SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Mata Kuliah : PRAKTIKUM KINETIKA DAN KESETIMBANGAN KIMIA
KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN
OLEH :
NAMA : 1. ADILA MAWADDAH (4173331001)
2. ESRA JULIANA HARIANJA (4172131015)
3. LINDA ROSITA (4173131020)
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN
KELOMPOK : VII (TUJUH)
TGL PELAKSANAAN : 01 APRIL 2019
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
I. JUDUL PERCOBAAN : KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui energi pengaktifan suhu zat cair (etanol) yang mudah menguap.
2. Mengetahui pengaruh suhu dalam proses penguapan.
3. Mengetahui hubungan waktu dengan laju penguapan.
III. TINJAUAN TEORITIS
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karna suhu
adalah ukuran dalam satuan drajat panas. Kalor merupakan energi panas yang satuannya
adalah kalori, 1 kalori setara dengan banyakny akalori yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk
menaikan temperature 10C, sesuai dengan suhu mutlak yaitu 14,5 0C s/d 15,5 0C.
Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang
sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil
reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energi penguapan
adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1
mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didih nya.
Contohnya dapat dilihat dari reaksi pemanasan air pada system terbuka berikut ini:
H2O(l) H2O(g) ΔH = + 44 kJ
Selanjutnya, karena penguapan dapat dipandang sebagai proses yang hanya terdiri atas
satu tahap, maka kalor penguapan dapat dipandang sebagai energi pengaktifan reaksi
penguapan. Berdasarkan perumpamaan ini, kalor penguapan dapat diukur dengan cara yang
lazim digunakan untuk energi pengaktifan. Pengukuranenergi pengaktifan dilakukan dengan
mengukur laju reaksi pada berbagai suhu dan dengan menggunakan persamaan
Arrhenius berikut:
Log k = log A (E / 2,303 RT)
Keterangan :
K = tetapan laju reaksi pada suhu konstan T
A = suatu tetapan
E = energi pengaktifan
R = tetapan gas ideal
T = suhu mutlak
Dengan demikian, kalor penguapan dapat diperoleh dengan mengukur
laju penguapan pada berbagai suhu dan dengan mengartikan E sebagai kalor penguapan
(Nasruddin MN, 2013).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suatu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang di kandung sangat besar, begitu juga
sabaliknnya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan
yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung
pada tiga faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) perubahan suhu. Proses untuk
mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem.
Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm,
keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki
tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan (Vogel, 1994).
Proses penguapan merupakan proses penting didalam pembuatan gula. Pada dasarnya
permintaan panas dipabrik gula terjadi pemanasan nira, eveaporasi, dan kristalisasi. Semua
proses diatas dibutuhkan untuk proses produksi, namun evaporasi ditekankan dalam aspek
integrasi ternal karena merpukan proses dengan konsumsi energi terbesar (Storia, 2016).
Perhitungan laju penguapan dapat dihitung setelah diketahui selisih selama proses
penguapan berlangsung. Laju penguapan dihitung menggunakan rumus Toledo dimana W=
laju penguapan (mL.jam-1) mw = luas evaporator dalam x selisih beda tinggi air laut (mm3),
t= waktu (jam) (tyas, et al, 2014).
PENGERTIAN ENERGI AKTIVASI
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan.
Istilah aktivasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arhenius dan dinyatakan dalam
satuan kilojoule/ mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang
teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung
dengan pasokan energi yang lebih rendah. Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan
laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produk.Dalam
metode laju awal, yang sering kali digunakan bersama-sama dengan metode isolasi, laju di
ukur pada awal reaksi untuk beberapa reaktan dengan konsentrasi awal yang berbeda-beda.
Hukum laju awal untuk reaksi yang terisolasi adalah (Atkins, 1996):
V0 = k[A]0
Log V = Log k + log [A]0
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan.
Istilah energi aktifasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius dan dinyatakan
dalam satuan kilo jule per mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi
yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat
berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah (Casttelan, 1982).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
NO Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Beaker gelas 500 ml 1 buah
2 Cawan porselen - 1 buah
3 Thermometer - 1 buah
4 Stopwatch - 1 buah
5 Pipet tetes - 1 buah
B. BAHAN
No Nama Bahan Rumus
Kimia
Konsentrasi Wujud Warna Jumlah
1 Etanol C6H5OH - Cair Bening 5 ml
2 Air H2O - Cair Bening 450 ml
V. PROSEDUR KERJA
Cawan Porselen
Suhu 600C = 1 menit 42 detik
Suhu 650C = 1 menit 30 detik
Suhu 700C = 1 menit 15 detik
Suhu 750C = 1 menit 6 detik
Suhu 800C = 50 detik
VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN
A. TABEL HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Suhu 600C 1 menit 42 detik
2 Suhu 650C 1 menit 30 detik
3 Suhu 700C 1 menit 15 detik
4 Suhu 750C 1 menit 6 detik
5 Suhu 800C 50 detik
Suhu Log 1/t (x) Log 1/T (y)
Suhu 600C -2,0457 s-1 0,003 K-1
Diletakkandiatas penangasair
Diletakkanpadatemperature tertentudan
tetap
Ditetesi 1ml zat cair etanol
Diukurwaktusampai zat menguap
Dilakukanpadasuhuyangberbeda
Suhu 650C -2 s-1 0,0295 K-1
Suhu 700C -1,88 s-1 0,00291 K-1
Suhu 750C -1,82 s-1 0,00287 K-1
Suhu 800C -1.69 s-1 0,00283 K-1
B. REAKSI-REAKSI
C2H5(aq) + O2(g) 2CO2(g) + 3H2O (g)
C. PERHITUNGAN
1. Suhu Penguapan
 600C = 333 K
1/T = 1/333
= 0,003 K-1
 650C = 338 K
1/T = 1/338
= 0,0295 K-1
 700C = 343 K
1/T = 1/343
= 0,00291 K-1
 750C = 348 K
1/T = 1/348
= 0,00287 K-1
 800C = 353 K
1/T = 1/353
= 0,00283 K-1
2. Waktu Penguapan
 Log K = Log 1/t
Log 1/t = Log 1/102 s
= Log 0.009 s-1
= -2,0457 s-1
 Log K = Log 1/t
Log 1/t = Log 1/90 s
= Log 0.01 s-1
= -2 s-1
 Log K = Log 1/t
Log 1/t = Log 1/75 s
= Log 0.013 s-1
= -1,88 s-1
 Log K = Log 1/t
Log 1/t = Log 1/66 s
= Log 0.015 s-1
= -1,82 s-1
 Log K = Log 1/t
Log 1/t = Log 1/50 s
= Log 0.02 s-1
= -1.69 s-1
3. Menentukan Energi Aktivasi
Y = ax + b
Y = -6,674x + 431,8
R2 = 0.498
Slope = a
Slope = -6,674
Intersep = b = 431,8
Slope = -Ea/2,303 R
-6,674 = -Ea/2,303 (8,314)
Ea = 127,78
A = 10intersep
A = 10431,8
A = 6,30
K = Ae-Ea/RT
K = 6,30 x e6,67
K = 788,39
D. PEMBAHASAN
Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang
sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan
hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energi
penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan
pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik
didihnya.
Pengaruh suhu dalam proses penguapan bergantung pada massa benda (m) dan jenis
benda/ kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu. Oleh karena itu hubungan banyaknya
kalor massa zat, kalor jenis zat dan perubahan zat.
Kalor dapat mengubah suhu benda bahwa semua benda dapat melepas dan menerima
kalor, benda yang bersuhu tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor
demikian sebaliknya benda yang bersuhu rendah dari lingkungannya akan cenderung
menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan disekitarnya. Suhu zat
akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor.
Dalam suatu proses penguapan terjadi pemutusan ikatan antara molekul-molekul dari
fase cair ke fase gas, energi yang diperlukan untuk itu disebut kalor penguapan atau
entalpi penguapan yang bergantung pada suhu, semakin tinggi suhu pada lingkungan,
maka etanol akan semakin cepat menguap dikarenakan energi ikatannya semakin cepat
putus sedangkan jika suhu pada lingkungan rendah maka maka etanol akan semakin lama
menguap dikarenakan energi ikatannya semakin lama putus.
Pada percobaan yang telah dilakukan, air dipanaskan hingga mencapai suhu yang
ditentukan. Kemudian 1 ml etanol diteteskan ke cawan porselen lalu diletakkan diatas
penangas air yang telah dibuat. Dihitung waktu hingga etanol habis menguap. Pada
praktikum ini, bertujuan untuk menentukan energi aktivasi dari suatu penguapan. Energi
aktivasi dapat ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan 1/T dan ln K
berdasar persamaan Arhenius yang didapat dari dasar teori.
Pada hasil pengamatan diperoleh data bahwa untuk suhu yang tinggi waktu yang
dibutuhkan untuk menguap sedikit ini mengindikasikan bahwa laju penguapan berbanding
terbalik dengan waktunya, dan berbanding lurus dengan suhu. Perubahan suhu umumnya
mempengaruhi harga tetapan laju K, jika suhu dinaikkan maka harga K akan meningkat
dan sebaliknya. Dari harga K tersebut maka akan dapat dihitung energi aktivasi.
Cepat lambatnya proses penguapan dapat dibantu dengan beberapa faktor sebagai berikut :
a. Memanaskan Zat Cair
Pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume ruang gerak zat cair sehingga
ikatan-ikatan antara molekul zat cair menjadi tidak kuat dan akan mengakibatkan
semakin mudahnya molekul zat cair tersebut melepaskan diri dari kelompoknya yang
terdeteksi sebagai penguapan. Contohnya pakaian basah dijemur di tempat yang
mendapat sinar matahari lebih cepat kering dari pada dijemur di tempat yang teduh.
b. Memperluas Permukaan Zat Cair
Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara serentak akan
tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zat cair yang punya kesempatan terbesar
untuk melakukan penguapan. Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita
juga bisa melakukannya dengan memperluas permukaan zat cair tersebut. Contohnya
air teh panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika dituangkan ke dalam cawan atau
piring
c. Mengurangi Tekanan pada Permukaan Zat Cair
Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak antar partikel udara
di atas zat cair tersebut menjadi lebih renggang. Akibatnya molekul air lebih mudah
terlepas dari kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel udara
tersebut. Hal yang sering terjadi di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran
tinggi akan lebih cepat mendidih daripada ketika kita memasak di dataran rendah.
d. Jumlah Kalor Ketika Melebur dan Menguap
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pada kegiatan sebelumnya, bahwa es
yang terus-menerus diberi panas akan berubah wujudnya dari padat sampai mencair
semuanya. Peristiwa itu disebut melebur atau mencair. Suatu zat melebur pasti
memerlukan kalor. Banyaknya kalor tampak pada perubahan suhu yang terus
meningkat. Ketika es melebur suhunya tidak mengalami perubahan. Suhu tetap ketika
melebur disebut titik lebur. Sekalipun suhunya tetap pada saat melebur, tetapi kalornya
terus meningkat.
ANALISIS BAHAN
a. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
palingtua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol
sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil
(C2H5).
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang
ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum,
perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang
penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam
sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
b. Aquadest
Akuades merupakkan pelarut yang baik, terionisasi lemah menjadi ion H+ dan
OH-, memiliki titik beku 0o, titik didih 100opada tekanan 1 atm, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau .
Air adalah senyawa yang berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, titik didih 100o, titik beku 0o, bentuk alltropnya adalah es (padat) dan
uap (gas), merupakan elektrolit lemah dan terionisasi menjadi H3O+ dan OH-. Air
dihasilkan dari pengoksidaan hidrogen dan banyak digunakan sebagai bahan pelarut
bagi kebanyakan senyawa dan sumber listrik
VII. KESIMPULAN
1. Sampel yang digunakan pada percobaan adalah ethanol. Berdasarkan hasil perhitungan
dari data percobaan, diperoleh energi aktivasi sebesar 127,78.
2. Berdasarkan percobaan, pengaruh suhu dalam proses penguapan yaitu semakin besar
suhu, proses penguapan akan semakin cepat, dan sebaliknya semakin kecil suhu, proses
penguapan akan semakin lambat. Hal ini terbukti dari hasil praktikum yang diperoleh dari
praktikum. Dapat dikatakan bahwa suhu berbanding lurus dengan proses penguapan.
3. Berdasarkan percobaan, hubungan waktu dengan laju penguapan yaitu semakin besar
waktu yang dibutuhkan, maka laju penguapan akan semakin lambat, dan sebaliknya
semakin kecil waktu yang dibutuhkan, maka laju penguapan akan semakin cepat. Hal ini
terbukti dari hasil praktikum yang diperoleh. Dapat dikatakan bahwa waktu dengan laju
penguapan berbanding terbalik.
VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Suhu Penguapan
 600C = 333 K
1/T = 1/333
= 0,003 K-1
 650C = 338 K
1/T = 1/338
= 0,0295 K-1
 700C = 343 K
1/T = 1/343
= 0,00291 K-1
 750C = 348 K
1/T = 1/348
= 0,00287 K-1
 800C = 353 K
1/T = 1/353
= 0,00283 K-1
2. Buatlah grafik
3. Menentukan nilai EA
Y = ax + b
Y = -6,674x + 431,8
R2 = 0.498
Slope = a
y = 0.0004x + 0.0011
R² = 0.3796
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0.0035
0.004
0 2 4 6 8
GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T
GRAFIK LOG 1/t
TERHADAP 1/T
Linear (GRAFIK LOG 1/t
TERHADAP 1/T)
Slope = -6,674
Intersep = b = 431,8
Slope = -Ea/2,303 R
-6,674 = -Ea/2,303 (8,314)
Ea = 127,78
A = 10intersep
A = 10431,8
A = 6,30
K = Ae-Ea/RT
K = 6,30 x e6,67
K = 788,39
IX. DAFTAR PUSTAKA
Castellan Gw, (1982), An Experimental Study Of Forced Convective Transfer From Smoot
Solid Spheres, Journal Of Heat and Mass Transfer, 3(1) : 1059-1067.
Nasruddin, M.N., (2013), Fisika Dasar edisi 2, USUpress, Medan.
Storia, E.A., (2010), Pengaruh Brix Terhadap Karakteristik Dan Pemindahan Panas Pada
Evaporator Robert Sistem Quintable Effect di PG. Gempolkrep, Jurnal Teknik ITS, 5 (1) :
7-14.
Tyas, M.W., Ruslan,A.T., (2014), Analisis Nomografi Suhu, Laju Penguapan Dan Tekanan
Udara Pada Alat Desalinasi Tenaga Surya Dengan Pengaturan Vakum, Jurnal Sumber
Daya Alam Dan Lingkungan, 4(2) : 55-61.
Vogel., (1994), Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta.
LAMPIRAN GRAFIK
y = 0.0004x + 0.0011
R² = 0.3796
0
0.0005
0.001
0.0015
0.002
0.0025
0.003
0.0035
0.004
0 1 2 3 4 5 6 7
GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T
GRAFIK LOG 1/t TERHADAP
1/T
Linear (GRAFIK LOG 1/t
TERHADAP 1/T)

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
praditya_21
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Andrio Suwuh
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Dila Adila
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
wd_amaliah
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
Saya Kamu
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
Cha Bela
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
Dede Suhendra
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 

What's hot (20)

Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 

Similar to kalor penguapan sebagai energi pengaktifan

enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdfenguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
Mita622040
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
BPSiscaAmanitaF
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
samira_fa34
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
wd_amaliah
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
Fransiska Puteri
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
Indah Fitri Hapsari
 

Similar to kalor penguapan sebagai energi pengaktifan (20)

Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdfenguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
enguapan-sebagai-energi-pengaktifan-penguapan-3-pdf-free-2.pdf
 
thermokimia
thermokimiathermokimia
thermokimia
 
Laporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimiaLaporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimia
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
lap
laplap
lap
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika KalorimetriITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptxPPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
PPT-BAB 5-Suhu & Kalor.pptx
 

More from Linda Rosita

More from Linda Rosita (20)

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TES
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
 
CBR BORON
CBR BORONCBR BORON
CBR BORON
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTING
 
CBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTINGCBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTING
 
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELIISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 

Recently uploaded (15)

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptxZulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 

kalor penguapan sebagai energi pengaktifan

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mata Kuliah : PRAKTIKUM KINETIKA DAN KESETIMBANGAN KIMIA KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN OLEH : NAMA : 1. ADILA MAWADDAH (4173331001) 2. ESRA JULIANA HARIANJA (4172131015) 3. LINDA ROSITA (4173131020) JURUSAN : KIMIA PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN KELOMPOK : VII (TUJUH) TGL PELAKSANAAN : 01 APRIL 2019 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
  • 2. I. JUDUL PERCOBAAN : KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKTIFAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui energi pengaktifan suhu zat cair (etanol) yang mudah menguap. 2. Mengetahui pengaruh suhu dalam proses penguapan. 3. Mengetahui hubungan waktu dengan laju penguapan. III. TINJAUAN TEORITIS Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karna suhu adalah ukuran dalam satuan drajat panas. Kalor merupakan energi panas yang satuannya adalah kalori, 1 kalori setara dengan banyakny akalori yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk menaikan temperature 10C, sesuai dengan suhu mutlak yaitu 14,5 0C s/d 15,5 0C. Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energi penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didih nya. Contohnya dapat dilihat dari reaksi pemanasan air pada system terbuka berikut ini: H2O(l) H2O(g) ΔH = + 44 kJ Selanjutnya, karena penguapan dapat dipandang sebagai proses yang hanya terdiri atas satu tahap, maka kalor penguapan dapat dipandang sebagai energi pengaktifan reaksi penguapan. Berdasarkan perumpamaan ini, kalor penguapan dapat diukur dengan cara yang lazim digunakan untuk energi pengaktifan. Pengukuranenergi pengaktifan dilakukan dengan mengukur laju reaksi pada berbagai suhu dan dengan menggunakan persamaan Arrhenius berikut: Log k = log A (E / 2,303 RT) Keterangan : K = tetapan laju reaksi pada suhu konstan T A = suatu tetapan
  • 3. E = energi pengaktifan R = tetapan gas ideal T = suhu mutlak Dengan demikian, kalor penguapan dapat diperoleh dengan mengukur laju penguapan pada berbagai suhu dan dengan mengartikan E sebagai kalor penguapan (Nasruddin MN, 2013). Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suatu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang di kandung sangat besar, begitu juga sabaliknnya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada tiga faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) perubahan suhu. Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan (Vogel, 1994). Proses penguapan merupakan proses penting didalam pembuatan gula. Pada dasarnya permintaan panas dipabrik gula terjadi pemanasan nira, eveaporasi, dan kristalisasi. Semua proses diatas dibutuhkan untuk proses produksi, namun evaporasi ditekankan dalam aspek integrasi ternal karena merpukan proses dengan konsumsi energi terbesar (Storia, 2016). Perhitungan laju penguapan dapat dihitung setelah diketahui selisih selama proses penguapan berlangsung. Laju penguapan dihitung menggunakan rumus Toledo dimana W= laju penguapan (mL.jam-1) mw = luas evaporator dalam x selisih beda tinggi air laut (mm3), t= waktu (jam) (tyas, et al, 2014). PENGERTIAN ENERGI AKTIVASI Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah aktivasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arhenius dan dinyatakan dalam satuan kilojoule/ mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung
  • 4. dengan pasokan energi yang lebih rendah. Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produk.Dalam metode laju awal, yang sering kali digunakan bersama-sama dengan metode isolasi, laju di ukur pada awal reaksi untuk beberapa reaktan dengan konsentrasi awal yang berbeda-beda. Hukum laju awal untuk reaksi yang terisolasi adalah (Atkins, 1996): V0 = k[A]0 Log V = Log k + log [A]0 Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah energi aktifasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius dan dinyatakan dalam satuan kilo jule per mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah (Casttelan, 1982). IV. ALAT DAN BAHAN A. ALAT NO Nama Alat Ukuran Jumlah 1 Beaker gelas 500 ml 1 buah 2 Cawan porselen - 1 buah 3 Thermometer - 1 buah 4 Stopwatch - 1 buah 5 Pipet tetes - 1 buah B. BAHAN No Nama Bahan Rumus Kimia Konsentrasi Wujud Warna Jumlah 1 Etanol C6H5OH - Cair Bening 5 ml 2 Air H2O - Cair Bening 450 ml V. PROSEDUR KERJA Cawan Porselen
  • 5. Suhu 600C = 1 menit 42 detik Suhu 650C = 1 menit 30 detik Suhu 700C = 1 menit 15 detik Suhu 750C = 1 menit 6 detik Suhu 800C = 50 detik VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN A. TABEL HASIL PENGAMATAN No Perlakuan Hasil Pengamatan 1 Suhu 600C 1 menit 42 detik 2 Suhu 650C 1 menit 30 detik 3 Suhu 700C 1 menit 15 detik 4 Suhu 750C 1 menit 6 detik 5 Suhu 800C 50 detik Suhu Log 1/t (x) Log 1/T (y) Suhu 600C -2,0457 s-1 0,003 K-1 Diletakkandiatas penangasair Diletakkanpadatemperature tertentudan tetap Ditetesi 1ml zat cair etanol Diukurwaktusampai zat menguap Dilakukanpadasuhuyangberbeda
  • 6. Suhu 650C -2 s-1 0,0295 K-1 Suhu 700C -1,88 s-1 0,00291 K-1 Suhu 750C -1,82 s-1 0,00287 K-1 Suhu 800C -1.69 s-1 0,00283 K-1 B. REAKSI-REAKSI C2H5(aq) + O2(g) 2CO2(g) + 3H2O (g) C. PERHITUNGAN 1. Suhu Penguapan  600C = 333 K 1/T = 1/333 = 0,003 K-1  650C = 338 K 1/T = 1/338 = 0,0295 K-1  700C = 343 K 1/T = 1/343 = 0,00291 K-1  750C = 348 K 1/T = 1/348 = 0,00287 K-1  800C = 353 K 1/T = 1/353 = 0,00283 K-1 2. Waktu Penguapan  Log K = Log 1/t Log 1/t = Log 1/102 s = Log 0.009 s-1 = -2,0457 s-1
  • 7.  Log K = Log 1/t Log 1/t = Log 1/90 s = Log 0.01 s-1 = -2 s-1  Log K = Log 1/t Log 1/t = Log 1/75 s = Log 0.013 s-1 = -1,88 s-1  Log K = Log 1/t Log 1/t = Log 1/66 s = Log 0.015 s-1 = -1,82 s-1  Log K = Log 1/t Log 1/t = Log 1/50 s = Log 0.02 s-1 = -1.69 s-1 3. Menentukan Energi Aktivasi Y = ax + b Y = -6,674x + 431,8 R2 = 0.498 Slope = a Slope = -6,674 Intersep = b = 431,8 Slope = -Ea/2,303 R -6,674 = -Ea/2,303 (8,314) Ea = 127,78
  • 8. A = 10intersep A = 10431,8 A = 6,30 K = Ae-Ea/RT K = 6,30 x e6,67 K = 788,39 D. PEMBAHASAN Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energi penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didihnya. Pengaruh suhu dalam proses penguapan bergantung pada massa benda (m) dan jenis benda/ kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu. Oleh karena itu hubungan banyaknya kalor massa zat, kalor jenis zat dan perubahan zat. Kalor dapat mengubah suhu benda bahwa semua benda dapat melepas dan menerima kalor, benda yang bersuhu tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor demikian sebaliknya benda yang bersuhu rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan disekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dalam suatu proses penguapan terjadi pemutusan ikatan antara molekul-molekul dari fase cair ke fase gas, energi yang diperlukan untuk itu disebut kalor penguapan atau entalpi penguapan yang bergantung pada suhu, semakin tinggi suhu pada lingkungan, maka etanol akan semakin cepat menguap dikarenakan energi ikatannya semakin cepat putus sedangkan jika suhu pada lingkungan rendah maka maka etanol akan semakin lama menguap dikarenakan energi ikatannya semakin lama putus.
  • 9. Pada percobaan yang telah dilakukan, air dipanaskan hingga mencapai suhu yang ditentukan. Kemudian 1 ml etanol diteteskan ke cawan porselen lalu diletakkan diatas penangas air yang telah dibuat. Dihitung waktu hingga etanol habis menguap. Pada praktikum ini, bertujuan untuk menentukan energi aktivasi dari suatu penguapan. Energi aktivasi dapat ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan 1/T dan ln K berdasar persamaan Arhenius yang didapat dari dasar teori. Pada hasil pengamatan diperoleh data bahwa untuk suhu yang tinggi waktu yang dibutuhkan untuk menguap sedikit ini mengindikasikan bahwa laju penguapan berbanding terbalik dengan waktunya, dan berbanding lurus dengan suhu. Perubahan suhu umumnya mempengaruhi harga tetapan laju K, jika suhu dinaikkan maka harga K akan meningkat dan sebaliknya. Dari harga K tersebut maka akan dapat dihitung energi aktivasi. Cepat lambatnya proses penguapan dapat dibantu dengan beberapa faktor sebagai berikut : a. Memanaskan Zat Cair Pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume ruang gerak zat cair sehingga ikatan-ikatan antara molekul zat cair menjadi tidak kuat dan akan mengakibatkan semakin mudahnya molekul zat cair tersebut melepaskan diri dari kelompoknya yang terdeteksi sebagai penguapan. Contohnya pakaian basah dijemur di tempat yang mendapat sinar matahari lebih cepat kering dari pada dijemur di tempat yang teduh. b. Memperluas Permukaan Zat Cair Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara serentak akan tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zat cair yang punya kesempatan terbesar untuk melakukan penguapan. Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita juga bisa melakukannya dengan memperluas permukaan zat cair tersebut. Contohnya air teh panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika dituangkan ke dalam cawan atau piring c. Mengurangi Tekanan pada Permukaan Zat Cair Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak antar partikel udara di atas zat cair tersebut menjadi lebih renggang. Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel udara tersebut. Hal yang sering terjadi di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat mendidih daripada ketika kita memasak di dataran rendah.
  • 10. d. Jumlah Kalor Ketika Melebur dan Menguap Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pada kegiatan sebelumnya, bahwa es yang terus-menerus diberi panas akan berubah wujudnya dari padat sampai mencair semuanya. Peristiwa itu disebut melebur atau mencair. Suatu zat melebur pasti memerlukan kalor. Banyaknya kalor tampak pada perubahan suhu yang terus meningkat. Ketika es melebur suhunya tidak mengalami perubahan. Suhu tetap ketika melebur disebut titik lebur. Sekalipun suhunya tetap pada saat melebur, tetapi kalornya terus meningkat. ANALISIS BAHAN a. Etanol Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang palingtua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar. b. Aquadest Akuades merupakkan pelarut yang baik, terionisasi lemah menjadi ion H+ dan OH-, memiliki titik beku 0o, titik didih 100opada tekanan 1 atm, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau .
  • 11. Air adalah senyawa yang berbentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih 100o, titik beku 0o, bentuk alltropnya adalah es (padat) dan uap (gas), merupakan elektrolit lemah dan terionisasi menjadi H3O+ dan OH-. Air dihasilkan dari pengoksidaan hidrogen dan banyak digunakan sebagai bahan pelarut bagi kebanyakan senyawa dan sumber listrik VII. KESIMPULAN 1. Sampel yang digunakan pada percobaan adalah ethanol. Berdasarkan hasil perhitungan dari data percobaan, diperoleh energi aktivasi sebesar 127,78. 2. Berdasarkan percobaan, pengaruh suhu dalam proses penguapan yaitu semakin besar suhu, proses penguapan akan semakin cepat, dan sebaliknya semakin kecil suhu, proses penguapan akan semakin lambat. Hal ini terbukti dari hasil praktikum yang diperoleh dari praktikum. Dapat dikatakan bahwa suhu berbanding lurus dengan proses penguapan. 3. Berdasarkan percobaan, hubungan waktu dengan laju penguapan yaitu semakin besar waktu yang dibutuhkan, maka laju penguapan akan semakin lambat, dan sebaliknya semakin kecil waktu yang dibutuhkan, maka laju penguapan akan semakin cepat. Hal ini terbukti dari hasil praktikum yang diperoleh. Dapat dikatakan bahwa waktu dengan laju penguapan berbanding terbalik. VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Suhu Penguapan  600C = 333 K 1/T = 1/333 = 0,003 K-1  650C = 338 K 1/T = 1/338 = 0,0295 K-1  700C = 343 K 1/T = 1/343 = 0,00291 K-1  750C = 348 K
  • 12. 1/T = 1/348 = 0,00287 K-1  800C = 353 K 1/T = 1/353 = 0,00283 K-1 2. Buatlah grafik 3. Menentukan nilai EA Y = ax + b Y = -6,674x + 431,8 R2 = 0.498 Slope = a y = 0.0004x + 0.0011 R² = 0.3796 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0 2 4 6 8 GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T Linear (GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T)
  • 13. Slope = -6,674 Intersep = b = 431,8 Slope = -Ea/2,303 R -6,674 = -Ea/2,303 (8,314) Ea = 127,78 A = 10intersep A = 10431,8 A = 6,30 K = Ae-Ea/RT K = 6,30 x e6,67 K = 788,39 IX. DAFTAR PUSTAKA Castellan Gw, (1982), An Experimental Study Of Forced Convective Transfer From Smoot Solid Spheres, Journal Of Heat and Mass Transfer, 3(1) : 1059-1067. Nasruddin, M.N., (2013), Fisika Dasar edisi 2, USUpress, Medan. Storia, E.A., (2010), Pengaruh Brix Terhadap Karakteristik Dan Pemindahan Panas Pada Evaporator Robert Sistem Quintable Effect di PG. Gempolkrep, Jurnal Teknik ITS, 5 (1) : 7-14. Tyas, M.W., Ruslan,A.T., (2014), Analisis Nomografi Suhu, Laju Penguapan Dan Tekanan Udara Pada Alat Desalinasi Tenaga Surya Dengan Pengaturan Vakum, Jurnal Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 4(2) : 55-61. Vogel., (1994), Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta.
  • 14. LAMPIRAN GRAFIK y = 0.0004x + 0.0011 R² = 0.3796 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0.004 0 1 2 3 4 5 6 7 GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T Linear (GRAFIK LOG 1/t TERHADAP 1/T)