Sikap berlebihan atau ghuluw dalam beragama dapat menyebabkan beberapa masalah, antara lain mengeluarkan pelakunya dari lingkaran sunah, menimbulkan kebiasaan buruk, dan mempersulit diri sendiri. Islam menganjurkan sikap pertengahan tanpa ekstremisme.
2. Apa itu Ghuluw ?
Ghuluwdalam konteks berislam maknanyaadalah sikap keras, kaku,berlebih-
lebihan, danmelebihibatas yang telahditentukanolehsyar’i.
(An-Nihayahfi Gharibil Atsar,3/382)
3. Islam menganjurkanumatnyauntuktidak berlebih-lebihan ataumelampauibatas
(ghuluw)dalam setiap tindakannya.Berlebih-lebihanmerupakan sikaptercela
karena tidak akan mendatangkan kebaikanbagipelakunya, juga burukdi mata
orang lain.
4. Allah melarangorang berlebih-lebihan,baik dalam hal ibadah maupundalam
aktivitas kehidupansehari-harimisalnya makandan minum.Apapun yang
berlebihan umumnyatidak mendatangkanhal positif, malah bisa merugikan.
Pendeknya,larangan berlebihan initidak hanya dalam konteksduniawi,tetapijuga
akhirat.
5. ”Katakanlah:“Hai AhliKitab, janganlahkamuberlebih-lebihan (melampauibatas)
dengancara tidakbenar dalam agamamu.Dan janganlahkamumengikutihawa
nafsuorang-orang yang telahsesat dahulu(sebelum kedatangan Muhammad)dan
mereka telahmenyesatkankebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan
yang lurus.”
(QS Al-Maidah:77)
6. Peringatanlaintertuangdalam Surat Al-Araf ayat 31, “Hai anakAdam, pakailah
pakaianmuyang indahdisetiap (memasuki) masjid, makandan minumlah,dan
janganlahberlebih-lebihan.SesungguhnyaAllah tidak menyukaiorang-orang yang
berlebih-lebihan”.
11. Allah SWTmemerintahhamba-Nyauntuksenantiasamelaksanakanperintah-Nya
dan perintah rasul-Nya. Sunah-sunahRasulullahshallallahu ‘alaihiwa sallam akan
menunjukkancara untukmeyakinidan mengamalkanIslamsecara benar. Oleh
sebab itu,sikap ghuluwdalam berislam adalah bentuklaindari sikap keluar dari
ruang lingkupsunah.Orang yang ghuluwdalam berislam berarti ia sedang
mengeluarkandirinya dari lingkaransunah.
12. Pernah ada tiga orang yang mendatangi rumah istri Rasulullahshallallahu‘alaihiwa sallam.
Mereka bertanya perihal ibadah Rasulullahshallallahu‘alaihiwa sallam. Setelah mereka
diberitahu, mereka merasa ternyata amalan mereka masih sangatsedikit sekali.
Kemudian, salahsatu dari mereka menyatakan diri ingin shalatsepanjang malam. Satunya lagi
ingin melaksanakanshiyam sepanjangtahun. Orang yang ketiga ingin menjauh dari
perempuan dan tidak akanmenikahiperempuan selamanya.
13. Sikap tigaorang tersebuttermasuk kategorisikap ghuluw.Bahkan saatitu
Rasulullahshallallahu‘alaihi wa sallam langsungmenegursikap tersebut dengan
sabdanya,
“Demi Allah, sesungguhnyaakuadalah orang yang palingtakutdan paling
bertakwa kepada Allah di antara kalian,tetapiaku berpuasa dan berbuka, shalat
dan tidurmalam, dan akujuga menikahdenganperempuan. Barang siapa yang
benciterhadap sunahku,maka ia tidaktermasukgolonganku.”
(HR. Al-BukharidanMuslim)
15. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Abdullah bin
Abbas, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku pada padi hari ‘Aqabah (hari melemparjumrah pertama
dalam rangkaian ibadah haji), dan saat itu beliau berada di atas kendaraannya, ‘Kemarilah, ambilkan (kerikil) untukku.’
Maka aku ambilkan untuk beliau kerikil-kerikil, dan kerikil-kerikil itu (yang aku ambil) adalah batu-batu yang digunakan
untuk melemparKetapel, maka ketika aku letakkan di tangan beliau, beliau berkata,
‘Dengan (kerikil) yang seperti mereka,dengan yang seperti mereka danwaspadalah kalian dari sikap ghuluw dalam
beragama,karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap ghuluw dalam beragama’.”
(HR. An-Nasa’iNo.3057,haditsshahih)
17. Rasulullahshallallahu‘alaihiwa sallambersabda,
َّنِإَف ْمُكْيَلَع ُهللا ُدَِدشُيَف ْمُكِسُفْنَأ ىَلَع ا ُْودَِدشُت َالَع ُهللا َدَّدَشَف ْمِهِسُفْنَأ ىَلَع ا ُْودَّدَش اًم ْوَقَكْلِتَف ْمِهْيَل
َم اَه ْوُعَدَتْبا ًةَّيِناَبْه َر َو ِارَيِالد َو ِعِام َوَّصال يِف مْهُاَياَقَبْمِهْيَلَع اَهَانْبَتَك ا
“Janganlah kamu memberat-beratkan dirimu sendiri, sehingga Allahakan memberatkan
dirimu. Sesungguhnya suatukaum telahmemberatkan diri mereka, laluAllahmemberatkan
mereka. Sisa-sisamereka masihdapat kamu saksikandalam biara-biaradan rumah-rumah
peribadatan, mereka mengada-adakanrahbaniyyah(ketuhanan/kerahiban)padahal Kami
tidak mewajibkannyaatasmereka.
(HR. Abu DaudNo.4904;HR. AbuYa’laNo.3694dalamAl-Musnad,6/365,Al-Haitsamiberkata,riwayatAbuYa’laadalahmursal,
namun perawinyatsiqah)
18. Ibnu Qayyim menjelaskan,Rasulullahshallallahu‘alaihiwa sallammelarangsikap
ghuluwdalam berislam, yakni berislam melebihibatas yang telahditentukanoleh
syariat. Rasulullahshallallahu ‘alaihiwa sallam juga menginformasikanbahwa
sikap ghuluwadalah faktor penyebab datangnya kesulitan-kesulitandari Allah
‘azza wajalla.Seperti orang yang menyulitkandiri dengannazar yang cukup berat,
akhirnya ia terbebani denganberatnya memenuhinazar tersebut.
(IghatsatulLahfan,1/132)
20. Dari Mutharif iaberkata, ayahkuberkata,
“Aku pergi bersama rombongan utusan bani Amir menemui Rasulullahshallallahu‘alaihiwa
sallam.Kamilaluberkata, ‘Engkauadalah junjungankami.’
Beliaulangsung menyahut, ‘Junjungan itu hanyalahAllahTa’alasemata.’
Kamiberkata lagi,‘Engkauadalah yang paling utamadi antara kami dan memilikikemuliaan
yang besar.’
Beliaubersabda, ‘Berkatalahkaliandengan perkataankalian,atausebagian dari perkataan
kalian(tidak perlu banyakpujian), dan jangan sekali-kalikalianterpengaruh oleh setan.’”
(HR. Abu DaudNo.4172)
21. Salah seorang salaf mengatakan—perkataaninidinukilSyaikh IbnuTaimiyah
rahimahullahdalam Majmu’al-Fatawa,14/483, “Tidaklah Allah SWT
memerintahkansesuatu kecualisetanakan menggelincirkanpelakunyapada dua
jurang,jurang ghuluw,dan jurang peremehan(taqshir).” Wallahu a’lam.
[ShodiqAlislami,MajalahFikih Islam Hujjah ed.43/dakwah.id]
Apa hal yang tidak beracun ? Semua hal didunia ini adalah beracun dan tidak ada yang tidak beracun. Dosisnya lah yang membuat hal tersebut tidak beracun.
Seperti yang judul yang saya bawa the dose makes the poison.
Dosis yang membuat racunnya.
Dimana keseimbangan dosis akan membuat itu menjadi obat dan ketidakseimbangannya akan menjadikannya racun
Contoh : biji apel / biji jeruk … apakah itu beracun ? Ya itu beracun… tapi dosis racun dalam biji tersebut sangat kecil sehingga tidak sampai melukai tubuh kita Ketika tertelan dengan sengaja
penyakit2 yang mudah terjangkit pada orang obesitas :
Penyakit jantung, stroke, Kanker, batu empedu, sleep apnea
dampak terlalu banyak minum air putih :
overhidrasi : apa itu overhidrasi saat cairan dalam tubuh tidak seimbang ...
dimana terjadi penumpukan cairan dalam tubuh. dan disisi lain ginjal tidak bisa mengeluarkan
cairan lewat urine dengan maksimal. ketika terlalu banyak cairan dalam tubuh maka kerja darah
dalam tubuh pun ikut terganggu yang membuat ini sangat berbahaya bagi tubuh dimana bisa menimbulkan
penyakit2 lain seperti gagal jantung, masalah pada liver , gangguan ginjal, diabetes dsb.
Begitu pula dengan bekerja … apa yang terjadi Ketika kita terlalu lama bekerja ? Penyakit pertama yang muncul mungkin hanya migrain,
Anemia, hipotiroid, lalu akan menuju ketahap sindrom kelelahan kronis … dimana itu akan membuat tubuh Lelah sepanjang waktu dan sangat sulit untuk berkonsentrasi
Maknanya, seorang muslim yang berjibaku dengan berbagai amal ibadah namun jika ia mengabaikan sikap keramahan (Ar-Rifqu), maka ia akan ditimpa perasaan letih lalu terputus amalannya, dan ia kalah dalam mempertahankan keistiqamahan. (Fathul Bari, Ibnu Hajar al-Asqalani, 1/94)
Dari hadits ini pula kita bisa paham bahwa orang yang terlalu berlebihan dalam berislam, maka ia akan mudah terhenti dari amalan tersebut. Bukan berarti Islam itu melarang umat untuk meraih idealisme amal ibadah, namun Islam mencegah sikap berlebih-lebihan yang akan mengantarkan pelakunya pada kejenuhan ibadah semisal tenggelam dalam kesibukan ibadah sunah hingga kehabisan energi untuk melaksanakan ibadah yang lebih utama atau wajib.
Sikap ghuluw dalam berislam juga memicu munculnya kerusakan dan kebinasaan.
Namanya juga berlebih-lebihan, tentu saja setiap sikap yang berlebihan itu sendiri akan menghadirkan konsekuensi yang akan kembali kepada dirinya sendiri, yaitu berupa kesulitan. Allah SWT akan menghadirkan kesulitan-kesulitan pada orang yang lebih memilih bersikap ghuluw dalam berislam.
Setan memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam proses menjerumuskan manusia ke dalam kesalahan dan dosa. Sikap ghuluw adalah salah satu dari sekian banyak pintu yang digunakan setan untuk menjerumuskan manusia. Manusia-manusia yang semangatnya melebihi pemahamannya terhadap agama dalam beramal menjadi sasaran yang cukup menggiurkan bagi setan.
Begitu banyaknya informasi yang menyimpulkan atas terlarangnya sikap ghuluw menunjukkan bahwa sikap tersebut merupakan representasi kondisi lemahnya akal seseorang, tingkat kebodohan terhadap agama pada dirinya, kurangnya pemahaman terhadap agama Islam, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, penting bagi setiap muslim untuk menyadari betapa perlunya memahami prinsip-prinsip manhaj ahlu sunnah wal jamaah, sebagai langkah untuk menyelamatkan diri dari berbagai bentuk penyimpangan dalam agama baik penyimpangan yang bersumber dari sikap berlebih-lebihan (ifrath) ataupun meremehkan (tafrith) dalam ranah keyakinan, perkataan, maupun perbuatan atau amal ibadah.