Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agregat, maka akan mengkombinasikan konsep penawaran agregat dan permintaan agregat untuk mewujudkan kondisi keseimbangan ekonomi
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
Â
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
>Tiga Model Penawaran Agregat
>>Model Harga Kaku (Sticky Price)
>>Model Upah Kaku
>>Model Informasi-Tak Sempurna
>Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Disusun oleh:
Afrida Syahputri R. N.
Danan Giriatmojo
Fildzah Salsabila
Muhammad Rafi Kambara
Saila Dhiyaul Haq
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Â
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup, Kurva Pengeluaran Konsumsi Jangka Panjang dan Jangka Pendek, Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif, Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
Â
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
>Tiga Model Penawaran Agregat
>>Model Harga Kaku (Sticky Price)
>>Model Upah Kaku
>>Model Informasi-Tak Sempurna
>Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Disusun oleh:
Afrida Syahputri R. N.
Danan Giriatmojo
Fildzah Salsabila
Muhammad Rafi Kambara
Saila Dhiyaul Haq
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Â
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup, Kurva Pengeluaran Konsumsi Jangka Panjang dan Jangka Pendek, Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif, Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
Similar to Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agregat, maka akan mengkombinasikan konsep penawaran agregat dan permintaan agregat untuk mewujudkan kondisi keseimbangan ekonomi
KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA
-Dikutip dari berbagai sumber di internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH, KRITIK DAN SARAN SANGAT KAMI PERLUKAN DEMI KAMI KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Similar to Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agregat, maka akan mengkombinasikan konsep penawaran agregat dan permintaan agregat untuk mewujudkan kondisi keseimbangan ekonomi (20)
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agregat, maka akan mengkombinasikan konsep penawaran agregat dan permintaan agregat untuk mewujudkan kondisi keseimbangan ekonomi
1. Rancangan Materi
Presentasi
MATERI INISIASI 7
MATAKULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO
(ESPA 4110)
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA
2018
* KURVA PENAWARAN AGREGAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2. Cakupan Isi Materi
(ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro, Dr. Sonny Harry B. Harmadi)
⢠Fungsi pemerintah
⢠Kebijakan fiskal
⢠Teori kebijakan fiskal
⢠Macam kebijakan fiskal
⢠Perangkat kebijakan fiskal
⢠Tujuan kebijakan fiskal
⢠Anggaran pemerintah
⢠Kebijakan fiskal dan anggaran belanja
⢠Efek pembatasan paksa
⢠Pengangguran dan kebijakan fiskal
⢠Defisit anggaran
3. Fungsi Pemerintah
Latar Belakang perlunya pemerintah dalam perekonomia:
⢠Kegagalan pasar ď¨ kondisi ketika pasar tidak dapat menghasilkan output
perekonomian secara pareto efisien merupakan hal yang menjadi latar
belakang perlunya intervensi pemerintah terlibat dalam perkeonomian.
⢠Pareto efisien ď¨ suatu kondisi alokasi sumber daya yang memiliki
karakteristik âtidak ada seorang pun yang kondisi kesejahteraannya dapat
menjadi lebih baik tanpa memperburuk kesejahteraan orang lainâ ď¨ Jika
kesejahteraan seseorang masih dapat ditingkatkan tanpa memperburuk
kesejahteraan orang lain, maka kondisi pareto efisien masih belum tercapai
ď¨ muara dari tidak tercapainya efisiensi ini adalah terciptanya kegagalan
pasar
4. Fungsi Pemerintah
Terdapat 6 (enam) kondisi yang menciptakan kondisi
kegagalan pasar:
1. Terdapat kegagalan dalam bersaing ď¨ terbentuknya
monopoli
2. Adanya keberadaan barang publik ď¨ Tidak semua barang
dapat disediakan secara efisien oleh perusahaan swasta
3. Adanya eksternalitas yang diciptakan oleh pelaku ekonomi
4. Adanya kegagalan informasi/informasi yang tidak sempurna
5. Adanya ketidakstabilan makroekonomi
5. Fungsi Pemerintah
Terdapat kegagalan dalam bersaing ď¨ terbentuknya monopoli
Harga
Kuantitas
P1
P2
P*
MC
AC
D = AR
MR
Kehilangan laba yang
disebabkan
memproduksi terlalu
sedikit (Q1) dan menjual
pada harga yang terlalu
tinggi (P1)
Kehilangan laba
karena
memproduksi
terlalu banyak
(Q2) dan menjual
pada harga yang
terlalu rendah
(P2
)
0 Q0 Q3
6. Fungsi Pemerintah
Richard Musgrave (1980) ď¨ pemerintah memiliki tiga peran
dalam perekonomian:
1. Peran Stabilisasi ď¨ menjaga tingkat tingkat pengangguran
yang rendah dengan tingkat harga yang stabil.
2. Peran Redistribusi Pendapatan ď¨ menjamin agar pendapatan
dalam perekonomian dapat terdistribusi ke seluruh
masyarakat dalam perekonomian ď¨ pemerintah menjalankan
fungsi redistribusi pendapatan dengan menggunakan
instrumen pajak dan subsidi.
3. Peran Alokasi Sumber Daya
7. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskalď¨ langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan
dalam sistem pajak atau dalam sistem pembelanjaannya dengan maksud untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Pada tahun 1936 Keynes menerbitkan bukunya âThe General Theory of Employment
Interest and Moneyâ ď¨ menjadi dasar dari perkembangan teori tentang kebijakan
fiskal.
Dasar pemikiran kebijakan fiskal ialah ď¨ pemerintah tidak dapat disamakan dengan
individu dalam pengaruh dari tindakan masing-masing terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan.
(umumnya para individu akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaannya
menurun. Sedangkan pemerintah tidak harus berbuat demikian, karena jika pemerintah
mengurangi pengeluarannya, maka tindakan ini justru akan lebih menyusahkan
jalannya perekonomian karena menurunnya pengeluaran pemerintah berarti akan
menurunkan pendapatan masyarakat sebagai obyek pajak yang pada akhirnya akan
memperkecil pendapatan pemerintah)
8. Macam Kebijakan Fiskal
1. Pembiayaan fungsional (functional finance) ď¨ A.P. Lerner.
Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan kerja
(employment). Sementara pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta dan
bukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, sehingga dalam masa ada
pengangguran, pajak sama sekali tidak diperlukan.
2. Pengelolaan anggaran (the managed budget approach) ď¨ Alvin Hansen
âMasa depresi dimana ada banyak pengangguran, pengeluaran pemerintah yang
meningkat adalah satu-satunya obatâ.
Dalam Pendekatan ini ď¨ hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan
perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian dalam anggaran selalu dibuat
guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi, sehingga pada suatu saat dapat terjadi
defisit maupun surplus.
9. Macam Kebijakan Fiskal
3. Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)
Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasar atas
perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai macam program dan pajak akan
ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
Peranan built in flexibility ini dapat ditingkatkan dengan penambahan pengeluaran
pemerintah pada proyek-proyek pekerjaan umum.
4. Anggaran belanja seimbang (balanced budget approach)
Suatu modifikasi dari pembelanjaan atas dasar anggaran yang disesuaikan dengan
keadaan adalah pembelanjaan secara seimbang dalam jangka panjang.
10. Perangkat Kebijakan Fiskal
1. Perangkat kebijakan fiskal otomatis: stabilisator terpasang
Stabilisator terpasang adalah segala sesuatu yang dapat menurunkan kecenderungan
membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional sehingga dapat mengurangi
angka multiplier.
Terdapat tiga stabilisator utama:
⢠Pajak ď¨ Pajak langsung dapat mengurangi kecenderungan membelanjakan
marjinal dari pendapatan nasional, karena itu pajak langsung dapat bertindak
sebagai stabilisator terpasang.
⢠Pengeluaran pemerintah
⢠Pembayaran transfer pemerintah
2. Perangkat Kebijakan Fiskal Diskresioner
Kebijakan fiskal diskresioner perlu dilakukan bila stabilisator terpasang tidak bisa
menghilangkan fluktuasi kecil jangka pendek, bahkan kadang kadang muncul
kesenjangan yang lebih besar dan lebih lama.
11. Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan umum kebijakan fiskal ď¨ kestabilan ekonomi yang lebih mantap ď¨ Artinya tetap
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang berarti
disatu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum di pihak lain.
Jurang deflasi, Jurang Inflasi dan Kebijakan Fiskal ď¨ Dengan menggunakan kebijakan fiskal
pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau inflasi yang ada dalam
perekonomian.
Jurang deflasi ď¨ tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan
terwujud pengangguran ď¨ pengeluaran agregat perlu dinaikkan & pemerintah dapat pula
mengurangi pajak yang dipungut dari penerima pendapatan dan perusahaan-perusahaanď¨
kebijakan anggaran belanja defisit ď¨ Kebijakan pemerintah tersebut akan menaikkan tingkat
kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran
Jurang Inflasi ď¨ pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksi
barang-barang dan jasa ď¨ pemerintah perlu mengurangi pengeluarannya dengan menaikkan
tingkat dan jumlah pajak yang dipungutď¨ kebijakan anggaran belanja surplusď¨
12. Akibat Kebijakan Fiskal Terhadap
Kegiatan Ekonomi
âpengaruh kebijakan fiskal terhadap
naik turunnya tingkat kegiatan
ekonomi dalam jangka panjangâ
13. Anggaran Pemerintah
⢠Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
⢠Kebijakan fiskal seringkali dianggap sebagai kebijakan anggaran belanja
pemerintah
⢠Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan
penerimaan pemerintah yang menjadikannya menjadi tiga kondisi:
1) Anggaran Belanja Berimbang
Anggaran belanja berimbang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang
dengan pengeluarannya.
2) Surplus Anggaran Belanja
Jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang
demikian yang disebut dengan surplus anggaran belanja.
3) Defisit Anggaran Belanja
Penerimaan pemerintah yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan
keadaan defisit anggaran belanja.
14. Anggaran Pemerintah
⢠Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
⢠Kebijakan fiskal seringkali dianggap sebagai kebijakan anggaran belanja
pemerintah
⢠Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan
penerimaan pemerintah yang menjadikannya menjadi tiga kondisi:
1) Anggaran Belanja Berimbang
Anggaran belanja berimbang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang
dengan pengeluarannya.
2) Surplus Anggaran Belanja
Jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang
demikian yang disebut dengan surplus anggaran belanja.
3) Defisit Anggaran Belanja
Penerimaan pemerintah yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan
keadaan defisit anggaran belanja.
15. Anggaran Pemerintah
Saldo anggaran belanja yang dipengaruhi oleh kebijakan pajak dapat
dibedakan menjadi dua kondisi:
1) Pembelanjaan Defisit ď¨ Pembelanjaan defisit terjadi apabila terjadi
peningkatan pada pengeluaran pemerintah tanpa diikuti oleh peningkatan
tarif pajak.
2) Perubahan Anggaran Belanja Berimbang dalam Pengeluaran ď¨ Jika
pemerintah menaikkan tarif pajak yang menghasilkan pendapatan
pemerintah sama besar jumlahnya dengan penambahan pengeluaran
pemerintah, maka keadaan yang demikian dinamakan perubahan anggaran
belanja berimbang dalam pengeluaran.
Jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, maka salah satu cara
yang bisa ditempuh untuk menutupi kekurangan ď¨ melakukan peminjaman
(pemerintah dapat melakukan peminjaman melalui: melalui bank sentral dan
melalui sektor swasta)
16. Efek Pembatasan Paksa
Suku
bunga Jumlah uang yang
beredar
Jumlah uang
0
r2
r1
MD2
Permintaan uang, MD1
ââpeningkatan suku bunga akibat ekspansi
fiskal yang menyebabkan terjadinya
penurunan permintan agregat disebut
dengan efek pembatasan paksaâ
17. Pergeseran Permintaan Agregat
Tingkat
harga
Permintaan agregat, AD1
Jumlah output
$ 30 milyar
AD2
AD
3
âkenaikan suku bunga yang
mengakibatkan penurunan
pembelanjaan untuk investasi
menyebabkan permintaan agregat
juga menurunâ.
18. Pengangguran dan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi.
Pada dasarnya terdapat tiga faktor yang menentukan besarnya perubahan dalam anggaran belanja
untuk mengatasi kedua masalah (pengangguran atau inflasi)
a)Besarnya perbedaan antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai dengan pendapatan
nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh,
b)Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang dilaksanakan,
c)Besarnya kecenderungan konsumsi marjinal pendapatan nasional (MPC).
Defisit adalah selisih antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah
â˘Kebijakan fiskal bersifat ekspansif bila terjadi kenaikan defisit pada anggaran belanja pemerintah.
â˘Defisit anggaran belanja pemerintah mengalami penurunan, maka kebijakan fiskal bersifat
kontraktif.
Perkiraan saldo anggaran belanja pada tingkat pendapatan nasional tertentu mempunyai arti
pengendalian fluktuasi â fluktuasi siklis pada pengeluaran dan penerimaan pajak ď¨ hasil proses
tersebut adalah saldo anggaran belanja yang dikoreksi secara siklis atau defisit anggaran yang
dikoreksi secara siklis (CAD). Jadi dapat disimpulkan bahwasanya perubahan posisi kebijakan fiskal
dapat diindikasikan dengan perubahan defisit anggaran yang dikoreksi secara siklis.
20. Cakupan Isi Materi
(ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro, Dr. Sonny Harry B. Harmadi)
⢠Kurva penawaran agregat
⢠Kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS)
⢠Kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS)
⢠Keseimbangan makroekonomi
⢠Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
⢠Perhitungan tingkat pertumbuham ekonomi
⢠Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
⢠Teori-teori pertumbuhan ekonomi
21. Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat (Aggregate Supply, AS) ď¨ jumlah total barang/jasa yang
dihasilkan dan dijual perusahaan pada tingkat harga tertentu.
Penawaran agregat bergantung pada tingkat harga, kapasitas produksi dan tingkat biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi.
Tingkat Harga
LRAS SRAS
Jumlah Output
âdalam jangka pendek, kurva penawaran memiliki
kemiringan yang positif, sementara dalam jangka
panjang, kurva penawaran aggregat ini berbentuk
vertikalâ.
22. Kurva Penawaran Agregat
Jangka Panjang (LRAS)
Dalam jangka panjang, produksi barang/jasa dalam suatu perekonomian (atau PDB riil
suatu negara) akan tergantung dari ketersediaan tenaga kerja, sumber daya modal,
sumber daya alam, dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.
âKarena tingkat harga tidak mempengaruhi
kemampuan perekonomian untuk
menghasilkan barang/jasa dalam jangka
panjang, maka kurva penawaran aggregat
dalam jangka panjang akan berbentuk
vertikal.â
LRAS
Jumlah Output
P1
P2
Q*
Tingkat harga
23. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat
Jangka Panjang (LRAS)
Faktor-faktor non harga dapat mempengaruhi pergeseran kurva penawaran agregat adalah:
1. Perubahan jumlah tenaga kerja ď¨ jika pekerja mengalami peningkatan, jumlah
output yang dapat diproduksi pun akan mengalami peningkatan ď¨ kurva penawaran
pun akan mengalami pergeseran ke kanan yang menandakan terjadinya peningkatan
jumlah penawaran output dalam perekonomian.
2. Perubahan modal ď¨ terjadinya peningkatan stok modal dalam perekonomian (modal
fisik dan modal manusia) ď¨ tentu akan mampu meningkatkan produktivitas
perekonomian sehingga output perekonomian pun akan terdorong untuk meningkatď¨
peningkatan ini ditandai oleh pergeseran kurva penawaran ke kanan.
3. Perubahan sumber daya alam ď¨ ketika ketersediaan sumber daya alam yang menjadi
input produksi mengalami peningkatan karena ditemukannya ladang tambang yang
baru ď¨ kurva penawaran aggregat akan mengalami pergeseran ke kanan sehingga
output perekonomian pun akan mengalami peningkatan.
4. Perubahan teknologi ď¨ Peningkatan kemajuan teknologi suatu negara juga
merupakan faktor yang dapat menyebabkan peningkatan output potensial suatu negara
24. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat
Jangka Panjang (LRAS)
LRAS
Tingkat harga
Jumlah OutputQ*
(1)
(2)
LRASâ˛LRASâ˛â˛
25. Kurva Penawaran Agregat
Jangka Pendek (SRAS)
Dalam jangka pendek, tingkat harga akan mempengaruhi tingkat output perekonomian ď¨
terjadinya peningkatan harga dalam perekonomian akan mendorong terjadinya peningkatan output
barang/jasa yang diproduksi, sehingga dalam jangka pendek bentuk kurva penawaran aggregat
akan memiliki kemiringan positif yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.
Terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang kurva penawaran aggregat jangka pendek yang
memiliki kemiringan yang positif:
(a)teori kekakuan upah ď¨ teori ini mengungkapkan bahwa kemampuan penyesuaian upah
nominal terhadap perubahan perekonomian berlansung lambat, atau dengan kata lain, tingkat upah
bersifat âkakuâ dalam jangka pendek ď¨ kekakuan upah inilah yang membentuk hubungan positif
antara tingkat harga dan produksi output dalam jangka pendek.
(b)teori kekakuan harga ď¨ penyesuaian tingkat harga lah dikatakan bersifat kaku terhadap
perubahan perekonomianď¨ kekakuan harga ini terjadi karena adanya biaya menu untuk
melakukan perubahan harga, yaitu biaya untuk menentukan harga baru, yang dapat berupa biaya
untuk mencetak katalog baru, biaya pengiriman katalog kepada konsumen dan penyalur, serta
biaya iklan dari harga yang baru.
(c)teori kesalahpahamanď¨ perubahan harga yang terjadi dalam suatu perekonomian terkadang
menimbulkan kesalahpahaman perusahaan terkait apa yang sebenarnya terjadi dalam
perekonomian.
26. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat
Jangka Pendek (SRAS)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek:
Faktor Non-Harga Keterangan
1). Faktor Perubahan Tenaga
Kerja
terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja akan mendorong terjadinya peningkatan output
produksi. Hal ini ditandai dengan bergesernya kurva penawaran aggregat ke kanan. Sebaliknya,
ketika yang terjadi adalah penurunan jumlah tenaga kerja, maka output produksi pun akan
mengalami penurunan, yang ditandai dengan bergesernya kurva penawaran aggregat ke kiri
2) Perubahan Modal terjadi peningkatan modal, baik modal fisik maupun modal manusia, akan mendorong
meningkatnya produktifitas, yaitu perekonomian mampu menghasilkan output lebih banyak,
sehingga kurva penawaran pun akan bergeser ke kanan
3) Perubahan Sumber Daya
Alam
ketika ketersediaan sumber daya alam yang menjadi input produksi mengalami peningkatan,
peningkatan output produksi tentu akan semakin terdorong. Hal ini ditandai oleh pergeseran
kurva penawaran aggregat ke kanan sehingga output perekonomian teramati akan mengalami
peningkatan
4) Perubahan Teknologi terjadinya peningkatan teknologi yang digunakan dalam proses produksi tentu akan mendorong
terciptanya efisiensi dalam perusahaan, sehingga output produksi pun dapat didorong, seperti
yang ditandai oleh pergeseran ke kanan dari kurva penawaran aggregat
5) Ekspektasi Tingkat Harga Jika terjadi penurunan perkiraaan tingkat harga, maka kurva penawaran jangka pendek akan
bergeser ke kanan. Sementara itu, ketika terjadi peningkatan perkiraan tingkat harga, maka kurva
penawaran jangka pendek akan bergeser ke kiri.
27. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat
Jangka Pendek(SRAS)
(1)
(2)
Tingkat harga SRAS''
Jumlah Output
SRAS
SRAS'
â ketika tingkat harga diperkirakan akan
mengalami penurunan, maka kurva penawaran
jangka pendek akan bergeser ke kanan,
sementara ketika tingkat harga diperkirakan akan
mengalami peningkatan, maka kurva penawaran
aggregat jangka pendek akan mengalami
pergeseran ke kiriâ
28. Keseimbangan Makroekonomi
(Jangka Pendek)
⢠kurva AD yang menggambarkan
keseluruhan entitas ekonomi, yaitu
konsumen, pengusaha, warga negara
asing dan pemerintah yang akan
membeli pada tingkat harga agregat
yang berbeda,
⢠kurva AS yang menggambarkan
hubungan antara harga yang dipatok
pengusaha dan banyaknya hasil
produksi yang akan mereka hasilkan
dan jual.
⢠Titik E ini mempunyai arti bahwa
permintaan agregat adalah sama
dengan penawaran agregat pada
pendapatan nasional riil sebanyak YE
dan pada tingkat harga Peâ.
TingkatHarga
Pendapatan Nasional Riil
A B
C D
E
Y
0
AD
AS
P0
Peâ
P1
Y2 Y1Y3 YE
29. Keseimbangan Makroekonomi
(Jangka Panjang)
⢠kurva AD yang menggambarkan
keseluruhan entitas ekonomi, yaitu
konsumen, pengusaha, warga
negara asing dan pemerintah yang
akan membeli pada tingkat harga
agregat yang berbeda,
⢠kurva AS yang menggambarkan
hubungan antara harga yang
dipatok pengusaha dan banyaknya
hasil produksi yang akan mereka
hasilkan dan jual.
⢠Terbentuknya titik keseimbangan di
titik E (perpotongan kurva
permintaan aggregat dan kurva
penawaran aggregat jangka pendek
dan jangka panjang) menandakan
bahwa keseimbangan berada dalam
jangka panjang.
TingkatHarga
Pendapatan Nasional Riil
A B
C D
E
Y
0
AD
AS
P0
Peâ
P1
Y2 Y1Y3 YE
LRA
S
SRA
S
30. Efek Pergeseran Kurva Permintaan dan
Penawaran Agregat
E0
E1
Q1 Q0
P0
P1
AD0
SRAS0
AD1
Tingkat
harga
Total Output
LRAS
SRAS1
31. Efek Pergeseran Kurva Permintaan dan
Penawaran Agregat
E0
E1
Q1 Q0
P0
P1
AD0
SRAS0
AD1
Tingkat
harga
Total Output
LRAS
SRAS1
âproses keseimbangan
jangka pendek bisa
bergerak menuju
keseimbangan jangka
panjangâ
32. Tahap Perubahan Keseimbangan
Jangka Panjang
Kondisi: terjadinya penurunan pengeluaran dalam perekonomian yang disebabkan oleh
berkurangnya pengeluaran konsumsi, pengaluaran investasi, pengeluaran pemerintah, serta
pengeluaran untuk membeli barang luar negeri
Kurva yang terpengaruh Kurva permintaan aggregat
Kemana arah pergerakan kurva Ke kiri (kenapa?)
Bagaimana kondisi titik
keseimbangan yang baru
Keseimbangan yang baru terbentuk pada tingkat harga lebih
rendah dan tingkat output di bawah tingkat output optimalnya
Hubungkan dengan keseimbangan
jangka panjang yang akan
terbentuk
Karena tingkat harga yang terbentuk lebih rendah dari tingkat
harga ekspektasi, pembentukan ekspektasi harga selanjutnya
akan mengalami penurunan sehingga mendorong pergeseran
kurva penawaran ke kanan. Dengan bergesernya kurva
penawaran aggregat jangka pendek ke arah kanan,
keseimbangan yang terbentuk akan kembali ke tingkat
keseimbangan output jangka panjangnya, walaupun dengan
tingkat harga yang lebih rendah.
33. Efek Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Agregat ď¨ Pergeseran Kurva Penawaran Aggregat
âperubahan
keseimbangan dalam
kegiatan ekonomi
sebagai efek dari
perubahan ASâ
E0
E1
P0
P1
Q1 Q0
E3
SRAS0Tingkat
harga
Total Output
LRAS
SRAS1
34. Efek Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Agregat ď¨ Pergeseran Kurva Penawaran Aggregat
âpemerintah sering
menggunakan
kemampuannya dalam
mempengaruhi kurva
permintaan aggregat,
melalui berbagai
kebijakan fiskal dan
moneter, untuk
mengembalikan
perekonomian ke tingkat
output optimalnyaâ
E0
E1
P0
P1
Q1 Q0
P2
E2
AD0
SRAS0
Tingkat
harga
Total Output
LRAS
SRAS1
AD1
35. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai ď¨ perkembangan kegiatan
perekonomian yang menyebabkan bertambahnya barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas suatu negara dalam rangka
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada para penduduknya dalam
jangka panjang.
Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi:
1. Tanah dan kekayaan alam
2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi
4. Sistem sosial dan sikap masyarakat
36. Sumber- Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
jam kerja
Pertumbuhan
produktivitas
tenaga kerja
Pertumbuhan
GDP Riil
Pertumbuhan modal fisik
Pertumbuhan modal manusia
Penguasaan teknologi
Pertumbuhan populasi usia kerja
Perubahan rasio pekerja
terhadap populasi
Perubahan rata-rata jam kerja
Pertumbuhan
populasi
Pertumbuhan
GDP Riil per
kapita
37. Teori Pertumbuhan Ekonomi: Klasik
⢠Terdapat empat faktor yang menentukan dalam pertumbuhan ekonomi
yaitu, jumlah penduduk, jumlah stok barang, luas tanah dan kekayaan alam
yang dimiliki serta tingkat teknologi yang digunakan.
⢠Faktor yang lebih diutamakan adalah faktor pertambahan penduduk.
Menurut klasik âhukum hasil tambahan yang semakin berkurangâ akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yang artinya pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi tidak akan berlangsung terus menerus.
⢠Keterkaitan antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk yang
dinamakan Teori Penduduk Optimumď¨ â jika terdapat kekurangan
penduduk, produksi marjinal akan lebih tinggi, maka pertambahan
penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita, akan tetapi apabila
penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi ď¨ ď¨ produksi marjinal
akan mengalami penurunan ď¨ ď¨ pendapatan per kapita dan pendapatan
nasional menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
38. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Teori Schumpeter
⢠Menurut Schumpeter ď¨ investasi dibagi dalam dua golongan:
(i) penanaman modal otonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi
yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi
(ii) penanaman modal terpengaruh
⢠Menurut Schumpeter ď¨ makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi
semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi, sehingga
pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat. Pada akhirnya tercapai
keadaan stationary state.
⢠Teori ini menekankan pentingnya peranan pengusaha, sebagai golongan
yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi.
⢠Inovasi ini meliputi : memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi
efisiensi produksi barang, memperluas pasar, mengembangkan sumber
bahan mentah baru dan mengadakan perubahan dalam organisasi dalam
rangka mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan.
39. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Teori Harrod â Domar
⢠Teori Harrod â Domar ď¨ syarat yang harus dipenuhi agar perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh dalam jangka panjang.
⢠Asumsi:
(i) barang modal telah mencapai kapasitas penuh,
(ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan,
(iii) rasio modal-produksi tetap nilainya, dan
(iv) perekonomian terdiri dari dua sektor.
⢠untuk memacu pertumbuhan ekonomi, setiap perekonomian hendaknya menabung
sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menggantikan atau menambah
barang-barang modal yang sudah rusak karena diasumsikan ada hubungan langsung
antara stok modal (K) dengan GNP total (Y).
⢠Hubungan antara stok modal dengan GNP total dikenal sebagai rasio modal output
(k) sedangkan rasio tabungan nasional (s) merupakan bagian output nasional yang
selalu ditabung.
40. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Teori Harrod â Domar
Model Harod Domar:
⢠Hubungan yang menyatakan bahwa tabungan (S) merupakan bagian tertentu (s) dari
pendapatan nasional (Y) ď¨
⢠Investasi neto (I) adalah perubahan modal (âK) ď¨
⢠Jumlah stok modal (K) memiliki hubungan langsung dengan jumlah pendapatan
nasional (Y) ď¨ dinyatakan dalam rasio modal outputď¨
atau maka
⢠Tabungan harus sama dengan investasi ď¨ , diformulasikan sbb:
ď¨ ď¨
Sehingga diperoleh :
(â pertumbuhan PDB berbanding lurus dengan tingkat tabungan dan berbanding terbalik dengan
rasio modal-outputâ ď¨ agar sebuah perekonomian bisa tumbuh dengan pesat maka diperlukan
tabungan dan investasi sebanyak mungkin dari bagian GNP-nya ď¨ ď¨ Semakin banyak
bagian GNP yang ditabung untuk kemudian diinvestasikan akan berdampak pada semakin
cepatnya laju pertumbuhan ekonomi)
41. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Neo Klasik
⢠Asumsi ď¨ tidak ada pertumbuhan teknologi.
⢠Perekonomian mencapai tingkat output dan modal jangka panjang pada kondisi
steady-state ď¨ ď¨ pada saat perubahan PDB dan modal perkapitanya nol, ây = 0
dan âk = 0.
rasio modal-tenaga kerjak* k
y=f(k)
)
y
y*
Teori pertumbuhan neo-klasik yang dikembangkan
oleh Abramovitz dan Solow terdiri dari tiga tahap:
Pertama, melihat bagaimana berbagai variabel
ekonomi menentukan terjadinya kondisi steady-state.
Kedua, mempelajari transisi dari kondisi
perekonomian saat ini menjadi steady-state.
Ketiga, menambahkan kemajuan teknologi ke dalam
model
42. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Neo Klasik
⢠Steady State ď¨ perekonomian berada dalam kondisi steady-state ketika
pendapatan perkapita dan modalnya konstan ď¨ Nilai steady-state dari pendapatan
dan modal per kapita ditunjukkan dengan y* dan k* ď¨ ď¨ nilai dimana investasi
diperlukan untuk menyediakan modal bagi tenaga kerja baru dan untuk
memperbaharui mesin yang telah terdepresiasi yang jumlahnya sama dengan
tabungan yang dihasilkan dalam perekonomian ď¨ Nilai steady-state y* dan k*
adalah tingkat output dan modal dimana jumlah tabungan dan investasi yang
dibutuhkan seimbang.
⢠Investasi dan Tabungan ď¨ Investasi dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat
modal per kapita tertentu, k, yang besarnya dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi
dan tingkat penyusutan
43. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Neo Klasik
⢠Proses penyesuaian perekonomian dari posisi rasio modal-tenaga kerja
awal hingga mencapai kondisi steady state.
y
y*
y0
sy0
y=f(k)
) (n+d)k
)sy
C
)
D
)
B
)
A
)
k0
)
k*
)
k
)
âkunci untuk memahami model
pertumbuhan neoklasik adalah ketika
tabungan, sy, melebihi kebutuhan
investasi maka modal per kapita akan
meningkat dan selama itu pula
perekonomian bergerak ke kananâ
44. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Endogen
⢠Model ini mengasumsikan constant marginal product of capital untuk
fungsi produksi
f(k)
sf(k)
(n+d)k
Modal perkapita
â fungsi produksi pada model pertumbuhan
endogen berbentuk garis lurusâ.
Selama kurva tabungan tidak lagi mendatar
maka jumlah tabungan selalu lebih besar
dari investasi yang dibutuhkan. Semakin
besar tingkat tabungan, semakin besar pula
gap antara tabungan dengan investasi yang
dibutuhkan sehingga pertumbuhannya
semakin cepat.
45. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Endogen
Secara matematis, model pertumbuhan endogen dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
⢠Asumsi constant marginal product of capital dan kapital sebagai satu-satunya
faktor produksi ď¨
(output berbanding lurus dengan stok kapital. Konstanta a adalah marginal product
of capital)
⢠Asumsikan bahwa tingkat tabungan adalah konstan yaitu sebesar s, tidak ada
pertumbuhan populasi ataupun penyusutan modal. Kemudian, semua tabungan
digunakan untuk meningkatkan stok modalď¨ ď¨
⢠Tingkat pertumbuhan modal berbanding lurus dengan tingkat tabungan. ď¨ ketika
output berbanding lurus dengan modal maka tingkat pertumbuhan output ď¨ ď¨
(semakin tinggi tingkat tabungan maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan output)
46. Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern Menurut Kuznet
⢠Kenaikan kapasitas tersebut dipengaruhi oleh kemajuan-kemajuan teknologi,
institusional, dan ideologis terhadap tuntutan keadaan.
⢠Karakteristik atau ciri dari proses pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui pada
hampir semua negara maju :
â Tingkat pertumbuhan output perkapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
â Tingkat kenaikan produktivitas faktor total yang tinggi
â Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi
â Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi
â Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau yang sudah maju
perekonomiannya menjadikan negara lain sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan
baku yang baru.
â Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sepertiga bagian
penduduk dunia.
⢠Menurut Kuznet, pada tahap awal pertumbuhan, distribusi pendapatan akan
cenderung memburuk, dan pada tahap lanjutan distribusi pendapatan akan membaik
ď¨ perubahan struktural
Editor's Notes
Audio (Penjelasan):
Dengan monopoli, produksi dihasilkan di saat tambahan pendapatan sama dengan tambahan biaya sehingga jumlah produksi adalah sebesar Q0.
Produksi sebanyak Q0 ini tidak pareto efisien karena harga yang ditetapkan lebih besar dari tambahan biaya yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan tambahan output.
Untuk menciptakan kondisi pareto efisien, perusahaan harus memproduksi di saat tambahan biaya sama dengan tambahan manfaat yang dirasakan, yaitu berproduksi di Q3, sehingga tingkat harga yang tercipta akan sama dengan tambahan tambahan biaya yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan tambahan output.
Audio (Penjelasan):
Kurva (a) menggambarkan siklus perusahaan yang terwujud jika pemerintah tidak secara aktif menggunakan kebijakan anggaran belanjanya untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi.
Kurva (b) menunjukkan siklus perusahaan yang terwujud jika pemerintah secara aktif menjalankan kebijakan fiskal.
Dari gambaran kedua kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa jika pemerintah secara aktif menggunakan kebijakan anggaran belanjanya sebagai alat untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi maka masalah depresi dan pengangguran atau inflasi dapat dikurangi.
Gerak naik turunnya siklus perusahaan dapat diperkecil, sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan lebih stabil.
Audio (Penjelasan):
efek pengganda peningkatan pengeluaran pemerintah akan memberikan pengaruh berupa peningkatan permintaan agregat. Namun dalam efek pembatasan paksa, yang terjadi berlawanan.
Disaat pembelanjaan pemerintah meningkat, suku bunga juga akan mengalami peningkatan, hal tersebut menyebabkan berkurangnya investasi. Ketika suku bunga sedang tinggi, tidak banyak investor yang mau meminjam dana dari bank untuk investasi karena pembayaran pinjaman akan menjadi beban yang cukup berat sehingga pembelanjaan untuk investasi akan mengalami penurunan. Disaat pembelanjaan untuk investasi berkurang maka terjadi penurunan pada permintaan agregat.
Gambar 6.2 terlihat bahwa akibat peningkatan pendapatan maka kurva permintaan uang harus bergeser ke kanan dari MD1 ke MD2, sedangkan suku bunga bergeser dari r1 ke r2.
Peningkatan suku bunga akibat ekspansi fiskal yang menyebabkan terjadinya penurunan permintan agregat disebut dengan efek pembatasan paksa.
Audio (Penjelasan):
Gambar 6.3, ketika permintaan agregat mengalami peningkatan akibat kenaikan pendapatan, kurva bergeser dari AD1 ke AD2, tetapi begitu efek pembatasan paksa muncul permintaan agregat bergeser ke AD3. pergeseran tersebut menggambarkan bahwasanya peningkatan permintaan agregat tidak tepat sebesar $ 30 milyar melainkan kurang dari itu.
Audio (penjelasan):
Gambar 7.1 sumbu vertikal menunjukkan tingkat harga dan sumbu horisontal menunjukkan jumlah output yang ditawarkan.
Pada gambar, kurva penawaran aggregat jangka panjang berbentuk vertikal yang disimbolkan dan LRAS, dan kurva penawaran aggregat jangka pendek disimbolkan dengan SRAS.
Audio (penjelasan):
Bentuk kurva penawaran yang vertikal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, berapa pun tingkat harga, perekonomian akan menghasilkan tingkat output yang sama.
Misalkan pada tingkat harga P1 jumlah output yang diproduksi sebesar Q*, kemudian harga turun menjadi P2 jumlah output yang diproduksi tetap pada Q*.
Tingkat output yang diproduksi dalam jangka panjang ini disebut juga sebagai output potensial atau tingkat output ilmiah karena tingkat output ini merupakan tingkat output yang dihasilkan ketika pengangguran berada pada tingkat alaminya
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Bila terjadinya peningkatan output aggregat akibat perubahan keempat faktor di atas akan ditandai oleh terjadinya pergeseran kurva penawaran aggregat ke kanan (ditandai oleh (1)). Sementara jika yang terjadi adalah dorongan terhadap penurunan output potensial, maka kurva penawaran aggregat akan bergeser ke kiri (ditandai oleh (2)).
Garis (1) menandakan bahwa output potensial mengalami peningkatan yang ditandai oleh pergeseran kurva penawaran aggregat jangka panjang ke kanan,
Garis (2) menunjukkan terjadinya penurunan output potensial.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Jika ekspektasi harga ini berubah dari ekspektasi awal, misalnya berupa penetapan ekspektasi harga yang lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya, beban biaya perusahaan tentu akan semakin meningkat karena upah yang harus dibayarkan kepada karyawannya naik. Maka jumlah produksi perusahaan pun akan mengalami penurunan, dan kurva penawaran aggregat jangka pendek pun bergeser ke kiri.
Jika ekspektasi harga mengalami penurunan, beban biaya perusahaan tentu juga akan mengalami penurunan âkarena upah karyawannya dapat dibayarkan dengan tingkat yang lebih rendahâsehingga output produksi akan terdorong naik, yang ditandai dengan bergesernya kurva penawaran jangka pendek ke kanan.
(1) menandakan bahwa penawaran aggregat jangka pendek mengalami peningkatan yang ditandai oleh pergeseran kurva penawaran aggregat jangka pendek ke kanan,
(2) menunjukkan terjadinya penurunan penawaran aggregat jangka pendek.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Titik E menggambarkan keseimbangan yang akan dicapai dalam perekonomian karena perusahaan-perusahaan tidak akan menambah atau mengurangi output yang diproduksi dan kegiatan ekonomi telah mencapai keadaan yang stabil
Jika tingkat harga berada di atas tingkat harga keseimbangan Peâ yaitu P0, maka penawaran agregat Y1 lebih besar dari permintaan agregat adalah Y3 sehingga terjadi kondisi kelebihan penawaran sebanyak AB. Untuk menjamin semua barang yang diproduksi perekonomian dapat terjual, tingkat harga tentu harus diturunkan agar peningkatan permintaan dapat terwujud. Penurunan tingkat harga ini akan terus berlansung hingga jumlah produksi output perekonomian sama dengan jumlah output yang diminta oleh perekonomian. Alhasil, titik E merupakan titik keseimbangan yang akan terwujud karena di titik ini, jumlah penawaran perekonomian akan sama dengan jumlah permintaan.
Jika tingkat harga berada di bawah tingkat harga keseimbangan Peâ, yaitu P1, permintaan agregat berada pada Y2 dan penawaran agregat hanya sebesar Y. Karena permintaan aggregat lebih besar dibandingkan penawaran aggregat, maka terjadi kelebihan permintaan sebanyak CD. Karena jumlah produksi output terbatas sementara permintaan terhadap output tersebut besar, maka tingkat harga akan terdorong untuk naik. Peningkatan tingkat harga ini akan terus berlansung hingga tingkat harga mencapai Peâ. Pada saat ini, jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Ekspektasi tingkat harga akan sama dengan tingkat harga yang akan terwujud sehingga perpotongan kurva permintaan aggregat dan kurva penawaran jangka pendek akan sama dengan perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran jangka panjang.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Titik keseimbangan E sebenarnya dapat mengalami perubahan jika muncul kondisi yang mendorong terjadinya pergeseran kurva permintaan dan penawaran aggregat.
Misalnya, ketika terjadi penurunan pengeluaran dalam perekonomian yang disebabkan oleh berkurangnya pengeluaran konsumsi, pengaluaran investasi, pengeluaran pemerintah, serta pengeluaran untuk membeli barang luar negeri, akan memindahkan kurva permintaan dari AD0 menjadi AD1, sehingga kondisi keseimbangan pun bergeser dari E0 ke E1.
Di titik E1, tingkat harga turun menjadi P1 dan pendapatan nasional riil berkurang menjadi Y1.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
titik keseimbangan E1 yang baru terbentuk berada di bawah output optimal dengan tingkat harga yang lebih rendah dari tingkat harga yang diekspektasikan. Karena tingkat harga yang terealisasi lebih rendah dari yang diekspektasikan sebelumnya, pembentukan ekspektasi harga pada waktu selanjutnya juga akan mengalami penyesuaian mengikuti rendahnya tingkat harga yang terealisasi. Alhasil, ekspektasi harga pun akan mengalami penurunan. Penurunan ekspektasi harga ini akan diikuti oleh penurunan tingkat upah pekerja, tingkat harga, dan persepsi (sesuai dengan teori kekakuan upah, teori kekakuan harga, dan teori kesalahpahaman), yang akhirnya akan mendorong peningkatan produksi output dalam perekonomian.
Peningkatan produksi ini ditandai dengan terjadinya pergeseran kurva penawaran aggregat jangka pendek ke arah kanan, yaitu dari SRAS0 ke SRAS1. Pergeseran kurva penawaran aggregat jangka pendek ini, dengan berpotongan dengan kurva permintaan aggregat AD1, akan membentuk titik keseimbangan baru di E2.
Di titik keseimbangan ini terlihat bahwa tingkat output akan kembali ke tingkat output optimumnya (tingkat output jangka panjang) sebesar Q0.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Ekspektasi tingkat harga akan sama dengan tingkat harga yang akan terwujud sehingga perpotongan kurva permintaan aggregat dan kurva penawaran jangka pendek akan sama dengan perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran jangka panjang.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Pada awalnya keseimbangan berada pada titik E0 yang menggambarkan pendapatan nasional riil Y0 dan tingkat harga P0.
Jika dimisalkan harga barang-barang impor dan bahan-bahan mentah mengalami peningkatan, maka peningkatan ini akan berefek pada pergeseran kurva dari AS0 menjadi AS1 dan titik keseimbangan baru yang dicapai berada pada titik E1. Artinya, pendapatan nasional riil turun menjadi Y1 dan tingkat harga naik menjadi P1. Kondisi naiknya tingkat harga (inflasi) yang diiringi dengan penurunan output perekonomian (stagnansi) ini dikenal juga dengan nama stagflasi.
Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa terjadinya penurunan output perekonomian dalam jangka pendek dapat dikoreksi sendiri oleh sisi penawaran aggregat sehingga dalam jangka panjang, tingkat output yang terjadi dapat kembali ke tingkat output optimalnya, yaitu Q0.
Audio (Penjelasan): Arah pergeseran kurva
Misalnya, pemerintah dapat mendorong peningkatan pengeluaran perekonomian dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah yang akhirnya mendorong kurva permintaan aggregat untuk bergeser ke kanan, dari AD0 ke AD1. Perekonomian pun akhirnya dapat kembali ke tingkat output optimumnya, meskipun dengan tingkat harga yang lebih tinggi dari tingkat harga semula
Audio (Penjelasan)
Gambar 7.11 ď¨ fungsi produksi dalam PDB per kapita terhadap rasio modal-tenaga kerja.
Fungsi produksi perkapita ditulis sebagai berikut;
Ketika modal meningkat,output meningkat (marginal product of capital positif), tetapi peningkatan output tersebut semakin berkurang ketika tingkat modal semakin tinggi. Tiap tambahan mesin akan meningkatkan produksi, namun tambahan tersebut semakin berkurang jika dibandingkan dengan tambahan yang dihasilkan mesin sebelumnya. Jadi, tambahan produksi yang semakin menurun adalah penjelasan kunci mengapa perekonomian berada pada kondisi staeady-state bukannya tumbuh terus menerus.
Audio (Penjelasan)
Gambar 7.11 ď¨ fungsi produksi dalam PDB per kapita terhadap rasio modal-tenaga kerja.
Fungsi produksi perkapita ditulis sebagai berikut;
Ketika modal meningkat,output meningkat (marginal product of capital positif), tetapi peningkatan output tersebut semakin berkurang ketika tingkat modal semakin tinggi. Tiap tambahan mesin akan meningkatkan produksi, namun tambahan tersebut semakin berkurang jika dibandingkan dengan tambahan yang dihasilkan mesin sebelumnya. Jadi, tambahan produksi yang semakin menurun adalah penjelasan kunci mengapa perekonomian berada pada kondisi staeady-state bukannya tumbuh terus menerus.
Audio (Penjelasan)
Gambar 7.12 menjelaskan tentang proses penyesuaian perekonomian dari posisi rasio modal-tenaga kerja awal hingga mencapai kondisi steady state. Elemen penting dalam proses transisi ini adalah tingkat tabungan dan investasi dibandingkan dengan tingkat penyusutan dan pertumbuhan populasinya.
Ketika perekonomian memiliki rasio modal-output sebesar k0 dan tabungan sebesar A, melebihi kebutuhan investasi B, maka k akan bergeser ke kanan.
Pergeseran ini akan terhenti pada titik C dimana rasio modal-tenaga kerjanya k*. Pada titik ini besarnya tabungan sama dengan kebutuhan investasi sehingga rasio modal-tenaga kerja tidak meningkat dan tidak berkurang.
Pada kondisi seperti inilah steady state tercapai.
Implikasi penting dari teori pertumbuhan neoklasik adalah bahwa negara-negara dengan tingkat tabungan, pertumbuhan populasi, dan teknologi yang sama seharusnya mengalami konvergensi pendapatan walaupun proses konvergensi tersebut lambat ď¨ Jadi, pada saat steady state, k dan y konstan