2. Pemilihan Bahasa
Pilihan bahasa (language choice) ini bergantung pada
factor-faktor yang sudah kita kenal yaitu, partisipan,
suasana, topic dan sebagainya.
3. Akibat dari pemilihan bahasa dan perubahan bahasa
pergeseran bahasa (language shift)
kepunahan bahasa (language death)
pemertahanan bahasa (Language maintenance).
4. Jenis Pilihan Bahasa
1. Alih kode
Alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke
kode yang lain.
peristiwa alih kode mungkin berwujud alih varian, alih ragam,
alih gaya, atau alih register
Beberapa factor yang biasanya merupakan penyebab
terjadinya alih kode antara lain ialah:
Penutur;
Lawan tutur;
Hadirnya penutur ketiga;
Pokok pembicaraan;
5. 2. Campur Kode
Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa,
misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur
bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia
Ciri yang menonjol dalam campur kode ialah kesantaian atau
situasi informal.
Alasan terjadinya campur kode antara lain:
• identifikasi peranan
• identifikasi ragam
• keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan.
6. 3. Varian dalam Bahasa yang Sama (Variation Within the
same language)
Dalam hal ini, seorang penutur harus memilih ragam
mana yang harus dipakai dalam situasi tertentu.
Misalnya, pilihan bentuk “sor-singgih” dalam bahasa
bali atau “ngoko-krama” dalam bahasa jawa, karena
variasi undha-usuk dalam bahasa itu ada dalam bahasa
yang sama.
Variasi bahasa yang sama itu sebagai masalah pilhan
bahasa, pilihan bahasa itu mencakup ekabahasawan
dan dwibahasawan, bisa alih kode dan campur kode.
7. Beberapa Penelitian tentang Pemilihan
Bahasa
Pada penelitian-penelitian ini terbagi menjadi tiga ancangan
yaitu:
1. Sosiologi
2. Psikologi sosial
2. Antropologi
8. Penelitian Greenfield
Greenfield melakukan penelitian bahasa dengan
ancangan (approach) sosiologi, yaitu dengan
menggunakan analisis ranah (domain analysis)
sebagaimana pernah diperkenalkan oleh Fishman
(1965;1964).
Ranah di sini merupakan konstelasi antara partisipan
(paling tidak dua orang), lokal, dan topik.
Dari penelitian itu diketahui bahwa terdapat lima ranah,
yaitu keluarga (rumah tangga), kekariban (friendship),
agama, pendidikan, dan lapangan kerja.
9. Penelitian Parasher
Parasher menggunakan ancangan sosiologi.
Parasher (1980) meniliti 350 orang terdidik di dua kota
India yang diminta untuk menentukan bahasa apa yang
dipakai dalam 7 ranah, yaitu ranah keluarga, kekariban,
ketetanggaan, transaksi, pendidikan, pemerintahan, dan
lapangan kerja.
Parasher menggambarkan ranah sebagai seperangkat
situasi.
Dari penelitian ini, parasher menemukan dari tujuh ranah
yang diteliti, ranah keluarga, kekariban, dan ketetanggaan
merupakan ranah L; ranah pemerintahan, lapangan kerja,
dan pendidikan merupakan ranah H.
10. Penelitian Simon Herman
Herman melihat seorang dwibahasawan tentu menghadapi tiga
situasi psikologi ketika berbicara dengan orang lain yaitu:
1. Kebutuhan pribadi
2. Situasi saat pembicaraan berlangsung (immediate situation)
3. Situasi yang melatarbelakangi pembicaraan (background
situation).
Gagasan pokok Herman dalam pilihan bahasa seseorang yaitu:
1. memilih bahasa (ragam bahasa) yang paling enak bagi
penutur untuk menjadi dirinya sendiri.
2. memilih bahasa yang mengidentifikasikan atau
mengaitkannya dengan suatu kelompok sosiokultural
tertentu dalam masyarakat.
11. Teori Akomodasi oleh Giles
Giles mengambil teori akomodasi yang dibiasa dipakai
dalam psikologi ke dalam prilaku linguistik.
Biasanya akomodasi itu mengambil dua bentuk yaitu:
1. konvergensi (menyatu atau menuju ke satu arah)
2. divergensi (mengaburkan atau menyimpang dari arah).
12. Penelitian Susan Gal
Pada penelitian Gal memakai ancangan antropologi.
Pakar antropologi tertarik untuk menemukan nilai-
nilai (value) dari suatu kelompok sosiokultural dan
kaidah-kaidah cultural tentang prilaku yeng
menggambarkan nilai-nilai itu.
Gal misalnya ingin membuat prediksi dalam skala
besar untuk guyub di Oberwart berdasarkan analisis
skala dan implikasional terhadap penutur-penutur
secara individual.
13. PERUBAHAN BAHASA
Perubahan bahasa adalah adanya perubahan kaidah baik
revisi, menghilangkan, atau memunculkan (bertambah)
kaidah baru berdasarkan tujuan tertentu.
Perubahan = evolusi, proses berkelanjutan, dari yang
rendah, sederhana, kurang baik menjadi kondisi yang
lebih kompleks atau lebih baik. Seleksi dan klasifikasi
Membutuhkan waktu lama
Perubahan bisa terjadi sengaja dan tidak sengaja
Jakobson (1963)
14. Pandangan tradisional
Perubahan internal, perubahan pada tataran linguistik fonologi,
morphologi, semantik, leksikon, dan sintaktis
Fonologi : perubahan fonem (bunyi): Pebuari -> Februari
Morphologi, contoh bor + prefik me -> mengebor
Sintak, Contoh: Dia mulai menulis sejak duduk di bangku SMP
(kalimat transitif tanpa objek)
Kosakata, bertambah, hilang, berubah makna kata, contoh: Contoh:
pen -> honda (merek dagang), TNI (akronim), mahasiswa, meja hijau
(kata majemuk/ penggabungan kata), Sumbar (gabungan kata).
Semantik, perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin
berubah total, meluas, atau juga menyempit. Contoh: saudara ->
bukan lagi bermakna orang yang lahir dari ibu yang sama
15. Perubahan eksternal, Perubahann yang disebabkan oleh
faktor – faktor lain diluar tataran linguistik yang terjadi
pada proses interaksi sosial, kontak bahasa, budaya,
dialek, peminjaman bahasa dan lain – lain.
Contoh: Android, gadget, kangguru
16. Beberapa perubahan bahasa
Faktor yang mempengaruhi: usia, jenis klamin, pekerjaan,
konteks (appropriateness)
1. EksperimenLabov di Vineyard
Alasan perubahan bahasa karena:
Pekembangan bahasa dipengaruh pengunjung pulau
Solidaritas
Keuntungan
Loyalitas lingkungan
Usia muda mengalami perubahan lebih cepat
17. 2. Peran wanita
Wanita menpengaruhi perubahan bahasa dibanding laki - laki
wanita cenderung menggunakan bahasa standar
berbicara lebih banyak (cerewet)
Posisi lebih rendah
Merasa kurang aman
Perempuan dinilai dari gayanya berbicara
Menunjukan status sosial
Menggunakan bahasa isyarat
Tidak suka memakai bahasa maskulin karena dianggap kasar
Lebih suka menggunakan bahasa yang lembut (fiminim)
Cenderung membesarkan bunyi (overreport)
Alasan prestise, dan solidartas.
60 persen dibawah 36 tahun
18. Proses Perubahan bahasa
Bukti perubahan bahasa dapat di indikasi dari
fonologi karena
1. Bunyi (fonologi) merupakan unsur terkecil suatau bahasa
yang mudah dipahami
2. Lebih mudah menemukan fakta yang relevan diabnding
tatatran yang lain
3. Kajian bunyi yang mapan karena sudah banyak diteliti
4. Perubahan bunyi yang teratur sehingga menjadi indikasi
dengan bunyi lain
(Hock, 1988:573 dan Gordon, 2002:59)
19. Berikut 13 tahap perubahan phonologi
(Labov 1972)
1. Perubahan bahasa bisa terjadi pada sub kelompok tertentu yang
terpisah dengan kelompok lain maka terjadi pergeseran linguistik
2. Terjadi generalisasi bentuk linguistik pada kelompok tersebut
berupa variasai gaya pada tindak tutur dan mempengaruhi semua
kelas kata
3. Terjadi interaksi sosial pada kondisi yang sama pada kelompok yang
berbeda dengan generasi sebelumya (Hipercorrection)
4. Nilai - nilai linguistik diadopsi oleh kelompok lain dan menyebar
5. Penyebaran suara mulai menjadi ciri batas- batas penyebaran
masyarkat
6. Variabel linguistik menjadi salah satu norma yeng mencermikan
penuturnya, indentitas, dan munculnya ragam gaya bahasasa
20. 7. Penyesuaian penggunaan fonologi karena perubahan variabel
linguistik
8. Penyesuaian perubahan suara
9. Jika terjadi perubahan pada kelompok penutur status sosial
tertinggi akan menjadi pemisah dengan kelompok sosial bawah
10. Perubahan dimulai dari atas karena penggunaan bahasa yang
dianggap prestis
11. Jika penggunaan bahasa prestis pada kelompok atas tidak sesuai
maka terjadi hypercorrection yang kedua.
12. Jika perubahan penggunaan prestise tidak dipakai maka akan
hilang
13. Jika model prestise diadopsi oleh masyarakat tutur maka terjadi
tindak tutur kasual sebagai upaya masyarkat bawah mendekati
masyarkata atas