SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
EKSTRAKSI MANGAN DENGAN PROSES LEACHING ASAM SULFAT
MENGGUNAKAN TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI REDUKTOR
TUGAS MAKALAH KIMIA MINERAL
Oleh :
Marliana Jayanti (2403011
Zahwa Mayasafira (24030113120021)
Ahmad Dzikrullah (24030114140097)
Bela Claudya Pratama (24030114130070)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Kalimantan Barat memiliki potensi kekayaan alam yang berlimpah seperti bahan mineral
tambang, perkebunan dan secara geografis berada di posisi strategis. Potensi sumber daya alam
jenis tambang seperti bauksit, emas, pasir besi, batu bara, uranium dan mangan telah dilakukan
eksploitasi. Tambang Mangan di Kalimantan Barat, khususnya di kabupaten Bengkayang belum
dikelola secara optimal dari sisi penambangan, pemurnian, pengolahan maupun pemasarannya.
Potensi bahan galian di kabupaten Bengkayang hampir tersebar merata di setiap kecamatan.
Salah satunya adalah mineral galian mangan yang merupakan endapan sedimen dan residual.
Pemanfaatan mangan sebagian besar digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk
proses produksi besi baja sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non metalurgi antara lain
untuk produksi baterai kering, keramik, gelas dan bahan kimia (Sahoo, et al., 2001). Banyak
upaya penelitian telah diterapkan untuk mengembangkan proses hidrometalurgi komersial untuk
memperoleh mangan dari bijih. Bijih mangan dapat diekstraksi dengan penambahan zat
pereduksi yang diikuti oleh leaching asam (Sahoo dan Srinivasa, 1989) atau langsung oleh
leaching asam reduktif menggunakan zat pereduksi asam yang berbeda, yang meliputi asam
klorida dan pirit (Kanungo, 1999), campuran larutan metanol dengan asam sulfat (Momade and
Momade, 1999), campuran alkohol dengan asam klorida (Jana, et al., 1995), asam sulfat dengan
oksalat (Sahoo, et al., 2001), campuran asam sulfat dengan sukrosa (Veglio dan Toro, 1994), dan
larutan glukosa dalam media asam (Trifoni, et al., 2000; Furlani, et al., 2006).
Mangan di alam, sebagian besar sebagai pirolusit (MnO2) yang stabil dalam asam atau
alkali pengoksidasi, sehingga proses leaching Mangan dari sumber dilakukan dalam kondisi
tereduksi. Beberapa zat pereduksi telah digunakan sebelumnya dalam media asam yang berbeda
seperti batubara, pirit, besi sulfat, sulfur dioksida dan peroksida (Zhang, et al., 2007).
Zat pereduksi seperti sulfur dioksida dan peroksida dapat membahayakan lingkungan.
Oleh karena itu, banyak penelitian telah berfokus pada leaching bijih mangan menggunakan
reduktor organik terutama karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, selulosa, laktosa, asam oksalat
dan lain-lain. Karbohidrat bersifat tidak berbahaya, rendah biaya dan mudah diperoleh dalam
bentuk murni atau sebagai limbah. Berdasarkan studi bahwa karbohidrat merupakan reduktor
yang efektif digunakan pada temperatur kurang dari 90 oC (Su, et al., 2008).
Tandan kosong sawit merupakan salah satu limbah padat yang berasal dari proses
pengolahan industri kelapa sawit. Menurut (Aryafatta, 2008), komposisi tandan kosong sawit
sebagian besar terdiri dari selulosa 45,95%, hemiselulosa 22,84%; lignin 16,49%; dan abu
1,23%.
Ekstraksi Mangan dari bijih Mangan yang berasal dari Menterado, Kabupaten
Bengkayang, Kalimantan Barat belum dikaji dan diteliti lebih lanjut mengenai poses
pemurniannya. Pada penelitian dilakukan proses ekstraksi Mangan dengan leaching asam sulfat
menggunakan reduktor tandan kosong sawit pada kondisi temperatur 90 oC selama 120 menit.
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1 Cara kerja :
A. Penetuan Kadar Air Bijih Mangan (ICS 13.080.99)
Analisis kadar air pada bijih mangan dilakukan dengan metode Gravimetri.
Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin yang digunakan, dimasukkan contoh uji
sebanyak 5 g ke dalam cawan porselin yang telah ditimbang, lalu dipanaskan pada oven
dengan suhu 105oC selama 2 jam. Kemudian didinginkan dan dimasukkan ke dalam
desikator sampai dingin. Selanjutnya ditimbang dan dicatat berat cawan porselin.
Diulangi sampai berat konstan.
B. Penentuan Kadar MnO2 dalam Bijih Mangan (SNI 13-4698-1998)
 Preparasi Sampel
Sampel bijih mangan yang digunakan diambil dari area tambang di
Menterado, kabupaten Bengkayang. Bijih mangan dicuci dengan akuades,
dikeringkan dalam oven pada temperatur 60-80 oC selama 2 jam. Kemudian
sampel digiling hingga halus dan diayak menggunakan ayakan 200 mesh.
Selanjutnya sampel disimpan dalam wadah tertutup dan siap untuk digunakan.
 Leaching Mangan (Sue, et al., 2008)
Sebanyak 10 g sampel hasil preparasi ditambahkan 50 ml H2SO4 diaduk
pada T= 90 oC, dan proses leaching dimulai setelah penambahan serbuk tandan
kosong sawit kedalam larutan. Rasio perbandingan bijih dan reduktor = 2:1.
Setelah 120 menit, campuran disaring dan residu dicuci dengan akuades. Filtrat
yang diperoleh kemudian diencerkan dengan larutan HNO3 (pH=2) untuk analisis
selanjutnya. Analisis Logam Mn hasil leaching dianalisis menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom.
BAB III
PEMBAHASAN
III. 1 Analisis Kadar Air dan Penentuan Kadar MnO2
Analisis kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terkandung dalam
bijih mangan. Kandungan air yang besar dalam bijih akan mengurangi kualitas dari bijih
tersebut, karena dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi sehingga mempengaruhi berat
sampel yang akan dianalisis.
Penentuan MnO2 dilakukan dengan metode titrasi permanganometri, pada proses ini
terjadi reaksi redoks, dimana mangan (IV) dioksida tereduksi menjadi mangan (II) dalam
suasana asam dengan penambahan oksalat. Kelebihan oksalat yang bereaksi dititrasi oleh
KMnO4. Jumlah MnO2 ditentukan berdasarkan jumlah oksalat yang bereaksi dengan
MnO2. Berdasarkan hasil analisis kadar air dan penentuan kadar MnO2 dalam bijih,
diperoleh kadar air dalam bijih sebesar 2,0% dan kadar MnO2 sebesar 84,47%.
III.2 Preparasi Sampel
Preparasi sampel bijih Mangan meliputi beberapa tahap yaitu: pencucian,
pengeringan, pengerusan (grinding), dan pengayakan. Pencucian bijih mangan dengan
akuades yang bertujuan untuk melarutkan pengotor-pengotor yang bersifat menempel pada
permukaan bijih. Pengeringan sampel bertujuan mengurangi kandungan air yang terikat
dalam sampel yang dapat mempengaruhi pengukuran berat sampel. Penggerusan (grinding)
bertujuan memperkecil ukuran partikel, membebaskan ikatan antar mineral bijih dan
pengotor dan pengayakan dengan ayankan 200 mesh bertujuan menyeragamkan ukuran
partikel sehingga diperoleh distribusi ukuran partikel yang sesuai.
III.3 Ekstraksi (Leaching) Mangan
Pada proses leaching, penggunaan asam sulfat encer berfungsi untuk melarutkan
logam Mn. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam menghasilkan gas hidrogen
dan logam sulfat. Sebagai contoh, asam sulfat encer bereaksi dengan besi, aluminium,
seng, mangan, magnesium, dan nikel dengan reaksi penggantian tunggal (Wikipedia,
2010).
Dalam asam sulfat, mangan (IV) dioksida akan tereduksi menghasilkan ion mangan
(II) dan gas oksigen.
2MnO2 + 2H2SO4→ 2Mn2+ + O2 + 2SO4
2- ↑+2H2O
Senyawa mangan (IV) bersifat tidak stabil, karena ion mangan (IV), mudah tereduksi
menjadi mangan (II).
Proses leaching berlangsung setelah penambahan reduktor tandan kosong sawit.
Selulosa yang terdapat dalam tandan kosong sawit mengalami reaksi oksidasi dan MnO2
mengalami reaksi reduksi dalam asam sulfat. Berikut reaksi kimia MnO2 dengan selulosa
(Hariprasad, et al., 2009).
12n MnO2 + (C6H10O5)n+12n H2SO4 →12n MnSO4 + 6n CO2 + 17n H2O
Penggunaan reduktor organik telah banyak digunakan dalam proses leaching karena
sifatnya yang ramah lingkungan dan rendah biaya. Reduktor organik yang umum
digunakan merupakan kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid, dan keton karena
memiliki gugus fungsi yang mudah teroksidasi.
Menurut (Su, et al., 2008; Hariprasad, et al., 2009; Veglio, et al., 1994), proses
leaching dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran partikel, konsentrasi zat
leaching, efek temperatur dan waktu leaching. Laju leaching meningkat dengan
berkurangnya ukuran partikel, karena semakin kecil partikel maka luas permukaannya akan
semakin besar sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara padatan terhadap cairan.
Laju leaching juga dipengaruhi oleh konsentrasi zat leaching, dengan meningkatnya
konsentrasi akan menyebabkan laju leaching meningkat. Pada proses leaching dilakukan
pengadukan yang bertujuan mempermudah terjadinya dispersi partikel yang menyebabkan
terjadinya tumbukan antar partikel menjadi lebih cepat.
Pemilihan temperatur leaching pada 90oC dan waktu leaching 120 menit didasarkan
pada kondisi optimal leaching mangan yang dilakukan Su, et al., 2008; dan Hariprasad, et
al., 2009.
Karena pada kondisi ini, efisiensi perolehan logam Mangan meningkat dengan
menurunnya efisiensi logam-logam lain. Peningkatan temperatur dan waktu leaching
memberikan pengaruh terhadap jumlah pengotor logam lain yang larut dalam larutan,
sehingga perlu diketahui temperatur dan waktu leaching yang optimal agar dapat
memaksimalkan perolehan logam mangan.
Pada proses leaching, filtrat dan residu yang terbentuk dipisahkan dengan
penyaringan menggunakan kertas saring. Selanjutnya filtrat yang mengandung logam
mangan dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan untuk mengetahui kadar
mangan yang diperoleh dari proses leaching.
Berdasarkan Gambar 1, konsentrasi asam sulfat memberikan pengaruh yang besar
terhadap peningkatan persen ekstraksi. Dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat,
maka terjadi peningkatan perolehan logam mangan. Konsentrasi maksimum H2SO4 2,0 M
memiliki perolehan mangan paling besar yaitu 81,99%. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa pada konsentrasi H2SO4 2,0 M merupakan konsentrasi yang paling efektif untuk
mengekstraksi logam mangan dalam bijih.
Peningkatan konsentrasi asam sulfat menyebabkan peningkatan intensitas serangan
meningkatnya proton H+. Penyerangan proton terjadi karena ukurannya yang kecil dan
potensial ionnya yang besar sehingga ion H+ dapat masuk ke dalam kisi-kisi mineral dan
menggantikan posisi kation yang lepas.
Berdasarkan rentang konsentrasi yang dilakukan pada penelitian ini, dapat dilihat
bahwa semakin meningkatnya konsentrasi H2SO4 yang digunakan pada ekstraksi logam
mangan, maka kemampuan H2SO4 melarutkan mineral akan semakin besar, sehingga
meningkatkan perolehan logam Mangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
ekstraksi mangan berhasil dilakukan dengan proses leaching asam sulfat menggunakan reduktor
tandan kosong sawit. Konsentrasi H2SO4 2,0 M merupakan konsentrasi maksimum yang efektif
dalam proses ekstraksi mangan tersebut dengan perolehan Mn, yaitu sebesar 81,99%.
DAFTAR PUSTAKA
Aryafatta, 2008, http://new.infogue.com/ mengolah-limbah-sawit-jadi-bioetanol, diakses pada
tanggal 5 mei 2010.
Das, S.C., Sahoo, P.K., 1982, Extraction of Manganese from Low Grade Mnganese Ore by
FeSO4 Leaching, Hydrometallurgy 8, 35- 47.
Furlani, G., Pagnanelli, F., Toro, L., 2006, Reductive Acid Leaching of Manganese Dioxide with
Glucose: Identification of Oxidation derivatives of Glucose, Hydrometallurgy 81, 234-240.
Haifeng, Su., Yanxuan Wen, Fan Wang, Y. Sun, Zhangfa Tong., 2008, Reductive Leaching of
Manganese from Low Grade Manganese Ore in H2SO4 Using Cane Molasses as
Reductant, Hydrometallurgy 93, 136-139.
Hariprasad, D., Dash B, Gosh M.K., and Anand, S., 2009, Mn recovery from medium grade ore
using a waste cellulosic reductant, Indian Journal of Chemical Technology 16, 322-327.
Hazek, M.N. EI, Lasheen, T.A., Helal, A.S., 2006, Reductive Leaching of Manganese from Low
Grade Sinai Ore in HCl using H2O2 as Reductant, Hydrometallurgy 84, 187-191.
Ismangil dan Hanudin, E., 2005, Degradasi Mineral Batuan oleh Asam-asam Organik, Jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol 5(1), 1-7.
Jana, R.K., Singh, D.D.N., Roy, S.K., 1995, Alcohol-modified Hydrocloric Acid Leaching of
Sea Nodules, Hydrometallurgy 38 (3), 289-298.
Jiang, T., Yang, Y., Huang, Z., Zhang, B., Qiu, G., 2004, Leaching Kinetics of Pyrolusite from
Manganese Silver Ore in the Presence of Hydrogen Peroxide, Hydrometallurgy 72, 129-
138.
Kanungo, S.B.,1999, Rate Process of the Reduction Leaching of Manganese Nodule in Dilute
HCl in Presence of Pyrite, Part 1: Dissolution behavior of Iron and Sulphur Species during
Leaching, Hydrometallurgy 52, 313-330.
Momade, F.W.Y., Momade, Z.G., 1999, Reductive Leaching of Manganese Ore in Aqueous
Methanol-Sulphuric Acid Medium, Hydrometallurgy 51, 103–113.
Trifoni, M., Toro, L., Vegliò, F., 2001, Reductive Leaching of Manganiferous Ores by Glucose
and H2SO4: Effect of Alcohols, Hydrometallurgy 59, 1-14.

More Related Content

What's hot

Ikatan Logam
Ikatan LogamIkatan Logam
Ikatan Logam
Dentyardi
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Andrio Suwuh
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
Kustian Permana
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat
Asep Nazmi
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
Anne Riyanti
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Dila Adila
 

What's hot (20)

Ikatan Logam
Ikatan LogamIkatan Logam
Ikatan Logam
 
Profil mangan mn
Profil mangan mnProfil mangan mn
Profil mangan mn
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaKimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif Kation
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
 
Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 

Viewers also liked

Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa finalBambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
heri_freeslider
 

Viewers also liked (20)

Paper mangan
Paper manganPaper mangan
Paper mangan
 
Mangan
ManganMangan
Mangan
 
Mangan
ManganMangan
Mangan
 
Mangan
ManganMangan
Mangan
 
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan NasionalMengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
 
Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa finalBambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
Bambang presentasi 30 juni 2012 sumbawa final
 
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumSifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
 
Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)
 
Марганцийн хүдрийг баяжуулах технологи
Марганцийн хүдрийг баяжуулах технологиМарганцийн хүдрийг баяжуулах технологи
Марганцийн хүдрийг баяжуулах технологи
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Pyrometallurgy
PyrometallurgyPyrometallurgy
Pyrometallurgy
 
Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Metalurgi teknik pengecoran
Metalurgi teknik pengecoranMetalurgi teknik pengecoran
Metalurgi teknik pengecoran
 
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
Kbg nikel {ika nurcahyaningsih (1205025100)}
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Hasil rekayasa paduan logam modern
Hasil rekayasa paduan logam modernHasil rekayasa paduan logam modern
Hasil rekayasa paduan logam modern
 
Material Teknik - Nikel
Material Teknik - NikelMaterial Teknik - Nikel
Material Teknik - Nikel
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam ii
 

Similar to Ekstraksi mangan

Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buayaUji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
rezky90
 
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanas
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanasEko budiyanto pemanfaatan daun nanas
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanas
Jho Baday
 
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Lutfia Nur Izzati
 

Similar to Ekstraksi mangan (20)

Ketahanan aus abrasif dari beberapa jenis modifikasi 13 cr
Ketahanan aus abrasif dari beberapa jenis modifikasi 13 crKetahanan aus abrasif dari beberapa jenis modifikasi 13 cr
Ketahanan aus abrasif dari beberapa jenis modifikasi 13 cr
 
Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buayaUji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
Uji Efisiensi biosorben dari ekstrak tanaman lidah buaya
 
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanas
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanasEko budiyanto pemanfaatan daun nanas
Eko budiyanto pemanfaatan daun nanas
 
Proposal perusahaan
Proposal perusahaan Proposal perusahaan
Proposal perusahaan
 
Andrew hidayat 77078-id-pemisahan-nacl-dari-limbah-padat-ikm-gar
 Andrew hidayat   77078-id-pemisahan-nacl-dari-limbah-padat-ikm-gar Andrew hidayat   77078-id-pemisahan-nacl-dari-limbah-padat-ikm-gar
Andrew hidayat 77078-id-pemisahan-nacl-dari-limbah-padat-ikm-gar
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emas
 
bimbingan.pptx
bimbingan.pptxbimbingan.pptx
bimbingan.pptx
 
Review jurnal peanfaatan daun nanas
Review jurnal  peanfaatan daun nanasReview jurnal  peanfaatan daun nanas
Review jurnal peanfaatan daun nanas
 
Presentasi up (rabu 6 maret) final
Presentasi up (rabu 6 maret) finalPresentasi up (rabu 6 maret) final
Presentasi up (rabu 6 maret) final
 
Belerang
BelerangBelerang
Belerang
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Pengolahan_Pasir_Besi
Pengolahan_Pasir_BesiPengolahan_Pasir_Besi
Pengolahan_Pasir_Besi
 
kesehatan lingkungan Tambang poboya palu sulawesi tengah
kesehatan lingkungan Tambang poboya palu sulawesi tengahkesehatan lingkungan Tambang poboya palu sulawesi tengah
kesehatan lingkungan Tambang poboya palu sulawesi tengah
 
Artikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanasArtikel manfaat daun nanas
Artikel manfaat daun nanas
 
Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
 Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te Andrew hidayat   146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
Andrew hidayat 146706-id-studi-pengaruh-proses-pencucian-garam-te
 
Sartji taberima
Sartji taberimaSartji taberima
Sartji taberima
 
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ionSintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
Sintesis polieugenil oksiasetat sebagai pengemban untuk pemisahan ion
 
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Air Asam Tambang - Andi Imam Ramadhana Alqadri.pptx
Air Asam Tambang - Andi Imam Ramadhana Alqadri.pptxAir Asam Tambang - Andi Imam Ramadhana Alqadri.pptx
Air Asam Tambang - Andi Imam Ramadhana Alqadri.pptx
 

More from Ahmad Dzikrullah

More from Ahmad Dzikrullah (8)

Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
 
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanolMakalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
 
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetriMakalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
 
Makalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitMakalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis Nanozeolit
 
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOBSintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 

Ekstraksi mangan

  • 1. EKSTRAKSI MANGAN DENGAN PROSES LEACHING ASAM SULFAT MENGGUNAKAN TANDAN KOSONG SAWIT SEBAGAI REDUKTOR TUGAS MAKALAH KIMIA MINERAL Oleh : Marliana Jayanti (2403011 Zahwa Mayasafira (24030113120021) Ahmad Dzikrullah (24030114140097) Bela Claudya Pratama (24030114130070) JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Kalimantan Barat memiliki potensi kekayaan alam yang berlimpah seperti bahan mineral tambang, perkebunan dan secara geografis berada di posisi strategis. Potensi sumber daya alam jenis tambang seperti bauksit, emas, pasir besi, batu bara, uranium dan mangan telah dilakukan eksploitasi. Tambang Mangan di Kalimantan Barat, khususnya di kabupaten Bengkayang belum dikelola secara optimal dari sisi penambangan, pemurnian, pengolahan maupun pemasarannya. Potensi bahan galian di kabupaten Bengkayang hampir tersebar merata di setiap kecamatan. Salah satunya adalah mineral galian mangan yang merupakan endapan sedimen dan residual. Pemanfaatan mangan sebagian besar digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi baja sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik, gelas dan bahan kimia (Sahoo, et al., 2001). Banyak upaya penelitian telah diterapkan untuk mengembangkan proses hidrometalurgi komersial untuk memperoleh mangan dari bijih. Bijih mangan dapat diekstraksi dengan penambahan zat pereduksi yang diikuti oleh leaching asam (Sahoo dan Srinivasa, 1989) atau langsung oleh leaching asam reduktif menggunakan zat pereduksi asam yang berbeda, yang meliputi asam klorida dan pirit (Kanungo, 1999), campuran larutan metanol dengan asam sulfat (Momade and Momade, 1999), campuran alkohol dengan asam klorida (Jana, et al., 1995), asam sulfat dengan oksalat (Sahoo, et al., 2001), campuran asam sulfat dengan sukrosa (Veglio dan Toro, 1994), dan larutan glukosa dalam media asam (Trifoni, et al., 2000; Furlani, et al., 2006). Mangan di alam, sebagian besar sebagai pirolusit (MnO2) yang stabil dalam asam atau alkali pengoksidasi, sehingga proses leaching Mangan dari sumber dilakukan dalam kondisi tereduksi. Beberapa zat pereduksi telah digunakan sebelumnya dalam media asam yang berbeda seperti batubara, pirit, besi sulfat, sulfur dioksida dan peroksida (Zhang, et al., 2007). Zat pereduksi seperti sulfur dioksida dan peroksida dapat membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, banyak penelitian telah berfokus pada leaching bijih mangan menggunakan reduktor organik terutama karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, selulosa, laktosa, asam oksalat dan lain-lain. Karbohidrat bersifat tidak berbahaya, rendah biaya dan mudah diperoleh dalam
  • 3. bentuk murni atau sebagai limbah. Berdasarkan studi bahwa karbohidrat merupakan reduktor yang efektif digunakan pada temperatur kurang dari 90 oC (Su, et al., 2008). Tandan kosong sawit merupakan salah satu limbah padat yang berasal dari proses pengolahan industri kelapa sawit. Menurut (Aryafatta, 2008), komposisi tandan kosong sawit sebagian besar terdiri dari selulosa 45,95%, hemiselulosa 22,84%; lignin 16,49%; dan abu 1,23%. Ekstraksi Mangan dari bijih Mangan yang berasal dari Menterado, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat belum dikaji dan diteliti lebih lanjut mengenai poses pemurniannya. Pada penelitian dilakukan proses ekstraksi Mangan dengan leaching asam sulfat menggunakan reduktor tandan kosong sawit pada kondisi temperatur 90 oC selama 120 menit.
  • 4. BAB II METODE PENELITIAN II.1 Cara kerja : A. Penetuan Kadar Air Bijih Mangan (ICS 13.080.99) Analisis kadar air pada bijih mangan dilakukan dengan metode Gravimetri. Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin yang digunakan, dimasukkan contoh uji sebanyak 5 g ke dalam cawan porselin yang telah ditimbang, lalu dipanaskan pada oven dengan suhu 105oC selama 2 jam. Kemudian didinginkan dan dimasukkan ke dalam desikator sampai dingin. Selanjutnya ditimbang dan dicatat berat cawan porselin. Diulangi sampai berat konstan. B. Penentuan Kadar MnO2 dalam Bijih Mangan (SNI 13-4698-1998)  Preparasi Sampel Sampel bijih mangan yang digunakan diambil dari area tambang di Menterado, kabupaten Bengkayang. Bijih mangan dicuci dengan akuades, dikeringkan dalam oven pada temperatur 60-80 oC selama 2 jam. Kemudian sampel digiling hingga halus dan diayak menggunakan ayakan 200 mesh. Selanjutnya sampel disimpan dalam wadah tertutup dan siap untuk digunakan.  Leaching Mangan (Sue, et al., 2008) Sebanyak 10 g sampel hasil preparasi ditambahkan 50 ml H2SO4 diaduk pada T= 90 oC, dan proses leaching dimulai setelah penambahan serbuk tandan kosong sawit kedalam larutan. Rasio perbandingan bijih dan reduktor = 2:1. Setelah 120 menit, campuran disaring dan residu dicuci dengan akuades. Filtrat yang diperoleh kemudian diencerkan dengan larutan HNO3 (pH=2) untuk analisis selanjutnya. Analisis Logam Mn hasil leaching dianalisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
  • 5. BAB III PEMBAHASAN III. 1 Analisis Kadar Air dan Penentuan Kadar MnO2 Analisis kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air yang terkandung dalam bijih mangan. Kandungan air yang besar dalam bijih akan mengurangi kualitas dari bijih tersebut, karena dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi sehingga mempengaruhi berat sampel yang akan dianalisis. Penentuan MnO2 dilakukan dengan metode titrasi permanganometri, pada proses ini terjadi reaksi redoks, dimana mangan (IV) dioksida tereduksi menjadi mangan (II) dalam suasana asam dengan penambahan oksalat. Kelebihan oksalat yang bereaksi dititrasi oleh KMnO4. Jumlah MnO2 ditentukan berdasarkan jumlah oksalat yang bereaksi dengan MnO2. Berdasarkan hasil analisis kadar air dan penentuan kadar MnO2 dalam bijih, diperoleh kadar air dalam bijih sebesar 2,0% dan kadar MnO2 sebesar 84,47%. III.2 Preparasi Sampel Preparasi sampel bijih Mangan meliputi beberapa tahap yaitu: pencucian, pengeringan, pengerusan (grinding), dan pengayakan. Pencucian bijih mangan dengan akuades yang bertujuan untuk melarutkan pengotor-pengotor yang bersifat menempel pada permukaan bijih. Pengeringan sampel bertujuan mengurangi kandungan air yang terikat dalam sampel yang dapat mempengaruhi pengukuran berat sampel. Penggerusan (grinding) bertujuan memperkecil ukuran partikel, membebaskan ikatan antar mineral bijih dan pengotor dan pengayakan dengan ayankan 200 mesh bertujuan menyeragamkan ukuran partikel sehingga diperoleh distribusi ukuran partikel yang sesuai. III.3 Ekstraksi (Leaching) Mangan Pada proses leaching, penggunaan asam sulfat encer berfungsi untuk melarutkan logam Mn. Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. Sebagai contoh, asam sulfat encer bereaksi dengan besi, aluminium, seng, mangan, magnesium, dan nikel dengan reaksi penggantian tunggal (Wikipedia, 2010). Dalam asam sulfat, mangan (IV) dioksida akan tereduksi menghasilkan ion mangan (II) dan gas oksigen.
  • 6. 2MnO2 + 2H2SO4→ 2Mn2+ + O2 + 2SO4 2- ↑+2H2O Senyawa mangan (IV) bersifat tidak stabil, karena ion mangan (IV), mudah tereduksi menjadi mangan (II). Proses leaching berlangsung setelah penambahan reduktor tandan kosong sawit. Selulosa yang terdapat dalam tandan kosong sawit mengalami reaksi oksidasi dan MnO2 mengalami reaksi reduksi dalam asam sulfat. Berikut reaksi kimia MnO2 dengan selulosa (Hariprasad, et al., 2009). 12n MnO2 + (C6H10O5)n+12n H2SO4 →12n MnSO4 + 6n CO2 + 17n H2O Penggunaan reduktor organik telah banyak digunakan dalam proses leaching karena sifatnya yang ramah lingkungan dan rendah biaya. Reduktor organik yang umum digunakan merupakan kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid, dan keton karena memiliki gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Menurut (Su, et al., 2008; Hariprasad, et al., 2009; Veglio, et al., 1994), proses leaching dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran partikel, konsentrasi zat leaching, efek temperatur dan waktu leaching. Laju leaching meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel, karena semakin kecil partikel maka luas permukaannya akan semakin besar sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara padatan terhadap cairan. Laju leaching juga dipengaruhi oleh konsentrasi zat leaching, dengan meningkatnya konsentrasi akan menyebabkan laju leaching meningkat. Pada proses leaching dilakukan pengadukan yang bertujuan mempermudah terjadinya dispersi partikel yang menyebabkan terjadinya tumbukan antar partikel menjadi lebih cepat. Pemilihan temperatur leaching pada 90oC dan waktu leaching 120 menit didasarkan pada kondisi optimal leaching mangan yang dilakukan Su, et al., 2008; dan Hariprasad, et al., 2009. Karena pada kondisi ini, efisiensi perolehan logam Mangan meningkat dengan menurunnya efisiensi logam-logam lain. Peningkatan temperatur dan waktu leaching memberikan pengaruh terhadap jumlah pengotor logam lain yang larut dalam larutan, sehingga perlu diketahui temperatur dan waktu leaching yang optimal agar dapat memaksimalkan perolehan logam mangan. Pada proses leaching, filtrat dan residu yang terbentuk dipisahkan dengan penyaringan menggunakan kertas saring. Selanjutnya filtrat yang mengandung logam
  • 7. mangan dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan untuk mengetahui kadar mangan yang diperoleh dari proses leaching. Berdasarkan Gambar 1, konsentrasi asam sulfat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan persen ekstraksi. Dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat, maka terjadi peningkatan perolehan logam mangan. Konsentrasi maksimum H2SO4 2,0 M memiliki perolehan mangan paling besar yaitu 81,99%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada konsentrasi H2SO4 2,0 M merupakan konsentrasi yang paling efektif untuk mengekstraksi logam mangan dalam bijih. Peningkatan konsentrasi asam sulfat menyebabkan peningkatan intensitas serangan meningkatnya proton H+. Penyerangan proton terjadi karena ukurannya yang kecil dan potensial ionnya yang besar sehingga ion H+ dapat masuk ke dalam kisi-kisi mineral dan menggantikan posisi kation yang lepas. Berdasarkan rentang konsentrasi yang dilakukan pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa semakin meningkatnya konsentrasi H2SO4 yang digunakan pada ekstraksi logam mangan, maka kemampuan H2SO4 melarutkan mineral akan semakin besar, sehingga meningkatkan perolehan logam Mangan.
  • 8. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstraksi mangan berhasil dilakukan dengan proses leaching asam sulfat menggunakan reduktor tandan kosong sawit. Konsentrasi H2SO4 2,0 M merupakan konsentrasi maksimum yang efektif dalam proses ekstraksi mangan tersebut dengan perolehan Mn, yaitu sebesar 81,99%.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Aryafatta, 2008, http://new.infogue.com/ mengolah-limbah-sawit-jadi-bioetanol, diakses pada tanggal 5 mei 2010. Das, S.C., Sahoo, P.K., 1982, Extraction of Manganese from Low Grade Mnganese Ore by FeSO4 Leaching, Hydrometallurgy 8, 35- 47. Furlani, G., Pagnanelli, F., Toro, L., 2006, Reductive Acid Leaching of Manganese Dioxide with Glucose: Identification of Oxidation derivatives of Glucose, Hydrometallurgy 81, 234-240. Haifeng, Su., Yanxuan Wen, Fan Wang, Y. Sun, Zhangfa Tong., 2008, Reductive Leaching of Manganese from Low Grade Manganese Ore in H2SO4 Using Cane Molasses as Reductant, Hydrometallurgy 93, 136-139. Hariprasad, D., Dash B, Gosh M.K., and Anand, S., 2009, Mn recovery from medium grade ore using a waste cellulosic reductant, Indian Journal of Chemical Technology 16, 322-327. Hazek, M.N. EI, Lasheen, T.A., Helal, A.S., 2006, Reductive Leaching of Manganese from Low Grade Sinai Ore in HCl using H2O2 as Reductant, Hydrometallurgy 84, 187-191. Ismangil dan Hanudin, E., 2005, Degradasi Mineral Batuan oleh Asam-asam Organik, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol 5(1), 1-7. Jana, R.K., Singh, D.D.N., Roy, S.K., 1995, Alcohol-modified Hydrocloric Acid Leaching of Sea Nodules, Hydrometallurgy 38 (3), 289-298. Jiang, T., Yang, Y., Huang, Z., Zhang, B., Qiu, G., 2004, Leaching Kinetics of Pyrolusite from Manganese Silver Ore in the Presence of Hydrogen Peroxide, Hydrometallurgy 72, 129- 138. Kanungo, S.B.,1999, Rate Process of the Reduction Leaching of Manganese Nodule in Dilute HCl in Presence of Pyrite, Part 1: Dissolution behavior of Iron and Sulphur Species during Leaching, Hydrometallurgy 52, 313-330. Momade, F.W.Y., Momade, Z.G., 1999, Reductive Leaching of Manganese Ore in Aqueous Methanol-Sulphuric Acid Medium, Hydrometallurgy 51, 103–113. Trifoni, M., Toro, L., Vegliò, F., 2001, Reductive Leaching of Manganiferous Ores by Glucose and H2SO4: Effect of Alcohols, Hydrometallurgy 59, 1-14.