Tiga aktor utama dalam good governance yaitu negara, swasta, dan masyarakat madani. Negara bertugas membuat kebijakan dan mengatur lingkungan politik, swasta menjalankan bisnis dan menciptakan lapangan kerja, sedangkan masyarakat madani berperan mengawasi pemerintah dan mewakili aspirasi rakyat. Ketiga aktor saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
Materi ini mempelajari mengenai tatanan organisasi pemerintahan negara yang meliputi tatanan organisasi kenegaraan, tatanan organisasi pemerintahan beserta dengan prinsip-prinsipnya.
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Tatanan organisasi pemerintahan negaraendahmustika
Materi ini mempelajari mengenai tatanan organisasi pemerintahan negara yang meliputi tatanan organisasi kenegaraan, tatanan organisasi pemerintahan beserta dengan prinsip-prinsipnya.
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
3. Mustopadidjaja (2003), governance sebagai: (1)
kepemerintahan; (2) pengelolaan pemerintahan; (3)
penyelenggaraan pemerintahan; (4) penyelenggaraan
negara; dan (5) administrasi negara;
Istilah governance” lebih kompleks karena melibatkan 3
komponen stakeholders, yakni pemerintah, masyarakat,
dan swasta dalam posisi yang sejajar dan saling kontrol;
Hubungan ketiganya harus dalam posisi yang seimbang dan saling
kontrol (checks and balances), utk menghindari penguasaan atau
“eksploitasi” oleh satu komponen terhadap komponen yang lainnya;
Bila salah satu komponen lebih tinggi dari yang lain,
yang terjadi adalah dimensi kekuasaan atas dua
komponen lainnya.
3
4. • Sebagai pembuat
kebijakan
• Pengendali &
pengawas
kebijakan
Negara
• Sebagai
penggerak
aktivitas bidang
ekonomi
Swasta
• Sebagai subyek
dan obyek dari
sektor
pemerintah dan
swasta.
Masyarakat
4
6. GOOD GOVERNANCE
Suatu proses interaksi antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan
masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas,
partisipatif dsb.
Tenaga Kerja
Dunia Usaha
swasta
MasyarakatPemerintah
Kontrol Kontrol
Redistribusi
Melalui pelayanan
Pasar
Pertumbuhan
Nilai
Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka governance akan good.
6
7. AKTOR dalam GOVERNANCE
Tiga unsur (aktor) yang terlibat dalam penyelenggaraan
kepemerintahan:
1. Negara (the state)
2. Sektor swasta (the private sector)
3. Masyarakat (civil society)
Dengan demikian, negara bukan lagi aktor tunggal, sehingga
diperlukan redefinisi peran negara, dan aktor-aktor
lainnya. Governance terjadi ketika aktor-aktor tersebut
saling berinteraksi, sebagai kekuatan penyeimbang satu
sama lain.
7
10. Aktor-aktor dalam Governance
• Negara meliputi lembaga-lembaga politik dan
sektor publik.
• Swasta meliputi perusahaan-perusahaan swasta
di berbagai bidang dan pasar ekonomi.
• Masyarakat meliputi lembaga swadaya
masyarakat, organisasi profesi, dsb, yang terdiri
dari individual maupun kelompok (baik
terorganisasi maupun tidak) yang berinteraksi
secara sosial, politik, dan ekonomi; dengan aturan
formal maupun tidak formal.
10
11. 1. Negara (The State)
Tugas negara adalah :
1. Mewujudkan lingkungan politik yang kondusif
dengan meredefinisi peran pemerintah dalam
mengintegrasikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan
melindungi kelompok yang lemah.
2. Menciptakan komitmen politik mengenai
restrukturisasi ekonomi, sosial dan politik.
3. Menyediakan infrastruktur, iklim demokrasi,
memperkuat kapasitas pemerintah lokal, maupun
nasional.
11
12. 2. Swasta (Private Sector)
1. Menjalankan usaha secara sehat
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Menyediakan insentif bagi karyawan
4. Meningkatkan standar hidup masyarakat
5. Memelihara lingkungan hidup
6. Mentaati peraturan
7. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada
masyarakat
8. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
12
13. 3. Masyarakat Madani (Civil Society)
1. Menjaga hak-hak rakyat agar terjamin
2. Mempengaruhi kebijakan publik melalui partisipasi aktif rakyat, baik
secara perorangan maupun kelembagaan
3. Mengawasi jalannya kebijakan pemerintah melalui lembaga
pemantau independen
4. Menciptakan budaya anti korupsi di kalangan masyarakat
5. Mengembangkan SDM
6. Memperjuangkan Kebebasan pers
7. Menyalurkan aspirasi politik secara benar melalui organisasi atau
partai
13
14. Peran Negara, Swasta Dan Masyarakat Dalam Menciptakan Good
Public Governance Indonesia (Menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance)
14
15. Peran Negara dalam Mewujudkan GPG
1. Menyusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik
yang berorientasi pada pelayanan dan perlindungan kepentingan
masyarakat dan dunia usaha atas dasar prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
2. Melakukan proses penyusunan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan publik yang didasari pada kajian yang mendalam
serta melibatkan masyarakat dan atau dunia usaha.
3. Melakukan deseminasi dan sosialisasi terhadap perundang-
undangan dan kebijakan publik yang telah ditetapkan.
4. Menciptakan sistem sosial politik yang sehat dan terbuka untuk
mewujudkan penyelenggara negara yang memiliki integritas dan
profesionalisme yang tinggi serta meningkatkan kemampuan
warga negara dalam berdemokrasi melalui pendidikan sosial
politik.
15
16. Lanjutan
1. Memastikan agar dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya,
penyelenggara negara mematuhi dan memberdayakan sistem
hukum nasional.
2. Menerapkan etika penyelenggara negara secara konsisten dan
mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
3. Mengupayakan kesejahteraan yang memadai serta menyediakan
sarana dan prasarana bagi penyelenggara negara dan jajarannya
untuk memungkinkan pelaksanaan fungsi, tugas dan
kewenangannya dengan baik.
4. Membangun iklim persaingan usaha yang sehat.
5. Menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
16
17. Peran Dunia Usaha dalam Mewujudkan GPG
1. Melaksanakan usaha secara sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan serta meningkatkan
kesempatan kerja.
2. Membangun sistem yang dapat memastikan perusahaan mematuhi
peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik serta
melaksanakan good corporate governance secara konsisten.
3. Melaksanakan etika bisnis secara konsisten termasuk mencegah dan
menghilangkan perilaku koruptif, kolusif dan nepotisme.
4. Melakukan kajian yang mendalam terhadap peraturan perundang-
undangan dan kebijakan publik yang berdampak terhadap usahanya.
5. Memberikan masukan secara aktif dalam proses penyusunan peraturan
perundang- undangan dan kebijakan publik baik langsung maupun tidak
langsung.
17
18. Peran Masyarakat dalam Mewujudkan GPG
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
kontrol sosial secara sehat dan bertanggungjawab.
2. Meningkatkan konsolidasi sumberdaya agar dapat menata dan menciptakan
sistem dan organisasi masyarakat yang sehat.
3. Mencegah dan menghilangkan sikap dan perilaku koruptif, kolusif dan
nepotisme.
4. Melakukan kontrol sosial terhadap pelaksanaan GPG.
5. Memberikan masukan secara aktif dalam proses penyusunan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan publik, baik langsung maupun tidak
langsung.
6. Memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan kebijakan
publik.
7. Melaksanakan hak dan kewajibannya secara bertanggungjawab dalam
pemilihan penyelenggara negara.
18