SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Standar Nasional Indonesia
SNI 16-7061-2004
Pengukuran iklim kerja (panas)
dengan parameter indeks suhu basah dan bola
ICS 17.200.10 Badan Standardisasi Nasional
SNI 16-7061-2004
i
Daftar isi
Daftar isi............................................................................................................................ i
Prakata ............................................................................................................................. ii
Pendahuluan .................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup ........................................................................................................... 1
2 Istilah dan definisi ..................................................................................................... 1
3 Simbol dan singkatan ............................................................................................... 1
4 Cara pengukuran....................................................................................................... 2
Lampiran A Peralatan untuk pengukuran ISBB............................................................. 4
Lampiran B Formulir hasil pengukuran parameter ISBB ............................................... 5
Bibliografi ......................................................................................................................... 6
Gambar A.1 Peralatan untuk pengukuran ISBB............................................................ 4
SNI 16-7061-2004
ii
Prakata
Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola
dimaksudkan untuk mewujudkan keseragaman dalam melakukan penilaian iklim kerja
(panas) yang memakai indeks suhu basah dan bola sebagai parameternya. Dengan
menggunakan standar ini, Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dapat diterapkan dengan
baik. Slain itu dengan terbitnya standar ini lebih banyak pihak yang dapat melakukan
pengukuran indeks suhu basah dan bola dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Standar ini disusun berdasarkan pengalaman di lapangan sesuai kondisi Indonesia, dan juga
referensi aspek teori dari bibliografi yang berkaitan dengan tehnik pengukuran iklim kerja.
Standar ini mengacu pada standar pengujian iklim kerja dengan parameter indeks suhu
basah dan bola, Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja,1995.
Standar ini disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia
Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 5 Nopemper 2003 yang dihadiri
oleh wakil-wakil dari instansi pemerintah, pengusaha, organisasai profesi, perguruan tinggi,
konfederasi SPSI dan Apindo.
SNI 16-7061-2004
iii
Pendahuluan
Iklim kerja (panas) merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya cukup dominan terhadap
kinerja sumber daya manusia bahkan pengaruhnya tidak terbatas pada kinerja saja
melainkan dapat lebih jauh lagi, yaitu pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Untuk
itu diperlukan standar mengenai pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks
suhu basah dan bola.
Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola
mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja, penentuan titik pengukuran dan
perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda ini harus seorang yang berkompetensi
dalam melakukan pengukuran iklim kerja (panas).
Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang mempunyai potensi
bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja (panas). Dalam penerapannya di
lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan bola dilaksanakan bersamaan dengan
perhitungan beban kerja yang di dibandingkan pada pembatasan waktu kerja sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999.
SNI 16-7061-2004
1 dari 6
Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter
indeks suhu basah dan bola
1 Ruang lingkup
Standar ini menguraikan cara untuk mengukur iklim kerja (panas) dengan menggunakan
parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB).
2 Istilah dan definisi
2.1
iklim kerja (panas)
hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
2.2
suhu basah alami (natural wet bulb temperature)
suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan
uap air di udara, suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih
rendah dari suhu kering
2.3
suhu kering (dry bulb temperature)
suhu udara yang diukur dengan termometer suhu kering
2.4
suhu bola (globe temperature)
suhu yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan
dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator tingkat radiasi
2.5
indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index)
parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu
kering, suhu basah alami dan suhu bola
3 Simbol dan singkatan
o
C
ISBB
ISBB1
ISBB2
:
:
:
:
Derajat Celcius
Indeks Suhu Basah dan Bola
Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu 1
Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu 2
ISBBn
ISBB rata-rata
:
:
Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu n
Indeks Suhu Basah dan Bola diterima rata-rata selama waktu tertentu
SBA
SK
SB
t1, t2, tn,
:
:
:
:
Suhu Basah Alami
Suhu Kering
Suhu Bola
Jangka waktu pemaparan selama ISBB1, ISBB2, ISBBn yang
bersangkutan, dinyatakan dalam menit
SNI 16-7061-2004
2 dari 6
4 Cara pengukuran
4.1 Prinsip
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu basah
alami, suhu kering dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks suhu basah dan bola
diperhitungkan dengan rumus.
4.2 Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi untuk
melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
Alat-alat yang digunakan terdiri dari:
− Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran –5o
C sampai dengan 50o
C dan
bergraduasi maksimal 0,5o
C.
− Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran –5o
C sampai dengan 50o
C dan
bergraduasi maksimal 0,5o
C.
− Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran –5o
C sampai dengan 100o
C dan
bergraduasi maksimal 0,5o
C.
CATATAN Peralatan ini merupakan peralatan minimal dan tidak membatasi penggunaan alat
pengukur ISBB lainnya, tetapi hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan hasil dari peralatan ini.
4.3 Prosedur kerja
Langkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut:
− Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling, jarak
antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat
pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit.
− Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60
menit.
− Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm,
kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik
pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit - 30
menit.
− Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung termometer
setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai.
− Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja,
pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
4.4 Penentuan titik pengukuran
Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan.
CATATAN Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang
dilakukan.
SNI 16-7061-2004
3 dari 6
4.5 Perhitungan
a) Rumus dasar ISBB
Ada 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu:
− Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu
tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:
ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK
− Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari:
ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB
b) Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja
Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja yang berpindah-
pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
(ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) +………+(ISBBn) (tn)
ISBB rata-rata = ------------------------------------------------------------------
t1 + t2 +……………….+.tn
SNI 16-7061-2004
4 dari 6
Lampiran A
(informatif)
Peralatan untuk pengukuran ISBB
Keterangan gambar:
1 Termometer suhu kering
2 Termometer suhu basah alami
3 Termometer suhu bola
4 Erlenmeyer 125 ml diisi air suling
5 Kain kasa
6 Bola tembaga
7 Statis
8 Tripot
1
2 3
1 inci 6
4
5
1 m -1,25 m
7
8
Gambar A.1 Peralatan untuk pengukuran ISBB
SNI 16-7061-2004
5 dari 6
Lampiran B
(Informatif)
Formulir hasil pengukuran parameter ISBB
Nama perusahaan
Alamat
No. Telp dan Fax.
Jenis perusahaan
Tanggal pengukuran
Alat yang digunakan
Pelaksana
:
:
:
:
:
:
:
No Bagian/Lokasi Jam
SBA
o
C
SB
o
C
SK
o
C
ISBB
o
C
Sumber
panas
Ket
Cuaca:……………………… Kelembaban: ………………
……………….,………………………………
Mengetahui
(………………………………………)
(Diketahui oleh Kepala/Penanggung Jawab Unit Kerja)
Pelaksana
(……………………………………….)
SNI 16-7061-2004
6 dari 6
Bibliografi
American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH),TLVs and BEIs, 2003.
NIOSH Criteria for a Recomended Standard Occupational Exposure to Hot Environment,
1972, DHHS( NIOSH) Publication No.72-10260.
Robert G. Confer and Thomas R. Confer, Occupational Health and Safety, Term,Definition
and Abbreviations, 1994, Lewis Publishers, USA.
Suma’mur PK, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, 1991, Haji Masagung, Jakarta.
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep. 51/MEN/1999.

More Related Content

What's hot

SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxDangkosAja
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Instansi
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat KebisinganKEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat KebisinganMuhamad Imam Khairy
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Arfanhandrah
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3Herry Prakoso
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKChristian Solas
 

What's hot (20)

SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Indeks Kualitas Udara
Indeks Kualitas Udara Indeks Kualitas Udara
Indeks Kualitas Udara
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat KebisinganKEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
KEPMENLH RI No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
 
Syarat pembentukan P2K3
Syarat pembentukan  P2K3Syarat pembentukan  P2K3
Syarat pembentukan P2K3
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 

Similar to ISBB-40

2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptxArifWibisono18
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)Eko Supriyadi
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)Eko Supriyadi
 
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBAN
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBANDokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBAN
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBANSiti Fauziah
 
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...Siti Fauziah
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)Eko Supriyadi
 

Similar to ISBB-40 (8)

Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatanJurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
 
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (6)
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (2)
 
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBAN
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBANDokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBAN
Dokumen B100 - B600 Siti Fauziah 151311029 - D3 Teknik Elektronika POLBAN
 
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...
Pengendali Suhu Ruangan Berbasis Arduino dengan MOSFET dan LM35 - Elektronika...
 
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)
Logam mesin maintenance and diagnostic refrigeration & ac 18 (1)
 

More from Muhamad Imam Khairy

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiMuhamad Imam Khairy
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Muhamad Imam Khairy
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarMuhamad Imam Khairy
 
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]Muhamad Imam Khairy
 
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraPP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraMuhamad Imam Khairy
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasMuhamad Imam Khairy
 

More from Muhamad Imam Khairy (19)

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
 
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam KhairyProduct Polishing by Muhamad Imam Khairy
Product Polishing by Muhamad Imam Khairy
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
 
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
SNI 09-7118.3-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 3: Cara...
 
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...
 
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
SNI 06-2425-1991 tentang Metode Pengujian Oksigen Terlarut dengan Elektrokimia]
 
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraPP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
 
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
 

ISBB-40

  • 1. Standar Nasional Indonesia SNI 16-7061-2004 Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola ICS 17.200.10 Badan Standardisasi Nasional
  • 2.
  • 3. SNI 16-7061-2004 i Daftar isi Daftar isi............................................................................................................................ i Prakata ............................................................................................................................. ii Pendahuluan .................................................................................................................... iii 1 Ruang lingkup ........................................................................................................... 1 2 Istilah dan definisi ..................................................................................................... 1 3 Simbol dan singkatan ............................................................................................... 1 4 Cara pengukuran....................................................................................................... 2 Lampiran A Peralatan untuk pengukuran ISBB............................................................. 4 Lampiran B Formulir hasil pengukuran parameter ISBB ............................................... 5 Bibliografi ......................................................................................................................... 6 Gambar A.1 Peralatan untuk pengukuran ISBB............................................................ 4
  • 4. SNI 16-7061-2004 ii Prakata Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola dimaksudkan untuk mewujudkan keseragaman dalam melakukan penilaian iklim kerja (panas) yang memakai indeks suhu basah dan bola sebagai parameternya. Dengan menggunakan standar ini, Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dapat diterapkan dengan baik. Slain itu dengan terbitnya standar ini lebih banyak pihak yang dapat melakukan pengukuran indeks suhu basah dan bola dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Standar ini disusun berdasarkan pengalaman di lapangan sesuai kondisi Indonesia, dan juga referensi aspek teori dari bibliografi yang berkaitan dengan tehnik pengukuran iklim kerja. Standar ini mengacu pada standar pengujian iklim kerja dengan parameter indeks suhu basah dan bola, Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja,1995. Standar ini disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 5 Nopemper 2003 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari instansi pemerintah, pengusaha, organisasai profesi, perguruan tinggi, konfederasi SPSI dan Apindo.
  • 5. SNI 16-7061-2004 iii Pendahuluan Iklim kerja (panas) merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya cukup dominan terhadap kinerja sumber daya manusia bahkan pengaruhnya tidak terbatas pada kinerja saja melainkan dapat lebih jauh lagi, yaitu pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Untuk itu diperlukan standar mengenai pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola. Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja, penentuan titik pengukuran dan perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda ini harus seorang yang berkompetensi dalam melakukan pengukuran iklim kerja (panas). Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja (panas). Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan bola dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di dibandingkan pada pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999.
  • 6.
  • 7. SNI 16-7061-2004 1 dari 6 Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola 1 Ruang lingkup Standar ini menguraikan cara untuk mengukur iklim kerja (panas) dengan menggunakan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB). 2 Istilah dan definisi 2.1 iklim kerja (panas) hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi 2.2 suhu basah alami (natural wet bulb temperature) suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara, suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih rendah dari suhu kering 2.3 suhu kering (dry bulb temperature) suhu udara yang diukur dengan termometer suhu kering 2.4 suhu bola (globe temperature) suhu yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator tingkat radiasi 2.5 indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index) parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola 3 Simbol dan singkatan o C ISBB ISBB1 ISBB2 : : : : Derajat Celcius Indeks Suhu Basah dan Bola Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu 1 Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu 2 ISBBn ISBB rata-rata : : Indeks Suhu Basah dan Bola menurut waktu n Indeks Suhu Basah dan Bola diterima rata-rata selama waktu tertentu SBA SK SB t1, t2, tn, : : : : Suhu Basah Alami Suhu Kering Suhu Bola Jangka waktu pemaparan selama ISBB1, ISBB2, ISBBn yang bersangkutan, dinyatakan dalam menit
  • 8. SNI 16-7061-2004 2 dari 6 4 Cara pengukuran 4.1 Prinsip Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu basah alami, suhu kering dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks suhu basah dan bola diperhitungkan dengan rumus. 4.2 Peralatan Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali. Alat-alat yang digunakan terdiri dari: − Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran –5o C sampai dengan 50o C dan bergraduasi maksimal 0,5o C. − Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran –5o C sampai dengan 50o C dan bergraduasi maksimal 0,5o C. − Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran –5o C sampai dengan 100o C dan bergraduasi maksimal 0,5o C. CATATAN Peralatan ini merupakan peralatan minimal dan tidak membatasi penggunaan alat pengukur ISBB lainnya, tetapi hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan hasil dari peralatan ini. 4.3 Prosedur kerja Langkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut: − Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit. − Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit. − Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit - 30 menit. − Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai. − Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja. 4.4 Penentuan titik pengukuran Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. CATATAN Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan.
  • 9. SNI 16-7061-2004 3 dari 6 4.5 Perhitungan a) Rumus dasar ISBB Ada 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu: − Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung: ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK − Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari: ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB b) Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja yang berpindah- pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata dengan rumus sebagai berikut: (ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) +………+(ISBBn) (tn) ISBB rata-rata = ------------------------------------------------------------------ t1 + t2 +……………….+.tn
  • 10. SNI 16-7061-2004 4 dari 6 Lampiran A (informatif) Peralatan untuk pengukuran ISBB Keterangan gambar: 1 Termometer suhu kering 2 Termometer suhu basah alami 3 Termometer suhu bola 4 Erlenmeyer 125 ml diisi air suling 5 Kain kasa 6 Bola tembaga 7 Statis 8 Tripot 1 2 3 1 inci 6 4 5 1 m -1,25 m 7 8 Gambar A.1 Peralatan untuk pengukuran ISBB
  • 11. SNI 16-7061-2004 5 dari 6 Lampiran B (Informatif) Formulir hasil pengukuran parameter ISBB Nama perusahaan Alamat No. Telp dan Fax. Jenis perusahaan Tanggal pengukuran Alat yang digunakan Pelaksana : : : : : : : No Bagian/Lokasi Jam SBA o C SB o C SK o C ISBB o C Sumber panas Ket Cuaca:……………………… Kelembaban: ……………… ……………….,……………………………… Mengetahui (………………………………………) (Diketahui oleh Kepala/Penanggung Jawab Unit Kerja) Pelaksana (……………………………………….)
  • 12. SNI 16-7061-2004 6 dari 6 Bibliografi American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH),TLVs and BEIs, 2003. NIOSH Criteria for a Recomended Standard Occupational Exposure to Hot Environment, 1972, DHHS( NIOSH) Publication No.72-10260. Robert G. Confer and Thomas R. Confer, Occupational Health and Safety, Term,Definition and Abbreviations, 1994, Lewis Publishers, USA. Suma’mur PK, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, 1991, Haji Masagung, Jakarta. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Kep. 51/MEN/1999.