Dokumen ini berisi laporan praktikum tentang pengukuran intensitas bunyi menggunakan alat sound level meter. Terdapat dua eksperimen yang dilakukan, yaitu pengukuran intensitas bunyi dari sumber bunyi tunggal dan pengukuran intensitas bunyi di suatu kawasan selama 15 menit. Hasilnya digunakan untuk menghitung rata-rata, ketidakpastian relatif, dan ketidakpastian mutlak.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
2. I. Judul : sound level meter
II. Tujuan : 1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan
2. Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan
III. Landasan Teori
3.1 . Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilalui
gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai
getaran yang merambat. Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi
menjadi dua kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang
longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya.
Persamaan gelombang memenuhi bentuk:
π2
π₯
ππ§2
=
1
π£2
π2
π₯
ππ‘2
Bentuk umum persamaan tersebut adalah semua fungsi yang berebentuk
x (z,t)= x (zΒ±π£π‘). Bentuk yang cukup sederhana menggambarkan gelombang sinusoida
yaitu penyelesaian berbentuk:
π₯( π§, π‘) = π΄π ππ (ππ₯ Β± π€π‘ + π)
Pada waktu tertentu (t) misalkan t=0 dan pilih Ο = 0 , maka:
π₯ ( π§, π‘) = π΄sin ππ§
Ini adalah persamaan sinusoida dengan jarak dari suatu fase ke fase lainnya diberikan oleh :
π§ β‘ ( π§, π‘) =
2β
π
Jadi, π =
2β
π
. (Satriawan,2007:97-98).
3.2. Jenis gelombang
Ada dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu:
a. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak
lurus.
V ο motionof
the wave
ο·
Particle of the string
The hand movesthe stringupand the retuns,producing a transverse
3. This picture the medium is a string of rope under terision. If we give the left end a
smaal upward shake of wiggle. The wiggle travels along the length of the string. Succussive
section of string go through the same motion that we gave to the end, but at succussively
later times. Because the displecement of the medium are pespendicular or transverse to the
direction of the travel of the wave a long the medium, this is called a transverse
wave(Zemansky,2008:488).
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya
sejajar.
This picture the piston moves tothe right, compressing the gas or liquid and then
returns. Producing a longitudinal wave in fig. The medium is a liquid or gas in the tube with
a rigid wall at the right and a moveable piston at the left end. If we give the piston a single
back and folth motion, displacement and pressure fluctiations of the medium are back and
forth along the same direction that the wave travels.
3.3 Gelombang bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul
karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah yang
menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan
demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat
merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat
bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat
cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat cair.
πβ β β π
Particle of the fluid
Longitudinal wave influid
As the wave passes,eachparticle of
the fluidmoves forwardandthenback,
parallel tothe motionof the wave it
self
4. Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi lebih besar
daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424).
Tabel 3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25β.
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0β) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi dan baja 5000
Gelas 4500
Aluminium 5100
Kayu kertas 4000
Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi dapat
di dekati dengan persamaan:
π = (331 + 0,6π)π/π
Dengan T dalam (β).
3.4 Kebisingan
Menurut (Yuliando,2012), kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak
dikehendaki dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, dibagi
atas :
1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif
tetap dalam batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut-
turut, misalnya : angin, mesinm dan kipas.
2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga
relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja .
seperti pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing
serkulerdan katup gas.
5. 3. Bising terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara
terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan
terbang.
Menurut (Muhammad Isran Ramli, dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas
kebisingan menurut dapertemen lingkungan hidup .
Tebel 3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup
Pembentukan kawasan lingkungan
kegiatan
Tingkat kebisingan (dBA)
A. Pembentukan kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55 dBA
2. Perdagangan dan jasa 70 Dba
3. Perkantoran dan perdagangan 65 dBA
4. Ruang terbuka hijau 50 dBA
5. Industri 70 dBA
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 dBA
7. Khusus
Stasiun kereta api* 70 dBA
Pelabuhan laut
Cagar budaya 60 dBA
B. Lingkungan kegiatan
1. Rumah sakit dan sejenisnya 55 dBA
2. Sekolah dan sejenisnya 55 dBA
3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 dBA
Alat ukur kebisingan yang paling sering digunakan untuk mengukur kebisangan
yaitu SLM (sound level meter). Sound level meter terdiri dari microfon, amplifier,
wheigthing network dan layar (display) dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa
manual yang ditujukkan dengan jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun
berupa layar digital.
Cara menggunakan sound level meter ialah :
a. Persiapan alat
1. Pasang baterai pada tempatnya
2. Tekan tombol power
6. 3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik atau tidak
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator
b. Pengukuran
1. Pilih selektor pada posisi :
Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Slow : untuk kebisingan terputus-putus
2. Pilih weighting network atau pembobotan
IV. Alat dan Bahan
1. Sound level meter
2. Stopwatch
3. Sumber bunyi
V. Prosedur kerja
1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak
30cm dari sound level meter
2. Lakukanlah langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian
relatif serta ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut.
3. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan
4. Lakukanlah perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15
menit dengan skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan.
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
1. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi
No Jarak sumber
bunyi (cm)
Intensitas bunyi
(dB)
1 30cm 79,3 dB
2 30cm 88,1 dB
3 30cm 82,4 dB
4 30cm 81,4 dB
5 30cm 85,0 dB
7. 2. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah kawasan
No Waktu(menit) Intensitas bunyi (dB)
1 1 menit 79,6 dB
2 2 menit 82,6 dB
3 3 menit 78,8 dB
4 4 menit 79,9 dB
5 5 menit 81,7 dB
6 6 menit 97,0 dB
7 7 menit 80,2 dB
8 8 menit 78,1 dB
9 9 menit 91,8 dB
10 10 menit 85,9 dB
11 11 menit 81,6 dB
12 12 menit 82,0 dB
13 13 menit 81,0 dB
14 14 menit 86,9 dB
15 15 menit 101,6 dB
6.2 Pembahasan
Pada percobaan sound level meter yang bertujuan untuik mengukur intensitas bunyi
yang bersumber dari sebuah kebisingan. Sumber bunyi yang kita gunakan ialah suara dari
handphone, dan mengukur intensitas bunyi dari sebuah kawasan dalam waktu tertentu. Kawasan
yang kita gunakan ialah kantin di lantai dasar fakultas sains dan teknologi. Adapun alat dan
bahan yang kita perlukan ialah sound level meter, sumber kebisingan dan stopwatch. Prosedur
kerja yang harus kita lakukan ialah diawali dengan mengukur intensitas bunyi dari sumber
bunyi handphone. Prtama kita atur tombol-tombol pada sound level meter, yaitu:
Arahkan tombol power ke ON
Arahkan tombol weighting ke C
Arahkan tombol response ke SLOW
Kita mengukur intensitas bunyi dengan sound level meter dengan jarak 30cm dari sumber buyi
yaitu handphone. Kita lakukan sebanyak 5 kali percobaan, yaitu :
Percobaan 1 = 79,3 dB
Percobaan 2 = 88,1 dB
Percobaan 3 = 82,4 dB
Percobaan 4 = 81,2 dB
8. Percobaan 5 = 85,0 dB
Dari 5 percobaan kita hitung nilai rata-rata intensitas yaitu:
Intensitas rata-rata=
79,3+88,1+82,4+81,2+85,0
5
=
416
5
= 83,2 dB
kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi dengan rumus
ππ2
ππ2 = β 10ππ/10π
π=1 secara matematis bisa dilihat di lampiran hitung.
a) 10. 107
b) 100. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 100. 107
Kemudian kita hitung nilai rata-rata tekanan bunyi yaitu:
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 = {10+100+10+10+100}(107
)= 230. 107
Kita hitung niali tingkat tekanan bunyi tara-rata
πΏ π rata-rata = 10 log (
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 ) = 93,6 dBA
Kita lanjutkan untuk menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
βπΏ π
πΏ π πππ‘πβπππ‘π
Γ 100%
Dengan βπΏ π = 10 log π2/
ππ
= 90,4 dBA
Maka, KR= 96%
Nilai ketidakpastian mutlak
Km=
βπΏπ
πΏππππ‘πβπππ‘π
= 0,96
Setelah selesai pada percobaan kami lanjutkan untuk percobaan ke-2 yaitu: pengukuran
intensitas bunyi dikawasan lantai dasar FST. Intensitas kita ukur dengan waktu 1 menit dalam
durasi waktu 15 menit. Dimenit pertama sampai menit ke limabelas secara berturut-turut yaitu:
79,6dB.82,6dB.82,6dB.79,9dB.81,7dB.97,0dB.80,2dB.78,1dB.91,8dB.85,9dB.81,6dB.82,0dB.81,0
dB.86,9dB. Dan 101,6dB. Dari hasil yang diperoleh kita dapat menggambarkan mahasiswa/i berlalu
lalang dengan kebisingan cukup ribut. Ada orang yang pergi dan datang sehungga intensitas bunyi
tidak selalu meningkat atau selalu menurun. Nilai intensitas bunyi naik, turun sesuai denga jumlah
mahaiswa/i disana. Dari data yang diperoleh kita dapat hitung nilai rata-rata intensitas buyi yaitu:
Intensitas rata-rata =
79,6+82,6+82,6+79,9+81,7+97,0+80,2+78,1+.91,8+85,9+81,6+82,0+81,0+86,9+101 ,6
15
=84,5 dB
9. Kita lanjutkan untuk menghitung nilai tingkat tekanan bunyi pada kebisingan suatu kawasan dengan
rumus
ππ2
ππ2 = β 10ππ/10π
π=1 perhitungan secara matematis dapat dilihat di lampiran hitung
a) 10. 107
b) 10. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 10. 107
f) 100. 107
g) 10. 107
h) 10. 107
i) 100. 107
j) 100. 107
k) 10. 107
l) 10. 107
m) 10. 107
n) 100. 107
o) 1000. 107
Lalu kita hitung niali rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan , dengan rumus :
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 ={10+10+10+10+10+100+10+10+100+100+10+10+10+100+1000}(107
)
= 1500. 107
Kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi rata-rata
πΏ π rata-rata = 10 log (
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 )= 101,7. dBA
Kita lanjutkan menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
βπΏ π
πΏ π πππ‘πβπππ‘π
Γ 100%
Dengan βπΏ π = 10 log π2/
ππ
= 90,4 dBA
Maka KR = 96%
Niali ketidakpastian mutlak ialah
Km=
βπΏπ
πΏππππ‘πβπππ‘π
= 0,96
Dari kedua percobaan kita mendapatkan nialai ketidakpastian relative sama dengan nilai
ketidakpastian mutlak KR=Km
10. Grafik
VII. Kesimpulan
Melalui percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sound level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu
sumber. Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi
ialah dB.
2. Intesitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel.
Intensitas bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di
kawasan sampel seperti hujan.
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
intesitas bunyi
Column1
Column2
11. VIII. Analisis Data
a) Menghitung tekanan bunyi pada kebisingan
ππ2
ππ2 = β 10ππ/10π
π=1
b) Menghitung nilai rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 = β 10ππ/10π
π=1
c) Menghitung nilai tekanan bunyi
πΏ π rata-rata = 10 log (
π2
πππ‘πβπππ‘π
π02 )
d) Ketidakpastian relative
KR=
βπΏ π
πΏ π πππ‘πβπππ‘π
Γ 100%
e) Ketidakpastian mutlak
Km=
βπΏπ
πΏππππ‘πβπππ‘π
14. = 0,88.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB. Bandung:ITB.
Satriawan, M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB.
Zemansky dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education
Ramli, M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran
Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014.
Yuliando, D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012