1. SEJARAH PERKEMBANGAN
DAKWAH RASULULLAH SAW.
PADA PERIODE ISLAM DI
MEKKAH
NAMA KELOMPOK
GUNTUR DWI ARIFIN, FIRLIA RIZMAYANTI, NUR ROHMAN, NURIL KUSUMA DEWI
2. 1. Keteladanan Rasulullah di
Mekkah
Islam bermula pada tahun 622 M. Ketika wahyu pertama diturunkan kepad Rasul
yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira’, Arab Saudi. Islam muncul di Jazirah
Arab pada abad ke-7 Masehi ketika nabi Muhammad S.A.W. mendapat wahyu dari Allah
S.W.T.
Nabi Muhammad S.A.W. dilahirkan di Mekkah pada tahun Gajah (570/571 M). Beliau
merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya
Aminah binti Wahab meninggal dunia. Beliau dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib,
kemudian beliau menikah dengan Siti Khadijah.
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat
Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang
agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama
tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka
umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang
mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala
yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu
ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang
dilakukan kaum Sabi’in.
3. 2. Pengangkatan Nabi Muhammad
SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada
tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di
Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-
Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam
sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
4. 3. ASSABIQUNAL AWWALUN
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam
sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya juga menyatakan diri masuk
Islam, mereka adalah:
• Abdul Amar dari Bani Zuhrah
• Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
• Utsman bin Affan
• Zubair bin Awam
• Sa’ad bin Abu Waqqas
• Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi,
yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun
(pemeluk Islam generasi awal).
5. Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan
sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
1. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan
perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
2. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah
mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan
siksa kubur dan azab neraka.
3. Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
4. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah
Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
6. Misi Dakwah (Kerasulan) Nabi
Muhammad SAW
• Mendorong timbulnya kesadaran umat manusia agar mau melakukan kegiatan
belajar dan mengajar
• Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sepanjang hayat
• Mengeluarkan manusia dari kehidupan dzulumat (kegelapan) kepada kehidupan
yang terang benderang.
• Memberantas sikap Jahiliyah
• Menyelamatkan manusia dari tepi jurang kehancuran yang disebabkan karena
pertikaian
• Melakukan pencerahan batin kepada manusia agar sehat rohani dan jasmaninya
• Menyadarkan manusia agar tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan bencana
di muka bumi, seperti permusuhan dan peperangan
7. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam
berusaha mencapai tujuan yang luhur
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam,
orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai
orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri
Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal
serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah
SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya
menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞Utsman bin Affan
۞Zubair bin Awam
۞Sa’ad bin Abu Waqqas
۞Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah
disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
8. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan.
Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah As Syu’araa’ (QS 26) ayat 214-216.
وَاخْفِضْْ جَنَاحَكَْ لِمَنِْ اتَّبَعَكَْ مِنَْ الْمُؤْمِنِينَْ
[26:214] Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
فَإِنْْ عَصَوْكَْ فَقُلْْ إِنِ ي بَرِي ءْ ممَّا تَعْمَلُونَْ
[26:215] dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman.
وَتَوَكَّلْْ عَلَى الْعَزِيزِْ الرَّحِيمِْ
[26:216] Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan”;
9. Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat
dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa. ada periode dakwah secara
terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib
masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
• Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6
orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun
berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada
tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan
pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain
itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
11. MI’RAJ
LANGIT KE - 1
NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
NABI ADAM a.s.
KETIADAAN
“ADAM” dari segi bahasa artinya “tidak ada”
atau “ketiadaan”.
Kita harus sadar bahwa segala urusan dunia
atau urusan jasmani itu tidak kekal (yang
kekal adalah urusan rohani, sehingga di balik
jasmani itu ada rohani)
12. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 2
NABI ISA a.s.
dan NABI YAHYA a.s.
“HIDUP” dan “KEHIDUPAN”
ISA dari segi bahasa artinya “hidup” dan
YAHYA: “kehidupan”. Artinya di dalam hidup
ini kita harus selalu sadar ada kehidupan
setelah kehidupan ini (akhirat).
Harus menemukan makna hidup:
“Darimana kita...?”
“Apa tugas kita...?”
“Setelah ini mau ke mana...?”
13. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 3
NABI IDRIS a.s.
CERDAS
IDRIS artinya “cerdas”.
Artinya dalam hidup ini kita harus
mempunyai tiga macam kecerdasan: IQ - EQ -
SQ
14. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 4
NABI YUSUF a.s.
INDAH
YUSUF artinya “indah”.
Artinya kita harus mengisi kehidupan ini agar
menjadi indah.
15. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 5
NABI HARUN a.s.
DICINTAI ALLAH S.W.T.
HARUN artinya “yang dicintai Allah (al-
Mahbub)”.
Artinya dalam kehidupan ini kita harus
berusaha melakukan segala sesuatu yang
dicintai Allah S.W.T.
kesadaran akan mendapat cinta Allah S.W.T.,
cinta kepada Allah S.W.T. dan cinta kepada
apa saja yang bisa mengantarkan kita kepada
Allah S.W.T.
16. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 6
NABI MUSA a.s.
BERKOMUNIKASI DENGAN ALLAH
S.W.T.
MUSA adalah Mutakallimin yaitu “nabi
yang bercakap-cakap dengan Allah
S.W.T.“
Artinya kita harus mampu membaca
segala sesuatu fenomena yang terjadi di
sekitar kehidupan kita sebagai bahasa
atau ayat Allah S.W.T.
17. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
LANGIT KE - 7
NABI IBRAHIM a.s.
QURBAN
IBRAHIM artinya “Qurban”.
Qurban artinya dekat, dalam kehidupan ini
harus senantiasa merasakan kedekatan
dengan Allah S.W.T. Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w tentang sifat IHSAN: “Kamu
menyembah kepada Allah seakan-akan
kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu” (H.R. Bukhari)
18. NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
KIBLAT 70.000 MALAIKAT
BAITUL MA’MUR
HIDUP PENUH NILAI IBADAH
Setiap harinya 70.000 malaikat sholat di
Baitul Ma’mur.
BAIT artinya “Rumah”, sedangkan MA’MUR
artinya “Ramai”.
Artinya hidup kita akan lebih bermakna bila
dalam setiap gerak langkahnya senantiasa
bernilai ibadah kepada Allah SWT karena
ibadah adalah nilai tertinggi dari hakikat
kehidupan manusia.
BAIT AL-MA’MUR
19. SIDRAT AL-MUNTAHA
NABI
IBRAHIM
as
NABI MUSA as
NABI HARUN as
NABI YUSUF as
NABI IDRIS as
NABI ISA as dan NABI YAHYA as
NABI ADAM as
MI’RAJ
TERTINGGI
SIDRATUL MUNTAHA
PUNCAK TUJUAN HIDUP
SIDRAH artinya “Pohon Bidara”
MUNTAHA artinya “Tempat Berkesudahan”.
Artinya kehidupan dunia hanyalah sementara
bukan merupakan titik akhir dan puncak
tujuan hidup kita, melainkan kehidupan
akhirat itulah tempat yang akan kita tuju.
Dalam kehidupan di dunia ini kita harus
berjuang untuk mencapai kehidupan abadi di
akhirat yang lebih baik.
BAIT AL-MA’MUR
20. Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di
Kota Mekah
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode
pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya,
Beliau Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah
masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.
Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari
beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam sejarah
Islam. Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah bertepatan pada 24
September 6 M. Merekamendapat sambutan penuh haru, hormat, dan kerinduan
diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw mengadakan shalat
Jumat yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliaupun berkhotbah di hadapan
muslimin Muhajirin dan Anshar.