SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Kebisingan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Group 13
Dosen pengampu
Dr. Andhina Putri Heriyanti, S.T., M.Si.
Rifa'atunnisa, S.Hut., M.Si., Ph.D.
Group Member
Louis Anasthasya C
4512422033
Rafi Nadhifa Saoki
4512422029
Unsur-Unsur Kebisingan
Intensitas/Tekanan (Sound Intensity/Pressurre)
1.
Intensitas didefinisikan sebagai aliran energi per satuan luas. Tekanan suara
adalah sejumlah fluktasi tekanan udara yang dihasilkan oleh sumber suara.
Besaran umum dipakai untuk menyatakan tingkat kebisingan dalam suatu
rentang waktu tertentu ialah Leq (L-ekuivalen).
Perhitungan desibel dapat dilakukan dengan persamaan:
IDENTIFIKASI
Gambar ini memperlihatkan bahwa energisuara
pada frekuensi rendah dieliminasi oleh sistem
Skala-Dtidak sebanyak yang dieliminasi oleh
skala-A
Pada persamaan-persamaan tersebut bahwa
satuan dB merupakan perbandingan terhadap
ambang dengar atau tingkat energi bising
terhadap energi pada ambang dengar. Nilai dB
memiliki 3 skala, yakni skala A, B, dan C. Respons
relatif skala pembebanan kebisingan tersebut
dapat dilihat pada gambar diatas
Frekuensi dan Panjang Gelombang
Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara mana tekanan
suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya
oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama
dinamakan "panjang gelombang" yang dinyatakan sebagai λ(m). Kemudian,
apabila tekanan suara pada titik sembarangan berubah secara periodik,
jumlah naik-turunnya periodik ini secara berulang dalam satu detik
dinamakan "frekuensi", yang dinyatakan sebagai f ( Hz).
Hubungan antara kecepatan suara c (m/s), gelombang A, dan frekuensi f
dinyatakan sebagai berikut:
c = f × λ
Hubungan antara SP, SPL, dan Rasio
Energi Suara/Energi Referensi
Gelombang Sinusoidal
Garis Bentuk Kenyaringan
Lama Paparan
Jenis bising dibedakan juga berdasarkan lama/durasi paparannya.
Berdasarkan karakteristik durasi dan frekuensinya, jenis bising dibagi
atas kelompok- kelompok sebagai berikut.
Bising kontinu dengan spektrum frekuensi luas (steady wide band
noise)
1.
Bising kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady narrow
band noise)
2.
Bising impulsif (impact noise)
3.
Intermitten noise
4.
DAMPAK KEBISINGAN
Efek fisiologis seperti menaikkan
tekanan darah dan detak jantung,
mengurangi ketajaman pendengaran,
sakit telinga, mual, kendali otot
terganggu, dan lain-lain.
3.
Gangguan kornunikasi seperti
menurunkan kinerja dan keamanan.
2.
Efek psikologis seperti terkejut,
terganggu, üdak dapat konsentrasi,
tidur, dan relaksasi dapat
memengaruhi kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja.
1.
Dampak Terhadap
Pendengaran
Kerusakan pendengaran atau ketulian (hearing
impairment)
Noise-induced hearing loss (NIHL)
Hal ini terjadi akibat terhalanginya secara mekanis transmisi suara ke telinga
bagian dalam (conductive hearing loss) atau kerusakan sel-sel rambut pada
koklea.
NIHL sering terdapat pada pekerja yang mengalami paparan kebisingan
secara frekuen, biasanya diakibatkan oleh durasi paparan bising tingkat
tinggi yang lama.
Dampak Terhadap
Pendengaran
Tinnitus
Gangguan Komunikasi
Tinnitus adalah sensasi dengung, desis, atau dentang pada telinga yang
terjadi jika terdapat paparan yang berlebihan.
Dampak Psikologis
sifat/karakter bising, seperti volume dan nada bising;
1.
kompleksitas tugas pekerja, misalnya gangguan percakapan
orang lain akan mengganggu pekerja pada pekerjaan yang
memerlukan konsentrasi yang tinggi;
2.
jenis pekerjaan;
3.
jabatan pekerja;
4.
kondisi tubuh pekerja; pada kondisi tubuh yang lelah, bising
bisa menjadi kontributor stres pekerja.
5.
KETULIAN
Ketulian merupakan berkurangnya ketajaman pendengaran dibandingkan dengan
orang normal sebesar 15 dB untuk golongan usia yang sama.
Berdasarkan sifatnya:
Ketulian permanen, disebabkan oleh penyakit, usla, obat, trauma, dan kebisingan.
1.
Ketulian temporer yang merupakan ketulian akibat pajanan bising dapat pulih
setelah istirahat
2.
Berdasarkan penyebabnya, ketulian ada dua macam.
Ketulian konduktif, disebabkan peralatan konduksi rusak akibat trauma dari sakit.
1.
Ketulian sensorineural, disebabkan persarafan rusak, akibat trauma, sakit, kebisingan,
dan usia (presbycussis).
2.
KETULIAN
Ketulian juga ditentukan oleh faktor lain selain penyebab, seperti:
kepekaan individu;
1.
usia pekerja;
2.
obat yang dimakan,
3.
total energi yang diterima;
4.
spektrum frekuensi yang diterima;
5.
lama eksposur/lama kerja; dan
6.
karakteristik bising: kontinu, intermiten, impact noise.
7.
Derajat ketulian dikelompokkan sebagai berikut:
Normal, jika terjadi peningkatan ambang dengar antara 0 dan 25 dB(A).
1.
Tuli ringan, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 26-40 dB(A).
2.
Tuli sedang, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 41-60 dB(A).
3.
Tuli berat, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 61-90 dB(A).
4.
Pengukuran Kebisingan
Mengetahui tingkat kebisingan
Sound level
meter
Noise
Dosimeter
Peraturan Mengenai Kebisingan di Tempat Kerja
SK Menkes No.
1405/Menkes/SK/XI/
2002
SK Kepmenaker No.
Kep-51/Men/1999
SK Menkes No.
1405/Menkes/SK/XI/2002
SK Kepmenaker No. Kep-51/Men/1999
TWA >8 jam 85 dbA
Pengendalian/Pengelolaan
Sumber: kurangi/hilangkan
Media: jarak diperjauh
Penerima: APD, diklat, manajemen
Pengendalian Secara Teknis
Ditempatkan di sekitar sumber kebisingan etc:
tembok, beton, logam
Mengubah suara menjadi panas etc: wol, busa,
fiberglass
Energi getaran menjadi panas etc: baja peredam
Mencegah energi getar ke penerima etc: karet
Sound Insulation
Sound absorption
Vibration damping
Vibration isolation
Ear Muffs
Ear Plugs
Fiberglass
Karet peredam
Secara Medis
Pemeriksaan rutin Penempatan sesuai
kepekaan
Monitoring ketulian
temporer
Pengendalian Dengan Manajemen
Reduksi waktu pajanan
Didasarkan pada Kepmenaker No. 51 tahun 1999
Ti = Lamanya eksposur pada suatu tingkat kebisingan
TTLV = Lamanya eksposur yang diizinkan pada suatu tingkat
TWA>1
Pengendalian Dengan Pelatihan
Uji
audiometri
Jenis APD
Efek
kebisingan
Pencatatan Hasil
Perbaikan lingkungan kerja
Penelusuran penyebab
penyakit
Disimpan 2-3 tahun
Nama, tanggal, penguji.
Thank You
For Your Attention

More Related Content

Similar to Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja

Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf2440018015FIRMANSYAH
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxdias263796
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptxnanangprasetyo12
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
 
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFirman815495
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxFikaAinurRahmawati
 
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nerschairul35
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptxarief337821
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing lossLetitia Kale
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Ainur
 
Geo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraGeo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraTary Lestari
 

Similar to Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja (20)

Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdfLaporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
Laporan Praktikum Kesehatan Kerja Audiometri.pdf
 
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaranGangguan pendengaran
Gangguan pendengaran
 
Kebisingan
KebisinganKebisingan
Kebisingan
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
 
Polusi suara XI
Polusi suara XIPolusi suara XI
Polusi suara XI
 
KLP IBD.pptx
KLP IBD.pptxKLP IBD.pptx
KLP IBD.pptx
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptxFIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
FIRMAN 210205501013 TUGAS PPT REKAYASA SISTEM AUDIO.pptx
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
 
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
 
Makalah audiometer
Makalah audiometerMakalah audiometer
Makalah audiometer
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing loss
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
 
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Chapter ii3
Chapter ii3Chapter ii3
Chapter ii3
 
Geo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraGeo pencemaran suara
Geo pencemaran suara
 

Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja

  • 1. Kebisingan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Group 13 Dosen pengampu Dr. Andhina Putri Heriyanti, S.T., M.Si. Rifa'atunnisa, S.Hut., M.Si., Ph.D.
  • 2. Group Member Louis Anasthasya C 4512422033 Rafi Nadhifa Saoki 4512422029
  • 3. Unsur-Unsur Kebisingan Intensitas/Tekanan (Sound Intensity/Pressurre) 1. Intensitas didefinisikan sebagai aliran energi per satuan luas. Tekanan suara adalah sejumlah fluktasi tekanan udara yang dihasilkan oleh sumber suara. Besaran umum dipakai untuk menyatakan tingkat kebisingan dalam suatu rentang waktu tertentu ialah Leq (L-ekuivalen). Perhitungan desibel dapat dilakukan dengan persamaan: IDENTIFIKASI
  • 4. Gambar ini memperlihatkan bahwa energisuara pada frekuensi rendah dieliminasi oleh sistem Skala-Dtidak sebanyak yang dieliminasi oleh skala-A Pada persamaan-persamaan tersebut bahwa satuan dB merupakan perbandingan terhadap ambang dengar atau tingkat energi bising terhadap energi pada ambang dengar. Nilai dB memiliki 3 skala, yakni skala A, B, dan C. Respons relatif skala pembebanan kebisingan tersebut dapat dilihat pada gambar diatas
  • 5. Frekuensi dan Panjang Gelombang Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara mana tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan "panjang gelombang" yang dinyatakan sebagai λ(m). Kemudian, apabila tekanan suara pada titik sembarangan berubah secara periodik, jumlah naik-turunnya periodik ini secara berulang dalam satu detik dinamakan "frekuensi", yang dinyatakan sebagai f ( Hz). Hubungan antara kecepatan suara c (m/s), gelombang A, dan frekuensi f dinyatakan sebagai berikut: c = f × λ
  • 6. Hubungan antara SP, SPL, dan Rasio Energi Suara/Energi Referensi
  • 9. Lama Paparan Jenis bising dibedakan juga berdasarkan lama/durasi paparannya. Berdasarkan karakteristik durasi dan frekuensinya, jenis bising dibagi atas kelompok- kelompok sebagai berikut. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi luas (steady wide band noise) 1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady narrow band noise) 2. Bising impulsif (impact noise) 3. Intermitten noise 4.
  • 10. DAMPAK KEBISINGAN Efek fisiologis seperti menaikkan tekanan darah dan detak jantung, mengurangi ketajaman pendengaran, sakit telinga, mual, kendali otot terganggu, dan lain-lain. 3. Gangguan kornunikasi seperti menurunkan kinerja dan keamanan. 2. Efek psikologis seperti terkejut, terganggu, üdak dapat konsentrasi, tidur, dan relaksasi dapat memengaruhi kenyamanan kerja dan keselamatan kerja. 1.
  • 11. Dampak Terhadap Pendengaran Kerusakan pendengaran atau ketulian (hearing impairment) Noise-induced hearing loss (NIHL) Hal ini terjadi akibat terhalanginya secara mekanis transmisi suara ke telinga bagian dalam (conductive hearing loss) atau kerusakan sel-sel rambut pada koklea. NIHL sering terdapat pada pekerja yang mengalami paparan kebisingan secara frekuen, biasanya diakibatkan oleh durasi paparan bising tingkat tinggi yang lama.
  • 12. Dampak Terhadap Pendengaran Tinnitus Gangguan Komunikasi Tinnitus adalah sensasi dengung, desis, atau dentang pada telinga yang terjadi jika terdapat paparan yang berlebihan.
  • 13. Dampak Psikologis sifat/karakter bising, seperti volume dan nada bising; 1. kompleksitas tugas pekerja, misalnya gangguan percakapan orang lain akan mengganggu pekerja pada pekerjaan yang memerlukan konsentrasi yang tinggi; 2. jenis pekerjaan; 3. jabatan pekerja; 4. kondisi tubuh pekerja; pada kondisi tubuh yang lelah, bising bisa menjadi kontributor stres pekerja. 5.
  • 14. KETULIAN Ketulian merupakan berkurangnya ketajaman pendengaran dibandingkan dengan orang normal sebesar 15 dB untuk golongan usia yang sama. Berdasarkan sifatnya: Ketulian permanen, disebabkan oleh penyakit, usla, obat, trauma, dan kebisingan. 1. Ketulian temporer yang merupakan ketulian akibat pajanan bising dapat pulih setelah istirahat 2. Berdasarkan penyebabnya, ketulian ada dua macam. Ketulian konduktif, disebabkan peralatan konduksi rusak akibat trauma dari sakit. 1. Ketulian sensorineural, disebabkan persarafan rusak, akibat trauma, sakit, kebisingan, dan usia (presbycussis). 2.
  • 15. KETULIAN Ketulian juga ditentukan oleh faktor lain selain penyebab, seperti: kepekaan individu; 1. usia pekerja; 2. obat yang dimakan, 3. total energi yang diterima; 4. spektrum frekuensi yang diterima; 5. lama eksposur/lama kerja; dan 6. karakteristik bising: kontinu, intermiten, impact noise. 7. Derajat ketulian dikelompokkan sebagai berikut: Normal, jika terjadi peningkatan ambang dengar antara 0 dan 25 dB(A). 1. Tuli ringan, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 26-40 dB(A). 2. Tuli sedang, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 41-60 dB(A). 3. Tuli berat, jika terjadi peningkatan ambang dengar sebesar 61-90 dB(A). 4.
  • 16. Pengukuran Kebisingan Mengetahui tingkat kebisingan Sound level meter Noise Dosimeter
  • 17. Peraturan Mengenai Kebisingan di Tempat Kerja SK Menkes No. 1405/Menkes/SK/XI/ 2002 SK Kepmenaker No. Kep-51/Men/1999
  • 19. SK Kepmenaker No. Kep-51/Men/1999
  • 20. TWA >8 jam 85 dbA Pengendalian/Pengelolaan Sumber: kurangi/hilangkan Media: jarak diperjauh Penerima: APD, diklat, manajemen
  • 21. Pengendalian Secara Teknis Ditempatkan di sekitar sumber kebisingan etc: tembok, beton, logam Mengubah suara menjadi panas etc: wol, busa, fiberglass Energi getaran menjadi panas etc: baja peredam Mencegah energi getar ke penerima etc: karet Sound Insulation Sound absorption Vibration damping Vibration isolation Ear Muffs Ear Plugs Fiberglass Karet peredam
  • 22. Secara Medis Pemeriksaan rutin Penempatan sesuai kepekaan Monitoring ketulian temporer
  • 23. Pengendalian Dengan Manajemen Reduksi waktu pajanan Didasarkan pada Kepmenaker No. 51 tahun 1999 Ti = Lamanya eksposur pada suatu tingkat kebisingan TTLV = Lamanya eksposur yang diizinkan pada suatu tingkat TWA>1
  • 25. Pencatatan Hasil Perbaikan lingkungan kerja Penelusuran penyebab penyakit Disimpan 2-3 tahun Nama, tanggal, penguji.
  • 26. Thank You For Your Attention