Makalah ini mencoba menguraikan masalah yang berkenaan dengan Talfiq dan taqlid yang ramai dan tetap hangat untuk didiskusikan, dan pembahasan ini sangat kita butuhkan, terutama juga masyarakat kita di Indonesia, oleh karena itu kita dituntut agar mengetahui, meneliti dan mendalami ilmu usul fiqh terutama untuk materi ini, sehingga kita tidak canggung ketika dihadapkan permasalahan atau pertanyaan tentang masalah ini. Makalah ini hanyalah sebagai pengantar, agar nantinya kita bisa lebih mendalami dengan mengkaji khazanah-khazanah keilmuan yang ada di negeri ini.
3. Pengertian Taqlid3
Taqlid menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu qalada, yuqalidu, taqlidan, yang berarti
mengulangi, meniru dan mengikuti. Para ulama ushul memberikan defenisi taqlid dengan “mengikuti pendapat
seseorang mujtahid atau ulama tertentu tanpa mengetahui sumber dan cara pengambilan pendapat tersebut. Orang
yang bertaqlid disebut
mukallid.
Defenisi taqlid menurut para ahli ushul fiqih:
1. Taqlid menurut Imam Al-Ghazali dalam Al-Mustasyfa adalah:
الفروع والفى صولْالا الفى للعلم طريقا وليس ة ّّّجح بغير قبول قليدّتال
“Taqlid adalah menerima suatu perkataan dengan tidak ada hujjah. Dan tidak ada taqlid itu menjadi jalan kepada
pengetahuan (keyakinan), baik dalam urusan ushul maupun dalam urusan furu’.”
2. Al-Asnawi dalam kitab Nihayat Al-Ushul mendefinisikan:
دليل غير بقول خذْالا هو قليدّتال
“Mengambil perkataan orang lain tanpa dalil”
3. Ibnu Subki dalam kitab Jam’ul jawami mendefinisikan:
دليل معرفة غير من القول اخذ هو التقليد
“Taqlid adalah mengambil suatu perkataan tanpa mengetahui dalil”.[3]
Contoh taqlid: Seseorang yang mengikuti Umar bin Khattab dalam melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat, tetapi
dia tidak mengetahui alasan yang dijadikan dasar oleh Umar.
4. Hukum dan Ketentuan Tiqlad4
1
Taqlid yang Diharamkan
1. Taqlid semata-mata mengikuti adat
kebiasaan atau pendapat nenek
moyang atau orang-orang dahulu
kala yang bertentangan dengan al-
Qur’an dan
2. Taqlid kepada perkataan atau
pendapat seseorang, sedang yang
bertaqlid mengetahui bahwa
perkataan atau pendapat itu
3. Taqlid kepada orang atau sesuatu
yang tidak diketahui kemampuan
dan keahliannya
2
Taqlid yang Diperbolehan
Yaitu taqlid kepada
mujtahid, dengan syarat
bahwa yang bersangkutan
selalu berusaha
menyelidiki kebenaran
masalah yang diikuti.
Dengan kata lain, bahwa
taqlid seperti ini sifatnya
hanya sementara.
3
Taqlid yang Diwajibkan
Taqlid kepada orang
yang perkataan,
perbuatan, dan
ketetapannya dijadikan
hujjah, yakni Rasulullah
Saw
5. Macam-Macam Taqlid5
Seseorang berpegang pada suatu
madzhab tertentu yang ia
mengambil rukhshoh-
rukhshohnya dan azimah-azimahnya dalam
semua urusan agamanya.
Seseorang mengambil pendapat tertentu
dalam kasus tertentu, maka ini boleh jika ia
lemah/tidak mampu untuk mengetahui yang
benar melalui ijtihad, baik ia lemah secara
hakiki atau ia mampu tapi dengan kesulitan
yang sangat.
Taqlid Umum Taqlid Khusus
6. Pengertian Talfiq6
Talfiq, yaitu mendatangkan suatu cara (dalam ibadah atau mu’amalah) yang tidak pernah dinyatakan oleh ulama
mujtahid. Maksudnya, bertaklid kepada madzhab-madzhab serta mengambil (menggabungkan) dua pendapat atau lebih dalam
satu masalah, yang memiliki rukun-rukun dan cabang-cabang, sehingga memunculkan suatu perkara gabungan (rakitan) yang
tidak pernah dinyatakan oleh seorang pun (dari para imam mujtahid)[1], tidak oleh imam yang dulu dia ikuti madzhabnya
maupun imam ‘barunya’. Justru masing-masing imam tersebut menetapkan batilnya penggabungan dalam ibadah tersebut.
7. Macam-Macam Talfiq7
1. Mengambil pendapat yang paling ringan diantara madzhab-madzhab dalam beberapa masalah yang
berbeda. Contoh: berwudlu ikut Hanafi dan shalat ikut Maliki. Menurut ulama’-ulama’, talfiq seperti ini
dibenarkan, karena dia mengamalkan pendapat yang berbeda dalam dua masalah yang berbeda. Talfiq
seperti ini dibenarkan dalam bidang ibadah dan muamalat sebagai keringanan dan rahmat Allah terhadap
umat Muhammad.
2. Mengambil pendapat yang paling ringan diantara madzhab-madzhab dalam satu
masalah. Talfiq seperti ini tidak dibenarkan. Contoh: Ali menikah tanpa menggunakan
wali ikut Hanafi, dia juga tidak menyertakan dua saksi mengikuti Imam Maliki. Talfiq tidak
dibenarkan jika kita di lingkungan suatu madzhab, misalnya kita di lingkungan madzhab
Syafii, maka tak dibenarkan kita memakai madzhab lain karena kita tak mengetahui
hukum-hukum madzhab tersebut secara jelas, dan akan membuat fitnah dan
bingungngya orang lain, namun jika kita pindah, misalnya ke wilayah yang
masyarakatnya bermadzhab Maliki, maka tak layak kita terus berkeras diri untuk
bermadzhab syafii, hendaknya kita memakai madzhab Maliki karena masyarakatnya
bermadzhab maliki. Memang tak ada perintah wajib bermadzhab secara shariih, namun
bermadzhab wajib hukumnya, karena kaidah syariah adalah Maa Yatimmul waajib illa
bihi fahuwa wajib, yaitu apa-apa yang mesti ada sebagai perantara untuk mencapai hal
yang wajib, menjadi wajib hukumnya.
8. Pengertian Tatabbu’ Rukhash8
Secara bahasa, istilah rukhash ()رخصة adalah bentuk jama’ dari rukhshah, yang
bermakna keringanan atau kemudahan. Sedangkan secara istilah, definisi rukhshah menurut
Ibnu Subki adalah :
ُمْكُحالّيِع ْرّشالْنِإّريتغلىِإولةُهُسرْذُعِلمعِيامِقِببّسالِمْكُحْلِليِلْصاأل
Hukum syar’i yang berubah menjadi lebih mudah karena adanya suatu udzur, dengan
menegakkan sebab pada hukum yang asli