SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
DOSEN : Ns SUKURNI, S.Kep (WOC) ETN
TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN “KEJANG DEMAM”
OLEH
KELOMPOK I:
1.Fitrawati 12. Laode Amsir
2.Waode dewi murniati B 13. L.M Saleh
3.Ayu Ningsih 14. Lili Asmin
4.Waode yuyun anggraeni 15. Nuriatil Jannah
5.LA. Adi 16. rostini
6. Sidaria Muhidin 17. Mulia Hartama
7. Siti Nurlin 18. Zahratun
8. yuni hastati 19. Heri Said
9. puji Astuti 20. Ketot Sudiarta
10. Esti 21. Arianto
11. aman Sabara
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011/2012
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GEJALA KEJANG DEMAM”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Raha, September 2012
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………..........
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………..........
B. Rumusan Masalah…………………………………….................
C. Tujuan …………………………………………..........................
D. Manfaat……………………………………………….................
BAB II : PEMBAHASAN
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian ………………………………………………......
B. Etiologi..............................……………………………….....
C. Patofisiologi………………………………………………...
D. Manifestasi Klinis……………………………………….......
E. Komplikasi .............................................................................
F. Fase-Fase ...............................................................................
G. Penyimpangan KDM ……………………………….............
H. Penatalaksanaan Medik..........................................................
I. Pencegahan KD .....................................................................
J. Pemeriksaan Diagnostik .....................................................
2. KONSEP ASKEP
A. Pengkajian ……………………………………..………........
B. Diagnosa………………………………………………….....
C. Perencanaan……………………………………………........
D. Implementasi dan Evaluasi ....................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………...........
B. Saran …………………………………………….....................
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Llatar belakang
Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa menakutkan pada
kebanyakan orang tua karena kejadianya yang mendadak dan kebanyakan orang tua
tidak tau harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh ( suhu rektal > 38) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak
jarang orang tua khawatir jika anaknya panas , apakah nanti akan kejang atau tidak .
Dari penelitian , kejang demam sendiri telah terlalu besar yaitu sekitar 2-4%
artinya dari 100 anak dengan demam ada sekitar 2-4% yang mengalami kejang.
Kejang demam terjADI pada usia 6 bln- 5 thn dan terbanyak terjadi pada usia 17-
23bln saat menghadapiu sikecil yang sedang kejang sedapat mungkin cobalah
bersikap tenang.
B. Rumusan Masalah
1. A pakah defenisi dari penyakit kejang demam ?
2. bagaimanakah konsep penyakit pada klien dengan kejang demam ?
3. bagaimanakah konsep askep pada klien dengan kejang demam ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana bagaimana proses terjadinya kejang demam
secara sistematis, serta mengetahui apa yang yang menjadi konsep penyakit yang
terjadi pada klien yang mengalami kejang demam, serta dapat mengaplikasakanya
dalam bentuk asuhan keperawatan yang di alami kliendengan gejala kejang demam,
D. Manfaat
Semoga dapat Membantu meningkatkan pengetahuan kami tentang
keperawatan gawat darurat, khususnya yang berhubungan dengan proses asuhan
keperawatan dalam bentuk KGD yang mengulas tentang KEJANG DEMAM.
Sehingga kami dapat mengaplikasikanya dalam masyarakat yang berhubungan dengan
keperawatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep penyakit
I. PENGERTIAN
a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
b. Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral
yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252)
II. ETIOLOGI
Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a) Obat – obatan seperti: racun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan
b) Ketidak seimbangan kimiawihiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis
c) Demam, paling sering terjadi pada anak balita
d) Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik
e) Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarum
f) Idiopatik (penyebab tidak diketahui)
III. KLASIFIKASI
Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam tiga bentuk :
1. Kejang tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan
masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat.
2. Kejang klonik
Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2
menit
3. Kejang tonik-klonik
I V. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang
didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah
glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan
keotak melalui system kardiovaskuler.
6
Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi,
dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang
terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya,
kecuali ion clorida.
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah.
Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis
dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang
disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial
membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada
permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan
konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya
mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya
membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai
65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak
tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi
dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya
lepasnya muatan listrik.
Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang
berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa.
Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA
meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi
hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
.
V. MANIFESTASI KLINIS
Suhu anak tinggi
Anak pucat / diam saja
Mata terbelek keatas disertai kekakuan dan kelemahan
Kejang demam berlangsung singkat
Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan
Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri)
Kejang dapat diikuti sementara sementara berlangsung beberapa menit
VI. KOMPLIKASI
1. hipoksia
2. hiperpireksia
7
3. asidosis
VII. FASE – FASE KEJANG DEMAM
1. Fase prodromal
Perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali kejang
beberapa jam/ hari
2. Fase iktal
Merupakan aktivitas kejang yag biasanya terjadi gangguan muskulosketal.
3. Fase postiktal
Periode waktu dari kekacauan mental atau somnolen, peka rangsang yang terjadi
setelah kejang tersebut.
4. Fase aura
Merupakan awal dari munculnya aktivitas kejan atau sembab otak
VIII. PENYIMPANGAN KDM
j
8
IX. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pemberian diazepam
· dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan )
· bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi ulangan setelah 20 menit
2. Turunkan demam
· anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis
· kompres air biasa
3. Penanganan suportif
bebaskan jalan nafas
· beri zat asam
· jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
· pertahankan tekanan darah
X. PENCEGAHAN KEJANG DEMAM
1. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri diazepam dan
anti piretika pada penyakit yang disetai demam.
2. Pencegahan kontinu untuk kejang komplikata
· fenobarbital : 5 – 7 mg/ kg BB/ 24 jam dibagi 3 dosis
· fepnotoin : 2- 8 mg/ kg BB/ 24 jam 2 – 3 dosis
· klonazepam : indikasi khusus
3. Diberikan sampai 2 tah tahn bebas kejang atau sampai umur 6 tahun
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang
2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang.
3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang
9
4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang
terapeutik.
5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi
dengan baik, mengukur aktivitas otak.
10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KGD
KEJANG DEMAM DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
 Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
 Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : kejang demam
Riwayat keluhan utama
P : kejang
Q : hilang timbul
R : seluruh tubuh
S : -
T : tiap 15 menit
Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
- Riwayat pemakaian obat-obatan
b. Pengkajian primer
Airway
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas tidak bersih
11
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Penurunan frekunsi napas
Napas dangkal
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Pingsan
hipertensi
depresi dengan penurunan nadi dan pernapasan
Pusing
Kejang berulang
4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah
A. pengkajian sekunder
1. pengumpulan data
1. Aktivitas/ istirahat
-Gejala : keletihan, kelemahan umum
-Keterbatasan dalam beraktivitas
-Tanda : perubahan tonus dan kekuatan
2. Sirkulasi
-Gejala : iktal : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis
-Postiktal : depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan
3. Elimnasi
-Gejala : inkontinensia episodik
-Tanda : iktal : peningkatan tekanan kandung kemih
12
-Posiktal : inkontenensia urine
4. Makanan dan cairan
-Gejala : sensitivitas terhadap makanan, mual, muntah
-Tanda : kerusakan jaringan lunak (cidera selama kejang)
5. Neurosensori/ kenyamanan
-Gejala : riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pinsang, pusing
-Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area paralitik
6. Pernafasan
-Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun/ cepat, peningkatan
sekresi mukus
B. pengkajian psikososial
Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti
hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat.
C. pemeriksaan diagnostik
1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang
2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang.
3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang
4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang
terapeutik.
5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi
dengan baik, mengukur aktivitas otak.
1) Pengelompokan Data
Data Subyektif
 Keluarga Klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktifitas
 Keluarga Klien mengatakan klien merasa mual dan muntah
 Keluarga Klien mengatakan klien Pusing, mata berkunang-kunang
 Keluarga Klien mengatakan klien susah bernafas
 Kekuarga Klien mengatakan klien takut dengan keadaanya
13
Data obyektif
 Klien tampak kesulitan bernafas
 Tampak peningkatan sekresi mucus
 Klien nampak lemah
 Klien nampak mual dan muntah
 Klien nampak gelisah
 Klien nampak pusing
2.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan
neoromuskular
2. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan
4. ansietas b/d kondisi kesehatan klien
3. INTERVENSI
Diagnosa 1
Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neuromuskular
Tujuan :
Inefektifnya bersihan jalan tdk terjadi
Kriteria hasil :
Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi mukosa tidak ada, RR
dalam batas normal
Intervensi :
1) atur posisi tidur klien fowler atau semi fowler.
Rasionalnya : Untuk memberikan rasa nyaman pada klien
2) Lakukan penghisapan lendir,
Rasional : untuk membersihkan dan mengurangi secret
14
3) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi
Rasional : kolaborasi terapi untuk memberikan pengobatan yang tepat pada klien
Diagnosa 2
Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan :
Aktivitas kejang tidak berulang
Kriteria hasil :
Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal
Intervensi :
1) Kaji factor pencetus kejang.
Rasional : Untuk memberikan tindakan yang tepat
2) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
Rasional : keluarga sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan klien
3) Observasi tanda-tanda vital. Lindungi anak dari trauma.
Rasional ; Pemantauan TTV perlu untuk mengetahui perkembangan kondisi klien,
trauma dapat memberikan dapak psikologis bagi klien
4) Berikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak.
Rasional: Untung menurunkan suhu tubuh klien
Diagnosa 3
Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan
Tujuan :
Kerusakan mobilisasi fisik teratasi
Kriteria hasil :
Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi
Intervensi :
1) Kaji tingkat mobilisasi klien.
Rasional : Mengetahui sejauh mana batas kemampuan klien dalam beraktivitas
2) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan otot untuk beraktivitas
3) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan klien perlu untuk mendukung proses
perkembangan klien
4) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien.
Rasional : Sebagai penilaian atas kemampuan klien dalam tindakan mandiri
15
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien.
Rasional ; Peran keluarga penting dalam mendukung pemulihan klien
Diagnosa 4
Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya
lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
Rasional : Dapat mengetahui kemampuan klien dalam memahami penyait klien
2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien.
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana keluarga klien mengetahui tentang
penyakit yang di derita klien
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Resiko tinggi
terhadap
inefektifnya
bersihan jalan
nafas b/d
kerusakan
neoromuskul
ar
1. Mengatur posisi klien
semifowler atau
fowler
Hasil :
- Klien merasa nyaman
dengan pemberian
posisi semifowler
2. Setelah melakukan
pengisapan mucosa
lendir. Mukosa
berkurang
Hasil :
- Klien dapat bernafas
dengan normal
3. Melakukan kolaborasi
terapi medik
Hasil :
- Mukosa lendir
berkurang
- Drinase baik
S : Ibu klien mengatakan
klien berangsur-angsur
mulai bernafas dengan baik
O :
- tampak tidak
ada mukosa
lendir
- pernapasan
klien baik
A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Peningkatan suhu
tubuh b/d kejang
1.Setelah melakukan pengkaji S.: Ibu klien mengatakan
klien sudah tidak
16
berulang, faktor
infeksi
pada tingkat kejang klien
Hasil : klien tidak mengalami
kejang berulang
2. melibatkan keluarga klien
dalam pemberian tindakan
hasil : keluarga klien
berpatisipasi dalam
pemberian tindakan kpd
klien
mengalami kejang demam
lagi
O : Klien terlihat sudah
tidak kejang lagi, dapat
beraktivitas seperti biasa
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Kerusakan mobilitas
fisik b/d kerusakan
persepsi, penurunan
kekuatan
1. setelah melakukan pengkajian
pada mobilisasi klien
Hasil : klien mampumelakukan
aktivitas
2.
S: ibu klien mengatakan
klien dapat beraktivitas
kembali
O: Klien terlihat
beraktivitas seperti biasa
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Kurang
pengetahuan
keluarga b/d
kurangnya
informasi
1.Setelah menilai tingkat
pengetahuan keluaraga ibu klien
dan memeberikan pemahaman
kepada keluarga klien
Hasil : ibu klien sudah memahami
penyakit klien
S: ibu klien sudah
mengetahui penyakit dan
penanganan yang akan di
lakukan
O : klien dapat menerima
dengan baik penjelasan
dari perawat
A: maslah teratasi
P ; pertahankan intervensi
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
a) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
b) Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral
yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252)
Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : Obat –
obatanracun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan Ketidak seimbangan
kimiawi,hiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis,. Demam paling sering terjadi pada
anak balita, Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik,
Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarumIdiopatikpenyebab tidak diketahui
B.Saran
Diharapkan semoga dengan “Askep Gangguan Sistem Persyarafan Pada Klien
yang mengalami Kejang Demam” i yang merupakan bagian dari Keperawatan Dawat
darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang
berhubungan dengan gangguan SISTEM PERSARAFAN PADA KLIEN YANG
MENGALAMI GEJALA KEJANG DEMAM, Dalam rangka mengatasi masalah resiko
pada klien yang mengalami kejala kejang demam, maka tugas perawat yang utama adalah
sering mengobservasi akan kebutuhan klien tersebut.
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Http://panduankeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-kejang-demam/
- Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
- Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
- Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
- Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.
- Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
- Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
- Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratHenriantoKarolusSire
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanNovita Novita
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 

What's hot (20)

Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamsulisratnawati
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Askep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAskep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAstriie Desiyanti
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Nurul Afdal Haris
 
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaLaporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaakuyohoyo
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalErinda Rinawati
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamervinpramita
 

Viewers also liked (10)

Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
Askep kejang demama
Askep kejang demamaAskep kejang demama
Askep kejang demama
 
Askep kejang
Askep kejangAskep kejang
Askep kejang
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Lp kejang
Lp kejangLp kejang
Lp kejang
 
Askep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAskep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anak
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir mayaLaporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan bayi baru lahir maya
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 

Similar to KEJANG DEMAM ASKEP

Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus goloWarnet Raha
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Astriie Desiyanti
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to KEJANG DEMAM ASKEP (20)

Bab ii fitra
Bab ii  fitraBab ii  fitra
Bab ii fitra
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
Makalah   kmb  i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNAMakalah   kmb  i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kmb i bu mus golo AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
Lapkas anak
Lapkas anakLapkas anak
Lapkas anak
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KEJANG DEMAM ASKEP

  • 1. 1 DOSEN : Ns SUKURNI, S.Kep (WOC) ETN TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN “KEJANG DEMAM” OLEH KELOMPOK I: 1.Fitrawati 12. Laode Amsir 2.Waode dewi murniati B 13. L.M Saleh 3.Ayu Ningsih 14. Lili Asmin 4.Waode yuyun anggraeni 15. Nuriatil Jannah 5.LA. Adi 16. rostini 6. Sidaria Muhidin 17. Mulia Hartama 7. Siti Nurlin 18. Zahratun 8. yuni hastati 19. Heri Said 9. puji Astuti 20. Ketot Sudiarta 10. Esti 21. Arianto 11. aman Sabara AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011/2012
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GEJALA KEJANG DEMAM”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, September 2012 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………. DAFTAR ISI …………………………………………………….......... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang …………………………………………….......... B. Rumusan Masalah……………………………………................. C. Tujuan ………………………………………….......................... D. Manfaat………………………………………………................. BAB II : PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian ………………………………………………...... B. Etiologi..............................………………………………..... C. Patofisiologi………………………………………………... D. Manifestasi Klinis………………………………………....... E. Komplikasi ............................................................................. F. Fase-Fase ............................................................................... G. Penyimpangan KDM ………………………………............. H. Penatalaksanaan Medik.......................................................... I. Pencegahan KD ..................................................................... J. Pemeriksaan Diagnostik ..................................................... 2. KONSEP ASKEP A. Pengkajian ……………………………………..………........ B. Diagnosa…………………………………………………..... C. Perencanaan……………………………………………........ D. Implementasi dan Evaluasi .................................................... BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………........... B. Saran ……………………………………………..................... DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Llatar belakang Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa menakutkan pada kebanyakan orang tua karena kejadianya yang mendadak dan kebanyakan orang tua tidak tau harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak jarang orang tua khawatir jika anaknya panas , apakah nanti akan kejang atau tidak . Dari penelitian , kejang demam sendiri telah terlalu besar yaitu sekitar 2-4% artinya dari 100 anak dengan demam ada sekitar 2-4% yang mengalami kejang. Kejang demam terjADI pada usia 6 bln- 5 thn dan terbanyak terjadi pada usia 17- 23bln saat menghadapiu sikecil yang sedang kejang sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. B. Rumusan Masalah 1. A pakah defenisi dari penyakit kejang demam ? 2. bagaimanakah konsep penyakit pada klien dengan kejang demam ? 3. bagaimanakah konsep askep pada klien dengan kejang demam ? C. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana bagaimana proses terjadinya kejang demam secara sistematis, serta mengetahui apa yang yang menjadi konsep penyakit yang terjadi pada klien yang mengalami kejang demam, serta dapat mengaplikasakanya dalam bentuk asuhan keperawatan yang di alami kliendengan gejala kejang demam, D. Manfaat Semoga dapat Membantu meningkatkan pengetahuan kami tentang keperawatan gawat darurat, khususnya yang berhubungan dengan proses asuhan keperawatan dalam bentuk KGD yang mengulas tentang KEJANG DEMAM. Sehingga kami dapat mengaplikasikanya dalam masyarakat yang berhubungan dengan keperawatan.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A.Konsep penyakit I. PENGERTIAN a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. b. Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252) II. ETIOLOGI Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : a) Obat – obatan seperti: racun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan b) Ketidak seimbangan kimiawihiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis c) Demam, paling sering terjadi pada anak balita d) Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik e) Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarum f) Idiopatik (penyebab tidak diketahui) III. KLASIFIKASI Kejang demam dapat di klasifikasikan dalam tiga bentuk : 1. Kejang tonik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dengan bayi prenatal berat. 2. Kejang klonik Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,biasanya berlangsung selama 1-2 menit 3. Kejang tonik-klonik I V. PATOFISIOLOGI Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan keotak melalui system kardiovaskuler.
  • 6. 6 Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida. Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis. . V. MANIFESTASI KLINIS Suhu anak tinggi Anak pucat / diam saja Mata terbelek keatas disertai kekakuan dan kelemahan Kejang demam berlangsung singkat Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri) Kejang dapat diikuti sementara sementara berlangsung beberapa menit VI. KOMPLIKASI 1. hipoksia 2. hiperpireksia
  • 7. 7 3. asidosis VII. FASE – FASE KEJANG DEMAM 1. Fase prodromal Perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mungkin mengawali kejang beberapa jam/ hari 2. Fase iktal Merupakan aktivitas kejang yag biasanya terjadi gangguan muskulosketal. 3. Fase postiktal Periode waktu dari kekacauan mental atau somnolen, peka rangsang yang terjadi setelah kejang tersebut. 4. Fase aura Merupakan awal dari munculnya aktivitas kejan atau sembab otak VIII. PENYIMPANGAN KDM j
  • 8. 8 IX. PENATALAKSANAAN MEDIK 1. Pemberian diazepam · dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan ) · bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi ulangan setelah 20 menit 2. Turunkan demam · anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis · kompres air biasa 3. Penanganan suportif bebaskan jalan nafas · beri zat asam · jaga keseimbangan cairan dan elektrolit · pertahankan tekanan darah X. PENCEGAHAN KEJANG DEMAM 1. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri diazepam dan anti piretika pada penyakit yang disetai demam. 2. Pencegahan kontinu untuk kejang komplikata · fenobarbital : 5 – 7 mg/ kg BB/ 24 jam dibagi 3 dosis · fepnotoin : 2- 8 mg/ kg BB/ 24 jam 2 – 3 dosis · klonazepam : indikasi khusus 3. Diberikan sampai 2 tah tahn bebas kejang atau sampai umur 6 tahun XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang 2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang. 3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang
  • 9. 9 4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang terapeutik. 5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi dengan baik, mengukur aktivitas otak.
  • 10. 10 BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KGD KEJANG DEMAM DENGAN GANGGUAN SISTEM SARAF Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengumpulan Data a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. b. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : kejang demam Riwayat keluhan utama P : kejang Q : hilang timbul R : seluruh tubuh S : - T : tiap 15 menit Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan b. Pengkajian primer Airway a. Pengkajian Primer 1) Airway Jalan napas tidak bersih
  • 11. 11 Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Penurunan frekunsi napas Napas dangkal Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Pingsan hipertensi depresi dengan penurunan nadi dan pernapasan Pusing Kejang berulang 4) Disability Dapat terjadi penurunan kesadaran Triase : merah A. pengkajian sekunder 1. pengumpulan data 1. Aktivitas/ istirahat -Gejala : keletihan, kelemahan umum -Keterbatasan dalam beraktivitas -Tanda : perubahan tonus dan kekuatan 2. Sirkulasi -Gejala : iktal : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis -Postiktal : depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan 3. Elimnasi -Gejala : inkontinensia episodik -Tanda : iktal : peningkatan tekanan kandung kemih
  • 12. 12 -Posiktal : inkontenensia urine 4. Makanan dan cairan -Gejala : sensitivitas terhadap makanan, mual, muntah -Tanda : kerusakan jaringan lunak (cidera selama kejang) 5. Neurosensori/ kenyamanan -Gejala : riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pinsang, pusing -Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area paralitik 6. Pernafasan -Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun/ cepat, peningkatan sekresi mukus B. pengkajian psikososial Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. C. pemeriksaan diagnostik 1. Elektrolit : tidak seimbang dapat berpengaruh pada aktivitas kejang 2. Glukosa : hipoglikemia dapat menjadi presipitasi (pencetus) kejang. 3. Ureum/ kreatinin : dapat maningkatkan resiko timbulnya aktivitas kejang 4. Kadar obat dalam serum : untuk membuktikan batas obat anti konvulsi yang terapeutik. 5. Elektroensepalogram (eeg) : dapat melokalisir daerah serebral yang tidak berfungsi dengan baik, mengukur aktivitas otak. 1) Pengelompokan Data Data Subyektif  Keluarga Klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktifitas  Keluarga Klien mengatakan klien merasa mual dan muntah  Keluarga Klien mengatakan klien Pusing, mata berkunang-kunang  Keluarga Klien mengatakan klien susah bernafas  Kekuarga Klien mengatakan klien takut dengan keadaanya
  • 13. 13 Data obyektif  Klien tampak kesulitan bernafas  Tampak peningkatan sekresi mucus  Klien nampak lemah  Klien nampak mual dan muntah  Klien nampak gelisah  Klien nampak pusing 2.Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskular 2. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh 3. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 4. ansietas b/d kondisi kesehatan klien 3. INTERVENSI Diagnosa 1 Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neuromuskular Tujuan : Inefektifnya bersihan jalan tdk terjadi Kriteria hasil : Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi mukosa tidak ada, RR dalam batas normal Intervensi : 1) atur posisi tidur klien fowler atau semi fowler. Rasionalnya : Untuk memberikan rasa nyaman pada klien 2) Lakukan penghisapan lendir, Rasional : untuk membersihkan dan mengurangi secret
  • 14. 14 3) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi Rasional : kolaborasi terapi untuk memberikan pengobatan yang tepat pada klien Diagnosa 2 Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh Tujuan : Aktivitas kejang tidak berulang Kriteria hasil : Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal Intervensi : 1) Kaji factor pencetus kejang. Rasional : Untuk memberikan tindakan yang tepat 2) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien. Rasional : keluarga sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan klien 3) Observasi tanda-tanda vital. Lindungi anak dari trauma. Rasional ; Pemantauan TTV perlu untuk mengetahui perkembangan kondisi klien, trauma dapat memberikan dapak psikologis bagi klien 4) Berikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak. Rasional: Untung menurunkan suhu tubuh klien Diagnosa 3 Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan Tujuan : Kerusakan mobilisasi fisik teratasi Kriteria hasil : Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi Intervensi : 1) Kaji tingkat mobilisasi klien. Rasional : Mengetahui sejauh mana batas kemampuan klien dalam beraktivitas 2) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien. Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan otot untuk beraktivitas 3) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan. Rasional : Pemenuhan kebutuhan klien perlu untuk mendukung proses perkembangan klien 4) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien. Rasional : Sebagai penilaian atas kemampuan klien dalam tindakan mandiri
  • 15. 15 5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien. Rasional ; Peran keluarga penting dalam mendukung pemulihan klien Diagnosa 4 Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil : Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien. Intervensi : 1) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Rasional : Dapat mengetahui kemampuan klien dalam memahami penyait klien 2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien. Rasional : untuk mengetahui sejauh mana keluarga klien mengetahui tentang penyakit yang di derita klien 5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Diagnosa Implementasi Evaluasi Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskul ar 1. Mengatur posisi klien semifowler atau fowler Hasil : - Klien merasa nyaman dengan pemberian posisi semifowler 2. Setelah melakukan pengisapan mucosa lendir. Mukosa berkurang Hasil : - Klien dapat bernafas dengan normal 3. Melakukan kolaborasi terapi medik Hasil : - Mukosa lendir berkurang - Drinase baik S : Ibu klien mengatakan klien berangsur-angsur mulai bernafas dengan baik O : - tampak tidak ada mukosa lendir - pernapasan klien baik A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Peningkatan suhu tubuh b/d kejang 1.Setelah melakukan pengkaji S.: Ibu klien mengatakan klien sudah tidak
  • 16. 16 berulang, faktor infeksi pada tingkat kejang klien Hasil : klien tidak mengalami kejang berulang 2. melibatkan keluarga klien dalam pemberian tindakan hasil : keluarga klien berpatisipasi dalam pemberian tindakan kpd klien mengalami kejang demam lagi O : Klien terlihat sudah tidak kejang lagi, dapat beraktivitas seperti biasa A: masalah teratasi P: pertahankan intervensi Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 1. setelah melakukan pengkajian pada mobilisasi klien Hasil : klien mampumelakukan aktivitas 2. S: ibu klien mengatakan klien dapat beraktivitas kembali O: Klien terlihat beraktivitas seperti biasa A : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi 1.Setelah menilai tingkat pengetahuan keluaraga ibu klien dan memeberikan pemahaman kepada keluarga klien Hasil : ibu klien sudah memahami penyakit klien S: ibu klien sudah mengetahui penyakit dan penanganan yang akan di lakukan O : klien dapat menerima dengan baik penjelasan dari perawat A: maslah teratasi P ; pertahankan intervensi
  • 17. 17 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan a) Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. b) Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan serangan yang tiba – tiba (marillyn, doengoes. 1999 : 252) Penyebab dari kejag demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu : Obat – obatanracun, alkhohol, obat yang diminum berlebihan Ketidak seimbangan kimiawi,hiperkalemia. Hipoglikemia dan asidosis,. Demam paling sering terjadi pada anak balita, Patologis otakakibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tik, Eklampsiahipertensi prenatal, toksemia gravidarumIdiopatikpenyebab tidak diketahui B.Saran Diharapkan semoga dengan “Askep Gangguan Sistem Persyarafan Pada Klien yang mengalami Kejang Demam” i yang merupakan bagian dari Keperawatan Dawat darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan SISTEM PERSARAFAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI GEJALA KEJANG DEMAM, Dalam rangka mengatasi masalah resiko pada klien yang mengalami kejala kejang demam, maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien tersebut. Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Http://panduankeperawatan.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-kejang-demam/ - Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. - Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI - Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC. - Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama. - Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta - Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC. - Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.