SlideShare a Scribd company logo
Keuangan Negara
Rahmawati, M.Si
1. Kebijakan fiskal adalah perubahan yang disengaja dalam
pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan atau penerimaan-
penerimaan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi
nasional, seperti penurunan tingkat pengangguran, stabilisasi
harga, pertumbuhan ekonomi atau perbaikan neraca
pembayaran.
2. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
fiskal tercermin pada anggaran yaitu APBN dan APBD
 Kebijakan fiskal diasosiasikan dgn teori ekonomi yang dikemukakan
oleh John Maynard Keynes, yang pertama kali menyarankan bahwa
untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang depresi, kebijakan
fiskal yang ekspansif dapat dilaksanakan oleh pemerintah untuk
menaikkan permintaan agregat.
 Sebelum tahun 1930-an, pengeluaran pemerintah hanya dianggap
sebagai alat untuk membiayai kegiatan2 pemerintah dan dinilai
berdasarkan manfaat langsung yang dapat ditimbulkannya tanpa
melihat pengaruhnya terhadap pendapatan nasional.
 Pajak juga hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pengeluaran
Negara dan belum diketahui pengaruhnya terhadap pendapatan
nasional
 Akibatnya dlm masa depresi, dmn penerimaan pemerintah menurun,
maka pengeluaran pemerintah harus dikurangi pula. Hal ini berakibat
pada semakin rendahnya pendapatan nasional serta semakin lesunya
perekonomian.
 ketika timbul deflasi atau inflasi. Kebijakan yang dipercayai untuk
menanggulanginya adalah kebijakan moneter lewat Bank Sentral
1. Kerangka kebijakan fiskal = berupa asumsi-
asumsi makro ekonomi, tingkat likuiditas
pemerintah, tingkat hutang pemerintah, tingkat
deficit dan sumber pembiayaan.
2. Kebijakan anggaran = berupa cakupan penerimaan
dan pengeluaran Negara.
3. Kebijakan penerimaan pajak dan bukan pajak, =
berupa rangkaian kebijakan pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai, tariff layanan khusus
dan penerimaan pajak dan bukan pajak lainnya.
4. Kebijakan penerimaan bea masuk, yang produknya
berupa rangkaian kebijakan berkenaan dengan
tariff bea masuk dan aturan-aturan bea masuk
lainnya.
1. pertumbuhan ekonomi 5,6 %.
2. Inflasi diperkirakan 4,4 %.
3. nilai tukar rupiah diperkirakan pada kisaran
Rp11.900per dolar AS.
4. uku bunga SPN 3 bulan diperkirkan 6,2 persen.
5. harga minyak mentah Indonesia 105 US$ per
barel.
6. lifting minyak mentah 845 ribu barel per hari dan
lifting gas bumi 1.248 ribu barel setara minyak
per hari.
 Melanjutkan Reformasi Pembangunan Bagi
Percepatan Pembangunan Ekonomi yang
Berkeadilan
 Ringkas RAPBN 2015 mengalokasikan:
a. belanja negara sebesar Rp2.019,9 triliun
atau 18,2 persen terhadap PDB,
b. pendapatan negara dan hibah sebesar
Rp1.762,3 triliun atau 15,8 persen terhadap
PDB
c. pembiayaan anggaran sebesar Rp257,6
triliun atau 2,3 persen terhadap PDB.
1) Pencapaian target penerimaan perpajakan yang berpotensi
terpengaruh oleh melambatnya pertumbuhan investasi,
serta pertumbuhan ekspor dan impor;
2) Penerimaan SDA migas yang berpotensi terpengaruh
negatif oleh fluktuasi lifting migas dan perkembangan
harga Indonesia Crude Oil Price (ICP);
3) meningkatnya belanja wajib sebagai dampak dari adanya
pengkaplingan anggaran belanja untuk bidang-bidang
tertentu sehingga membatasi ruang gerak fiskal
Pemerintah;
4) Rendahnya potensi belanja infrastruktur sebagai akibat
masih relatif besarnya beban subsidi energi yang juga
dapat berdampak pada kesinambungan fiskal;
5) belum optimalnya penyerapan anggaran yang berpotensi
membatasi penciptaan nilai tambah yang diharapkan
1. Mencegah Pengangguran
Tercapainya kesempatan kerja penuh yaitu
keadaan dimana semua pemilik factor
produksi yang ingin memperkerjakannya
pada tingkat harga atau upah yang
berlaku dapat memperoleh pekerja bagi
factor-faktor produksi tersebut
2. Stabilisasi Harga
a. Penurunan yang tajam dalam harga-harga umum jelas akan
mendorong timbulnya pengangguran karena sektor swasta
akan kehilangan harapan untuk mendapatkan keuntungan
b. Inflasi memang dapat menciptakan kesempatan kerja
penuh dan memberikan keuntungan kepada beberapa
kelompok orang, tetapi juga mempersulit kehidupan orang-
orang yang berpenghasilan tetap dan rendah dan terutama
juga sektor usaha swasta karena investasi produktifnya
umumnya berubah menjadi investasi dalam barang-barang
tahan lama seperti rumah, tanah dan sebagainya.
1. Untuk meningkatkan laju investasi
- Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan dan
memacu laju investasi di sector swasta dan sector publik.
- Ini dapat dicapai dengan mengendalikan konsumsi baik
actual maupun potensial dan dengan meningkatkan rasio
tabungan marginal.
- Kebijakan fiskal juga harus dipergunakan untuk
mendorong atau memperlambat bentuk investasi tertentu.
- Dalam rangka meningkatkan laju investasi, pemerintah
pertama harus menerapkan kebijaksanaan investasi
berencana di sector publik. Tindakan ini akan berdampak
meningkatkan volume investasi di sector swasta.
- Tetapi permasalahannya adalah dalam mendapatkan
sumber-sumber keuangan untuk tujuan investasi di
tengah rendahnya/langkanya tabungan sukarela.
 Dr. R.N Tripahty : enam metode yang dapat diterapkan oleh
pemerintah dalam rangka menaikkan rasio tabungan inkrimental
bagi mobilisasi volume keuangan pembanguan yang diperlukan,
yaitu :
1) control fisik langsung,
2) peningkatan tariff pajak yang ada,
3) penerapan pajak baru,
4) suprlus dari perusahaan Negara/BUMN,
5) pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflasioner
6) keuangan deficit.
• Langkah tindakan yang membatasi konsumsi : pajak pendapatan
progresif, pembatasan inpor barang mewah, bea masuk tinggi
pada impor barang mewah, larangan pembuatan barang mewah
dan setengah mewah di dalam negeri atau membatasi
penggunaannya melalui perizinan atau pengenaan pajak yang
besar
2. Untuk mendorong investasi optimal secara social
- mendorong investasi pada overhead social dan ekonomi.
Seperti investasi di bidang transport, perhubungan,
pengembangan tenaga dan sungai, konservasi lahan untuk
overhead ekonomi. Sedangkan investasi di bidang
pendidikan, kesehatan masyarakat dan fasilitas latihan
teknik untuk overhead social.
- Kedua kategori investasi ini menghasilkan ekonomi
eksternal. Keduanya cenderung memperluas pasar,
meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya
produksi.
3. Untuk menanggulangi inflasi
* Cara dgn Pajak langsung progresif yang dilengkapai
dengan pajak komoditi merupakan salah satu tindakan
fiskal yang efektif untuk menanggulangai tekanan
inflasioner di dalam perkeonomian. Pajak-pajak seperti itu
cenderung menyedot sebagian besar tambahan
pendapatan yang yang tercipta dalam proses inflasi. Akan
tetapi, struktur pajak harus dimanipulasi sedemikian rupa
sehingga tidak berpengaruh buruk pada investasi swasta.
4. Untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
mengurangi pengangguran/ ½ pengangguran
• Untuk itu pengeluaran pemerintah harus diarahkan
keapda penyediaan overhead social dan ekonomi.
Pengeluaran seperti itu menciptakan lebih banyak
pekerjaan dan menaiikan efisiensi produktif
perekonomian dalam jangka pendek.
• Di Negara berkembang yang bagian terbesar
penduduknya berada di pedesaan, pemerintah
harus menyelenggarakan pekerjaan umum local
pembangunan masyarakat yang melibatkan banyak
buruh dan sedikit modal per kepala.
• Di samping mendirikan perusahaan Negara, pemerintah juga harus
mendorong perusahaan swasta tumbuh lewat tax holiday, konsesi,
pinjaman murah, subsidi dan sebagainya. Di daerah-daerah
pedesaab harus dilakukan usaha untuk mendorong industry rumah
tangga dengan menyediakan latihan, keuangan dan mesin-mesin
yang berkaitan dengan keperluan tersebut.
 Permasalahannya adl laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi/cepat. maka tujuan meningkatkan lapangan kerja agar
behrimpit dengan tujuan menstabilkan laju pertumbuhan penduduk.
 Pembangunan ekonomi hanya mungkin jika kenaikan kesempatan
kerja dan pendapatan lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk.
Karena itu kebijakan fiskal harus menydiakan lebih banyak fasilitas
social dengan tekanan utama pada keluarga berencana. Apabila
penduduk tidak dikendalikan, tujuan meningkatkan kesempatan
kerja tidak akan dapat tercapai.
 Dalam rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklus
pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor.
 Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang timbul dari
kenaikan harga di pasar dunia. Sedangkan bea impor yang tinggi
pada impor barang konsumsi dan berang mewah juga perlu
untuk mengehambat penggunaan daya beli tambahan.
 Akan tetapi sukses kebijakan fiskal tergantung pada seberapa
jauh pembatasan import barang mewah dan bea impor dan
ekspor dipergunakan untuk tabungan domestic dan
pembentukan modal.
 Di masa resesi di pasar dunia, penerimaan ekspor sangat
merosot sekali dan sektor barang ekspor terpukul keras. Dalam
situasi seperti itu pemerintah harus menyelenggarakan banyak
pekerjaan umum melalui pembelanjaan deficit.
 Akan tetapi suntikan penambahan daya beli akan cenderung
menaikkan harga barang-barang konsumsi karena sifat
penawarannya yang inelastic dalam jangka panjang.
1. Pembiayaan Fungsional
pengeluaran pemerintah
ditentukan dengan melihat
akibat-akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional
terutama guna meningkatkan
kesempatan kerja.
2. Pengelolaan Anggaran
Pendekatan ini selalu bermaksud untuk
menggunakan anggaran belanja seimbang
tanpa deficit anggaran belanja sehingga pada
masa depresi, pengeluaran pemerintah akan
ditingkatkan dari penerimaan pajak
3. Stabilitas Anggaran Otomatis
Dengan stabilitas otomatis pengeluaran
pemerintah ditentukan berdasarkan
perkiraan manfaat dan biaya relative dari
berbagai macam program dan pajak akan
ditentukan sehingga menimbulkan surplus
dalam periode kesempatan kerja penuh.
 Bagi neg maju, Kebijakan fiskal untuk menstabilkan
laju pertumbuhan.
 Bagi Negara berkembang, peranan kebijakan fiskal
adalah untuk memacu laju pembentukan modal. Ia
dirancang sebagai piranti kebijakan ekonomi.
 Ttp di Negara berkembang dihadapkan pada
masalah yang sama sekali berbeda, dmn
kecenderungan menabung benar2 amat rendah
dan kecenderungan berkonsumsi sangat tinggi.
Yang dibutuhkan adalah mengekang
kecenderungan konsumi dalam rangka
meningkatkan kecenderungan menabung.
 Mrt Nurkse, kebijakan fiskal di Negara berkembang
memikul arti penting baru didalam menghadapi
problem pembentukan modal.
 Pendapatan dan tabungan perkapita di Negara
berkembang sangat rendah. Beberapa orang kaya
justru suka pada konsumsi mewah, sebagian besar
dari tabungan disalurkan pada jalur-jalur tidak
produktif seperti perumahan, emas, permata dan
sebagainya.
 Kebijakan fiskal mengalihkan kesemua ini ke
saluran-saluran produktif.
 Nurkse : rasio tabungan marginal dpt ditingkat
dgn pengeluaran pemth dlm penciptaan overhead
ekonomi dan social, lembaga perkreditan dan
perbankan dan di dalam mendirikan industry
baru.
 Hal ini akan membantu menaikkan output,
lapangan pekerjaan dan pendapatan negeri itu.
 Oleh karena arus tabungan sukarela di dalam
Negara berkembang amat kecil, maka untuk
menjembatani tabungan wajib, perpajakan
merupakan instrument paling bermanfaat. Pajak
secara efektif membatasi konsumsi mewah dan
pengeluaran lain-lain kelas kaya.
 Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian
mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi.
 Untuk meningkatkan dorongan menabung dan
menanam modal
 Untuk mentransfer dari tangan masyarakat ke
tangan pemerintah sehingga memungkinkan
adanya investasi pemerintah.
 Untuk memodifikasi pola investasi
 Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi
 Untuk memobilisasi surplus ekonomi
 Di bidang perpajakan, kebijakan dan langkah
penting yang akan ditempuh di tahun 2013,
antara lain:
(1) melanjutkan pokok-pokok kebijakan
perpajakan yang telah dilakukan di tahun
2012;
(2) meningkatkan perbaikan penggalian
potensi perpajakan;
(3) meningkatkan pengawasan dan pelayanan
di bidang kepabeanan dan cukai.

More Related Content

What's hot

Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
Dita Prillia Kusuma Devi
 
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanDistribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Bazari Azhar Azizi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
Haidar Bashofi
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
miftakhulkhoiroh
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
turah11
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Azlan Abdurrahman
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Dadang Solihin
 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Mohammad Sugiharto
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
Irma Asyatun
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
Mirza Syah
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
Putri Devi Siswandani
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
abdul kodir
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
R Anggara
 
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan strukturPertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
sulkhi
 
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan SolusinyaInflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uang
Fikri Haikal
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
mariatul qibtiyah
 
Uang dan Inflasi
Uang dan InflasiUang dan Inflasi
Uang dan Inflasi
gadis sriyamti
 

What's hot (20)

Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunanDistribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian IndonesiaKrisis ekonomi perekonomian Indonesia
Krisis ekonomi perekonomian Indonesia
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan strukturPertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
 
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan SolusinyaInflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
Inflasi, Jenis, Sebab dan Solusinya
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uang
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Uang dan Inflasi
Uang dan InflasiUang dan Inflasi
Uang dan Inflasi
 

Similar to Kebijakan Fiskal

(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah
Ririie
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
FadhielAchmad
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Talitha Lintang Pertiwi
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalMulyadi Yusuf
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
DrAbdulKadirJaelaniS
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
padlah1984
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
FadhielAchmad
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
Ary Efendi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
AthoillahEconomi
 
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
MaritaDamanik1
 
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFERPEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
Listiana Nurwati
 
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
MithaQhaulia
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
INDIRAARUNDINASARISA
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
wandranatuna
 
Bbek4203
Bbek4203Bbek4203
Bbek4203
Bobo Sham
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
WinaPaul
 
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptxSPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
AdityaNugroho97
 
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
TanMeilan
 
Ekonomi makro
Ekonomi makroEkonomi makro
Ekonomi makro
Kiki Maylani
 

Similar to Kebijakan Fiskal (20)

(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah(15hal) kebijakan pemerintah
(15hal) kebijakan pemerintah
 
ADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docxADM KEUANGAN 1.docx
ADM KEUANGAN 1.docx
 
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskalPresentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
Presentasi ekonomi kebijakan anggaran dan fiskal
 
paper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskalpaper kebijakan fiskal
paper kebijakan fiskal
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
 
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.pptPIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
PIE-Pertemuan 12 dan 13.ppt
 
Adm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docxAdm Keuangan Ari.docx
Adm Keuangan Ari.docx
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Ekonomi Publik
Ekonomi PublikEkonomi Publik
Ekonomi Publik
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
Bab 5 kebijakan moneter dan kebijakan fiskal(2)
 
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFERPEMBIAYAAN DAN TRANSFER
PEMBIAYAAN DAN TRANSFER
 
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
Kebijakan fiskal_ sistem ekonomi Indonesia
 
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasiPPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
PPT kebijakan fiskal kebijakan stabilisasi
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Bbek4203
Bbek4203Bbek4203
Bbek4203
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
 
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptxSPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
SPKN-Pengelolaan Kebijakan Fiskal Dan Kerangka Ekonomi Makro.pptx
 
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
06 PERANAN PEMERINTAH rev.pdf
 
Ekonomi makro
Ekonomi makroEkonomi makro
Ekonomi makro
 

More from Siti Sahati

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
Siti Sahati
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
Siti Sahati
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
Siti Sahati
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
Siti Sahati
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
Siti Sahati
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Siti Sahati
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Siti Sahati
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
Siti Sahati
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Siti Sahati
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
Siti Sahati
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
Siti Sahati
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Siti Sahati
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
Siti Sahati
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
Siti Sahati
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Siti Sahati
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
Siti Sahati
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
Siti Sahati
 

More from Siti Sahati (20)

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Kebijakan Fiskal

  • 2. 1. Kebijakan fiskal adalah perubahan yang disengaja dalam pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan atau penerimaan- penerimaan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi nasional, seperti penurunan tingkat pengangguran, stabilisasi harga, pertumbuhan ekonomi atau perbaikan neraca pembayaran. 2. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal tercermin pada anggaran yaitu APBN dan APBD
  • 3.  Kebijakan fiskal diasosiasikan dgn teori ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, yang pertama kali menyarankan bahwa untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang depresi, kebijakan fiskal yang ekspansif dapat dilaksanakan oleh pemerintah untuk menaikkan permintaan agregat.  Sebelum tahun 1930-an, pengeluaran pemerintah hanya dianggap sebagai alat untuk membiayai kegiatan2 pemerintah dan dinilai berdasarkan manfaat langsung yang dapat ditimbulkannya tanpa melihat pengaruhnya terhadap pendapatan nasional.  Pajak juga hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pengeluaran Negara dan belum diketahui pengaruhnya terhadap pendapatan nasional  Akibatnya dlm masa depresi, dmn penerimaan pemerintah menurun, maka pengeluaran pemerintah harus dikurangi pula. Hal ini berakibat pada semakin rendahnya pendapatan nasional serta semakin lesunya perekonomian.  ketika timbul deflasi atau inflasi. Kebijakan yang dipercayai untuk menanggulanginya adalah kebijakan moneter lewat Bank Sentral
  • 4. 1. Kerangka kebijakan fiskal = berupa asumsi- asumsi makro ekonomi, tingkat likuiditas pemerintah, tingkat hutang pemerintah, tingkat deficit dan sumber pembiayaan. 2. Kebijakan anggaran = berupa cakupan penerimaan dan pengeluaran Negara. 3. Kebijakan penerimaan pajak dan bukan pajak, = berupa rangkaian kebijakan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, tariff layanan khusus dan penerimaan pajak dan bukan pajak lainnya. 4. Kebijakan penerimaan bea masuk, yang produknya berupa rangkaian kebijakan berkenaan dengan tariff bea masuk dan aturan-aturan bea masuk lainnya.
  • 5. 1. pertumbuhan ekonomi 5,6 %. 2. Inflasi diperkirakan 4,4 %. 3. nilai tukar rupiah diperkirakan pada kisaran Rp11.900per dolar AS. 4. uku bunga SPN 3 bulan diperkirkan 6,2 persen. 5. harga minyak mentah Indonesia 105 US$ per barel. 6. lifting minyak mentah 845 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.248 ribu barel setara minyak per hari.
  • 6.  Melanjutkan Reformasi Pembangunan Bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan  Ringkas RAPBN 2015 mengalokasikan: a. belanja negara sebesar Rp2.019,9 triliun atau 18,2 persen terhadap PDB, b. pendapatan negara dan hibah sebesar Rp1.762,3 triliun atau 15,8 persen terhadap PDB c. pembiayaan anggaran sebesar Rp257,6 triliun atau 2,3 persen terhadap PDB.
  • 7. 1) Pencapaian target penerimaan perpajakan yang berpotensi terpengaruh oleh melambatnya pertumbuhan investasi, serta pertumbuhan ekspor dan impor; 2) Penerimaan SDA migas yang berpotensi terpengaruh negatif oleh fluktuasi lifting migas dan perkembangan harga Indonesia Crude Oil Price (ICP); 3) meningkatnya belanja wajib sebagai dampak dari adanya pengkaplingan anggaran belanja untuk bidang-bidang tertentu sehingga membatasi ruang gerak fiskal Pemerintah; 4) Rendahnya potensi belanja infrastruktur sebagai akibat masih relatif besarnya beban subsidi energi yang juga dapat berdampak pada kesinambungan fiskal; 5) belum optimalnya penyerapan anggaran yang berpotensi membatasi penciptaan nilai tambah yang diharapkan
  • 8. 1. Mencegah Pengangguran Tercapainya kesempatan kerja penuh yaitu keadaan dimana semua pemilik factor produksi yang ingin memperkerjakannya pada tingkat harga atau upah yang berlaku dapat memperoleh pekerja bagi factor-faktor produksi tersebut
  • 9. 2. Stabilisasi Harga a. Penurunan yang tajam dalam harga-harga umum jelas akan mendorong timbulnya pengangguran karena sektor swasta akan kehilangan harapan untuk mendapatkan keuntungan b. Inflasi memang dapat menciptakan kesempatan kerja penuh dan memberikan keuntungan kepada beberapa kelompok orang, tetapi juga mempersulit kehidupan orang- orang yang berpenghasilan tetap dan rendah dan terutama juga sektor usaha swasta karena investasi produktifnya umumnya berubah menjadi investasi dalam barang-barang tahan lama seperti rumah, tanah dan sebagainya.
  • 10. 1. Untuk meningkatkan laju investasi - Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan dan memacu laju investasi di sector swasta dan sector publik. - Ini dapat dicapai dengan mengendalikan konsumsi baik actual maupun potensial dan dengan meningkatkan rasio tabungan marginal. - Kebijakan fiskal juga harus dipergunakan untuk mendorong atau memperlambat bentuk investasi tertentu. - Dalam rangka meningkatkan laju investasi, pemerintah pertama harus menerapkan kebijaksanaan investasi berencana di sector publik. Tindakan ini akan berdampak meningkatkan volume investasi di sector swasta. - Tetapi permasalahannya adalah dalam mendapatkan sumber-sumber keuangan untuk tujuan investasi di tengah rendahnya/langkanya tabungan sukarela.
  • 11.  Dr. R.N Tripahty : enam metode yang dapat diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menaikkan rasio tabungan inkrimental bagi mobilisasi volume keuangan pembanguan yang diperlukan, yaitu : 1) control fisik langsung, 2) peningkatan tariff pajak yang ada, 3) penerapan pajak baru, 4) suprlus dari perusahaan Negara/BUMN, 5) pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflasioner 6) keuangan deficit. • Langkah tindakan yang membatasi konsumsi : pajak pendapatan progresif, pembatasan inpor barang mewah, bea masuk tinggi pada impor barang mewah, larangan pembuatan barang mewah dan setengah mewah di dalam negeri atau membatasi penggunaannya melalui perizinan atau pengenaan pajak yang besar
  • 12. 2. Untuk mendorong investasi optimal secara social - mendorong investasi pada overhead social dan ekonomi. Seperti investasi di bidang transport, perhubungan, pengembangan tenaga dan sungai, konservasi lahan untuk overhead ekonomi. Sedangkan investasi di bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan fasilitas latihan teknik untuk overhead social. - Kedua kategori investasi ini menghasilkan ekonomi eksternal. Keduanya cenderung memperluas pasar, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi. 3. Untuk menanggulangi inflasi * Cara dgn Pajak langsung progresif yang dilengkapai dengan pajak komoditi merupakan salah satu tindakan fiskal yang efektif untuk menanggulangai tekanan inflasioner di dalam perkeonomian. Pajak-pajak seperti itu cenderung menyedot sebagian besar tambahan pendapatan yang yang tercipta dalam proses inflasi. Akan tetapi, struktur pajak harus dimanipulasi sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh buruk pada investasi swasta.
  • 13. 4. Untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran/ ½ pengangguran • Untuk itu pengeluaran pemerintah harus diarahkan keapda penyediaan overhead social dan ekonomi. Pengeluaran seperti itu menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menaiikan efisiensi produktif perekonomian dalam jangka pendek. • Di Negara berkembang yang bagian terbesar penduduknya berada di pedesaan, pemerintah harus menyelenggarakan pekerjaan umum local pembangunan masyarakat yang melibatkan banyak buruh dan sedikit modal per kepala.
  • 14. • Di samping mendirikan perusahaan Negara, pemerintah juga harus mendorong perusahaan swasta tumbuh lewat tax holiday, konsesi, pinjaman murah, subsidi dan sebagainya. Di daerah-daerah pedesaab harus dilakukan usaha untuk mendorong industry rumah tangga dengan menyediakan latihan, keuangan dan mesin-mesin yang berkaitan dengan keperluan tersebut.  Permasalahannya adl laju pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat. maka tujuan meningkatkan lapangan kerja agar behrimpit dengan tujuan menstabilkan laju pertumbuhan penduduk.  Pembangunan ekonomi hanya mungkin jika kenaikan kesempatan kerja dan pendapatan lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk. Karena itu kebijakan fiskal harus menydiakan lebih banyak fasilitas social dengan tekanan utama pada keluarga berencana. Apabila penduduk tidak dikendalikan, tujuan meningkatkan kesempatan kerja tidak akan dapat tercapai.
  • 15.  Dalam rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklus pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor.  Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang timbul dari kenaikan harga di pasar dunia. Sedangkan bea impor yang tinggi pada impor barang konsumsi dan berang mewah juga perlu untuk mengehambat penggunaan daya beli tambahan.  Akan tetapi sukses kebijakan fiskal tergantung pada seberapa jauh pembatasan import barang mewah dan bea impor dan ekspor dipergunakan untuk tabungan domestic dan pembentukan modal.  Di masa resesi di pasar dunia, penerimaan ekspor sangat merosot sekali dan sektor barang ekspor terpukul keras. Dalam situasi seperti itu pemerintah harus menyelenggarakan banyak pekerjaan umum melalui pembelanjaan deficit.  Akan tetapi suntikan penambahan daya beli akan cenderung menaikkan harga barang-barang konsumsi karena sifat penawarannya yang inelastic dalam jangka panjang.
  • 16. 1. Pembiayaan Fungsional pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan kerja.
  • 17. 2. Pengelolaan Anggaran Pendekatan ini selalu bermaksud untuk menggunakan anggaran belanja seimbang tanpa deficit anggaran belanja sehingga pada masa depresi, pengeluaran pemerintah akan ditingkatkan dari penerimaan pajak
  • 18. 3. Stabilitas Anggaran Otomatis Dengan stabilitas otomatis pengeluaran pemerintah ditentukan berdasarkan perkiraan manfaat dan biaya relative dari berbagai macam program dan pajak akan ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
  • 19.  Bagi neg maju, Kebijakan fiskal untuk menstabilkan laju pertumbuhan.  Bagi Negara berkembang, peranan kebijakan fiskal adalah untuk memacu laju pembentukan modal. Ia dirancang sebagai piranti kebijakan ekonomi.  Ttp di Negara berkembang dihadapkan pada masalah yang sama sekali berbeda, dmn kecenderungan menabung benar2 amat rendah dan kecenderungan berkonsumsi sangat tinggi. Yang dibutuhkan adalah mengekang kecenderungan konsumi dalam rangka meningkatkan kecenderungan menabung.
  • 20.  Mrt Nurkse, kebijakan fiskal di Negara berkembang memikul arti penting baru didalam menghadapi problem pembentukan modal.  Pendapatan dan tabungan perkapita di Negara berkembang sangat rendah. Beberapa orang kaya justru suka pada konsumsi mewah, sebagian besar dari tabungan disalurkan pada jalur-jalur tidak produktif seperti perumahan, emas, permata dan sebagainya.  Kebijakan fiskal mengalihkan kesemua ini ke saluran-saluran produktif.
  • 21.  Nurkse : rasio tabungan marginal dpt ditingkat dgn pengeluaran pemth dlm penciptaan overhead ekonomi dan social, lembaga perkreditan dan perbankan dan di dalam mendirikan industry baru.  Hal ini akan membantu menaikkan output, lapangan pekerjaan dan pendapatan negeri itu.  Oleh karena arus tabungan sukarela di dalam Negara berkembang amat kecil, maka untuk menjembatani tabungan wajib, perpajakan merupakan instrument paling bermanfaat. Pajak secara efektif membatasi konsumsi mewah dan pengeluaran lain-lain kelas kaya.
  • 22.  Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi.  Untuk meningkatkan dorongan menabung dan menanam modal  Untuk mentransfer dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah.  Untuk memodifikasi pola investasi  Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi  Untuk memobilisasi surplus ekonomi
  • 23.  Di bidang perpajakan, kebijakan dan langkah penting yang akan ditempuh di tahun 2013, antara lain: (1) melanjutkan pokok-pokok kebijakan perpajakan yang telah dilakukan di tahun 2012; (2) meningkatkan perbaikan penggalian potensi perpajakan; (3) meningkatkan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai.