Ijtihad adalah usaha maksimal untuk menemukan hukum syara' yang bersifat dhanni dengan menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang apabila tidak ditemukan dalam Al Quran dan Hadis. Terdapat berbagai metode ijtihad seperti ijma', qiyas, istihsan, dan maslahah mursalah serta syarat-syarat untuk menjadi mujtahid seperti menguasai Al Quran, Hadis, bahasa Arab, dan ilmu-ilmu lainny
2. Nama Anggota
- RADHA INDRA PUTRA
- SILVI AULIA
- SHAQIEL ABINAYA FIRDAUS
- ADINDA AINI ARIEF
- FABIO LODI
3. Pengertian Ijtihad
● Pengertian Ijtihad Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang
memiliki arti “al-masyoqot” (kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot”
(kesanggupan dan kemampuan) atas dasar pada firman Allah Swt dalam QS.
Yunus ayat 9 yang artinya: ..”dan (mencela) orang yang tidak memperoleh
(sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan”.
● Pengertian ijtihad secara etimologi adalah “pengerahan segala kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”.Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan
pengertian ijtihad yaitu mencurahkan semua kemampuan untuk mencari
hukum syara yang bersifat dhanni, sampai merasa dirinya tidak bisa untuk
mencari tambahan kemampuannya itu.
● menurut mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad adalah pencurahan
segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fikih untuk
mendapatkan pengertian tingkat dhanni terhadap hukum syariat.
4. Pengertian Ijtihad
Dapat kita simpulkan pengertian dari ijtihad ini adalah
sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang
sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu
perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun
hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan
pertimbangan matang
5. Fungsi ijtihad sendiri di antaranya adalah:
• fungsi ijtihad al-ruju’ (kembali) mengembalikan ajaran-ajaran Islam kepada al-
Qur’an dan sunnah dari segala interpretasi yang kurang relevan.
• fungsi ijtihad al-ihya (kehidupan)menghidupkan kembali bagian-bagian dari nilai
dan Islam semangat agar mampu menjawab tantangan zaman
• fungsi ijtihad al-inabah (pembenahan)memenuhi ajaran-ajaran Islam yang telah
di-ijtihadi oleh ulama terdahulu dan dimungkinkan adanya kesalahan menurut
konteks zaman dan kondisi yang dihadapi
Fungsi Ijtihad
6. Mujtahid fill
adanya kasus yang terjadi
atau diduga akan terjadi
tidak diterangkan oleh
nash
hukum-hukum syariah
yang bersifat amali (taklifi)
mujtahid
orang yang melakukan ijtihad
dan mempunyai kemampuan
untuk ber-ijtihad dengan syarat-
syarat tertentu,
Dalil syara
untuk menentukan suatu hukum
bagi mujtahid fill.
Al waqi'
Rukun Ijtihad
02
04
01
03
7. Syarat mujtahid Adapun syarat-syarat yang telah disepakati adalah:
• Mengetahui al-Qur’anAl-Qur’an adalah sumber dasar hukum Islam . oleh
karena itu, seorang mujtahid harus mengetahui al-Qur’an secara mendalam.
• Mengetahui Asbab al-NuzulMengetahui sebab turunnya ayat termasuk
dalam salah satu syarat mengetahui al-Qur’an secara komprehensif.
• Mengetahui Nasikh dan MansukhHal ini bertujuan untuk menghindari agar
jangan sampai berdalih menguatkan suatu hukum dengan ayat yang
sebenarnya telah dihapuskan atau di batalkan dan tidak bisa dipergunakan
untuk dalil.
• Mengetahui As-SunnahYang dimaksudkan as-Sunnah adalah ucapan,
perbuatan atau ketentuan yang diriwayatkan dari Nabi SAW.
Syarat-syarat Ijtihad
8. Syarat-syarat Ijtihad
• Mengetahui Ilmu Diroyah Hadis
Seorang mujtahid harus mengetahui pokok-pokok hadis dan ilmunya, mengenai ilmu tentang para perawi
hadis, syarat-syarat diterima atau sebab-sebab ditolaknya suatu hadis, tingkatan kata dalam menetapkan
adil dan cacatnya seorang yang sebagai penyebar hadis dan hal-hal yang tercakup dalam ilmu hadis.
Kemudian mengaplikasikan pengetahuan tadi dalam menggunakan hadis sebagai dasar hukum.
• Mengetahui Asbab Al-Wurud Hadis
mengetahui setiap kondisi, situasi dan lokus hadis tersebut muncul.
• Mengetahui Bahasa Arab
Seorang mujtahid wajib mengetahui bahasa Arab dalam rangka agar penguasaannya pada objek kajian
lebih mendalam karena teks otoritatif Islam menggunakan bahasa Arab.
• Mengetahui Tempat-Tempat Ijma
Bagi seorang mujtahid, harus mengetahui hukum-hukum yang telah disepakati oleh para ulama sehingga
tidak terjerumus dalam memberikan pendapat yang bertentangan dengan hasil kesepakatan para ulama
dalam menetapkan suatu hukum agama islam berdasarkan al-qur’an
9. Desktop
Software
• Mengetahui Ushul Fiqh :Ilmu ushul fiqh, yaitu suatu ilmu yang telah diciptakan oleh para fuqaha untuk
meletakkan kaidah-kaidah dan cara untuk mengambil istinbat hukum dan mencocokkan cara
pengambilan hukum yang tidak ada hukumnya.
• Mengetahui Maksud dan Tujuan Syariah:Sesungguhnya syariat Islam diturunkan untuk melindungi dan
memelihara kepentingan manusia.
• Mengenal Manusia dan Kehidupan Sekitarnya :Seorang mujtahid harus mengetahui tentang keadaan
zaman, masyarakat, problem, aliran ideologi, politik dan agamanya serta mengenal sejauh mana
interaksi saling memengaruhi antara masyarakat tersebut.
• Bersifat Adil dan Takwa :Hal ini bertujuan agar produk hukum yang telah diformulasikan oleh mujtahid
benar-benar proporsional karena memiliki sifat adil, jauh dari kepentingan politik dalam istinbat
hukumnya.
Syarat-syarat Ijtihad
10. jenis-jenis Ijtihad
Jenis-jenis Ijtihad Berikut ini adalah jenis-jenis ijtihad yang dilakukan untuk
menemukan satu hukum untuk masalah tertentu:
• Ijma’ merupakan kesepakatan yang diambil oleh ulama dalam mengambil suatu
hukum. Tentu saja, pengambilan hukum tersebut sudah melalui proses panjang dan
mengambil referensi Quran-hadits. Ijma’ ini sering juga disebut dengan fatwa.
• Qiyas. Qiyas adalah menyamakan. Artinya, satu masalah baru dikaitkan dan
disamakan dengan masalah lama yang memiliki kemiripan sebab serta efeknya.
Hukum masalah lama itu lantas dijadikan hukum untuk masalah baru tersebut.
• Istihsan. Istihsan bisa juga disebut dengan mengambil yang baik. Artinya, istihsan ini
semacam fatwa yang dikeluarkan oleh seorang ahli fiqih yang cenderung
menganggap hukum tertentu lebih baik untuk masalah tertentu. Karena itu sifat hukum
yang diambil dengan istihsan ini bersifat argumentatif.
11. • Maslahah Murshalah. Ijtihad ini adalah mengambil satu hukum dengan pertimbangan
efek negatif-positif suatu masalah. Prinsip dasarnya adalah bagaimana agar suatu
masalah memberi manfaat dan terhindar dari bahaya atau mudlorot.
• Sududz Dzariah. Ini adalah jenis ijtihad yang mengambil hukum lebih keras untuk
berhati-hati. Misalnya, hal yang dihukumi mubah dimakruhkan atau malah
diharamkan. Dan berkaitan untuk agar masyarakat berhati-hati.
• Istishab. Ijtihad ini adalah memutuskan satu hukum dengan menunggu ketetapan
suatu perkara
• ‘Urf. Ijtihad ini merupakan pengambilan hukum berdasar kebiasaan atau adat.
Selama suatu masalah tidak bertentangan dengan Quran-hadits, masalah tersebut
tetap dibolehkan.
Jenis-jenis Ijtihad
12. 1.Ijma’ Ijma merupakan kesepakatan seluruh mujtahid di suatu massa setelah Rasulullah SAW wafat
dan berkaitan dengan hukum syara yang tidak terdapat dalam Alquran dan hadist. Adapun contoh
ijma’ adalah ijma’ sahabat, yaitu ijma’ yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW.
2. Qiyas Qiyas merupakan hukum tentang suatu peristiwa yang diterapkan dengan cara
membandingkannya dengan hukum peristiwa lain yang sudah ditetapkan sesuai nash. Contohnya
adalah mengqiyaskan pembunuhan yang menggunakan alat berat dengan pembunahan
menggunakan senjata tajam.
3. Istihsan Istihsan merupakan berpindahnya mujtahid dari satu ketentuan hukum ke hukum lainnya
karena terdapat dalil yang menuntutnya. Contohnya adalah wasiat. Meski secara qiyas tidak
diperbolehan, namun karena terdapat dalam Alquran, maka wasiat diperbolehkan.
4. Maslahah Mursalah Maslahah mursalah merupakan hukum yang didasarkan pada kemaslahatan
yang lebih besar dibandingkan mengesampingkan kemudaratan karena tidak ada dalil yang
menganjurkan maupun melarangnya. Contohnya adalah membuat akta nikah, akta kelahiran, dan
sebagainya.
Metode-metode Ijtihad
13. Metode-metode Ijtihad
5. Istishab Istishad merupakan metode yang dilakukan dengan menetapkan hukum yang sudah ada
sebelumnya sampai ada dalil yang merubahnya. Contohnya adalah setiap makanan boleh dikonsumsi
hingga ada dalil yang mengharamkannya.
6. ‘Urf ‘Urf merupakan suatu perkataan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan dilakukan turun
menurun. Contohnya adalah halal bi halal yang dilakukan saat hari raya.
7. Saddzui Dzariah Sadzzui dzariah merupakan sesuatu yang secara lahiriah boleh, tetapi bisa
mengarah ke kemaksiatan. Contohnya bermain kuis yang mengarah ke perjudian.
8. Qaul Al-Shahabi Qaul al-shahabi merupakan pendapat sahabat yang berkaitan dengan perkara yang
dirumuskan setelah Rasulullah SAW wafat. Contohnya adalah pendapat Ibnu Abbas yang menyatakan
bahwa kesaksian anak kecil tidak diterima.
9. Syar’u Man Qablana Syar’u man qablana merupakan hukum Allah SWT yang disyariatkan untuk
umat terdahulu melalui nabi-nabi sebelum Rasulullah. Contohnya adalah kewajiban untuk berpuasa
14. “Ilmu itu bukan apa yang dihafal, tapi apa yang
di amalkan.”
— Imam syafi’I