2. PENGERTIAN MAWARIS
Mawaris adalah bentuk jamak dari kata miras yang artinya harta yang ditinggalkan oleh orang yang
meninggal dunia.
Adapun menurut istilah adalah “pengetahuan yang berkaitan dengan harta warisan dan
perhitungan untuk mengetahui kadar harta pusaka yang wajib diberikan kepada tiap orang yang
berhak”.
Ilmu mawaris disebut juga dengan Al Faraa’idh yang merupakan bentuk jamak dari fariidhoh yang
berarti bagian tertentu atau ketentuan.
4. TUJUAN
1. Agar dapat melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya
sesuai dengan ketentuan syariat islam.
2. Agar diketahui secara jelas siapa orang yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian
masing-masing.
3. Menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak terjadi perselisihan
diantara ahli waris.
QS. Annisa ayat 13-14
5. SUMBER HUKUM ILMU MAWARIS
1. AL QUR’AN, dalam surat Annisa ayat 7-12, ayat 176 dan beberapa ayat lainnya.
2. HADITS, “bagilah harta (waris) antara ahli-ahli waris menurut ketentuan kitab Allah” (HR. Muslim
dan Abu Daud)
3. IJMA dan IJTIHAD, sahabat Zaid bin Tsabit. Sahabat lainnya seperti Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi
Thalib juga berperan penting dalam pengembangan ilmu mawaris.
6. ILMU MAWARIS SEBELUM ISLAM
Pembagian harta waris sebelum Islam atau pada masa jahiliyah didasarkan pada nasab dan
kekerabatan, anak angkat dan perjanjian.
Pada masa jahiliyah, keluarga yang akan mendapatkan warisan hanya dari keluarga yang laki-laki
dan mampu untuk berperang. Maka keluarga perempuan dan anak laki-laki yang belum dewasa
tidak akan mendapatkan harta warisan. Bahkan orang perempuan seperti istri ayah atau istri
saudara dijadikan harta warisan.
7. PEMBAGIAN HARTA SEBELUM AYAT-AYAT
MAWARIS TURUN
1. Hubungan keluarga; Bapak, Paman, Saudara laki-laki, anak laki-laki dan keponakan laki-laki
2. Anak angkat atau adopsi laki-laki
3. Perjanjian setia antara dua orang laki-laki atau lebih.
4. Karena hijrah ke Madinah
5. Mu’akhah. Persaudaraan antara kaum muhajirin dan ansar yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
Ketika sampai di Madinah.