SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Kelompok 6
Fatimah Azzahra
Anis Maryanih
Nur Purwati
Ijma dan
Qiyas
Ijma
•Pengertian
Secara Bahasa berarti berupaya (tekad) terhadap sesuatu, kesepakatan.
Secara istilah berarti kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin
pada suatu masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syara yang tidak
ditemukan dasar hukumnya dalam Al-Qur’an dan Hadist.
• Dalil yang menerangkan tentang Ijma’
Firman Allah Swt :
: 115 )
Artinya : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenarannya
baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami
biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami
masukkan ia k edalam neraka jahanam dan jahanam itu seburuk-buruk tempat
kembali”.
Sabda Rasulullah Saw yang berbunyi :
Artinya: “Umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan kesalahan”.
•Rukun Ijma’
1.Ijma’ dilakukan lebih dari satu orang
2.Adanya kesepakatan sesame para mujtahid atas hukum syara
3.Hendaknya kesepakatan mereka jelas dalam bentuk perktaan, fatwa,
atau perbuatan
4.Kesepakatan itu terwujud atas hukum kepada semua para mujtahid
•Syarat-syarat Ijma’
a. Yang bersepakat adalah para mujtahid
b. Yang bersepakat adalah seluruh mujtahid
c. Para mujtahid harus umat Muhammad Saw
d. Dilakukan setelah wafatnya Nabi
e. Kesepakatan mereka harus berupa syariat.
•Tingkatan atau Macam-macam Ijma’
Ditinjau dari segi terjadinya
1.Ijma’ sharih yaitu ijma’ dimana setiap mujtahid menyatakan bahwa mereka
menerima pendapat yang disepakati tersebut.
2.Ijma’ Sukuti yaitu ijma’ dimana suatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang
mujtahid, kemudian pendapat itu diketahui oleh mujtahid yang hidup semasa
dengan mujtahid atas, tidak ada seorangpun mengingkarinya
dan/mengiyakannya. Dalam hal ini Imam Syafi’i tidak memasukkan Ijma’
Sukutidalam kategori Ijma’ yang dapat dijadikan hujjah.
• Ulama-ulama yang berpendapat tentang ijma’ sukuti :
1.Tidak memasukkan ijma’ sukuti ini dalam kategori ijma’ (oleh imam Syafi’i)
2.Memasukan ijma’ sukuti dalam kategori ijma’, hanyasaja tingkat kekuatanya di
bawah ijma’ sharih. (oleh fuqoha selain Syafi’i dan Hanafi)
3.Ijma’ sukuti dapat dijadikan argumentasi (hujjah) tapi bukan termasuk kategori
ijma’. (Madzhab Hanafi)
Ditinjau dari segi keyakinan
1.Ijma’ qath’I yaitu hukum yang dihasilkan dalil qath’I diyakini benar
terjdinya.
2.Ijma’ zhanni yaitu hukum yang masih ada kemungkinan lain bahwa hukum
dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil
ijtihad orang lain.
3.Ditinjau dari segi pelaku ijtihadnya
4.Ijma’ sahabat yaitu ijma’ yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah.
5.Ijma’ khulafaur Rasyidin yaitu ijma’ yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar,
Umar, Ustman, dan Ali.
6.Ijma’ Shaikhani yaitu ijma’ yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar
7.Ijma’ Ahli Madinah yaitu ijma’ yang dilkukan oleh ulama-ulama Madinah
(Madzhab Maliki dan Madzhab Syafi’i).
8.Ijma’ Ulama Kufah yaitu ijma’ yang dilakukan oleh ulama-ulama kufah
(Madzhab Hanafi).
Imam Syafi’i cenderung menolak ijma’ dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1.Para Fuqoha berdomisili di berbagai tempat yang saling berjauhan, sehingga
mereka tidak mungkin dapat bertemu.
2.Terjadinya perbedaan pendapat diantara para fuqoha yang tersebar
diberbagai daerah diseluruh Negara-negara Islam.
Tidak ada kesepakatan ulama’ tentang orang-orang yang
diterima ijma’nya. Dengan demikian ijma’ yang dapat dijadikan argumentasi
(Hujjah) hanyalah ijma’ para sahabat. Karena pada masa itu mereka masih
berdomisili dalam suatu jazirah dan belum berpencar di berbagai negara
sehingga memungkinkan terjadinya ijma’. Akan tetapi pada masa tabi’in
berhubung sudah berpencar di berbagai negara hingga sulit mengadakan
pertemuan diantara mereka. Maka benarlah sesungguhnya jika ulama
mengatakan bahwa tidak ada ijma’ yang dispakati dan diterima oleh semua
ulama, kecuali ijma’nya para sahabat. Dan dapat disimpulkan bahwa masa
sekarang ini tidak mungkin terjadinya ijma’.
Qiyas
• Pengertian Qiyas
Qiyas menurut Ulama’ Ushul fiqh ialah menerangkan hukum sesuatu yang tidak
ada nashnya dalam Alqur’an dan Hadits dengan cara membandingkan dengan
sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.
Mereka juga membuat definisi lain : Qiyas ialah menyamakan sesuatu yang tidak
ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena adanya
persamaan ‘illat hukum.
• Dasar Hukum
Qiyas
1. Al-qur’an
Allah SWT memberi petunjuk bagi penggunaan
qiyas dengan cara menyamakan dua hal
sebagaimana dalam surat Al-Hasyr ayat 2:
Artinya: “Dia-lah yang mengeluarkan orang-
orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang
pertama. kamu tidak menyangka, bahwa
mereka akan keluar dan merekapun yakin,
bahwa benteng-benteng mereka dapat
mempertahankan mereka dari (siksa) Allah;
Maka Allah mendatangkan kepada mereka
(hukuman) dari arah yang tidak mereka
sangka-sangka. dan Allah melemparkan
ketakutan dalam hati mereka; mereka
memusnahkan rumah-rumah mereka dengan
tangan mereka sendiri dan tangan orang-
orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu)
untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang
yang mempunyai wawasan.”
Pada ayat di atas terdapat perkataan fa’tabiru ya ulil abshar (maka
ambillah tamsil dan ibarat dari kejadian itu hai orang-orang yang
mempunyai pandangan tajam). Maksudnya ialah: Allah SWT
memerintahkan kepada manusia agar membandingkan kejadian yang
terjadi pada diri sendiri kepada kejadian yang terjadi pada orang-
orang kafir itu. Jika orang-orang beriman melakukan perbuatan
seperti perbuatan orang-orang kafir itu, niscaya mereka akan
memperoleh azab yang serupa. Dari penjelmaan ayat di atas dapat
dipahamkan bahwa orang boleh menetapkan suatu hukum syara’
dengan cara melakukan perbandingan, persamaan atau qiyas.
2. Hadist
Dapat ditemukan di hadist Muadz Ibn Jabal, yakni ketetapan hukum yang
dilakukan oleh muadz ketika ditanya oleh Rasulullah, diantaranya ijtihad
yang mencakup di dalamnya qiyas, Karena qiyas merupakan salah satu
macam ijtihad.
3. Ijma’
Para sahabat Nabi Saw seringkali mengungkapkan kata qiyas. Qiyas ini
diamalkan tanpa seorang sahabat pun yang mengingkarinya disamping itu,
perbuatan mereka secara ijma’ menunjukkan bahwa qiyas merupakan
hujjah dan wajib diamalkan.
4. Dalil Akliah
•Allah mensyariatkan hukum tak lain adalah untuk keselamatan.
•Nash baik Al-qur’an maupun hadist jumlahnya terbatas dan final.
Qiyas merupakan aktivitas akal, maka ada ulama yang berbeda pendapat
dengan jumhur ulama tentang digunakannya/tidak digunakannya qiyas.
Kedudukan qiyas manurut ulama yaitu :
•Kelompok Jumhur : Mempergunakan qiyas sebagai dasar hukum pada hal-hal
yang tidak jelas nashnya baik dalam Al-Qur’an/Al-hadist pendapat shahabat/ijma’
ulama tapi hal tersebut dilakukan dengan tidak berlebihan dan melampaui batas.
•Madzab Dhohiriyah dan Syiah Imamiyah : Samasekali tidak memakai qiyas, hanya
terpaku pada teks.
•Akhor/kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas. Terkadang dalam
kondisi/masalah tertentu kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentaskhih dan
keumuman Al-Qur’an dan Al Hadist.
•Rukun Qiyas
1.Ashl (Pokok), yaitu suatu peristiwa yang sudah ada Nashnya yang dijadikan
tempat mengqiyaskan, sedangkan menurut hukum teolog adalah suatu Nash syara’
yang menunjukkan ketentuan hukum, dengan kata lain suatu Nash yang menjadi
Dasar Hukum. Ashl disebut Maqis ‘Alaih (yang dijadikan tempat mengqiyaskan),
Mahmul ‘Alaih (tempat membandingkan) atau Musyabbah bih (tempat
menyerupakan).
2.Far’u (Cabang), yaitu peristiwa yang tidak ada nashnya. Far’u itulah yang
dikehendaki untuk disamakan hukumnya dengan ashl. Ia disebut juga maqis (yang
dianalogikan) dan musyabbah (yang diserupakan).
3.Hukum Ashl, yaitu hukum syara’ yang ditetapkan oleh suatu Nash.
4.‘Illat, yaitu suatu sifat yang terdapat pada ashl. Dengan adanya sifat itulah ashl
mempuyai suatu hukum. Dan dengan sifat itu pula terdapat cabang sehingga
hukum cabang itu disamakanlah dengan hukum ashl.
• Macam-macam qiyas
1.Qiyas Aulawy
Yaitu qiyas yang apabila ‘illatnya mewajibkan adanya hukum. Dan
antara hukum asal dan hukum yang disamakan (furu’) dan hukum
cabang memiliki hukum yang lebih utama daripada hukum yang ada
pada al-asal. Misalnya: berkata kepada kedua orang tua dengan
mengatakan “uh”, “eh”, “busyet” atau kata-kata lain yang semakna
dan menyakitakan itu hukumnya haram, sesuai dengan firman allah
SWT QS. Al-Isra’ (17) : 23.
2. Qiyas Musawy
Yaitu qiyas yang apabila ‘illatnya mewajibkan adanya hukum dan
sama antara hukum yang ada pada al-ashl maupun hukum yang ada
pada al-far’u (cabang). Contohnya, keharaman memakan harta anak
yatim berdasarkan firman Allah Surat An-Nisa’ (4):10.
3. Qiyas Adna
Qiyas adna yaitu adanya hukum far’u lebih lemah bila dirujuk dengan hukum
al-ashlu. Sebagai contoh, mengqiyaskan hukum apel kepada gandum dalam
hal riba fadl (riba yang terjadi karena adanya kelebihan dalam tukar menukar
antara dua bahan kebutuhan pokok atau makanan). Dalam masalah kasus ini
‘illat hukumnya adalah baik apel maupun gandum merupakan jenis makanan
yang bisa dimakan dan ditakar.
Sekian dan Terimakasih

More Related Content

What's hot

ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
Sumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhSumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhElla Aisah
 
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]Izzuddin Norrahman
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqAtykah Aura
 
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafie
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafieBab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafie
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafiewmkfirdaus
 
Qawaid fiqh koleksi pt 3
Qawaid fiqh koleksi pt 3Qawaid fiqh koleksi pt 3
Qawaid fiqh koleksi pt 3Amiruddin Ahmad
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Nurul Fajriyah
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Bab 7 konflik fatwa di malaysia
Bab 7 konflik fatwa di malaysiaBab 7 konflik fatwa di malaysia
Bab 7 konflik fatwa di malaysiawmkfirdaus
 
Al dharuriyat al-khams, konsep, skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...
Al dharuriyat al-khams, konsep,  skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...Al dharuriyat al-khams, konsep,  skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...
Al dharuriyat al-khams, konsep, skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...Fadzli Ismail
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Azzahra Azzahra
 
Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Marhamah Saleh
 
Slide alyamin
Slide alyaminSlide alyamin
Slide alyaminSnj SNj
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabMarhamah Saleh
 
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSSKAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSShafizuddinhussin
 

What's hot (20)

ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Sumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhSumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqh
 
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]
Chapter 2 - The first source of syariah [The Quran]
 
Taqlid
TaqlidTaqlid
Taqlid
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafie
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafieBab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafie
Bab 2 manhaj dan istilah dalam mazhab syafie
 
Qawaid fiqh koleksi pt 3
Qawaid fiqh koleksi pt 3Qawaid fiqh koleksi pt 3
Qawaid fiqh koleksi pt 3
 
Qawaid fiqh pt 3
Qawaid fiqh  pt 3Qawaid fiqh  pt 3
Qawaid fiqh pt 3
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Qiraat
QiraatQiraat
Qiraat
 
Bab 7 konflik fatwa di malaysia
Bab 7 konflik fatwa di malaysiaBab 7 konflik fatwa di malaysia
Bab 7 konflik fatwa di malaysia
 
Al dharuriyat al-khams, konsep, skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...
Al dharuriyat al-khams, konsep,  skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...Al dharuriyat al-khams, konsep,  skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...
Al dharuriyat al-khams, konsep, skop serta applikasinya dalam kehidupan seha...
 
Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)Hadits mutawattir (without background)
Hadits mutawattir (without background)
 
Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8
 
Slide alyamin
Slide alyaminSlide alyamin
Slide alyamin
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
 
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSSKAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
 
Hadis dhaif
Hadis dhaifHadis dhaif
Hadis dhaif
 

Similar to ijma dan qiyas

Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islammanispajaran
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxadindaarief
 
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptx
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptxSUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptx
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptxSynarigus
 
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)Edi PeranTauan
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islamheckaathaya
 
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxPertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxFauziahNurHutauruk
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum IslamWanBK Leo
 

Similar to ijma dan qiyas (20)

Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islamkelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
kelompok 3 bahan tugas mata kuliah ushul fiqh ekonomi islam
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
 
Ijma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdfIjma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdf
 
Ijma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docxIjma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docx
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx
 
Hukum makan katak
Hukum makan katakHukum makan katak
Hukum makan katak
 
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptx
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptxSUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptx
SUMBER HUKUM ISLAM 2vvvvvvvvvvvvvvvv.pptx
 
Qiyas
QiyasQiyas
Qiyas
 
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
 
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
Ijtihad-Ushul Fiqh (Miftah'll Everafter)
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
Makalah u. fiqh
Makalah u. fiqhMakalah u. fiqh
Makalah u. fiqh
 
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptxPertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
Pertemuan 5- SHI-Ijma dan Qiyas.pptx
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 

ijma dan qiyas

  • 1. Kelompok 6 Fatimah Azzahra Anis Maryanih Nur Purwati Ijma dan Qiyas
  • 2. Ijma •Pengertian Secara Bahasa berarti berupaya (tekad) terhadap sesuatu, kesepakatan. Secara istilah berarti kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin pada suatu masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syara yang tidak ditemukan dasar hukumnya dalam Al-Qur’an dan Hadist.
  • 3. • Dalil yang menerangkan tentang Ijma’ Firman Allah Swt : : 115 ) Artinya : “Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenarannya baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia k edalam neraka jahanam dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali”. Sabda Rasulullah Saw yang berbunyi : Artinya: “Umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan kesalahan”.
  • 4. •Rukun Ijma’ 1.Ijma’ dilakukan lebih dari satu orang 2.Adanya kesepakatan sesame para mujtahid atas hukum syara 3.Hendaknya kesepakatan mereka jelas dalam bentuk perktaan, fatwa, atau perbuatan 4.Kesepakatan itu terwujud atas hukum kepada semua para mujtahid
  • 5. •Syarat-syarat Ijma’ a. Yang bersepakat adalah para mujtahid b. Yang bersepakat adalah seluruh mujtahid c. Para mujtahid harus umat Muhammad Saw d. Dilakukan setelah wafatnya Nabi e. Kesepakatan mereka harus berupa syariat.
  • 6. •Tingkatan atau Macam-macam Ijma’ Ditinjau dari segi terjadinya 1.Ijma’ sharih yaitu ijma’ dimana setiap mujtahid menyatakan bahwa mereka menerima pendapat yang disepakati tersebut. 2.Ijma’ Sukuti yaitu ijma’ dimana suatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid, kemudian pendapat itu diketahui oleh mujtahid yang hidup semasa dengan mujtahid atas, tidak ada seorangpun mengingkarinya dan/mengiyakannya. Dalam hal ini Imam Syafi’i tidak memasukkan Ijma’ Sukutidalam kategori Ijma’ yang dapat dijadikan hujjah. • Ulama-ulama yang berpendapat tentang ijma’ sukuti : 1.Tidak memasukkan ijma’ sukuti ini dalam kategori ijma’ (oleh imam Syafi’i) 2.Memasukan ijma’ sukuti dalam kategori ijma’, hanyasaja tingkat kekuatanya di bawah ijma’ sharih. (oleh fuqoha selain Syafi’i dan Hanafi) 3.Ijma’ sukuti dapat dijadikan argumentasi (hujjah) tapi bukan termasuk kategori ijma’. (Madzhab Hanafi)
  • 7. Ditinjau dari segi keyakinan 1.Ijma’ qath’I yaitu hukum yang dihasilkan dalil qath’I diyakini benar terjdinya. 2.Ijma’ zhanni yaitu hukum yang masih ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil ijtihad orang lain. 3.Ditinjau dari segi pelaku ijtihadnya 4.Ijma’ sahabat yaitu ijma’ yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah. 5.Ijma’ khulafaur Rasyidin yaitu ijma’ yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali. 6.Ijma’ Shaikhani yaitu ijma’ yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar 7.Ijma’ Ahli Madinah yaitu ijma’ yang dilkukan oleh ulama-ulama Madinah (Madzhab Maliki dan Madzhab Syafi’i). 8.Ijma’ Ulama Kufah yaitu ijma’ yang dilakukan oleh ulama-ulama kufah (Madzhab Hanafi).
  • 8. Imam Syafi’i cenderung menolak ijma’ dengan alasan-alasan sebagai berikut : 1.Para Fuqoha berdomisili di berbagai tempat yang saling berjauhan, sehingga mereka tidak mungkin dapat bertemu. 2.Terjadinya perbedaan pendapat diantara para fuqoha yang tersebar diberbagai daerah diseluruh Negara-negara Islam. Tidak ada kesepakatan ulama’ tentang orang-orang yang diterima ijma’nya. Dengan demikian ijma’ yang dapat dijadikan argumentasi (Hujjah) hanyalah ijma’ para sahabat. Karena pada masa itu mereka masih berdomisili dalam suatu jazirah dan belum berpencar di berbagai negara sehingga memungkinkan terjadinya ijma’. Akan tetapi pada masa tabi’in berhubung sudah berpencar di berbagai negara hingga sulit mengadakan pertemuan diantara mereka. Maka benarlah sesungguhnya jika ulama mengatakan bahwa tidak ada ijma’ yang dispakati dan diterima oleh semua ulama, kecuali ijma’nya para sahabat. Dan dapat disimpulkan bahwa masa sekarang ini tidak mungkin terjadinya ijma’.
  • 9. Qiyas • Pengertian Qiyas Qiyas menurut Ulama’ Ushul fiqh ialah menerangkan hukum sesuatu yang tidak ada nashnya dalam Alqur’an dan Hadits dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash. Mereka juga membuat definisi lain : Qiyas ialah menyamakan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena adanya persamaan ‘illat hukum.
  • 10. • Dasar Hukum Qiyas 1. Al-qur’an Allah SWT memberi petunjuk bagi penggunaan qiyas dengan cara menyamakan dua hal sebagaimana dalam surat Al-Hasyr ayat 2: Artinya: “Dia-lah yang mengeluarkan orang- orang kafir di antara ahli kitab dari kampung- kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang- orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan.”
  • 11. Pada ayat di atas terdapat perkataan fa’tabiru ya ulil abshar (maka ambillah tamsil dan ibarat dari kejadian itu hai orang-orang yang mempunyai pandangan tajam). Maksudnya ialah: Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar membandingkan kejadian yang terjadi pada diri sendiri kepada kejadian yang terjadi pada orang- orang kafir itu. Jika orang-orang beriman melakukan perbuatan seperti perbuatan orang-orang kafir itu, niscaya mereka akan memperoleh azab yang serupa. Dari penjelmaan ayat di atas dapat dipahamkan bahwa orang boleh menetapkan suatu hukum syara’ dengan cara melakukan perbandingan, persamaan atau qiyas.
  • 12. 2. Hadist Dapat ditemukan di hadist Muadz Ibn Jabal, yakni ketetapan hukum yang dilakukan oleh muadz ketika ditanya oleh Rasulullah, diantaranya ijtihad yang mencakup di dalamnya qiyas, Karena qiyas merupakan salah satu macam ijtihad. 3. Ijma’ Para sahabat Nabi Saw seringkali mengungkapkan kata qiyas. Qiyas ini diamalkan tanpa seorang sahabat pun yang mengingkarinya disamping itu, perbuatan mereka secara ijma’ menunjukkan bahwa qiyas merupakan hujjah dan wajib diamalkan. 4. Dalil Akliah •Allah mensyariatkan hukum tak lain adalah untuk keselamatan. •Nash baik Al-qur’an maupun hadist jumlahnya terbatas dan final.
  • 13. Qiyas merupakan aktivitas akal, maka ada ulama yang berbeda pendapat dengan jumhur ulama tentang digunakannya/tidak digunakannya qiyas. Kedudukan qiyas manurut ulama yaitu : •Kelompok Jumhur : Mempergunakan qiyas sebagai dasar hukum pada hal-hal yang tidak jelas nashnya baik dalam Al-Qur’an/Al-hadist pendapat shahabat/ijma’ ulama tapi hal tersebut dilakukan dengan tidak berlebihan dan melampaui batas. •Madzab Dhohiriyah dan Syiah Imamiyah : Samasekali tidak memakai qiyas, hanya terpaku pada teks. •Akhor/kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas. Terkadang dalam kondisi/masalah tertentu kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentaskhih dan keumuman Al-Qur’an dan Al Hadist.
  • 14. •Rukun Qiyas 1.Ashl (Pokok), yaitu suatu peristiwa yang sudah ada Nashnya yang dijadikan tempat mengqiyaskan, sedangkan menurut hukum teolog adalah suatu Nash syara’ yang menunjukkan ketentuan hukum, dengan kata lain suatu Nash yang menjadi Dasar Hukum. Ashl disebut Maqis ‘Alaih (yang dijadikan tempat mengqiyaskan), Mahmul ‘Alaih (tempat membandingkan) atau Musyabbah bih (tempat menyerupakan). 2.Far’u (Cabang), yaitu peristiwa yang tidak ada nashnya. Far’u itulah yang dikehendaki untuk disamakan hukumnya dengan ashl. Ia disebut juga maqis (yang dianalogikan) dan musyabbah (yang diserupakan). 3.Hukum Ashl, yaitu hukum syara’ yang ditetapkan oleh suatu Nash. 4.‘Illat, yaitu suatu sifat yang terdapat pada ashl. Dengan adanya sifat itulah ashl mempuyai suatu hukum. Dan dengan sifat itu pula terdapat cabang sehingga hukum cabang itu disamakanlah dengan hukum ashl.
  • 15. • Macam-macam qiyas 1.Qiyas Aulawy Yaitu qiyas yang apabila ‘illatnya mewajibkan adanya hukum. Dan antara hukum asal dan hukum yang disamakan (furu’) dan hukum cabang memiliki hukum yang lebih utama daripada hukum yang ada pada al-asal. Misalnya: berkata kepada kedua orang tua dengan mengatakan “uh”, “eh”, “busyet” atau kata-kata lain yang semakna dan menyakitakan itu hukumnya haram, sesuai dengan firman allah SWT QS. Al-Isra’ (17) : 23. 2. Qiyas Musawy Yaitu qiyas yang apabila ‘illatnya mewajibkan adanya hukum dan sama antara hukum yang ada pada al-ashl maupun hukum yang ada pada al-far’u (cabang). Contohnya, keharaman memakan harta anak yatim berdasarkan firman Allah Surat An-Nisa’ (4):10.
  • 16. 3. Qiyas Adna Qiyas adna yaitu adanya hukum far’u lebih lemah bila dirujuk dengan hukum al-ashlu. Sebagai contoh, mengqiyaskan hukum apel kepada gandum dalam hal riba fadl (riba yang terjadi karena adanya kelebihan dalam tukar menukar antara dua bahan kebutuhan pokok atau makanan). Dalam masalah kasus ini ‘illat hukumnya adalah baik apel maupun gandum merupakan jenis makanan yang bisa dimakan dan ditakar.