2. Al-Hawariyyun adalah jamak dari kata Hawari yaitu
pengikut setia Nabi ‘Isa a.s . Mereka mendampingi Nabi
isa a.s berdakwah menegakkan risalah Allah di muka bumi.
Al-quran menyebut mereka sebagai Ansharullah, Yaitu para
penolong (risalah) Allah.
Para Hawariyyun menorehkan kiprahnya masing-masing.
Mereka menyebar ke seantero negri untuk menolong dan
membela sesama, diantaranya orang – orang lemah, orang
sakit (yang tidak memiliki kemampuan mengikhtiari
kesehatanya), memperingati kaum Yahudi
3. agar tidak membuat sebab kesenjangan sosial, dan membela
serta mempertahankan diri dari kiprah para penentang
risalah.
Dari beberapa catatan tentang Hawariyun, diambil
kesimpulan bahwa jumlah Hawariyun sekitar dua belas
orang. Adapun kedua belas Hawariyun tersebut adalah:
4. • Andariya bin Yunus; adalah murid Nabi Yahya a.s. yang
selanjutnya mendedikasikan diri untuk membantu dakwah
Nabi Isa a.s. Beliau menjadi Hawari pertama Nabi Isa
a.s.
• Syam’un al-Khaifa bin Yunus; adalah nelayan Baitus
Saida yang berdomisili di negeri al-Jaliliya. Ia adalah
saudara Andariya bin Yunus. Nabi Isa a.s. menjulukinya
dengan sebutan Al-Khaifa yang berarti “batu”. Syam’un
memiliki murid bernama Markus, yaitu tokoh yang
berkontribusi dalam melakukan perawian seluruh
kehidupan Nabi Isa a.s.. Perawian ini selanjutnya
diakui kaum gereja dan ditetapkan sebagai Injil Markus.
5. • Ya’qub bin Zabdiya; adalah nelayan Baitus Saida yang
yang diambil sumpah setia sebagai Hawari oleh Nabi Isa
a.s. bersama saudaranya (Yahya bin Zabdiya) di pesisir
danau Janisrah. Nabi Isa a.s. memberi julukan kepada
anak-anak Zabdiya dengan sebutan Bani Ar-Ragas yang
berarti “Anak-anak guruh atau anak Amarah”.
6. • Yahya bin Zabdiya; adalah nelayan Baitus Saida yang kemudian menjadi Hawari
paling masyhur karena beberapa karyanya, yaitu:
1) perawian kehidupan Nabi Isa a.s. (yang selanjutnya diakui kaum gereja dan
ditetapkan sebagai Injil Yahya)
2) penulisan kitab Wahyu, dan
3) pencatatan kabar gembira tentang kedatangan nabi akhir zaman dengan ciri-
ciri:
1) memiliki pedang bermata dua,
2) memiliki kendaraan tunggangan berwarna putih,
3) memiliki umat yang dimuliakan dengan kitab Al-Qur’an, dan
4) berada di negeri keselamatan baru yang memiliki Ka’bah (yaitu
Makkah).
7. • Falifi al-Jalily; adalah penduduk biasa yang menetap di
negeri al-Jalily.
• Ya’qub bin Alifi; adalah Hawari yang berasal dari
keluarga pembesar Bani Israil yang cukup dihormati. Ia
terkenal karena komitmennya menyeru Bani Israil agar
mereka memakan makanan yang Halal dan baik.
8. • Mattaya al-Lawiy, bin Alifi; adalah pemungut pajak yang
melakukan perawian atas kehidupan Nabi Isa a.s.
Perawiannya diakui kaum gereja dan dikenal sebagai
Injil Mattaya. Ia bersama Yusuf Ibnu Nabas termasuk ke
dalam kelompok para penulis wahyu.
9. • Yusuf Ibnu Nabas al-Hawari; adalah Hawari yang tidak
kalah pentingnya dikalangan pengikut Nabi Isa a.s..
Beliau adalah seorang yang kaya raya lagi dermawan,
berasal dari Bani Israil suku Lawi. Yusuf Ibnu Nabas
juga merawi kehidupan Nabi Isa a.s. yang selanjutnya
dikenal dengan Injil Barnabas. Namun oleh kalangan
gereja (buatan Sya’ul) selanjutnya tidak diakui oleh
karena subjektifitas Syaul terhadapnya.
10. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Ali Imran ayat
52-53 berbunyi:
ا َّ
م َ
ل َ
ف
ََّّ
س َ
ح َ
أ
ى َ
يس ِ
ع
َُّ
م ُ
ه ْ
ن ِ
م
ََّ
ر ْ
ف ُ
ك ْ
ال
ََّ
ال َ
ق
َّْ
ن َ
م
ي ِ
ار َ
ص ْ
ن َ
أ
ى َ
ل ِ
إ
َّ ِ
َّ
اَلل
ََّ
ال َ
ق
ََّ
ون ُّ
ي ِ
ار َ
و َ
ح ْ
ال
َُّ
ن ْ
ح َ
ن
َُّ
ار َ
ص ْ
ن َ
أ
َّ ِ
َّ
اَلل
ا َّ
ن َ
آم
َّ ِ
َّ
اَلل ِ
ب
َّْ
د َ
ه ْ
اش َ
و
ا َّ
ن َ
أ ِ
ب
َُّ
م
ََّ
ون ُ
م ِ
ل ْ
س
ا َ
ن ّ
ب َ
ر
ا َّ
ن َ
آم
ا َ
م ِ
ب
ت ْ
ل َ
ز ْ
ن َ
أ
ا َ
ن ْ
ع َ
ب َّ
ات َ
و
ول ُ
س َّ
الر
ا َ
ن ْ
ب ُ
ت ْ
اك َ
ف
ََّ
ع َ
م
ََّ
ين ِ
د ِ
اه َّ
الش
Yang artinya: “Setelah Isa menyadari akan kekafiran
mereka, ia berkata: Siapakah yang akan menjadi pembelaku
di jalan Allah? Para murid pun berkata: Kami lah
pembela-pembela Allah, kami beriman kepada Allah, dan
saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang tunduk.
Tuhan, kami beriman kepada apa yang Engkau wahyukan dan
kami mengikuti Rasul, maka masukkanlah kami bersama
mereka yang memberi kesaksian,”.
11. Kata hawariyyun yang disebutkan di dalam ayat tersebut,
menurut Musadiq Marhaban dalam bukunya berjudul Yudas
Pengkhianat atau Penyelamat? menjabarkan, para pakar
tafsir berbeda pendapat mengenai makna kata tersebut.
Sebagian mufassir (ahli tafsir) berpendapat bahwa
makna hawariyyun adalah untuk menjelaskan pakaian murid-
murid Isa AS yang serba putih.
12. Sedangkan mufassir lainnya berpendapat bahwa
kata hawariyyun di sana adalah sebutan untuk murid-murid
Isa AS berdasarkan kelompok dan status sosialnya. Sebab,
murid-murid Nabi Isa AS dikenal berasal dari kelompok
atau kelas masyarakat yang berbeda-beda di kalangan
masyarakat saat itu
Menurutnya, pandangan pertama dari kalangan mufassir
tidak dilandasi fakta sejarah yang jelas. Sedangkan
pandangan kedua menyebutkan bahwa mereka berasal dari
kelas atau kelompok masyarakat yang berbeda seperti
nelayan, pengusaha, rohaniawan, dan lainnya.
13. Lebih lanjut menjabarkan, sebab dan fungsi penyampaian
kisah hawariyyun dalam Alquran, tanpak bahwa penjelasan
kisah hawariyyun ini sebenarnya bukan sekadar pembuktian
tentang keberadaan mereka sebagai kelompok yang pernah
membantu Nabi Isa AS dalam menjalankan misi
kerasulannya. Namun, Alquran juga menjelaskan mengenai
keadaan mereka di saat mengalami masa-masa sulit yang
pernah terjadi bersama Nabi Isa AS.
14. Tujuan utama pemberitaan Alquran adalah untuk
menceritakan kembali tentang pilihan yang telah
diambil hawariyyun ketika dihadapkan pada suatu kondisi
yang sulit. Saat itu, hawariyyun telah diminta untuk
menunjukkan komitmen iman dan kesetiaan di dalam
merespons permintaan yang disampaikan Isa AS.
15. • Jawaban hawariyyun sebagaimana yang termaktub dalam
Alquran di surah Ali Imran pada ayat yang telah
disebutkan tadi. Hal itu membuktikan bahwa redaksi
Alquran membantah tuduhan dalam kitab-kitab Injil yang
menyatakan bahwa murid-murid Nabi Isa telah kabur di
saat Nabi Isa membutuhkan bantuan mereka.
16. Dalam buku ini juga dijabarkan bahwa
kata hawariyyun dalam Alquran pun sebenarnya tidak
terkait dengan hal-hal yang bersifat materialistik
(pakaian atau latar sosial mereka).
Akan tetapi untuk menjelaskan kembali tentang
kepribadian mereka yang suci dan bersih atas segala
tuduhan umat Yahudi kala itu
17. • Landasan mengenai hal ini adalah hadirnya ayat lain dalam Alquran
yang mengisyaratkan makna dari kata tersebut. Kata hawariyyun yang
berasal dari kata huur ini disebut dalam Alquran tentang keindangan
dari pasangan hidup manusia di surga.
18. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah ad-Dukhan ayat
54 berbunyi:
ََّ
ك ِ
ل َ
ذ َ
ك
َّْ
م ُ
اه َ
ن ْ
ج َّ
و َ
ز َ
و
َّ
ور ُ
ح ِ
ب
َّ
ين ِ
ع
Yang artinya: Demikianlah, dan Kami berikan kepada
mereka bidadari,”.
Lalu dalam Alquran surah ar-Rahman ayat 72 berbunyi:
َّ
ور ُ
ح
َّ
ات َ
ور ُ
ص ْ
ق َ
م
ي ِ
ف
َِّ
ام َ
ي ِ
خ ْ
ال
Yang artinya: “Bidadari-bidadari yang jelita, putih
bersih dipingit dari rumah,”.
19. Kata huur pada ayat tersebut tidak pernah ditujukan
untuk menerangkan tentang uraian-uraian fisik dari
pasangan hidup manusia di surga. Namun menjelaskan
tentang sifat dan kondisi pasangan-pasangan hidup
manusia di surga itu sangat berbeda dari cara pandang
serta pemahaman manusia tentang keindahan yang
disediakan Allah di dalamnya.
20. Dengan demikian, kata hawariyyun dalam Alquran juga merupakan
sebutan dari Allah untuk menunjukkan sifat dan keadaan murid-murid
Nabi Isa AS yang suci. Mereka sesungguhnya bebas dari tuduhan yang
dilontarkan para penganut agama tertentu.