Dokumen tersebut membahas pengertian sosiolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari variasi bahasa dan fungsinya serta pemakai bahasa dalam interaksinya. Dokumen juga menjelaskan komponen-komponen peristiwa tutur menurut Dell Hymes.
3. Pengertian Sosiolinguistik
• Sosiolinguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara
para bahasawan dengan ciri fungsi variasi itu di dalam suatu
masyarakat bahasa (Kridalaksana,1978: 94).
• Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan
(Nababan, 1984: 2)
• Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa,
fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena
ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling
mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur
(Fishman, 1972: 4).
4. • Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat
interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian
hubungan antara bahasa dengan faktor2 sosial di dalam
masyrakat tutur.
• Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan
dengan kondisi kemasyarakatan.
Pengertian Sosiolinguistik
5. • Identitas sosial dari penutur
• Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses
komunikasi
• Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
• Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
• Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku
bentuk-bentuk ujaran
• Tingkat variasi dan ragam linguistik
• Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik
Masalah Sosiolinguistik
6. • Pengetahuan sosiolinguistik dimanfaatkan dalam
berkomunikasi atau berinteraksi.
• Fishman merumuskan bahwa persoalan dalam sosiolinguistik
adalah, “who speak, to whom, when, what language, and to
what end.
• Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis: memberikan
pedoman untuk berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa,
ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan
jika berbicara dengan orang tertentu.
Kegunaan Sosiolinguistik
7. • Kedelapan komponen itu sbb:
• S = setting and scene
• P = participants
• E = ends: purpose and goal
• A = act sequences
• K = key: tone or spirit of act
• I = instrumentalities
• N = norms of interaction and
interpretation
• G = genres
• Dell Hymes (1972), seorang
pakar linguistik terkenal
merumuskan hal yang sama
dengan Fishman. Dia
mengatakan bahwa peristiwa
tutur harus memenuhi
delapan komponen, yang jika
huruf-huruf awalnya
dirangkaikan menjadi akronim
SPEAKING.
Kegunaan Sosiolinguistik
8. • Setting and scene: Setting berkenaan dengan waktu
dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene
mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi
psikologis pembicaraan.
• Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam
penuturan, yaitu pembicara dan pendengar, penyapa
dan pesapa, atau pengirim dan penerima pesan.
• Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan.
• Act sequence,mengacu pada bentuk ujaran dan isi
ujaran.
9. • Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat yang
menjadikan pesan tersampaikan.
• Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan,
seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon.
Instrumentalities juga mengacu pada kode ujaran: bahasa,
dialek, atau register. pada bentuk ujaran dan isi ujaran.
• Norm of interaction and interpretation, mengacu pada norma
atau aturan dalam berinteraksi. Misalnya yang berhubungan
dengan cara bertanya. Juga mengacu pada norma penafsiran
terhadap ujaran dari lawan bicara.
• Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti
narasi,puisi, pepatah, dan doa.
10. • Digunakan dalam pengajaran bahasa di sekolah.
• Di sekolah digunakan buku tata bahasa yang mengkaji bahasa
secara internal, menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa
mengaitkannya dengan kaidah-kaidah penggunaan bahasa.
Oleh karena itu, diperlukan sosiolinguistik yang menjelaskan
penggunaan kaidah-kaidah tersebut.
Kegunaan Sosiolinguistik
11. • Intergenerational mother tongue continuity pewarisan
bahasa ibu antargenerasi dalam ranah keluarga
• Bilingualism in Indonesia: Is it stable or shift? (Pertanyaan Prof.
Abigail C. Cohn)