SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
OBAT-OBAT KOLINERGIK
(AGONIS KOLINERGIK DAN ANTAGONIS
KOLINERGIK)
SINONIM
Agonis kolinergik
═ Obat parasimpatis
═ Agonis parasimpatis
═ Parasimpatomimetik
═ Kolinomimetik
Antagonis kolinergik
═ Obat antiparasimpatis
═ Antagonis parasimpatis
═ Parasimpatolitik
═ Penghambat kolinergik
═ Kolinolitik
Obat-obat kolinergik
═Obat parasimpatis
═Agonis parasimpatis
═Parasimpatomimetik
═Kolinomimetik
Tinjauan Umum
Obat-obat yang mempengaruhi sistem saraf otonom :
1. Obat-obat kolinergik bekerja terhadap reseptor yang
diaktifkan oleh asetilkolin
2. Obat-obat adrenergik bekerja terhadap reseptor yang dipacu oleh
norepinefrin atau epinefrin
Obat kolinergik dan adrenergik bekerja dengan memacu atau
menyekat neuron dalam sistem saraf otonom
Neuron Kolinergik
Serabut preganglionik yang berakhir pada medula
adrenalis, ganglia otonom (simpatis dan parasimpatis),
dan serabut pasca ganglionik dari divisi parasimpatis
menggunakan asetilkolin sebagai suatu neurotransmitter
Neuron kolinergik mempersarafi otot volunter dari
sistem somatik dan dijumpai pula dalam sistem saraf
pusat (SSP)
Gambar daerah kerja agonis kolinergik pada
sistem saraf somatik dan atonomik
Neurotransmisi pada neuron
kolinergik
Meliputi 6 tahap :
1. Sintesis
2. Penyimpanan
3. Pelepasan
4. Ikatan asetilkolin pada satu reseptor
5. Penghancuran oleh neurotrasmitter dalam celah sinaptik (yaitu
ruangan antara akhiran saraf dan kumpulan reseptor yang
terletak pada saraf atau organ efektor)
6. Daur ulang kolin
1. Sintesis asetilkolin
Kolin diangkut dari cairan ekstrasel ke dalam sitoplasma
neuron kolinergik oleh suatu sistem pembawa yang
bersamaan dengan masuknya natrium dan dapat dihambat
oleh obat hemikolinium.
Enzim kolin asetiltransferase (CAT) mengkatalisis reaksi
kolin dengan asetil CoA untuk membentuk asetilkolin dalam
sitosol
2. Penyimpanan asetilkolin dalam
vesikel
Asetilkolin dikemas ke dalam vesikel-vesikel melalui
suatu proses transpor aktif yang berpasangan dengan
keluarnya proton dari sel. Vesikel yang matang tidak saja
mengandung asetilkolin tetapi juga adenosin trifosfat dan
proteoglikan. Fungsi zat terakhir ini dalam ujung neuron
belum diketahui
3. Pelepasan asetilkolin
Jika suatu potensial kerja yang dipropagasi oleh kanal bervoltase peka natrium tiba
pada suatu ujung saraf, maka kanal-kanal bervoltase peka kalsium pada membran
presinaptik terbuka, yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam sel.
Peningkatan kadar kalsium ini memacu fusi vesikel-vesikel sinaptik dengan
membran sel dan melepas kandungan asetilkolinnya ke dalam celah sinaps.
Pelepasan demikian dapat dihambat oleh toksinbotulinum. Kebalikannya, racun
lebah hitam justru menyebabkan pelepasan semua simpanan asetilkolin dalam sel
tumpah ke dalam celah sinaptik
4. Ikatan pada reseptor
Asetilkolin yang dilepas dari vesikel sinaptik berdifusi
melewati ruangan sinaptik dan mengikat baik reseptor pasca
sinaptik pada sel sasaran maupun reseptor presinaptik pada
membran neuron yang melepas asetilkolin.
Ikatan pada reseptor ini menimbulkan suatu respons biologi
didalam sel seperti mulainya suatu impuls saraf serabut pasca
ganglionik atau aktivasi sejumlah enzim tertentu didalam sel
efektor sebagai perantara pada reaksi molekul “second
messenger”
5. Penghancuran asetilkolin
Sinyal pada tempat efektor pasca sambungan
secepatnya diakhiri. Proses ini terjadi di dalam
celah sinaptik dengan enzim asetilkolinesterase
memecah asetilkolin menjadi kolin dan asetat
6. Daur ulang kolin
Kolin mungkin ditangkap kembali melalui suatu
sistem ambilan kembali berafinitas tinggi yang
berpasangan dengan natrium ke dalam neuron,
yang kemudian diasetilasi dan disimpan hingga
dilepas lagi oleh potensial kerja berikutnya
Gambar sintesis dan pelepasan
asetilkolin dari neuron kolinergik
Reseptor kolinergik (kolinoseptor)
Berdasarkan
perbedaan afinitas
terhadap zat yang
mampu meniru
asetilkolin (ACh)

R. Muskarinik

R. Nikotinik
Reseptor Muskarinik
Afinitas kuat terhadap muskarin
Afinitas lemah terhadap nikotin
Terdiri dari subkelas : M1, M2, M3, M4, M5
Terdapat dlm ganglia SS perifer dan organ efektor otonom
(jantung, otot polos, kel eksokrin)
Lebih dominan dalam kerja kolinergik
Reseptor Nikotinik
Afinitas kuat terhadap nikotin
Afinitas lemah terhadap muskarin
Terdpt di SSP, medula adrenalis, ganglia otonom, dan
persambungan neuromuskular
Nikotin mula-2 memicu reseptor, tapi akhirnya justru
menghambat
Gambar jenis reseptor kolinergik
Subtipe dan karakteristik
kolinoseptor
Subtipe Nama lain Lokasi Mekanisme
M1 M1a Saraf IP3; aliran DAG
M2 M2a; M2 jantung Jantung, saraf,
otot polos
Penghambatan prod. cAMP;
aktivasi kanal K+
M3
M2b; m2 kelenjar Kelenjar, otot
polos, endotel
IP3; aliran DAG
M4’
SSP ?? Penghambatan prod. cAMP
M5’ SSP ?? IP3; aliran DAG
NM Tipe otot, endplate
receptor
Sambungan
neuromuskular
otot skelet
Depolarisasi kanal Na+ dan K+
NN Tipe neuronal,
reseptor ganglion
Badan sel
pascaganglion Depolarisasi kanal Na+ dan K+
Obat kolinergik
1. Gol ester kolin
2. Gol antikolinesterase
3. Gol alkaloid tumbuhan
4. Gol lain-2
Obat agonis kolinergik
Agonis kolinergik
A. Kerja langsung (asetilkolin, betanekol,karbakol,pilokarpin)
B. Kerja tak langsung = antikolinesterase (ednofonium, neostigmin, fisostigmin,
piridostigmin, ekotiofat, isoflurofat)
A. Agonis kolinergik bekerja langsung
Agonis kolinergik meniru efek asetilkolin dengan cara berikatan
langsung pada kolinoseptor
Obat ini adalah ester sintetik kolin seperti karbakol dan betanekol
atau alkaloid alam seperti pilokarpin
Semua obat kolinergik yang bekerja langsung mempunyai masa
kerja lebih lama dibanding asetilkolin
Sangat bermanfaat bagi terapi adalah pilokarpin dan betanekol
lebih mudah terikat dengan reseptor muskarinik (dikenal sebagai
obat muskarinik)
Gambar perbandingan struktur
beberapa agonis kolinergik
a. asetilkolin
Suatu amonium kuartener yang tidak mampu menembus membran
Walaupun sebagai suatu neurotransmitter saraf parasimpatis dan
kolinergik, namun dalam beberapa terapi zat ini kurang penting karena
beragam kerjanya dan sangat cepat di-inaktifasi oleh asetilkolinnesterase
Kerjanya termasuk : menurunkan denyut jantung dan curah jantung
(I.V), vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah (walaupun tidak ada
persarafan parasimpatis dipembuluh darah, tetapi ada reseptor kolinergik
yang terletak pada pembuluh darah yang akan bereaksi dan menyebabkan
vasodilatasi)
Lanjutan asetil kolin
Efek CV
 Efek nyata hanya pada
pemberian i.v. dosis besar
 Pemberian cara lain tidk beri
efek karena cpt dihidrolisis
oleh kolinesterase
 Vasodilatasi kapiler, td turun
disertai bradikardi dan bbrp
kelainan EKG
Efek lain
 Sekresi saliva meningkat serta
gerak peristaltik
 Sekresi bronkial dipacu
 Saluran uriner, tonus detrusor
urin terpacu
 Kontraksi otot siliaris mata
terpacu utk lihat dekat,
konstriksi pupil, timbul miosis
b. betanekol
 Mempunyai struktur yang berkaitan dengan asetilkolin
 Kerja nikotik kecil atau tidak ada samasekali tetap kerja muskariniknya sangat kuat
 Kerja utamanya adalah terhadap otot polos, kandung kemih dan saluran cerna
 Masa kerjanya berlangsung sekitar 1 jam
 Betanekol memacu langsung reseptor muskarinik, sehingga tonus dan motilitas usus
meningkat, memacu otot detrusor kandung kemih dan sfingter kemih melemas,
sehingga uruin terpancar keluar
 Dapat menimbulkanpacuan kolinergik umum termasuk berkeringat, salivasi, kemerahan,
penurunan tekanan darah, mual, nyeri abdomen, diare dan bronkopasme
Beberapa efek samping obat
kolinergik
c. Karbakol
Bekerja sebagai muskarinik maupun nikotinik
Karbakol berefek sangat kuat terhadap sistem kardiovaskular dan sistem
pencernaan karena aktivitas pacu gangglionnya dan mungkin tahap awalnya
memacu dan kemudian mendepresi sistem tersebut
Karena potensi tinggi dan masa kerja yang relatif lama, maka obat ini jarang
digunakan untuk maksud terapi, terkecuali pada mata sebagai obat miotikum
untuk menyebabkan kontraksi pupil dan turunnya tekanan dalam bola mata
Efek samping kecil atau tidak ada sama sekali untuk dosis oftalmologi
d. Pilokarpin
 Suatu amin tersier dan stabil dari hidrolisis oleh asetilkolinesterase
 Dibandingankan dengan asetilkolin dan turunannya, senyawa ini ternyata sangat lemah
 Pilokarpin menunjukkan aktivitas muskarinik dan terutama digunakan untuk oftalmologi
 Penggunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan miosis dengan cepat dan kontraksi otot
siliaris (efek yang berlawanan dengan atropin, suatu penyekat muskarinik pada mata)
 Pilokarpin adalah obat terpilih dalam keadaan gawat yang dapat menurunkan tekanan bola
mata pada glaukoma
 Pilokarpin dapat mencapai otak dan menimbulkan gangguan ssp. Obat ini merangsang
keringat dan salivasi berlebihan
Kerja pilokarpin dan atropin pada
otot iris dan siliaris mata
B. Antikolinesterase
Asetilkolinesterase adalah enzim yang khusus memecah asetilkolin menjadi
asetat dan kolin
Obat penyekat asetilkolinesterase secara tidak langsung bekerja sebagai
kolinergik dengan memperpanjang keberadaan asetilkolin endogen yang dilepas
oleh ujung saraf kolinergik.
Keadaan ini menimbulkan penumpukan asetilkolin dalam ruangan sinaptik
Obat penyekat asetilkolinesterase mampu memacu respons pada semua
kolinoseptor dalam tubuh , baik reseptor muskarinik maupun nikotinik dari
sistem saraf otonom, demikian pula pada sambungan neuromuskular dan otak
a. Fisostigmin
Adalah suatu alkaloid (senyawa nitrogen yang terdapat dalam
tumbuhan) yang merupakan amin tersier.
Obat ini merupakan substrat untuk asetilkolinesterase dan
membentuk senyawa perantara enzim-substrat yang relatif stabil
yang berfungsi menginaktifkan secara reversibel
asetilkolinesterase
Obat ini meningkatkan gerakan usus dan kandung kemih,
sehingga berkhasiat untuk mengobati kelumpuhan kedua organ
tersebut
b. Neostigmin
Suatu senyawa sintetik yang dapat menghambat
asetilkolinesterase secara reversibel seperti fisostigmin, tetapi
tidak seperti fisostigmin, obat ini lebih polar dan oleh sebab
itu tidak dapat masuk ke dalam SSP.
c. Piridostigmin
d. Ednofonium
e. Isoflurofat
Antagonis kolinergik
Tinjauan umum
Antagonis kolinergik (penyekat kolinergik, obat
antikolinergik) mengikat kolinoseptor tetapi tidak memacu
efek intraseluler diperantarai reseptor seperti lazimnya
Yang paling bermanfaat dari obat golongan ini adalah
menyekat sinaps muskarinik pada saraf parasimpatis secara
selektif.
Oleh karena itu, efek persarafan parasimpatis menjadi
terganggu dan kerja pacu simpatis muncul tanpa imbangan.
Kelompok kedua obat ini, menyekat ganglionik, nampaknya
lebih menyekat reseptor nikotinik pada ganglia simpatis dan
parasimpatis
Keluarga ketiga senyawa ini, obat penyekat neuromuskular,
mengganggu transmisi impuls eferen yang menuju otot
rangka
Ringkasan antagonis kolinergik
a. Obat antimuskarinik
Obat golongan ini seperti atropin dan skopolamin bekerja
menyekat reseptor muskarinik yang menyebabkan hambatan
semua fungsi muskarinik
Bertentangan dengan obat agonis kolinergik yang kegunaan
terapeutiknya terbatas, maka obat penyekat kolinergik ini
sangat menguntungkan dalam sejumlah besar situasi klinis
Obat-obat antimuskarinik : atropin, ipratropium, skopolamin
Kompetisi atropin dan skopolamin dengan
asetilkolin untuk reseptor muskarinik
b. Obat penyekat ganglionik
Penyekat ganglionik ini secara spesifik bekerja terhadap reseptor
nikotinik, barangkali dengan menyekat kanal ion ganglia otonom
Obat ini menunjukkan tidak adanya selektivitas terhadap ganglia
simpatis maupun parasimpatis dan tidak efektif sebagai antagonis
neuromuskular
Oleh karena itu, obat ini menghentikan semua keluaran sistem
saraf otonom pada reseptor nikotinik
Respon yang teramati memang kompleks dan sulit diduga,
sehingga tidak mudah memperoleh kerja yang selektif
Dengan demikian penyekat ganglionik sangat jarang
digunakan untuk maksud terapi saat ini, hanya digunakan
sebagai alat dalam eksperiment farmakologi
Obat-obat golongan penyekat ganglionik : nikotin,
trimetafan, mekamilamin
c. Obat penyekat neuromuskular
Obat ini menyekat transmisi kolinergik antara ujung saraf motor
dengan reseptor nikotinik pada cekungan neuromuskular otot
rangka
Penyekat neuromuskular bermanfaat secara klinik selama operasi
guna melemaskan otot secara sempurna tanpa memperbanyak obat
anastesi yang sebanding dalam melemaskan otot.
Obat-obat penyekat neuromskular : atrakurium, doksakurium,
metokurin, mivakurium, pankuronium, piperkuronium,
rokuronium, suksinilkolin, tubokurarin, vekuronium
Daerah kerja antagonis kolinergik
Gambar ringkasan antagonis
kolinergik
Terima kasih

More Related Content

What's hot

79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsaEka Selvina
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotikrula25
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamurfikri asyura
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 

What's hot (20)

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 

Similar to (3) obat obat kolinergik

PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxPERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxGirlyRisma1306
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaNur Hajriya
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonomputerinadiamuhaliza
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfYonetaSrangenge1
 
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)Ariiq Azmi RS
 
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptx
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptxfdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptx
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptxssuser861050
 
Miotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumMiotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumFadhol Romdhoni
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxelly394769
 
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxkelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxBellaYunia1
 
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bMakalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bmonalisa darwis zainab.M
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiCatatan Medis
 
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhFisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhAyang Ayg
 
Sistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada ManusiaSistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada ManusiaHudaya Sumeri
 

Similar to (3) obat obat kolinergik (20)

PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptxPERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx
 
Gol
GolGol
Gol
 
Ppt ans
Ppt ansPpt ans
Ppt ans
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 
Obat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglionObat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglion
 
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdfFARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
FARMAKOLOGI SISTEM SYARAF OTONOM.pdf
 
Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
 
Obat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonomObat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonom
 
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptx
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptxfdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptx
fdokumen.com_obat-sistem-saraf-otonom-ppt.pptx
 
Miotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikumMiotikum dan midriatikum
Miotikum dan midriatikum
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxkelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
 
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bMakalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
 
C9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik FarmakologiC9 Autonomik Farmakologi
C9 Autonomik Farmakologi
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuhFisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
Fisiologi refleks, gerak dan postur tubuh
 
Sistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada ManusiaSistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada Manusia
 

Recently uploaded

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

(3) obat obat kolinergik

  • 1. OBAT-OBAT KOLINERGIK (AGONIS KOLINERGIK DAN ANTAGONIS KOLINERGIK)
  • 2. SINONIM Agonis kolinergik ═ Obat parasimpatis ═ Agonis parasimpatis ═ Parasimpatomimetik ═ Kolinomimetik Antagonis kolinergik ═ Obat antiparasimpatis ═ Antagonis parasimpatis ═ Parasimpatolitik ═ Penghambat kolinergik ═ Kolinolitik
  • 3. Obat-obat kolinergik ═Obat parasimpatis ═Agonis parasimpatis ═Parasimpatomimetik ═Kolinomimetik
  • 4. Tinjauan Umum Obat-obat yang mempengaruhi sistem saraf otonom : 1. Obat-obat kolinergik bekerja terhadap reseptor yang diaktifkan oleh asetilkolin 2. Obat-obat adrenergik bekerja terhadap reseptor yang dipacu oleh norepinefrin atau epinefrin Obat kolinergik dan adrenergik bekerja dengan memacu atau menyekat neuron dalam sistem saraf otonom
  • 5.
  • 6. Neuron Kolinergik Serabut preganglionik yang berakhir pada medula adrenalis, ganglia otonom (simpatis dan parasimpatis), dan serabut pasca ganglionik dari divisi parasimpatis menggunakan asetilkolin sebagai suatu neurotransmitter Neuron kolinergik mempersarafi otot volunter dari sistem somatik dan dijumpai pula dalam sistem saraf pusat (SSP)
  • 7. Gambar daerah kerja agonis kolinergik pada sistem saraf somatik dan atonomik
  • 8. Neurotransmisi pada neuron kolinergik Meliputi 6 tahap : 1. Sintesis 2. Penyimpanan 3. Pelepasan 4. Ikatan asetilkolin pada satu reseptor 5. Penghancuran oleh neurotrasmitter dalam celah sinaptik (yaitu ruangan antara akhiran saraf dan kumpulan reseptor yang terletak pada saraf atau organ efektor) 6. Daur ulang kolin
  • 9. 1. Sintesis asetilkolin Kolin diangkut dari cairan ekstrasel ke dalam sitoplasma neuron kolinergik oleh suatu sistem pembawa yang bersamaan dengan masuknya natrium dan dapat dihambat oleh obat hemikolinium. Enzim kolin asetiltransferase (CAT) mengkatalisis reaksi kolin dengan asetil CoA untuk membentuk asetilkolin dalam sitosol
  • 10. 2. Penyimpanan asetilkolin dalam vesikel Asetilkolin dikemas ke dalam vesikel-vesikel melalui suatu proses transpor aktif yang berpasangan dengan keluarnya proton dari sel. Vesikel yang matang tidak saja mengandung asetilkolin tetapi juga adenosin trifosfat dan proteoglikan. Fungsi zat terakhir ini dalam ujung neuron belum diketahui
  • 11. 3. Pelepasan asetilkolin Jika suatu potensial kerja yang dipropagasi oleh kanal bervoltase peka natrium tiba pada suatu ujung saraf, maka kanal-kanal bervoltase peka kalsium pada membran presinaptik terbuka, yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam sel. Peningkatan kadar kalsium ini memacu fusi vesikel-vesikel sinaptik dengan membran sel dan melepas kandungan asetilkolinnya ke dalam celah sinaps. Pelepasan demikian dapat dihambat oleh toksinbotulinum. Kebalikannya, racun lebah hitam justru menyebabkan pelepasan semua simpanan asetilkolin dalam sel tumpah ke dalam celah sinaptik
  • 12. 4. Ikatan pada reseptor Asetilkolin yang dilepas dari vesikel sinaptik berdifusi melewati ruangan sinaptik dan mengikat baik reseptor pasca sinaptik pada sel sasaran maupun reseptor presinaptik pada membran neuron yang melepas asetilkolin. Ikatan pada reseptor ini menimbulkan suatu respons biologi didalam sel seperti mulainya suatu impuls saraf serabut pasca ganglionik atau aktivasi sejumlah enzim tertentu didalam sel efektor sebagai perantara pada reaksi molekul “second messenger”
  • 13. 5. Penghancuran asetilkolin Sinyal pada tempat efektor pasca sambungan secepatnya diakhiri. Proses ini terjadi di dalam celah sinaptik dengan enzim asetilkolinesterase memecah asetilkolin menjadi kolin dan asetat
  • 14. 6. Daur ulang kolin Kolin mungkin ditangkap kembali melalui suatu sistem ambilan kembali berafinitas tinggi yang berpasangan dengan natrium ke dalam neuron, yang kemudian diasetilasi dan disimpan hingga dilepas lagi oleh potensial kerja berikutnya
  • 15. Gambar sintesis dan pelepasan asetilkolin dari neuron kolinergik
  • 16. Reseptor kolinergik (kolinoseptor) Berdasarkan perbedaan afinitas terhadap zat yang mampu meniru asetilkolin (ACh)  R. Muskarinik  R. Nikotinik
  • 17. Reseptor Muskarinik Afinitas kuat terhadap muskarin Afinitas lemah terhadap nikotin Terdiri dari subkelas : M1, M2, M3, M4, M5 Terdapat dlm ganglia SS perifer dan organ efektor otonom (jantung, otot polos, kel eksokrin) Lebih dominan dalam kerja kolinergik
  • 18. Reseptor Nikotinik Afinitas kuat terhadap nikotin Afinitas lemah terhadap muskarin Terdpt di SSP, medula adrenalis, ganglia otonom, dan persambungan neuromuskular Nikotin mula-2 memicu reseptor, tapi akhirnya justru menghambat
  • 19. Gambar jenis reseptor kolinergik
  • 20. Subtipe dan karakteristik kolinoseptor Subtipe Nama lain Lokasi Mekanisme M1 M1a Saraf IP3; aliran DAG M2 M2a; M2 jantung Jantung, saraf, otot polos Penghambatan prod. cAMP; aktivasi kanal K+ M3 M2b; m2 kelenjar Kelenjar, otot polos, endotel IP3; aliran DAG M4’ SSP ?? Penghambatan prod. cAMP M5’ SSP ?? IP3; aliran DAG NM Tipe otot, endplate receptor Sambungan neuromuskular otot skelet Depolarisasi kanal Na+ dan K+ NN Tipe neuronal, reseptor ganglion Badan sel pascaganglion Depolarisasi kanal Na+ dan K+
  • 21. Obat kolinergik 1. Gol ester kolin 2. Gol antikolinesterase 3. Gol alkaloid tumbuhan 4. Gol lain-2
  • 22. Obat agonis kolinergik Agonis kolinergik A. Kerja langsung (asetilkolin, betanekol,karbakol,pilokarpin) B. Kerja tak langsung = antikolinesterase (ednofonium, neostigmin, fisostigmin, piridostigmin, ekotiofat, isoflurofat)
  • 23. A. Agonis kolinergik bekerja langsung Agonis kolinergik meniru efek asetilkolin dengan cara berikatan langsung pada kolinoseptor Obat ini adalah ester sintetik kolin seperti karbakol dan betanekol atau alkaloid alam seperti pilokarpin Semua obat kolinergik yang bekerja langsung mempunyai masa kerja lebih lama dibanding asetilkolin Sangat bermanfaat bagi terapi adalah pilokarpin dan betanekol lebih mudah terikat dengan reseptor muskarinik (dikenal sebagai obat muskarinik)
  • 25. a. asetilkolin Suatu amonium kuartener yang tidak mampu menembus membran Walaupun sebagai suatu neurotransmitter saraf parasimpatis dan kolinergik, namun dalam beberapa terapi zat ini kurang penting karena beragam kerjanya dan sangat cepat di-inaktifasi oleh asetilkolinnesterase Kerjanya termasuk : menurunkan denyut jantung dan curah jantung (I.V), vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah (walaupun tidak ada persarafan parasimpatis dipembuluh darah, tetapi ada reseptor kolinergik yang terletak pada pembuluh darah yang akan bereaksi dan menyebabkan vasodilatasi)
  • 26. Lanjutan asetil kolin Efek CV  Efek nyata hanya pada pemberian i.v. dosis besar  Pemberian cara lain tidk beri efek karena cpt dihidrolisis oleh kolinesterase  Vasodilatasi kapiler, td turun disertai bradikardi dan bbrp kelainan EKG Efek lain  Sekresi saliva meningkat serta gerak peristaltik  Sekresi bronkial dipacu  Saluran uriner, tonus detrusor urin terpacu  Kontraksi otot siliaris mata terpacu utk lihat dekat, konstriksi pupil, timbul miosis
  • 27. b. betanekol  Mempunyai struktur yang berkaitan dengan asetilkolin  Kerja nikotik kecil atau tidak ada samasekali tetap kerja muskariniknya sangat kuat  Kerja utamanya adalah terhadap otot polos, kandung kemih dan saluran cerna  Masa kerjanya berlangsung sekitar 1 jam  Betanekol memacu langsung reseptor muskarinik, sehingga tonus dan motilitas usus meningkat, memacu otot detrusor kandung kemih dan sfingter kemih melemas, sehingga uruin terpancar keluar  Dapat menimbulkanpacuan kolinergik umum termasuk berkeringat, salivasi, kemerahan, penurunan tekanan darah, mual, nyeri abdomen, diare dan bronkopasme
  • 28. Beberapa efek samping obat kolinergik
  • 29. c. Karbakol Bekerja sebagai muskarinik maupun nikotinik Karbakol berefek sangat kuat terhadap sistem kardiovaskular dan sistem pencernaan karena aktivitas pacu gangglionnya dan mungkin tahap awalnya memacu dan kemudian mendepresi sistem tersebut Karena potensi tinggi dan masa kerja yang relatif lama, maka obat ini jarang digunakan untuk maksud terapi, terkecuali pada mata sebagai obat miotikum untuk menyebabkan kontraksi pupil dan turunnya tekanan dalam bola mata Efek samping kecil atau tidak ada sama sekali untuk dosis oftalmologi
  • 30. d. Pilokarpin  Suatu amin tersier dan stabil dari hidrolisis oleh asetilkolinesterase  Dibandingankan dengan asetilkolin dan turunannya, senyawa ini ternyata sangat lemah  Pilokarpin menunjukkan aktivitas muskarinik dan terutama digunakan untuk oftalmologi  Penggunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan miosis dengan cepat dan kontraksi otot siliaris (efek yang berlawanan dengan atropin, suatu penyekat muskarinik pada mata)  Pilokarpin adalah obat terpilih dalam keadaan gawat yang dapat menurunkan tekanan bola mata pada glaukoma  Pilokarpin dapat mencapai otak dan menimbulkan gangguan ssp. Obat ini merangsang keringat dan salivasi berlebihan
  • 31. Kerja pilokarpin dan atropin pada otot iris dan siliaris mata
  • 32. B. Antikolinesterase Asetilkolinesterase adalah enzim yang khusus memecah asetilkolin menjadi asetat dan kolin Obat penyekat asetilkolinesterase secara tidak langsung bekerja sebagai kolinergik dengan memperpanjang keberadaan asetilkolin endogen yang dilepas oleh ujung saraf kolinergik. Keadaan ini menimbulkan penumpukan asetilkolin dalam ruangan sinaptik Obat penyekat asetilkolinesterase mampu memacu respons pada semua kolinoseptor dalam tubuh , baik reseptor muskarinik maupun nikotinik dari sistem saraf otonom, demikian pula pada sambungan neuromuskular dan otak
  • 33. a. Fisostigmin Adalah suatu alkaloid (senyawa nitrogen yang terdapat dalam tumbuhan) yang merupakan amin tersier. Obat ini merupakan substrat untuk asetilkolinesterase dan membentuk senyawa perantara enzim-substrat yang relatif stabil yang berfungsi menginaktifkan secara reversibel asetilkolinesterase Obat ini meningkatkan gerakan usus dan kandung kemih, sehingga berkhasiat untuk mengobati kelumpuhan kedua organ tersebut
  • 34. b. Neostigmin Suatu senyawa sintetik yang dapat menghambat asetilkolinesterase secara reversibel seperti fisostigmin, tetapi tidak seperti fisostigmin, obat ini lebih polar dan oleh sebab itu tidak dapat masuk ke dalam SSP.
  • 37. Tinjauan umum Antagonis kolinergik (penyekat kolinergik, obat antikolinergik) mengikat kolinoseptor tetapi tidak memacu efek intraseluler diperantarai reseptor seperti lazimnya Yang paling bermanfaat dari obat golongan ini adalah menyekat sinaps muskarinik pada saraf parasimpatis secara selektif. Oleh karena itu, efek persarafan parasimpatis menjadi terganggu dan kerja pacu simpatis muncul tanpa imbangan.
  • 38. Kelompok kedua obat ini, menyekat ganglionik, nampaknya lebih menyekat reseptor nikotinik pada ganglia simpatis dan parasimpatis Keluarga ketiga senyawa ini, obat penyekat neuromuskular, mengganggu transmisi impuls eferen yang menuju otot rangka
  • 40. a. Obat antimuskarinik Obat golongan ini seperti atropin dan skopolamin bekerja menyekat reseptor muskarinik yang menyebabkan hambatan semua fungsi muskarinik Bertentangan dengan obat agonis kolinergik yang kegunaan terapeutiknya terbatas, maka obat penyekat kolinergik ini sangat menguntungkan dalam sejumlah besar situasi klinis Obat-obat antimuskarinik : atropin, ipratropium, skopolamin
  • 41. Kompetisi atropin dan skopolamin dengan asetilkolin untuk reseptor muskarinik
  • 42. b. Obat penyekat ganglionik Penyekat ganglionik ini secara spesifik bekerja terhadap reseptor nikotinik, barangkali dengan menyekat kanal ion ganglia otonom Obat ini menunjukkan tidak adanya selektivitas terhadap ganglia simpatis maupun parasimpatis dan tidak efektif sebagai antagonis neuromuskular Oleh karena itu, obat ini menghentikan semua keluaran sistem saraf otonom pada reseptor nikotinik Respon yang teramati memang kompleks dan sulit diduga, sehingga tidak mudah memperoleh kerja yang selektif
  • 43. Dengan demikian penyekat ganglionik sangat jarang digunakan untuk maksud terapi saat ini, hanya digunakan sebagai alat dalam eksperiment farmakologi Obat-obat golongan penyekat ganglionik : nikotin, trimetafan, mekamilamin
  • 44. c. Obat penyekat neuromuskular Obat ini menyekat transmisi kolinergik antara ujung saraf motor dengan reseptor nikotinik pada cekungan neuromuskular otot rangka Penyekat neuromuskular bermanfaat secara klinik selama operasi guna melemaskan otot secara sempurna tanpa memperbanyak obat anastesi yang sebanding dalam melemaskan otot. Obat-obat penyekat neuromskular : atrakurium, doksakurium, metokurin, mivakurium, pankuronium, piperkuronium, rokuronium, suksinilkolin, tubokurarin, vekuronium