SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P2 
NOISE MAPPING 
Disusun Oleh : 
DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 
Asisten : 
AMRON BASUKI NRP. 2412 100 057 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA 
JURUSAN TEKNIK FISIKA 
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 
SURABAYA 
2014
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P2 
NOISE MAPPING 
Disusun Oleh : 
DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 
Asisten : 
AMRON BASUKI NRP. 2412 100 057 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA 
JURUSAN TEKNIK FISIKA 
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 
SURABAYA 
2014 
i
ABSTRAK 
Semakin kompleksnya kehudupan manusia maka 
kebisingan juga semakin meningkat. Kebisingan yang semakin 
meningkat membuat sebuah lingkungan kurang nyaman untuk 
ditinggali. Pada laporan ini akan dibahas tentang noise 
mapping atau pemetaan kebisingan, dengan luas daerah 8x8 
dan tingkat tekanan bunyi diukur tiap jarak 1 m dari sumber 
bunyi. Sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa letak dan 
arah dari sebuah sumber bunyi sangat mempengaruhi tingkat 
kebisingan sebuah wilayah. 
Kata Kunci: sumber bunyi, bising, pemetaan kebisingan 
ii
ABSTRACT 
The increasing complexity of human kehudupan the 
noise also increased. Increasing noise create an environment 
less comfortable place to live. In this report will be discussed 
on noise mapping or mapping noise, with a broad area of 8x8 
and sound pressure level measured every 1 m distance from 
the sound source. Thus lead to the conclusion that the location 
and direction of a sound source greatly affects the noise level 
of a region. 
Keywords: source of sound, noise, noise mapping 
iii
KATA PENGANTAR 
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas 
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum 
Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada 
waktunya. 
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan 
terima kasih kepada: 
1. Bapak Ir. JerrySusatio, MT selaku dosen pengajar mata 
kuliah Akustik dan getaran. 
2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam 
pelaksanaan praktikum Akustik dan getaran. 
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya 
kegiatan praktikum Akustik dan getaran. 
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam 
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. 
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang 
bersifat membangun. 
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini 
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca 
pada umumnya. 
Surabaya, 7 Mei 2014 
Penulis 
iv
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL........................................................i 
ABSTRAK........................................................................ii 
ABSTRACT.....................................................................iii 
KATA PENGANTAR.....................................................iv 
DAFTAR ISI....................................................................v 
DAFTAR GAMBAR.......................................................vi 
DAFTAR TABEL............................................................vii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang.......................................................................1 
1.2 Perumusan Masalah...............................................................1 
1.3 Tujuan....................................................................................2 
1.4 Sistematika Laporan..............................................................2 
BAB II DASAR TEORI 
2.1 Kebisingan (Noise)..................................................................4 
2.2 Jenis-Jenis Kebisingan……………………………..….5 
2.3 Pengaruh bising pada manusia……………………….6 
2.4 Tingkat Kebisingan (Noise Level)………………….....7 
2.5 Sound Level Meter (SLM)…………………………....8 
2.6 Noise Mapping…………………………………………….8 
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 
3.1 Peralatan dan Bahan...............................................................10 
3.2 Prosedur Percobaan................................................................10 
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 
4.1 Analisis Data..........................................................................14 
4.2 Pembahasan............................................................................18 
BAB V PENUTUP 
5.1 Simpulan................................................................................22 
5.2 Saran......................................................................................23 
DAFTAR PUSTAKA 
DAFTAR GAMBAR 
v
Gambar 2.1 Sound Level Meter...................................................……8 
Gambar 2.2 Gambar 2.2 noise mapping dengan denah 
berwarna……………………………………...…..9 
Gambar 3.1 Ragkaian Peralatan Percobaan………………….10 
Gambar 3.2 Ilustrasi Peletakan Sumber Bunyi……………....11 
Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 2D……17 
Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 3D……17 
Gambar 4.3 Anomali pada Hasil Plot noise mapping……….19 
vi
DAFTAR TABEL 
Tabel 3.1 Nilai pengukuran dari setiap titik….……………...10 
Tabel 4.1 TTB pada 80 Titik Pengambilan Data…………….14 
vii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Kebisingan meningkat seiring dengan semakin kompleks nya 
kehidupan manusia. Kebisingan yang berlebihan dapat 
menimbulkan keluhan di kalangan masyarakat baik di lingkunga 
perumahan terutama di perkotaan. Berdasarkan penelitian yang ada, 
kebisingan disebabkan oleh adanya Tingkat Tekanan Bunyi (TTB). 
Seiring dengan perkembangannya maka hal tersebut dapat dijadikan 
sebuah penelitian yang dilakukan dengan beberapa metode. Sehingga 
dengan adanya hal tersebut, manusia meneliti tentang kebisingan 
suara pada lingkungan salah satunya adalah penelitian pemetaan 
kebisingan. 
1.2 Perumusan Masalah 
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah 
pada praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping kali ini 
adalah sebagai berikut. 
a. Bagaimana pola distribusi kebisingan suatu area 
berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang sama tetapi 
dengan frekuensi yang berbeda ? 
b. Bagaimana menganalisis pola distribusi kebisingan pada 
suatu area ? 
c. Bagaimana menentukan kelayakan suatu area berdasarkan 
tingkat kebisingannya ? 
1
2 
1.3 Tujuan 
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari 
praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping kali ini adalah 
sebagai berikut. 
a. Praktikan mampu mengetahui pola distribusi kebisingan 
suatu area berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang 
diukur. 
b. Praktikan mampu menganalisis pola distribusi kebisingan 
pada suatu area. 
c. Praktikan mampu menentukan kelayakan suatu area 
berdasarkan tingkat kebisingannya. 
1.4 Sistematika Laporan 
Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang Noise 
Mapping, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah 
pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan masalah, tujuan 
praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang 
berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu 
metodologi dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam 
praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu 
analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data-data 
yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan terhadap analisa 
data tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan dan 
saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas 
khusus yang diberikan.
3 
3 
Halaman ini sengaja dikosongkan
4 
BAB II 
DASAR TEORI 
2.1 Kebisingan (Noise) 
Kebisingan biasa di definisikan sebagai bunyi yang tidak 
di inginkan, suara yang mengganggu dan bunyi yang 
menjengkelkan. Menurut Mc-Graw Hill Dictionary of 
Scientific and Technical Terms (Parker, 1994), noise adalah 
“sound which is unwanted” (bunyi yang tidak dikehendaki). 
Sesungguhnya, gangguan yang ditimbulkan noise tidak harus 
berupa bunyi yang keras. Bagi mereka yang sedang sakit gigi 
dan sangat membutuhkan istirahat, bahkan bunyi tetesan air 
pun dapat menjadi gangguan. Noise senantiasa dihubungkan 
dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan olehnya. Belum 
banyak orang yang menyadari bahwa munculnya noise juga 
dapat mengakibatkan penurunan kesehatan. Sebagai contoh, 
orang yang sulit beristirahat karena di sekitar rumahnya selalu 
ramai dengan bunyi yang tidak dikehendaki, lambat laun dapat 
menurun tingkat kesehatannya. Selanjutnya, masalah psikologi 
pun dapat muncul akibat dari istirahat yang kurang 
mencukupi, sepert i cepat lelah dan mudah marah (Nilson, 
1991). Noise yang berasal dari bunyi yang keras bahkan dapat 
secara langsung menurunkan kemampuan organ pendengaran, 
meskipun hal itu secara bertahap. 
Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise bagi orang 
yang satu bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang 
yang lain. 
4
5 
2.2 Jenis-Jenis Kebisingan 
Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan berdasarkan 
spektrum frekuensi dan sifat sumber bunyi, bising dapat dibagi 
atas: 
a. Bising terus menerus (continuous noise) 
Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang 
beroperasi tanpa henti, misalnya blower, pompa, kipas angin, 
gergaji sirkuler, dapur pijar, dan peralatan pemprosesan. Bising 
terus-menerus adalah bising dimana fluktuasi dari intensitasnya 
tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu 
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 
1. Wide Spectrum 
Adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. 
bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk 
periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara 
mesin tenun. 
2. Norrow Spectrum 
Adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya 
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) 
misalnya gergaji sirkuler, dan katup gas. 
b. Bising terputus-putus (intermittent noise) 
Adalah kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun 
dengan cepat, seperti lalu lintas dan suara kapal terbang di 
lapangan udara. Bising jenis ini sering disebut juga intermittent 
noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-
6 
menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu 
lintas, kendaraan, kapal terbang, dan kereta api.
7 
c. Bising tiba-tiba (impulsive noise) 
Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan 
tiba-tiba. Efek awalnya menyebabkan gangguan yang lebih 
besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari mesin pemancang, 
pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara 
tembakan senjata api. Bising jenis ini memiliki perubahan 
intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan 
biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, 
suara ledakan mercon, dan meriam. 
d. Bising berpola (tones in noise) 
Merupakan bising yang disebabkan oleh 
ketidakseimbangan atau pengulangan yang ditransmisikan 
melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya 
disebabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan 
pompa. Pola dapat diidentifikasi secara subjektif dengan 
mendengarkan atau secara objektif dengan analisis frekuensi. 
e. Bising impulsif berulang 
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi 
berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
8 
2.3 Pengaruh bising pada manusia 
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi 
atas: 
a. Bising yang mengganggu (Irritating noise) 
Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu 
keras, misalnya mendengkur.
9 
b. Bising yang menutupi (Masking noise) 
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, 
secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan 
dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda 
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. 
c. Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise) 
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai 
Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan 
fungsi pendengaran. 
2.4 Tingkat Kebisingan (Noise Level) 
Tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam decibel 
(dB). Telinga manusia mempunyai sensitivitas yang 
logaritmik, oleh karena itu besaran yang dipakai merupakan 
logaritma dari rasio tekanan terhadap suatu tekanan acuan. 
Rasio yang dipakai tersebut biasanya kita kenal dengan nama 
Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), dengan 
rumus sebagai berikut. 
dB = 20 log (p/po)……………………(1) 
Dimana : 
p = tekanan bunyi yang akan dinyatakan dalam dB
10 
po = tekanan bunyi acuan yang besarnya 2.10-5 Pa, yaitu 
besarnya tekanan bunyi terlemah berfrekuensi 1000Hz yang 
masih dapat didengar telinga manusia pada umumnya.
11 
2.5 Sound Level Meter (SLM) 
Sound Level Meter (SLM) merupakan sebuah alat yang 
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan. SLM ini 
biasanya digunakan untuk mengukur seberapa besar suara 
bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. 
Uji ini juga merupakan pengukuran terhadap tingkat 
kebisingan yang mungkin tercipta dari suatu ruangan kerja 
Gambar 2.1 Sound Level Meter 
Pada umumnya SLM & Noise dosimeter diarahkan ke 
sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap 
kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur 
kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan 
satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari 
SLM. 
2.6 Noise Mapping 
Noise mapping adalah pemetaan kebisingan yang 
menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu 
lingkup kerja (workplace). Cara membuat noise maaping ini 
adalah melakukan pengukuran intensitas suara atau tingkat
12 
kebisingan pada beberapa titik pengukuran sekitar sumber 
bising dimana ada pekerja yang terpapar bising dan titik-titik 
yang mempunyai tingkat kebisingan yang sama tersebut 
dihubungkan sehingga terbentuk suatu garis pada peta 
menunjukan tempat yang memiliki intensitas suara yang sama. 
Dalam bidang industri biasanya noise mapping bertujuan 
untuk dijadikan pedoman alam mengabil langkah-langkah 
SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan 
Kerja) berdasarkan peta yang dibuat,serta untuk mengetahui 
dimana lokasi yang tepat untuk pemakaian APP (ear muff atau 
ear plug) berdasarkan sound intensity. Dan banyak lagi fungsi 
dibuatnya noise mapping ini. 
Gambar 2.2 noise mapping dengan denah berwarna
BAB III 
METODOLOGI PRAKTIKUM 
3.1 Peralatan dan Bahan 
Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan 
ini adalah sebagai berikut. 
a. Sound Level Meter (alat ukur tingkat tekanan bunyi) 
b. Meteran 
c. Speaker aktif 
d. Sumber bunyi (berupa file untuk dimainkan di laptop/PC) 
e. Earmuffs 
3.2 Prosedur Percobaan 
Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai 
berikut. 
a. Diurlah panjang dan lebar tempat dengan ukuran 8 x 8 
meter. 
b. Dirangkailah peralatan seperti pada gambar di bawah. 
Gambar 3.1 Ragkaian Peralatan Percobaan 
c. Dibuka softwere real time analyser (RTA) dan dimainkan 
bunyi dengan frewkensi 8000 hz secara terus menerus. 
10 
98
d. Diletakkan sumber bunyi di tengah-tengah area pengukuran 
seperti gambar di bawah ini: 
Gambar 3.2 Ilustrasi Peletakan Sumber Bunyi 
e. Diukur Tingkat Tekanan Bunyi pada tiap titik (sabin) dari 
sumber bunyi (speaker aktif) sebanyak 3 kali pengukuran 
dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM). 
f. Diulangi langkah 3 sebanyak tiga kali untuk tiap titik 
pengukuran dalam selang waktu 5 detik tiap titik. 
g. Dicatat hasil pengukuran pada tabel di bawah. 
Tabel 3.1 Nilai pengukuran dari setiap titik 
h. Dimasukkan nilai rata-rata dari tabel di atas ke dalam denah 
titik ukur. 
12 
11
11 
i. Dibuatlah Noise Mapping dengan software Surfer.
13 
Halaman ini sengaja dikosongkan
31 
BAB IV 
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 
4.1 Analisa Data 
Pada praktikum akustik dan getaran tentang Noise 
Mapping ini didapatkan data tentang Tingkat Tekanan Bunyi 
(TTB) yang dikur setiap 1 meter dari pusat tempat sumber 
bunyi dietakkan. Sehingga dengan luas area 8x8 meter 
didapatan 80 titik pengambilan data TTB, dimana pada setiap 
titik dilakukan pengambilan data sebanyak tiga kali. Pada tabel 
4.1 berikut adalah data-data yang diperoleh dari percobaan ini. 
Tabel 4.1 TTB pada 80 Titik Pengambilan Data 
Titik 
ke- 
NilaiPengukuranke- (dB) Rata – 
1 2 3 rata (dB) 
1 96,3 92,8 94,1 94,40 
2 88,8 88,6 87,7 88,37 
3 82,3 82 81 81,77 
4 77,5 84 83,8 81,77 
5 87,6 90,8 87,1 88,50 
6 84 81,2 77,1 80,77 
7 82,1 84,1 82,7 82,97 
8 75,6 80,2 81,1 78,97 
9 89,7 89,9 87,9 89,17 
10 87,7 86,9 85,8 86,80 
11 86,6 88,4 86,4 87,13 
12 83,9 85 85,6 84,83 
13 84,4 84,2 84,9 84,50 
14 85,4 85,3 85,1 85,27 
15 87,6 87,3 85,4 86,77 
16 89,1 89,4 90,2 89,57 
17 93,1 92,4 93,7 93,07 
18 90,5 91,9 90,8 91,07
19 88,2 87,6 87,9 87,90 
20 84,6 83,4 83,7 83,90 
21 94,9 92,9 91,5 93,10 
22 97,6 1142 
97,3 98,3 97,73 
23 94,8 101,3 101,1 99,07 
24 102,1 104,9 104,6 103,87 
25 103 105 104,9 104,30 
26 101,9 101,4 101,2 101,50 
27 99,2 100,6 101,2 100,33 
28 98,2 99,7 99,8 99,23 
29 91,2 94,4 94,7 93,43 
30 95,6 94,7 93,8 94,70 
31 97,2 95,5 96,3 96,33 
32 98,3 98,9 100,9 99,37 
33 96,8 97,2 97,5 97,17 
34 92,1 92,5 93,4 92,67 
35 85,4 89,9 90,5 88,60 
36 94,4 94,7 93,9 94,33 
37 94,7 93,3 94,7 94,23 
38 94,1 92,9 93,6 93,53 
39 89,8 92,7 92,5 91,67 
40 82 86,4 88,9 85,77 
41 92,6 92,6 91 92,07 
42 90,9 90,7 90 90,53 
43 86,6 87,2 85,3 86,37 
44 85,1 84,9 85,2 85,07 
45 90 91,3 88,6 89,97 
46 89,4 87,2 88 88,20 
47 81,4 82,3 84,8 82,83 
48 85,7 83 84,2 84,30 
49 86,7 85,7 88,8 87,07 
50 91,9 91,6 92,7 92,07 
51 96 94,4 95,1 95,17 
52 89,4 89,7 89,8 89,63 
15
33 
53 89,1 90,1 91,3 90,17 
54 85,7 83,9 87,3 85,63 
55 88,9 90,2 87,6 88,90 
56 87,5 88,4 91,8 89,23 
57 88,4 88,9 87,9 88,40 
58 87,5 89,2 88,7 88,47 
59 89,1 88,7 89,5 89,10 
60 84,8 85,1 84,6 84,83 
61 89,9 90,1 90,3 90,10 
62 90,6 90,4 91,4 90,80 
63 87,4 87,8 88,3 87,83 
64 80 82,6 84 82,20 
65 89,9 89,8 89,5 89,73 
66 85,2 84,6 86,1 85,30 
67 79,7 80,8 79 79,83 
68 84,4 85,2 83,2 84,27 
69 86,3 88,2 88,5 87,67 
70 84,5 85 83,4 84,30 
71 77 77,7 77,5 77,40 
72 77,2 78,8 77,1 77,70 
73 85,8 91,9 91,4 89,70 
74 82 82,5 82,9 82,47 
75 83 80,7 82,8 82,17 
76 80,7 81,5 82,3 81,50 
77 78,5 77,6 78 78,03 
78 81,1 82,8 82,7 82,20 
79 89,1 89,6 90 89,57 
80 93,6 93,7 94 93,77 
Data-data TTB yang diperoleh tersebut kemudian di olah ke 
16 
17 
dalam softwere surfer untuk kemudian di plot hingga membentuh 
semacam kontur dengan warna berbeda untuk tiap TTB, dalam kasus 
ini TTB sebagai representasi noise level itu sendiri, karena sumber 
bunyi yang dipakai dalam praktikum ini di anggap sebagai sumber
noise. sehingga kita bisa megetahui daerah mana yang memiliki 
tingkat kebisingan tinggi dan tingkat kebisingan rendah. Pada 
gambar berikut diperlihatkan hasil plot dengan menggunakan 
program surfer dalam bentuk denah kontur 2 dimensi dan 3 dimensi. 
Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 2D 
Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 3D 
4.2 Pembahasan 
18 
Praktikum akustik dan getaran kali ini adalah tentang noise 
mapping. Yang bertujuan untuk mengetahui pola distribusi 
kebisingan suatu area berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang 
diukur. Dengan meletakkan sumberbunyi berupa dua buah speaker 
aktif yang mengeluarkan bunyi dengan frekwensi yang sudah 
ditentukan, dan letak sumber bunyi tersebut saling membelakangi. 
Diletakkan pada tengah tengah daerah dengan luas 8x8 meter dan 
dilakukan pengukuran TTB setiap beda 1 meter dari titik pusat 
sumber, sehingga diperoleh 80 data dari 80 titiik pengukura. 
Pengukuran dilakukan setiap beda 1 meter dari titik pengukuran 
dilakukan, dengan alasan berbedaan TTB dari suatu titik terhadap 
titik berikutnya baru dapat dirasakan minimal dengan jarak kedua 
titik tersebut sebesar 1 meter.
35 
Setelah didapatkan data dari 80 titik pengukuran dimana pada 
tiap titik pengukuran dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali 
yang bertujuan sebagai reduksi error untuk menambah akurasi dan 
presisi sebuah pengukuran, lalu ketiga data tersebut dirata-rata 
sehingga diperoleh 80 data yang kemudian di olah menggunakan 
program surfer untuk mendapatkan pola noise mapping nya berupa 
denah kontur berwarna. 
Pada gambar 4.1 ditunjukkan hasil plot 2D. dimana daerah yang 
terang adalah daerah dengan TTB tinggi sedangkan tang lebih gelap 
sampai paling gelap adalah daerah dengan TTB rendah. Pada gambar 
4.1 terlihat bahwa daerah pada sekitar sumber bunyi memiliki TTB 
yang tinggi dan berbentuk garis lurus larena memang letak sumber 
bunyi yang saling membelakangi sehingga daerah dengan arah lurus 
dari sumber bunyi saja yang memiliki TTB tinggi, sedangkan daerah 
kiri dan kanan yang lebih dekat dengan sumber bunyi memiliki TTB 
19 
yang lebih rendah dikarenakan tidak sumber bunyi tidak mengarah 
pada daerah tersebut. Karena TTB sebagai fungsi jarak, sehingga 
semakin jauh daerah dari sumber bunyi maka semakin kecil TTB 
dari daerah tersebut. 
Tetapi ada sedikit keanehan pada hasil plot noise mapping ini 
dimana suatu daerah yang relative dekat degan sumber bunyi 
memiliki TTB yang lebih rendah dari daerah yang lebih jauh, yang 
ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut
Gambar 4.3 Anomali pada Hasil Plot noise mapping 
Menurut praktikanhal tersebut terjadi karena error pada saat 
pengambilan data, error yang dimaksud yaitu dikarenakan tinggi dari 
sound level meter terhadap sumber bunyi yang dikur tidak sama 
untuk setiap titik pengukuran sehingga terjadi penyimpangan 
tersebut. Seharusnya pada pengukuran TTB pada tiap-tiap titik letak 
SLM haruslah sama, atau menggunakan instrument bantu, yaitu 
sebuah trimpot. Sehingga tidak terjadi penyimpangan seperti ini dan 
data sehingga plot noise mapping lebih akurat. 
Dari data plot nose mapping tersebut kita dapat mengetahui 
20 
daerah dengan TTB tinggi yang dalam kasus ini sebagai representasi 
daerah dengan noise tinggi dan daerah dengan TTB rendah. Yang 
dalam penerapan nya nanti dalam bidang industri, perancanaan 
pembangunan kota dan bidang lain nya, data noise mapping dari 
kontur berwarna yang telah du plot ini, dapat menjadi acuan dari 
seorang insinyur untuk menentukan dareh mana yang cocok untuk 
dibagun sebuah perumahan, sekolah, daerah mana yang perlu diberi 
noise barrier dan daerah mana yang perlu diberi peringatan 
berbahaya karena memeliki TTB yang diatas ambang.
37 
21 
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB V 
PENUTUP 
5.1 Simpulan 
Dari praktikum akustik dan getaran tentang noise mapping 
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain. 
a. Dalam pengukuran intensitas suara atau tingkat 
kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan 
sound level meter (SLM). Namun perlu 
diperhatikan faktor – faktor yang dapat 
mempengaruhi dalam pengambilan data 
diantaranya penggunaan SLM, background noise 
yang dapat mengganggu, serta jarak yang 
digunakan dalam pengukuran. 
b. Cara pembuatan noise mapping dari tingkat 
kebisingan yang di peroleh dari pengukuran 
menggunakan SLM dapat dilakukan dengan 
menggunakan software suffer, sehingga akan 
diketahui persebaran titik – titik yang mempunyai 
TTB tinggi dan rendah 
c. Manfaat dari pembuatan noise mapping ini adalah 
untuk pemetaan tingkat kebisingan pada suatu 
tempat. Selain itu juga dapat digunakan untuk 
mengetahui kondisi dari suatu tempat sehingga 
akan membantu dalam pembangunan bangunan 
yang ideal. 
5.1 Saran 
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum Noise 
mapping. 
a. Sebaiknya digunakan tripod untuk tempat sound 
level meternya agar tinggi SLM pada saat 
22
22 
39 
pengukuran sama sehingga data yang didapatkan 
lebih valid. 
b. Sebaiknya suara – suara yang tidak termasuk 
dalam pengukuran sebisa mungkin diminimalisir 
agar data yang diperoleh benar-benar valid hanya 
berasal dari tingkat kebisingan dari sumber noise
DAFTAR PUSTAKA 
[1] Anonim. Modul Percobaan P-2 Noise Mapping 
Surabaya. LaboratoriumAkustik JTF-FTI-ITS 
[2] Den Hartog, J.P. 1947. Mechanical Vibrations Third 
Edition. USA : McGrawHill Book Company, Inc.
41

More Related Content

What's hot

Makalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknikMakalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknikenooy
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenPT. SASA
 
1. ekonomi rekayasa - pendahuluan
1. ekonomi rekayasa - pendahuluan1. ekonomi rekayasa - pendahuluan
1. ekonomi rekayasa - pendahuluanihsanfernando
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERNimroatul_Chasanah
 
Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Nurul Angreliany
 
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)Ahmad Hata N
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntirdedeknurhuda
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
 
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMario Yuven
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 

What's hot (20)

Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Makalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknikMakalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknik
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
1. ekonomi rekayasa - pendahuluan
1. ekonomi rekayasa - pendahuluan1. ekonomi rekayasa - pendahuluan
1. ekonomi rekayasa - pendahuluan
 
Percepatan Gravitasi
Percepatan GravitasiPercepatan Gravitasi
Percepatan Gravitasi
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
 
Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2
 
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)
Interferensi dalam film tipis (ahmad hata)
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Laporan modulus puntir
Laporan modulus puntirLaporan modulus puntir
Laporan modulus puntir
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
 
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasarMateri kuliah fisika teknik I : fisika dasar
Materi kuliah fisika teknik I : fisika dasar
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Osilasi
OsilasiOsilasi
Osilasi
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 

Similar to lapres Akustik & Getaran [noise mapping]

Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]Dionisius Kristanto
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaLaporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaSiti Farida
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptxarief337821
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Ainur
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptxnanangprasetyo12
 
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptxPenanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptxAllenKurniawan2
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementartyudy
 
environment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollutionenvironment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollutionNatalie Ulza
 

Similar to lapres Akustik & Getaran [noise mapping] (20)

Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Bising noising
Bising noisingBising noising
Bising noising
 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaLaporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
 
SOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METERSOUND LEVEL METER
SOUND LEVEL METER
 
Kebisingan,,
Kebisingan,,Kebisingan,,
Kebisingan,,
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
 
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptxPenanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx
Penanganan Polusi Suara (Kebisingan).pptx
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurement
 
environment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollutionenvironment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollution
 
Anechoic chamber
Anechoic chamberAnechoic chamber
Anechoic chamber
 
Kebisingan
KebisinganKebisingan
Kebisingan
 
Chapter ii2
Chapter ii2Chapter ii2
Chapter ii2
 

Recently uploaded

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

lapres Akustik & Getaran [noise mapping]

  • 1. LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P2 NOISE MAPPING Disusun Oleh : DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 Asisten : AMRON BASUKI NRP. 2412 100 057 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
  • 2. LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P2 NOISE MAPPING Disusun Oleh : DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 Asisten : AMRON BASUKI NRP. 2412 100 057 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 i
  • 3. ABSTRAK Semakin kompleksnya kehudupan manusia maka kebisingan juga semakin meningkat. Kebisingan yang semakin meningkat membuat sebuah lingkungan kurang nyaman untuk ditinggali. Pada laporan ini akan dibahas tentang noise mapping atau pemetaan kebisingan, dengan luas daerah 8x8 dan tingkat tekanan bunyi diukur tiap jarak 1 m dari sumber bunyi. Sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa letak dan arah dari sebuah sumber bunyi sangat mempengaruhi tingkat kebisingan sebuah wilayah. Kata Kunci: sumber bunyi, bising, pemetaan kebisingan ii
  • 4. ABSTRACT The increasing complexity of human kehudupan the noise also increased. Increasing noise create an environment less comfortable place to live. In this report will be discussed on noise mapping or mapping noise, with a broad area of 8x8 and sound pressure level measured every 1 m distance from the sound source. Thus lead to the conclusion that the location and direction of a sound source greatly affects the noise level of a region. Keywords: source of sound, noise, noise mapping iii
  • 5. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. JerrySusatio, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Akustik dan getaran. 2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum Akustik dan getaran. 3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktikum Akustik dan getaran. Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Surabaya, 7 Mei 2014 Penulis iv
  • 6. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................i ABSTRAK........................................................................ii ABSTRACT.....................................................................iii KATA PENGANTAR.....................................................iv DAFTAR ISI....................................................................v DAFTAR GAMBAR.......................................................vi DAFTAR TABEL............................................................vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................1 1.2 Perumusan Masalah...............................................................1 1.3 Tujuan....................................................................................2 1.4 Sistematika Laporan..............................................................2 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kebisingan (Noise)..................................................................4 2.2 Jenis-Jenis Kebisingan……………………………..….5 2.3 Pengaruh bising pada manusia……………………….6 2.4 Tingkat Kebisingan (Noise Level)………………….....7 2.5 Sound Level Meter (SLM)…………………………....8 2.6 Noise Mapping…………………………………………….8 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Peralatan dan Bahan...............................................................10 3.2 Prosedur Percobaan................................................................10 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data..........................................................................14 4.2 Pembahasan............................................................................18 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan................................................................................22 5.2 Saran......................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR v
  • 7. Gambar 2.1 Sound Level Meter...................................................……8 Gambar 2.2 Gambar 2.2 noise mapping dengan denah berwarna……………………………………...…..9 Gambar 3.1 Ragkaian Peralatan Percobaan………………….10 Gambar 3.2 Ilustrasi Peletakan Sumber Bunyi……………....11 Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 2D……17 Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 3D……17 Gambar 4.3 Anomali pada Hasil Plot noise mapping……….19 vi
  • 8. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Nilai pengukuran dari setiap titik….……………...10 Tabel 4.1 TTB pada 80 Titik Pengambilan Data…………….14 vii
  • 9. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebisingan meningkat seiring dengan semakin kompleks nya kehidupan manusia. Kebisingan yang berlebihan dapat menimbulkan keluhan di kalangan masyarakat baik di lingkunga perumahan terutama di perkotaan. Berdasarkan penelitian yang ada, kebisingan disebabkan oleh adanya Tingkat Tekanan Bunyi (TTB). Seiring dengan perkembangannya maka hal tersebut dapat dijadikan sebuah penelitian yang dilakukan dengan beberapa metode. Sehingga dengan adanya hal tersebut, manusia meneliti tentang kebisingan suara pada lingkungan salah satunya adalah penelitian pemetaan kebisingan. 1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping kali ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana pola distribusi kebisingan suatu area berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang sama tetapi dengan frekuensi yang berbeda ? b. Bagaimana menganalisis pola distribusi kebisingan pada suatu area ? c. Bagaimana menentukan kelayakan suatu area berdasarkan tingkat kebisingannya ? 1
  • 10. 2 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping kali ini adalah sebagai berikut. a. Praktikan mampu mengetahui pola distribusi kebisingan suatu area berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang diukur. b. Praktikan mampu menganalisis pola distribusi kebisingan pada suatu area. c. Praktikan mampu menentukan kelayakan suatu area berdasarkan tingkat kebisingannya. 1.4 Sistematika Laporan Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan terhadap analisa data tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang diberikan.
  • 11. 3 3 Halaman ini sengaja dikosongkan
  • 12. 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kebisingan (Noise) Kebisingan biasa di definisikan sebagai bunyi yang tidak di inginkan, suara yang mengganggu dan bunyi yang menjengkelkan. Menurut Mc-Graw Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms (Parker, 1994), noise adalah “sound which is unwanted” (bunyi yang tidak dikehendaki). Sesungguhnya, gangguan yang ditimbulkan noise tidak harus berupa bunyi yang keras. Bagi mereka yang sedang sakit gigi dan sangat membutuhkan istirahat, bahkan bunyi tetesan air pun dapat menjadi gangguan. Noise senantiasa dihubungkan dengan ketidaknyamanan yang diakibatkan olehnya. Belum banyak orang yang menyadari bahwa munculnya noise juga dapat mengakibatkan penurunan kesehatan. Sebagai contoh, orang yang sulit beristirahat karena di sekitar rumahnya selalu ramai dengan bunyi yang tidak dikehendaki, lambat laun dapat menurun tingkat kesehatannya. Selanjutnya, masalah psikologi pun dapat muncul akibat dari istirahat yang kurang mencukupi, sepert i cepat lelah dan mudah marah (Nilson, 1991). Noise yang berasal dari bunyi yang keras bahkan dapat secara langsung menurunkan kemampuan organ pendengaran, meskipun hal itu secara bertahap. Noise bersifat subjektif, sehingga batasan noise bagi orang yang satu bisa saja berbeda dengan batasan noise bagi orang yang lain. 4
  • 13. 5 2.2 Jenis-Jenis Kebisingan Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan berdasarkan spektrum frekuensi dan sifat sumber bunyi, bising dapat dibagi atas: a. Bising terus menerus (continuous noise) Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa henti, misalnya blower, pompa, kipas angin, gergaji sirkuler, dapur pijar, dan peralatan pemprosesan. Bising terus-menerus adalah bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Wide Spectrum Adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun. 2. Norrow Spectrum Adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, dan katup gas. b. Bising terputus-putus (intermittent noise) Adalah kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun dengan cepat, seperti lalu lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara. Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-
  • 14. 6 menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, dan kereta api.
  • 15. 7 c. Bising tiba-tiba (impulsive noise) Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek awalnya menyebabkan gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari mesin pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara tembakan senjata api. Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, suara ledakan mercon, dan meriam. d. Bising berpola (tones in noise) Merupakan bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan yang ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya disebabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan pompa. Pola dapat diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif dengan analisis frekuensi. e. Bising impulsif berulang Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
  • 16. 8 2.3 Pengaruh bising pada manusia Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas: a. Bising yang mengganggu (Irritating noise) Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.
  • 17. 9 b. Bising yang menutupi (Masking noise) Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain. c. Bising yang merusak (Damaging/Injurious noise) Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. 2.4 Tingkat Kebisingan (Noise Level) Tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam decibel (dB). Telinga manusia mempunyai sensitivitas yang logaritmik, oleh karena itu besaran yang dipakai merupakan logaritma dari rasio tekanan terhadap suatu tekanan acuan. Rasio yang dipakai tersebut biasanya kita kenal dengan nama Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), dengan rumus sebagai berikut. dB = 20 log (p/po)……………………(1) Dimana : p = tekanan bunyi yang akan dinyatakan dalam dB
  • 18. 10 po = tekanan bunyi acuan yang besarnya 2.10-5 Pa, yaitu besarnya tekanan bunyi terlemah berfrekuensi 1000Hz yang masih dapat didengar telinga manusia pada umumnya.
  • 19. 11 2.5 Sound Level Meter (SLM) Sound Level Meter (SLM) merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan. SLM ini biasanya digunakan untuk mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Uji ini juga merupakan pengukuran terhadap tingkat kebisingan yang mungkin tercipta dari suatu ruangan kerja Gambar 2.1 Sound Level Meter Pada umumnya SLM & Noise dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM. 2.6 Noise Mapping Noise mapping adalah pemetaan kebisingan yang menggambarkan distribusi tingkat kebisingan pada suatu lingkup kerja (workplace). Cara membuat noise maaping ini adalah melakukan pengukuran intensitas suara atau tingkat
  • 20. 12 kebisingan pada beberapa titik pengukuran sekitar sumber bising dimana ada pekerja yang terpapar bising dan titik-titik yang mempunyai tingkat kebisingan yang sama tersebut dihubungkan sehingga terbentuk suatu garis pada peta menunjukan tempat yang memiliki intensitas suara yang sama. Dalam bidang industri biasanya noise mapping bertujuan untuk dijadikan pedoman alam mengabil langkah-langkah SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) berdasarkan peta yang dibuat,serta untuk mengetahui dimana lokasi yang tepat untuk pemakaian APP (ear muff atau ear plug) berdasarkan sound intensity. Dan banyak lagi fungsi dibuatnya noise mapping ini. Gambar 2.2 noise mapping dengan denah berwarna
  • 21. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan ini adalah sebagai berikut. a. Sound Level Meter (alat ukur tingkat tekanan bunyi) b. Meteran c. Speaker aktif d. Sumber bunyi (berupa file untuk dimainkan di laptop/PC) e. Earmuffs 3.2 Prosedur Percobaan Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. a. Diurlah panjang dan lebar tempat dengan ukuran 8 x 8 meter. b. Dirangkailah peralatan seperti pada gambar di bawah. Gambar 3.1 Ragkaian Peralatan Percobaan c. Dibuka softwere real time analyser (RTA) dan dimainkan bunyi dengan frewkensi 8000 hz secara terus menerus. 10 98
  • 22. d. Diletakkan sumber bunyi di tengah-tengah area pengukuran seperti gambar di bawah ini: Gambar 3.2 Ilustrasi Peletakan Sumber Bunyi e. Diukur Tingkat Tekanan Bunyi pada tiap titik (sabin) dari sumber bunyi (speaker aktif) sebanyak 3 kali pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter (SLM). f. Diulangi langkah 3 sebanyak tiga kali untuk tiap titik pengukuran dalam selang waktu 5 detik tiap titik. g. Dicatat hasil pengukuran pada tabel di bawah. Tabel 3.1 Nilai pengukuran dari setiap titik h. Dimasukkan nilai rata-rata dari tabel di atas ke dalam denah titik ukur. 12 11
  • 23. 11 i. Dibuatlah Noise Mapping dengan software Surfer.
  • 24. 13 Halaman ini sengaja dikosongkan
  • 25. 31 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Pada praktikum akustik dan getaran tentang Noise Mapping ini didapatkan data tentang Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) yang dikur setiap 1 meter dari pusat tempat sumber bunyi dietakkan. Sehingga dengan luas area 8x8 meter didapatan 80 titik pengambilan data TTB, dimana pada setiap titik dilakukan pengambilan data sebanyak tiga kali. Pada tabel 4.1 berikut adalah data-data yang diperoleh dari percobaan ini. Tabel 4.1 TTB pada 80 Titik Pengambilan Data Titik ke- NilaiPengukuranke- (dB) Rata – 1 2 3 rata (dB) 1 96,3 92,8 94,1 94,40 2 88,8 88,6 87,7 88,37 3 82,3 82 81 81,77 4 77,5 84 83,8 81,77 5 87,6 90,8 87,1 88,50 6 84 81,2 77,1 80,77 7 82,1 84,1 82,7 82,97 8 75,6 80,2 81,1 78,97 9 89,7 89,9 87,9 89,17 10 87,7 86,9 85,8 86,80 11 86,6 88,4 86,4 87,13 12 83,9 85 85,6 84,83 13 84,4 84,2 84,9 84,50 14 85,4 85,3 85,1 85,27 15 87,6 87,3 85,4 86,77 16 89,1 89,4 90,2 89,57 17 93,1 92,4 93,7 93,07 18 90,5 91,9 90,8 91,07
  • 26. 19 88,2 87,6 87,9 87,90 20 84,6 83,4 83,7 83,90 21 94,9 92,9 91,5 93,10 22 97,6 1142 97,3 98,3 97,73 23 94,8 101,3 101,1 99,07 24 102,1 104,9 104,6 103,87 25 103 105 104,9 104,30 26 101,9 101,4 101,2 101,50 27 99,2 100,6 101,2 100,33 28 98,2 99,7 99,8 99,23 29 91,2 94,4 94,7 93,43 30 95,6 94,7 93,8 94,70 31 97,2 95,5 96,3 96,33 32 98,3 98,9 100,9 99,37 33 96,8 97,2 97,5 97,17 34 92,1 92,5 93,4 92,67 35 85,4 89,9 90,5 88,60 36 94,4 94,7 93,9 94,33 37 94,7 93,3 94,7 94,23 38 94,1 92,9 93,6 93,53 39 89,8 92,7 92,5 91,67 40 82 86,4 88,9 85,77 41 92,6 92,6 91 92,07 42 90,9 90,7 90 90,53 43 86,6 87,2 85,3 86,37 44 85,1 84,9 85,2 85,07 45 90 91,3 88,6 89,97 46 89,4 87,2 88 88,20 47 81,4 82,3 84,8 82,83 48 85,7 83 84,2 84,30 49 86,7 85,7 88,8 87,07 50 91,9 91,6 92,7 92,07 51 96 94,4 95,1 95,17 52 89,4 89,7 89,8 89,63 15
  • 27. 33 53 89,1 90,1 91,3 90,17 54 85,7 83,9 87,3 85,63 55 88,9 90,2 87,6 88,90 56 87,5 88,4 91,8 89,23 57 88,4 88,9 87,9 88,40 58 87,5 89,2 88,7 88,47 59 89,1 88,7 89,5 89,10 60 84,8 85,1 84,6 84,83 61 89,9 90,1 90,3 90,10 62 90,6 90,4 91,4 90,80 63 87,4 87,8 88,3 87,83 64 80 82,6 84 82,20 65 89,9 89,8 89,5 89,73 66 85,2 84,6 86,1 85,30 67 79,7 80,8 79 79,83 68 84,4 85,2 83,2 84,27 69 86,3 88,2 88,5 87,67 70 84,5 85 83,4 84,30 71 77 77,7 77,5 77,40 72 77,2 78,8 77,1 77,70 73 85,8 91,9 91,4 89,70 74 82 82,5 82,9 82,47 75 83 80,7 82,8 82,17 76 80,7 81,5 82,3 81,50 77 78,5 77,6 78 78,03 78 81,1 82,8 82,7 82,20 79 89,1 89,6 90 89,57 80 93,6 93,7 94 93,77 Data-data TTB yang diperoleh tersebut kemudian di olah ke 16 17 dalam softwere surfer untuk kemudian di plot hingga membentuh semacam kontur dengan warna berbeda untuk tiap TTB, dalam kasus ini TTB sebagai representasi noise level itu sendiri, karena sumber bunyi yang dipakai dalam praktikum ini di anggap sebagai sumber
  • 28. noise. sehingga kita bisa megetahui daerah mana yang memiliki tingkat kebisingan tinggi dan tingkat kebisingan rendah. Pada gambar berikut diperlihatkan hasil plot dengan menggunakan program surfer dalam bentuk denah kontur 2 dimensi dan 3 dimensi. Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 2D Gambar 4.1 Hasil Plot noise mapping dalam bentuk 3D 4.2 Pembahasan 18 Praktikum akustik dan getaran kali ini adalah tentang noise mapping. Yang bertujuan untuk mengetahui pola distribusi kebisingan suatu area berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi yang diukur. Dengan meletakkan sumberbunyi berupa dua buah speaker aktif yang mengeluarkan bunyi dengan frekwensi yang sudah ditentukan, dan letak sumber bunyi tersebut saling membelakangi. Diletakkan pada tengah tengah daerah dengan luas 8x8 meter dan dilakukan pengukuran TTB setiap beda 1 meter dari titik pusat sumber, sehingga diperoleh 80 data dari 80 titiik pengukura. Pengukuran dilakukan setiap beda 1 meter dari titik pengukuran dilakukan, dengan alasan berbedaan TTB dari suatu titik terhadap titik berikutnya baru dapat dirasakan minimal dengan jarak kedua titik tersebut sebesar 1 meter.
  • 29. 35 Setelah didapatkan data dari 80 titik pengukuran dimana pada tiap titik pengukuran dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali yang bertujuan sebagai reduksi error untuk menambah akurasi dan presisi sebuah pengukuran, lalu ketiga data tersebut dirata-rata sehingga diperoleh 80 data yang kemudian di olah menggunakan program surfer untuk mendapatkan pola noise mapping nya berupa denah kontur berwarna. Pada gambar 4.1 ditunjukkan hasil plot 2D. dimana daerah yang terang adalah daerah dengan TTB tinggi sedangkan tang lebih gelap sampai paling gelap adalah daerah dengan TTB rendah. Pada gambar 4.1 terlihat bahwa daerah pada sekitar sumber bunyi memiliki TTB yang tinggi dan berbentuk garis lurus larena memang letak sumber bunyi yang saling membelakangi sehingga daerah dengan arah lurus dari sumber bunyi saja yang memiliki TTB tinggi, sedangkan daerah kiri dan kanan yang lebih dekat dengan sumber bunyi memiliki TTB 19 yang lebih rendah dikarenakan tidak sumber bunyi tidak mengarah pada daerah tersebut. Karena TTB sebagai fungsi jarak, sehingga semakin jauh daerah dari sumber bunyi maka semakin kecil TTB dari daerah tersebut. Tetapi ada sedikit keanehan pada hasil plot noise mapping ini dimana suatu daerah yang relative dekat degan sumber bunyi memiliki TTB yang lebih rendah dari daerah yang lebih jauh, yang ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut
  • 30. Gambar 4.3 Anomali pada Hasil Plot noise mapping Menurut praktikanhal tersebut terjadi karena error pada saat pengambilan data, error yang dimaksud yaitu dikarenakan tinggi dari sound level meter terhadap sumber bunyi yang dikur tidak sama untuk setiap titik pengukuran sehingga terjadi penyimpangan tersebut. Seharusnya pada pengukuran TTB pada tiap-tiap titik letak SLM haruslah sama, atau menggunakan instrument bantu, yaitu sebuah trimpot. Sehingga tidak terjadi penyimpangan seperti ini dan data sehingga plot noise mapping lebih akurat. Dari data plot nose mapping tersebut kita dapat mengetahui 20 daerah dengan TTB tinggi yang dalam kasus ini sebagai representasi daerah dengan noise tinggi dan daerah dengan TTB rendah. Yang dalam penerapan nya nanti dalam bidang industri, perancanaan pembangunan kota dan bidang lain nya, data noise mapping dari kontur berwarna yang telah du plot ini, dapat menjadi acuan dari seorang insinyur untuk menentukan dareh mana yang cocok untuk dibagun sebuah perumahan, sekolah, daerah mana yang perlu diberi noise barrier dan daerah mana yang perlu diberi peringatan berbahaya karena memeliki TTB yang diatas ambang.
  • 31. 37 21 Halaman ini sengaja dikosongkan
  • 32. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari praktikum akustik dan getaran tentang noise mapping yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain. a. Dalam pengukuran intensitas suara atau tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan sound level meter (SLM). Namun perlu diperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan data diantaranya penggunaan SLM, background noise yang dapat mengganggu, serta jarak yang digunakan dalam pengukuran. b. Cara pembuatan noise mapping dari tingkat kebisingan yang di peroleh dari pengukuran menggunakan SLM dapat dilakukan dengan menggunakan software suffer, sehingga akan diketahui persebaran titik – titik yang mempunyai TTB tinggi dan rendah c. Manfaat dari pembuatan noise mapping ini adalah untuk pemetaan tingkat kebisingan pada suatu tempat. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dari suatu tempat sehingga akan membantu dalam pembangunan bangunan yang ideal. 5.1 Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum Noise mapping. a. Sebaiknya digunakan tripod untuk tempat sound level meternya agar tinggi SLM pada saat 22
  • 33. 22 39 pengukuran sama sehingga data yang didapatkan lebih valid. b. Sebaiknya suara – suara yang tidak termasuk dalam pengukuran sebisa mungkin diminimalisir agar data yang diperoleh benar-benar valid hanya berasal dari tingkat kebisingan dari sumber noise
  • 34. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. Modul Percobaan P-2 Noise Mapping Surabaya. LaboratoriumAkustik JTF-FTI-ITS [2] Den Hartog, J.P. 1947. Mechanical Vibrations Third Edition. USA : McGrawHill Book Company, Inc.
  • 35. 41