SlideShare a Scribd company logo
‘AUL, RADD DAN WARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Fiqh III
Dosen Pengampu : Ambar Hermawan, M.Ag
oleh:
Wiki Tuwi Anjarwati (2021113191)
Adi Falsafi (2021113192)
Umi Fatkhurohmah (2021113211)
Ati Utami (2021113205)
Kelompok 10
JURUSAN TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika ada seseorang meninggal yang disebut dengan pewaris
meninggalkan harta warisannya dan ahli waris, maka ahli waris harus
mendapatkan harta warisan sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Di dalam Hukum Waris Islam ada masalah-masalah kewarisan yang
diselesaikan secara khusus. Masalah-masalah khusus dalam kewarisan ini adalah
persoalan-persoalan kewarisan yang penyelesaiannya menyimpang dari
penyelesaian yang biasa, dengan kata lain pembagian harta warisan itu tidak
dilakukan sebagaimana biasanya. Masalah-masalah khusus ini timbul karena
adanya kejanggalan apabila penyelesaian pembagian harta warisan tersebut
dilakukan secara biasa. Untuk menghilangkan kejanggalan tersebut, maka
penyelesaian pembagian harta warisan itu dilakukan secara khusus.
Dalam makalah ini akan membahas tentang aul, radd yaitu ketika
pembagian harta warisan terjadi kekurangan ataupun kelebihan harta dan juga hak
warisan kakek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ‘AUL
Al-‘aul dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti, diantaranya
zalim dan menyeleweng, seperti dalam surat An-Nisa ayat 3:
“Yang demikian itu adalah lebih dekat agar kamu tidak berbuat
zalim.”(Qs. An-Nisa:3)
‘Aul juga bermakna “naik” atau irtifa’(mengangkat). Dikatakan
‘ala al-miizan bila timbangan itu naik, terangkat. Secara istilah Aul adalah
bertambahnya jumlah harta waris dari yang telah ditentukan dan
berkurangnya bagian para ahli waris.1
Pada masa Rasulullah saw. Dan kekhalifahan Abu Bakar Ash
Shiddiq peristiwa ‘aul belum pernah terjadi. ‘Aul pertama kali terjadi pada
masa kekhalifahan Umar bin Khattab.2
Ada dua pendapat mengeni ‘aul ini,yaitu yang pertama
membolehkan ‘aul. Pendapat ini mengikuti Umar bin Khattab ketika
menyelesaikan kasus waris dari seorang wanita yang wafat meninggalkan
seorang suami (haknya 1/2, karena tanpa anak), dan dua orang saudara
perempuan (2/3) sehingga penjumlahan keduanya melebihi harta waris.
Untuk mengatasi masalah ini Umar menjadikan harta waris menjadi tujuh
bagian. Tiga pertujuh (3/7) menjadi bagian suami dan saudara perempuan
masing-masing mendapat dua pertujuh (2/7) bagian.
Pendapat kedua adalah pendapat Ibnu Abbas, yang mendahulukan
penerimaan bagian tetap dan mengorbankan yang lebih lemah dengan
demikian tidak ada ‘aul.
Pendapat jumhur ulama mengikuti pendapat yang paling kuat dan
lebih adil, yaitu dengan menyamakan kedudukan para ahli waris dalam
1 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.201
2 Muhibbin, Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaharuan Hukum positif di Indonesia,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.122
pengurangan bagian mereka secara proporsional. Jadi, pendapat Umar bin
Khattab tersebut menjadi rujukan.
Menurut ulama faraidh, Asal Masalah (KPK) yang boleh di
‘aulkan, hanya tiga masalah saja, yaitu masalah enam, masalah dua belas
dan masalah dua puluh empat.
1. Masalah Enam
Masalah Enam hanya boleh di’aulkan kepada empat macam
saja, yaitu:
a. Masalah enam menjadi tujuh
b. Masalah enam menjadi delapan
c. Masalah enam menjadi sembilan
d. Masalah enam menjadi sepuluh
2. Masalah Dua belas
Masalah dua belas hanya boleh di’aulkan kepada tiga macam
saja, yaitu:
a. Masalah dua belas menjadi tiga belas
b. Masalah dua belas menjadi lima belas
c. Masalah dua belas menjadi tujuh belas
3. Masalah Dua Puluh Empat
Masalah dua puluh empat hanya boleh di’aulkan kepada
semacam saja, yaitu: masalah dua puluh empat menjadi dua
puluh tujuh3
B. Radd
Kata Radd menurut bahasa artinya I’adah, yaitu mengembalikan.
Sedang menurut istilah Radd adalah pengembaian bagia yang tersisa dari
bagian zawul furud nasabiyah kepada mereka, sesuai dengan besar
3Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014)
hlm.54-55
kecilnya bagian masing-masng bila tidak ada lagi orang lain yang berhak
menerimanya. Radd merupakan kebalikan dari aul.4
Radd tidak akan terjadi dalam suatu keadaan, kecuali bila terwujud
tiga syarat seperti di bawah ini:
1. Adanya ashhabul furudh
2. Tidak adanya ashabah
3. Adanya sisa harta waris
Bila dalam pembagian harta waris tidak ada ketiga syarat tersebut
maka kasus Radd tidak akan terjadi.5
Radd dapat terjadi dan melibatkan semua ashhabul furudh, kecuali
suami dan istri. Adapun ashhabul furudh yang dapat menerima ar-radd
hanya ada delapan orang, yakni:
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki
3. Saudara perempuan sekandung
4. Saudara perempuan seayah
5. Ibu kandung
6. Nenek shahih (ibu dari bapak)
7. Saudara perempuan seibu
8. Saudara laki-laki seibu
Adapun mengenai ayah dan kakek, sekalipun keduanya termasuk
ashabul furudh dalam beberapa keadaan tertentu, mereka tidak bisa
mendapatkan radd. Sebab dalam keadaan bagaimanapun, bila dalam
pembagian hak waris terdapat salah satunya, maka tidak mungkin ada
radd, karena keduanya akan menerima waris sebagai ashabah.6
Adapun ahli waris dari ashhabul furudh yang tidak bisa
mendapatkan ar-radd hanyalah suami dan istri. Hal ini disebabkan
kekerabatan keduanya bukanlah karena nasab, akan tetapi karena
kekerabatan sababiyah (karena sebab), yaitu adanya ikatan tali pernikahan.
4 Dian Khairul Umam, Fiqih Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2000),hlm. 147.
5Op. Cit., Mardani...,hlm. 59.
Dan kekerabatan ini akan putus karena kematian. Mereka hanya berhak
memperoleh bagian warisan berdasarkan ketentuan sebagai ahli waris
yang mempunyai bagian tetap.
Radd dibagi menjadi empat macam yang masing-masingnya
mempunyai cara-cara tertentu sebagai berikut:
1. Ahli waris yang memiliki bagian tertentu hanya seorang dan bukan salah
seorang dari suami atau istri.
Apabila ahli warisnya hanya terdiri atas seorang ashabul furud tanpa
disertai salah seorang suami atau istri, harta peninggalannya dibagi sesuai
dengan jumlah ahli waris yang ada.
2. Ahli waris atas lebih seorang ashabul furud, bukan suami atau istri
Apabila para ahli waris yang mempunyai bagian tetap terdiri atas dua
macam dengan tidak disertai salah satu suami atau istri, harta warisannya
dibagi sesuai dengan jumlah yang dterima oleh ahli waris tersebut.
3. Para ahli waris yang mempunyai bagian tetap dan terdiri atas satu jenis
dengan disertai adanya suami atau istri
Apabila para ahli waris terdiri atas seorang ashabul furud dengan
dsertai suami atau istri, ketentuannya adalah kita keluarkan bagian orang
yang tidak menerima radd terlebih dahulu, sisanya dibagi menurut jumlah
kepada ahli waris.
4. Para ahli waris yang mempunyai bagian tetap dan berbeda serta disertai
dengan adanya salah satu diantara suami atau istri
Apabila terjadi demikian, ketentuannya dijadikan dua masalah. Satu
masalah didalamnya kita letakkan suami atau istri dan satu lagi masalah
tidak disertai suami atau istri. Masing-masing masalah kita tempatkan
dengan berdiri sendiri-sendiri , kemudian kita perhatikan diantara kedua
masalah itu dengan satu diantara tiga hubungan, yaitu tamatsul (sama),
tawafuq(kecocokan), dan tabayun(kontradiksi).7
7 Op. Cit., Dian Khaerul Umam, .., hlm. 149-150.
Mengenai masalah radd ini ada beberapa pendapat. Jumhur sahabat
dan tabi’in menyetujui radd ini menjadi bagian yang dikembalikan secara
proporsional ke ashabhul furud. Yang menyetujui pendapat ini meliputi
Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan Abdullah bin
Mas’ud demikian pula madzhab Hanafi dan Hambali.
Madzhab Maliki dan Syafi’I melarang adanya radd. Apabila tidak
ada ashabah, menurut mereka ssa harta warisan diserahkan ke baitul mal
apabila baitul mal itu terorganisasi dengan baik. Generasi ulama
sesudahnya lebih cenderung sependapat dengan pendapat yang pertama.8
C. Hak Waris Kakek dengan Saudara
Menurut Ash-shabuni, kakek shahih dalam ilmu fara’idh adalah
kakek yang hubungannya dengan orang yang meninggal dunia, bukan
melalui perempuan. Misalnya ayahnya ayah, demikianlah terus ke atas
yang dipertalikan melalui laki-laki. Apabila hubungan kakek dengan orang
yang meninggal dunia dipertalikan melalui perempuan, dinamakan kakek
fasid, seperti ayahnya ibu. Oleh karena itu, ia termasuk dzawil arham,
begitu juga ayahnya ibu ayah.
Sebagai pedoman adalah apabila pertalian di antara laki-laki itu
terdapat perempuan, dinamakan kakek tidak shahih. Sebaliknya kalau
tidak diantarai oleh perempuan dinamakan kakek shahih, walau sampai
derajat manapun, seperti ayahnya ayahnya ayah, ayahnya ayahnya
ayahnya ayah, begitu seterusnya sampai nabi adam.
1. Hukum Waris antara kakek dan saudara
Baik al-Qur’an atau hadits nabi tidak menjelaskan tentang hokum
waris bagi kakek yang shahih dengan saudara kandung ataupun
saudara seayah. Oleh karena itu, mayoritas sahabat sangat berhati-hati
dalam memvonis masalah ini, bahkan cenderung sangat takut untuk
8 Op. Cit., Mardani, .. , hlm. 60.
member fatwa yang berkenaan dengan masalah ini. Ibnu mas’ud r.a
mengatakan:
“bertanyalah kalian kepada kami tentang masalah yang sangat
pelik sekalipun, namun janganlah kalian tanyakan kepadaku tentang
masalah warisan kakek yang shahih dengan saudara”
Pernyataan serupa juga ditegaskan Umar bin Khattab
“orang yang paling berani diantara kalian untuk membagikan
warisan kakek dengan saudara, maka dialah orang yang paling berani
masuk kedalam api neraka”
Dinyatakan pula oleh Ali bin Abi Thalib
“barang siapa yang ingin terjun ke dalam neraka jahannam,
putuskanlah kewarisan kakek yang bersama dengan saudara”
Mungkin yang menyebabkan mereka takut untuk memutuskan
kewarisan kakek(bersama saudara) karena tidak adanya nash dari al-
Qur’an atau al-Hadits yang mengun gkapkan cara kewarisan kakek
bersama dengan saudara perempuan si pewaris. Urusan tersebut
membutuhkan ijtihad, sedangkan ijtihad kadang-kadang keliru, yang
boleh jadi menghalangi kewarisan orang yang berhak,a atu mungkin
juga memberi warisan kepada orang ayng tidak berhak. Oleh sebab itu,
sebagian sahabat tak berani memutuskan hal tersebut, terutama hal ini
menyangkut hak-hak kebendaan, ayng dikhawatirkan akan
menyebabkan kezaliman dan penganiayaan. Selain itu kedudukan ilmu
waris ini (maudhunya) sangat rawan. Allah swt tidak memberi
wewenang kepada siapapun dari dari makhluk-Nya dalam menangani
pembagian waris, bahkan cara pembagiannya pun Allah sendiri yang
menangani, agar tidak membuat kezaliman dan penganiayaan terhadap
seorang hamba, atau timbul kecurangan dan penipuan terhadap hak-
hak waris seseorang.
2. Perbedaan pendapat mengenai hak waris kakek
Para imam mujtahid berbeda pendapat dalam menetapkan hokum
kewarisan kakek bersama dengan saudara, mengikuti ikhtilaf yang
timbul di kalangan para sahabat r.a itu sendiri. Mereka terbagi menjadi
dua golongan.
Pertama, mereka berpendapat bahwa semua saudara secara mutlak
(saudara sekandung, saudara seayah, dan saudara seibu), baik laki-laki
ataupun wanita, dihijab dari warisan dengan adanya kakek. Dengan
demikian saudara-saudara tidak mendapat warisan sama sekali bila
bersama kakek karena kakek menempati kedudukan ayah apabila ayah
tidak ada dalam segala keadaan, dan juga karena kakek merupakan
ayah yang lebih tinggi.
Kedua, dari kalangan para imam mujtahid berpendapat bahwa
saudara laki-laki dan saudara perempuan sekandung atau seayah dapat
menerima waris bersama dengan kakek, dan kakek tidak dapat
menghijab mereka dari warisan. Berbeda halnyabdengan ayah.
Argumentasi mereka terhadap hal tersebut adalah bahwasannya kakek
dan saudara adalah satu derajat kalau ditinjau dari pertaliannya dengan
orang yang meninggal, yakni kakek dipertalikan melalui ayah, dan
saudar pun di pertalikan melalui ayah. Kakek sebagai orang tua dari
ayah dan saudara sebagai turunan dari ayah. Oleh karena itu,
perbandingan dua kelompok tersebut mempunyai derajat yang sama
maka tidak relevan jika jihat yang satu diberi warisan , sedangkan jihat
yang lain tidak. Hal ini berarti mendahulukan sesuatu yang tidak
membawa kebaikan, sebagaimana kita memberi warisan kepada
sebagian saudara sekandung, sedangkan kepada sebagiannya yang lain
tidak, padahal mereka sama-sama dipertalikan melalui derajat keluarga
yang satu.
3. Kakek dari pihak ibu
Ulama madzhab sunni mengatakan bahwa kakek dari pihak ibu
termasuk dalam kelompok dzaw al-arham yang tidak bisa menerima
waris dengan adanya orang-orang yang memiliki bagian fardh dan
ashabah . Berdasarkan hal itu, kakek dari pihak ibu tidak bisa
menerima waris bersama-sama dengan kakek dari pihak ayah, saudara-
saudara perempuan dan laki-laki,anak-anak dari saudara-saudara laki-
laki seayah seibu atau yang seayah saja, para paman(saudara ayah) dan
anak-anak mereka. Kalau semua orang yang disebutkan tidak ada
semuanya, dan tidak ada pula orang-orang yang mempunyai bagian
fardh, ayahnya ibu, menurut Hanafi dan Hambali berhaka atas waris,
tetapi menurut Syafi’I dan Maliki tidak bisa mewarisi selamanya.
4. Kakek dari pihak ayah
Ulama madzhab empat sepakat bahwa ayahnya ayah bisa
menempati posisi ibu manakala ibu tidak ada, serta bisanmenerima
waris bersama-sama anak laki-lakinya sebagaimana halnya dengan
ayah. Akan tetapi dalam persoalan ibunya ayah, ketentuannya
dibedakan. Bagi Hambali, ibunya ayah tidak bisa menerima waris
ketika berada bersama-sama ayah, tetapi bisa menerima waris bila
berada bersama-sama kakek dari pihak ayah, yakni suaminya. Ayah
juga dibedakan dari ketika dua orang tua(ayah ibu) bertemu dengan
salah seorang diantara suami atau istri. Ibu, ketika berada bersama-
sama ayah dan salah seorang diantara suami atau istri pewaris,
mengambil bagian sepertiga dari tirkah (sesuatu yang ditinggalkan
pewaris) yang tersisa sesudah diambil bagian salah seorang diantara
suami atau istri pewaris, sedangkan bila ibu bertemu dengan kakek dan
salah seorang diantara suami atau istri pewaris, mengambil bagian
sepertiga tirkah pokok, dan bukan sepertiga sisa tirkah.9
9 Op. Cit., Beni Ahmad Saebani...,hlm. 237-246
BAB III
PENUTUP
Secara istilah Aul adalah bertambahnya jumlah harta waris dari
yang telah ditentukan dan berkurangnya bagian para ahli waris. Sedangkan
Radd menurut istilah adalah pengembaian bagian yang tersisa dari bagian
zawul furud nasabiyah kepada mereka, sesuai dengan besar kecilnya
bagian masing-masng bila tidak ada lagi orang lain yang berhak
menerimanya. Radd merupakan kebalikan dari aul.
Radd tidak akan terjadi dalam suatu keadaan, kecuali bila terwujud
tiga syarat seperti di bawah ini:
1. Adanya ashhabul furudh
2. Tidak adanya ashabah
3. Adanya sisa harta waris
Kemudian hak waris kakek shahih dalam ilmu fara’idh adalah
kakek yang hubungannya dengan orang yang meninggal dunia, bukan
melalui perempuan. Misalnya ayahnya ayah, demikianlah terus ke atas
yang dipertalikan melalui laki-laki. Apabila hubungan kakek dengan orang
yang meninggal dunia dipertalikan melalui perempuan, dinamakan kakek
fasid, seperti ayahnya ibu. Oleh karena itu, ia termasuk dzawil arham,
begitu juga ayahnya ibu ayah.
DAFTAR PUSTAKA
Saebani, Beni Ahmad. 2009. Fiqh Mawaris. Bandung: Pustaka Setia
Muhibbin. 2009. Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaharuan Hukum
positif di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika
Mardani. 2014. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Depok: Raja
Grafindo Persada
Dian Khairul Umam. 2000. Fiqih Mawaris. Bandung: Pustaka Setia

More Related Content

What's hot

Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri SeseorangKepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
Mohd Adib Abd Muin, Senior Lecturer at Universiti Utara Malaysia
 
Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)PAKLONG CIKGU
 
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usiaMAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
Sukmawijaya15
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Rendra Fahrurrozie
 
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh AhmadAl quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
Md Azmani Syah Ali
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
intan samsiyati
 
POLA KOMUNIKASI
POLA KOMUNIKASIPOLA KOMUNIKASI
POLA KOMUNIKASI
PAKA0623SitiNurSyazw
 
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
Zulhana Zulkifle
 
Pandangan esensialisme dalam pendidikan
Pandangan esensialisme dalam pendidikanPandangan esensialisme dalam pendidikan
Pandangan esensialisme dalam pendidikan
Tjoetnyak Izzatie
 
Contoh penulisan literature
Contoh penulisan literatureContoh penulisan literature
Contoh penulisan literatureyurlisalim
 
Suku kata (Terbuka & Tertutup)
Suku kata (Terbuka & Tertutup)Suku kata (Terbuka & Tertutup)
Suku kata (Terbuka & Tertutup)firo HAR
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Agam Real
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
Alyaraisa Alpasha
 
Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi BronfenbrennerTeori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi Bronfenbrennersmk changlun
 
2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islam2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islamMuhammad Alif Nordin
 
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.pptPaham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
HidayatChairuddin1
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaAsmaroni Rahman
 
sejarah tulisan jawi
sejarah tulisan jawi sejarah tulisan jawi
sejarah tulisan jawi
Laoshi Nur Afiqah Amir
 

What's hot (20)

Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri SeseorangKepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
Kepentingan Sifat-Sifat Terpuji (Mahmudah) Dalam Diri Seseorang
 
Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)Kajian sosial (Keluarga)
Kajian sosial (Keluarga)
 
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usiaMAKALAH Perkembangan masa dewasa  dan lanjut usia
MAKALAH Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
 
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh AhmadAl quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
Al quran dan assunnah panduan hidup oleh Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
 
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
Tanggungjawab manusia-sebagai-khalifah-bab-4
 
POLA KOMUNIKASI
POLA KOMUNIKASIPOLA KOMUNIKASI
POLA KOMUNIKASI
 
psikologi pendidikan
psikologi pendidikanpsikologi pendidikan
psikologi pendidikan
 
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
MPU 1212 (Bab 3: INTONASI)
 
Pandangan esensialisme dalam pendidikan
Pandangan esensialisme dalam pendidikanPandangan esensialisme dalam pendidikan
Pandangan esensialisme dalam pendidikan
 
Contoh penulisan literature
Contoh penulisan literatureContoh penulisan literature
Contoh penulisan literature
 
Suku kata (Terbuka & Tertutup)
Suku kata (Terbuka & Tertutup)Suku kata (Terbuka & Tertutup)
Suku kata (Terbuka & Tertutup)
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
 
Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi BronfenbrennerTeori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi Bronfenbrenner
 
2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islam2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islam
 
Rph minggu 2
Rph minggu 2Rph minggu 2
Rph minggu 2
 
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.pptPaham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
Paham Agama dalam Muhammadiyah-Syamsul Anwar.ppt
 
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusiaBab 1 psikologi perkembangan manusia
Bab 1 psikologi perkembangan manusia
 
sejarah tulisan jawi
sejarah tulisan jawi sejarah tulisan jawi
sejarah tulisan jawi
 

Viewers also liked

Makalah mawaris
Makalah mawarisMakalah mawaris
Makalah mawaris
jamal din
 
Makalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantarMakalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantar
Operator Warnet Vast Raha
 
BUKU DARAS FIQH MAWARIS
BUKU DARAS FIQH MAWARISBUKU DARAS FIQH MAWARIS
BUKU DARAS FIQH MAWARISIkhsan Samba
 
Pengertian dan pembagian Warisan
Pengertian dan pembagian WarisanPengertian dan pembagian Warisan
Pengertian dan pembagian Warisan
RoisMansur
 

Viewers also liked (7)

Makalah mawaris
Makalah mawarisMakalah mawaris
Makalah mawaris
 
Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)
 
Makalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantarMakalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantar
 
BUKU DARAS FIQH MAWARIS
BUKU DARAS FIQH MAWARISBUKU DARAS FIQH MAWARIS
BUKU DARAS FIQH MAWARIS
 
Pengertian dan pembagian Warisan
Pengertian dan pembagian WarisanPengertian dan pembagian Warisan
Pengertian dan pembagian Warisan
 
makalah waris
makalah warismakalah waris
makalah waris
 
A’ul, rad dan tashiih
A’ul, rad dan tashiihA’ul, rad dan tashiih
A’ul, rad dan tashiih
 

Similar to Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek

Bab 1 saya
Bab 1 sayaBab 1 saya
Bab 1 saya
imam hansafi
 
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARISMASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
Maulana Syarif Hidayatullah
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Waris menurut islam
Waris menurut islamWaris menurut islam
Waris menurut islam
SMA Negeri 20 Surabaya
 
Makalah Mawarits
Makalah MawaritsMakalah Mawarits
Makalah Mawarits
miftah_rahmat
 
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptxRingkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
AhmadRidlo9
 
Presentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamPresentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islam
tharathamrin
 
Allah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptxAllah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptx
MuhammadAfif464272
 
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
MuhammadAbduArRahman
 
7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
edo soehendro
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
SigitSurya3
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
materipptgc
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADDCARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
Maulana Syarif Hidayatullah
 
Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2
Silviyanti30
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasi
ArRIJAL & Partners
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
DzakyMutawaqil
 
Waris islam 2 pengantar waris islam
Waris islam 2   pengantar waris islamWaris islam 2   pengantar waris islam
Waris islam 2 pengantar waris islam
Sepiono
 

Similar to Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek (20)

Bab 1 saya
Bab 1 sayaBab 1 saya
Bab 1 saya
 
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARISMASALAH-MASALAH DALAM WARIS
MASALAH-MASALAH DALAM WARIS
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Waris menurut islam
Waris menurut islamWaris menurut islam
Waris menurut islam
 
Makalah Mawarits
Makalah MawaritsMakalah Mawarits
Makalah Mawarits
 
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptxRingkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
 
Presentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islamPresentasi mawaris dalam islam
Presentasi mawaris dalam islam
 
Allah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptxAllah..jannah-microteaching.pptx
Allah..jannah-microteaching.pptx
 
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
Agama materi kelas 3 smt 2 bab mawaris(1)
 
7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADDCARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
CARA PERHITUNGAN WARIS, AUL DAN RADD
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasi
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
 
Waris islam 2 pengantar waris islam
Waris islam 2   pengantar waris islamWaris islam 2   pengantar waris islam
Waris islam 2 pengantar waris islam
 

More from umifathur

Rpp kaum muhajirin dan anshar
Rpp kaum muhajirin dan ansharRpp kaum muhajirin dan anshar
Rpp kaum muhajirin dan anshar
umifathur
 
RPP zakat
RPP zakatRPP zakat
RPP zakat
umifathur
 
Program tahunan
Program tahunanProgram tahunan
Program tahunan
umifathur
 
Program semester
Program semesterProgram semester
Program semester
umifathur
 
ppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
ppt perjuangan kaum muhajirin dan ansharppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
ppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
umifathur
 
Ppt beriman pada hari akhir
Ppt beriman pada hari akhirPpt beriman pada hari akhir
Ppt beriman pada hari akhir
umifathur
 
ppt zakat dan ketentuannya
ppt zakat dan ketentuannyappt zakat dan ketentuannya
ppt zakat dan ketentuannya
umifathur
 
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
umifathur
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahab
umifathur
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
umifathur
 
Zakat dan ketentuannya
Zakat dan ketentuannyaZakat dan ketentuannya
Zakat dan ketentuannya
umifathur
 
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
umifathur
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
umifathur
 
Beriman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhirBeriman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir
umifathur
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
umifathur
 

More from umifathur (15)

Rpp kaum muhajirin dan anshar
Rpp kaum muhajirin dan ansharRpp kaum muhajirin dan anshar
Rpp kaum muhajirin dan anshar
 
RPP zakat
RPP zakatRPP zakat
RPP zakat
 
Program tahunan
Program tahunanProgram tahunan
Program tahunan
 
Program semester
Program semesterProgram semester
Program semester
 
ppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
ppt perjuangan kaum muhajirin dan ansharppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
ppt perjuangan kaum muhajirin dan anshar
 
Ppt beriman pada hari akhir
Ppt beriman pada hari akhirPpt beriman pada hari akhir
Ppt beriman pada hari akhir
 
ppt zakat dan ketentuannya
ppt zakat dan ketentuannyappt zakat dan ketentuannya
ppt zakat dan ketentuannya
 
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
ppt surat al-qadr dan surat al-alaq 1-5
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahab
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
 
Zakat dan ketentuannya
Zakat dan ketentuannyaZakat dan ketentuannya
Zakat dan ketentuannya
 
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
Surat al qadr dan al-alaq 1-5.
 
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMenceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 
Beriman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhirBeriman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 

Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek

  • 1. ‘AUL, RADD DAN WARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Fiqh III Dosen Pengampu : Ambar Hermawan, M.Ag oleh: Wiki Tuwi Anjarwati (2021113191) Adi Falsafi (2021113192) Umi Fatkhurohmah (2021113211) Ati Utami (2021113205) Kelompok 10 JURUSAN TARBIYAH / PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2015
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Ketika ada seseorang meninggal yang disebut dengan pewaris meninggalkan harta warisannya dan ahli waris, maka ahli waris harus mendapatkan harta warisan sesuai dengan bagiannya masing-masing. Di dalam Hukum Waris Islam ada masalah-masalah kewarisan yang diselesaikan secara khusus. Masalah-masalah khusus dalam kewarisan ini adalah persoalan-persoalan kewarisan yang penyelesaiannya menyimpang dari penyelesaian yang biasa, dengan kata lain pembagian harta warisan itu tidak dilakukan sebagaimana biasanya. Masalah-masalah khusus ini timbul karena adanya kejanggalan apabila penyelesaian pembagian harta warisan tersebut dilakukan secara biasa. Untuk menghilangkan kejanggalan tersebut, maka penyelesaian pembagian harta warisan itu dilakukan secara khusus. Dalam makalah ini akan membahas tentang aul, radd yaitu ketika pembagian harta warisan terjadi kekurangan ataupun kelebihan harta dan juga hak warisan kakek.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. ‘AUL Al-‘aul dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti, diantaranya zalim dan menyeleweng, seperti dalam surat An-Nisa ayat 3: “Yang demikian itu adalah lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.”(Qs. An-Nisa:3) ‘Aul juga bermakna “naik” atau irtifa’(mengangkat). Dikatakan ‘ala al-miizan bila timbangan itu naik, terangkat. Secara istilah Aul adalah bertambahnya jumlah harta waris dari yang telah ditentukan dan berkurangnya bagian para ahli waris.1 Pada masa Rasulullah saw. Dan kekhalifahan Abu Bakar Ash Shiddiq peristiwa ‘aul belum pernah terjadi. ‘Aul pertama kali terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.2 Ada dua pendapat mengeni ‘aul ini,yaitu yang pertama membolehkan ‘aul. Pendapat ini mengikuti Umar bin Khattab ketika menyelesaikan kasus waris dari seorang wanita yang wafat meninggalkan seorang suami (haknya 1/2, karena tanpa anak), dan dua orang saudara perempuan (2/3) sehingga penjumlahan keduanya melebihi harta waris. Untuk mengatasi masalah ini Umar menjadikan harta waris menjadi tujuh bagian. Tiga pertujuh (3/7) menjadi bagian suami dan saudara perempuan masing-masing mendapat dua pertujuh (2/7) bagian. Pendapat kedua adalah pendapat Ibnu Abbas, yang mendahulukan penerimaan bagian tetap dan mengorbankan yang lebih lemah dengan demikian tidak ada ‘aul. Pendapat jumhur ulama mengikuti pendapat yang paling kuat dan lebih adil, yaitu dengan menyamakan kedudukan para ahli waris dalam 1 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.201 2 Muhibbin, Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaharuan Hukum positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.122
  • 4. pengurangan bagian mereka secara proporsional. Jadi, pendapat Umar bin Khattab tersebut menjadi rujukan. Menurut ulama faraidh, Asal Masalah (KPK) yang boleh di ‘aulkan, hanya tiga masalah saja, yaitu masalah enam, masalah dua belas dan masalah dua puluh empat. 1. Masalah Enam Masalah Enam hanya boleh di’aulkan kepada empat macam saja, yaitu: a. Masalah enam menjadi tujuh b. Masalah enam menjadi delapan c. Masalah enam menjadi sembilan d. Masalah enam menjadi sepuluh 2. Masalah Dua belas Masalah dua belas hanya boleh di’aulkan kepada tiga macam saja, yaitu: a. Masalah dua belas menjadi tiga belas b. Masalah dua belas menjadi lima belas c. Masalah dua belas menjadi tujuh belas 3. Masalah Dua Puluh Empat Masalah dua puluh empat hanya boleh di’aulkan kepada semacam saja, yaitu: masalah dua puluh empat menjadi dua puluh tujuh3 B. Radd Kata Radd menurut bahasa artinya I’adah, yaitu mengembalikan. Sedang menurut istilah Radd adalah pengembaian bagia yang tersisa dari bagian zawul furud nasabiyah kepada mereka, sesuai dengan besar 3Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2014) hlm.54-55
  • 5. kecilnya bagian masing-masng bila tidak ada lagi orang lain yang berhak menerimanya. Radd merupakan kebalikan dari aul.4 Radd tidak akan terjadi dalam suatu keadaan, kecuali bila terwujud tiga syarat seperti di bawah ini: 1. Adanya ashhabul furudh 2. Tidak adanya ashabah 3. Adanya sisa harta waris Bila dalam pembagian harta waris tidak ada ketiga syarat tersebut maka kasus Radd tidak akan terjadi.5 Radd dapat terjadi dan melibatkan semua ashhabul furudh, kecuali suami dan istri. Adapun ashhabul furudh yang dapat menerima ar-radd hanya ada delapan orang, yakni: 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki 3. Saudara perempuan sekandung 4. Saudara perempuan seayah 5. Ibu kandung 6. Nenek shahih (ibu dari bapak) 7. Saudara perempuan seibu 8. Saudara laki-laki seibu Adapun mengenai ayah dan kakek, sekalipun keduanya termasuk ashabul furudh dalam beberapa keadaan tertentu, mereka tidak bisa mendapatkan radd. Sebab dalam keadaan bagaimanapun, bila dalam pembagian hak waris terdapat salah satunya, maka tidak mungkin ada radd, karena keduanya akan menerima waris sebagai ashabah.6 Adapun ahli waris dari ashhabul furudh yang tidak bisa mendapatkan ar-radd hanyalah suami dan istri. Hal ini disebabkan kekerabatan keduanya bukanlah karena nasab, akan tetapi karena kekerabatan sababiyah (karena sebab), yaitu adanya ikatan tali pernikahan. 4 Dian Khairul Umam, Fiqih Mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2000),hlm. 147. 5Op. Cit., Mardani...,hlm. 59.
  • 6. Dan kekerabatan ini akan putus karena kematian. Mereka hanya berhak memperoleh bagian warisan berdasarkan ketentuan sebagai ahli waris yang mempunyai bagian tetap. Radd dibagi menjadi empat macam yang masing-masingnya mempunyai cara-cara tertentu sebagai berikut: 1. Ahli waris yang memiliki bagian tertentu hanya seorang dan bukan salah seorang dari suami atau istri. Apabila ahli warisnya hanya terdiri atas seorang ashabul furud tanpa disertai salah seorang suami atau istri, harta peninggalannya dibagi sesuai dengan jumlah ahli waris yang ada. 2. Ahli waris atas lebih seorang ashabul furud, bukan suami atau istri Apabila para ahli waris yang mempunyai bagian tetap terdiri atas dua macam dengan tidak disertai salah satu suami atau istri, harta warisannya dibagi sesuai dengan jumlah yang dterima oleh ahli waris tersebut. 3. Para ahli waris yang mempunyai bagian tetap dan terdiri atas satu jenis dengan disertai adanya suami atau istri Apabila para ahli waris terdiri atas seorang ashabul furud dengan dsertai suami atau istri, ketentuannya adalah kita keluarkan bagian orang yang tidak menerima radd terlebih dahulu, sisanya dibagi menurut jumlah kepada ahli waris. 4. Para ahli waris yang mempunyai bagian tetap dan berbeda serta disertai dengan adanya salah satu diantara suami atau istri Apabila terjadi demikian, ketentuannya dijadikan dua masalah. Satu masalah didalamnya kita letakkan suami atau istri dan satu lagi masalah tidak disertai suami atau istri. Masing-masing masalah kita tempatkan dengan berdiri sendiri-sendiri , kemudian kita perhatikan diantara kedua masalah itu dengan satu diantara tiga hubungan, yaitu tamatsul (sama), tawafuq(kecocokan), dan tabayun(kontradiksi).7 7 Op. Cit., Dian Khaerul Umam, .., hlm. 149-150.
  • 7. Mengenai masalah radd ini ada beberapa pendapat. Jumhur sahabat dan tabi’in menyetujui radd ini menjadi bagian yang dikembalikan secara proporsional ke ashabhul furud. Yang menyetujui pendapat ini meliputi Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan Abdullah bin Mas’ud demikian pula madzhab Hanafi dan Hambali. Madzhab Maliki dan Syafi’I melarang adanya radd. Apabila tidak ada ashabah, menurut mereka ssa harta warisan diserahkan ke baitul mal apabila baitul mal itu terorganisasi dengan baik. Generasi ulama sesudahnya lebih cenderung sependapat dengan pendapat yang pertama.8 C. Hak Waris Kakek dengan Saudara Menurut Ash-shabuni, kakek shahih dalam ilmu fara’idh adalah kakek yang hubungannya dengan orang yang meninggal dunia, bukan melalui perempuan. Misalnya ayahnya ayah, demikianlah terus ke atas yang dipertalikan melalui laki-laki. Apabila hubungan kakek dengan orang yang meninggal dunia dipertalikan melalui perempuan, dinamakan kakek fasid, seperti ayahnya ibu. Oleh karena itu, ia termasuk dzawil arham, begitu juga ayahnya ibu ayah. Sebagai pedoman adalah apabila pertalian di antara laki-laki itu terdapat perempuan, dinamakan kakek tidak shahih. Sebaliknya kalau tidak diantarai oleh perempuan dinamakan kakek shahih, walau sampai derajat manapun, seperti ayahnya ayahnya ayah, ayahnya ayahnya ayahnya ayah, begitu seterusnya sampai nabi adam. 1. Hukum Waris antara kakek dan saudara Baik al-Qur’an atau hadits nabi tidak menjelaskan tentang hokum waris bagi kakek yang shahih dengan saudara kandung ataupun saudara seayah. Oleh karena itu, mayoritas sahabat sangat berhati-hati dalam memvonis masalah ini, bahkan cenderung sangat takut untuk 8 Op. Cit., Mardani, .. , hlm. 60.
  • 8. member fatwa yang berkenaan dengan masalah ini. Ibnu mas’ud r.a mengatakan: “bertanyalah kalian kepada kami tentang masalah yang sangat pelik sekalipun, namun janganlah kalian tanyakan kepadaku tentang masalah warisan kakek yang shahih dengan saudara” Pernyataan serupa juga ditegaskan Umar bin Khattab “orang yang paling berani diantara kalian untuk membagikan warisan kakek dengan saudara, maka dialah orang yang paling berani masuk kedalam api neraka” Dinyatakan pula oleh Ali bin Abi Thalib “barang siapa yang ingin terjun ke dalam neraka jahannam, putuskanlah kewarisan kakek yang bersama dengan saudara” Mungkin yang menyebabkan mereka takut untuk memutuskan kewarisan kakek(bersama saudara) karena tidak adanya nash dari al- Qur’an atau al-Hadits yang mengun gkapkan cara kewarisan kakek bersama dengan saudara perempuan si pewaris. Urusan tersebut membutuhkan ijtihad, sedangkan ijtihad kadang-kadang keliru, yang boleh jadi menghalangi kewarisan orang yang berhak,a atu mungkin juga memberi warisan kepada orang ayng tidak berhak. Oleh sebab itu, sebagian sahabat tak berani memutuskan hal tersebut, terutama hal ini menyangkut hak-hak kebendaan, ayng dikhawatirkan akan menyebabkan kezaliman dan penganiayaan. Selain itu kedudukan ilmu waris ini (maudhunya) sangat rawan. Allah swt tidak memberi wewenang kepada siapapun dari dari makhluk-Nya dalam menangani pembagian waris, bahkan cara pembagiannya pun Allah sendiri yang menangani, agar tidak membuat kezaliman dan penganiayaan terhadap seorang hamba, atau timbul kecurangan dan penipuan terhadap hak- hak waris seseorang. 2. Perbedaan pendapat mengenai hak waris kakek Para imam mujtahid berbeda pendapat dalam menetapkan hokum kewarisan kakek bersama dengan saudara, mengikuti ikhtilaf yang
  • 9. timbul di kalangan para sahabat r.a itu sendiri. Mereka terbagi menjadi dua golongan. Pertama, mereka berpendapat bahwa semua saudara secara mutlak (saudara sekandung, saudara seayah, dan saudara seibu), baik laki-laki ataupun wanita, dihijab dari warisan dengan adanya kakek. Dengan demikian saudara-saudara tidak mendapat warisan sama sekali bila bersama kakek karena kakek menempati kedudukan ayah apabila ayah tidak ada dalam segala keadaan, dan juga karena kakek merupakan ayah yang lebih tinggi. Kedua, dari kalangan para imam mujtahid berpendapat bahwa saudara laki-laki dan saudara perempuan sekandung atau seayah dapat menerima waris bersama dengan kakek, dan kakek tidak dapat menghijab mereka dari warisan. Berbeda halnyabdengan ayah. Argumentasi mereka terhadap hal tersebut adalah bahwasannya kakek dan saudara adalah satu derajat kalau ditinjau dari pertaliannya dengan orang yang meninggal, yakni kakek dipertalikan melalui ayah, dan saudar pun di pertalikan melalui ayah. Kakek sebagai orang tua dari ayah dan saudara sebagai turunan dari ayah. Oleh karena itu, perbandingan dua kelompok tersebut mempunyai derajat yang sama maka tidak relevan jika jihat yang satu diberi warisan , sedangkan jihat yang lain tidak. Hal ini berarti mendahulukan sesuatu yang tidak membawa kebaikan, sebagaimana kita memberi warisan kepada sebagian saudara sekandung, sedangkan kepada sebagiannya yang lain tidak, padahal mereka sama-sama dipertalikan melalui derajat keluarga yang satu. 3. Kakek dari pihak ibu Ulama madzhab sunni mengatakan bahwa kakek dari pihak ibu termasuk dalam kelompok dzaw al-arham yang tidak bisa menerima waris dengan adanya orang-orang yang memiliki bagian fardh dan ashabah . Berdasarkan hal itu, kakek dari pihak ibu tidak bisa menerima waris bersama-sama dengan kakek dari pihak ayah, saudara-
  • 10. saudara perempuan dan laki-laki,anak-anak dari saudara-saudara laki- laki seayah seibu atau yang seayah saja, para paman(saudara ayah) dan anak-anak mereka. Kalau semua orang yang disebutkan tidak ada semuanya, dan tidak ada pula orang-orang yang mempunyai bagian fardh, ayahnya ibu, menurut Hanafi dan Hambali berhaka atas waris, tetapi menurut Syafi’I dan Maliki tidak bisa mewarisi selamanya. 4. Kakek dari pihak ayah Ulama madzhab empat sepakat bahwa ayahnya ayah bisa menempati posisi ibu manakala ibu tidak ada, serta bisanmenerima waris bersama-sama anak laki-lakinya sebagaimana halnya dengan ayah. Akan tetapi dalam persoalan ibunya ayah, ketentuannya dibedakan. Bagi Hambali, ibunya ayah tidak bisa menerima waris ketika berada bersama-sama ayah, tetapi bisa menerima waris bila berada bersama-sama kakek dari pihak ayah, yakni suaminya. Ayah juga dibedakan dari ketika dua orang tua(ayah ibu) bertemu dengan salah seorang diantara suami atau istri. Ibu, ketika berada bersama- sama ayah dan salah seorang diantara suami atau istri pewaris, mengambil bagian sepertiga dari tirkah (sesuatu yang ditinggalkan pewaris) yang tersisa sesudah diambil bagian salah seorang diantara suami atau istri pewaris, sedangkan bila ibu bertemu dengan kakek dan salah seorang diantara suami atau istri pewaris, mengambil bagian sepertiga tirkah pokok, dan bukan sepertiga sisa tirkah.9 9 Op. Cit., Beni Ahmad Saebani...,hlm. 237-246
  • 11. BAB III PENUTUP Secara istilah Aul adalah bertambahnya jumlah harta waris dari yang telah ditentukan dan berkurangnya bagian para ahli waris. Sedangkan Radd menurut istilah adalah pengembaian bagian yang tersisa dari bagian zawul furud nasabiyah kepada mereka, sesuai dengan besar kecilnya bagian masing-masng bila tidak ada lagi orang lain yang berhak menerimanya. Radd merupakan kebalikan dari aul. Radd tidak akan terjadi dalam suatu keadaan, kecuali bila terwujud tiga syarat seperti di bawah ini: 1. Adanya ashhabul furudh 2. Tidak adanya ashabah 3. Adanya sisa harta waris Kemudian hak waris kakek shahih dalam ilmu fara’idh adalah kakek yang hubungannya dengan orang yang meninggal dunia, bukan melalui perempuan. Misalnya ayahnya ayah, demikianlah terus ke atas yang dipertalikan melalui laki-laki. Apabila hubungan kakek dengan orang yang meninggal dunia dipertalikan melalui perempuan, dinamakan kakek fasid, seperti ayahnya ibu. Oleh karena itu, ia termasuk dzawil arham, begitu juga ayahnya ibu ayah.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Saebani, Beni Ahmad. 2009. Fiqh Mawaris. Bandung: Pustaka Setia Muhibbin. 2009. Hukum Kewarisan Islam sebagai Pembaharuan Hukum positif di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Mardani. 2014. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Depok: Raja Grafindo Persada Dian Khairul Umam. 2000. Fiqih Mawaris. Bandung: Pustaka Setia