Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Kebijakan Publik Series #4, Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI)
Jakarta, 16 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Lokakarya Persiapan IKK 2024 dan Penganugerahan Hasil Pengukuran IKK Kemenkes Tahun 2023
Jakarta, 30 April 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada “Evaluasi Dampak Diklat”, diselenggarakan
oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Surabaya, 7 Maret 2024
Disampaikan pada “Rapat Koordinasi BPSDM se Kalimantan Utara
Tarakan, 29 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Materi Drum-up Kelas Inovasi, diperuntukkan bagi Tim Adhiganapraya LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Kementerian Hukum dan HAM dengan tema “Mewujudkan Kebijakan yang Berkualitas untuk Kinerja Kemenkumham yang Berdampak”
Jakarta, 22 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Keynote Speech Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jakarta, 15 November 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Temu Inovator (Innovation Summit) Kabupaten Bogor
30 Januari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Seri 2 ASN Belajar BPSDM Jawa Timur
18 Januari 2024
Belajar Bersama Widyaiswara LAN
Diselenggarakan oleh Pusbangkom TSK LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Kebijakan Publik Dalam Perspektif Islam
1. Dr. H. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Disampaikan pada launching dan Halal bi Halal
MAKPI (Masyarakat Analis Kebijakan Publik Indonesia)
PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
KEBIJAKAN PUBLIK
DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Jakarta, 1 Juni 2021
2. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Menurut PBB,
kebijakan adalah
seperangkat
pedoman untuk
bertindak.
(Solichin Abdul
Wahab,
2006)
Al-‐Quran
pada hakikatnya adalah juga
sebuah kebijakan,
yakni kebijakan Allah
yang
diturunkan melalui Rasulullah Muhammad,
karena al-‐Quran
berisi pedoman (al-‐Huda)
yang
memberi petunjuk,
tuntunan,
panduan,
dan arahan bagi seluruh kaum mukmin
untuk nenuju ke jalan yang
benar,
jalan yang
lurus,
yaitu jalan yang
telah ditunjuk Allah
untuk menuju surga.
3. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Al-‐Quran
juga disebut
sebagai An-‐Nuur,
karena berfungsi
memberikan cahaya
yang
menerangi di
dalam kegelapan
“Hai manusia,
sesungguhnya telah
datang kepadamu bukti kebenaran
dari Tuhanmu dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al
Quran)”.
(QS.
An-‐Nisaa/4:
174)
4. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
David
Easton
dalam bukunya berjudul The
Political
System
(1953)
menyatakan bahwa:
“Dalam proses
pembuatan kebijakan,
terdapat perilaku politik untuk
mengalokasikan nilai-‐nilai secara sah
(authoritative
allocation
of
values)”.
Sumber:
https://www.britannica.com/topic/political-‐
science/Systems-‐analysis#ref423526.
KEBIJAKAN
Standar Perilaku
Dasar-‐Dasar Filsafat,
Nilai,
dan Norma
CITACITA
BERBANGSA
DAN
BERNEGARA
5. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Memisahkan dan membedakan antara tauhid
dengan syirik,
antara yang
haq dengan yang
batil,
antara yang
benar dengan yang
salah,
dan antara
yang
baik dengan yang
buruk.
Al-‐Quran
berfungsi sebagai al-‐
Furqon,
yang
berarti pemisah
(fashl) dan pembeda (farq)
6. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
TUJUAN
KEBIJAKAN
Paham Negara
Kesejahteraan
(welfare
state)
Hak negara untuk mengatur (menetapkan
kebijakan)
apapun sepanjang ditujukan
untuk mencapai kesejahteraan umum.
Instrumen Negara:
freies ermessesn atau discretionary
power
NEGA
RA
NEGARA
Prinsip kesejahteraan umum ini kemudian tertuang dalam salah satu adagium ilmu hukum
yang
berbunyi “salus populi suprema lex”,
yang
artinya kesejahteraan dan keselamatan
rakyat adalah hukum yang
tertinggi.
KONSTITUSI
N
EGARA
KONSTITUSI
INDONESIA
Alinea 4
Pembukaan UUD
1945,
dengan tegas
menyatakan tujuan
nasional yakni:
“Melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah
Indonesia,
memajukan
kesejahteraan umum,
dan
mencerdaskan kehidupan
bangsa.”
7. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Tujuan Kesejahteraan Umat
“Dan
Kami
tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya tanpa hikmah (sia-‐sia)”.
Coba kita
perhatikan,
bukankah sumber kehidupan dan kesejahteraan
manusia berasal dari dalam bumi,
langit dan diantara
keduanya?
Hujan yang
tercurah dari langit,
sinar matahari,
oksigen,
angin,
aneka gelombang di
udara,
dan sebagainya,
adalah sumber daya yang
memberikan kehidupan bagi umat
manusia.
Belum lagi kandungan bumi yang
menghasilkan air,
bahan pangan,
aneka tambang,
dan sebagainya
Firman Allah
SWT
QS.
Shaad/38:
27
8. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Kesejahteraan tidak hanya
diperuntukkan bagi umat
manusia saja,
namun juga
makhluk ciptaan Sang
Khaliq
lainnya (QS.
Huud/11:
6)
Tidak memiliki orientasi
kesejahteraan dalam ukuran
duniawi semata seperti
konsumsi,
pendidikan,
atau
pelayanan publik.
Merumuskan kebijakan
pembangunan yang
menjamin keseimbangan
antara manusia dengan
alam,
antara generasi saat ini
dengan generasi mendatang,
serta antara kepentingan
ekonomi dengan kebutuhan
spiritual.
Kesejahteraan dalam Perspektif Al-‐Quran
Konsep dan
Kebijakan berbasis
Sustainable
Development
dalam Islam
9. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Pentingnya kesadaran untuk
mengambil tanggung jawab dan
berkolaborasi
Dalam konteks tolong-‐menolong
ini,
maka beragam bentuk
kerjasama seperti:
1. public-‐private
partnership;
2. strategic
alliances;
3. joint
venture;
4. multiple
helix,
dsb.
QS.
AnNisaa/4:
36,
Allah
berfirman yang
artinya:
“…
dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-‐bapak,
karib kerabat,
anak-‐anak yatim,
orang-‐orang
miskin,
tetangga yang
dekat dan tetangga yang
jauh,
teman
sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sungguh,
Allah
tidak menyukai orang
yang
sombong dan
membanggakan diri.”
10. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Kepatuhan pada Aturan
Artinya:
“Matahari tidak akan dapat mendahului
bulan.
dan tidak (juga)
malam dapat mendahului
siang,
dan masing-‐masing pada garis edarnya terus
menerus beredar.”
(QS.
Yasin/36
ayat 40)
ُﻝلْﻳﯾﱠﻟ ﭐٱ َ
ﻻ َ ﻭو َﺭرَﻣَﻘْ ﭐٱﻟ َﻙك ِ
ﺭرْﺩدُﺗ ﻥنَﺃأ ٓﺎَﻬﮭَﻟ ﻰِﻐَﺑۢﻧَﻳﯾ ُﺱسْﻣﱠﺷ ﭐٱﻟ َ
ﻻ
َﻭوﻥنُﺣَﺑْﺳَﻳﯾ ٍﻙكَﻠَﻓ ﻰِﻓ ﱞﻝلُﻛ َ ﻭو ۚ ِ
ﺎﺭرَﻬﮭﱠﻧ ﭐٱﻟ ُﻕقِﺑﺎَﺳ
Jika setiap ciptaan Allah
telah
mengetahui tugasnya masing-‐masing
dan konsisten untuk
melaksanakannya,
maka dalam
konteks organisasi-‐pun
setiap orang
atau setiap pihak juga harus
memahami tugasnya dan
mematuhinya sebaik mungkin.
12. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Ketuhanan (Ilahiah)
1
Setiap aktivitas yang
dilakukan dalam proses
perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik harus berorientasi pada ketuhanan
“Kalian
adalah pemimpin dan kalian
akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinan kalian.
Seorang penguasa adalah pemimpin,
seorang suami adalah seorang
pemimpin seluruh keluarganya,
demikian pula
seorang isteri adalah pemimpin atas rumah
suami dan anaknya.
Kalian
adalah pemimpin yang
akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinan kalian”
(HR.
Bukhari dan Muslim).
13. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
2
Kemanusiaan (Insaniah)
Kebijakan apa pun
yang
dilakukan pada dasarnya ditujukan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia,
baik saat ini maupun
masa yang
akan datang
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat:
sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.”
(QS.
Al-‐Baqarah/2:30)
14. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
3
Keseimbangan (Tawazun)
Dengan dijiwai oleh nilai-‐nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
kebijakan apa yang
dibuat harus memperhatikan semua dimensi
secara seimbang dan proporsional
Dan
langit telah ditinggikan-‐Nya
dan Dia ciptakan keseimbangan.”
(QS.
Ar-‐
Rahman/55:7)
15. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
4
Keadilan (Al-‐’Adalah)
Berdasarkan nilai-‐nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
dan
keseimbangan diatas,
maka kebijakan apa pun
yang
dibuat harus
berorientasi pada keadilan (tepat sasaran)
“Wahai manusia,
sesungguhnya yang
membinasakan orang-‐orang
sebelum kalian
adalah
jika ada orang
yang
mulia (memiliki kedudukan)
di
antara mereka yang
mencuri,
maka
mereka biarkan (tidak dihukum),
namun jika yang
mencuri adalah orang
yang
lemah
(rakyat biasa),
maka mereka menegakkan hukum atas orang
tersebut.
Demi
Allah,
sungguh jika Fatimah
binti Muhammad
mencuri,
aku sendiri yang
akan memotong
tangannya”
(HR.
Bukhari no.
6788
dan Muslim
no.
1688)
16. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
5
Pelayanan (Al-‐Khadimah)
Sesuai dengan keberadaan perumus kebijakan (pemimpin)
sebagai
abdi,
khadam,
atau pelayan masyarakat,
berdasarkan nilai-‐nilai
ketuhanan,
kemanusiaan,
keseimbangan,
dan keadilan,
maka semua
kebijakan yang
dibuat harus berorientasi pada pemberian pelayanan
yang
terbaik kepada masyarakat
3
kaidah fikih yang
berkaitan langsung dengan pelayanan publik:
1. ad-‐dhararu yuzalu (kemudaratan harus dihilangkan);
2. jalbul mashalih wa daf’ul mafasid (meraih kemaslahatan dan menolak kemudaratan);
3. al-‐mashlahul ‘ammah muqaddamah ‘alal mashlahatil khasshah (kemaslahatan
publik didahulukan daripada kemaslahatan individu).
(Dzazuli,
2010:9-‐11)
17. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
6
Keteladanan (Uswah Al-‐hasanah)
Selain sebagai abdi,
khadam,
atau pelayan masyarakat,
perumsus
kebijakan juga adalah seorang pemimpin
Hakikat kepemimpinan digambarkan Rasulullah dalam kalimat “Sayyid al-‐
qawm khâdimuhum” (pemimpin suatu kaum/masyarakat adalah hamba/
pelayan bagi mereka)