SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Cara Perhitungan
Waris, ‘Aul dan
Radd
FIQH MAWARIS
UNIVERSITAS GUNADARMA
Langkah-Langkah Perhitungan Waris
KETAHUI TERLEBIH DAHULU MANA YANG MAHJUB,
MANA YANG MENJADI ‘ASABAH DAN MANA YANG
MENDAPATKAN BAGIAN TERTENTU.
TENTUKAN BAGIAN MASING-MASING AHLI WARIS MENCARI ASAL MASALAH (AM) DARI BAGIAN YANG
TELAH ADA
Contoh Kasus
 Seseorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris:
1. Suami
2. Kakek
3. Bapak
4. Saudara Laki-laki
5. Anak Perempuan
6. Anak Laki-laki
Berapa bagian masing-masing ahli waris?????
Langkah Penyelesaian
Langkah Pertama
1. Kakek mahjub oleh Bapak
2. Saudara Laki-laki mahjub oleh bapak dan anak laki-laki
Langkah ke dua
1. Suami, mendapat bagian ¼ karena ada anak
2. Bapak, mendapat bagian 1/6 karena ada anak
3. Anak Perempuan, sebagai ‘asabah bilghoiri
4. Anak Laki-laki, sebagai ‘asabah binnafsi
Langkah Penyelesaian
Langkah ke tiga; mencari asal masalah (AM) dari bagian yg telah ada yaitu: ¼ dan 1/6.
Pencarian asal masalah (AM) tidak jauh dari empat kemungkinan berikut ini:
1. Tamasul; yaitu angka-angka yg ada pada bagian tersebut penyebutnya sama. Contoh: ½ dan
maka AMnya adalah 2. jika angkanya adalah ¼ dan ¼ maka AMnya adalah 4.
2. Tawafuq; yaitu jika angka-angka yg penyebutnya kecil jika dikalikan dua, akan sama dengan
angka penyebutnya yang besar. Contoh: ½ dan ¼ maka AMnya adalah 4. jika angkanya 1/3
dan 1/6 maka AMnya adalah 6.
Langkah Penyelesaian
3. Tadakhul; yaitu angka-angka yg penyebutnya besar tidak sama, dan yang penyebutnya kecil
kalua dikalikan tidak sama dengan angka yg penyebutnya besar. Maka kedua angka penyebut
tersebut salah satunya dibagi dua kemudian dikalikan dengan penyebut lainnya. Contoh: 1/6
dan 1/8 maka AMnya adalah 24, hasil perkalian antara 6 x 4 atau 8 x 3. atau ¼ dan 1/6 AMnya
Langkah Penyelesaian
Cara yang kedua adalah dengan menentukan Kelipatan Persekutuan terKecil (KPK) yaitu dengan
mencari bilangan yang bisa dibagi oleh beberapa penyebut yang ada dalam hitungan. Contoh:
jika bilangan yg ada pada suatu pembagian waris adalah ½, 1/3, 1/6 dan 1/8 maka KPK yg bisa
dibagi antara beberapa penyebut tersebut adalah 24.
Dengan sistem KPK di atas, maka dapat diketahui bahwa bagian ¼ dan 1/6 AMnya adalah 12 dan
atau dinamakan tadakhul jika menggunakan cara yang pertama.
ASAL MASALAH 12 (AM=12)
1. Suami ¼ x 12 = 3
2. Bapak 1/6 x 12 = 2
3. Anak Laki-laki Asabah 7 (untuk anak laki-laki dan perempuan)
4. Anak Perempuan Asabah
Maka dapat diketahui bahwa bagian suami 3, bapak 2 dan bagian anak 7 yg selanjutnya dibagi
tiga dengan ketentuan bagian laki-laki sama dengan dua bagian perempuan atau 2 bagian untuk
laki-laki dan 1 bagian untuk anak perempuan.
Jika harta peninggalan mayit itu Rp. 72.000.000,- maka bagian masing-masing adalah sebagai
berikut:
Suami 3/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 18.000.000,-
Bapak 2/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 12.000.000,-
Anak laki-laki 7/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 14.000.000,-
Anak Perempuan
Bagian anak laki-laki dan perempuan (Rp. 14.000.000,-) dibagi 3 dengan asumsi kaidah 2:1. Maka
anak laki-laki mendapatkan Rp. 9.400.000 (pembulatan) sedangkan anak perempuan Rp.
4.600.000 (pembulatan)
‘Aul dan Radd
Secara Bahasa ‘aul memiliki banyak arti, diantaranya: mengeraskan suara dalam menangis,
menunjukkan, meminta bantuan, memberi nafkah kepada keluarga, condong, melebihi batas.
Adapun dalam ilmu mawaris adalah jumlah bagian ahli waris lebih banyak dari asal
masalahnya. Maka, asalah masalahnya harus diganti atau diubah. Dengan demikian, jika jumlah
bagian yang akan diterima ahli waris lebih banyak dari asal masalah, maka secara otomatis
bagian yang akan diterima oleh ahli waris menjadi berkurang.
Para pakar ilmu mawaris menegaskan bahwa permasalahan ‘aul hanya akan terjadi pada
masalah 6, 12 dan 24. Maka, selain asal masalah tersebut (yaitu: 2,3,4,8), tidak akan terjadi ‘aul.
Namun demikian, masalah ‘aul tidak harus terjadi pada asal masalah di atas.
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
1. Asal Masalah 6
a. ‘Aul 7; asal masalah ini bisa ‘aul menjadi 7,8,9 dan 10.
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ½ x 6 = 3, 3/7 x harta
2 saudara perempuan sebapak 2/3 x 6 = 4, 4/7 x harta
Maka dengan demikian pada kasus ini asal masalah yg awalnya 6 akan menjadi 7.
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
1. Asal Masalah 6
b. ‘Aul 8;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ½ x 6 = 3, 3/8 x harta
Ibu 1/3 x 6 = 2, 2/8 x harta
Saudara Pr kandung ½ x 6 = 3, 3/8 x harta
Kasus ini dinamakan mubahalah yg berarti saling melaknat. Karena Ketika sahabat ibn Abbas
menyelesaikan kasus di atas sesuai cara tsb ditentang oleh para sahabat yg berselisih dengannya.
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
1. Asal Masalah 6
c. ‘Aul 9;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ½ x 6 = 3, 3/9 x harta
2 Saudara Pr kandung 2/3 x 6 = 4, 4/9 x harta
2 Saudara Pr seibu 1/3 x 6 = 2, 2/9 x harta
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
1. Asal Masalah 6
d. ‘Aul 10;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ½ x 6 = 3, 3/10 x harta
2 Saudara Pr kandung 2/3 x 6 = 4, 4/10 x harta
2 Saudara Pr seibu 1/3 x 6 = 2, 2/10 x harta
Ibu 1/6 x 6 = 1, 1/10 x harta
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
2. Asal Masalah 12
a. ‘Aul 13;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ¼ x 12 = 3, 3/13 x harta
Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/13 x harta
2 anak Perempuan 2/3 x 12 = 8, 8/13 x harta
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
2. Asal Masalah 12
b. ‘Aul 15;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ¼ x 12 = 3, 3/15 x harta
Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/15 x harta
Bapak 1/6 x 12 = 2, 2/15 x harta
2 anak Perempuan 2/3 x 12 = 8, 8/15 x harta
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
2. Asal Masalah 12
c. ‘Aul 17;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
3 Istri ¼ x 12 = 3, 3/17 x harta
2 Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/17 x harta
4 Saudara PR seibu 1/3 x 12 = 4, 4/17 x harta
8 Saudara PR kandung 2/3 x 12 = 8, 8/17 x harta
Masalah ini dinamakan masalah ummu al aramil (ibu bagi para janda) karena semua ahli waris adalah
perempuan yg pada umumnya adalah janda.
Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi
asal masalah.
3. Asal Masalah 24 ‘Aul 27;
Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Istri 1/8 x 24 = 3, 3/27 x harta
Ibu 1/6 x 24 = 4, 4/27 x harta
Bapak 1/6 x 24 = 4, 4/27 x harta
2 anak perempuan 2/3 x 24 = 16, 16/27 x harta
Masalah ini dinamakan masalah mimbariyah karena masalah ini dijawab oleh sahabat Ali ibn Abi
Thalib secara spontan Ketika khutbah di mimbar masjid kuffah.
RADD
Radd merupakan kebalikan dari ‘Aul yang menurut istilah ilmu waris diartikan sebagai keadaan
dimana jumlah seluruh bagian yang diterima ahli waris lebih kecil dari asal masalahnya. Dengan
demikian, setelah ahli waris menerima bagiannya masing-masing, akan ada sisa harta belum
dibagikan. Hal ini tentunya jika tidak ada ahli waris ‘asabah.
Solusinya adalah harta waris sisa tersebut dibagikan harta sisa kepada ahli waris kepada seluruh
ahli waris yg ada selain suami atau istri. Maka, suami atau istri tdk akan menerima sisa harta
tersebut dan masalah ini dinamakan masalah zaujiyyah.
Radd
Kelompok Pertama Kelompok Kedua
Sisa harta tersebut harus diberikan ke Baitul Maal
dan tidak diberikan kepada zawi al furud dengan
jalan radd.
Pendapat ini diungkapkan oleh Zaid ibn Tsabit, Imam
Imam Malik, dan Imam Syafi’i.
Menurut pendapat kuat dalam mazhab Maliki dan
fatwa ulama mutaakhirin mazhab Syafi’I
menegaskan jika Baitul Maal tidak berjalan
semestinya, harta dibagikan kepada ahli waris
dengan jalan radd kepada zawi al furud selain suami
atau istri.
Menurut mereka bagian-bagian waris telah
dijelaskan dlm Al Qur’an dan Hadits, maka tidak
boleh menambah nambah bagian tanpa dalil
Radd
Kasus radd dibagi menjadi dua. Pertama Radd tanpa suami atau istri dan kedua radd yang
didalamnya ada ahli waris suami atau istri.
Contoh dari bagian pertama adalah:
1. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Nenek 1/6 menjadi ½ x harta
Saudara seibu 1/6 menjadi ½ x harta
AMnya (KPK) 6, namun karena dua orang itu sama bagiannya, maka dijadikan AMnya 2.
Radd
Contoh dari bagian pertama adalah:
2. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Ibu 1/6 x 6 = 1
Anak Perempuan ½ x 6 = 3
AMnya (KPK) 6, namun karena jumlah bagian mereka 4 dan tidak ada salah satu dari suami atau
istri, maka Amnya diganti menjadi 4.
Ibu 1/6 x 6 = 1, ¼ x harta
Anak Perempuan ½ x 6 = 3, ¾ x harta
Radd
Contoh dari bagian kedua adalah:
1. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Suami ½ x 6 = 3
Ibu 1/3 x 6 = 2
AMnya (KPK) 6, namun karena jumlah bagian mereka 5, maka sisa satu bagian ini hanya
diberikan kepada ibu. Maka penyelesaiannya adalah:
Suami ½ x 6 = 3, 3/6 x harta
Ibu 1/3 x 6 = 2 + 1, 3/6 x harta
Radd
Contoh dari bagian kedua adalah:
2. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris:
Istri ¼
Ibu 1/6
2 saudara laki-laki seibu 1/3
Untuk lebih mudahnya bagian istri kalikan dengan harta yang ada. Kemudian ahli waris yg lain dibuat asal masalah baru dan dikali dengan
sisa harta setelah dibagikan kepada istri. Jika hartanya Rp. 360.000.000,- maka penyelesaiannya adalah:
Istri ¼ x Rp. 360.000.000 = Rp. 90.000.000,- dan sisanya adalah Rp. 270.000.000,-. Harta tersebut dibagi kpd ibu dan 2 saudara laki-laki
seibu dengan asal masalah baru
Ibu 1/6 x 6 = 1, 1/3 x Rp. 270.000.000.- = Rp. 90.000.000,-
2 saudara laki-laki seibu 1/3 x 6 = 2, 2/3 x Rp. 270.000.000.- = Rp. 180.000.000,-

More Related Content

What's hot

Kebaikan dan keburukan poligami
Kebaikan dan keburukan poligamiKebaikan dan keburukan poligami
Kebaikan dan keburukan poligami
abidinzaenal420
 
39717406 brosur-tpa-diniyah
39717406 brosur-tpa-diniyah39717406 brosur-tpa-diniyah
39717406 brosur-tpa-diniyah
Muhammad Alfian
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Marhamah Saleh
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
UIN Alaluddin Makassar
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

Introduction to ISB653
Introduction to ISB653Introduction to ISB653
Introduction to ISB653
 
Kebaikan dan keburukan poligami
Kebaikan dan keburukan poligamiKebaikan dan keburukan poligami
Kebaikan dan keburukan poligami
 
Liberalisme
LiberalismeLiberalisme
Liberalisme
 
Slide sadd al dzar'i
Slide sadd al dzar'iSlide sadd al dzar'i
Slide sadd al dzar'i
 
Bay tawarruq
Bay tawarruqBay tawarruq
Bay tawarruq
 
Hiwalah - pemindahan hutang
Hiwalah - pemindahan hutangHiwalah - pemindahan hutang
Hiwalah - pemindahan hutang
 
39717406 brosur-tpa-diniyah
39717406 brosur-tpa-diniyah39717406 brosur-tpa-diniyah
39717406 brosur-tpa-diniyah
 
Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8Tarikh tasyrik 8
Tarikh tasyrik 8
 
Asabah
AsabahAsabah
Asabah
 
Pengurusanjenazahpowerpoint 140227053638-phpapp02
Pengurusanjenazahpowerpoint 140227053638-phpapp02Pengurusanjenazahpowerpoint 140227053638-phpapp02
Pengurusanjenazahpowerpoint 140227053638-phpapp02
 
Muhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihMuhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabih
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
 
72 Hadis Mengenai Nafkah
72 Hadis Mengenai Nafkah72 Hadis Mengenai Nafkah
72 Hadis Mengenai Nafkah
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Bahasa arab 03 kata nama am
Bahasa arab 03 kata nama amBahasa arab 03 kata nama am
Bahasa arab 03 kata nama am
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
 
PEMBAHAGIAAN HARTA PUSAKA
PEMBAHAGIAAN HARTA PUSAKAPEMBAHAGIAAN HARTA PUSAKA
PEMBAHAGIAAN HARTA PUSAKA
 
Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2
 

Similar to Fiqh Mawaris

Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
umifathur
 

Similar to Fiqh Mawaris (12)

Presentation 4.pdf
Presentation 4.pdfPresentation 4.pdf
Presentation 4.pdf
 
Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)
 
Allah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptxAllah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptx
 
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARISMASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Bab 1 saya
Bab 1 sayaBab 1 saya
Bab 1 saya
 
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
 
Waris islam aul dan radd
Waris islam    aul dan raddWaris islam    aul dan radd
Waris islam aul dan radd
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
PERMASALAHAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS
PERMASALAHAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISPERMASALAHAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS
PERMASALAHAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS
 

More from Maulana Syarif Hidayatullah

More from Maulana Syarif Hidayatullah (20)

Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Metode observasi dalam Riset Pemasaran
Metode observasi dalam Riset PemasaranMetode observasi dalam Riset Pemasaran
Metode observasi dalam Riset Pemasaran
 
Tm 7
Tm 7Tm 7
Tm 7
 
Tm 6
Tm 6Tm 6
Tm 6
 
Tm 5
Tm 5Tm 5
Tm 5
 
Tm 4
Tm 4Tm 4
Tm 4
 
Tm 3
Tm 3Tm 3
Tm 3
 
Tm 2
Tm 2Tm 2
Tm 2
 
Mewujudkan layanan prima
Mewujudkan layanan primaMewujudkan layanan prima
Mewujudkan layanan prima
 
Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan BisnisStudi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis
 
Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan BisnisStudi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis
 

Fiqh Mawaris

  • 1. Cara Perhitungan Waris, ‘Aul dan Radd FIQH MAWARIS UNIVERSITAS GUNADARMA
  • 2. Langkah-Langkah Perhitungan Waris KETAHUI TERLEBIH DAHULU MANA YANG MAHJUB, MANA YANG MENJADI ‘ASABAH DAN MANA YANG MENDAPATKAN BAGIAN TERTENTU. TENTUKAN BAGIAN MASING-MASING AHLI WARIS MENCARI ASAL MASALAH (AM) DARI BAGIAN YANG TELAH ADA
  • 3. Contoh Kasus  Seseorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris: 1. Suami 2. Kakek 3. Bapak 4. Saudara Laki-laki 5. Anak Perempuan 6. Anak Laki-laki Berapa bagian masing-masing ahli waris?????
  • 4. Langkah Penyelesaian Langkah Pertama 1. Kakek mahjub oleh Bapak 2. Saudara Laki-laki mahjub oleh bapak dan anak laki-laki Langkah ke dua 1. Suami, mendapat bagian ¼ karena ada anak 2. Bapak, mendapat bagian 1/6 karena ada anak 3. Anak Perempuan, sebagai ‘asabah bilghoiri 4. Anak Laki-laki, sebagai ‘asabah binnafsi
  • 5. Langkah Penyelesaian Langkah ke tiga; mencari asal masalah (AM) dari bagian yg telah ada yaitu: ¼ dan 1/6. Pencarian asal masalah (AM) tidak jauh dari empat kemungkinan berikut ini: 1. Tamasul; yaitu angka-angka yg ada pada bagian tersebut penyebutnya sama. Contoh: ½ dan maka AMnya adalah 2. jika angkanya adalah ¼ dan ¼ maka AMnya adalah 4. 2. Tawafuq; yaitu jika angka-angka yg penyebutnya kecil jika dikalikan dua, akan sama dengan angka penyebutnya yang besar. Contoh: ½ dan ¼ maka AMnya adalah 4. jika angkanya 1/3 dan 1/6 maka AMnya adalah 6.
  • 6. Langkah Penyelesaian 3. Tadakhul; yaitu angka-angka yg penyebutnya besar tidak sama, dan yang penyebutnya kecil kalua dikalikan tidak sama dengan angka yg penyebutnya besar. Maka kedua angka penyebut tersebut salah satunya dibagi dua kemudian dikalikan dengan penyebut lainnya. Contoh: 1/6 dan 1/8 maka AMnya adalah 24, hasil perkalian antara 6 x 4 atau 8 x 3. atau ¼ dan 1/6 AMnya
  • 7. Langkah Penyelesaian Cara yang kedua adalah dengan menentukan Kelipatan Persekutuan terKecil (KPK) yaitu dengan mencari bilangan yang bisa dibagi oleh beberapa penyebut yang ada dalam hitungan. Contoh: jika bilangan yg ada pada suatu pembagian waris adalah ½, 1/3, 1/6 dan 1/8 maka KPK yg bisa dibagi antara beberapa penyebut tersebut adalah 24. Dengan sistem KPK di atas, maka dapat diketahui bahwa bagian ¼ dan 1/6 AMnya adalah 12 dan atau dinamakan tadakhul jika menggunakan cara yang pertama.
  • 8. ASAL MASALAH 12 (AM=12) 1. Suami ¼ x 12 = 3 2. Bapak 1/6 x 12 = 2 3. Anak Laki-laki Asabah 7 (untuk anak laki-laki dan perempuan) 4. Anak Perempuan Asabah Maka dapat diketahui bahwa bagian suami 3, bapak 2 dan bagian anak 7 yg selanjutnya dibagi tiga dengan ketentuan bagian laki-laki sama dengan dua bagian perempuan atau 2 bagian untuk laki-laki dan 1 bagian untuk anak perempuan.
  • 9. Jika harta peninggalan mayit itu Rp. 72.000.000,- maka bagian masing-masing adalah sebagai berikut: Suami 3/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 18.000.000,- Bapak 2/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 12.000.000,- Anak laki-laki 7/12 x Rp. 72.000.000,- = Rp. 14.000.000,- Anak Perempuan Bagian anak laki-laki dan perempuan (Rp. 14.000.000,-) dibagi 3 dengan asumsi kaidah 2:1. Maka anak laki-laki mendapatkan Rp. 9.400.000 (pembulatan) sedangkan anak perempuan Rp. 4.600.000 (pembulatan)
  • 10. ‘Aul dan Radd Secara Bahasa ‘aul memiliki banyak arti, diantaranya: mengeraskan suara dalam menangis, menunjukkan, meminta bantuan, memberi nafkah kepada keluarga, condong, melebihi batas. Adapun dalam ilmu mawaris adalah jumlah bagian ahli waris lebih banyak dari asal masalahnya. Maka, asalah masalahnya harus diganti atau diubah. Dengan demikian, jika jumlah bagian yang akan diterima ahli waris lebih banyak dari asal masalah, maka secara otomatis bagian yang akan diterima oleh ahli waris menjadi berkurang. Para pakar ilmu mawaris menegaskan bahwa permasalahan ‘aul hanya akan terjadi pada masalah 6, 12 dan 24. Maka, selain asal masalah tersebut (yaitu: 2,3,4,8), tidak akan terjadi ‘aul. Namun demikian, masalah ‘aul tidak harus terjadi pada asal masalah di atas.
  • 11. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 1. Asal Masalah 6 a. ‘Aul 7; asal masalah ini bisa ‘aul menjadi 7,8,9 dan 10. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ½ x 6 = 3, 3/7 x harta 2 saudara perempuan sebapak 2/3 x 6 = 4, 4/7 x harta Maka dengan demikian pada kasus ini asal masalah yg awalnya 6 akan menjadi 7.
  • 12. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 1. Asal Masalah 6 b. ‘Aul 8; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ½ x 6 = 3, 3/8 x harta Ibu 1/3 x 6 = 2, 2/8 x harta Saudara Pr kandung ½ x 6 = 3, 3/8 x harta Kasus ini dinamakan mubahalah yg berarti saling melaknat. Karena Ketika sahabat ibn Abbas menyelesaikan kasus di atas sesuai cara tsb ditentang oleh para sahabat yg berselisih dengannya.
  • 13. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 1. Asal Masalah 6 c. ‘Aul 9; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ½ x 6 = 3, 3/9 x harta 2 Saudara Pr kandung 2/3 x 6 = 4, 4/9 x harta 2 Saudara Pr seibu 1/3 x 6 = 2, 2/9 x harta
  • 14. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 1. Asal Masalah 6 d. ‘Aul 10; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ½ x 6 = 3, 3/10 x harta 2 Saudara Pr kandung 2/3 x 6 = 4, 4/10 x harta 2 Saudara Pr seibu 1/3 x 6 = 2, 2/10 x harta Ibu 1/6 x 6 = 1, 1/10 x harta
  • 15. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 2. Asal Masalah 12 a. ‘Aul 13; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ¼ x 12 = 3, 3/13 x harta Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/13 x harta 2 anak Perempuan 2/3 x 12 = 8, 8/13 x harta
  • 16. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 2. Asal Masalah 12 b. ‘Aul 15; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ¼ x 12 = 3, 3/15 x harta Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/15 x harta Bapak 1/6 x 12 = 2, 2/15 x harta 2 anak Perempuan 2/3 x 12 = 8, 8/15 x harta
  • 17. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 2. Asal Masalah 12 c. ‘Aul 17; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: 3 Istri ¼ x 12 = 3, 3/17 x harta 2 Ibu 1/6 x 12 = 2, 2/17 x harta 4 Saudara PR seibu 1/3 x 12 = 4, 4/17 x harta 8 Saudara PR kandung 2/3 x 12 = 8, 8/17 x harta Masalah ini dinamakan masalah ummu al aramil (ibu bagi para janda) karena semua ahli waris adalah perempuan yg pada umumnya adalah janda.
  • 18. Contoh Kasus ‘Aul sesuai dengan klasifikasi asal masalah. 3. Asal Masalah 24 ‘Aul 27; Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Istri 1/8 x 24 = 3, 3/27 x harta Ibu 1/6 x 24 = 4, 4/27 x harta Bapak 1/6 x 24 = 4, 4/27 x harta 2 anak perempuan 2/3 x 24 = 16, 16/27 x harta Masalah ini dinamakan masalah mimbariyah karena masalah ini dijawab oleh sahabat Ali ibn Abi Thalib secara spontan Ketika khutbah di mimbar masjid kuffah.
  • 19. RADD Radd merupakan kebalikan dari ‘Aul yang menurut istilah ilmu waris diartikan sebagai keadaan dimana jumlah seluruh bagian yang diterima ahli waris lebih kecil dari asal masalahnya. Dengan demikian, setelah ahli waris menerima bagiannya masing-masing, akan ada sisa harta belum dibagikan. Hal ini tentunya jika tidak ada ahli waris ‘asabah. Solusinya adalah harta waris sisa tersebut dibagikan harta sisa kepada ahli waris kepada seluruh ahli waris yg ada selain suami atau istri. Maka, suami atau istri tdk akan menerima sisa harta tersebut dan masalah ini dinamakan masalah zaujiyyah.
  • 20. Radd Kelompok Pertama Kelompok Kedua Sisa harta tersebut harus diberikan ke Baitul Maal dan tidak diberikan kepada zawi al furud dengan jalan radd. Pendapat ini diungkapkan oleh Zaid ibn Tsabit, Imam Imam Malik, dan Imam Syafi’i. Menurut pendapat kuat dalam mazhab Maliki dan fatwa ulama mutaakhirin mazhab Syafi’I menegaskan jika Baitul Maal tidak berjalan semestinya, harta dibagikan kepada ahli waris dengan jalan radd kepada zawi al furud selain suami atau istri. Menurut mereka bagian-bagian waris telah dijelaskan dlm Al Qur’an dan Hadits, maka tidak boleh menambah nambah bagian tanpa dalil
  • 21. Radd Kasus radd dibagi menjadi dua. Pertama Radd tanpa suami atau istri dan kedua radd yang didalamnya ada ahli waris suami atau istri. Contoh dari bagian pertama adalah: 1. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Nenek 1/6 menjadi ½ x harta Saudara seibu 1/6 menjadi ½ x harta AMnya (KPK) 6, namun karena dua orang itu sama bagiannya, maka dijadikan AMnya 2.
  • 22. Radd Contoh dari bagian pertama adalah: 2. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Ibu 1/6 x 6 = 1 Anak Perempuan ½ x 6 = 3 AMnya (KPK) 6, namun karena jumlah bagian mereka 4 dan tidak ada salah satu dari suami atau istri, maka Amnya diganti menjadi 4. Ibu 1/6 x 6 = 1, ¼ x harta Anak Perempuan ½ x 6 = 3, ¾ x harta
  • 23. Radd Contoh dari bagian kedua adalah: 1. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Suami ½ x 6 = 3 Ibu 1/3 x 6 = 2 AMnya (KPK) 6, namun karena jumlah bagian mereka 5, maka sisa satu bagian ini hanya diberikan kepada ibu. Maka penyelesaiannya adalah: Suami ½ x 6 = 3, 3/6 x harta Ibu 1/3 x 6 = 2 + 1, 3/6 x harta
  • 24. Radd Contoh dari bagian kedua adalah: 2. Seorang meninggal dengan meninggalkan ahli waris: Istri ¼ Ibu 1/6 2 saudara laki-laki seibu 1/3 Untuk lebih mudahnya bagian istri kalikan dengan harta yang ada. Kemudian ahli waris yg lain dibuat asal masalah baru dan dikali dengan sisa harta setelah dibagikan kepada istri. Jika hartanya Rp. 360.000.000,- maka penyelesaiannya adalah: Istri ¼ x Rp. 360.000.000 = Rp. 90.000.000,- dan sisanya adalah Rp. 270.000.000,-. Harta tersebut dibagi kpd ibu dan 2 saudara laki-laki seibu dengan asal masalah baru Ibu 1/6 x 6 = 1, 1/3 x Rp. 270.000.000.- = Rp. 90.000.000,- 2 saudara laki-laki seibu 1/3 x 6 = 2, 2/3 x Rp. 270.000.000.- = Rp. 180.000.000,-