi Column1 Column2
  • 11. VIII. Analisis Data a) Menghitung tekanan bunyi pada kebisingan 𝑃𝑛2 π‘ƒπ‘œ2 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛 𝑖=1 b) Menghitung nilai rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 = βˆ‘ 10𝑙𝑖/10𝑛 𝑖=1 c) Menghitung nilai tekanan bunyi 𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log ( 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 ) d) Ketidakpastian relative KR= βˆ†πΏ 𝑝 𝐿 𝑝 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž Γ— 100% e) Ketidakpastian mutlak Km= βˆ†πΏπ‘ πΏπ‘π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž
  • 12. IX. Lampiran Hitung 1. Lampiran hitung intensitas bunyi dari sumber bunyi a) 𝑝12 π‘ƒπ‘œ2 = 1079,3/10 = 10. 107 b) 𝑃22 π‘ƒπ‘œ2 = 1088,1/10 = 100. 107 c) 𝑃22 π‘ƒπ‘œ2 = 1082,4/10 = 10. 107 d) 𝑃22 π‘ƒπ‘œ2 = 1081,2/10 = 10. 107 e) 𝑃22 π‘ƒπ‘œ2 = 1085,0/10 = 100. 107 2. Nilai rata-rata tekanan bunyi pada kebisingan 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 = {10+100+10+10+100}(107 ) = 230. 107 3. Nilai tekanan bunyi rata-rata 𝐿 𝑝 rata-rata = 10 log ( 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃02 ) = 10 π‘™π‘œπ‘” 230.107 = 10 π‘™π‘œπ‘” 2,3 . 109 = 10 (0,36) + 90 = 93,6 dBA 2. IntensitasBunyi Pada Suatu Kawasan a. TekananBunyi 1. 𝑃1 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 79,6 10⁄ = 107,96 = 10π‘₯107 2. 𝑃2 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 82,6 10⁄ = 108,26 = 10π‘₯107 3. 𝑃3 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 78,8 10⁄ = 107,88 = 10π‘₯107 4. 𝑃4 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 79,9 10⁄ = 107,99 = 10π‘₯107 5. 𝑃5 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 81,7 10⁄ = 108,17 = 10π‘₯107 6. 𝑃6 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 78,4 10⁄ = 107,84 = 10π‘₯107 7. 𝑃7 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 91,8 10⁄ = 109,18 = 100π‘₯107 8. 𝑃8 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 97,0 10⁄ = 109,7 = 100π‘₯107 9. 𝑃9 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 50,2 10⁄ = 105,02 = 10π‘₯107 10. 𝑃10 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 85,9 10⁄ = 108,59 = 100π‘₯107
  • 13. 11. 𝑃11 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 81,6 10⁄ = 108,16 = 10π‘₯107 12. 𝑃12 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 8,2 10⁄ = 100,82 = 10π‘₯107 13. 𝑃13 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 8,1 10⁄ = 100,81 = 10π‘₯107 14. 𝑃14 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 86,9 10⁄ = 108,69 = 100π‘₯107 15. 𝑃15 2 𝑃0 2 = 10 𝐼1 10⁄ = 10 101,6 10⁄ = 1010,16 = 100π‘₯107 b. Nilai rata-ratatekananbunyi padakebisingan. 𝑃2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž 𝑃0 2 = 1500π‘₯ 107 c. Nilai kecepatan bunyi rata – rata Lp rata – rata = 10 log ( 𝑝2 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘œ2 ) = 10 log 1500 . 107 = 10 log 109 = 11,7 + 90 = 101,7 dBA. d. Nilai ketidakpastian relatif KR = βˆ†LP Γ— 100 % LP Rata – rata = 90,4 Dba Γ— 100 % 101,7 dBA = 0,88 Γ— 100 % = 88 %. βˆ†LP = 10 log ( 𝑝2 π‘π‘œβ„ ) = 10 log (110.107) = 10 log (1,1) 109 = 10 (0,04) + 90 = 0,4 + 90 = 90,4 dBA . e. Nilai ketidakpastian mutlak KM = βˆ†LP LP Rata – rata = 90,4 dBA 101,7 dBA
  • 14. = 0,88. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB. Bandung:ITB. Satriawan, M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB. Zemansky dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education Ramli, M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014. Yuliando, D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012
  • 15. XI.LAMPIRAN GAMBAR Pengukuran kebisingan pada satu sumber bunyi (dari hp) dengan jarak 30cm. Pengukuran kebisingan pada satu kawasan dengan durasi tertentu.