5. Potensi Hazard Lingkungan
Fisik
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim
(panas & dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi
asap knalpot yang bertebaran
Gangguan Pendengaran, Iritasi
Mata dan gangguan Saluran
Pernafasan
6. Suhu Udara di Bengkel Motor
Suhu yang terukur ; 32ºC
Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja
adalah 21º-30ºC
Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis
adalah 22º - 27ºC
Beban tambahan berupa panas lingkungan
dapat menyebabkan beban fisiologis
misalnya kerja jantung menjadi bertambah.
7. Potensi Hazard Lingkungan
Kimia Bahan kimia : bahan bakar dan minyak pelumas
seperti bensin atau premium, solar, minyak tanah,
oli dan gemuk.
potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun
bahan (toksisitas);
mempengaruhi tubuh tenaga
kerja: inhalation (melalui
pernafasan) , ingestion (melalui
mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui
kulit; infeksi kulit)
8. Kegiatan di bengkel yang
menimbulkan potensi hazard
Tempat tunggu Pengunjung
berada di tempat service atau
ruang kerja bengkel
Pekerja tidak menggunakan
masker dan sarung tangan
disaat menuangkan minyak
pelumas (bahan kimia)
11. Zona Kebisingan (Peraturan Menteri
Kesehatan No. 718 tahun 1987)
A
Tempat penelitian, rumah
sakit, tempat perawatan
kesehatan atau sosial. Tingkat
kebisingan (35 - 45 dB)
B
perumahan, tempat
pendidikan, dan rekreasi.
Angka kebisingan (45 – 55
dB.)
C
perkantoran, pertokoan,
perdagangan, pasar, dengan
tingkat kebisingan (50-60 dB)
D
lingkungan industri, pabrik,
stasiun kereta api, dan
terminal bus. Tingkat
kebisingan (60 - 70 dB.)
12. Pengukuran Kebisingan
Alat Ukur
SOUND LEVEL
METER
Mengukur overall level sound level meter
(satuan dBA)
Membaca data tingkat kebisingan pada
sound level meter setiap interval lima detik
selama sepuluh menit
Metode Perhitungan :
1.Leq (1 menit) = 10 log 1/60 {10 0,1
(L5)
+ ... + 10 0,1 (L60)
}. 5 dB(A)
2. Leq (10 menit) = 10 log 1/10
{10 0,1 (L1)
+ ... + 10 0,1 (L10)
}. 1 dB(A)
16. Baku Mutu Kebisingan
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-
48/MENLH/11/1996
TENTANG
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Perdagangan dan
Jasa :
70 dB(A)
Hasil
Pengukuran :
65 dB(A) dan
62 db (A)
Vs
18. Dampak Kebisingan bagi
Manusia
Psikologis, terkejut, mengganggu dan
memutuskan konsentrasi, tidur dan saat
istirahat
Fisiologis, seperti menaikkan tekanan darah
dan detak jantung, mengurangi ketajaman
pendengaran, sakit telinga, mual, kendali otot
terganggu, dll.
Gangguan komunikasi yang mempengaruhi
kenyamanan kerja dan keselamatan.
19. Pengendalian kebisingan
Pengendalian dilakukan di 3 bagian: SUMBER, RUANG
ANTARA sumber dan penerima/pekerja, pada
PENERIMA/PEKERJA
Urutan pengendalian paling efektif:
• Kurangi/hilangkan sumber bising
• Pengendalian pathway: jarak diperjauh dengan
perisai/isolator/automatisasi
• Perlindungan penerima dari bising (APD)
SUMBER PATHWAY/MEDIA PENERIMA/RECEIVER
20. •Cara teknis:
APDPerpanjang jarak
Reduksi waktuPerisaiInsulasi sumber
Isolasi pekerjaAbsorpsi/dampingSubstitusi
PENERIMAPATHWAYSUMBER
•Cara medis:
Pemeriksaan ketajaman pendengaran secara periodik
Penempatan pekerja sesuai dengan kepekaan thd bising
Monitor ketulian temporer
•Cara manajemen:
Reduksi waktu eksposur
Diklat pemakaian dan pemeliharaan APD
21. Kesimpulan
Bangunan dan Lingkungan Bengkel sangat
mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan
pekerja dan pengunjung
Potensi hazard pada bengkel : lingkungan fisik
dan lingkungan kimia
Tingkat kebisingan bengkel : 62 – 65 dB
dibawah baku mutu dan berada pada kisaran
noice yang diperkenankan.
Pekerja bengkel tidak menggunakan APD pada
saat bekerja sehingga beresiko terpapar bahan
kimia.