SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PENUNTUN PRAKTIKUM
E L E K T R O M E T R I
Oleh :
Tim Kimia Analisa
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
1
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Sebelum percobaan dilakukan bacalah prosedur dengan teliti.
2. Pakailah jas laboratorium dan sepatu selama dalam praktikum.
3. Jangan membawa buku penuntun praktikum kedalam meja kerja tetapi buatlah
diagram kerja dalam kertas lain.
4. Bekerjalah dengan teliti dan yakin.
5. Jangan makan dan minum dalam laboratorium.
6. Bersihkan dan keringkan meja kerja, jangan buang sampah dalam bak pencuci.
7. Bacalah etiket botol dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan pengambilan
pereaksi.
8. Selama pemanasan jangan mendekatkan wajah pada zat yang sedang dipanaskan.
9. Zat yang menghasilkan gas beracun, kerjakan dalam lemari asam
10. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat dan periksa kembali apakah peralatan yang
digunakan telah lengkap. Jika rusak, pecah atau hilang segera melapor pada petugas.
11. Sebelum meninggalkan ruang periksa dulu apakah meja kerja, ruangan dan sampah
telah dibersihkan.
Selamat bekerja !
2
PERCOBAAN 1
IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN TITRASI POTENSIOMETRI
1. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan massa molekul relatif dari
senyawa asam lemah.
2. Teori
2.1 Asam Lemah
Asam lemah monoprotik (HA) didalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan
ion-ionnya (H30+
dan A-
)
dengan tetapan disosiasi (Ka)
atau jika dinyatakan dalam – log Ka = pKa
Nilai Ka atau pKa sangat karakteristik untuk asam-asam lemah sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah asam lemah. pKa akan sama dengan pH larutan
jika [HA] = [A]. Keadaan ini terpenuhi pada titik tengah titrasi penetralan asam lemah oleh
3
basa kuat (volume titran = 1
/2volume titra pada titik ekivalen), sehingga nilai pKa dari asam
lemah dititrasi dapat ditentukan dari pH larutan pada titik tengah titrasi tersebut.
Disiosiasi asam lemah poliprolitik didalam larutan melibatkan beberapa
kesetimbangan. Oleh karena itu asam lemah poliprolitik meiliki beberapa ketetapan
disosiasi (Ka1, Ka2…dst ) yang juga sangat karakteristik untuk asam tersebut, asam
diprolitik memliliki dua nilai tetapan disosiasi: Ka1 dan Ka2. Nilai Ka1 dari asam dapat
ditentukan dengan cara yang sama seperti diatas, sementara nila Ka2 dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
pKa = 2pHekv – pKa1
dimana pHekv adalah pH larutan pada titik ekivalensi pertama. Dengan mengetahui pH
larutan pada titik tengah titrasi proton pertama dari pH larutan pada titik ekivalen pertama
maka nilai Ka1 dan Ka2 dapat ditentukan.
2.2 Titrasi Potensiometri
Nilai pH larutan yang diperlukan untuk menetapkan nilai-nilai tetapan disosiasi
asam lemah tersebut dapat ditentukan secara langsung dari kurva titrasi asam-basa.Kurva
asam basa berbentuk sigmoid dan dapat dibuat dengan mudah melalui titrasi potensometri.
Gambar 1. Kurva titrasi asam basa
Titrasi potensiometri mancakup pengukuran potensial sel (yang terdiri dari sebuah
elektroda selektif dan sebuah elektroda pembanding) sebagai fungsi volume titran. Karena
selama titrasi asam-basa konsentrasi ion hidrogen berubah sebagai fungsi volume titran
4
maka pada titrasi potensiometri yang akan dilakukan, elektroda selektif yang digunakan
adalah elektroda selektif ion hidrogen. Elektroda ion hidrogen yang umum digunakan
adalah elektroda gelas. Potensial elektroda gelas merupakan fungsi linier dari pH, sehingga
potensial sel yang diukur juga merupakan fungsi linier dari pH larutan.
Pada pengukuran ini, pH larutan langsung dapat dibaca pada alat pH meter, untuk
keperluan tersebut pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan dua
buah larutan buffer yang memiliki nilai pH yang diketahui dengan pasti. Melalui proses
kalibrasi, pH meter akan menentukan nilai Konstanta (intersep) dan kemiringan kurva
kalibrasi (slope senilai 0,059I V pada 250
C) secara otomatis sehingga pada pengukuran
potensial yang terbaca langsung diubah menjadi nilai pH larutan.
2.3 Masa Molekul Relatif
Untuk memperkuat kesimpulan pada identifikasi asam lemah perlu diketahui massa
molekul relatif (Mr) dari asam lemah tersebut. Masa molekul relatif dari asam lemah dapat
dihitung dari volume titran pada titik ekivalen titrasi jika berat asam yang dititrasi
diketahui dengan tepat. Untuk keperluan ini ditentukan titik ekivalen titrasi secara teliti
dapat juga ditentukan dari turunan pertama dan turunan kedua kurva titrasi tersebut.
Penentuan titik ekivalen titrasi dari kurva turunan ini umumnya lebih mudah dan lebih
teliti penentuan titik kivalen dari kurva sigmoid.
3. Peralatan
 Labu takar 250 ml
 Pipet seukuran 25 dan 50 ml
 Buret 25 ml atau 10 ml
 Peralatan gelas umum
 pH meter
 Elektroda gelas elektroda pembanding
 Pengaduk magnetik
 Batang magnet
4. Bahan Kimia
5
 Larutan Baku NaOH 0,1 M
 Larutan buffer baku pH 4, pH 7 dan pH 10
 Senyawa asam lemah monoprotik ( CH3COOH).
5. Prosedur Kerja
 Timbang dengan teliti 0,300 gram sampel asam lemah murni kedalam gelas piala
250 ml, kemudian tambahkan 175 ml air bebas mineral, tutup dengan kaca arloji
dan panaskan pada 40o
C. Aduk larutan hingga sampel asam terlarut sempurna.
Dinginkan dan pindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 250 ml kemudian
encerkan hingga tanda batas.
 Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer baku pH 7 dan pH 4 atau dengan buffer
baku pH 7 dan pH 9.
 Pipet 50 ml larutan sampel ini kedalam gelas piala 150 ml dan tempatkan di atas
alat pengaduk megnetik. Celupkan elektroda gelas dan elektroda pembanding
kedalam larutan ini.
 Ukur pH sambil mengaduk larutan. Kemudian tambahkan 0,5 ml larutan NaOH 0,1
M dan catat pH larutan. Ulangi pengukuran pH pada setiap penambahan 0,5 ml
larutan basa (0,1 ml disekitar titik ekivalen). Hentikan pengukuran bila pH larutan
antara 10 sampai 12. Pipet sekali lagi larutan sampel asam dan ulangi pekerjaan ini.
Namun sekarang gunakan porsi yang lebih besar untuk menghemat waktu.
 Dari data yang anda peroleh buat kurva antara volume titran dan pH larutan,
gambarkan juga kurva titrasi turunan pertama dan turunan kedua dari data yang
anda peroleh. Dari kurva-kurva tersebut tentukan massa molekul relatif asam yang
anda titrasi, tentukan pH larutan pada titik tengah titrasi. Identifikasi asam yang
anda titrasi dengan membandingkan massa molekul relatif yang nada peroleh
dengan data literatur.
6. Tugas
 Jelaskan prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas.
 Gambarkan kurva titrasi antara pH terhadap volume titran.
6
7. Pustaka
1. Skoog,D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction,
6th
ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994.
2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Priciples, 2nd
ed, Saunders College
Publishing, New York, 1990.
PERCOBAAN II
TITRASI KONDUKTOMETRI
1. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari pengaruh penambahan basa kuat pada titrasi konduktometri
antara asam kuat dengan basa kuat dan menentukan konsentrasi sampel asam kuat melalui
titik ekivalen titrasi.
2. Teori
2.1 Daya Hantar Larutan
Arus listrik mengalir didalam larutan karena adanya pergerakan ion-ion
bermuatan didalam larutan untuk menghantarkan arus listrik disebut dengan daya hantar
larutan. Daya hantar larutan bergantung pada jumlah, ukuran, dan muatan ion-ion yang
terdapat didalam larutan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa daya hantar larutan akan
semakin besar dengan bertambahnya ion-ion yang terdapat didalam larutan. Dilain pihak
kemampuan sebuah ion untuk menghantarkan arus listrik akan semakin besar jika
ukurannya semakin kecil. Didalam hal ini, ukuran sebuah ion termasuk lapisan permanen
pelarut yang melingkupi ion tersebut. Karena arus listrik dibawah oleh muatan ion maka
kemampuan menghantarkan arus listrik akan lebih besar bagi ion-ion yang memiliki
muatan yang besar. Sebagai contoh, ion magnesium akan menghantarkan arus listrik lebih
baik dari pada ion natrium.
Jika ion-ion yang terdapat dalam sebuah larutan digantikan oleh ion-ion yang lain
maka kemampuan larutan untuk menghantarkan arus litrik akan berubah. Sifat ini dapat
dimanfaatkan untuk menentukan titik ekivalen sebuah titrasi karena pada proses titrasi ion-
ion yang terdapat didalam larutan akan bereaksi dengan ion-ion titran sehingga mengubah
komposisi ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu selama proses titrasi hantaran larutan
7
akan berubah dan kurva titirasi konduktometri merupakan hubungan antara daya hantar
dan volume titran.
Sebagai gambaran dapat dilihat titrasi penentuan perak didalam AgNO3 denga larutan LiCl.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(Ag+
+ NO3
-
) + (Li +
+ Cl -
)AgCl (5) + (Li+
+ NO3
-
) (1)
Sebelum larutan LiCl ditambahkan kedalam larutan AgNO3, ion-ion yang terdapat
dalam larutan hanyalah ion Ag+
dan ion NO3 karena AgNO3 terdisosiasi secara sempurna
didalam air maka hantaran listrik merupakan kontribusi kedua ion ini. Pada penambahan
LiCl akan terjadi reaksi pengendapan AgCl ion Ag+
yang mengendap digantikan ion Li+
sementara ion NO3
-
tetap selama titrasi.
Kemampuan ion Li+
menghantarkan arus listrik jauh lebih kecil dari ion Ag+
sehingga daya hantar larutan akan berkurang. Penambahan lebih lanjut LiCl kedalam
larutan AgNO3 akan menyebabkan daya hantar larutan semakin berkurang. Pada titik
ekivalen daya hantar larutan mencapai minimum karena seluruh ion Ag+
telah digantikan
oleh Li+
hantaran larutan hanya merupakan kontribusi dari ion Li+
dan NO3
-
. Ketika titik
ekivalen terlewati terdapat penambahan ion Li+
dan NO3
-
akibatnya daya hantar larutan
akan meningkat dengan bertambahnya jumlah titran yang ditambahkan. Kurva titrasi
pengendapan ini akan berbentuk sebagai berikut:
Gambar 1. Kurva titrasi konduktometri AgNO3-
LiCl
2.2 Tetapan Disosiasi Asam Lemah
Disamping dapat digunakan menentukan titik ekivalen titrasi, data titrasi
konduktometri dapat juga digunakan untuk menentukan tetapan disosiasi asam lemah.
Sebagai ilustrasi, untuk menentukan tetapan disosiasi asam asetat (HOAc) diperlukan data
8
titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida dan data titrasi asam klorida dengan natrium
hidroksida.
Asam asetat didalam larutan akan terdisosiasi sebagai menjadi ion hidrogen dan ion asetat
menurut reaksi berikut:
(2)
Oleh karena asam asetat tidak bermuatan, hanya ion hidrogen dan ion asetat yang
memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Oleh karena itu nilai hantaran yang terbaca
merupakan gambaran dari jumlah ion hidrogen dan ion asetat yang terdisosiasi. Jika asam
asetat terdisosiasi sempurna maka seluruh ion hidrogen dan ion asetat yang menyusun
asam asetat akan memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Nilai tetapan disosiasi
asam asetat, ά, oleh karnanya dapat dihitung dengan persamaan berikut:
(3)
dimana LHOA, adalah daya hantar dari asam asetat dan LHOAC(100%) adalah daya hantar dari
larutan asam asetat seandainya asam asetat tersebut terurai sempurna. Nilai LHOAc(100%) dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
(4)
dimana LNaOAC, LHCl dan LNaCl adalah daya hantar NaOAc, HCi dan NaCl yang telah
dikoreksi terhadap konsentrasi asam asetat yang digunakan untuk menentukan LHOAC, dan
LNaOA, ditentukan dari nilai hantaran pada titik ekivalen titrasi.
Setelah nilai ά diketahui melalui persamaan (3), maka Ka asam asetat dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
(5)
dimana C adalah konsentrasi analitik asam asetat.
3. Peralatan
 Buret 10 ml
9
 Gelas piala 250 ml
 Gelas ukur 100 ml
 Pipet seukuran 25 ml
 Konduktonmeter
 Sel daya hantar ( elektroda ).
 Pengaduk magnetik
 Batang magnet
4. Bahan Kimia
 Larutan baku NaOH 0,20 M
 Larutan sampel HCl
 Larutan KCl 0,1 M
5. Prosedur Kerja
 Nyalakan konduktometer dan kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M . Encerkan
larutan sampel sampai tanda batas dan kocok dengan baik, pipet 25,0 ml larutan
sampel HCl yang telah diencerkan kedalam gelas piala 250 ml dan tambahkan 150
ml air bebas mineral.
 Tempatkan larutan tersebut diatas pengaduk magnetik, jalankan pengaduk dan
celupkan sel daya hantar kedalam larutan. Hentikan pengadukan dan catat daya
hantar awal larutan. Tambahkan 1,0 ml larutan baku NaOH dan aduk larutan.
Hentikan pengadukan lalu catat daya hantar larutan. Lakukan pencatatan daya
hantar larutan setiap penambahan 1,0 ml larutan NaOH hingga volume larutan
NaOH mencapai 10,0 ml( ingat hentikan pengadukan setiap kali anda akan
membaca daya hantar larutan. Pengadukan hanya diperlukan untuk membuat
larutan menjadi homogen.)
 Buat kurva titrasi konduktometri dengan mengalurkan nilai daya hantar lalu
tentukan konsentrasi HCl dalam larutan sampel tersebut.
6. Tugas
 Dari data daya hantar pada pengenceran tak terhingga, perkirakan bentuk kurva
titrasi konduktometri dari titrasi.
a. HCl – NaOH b. HCl – NH4OH
10
Pada titrasi 100 ml, asam asetat dengan
larutan NaOH 1,0 diperoleh data sebagai berikut :
No Titran (ml) Hantaran No Titran (ml) Hantaran
1 0,00 0.22 1 1.60 1.47
2 0.10 0.19 2 1.80 1.73
3 0.20 0.23 3 2.00 2.21
4 0.40 0.39 4 2.20 2.71
5 0.60 0.56 5 2.40 3.21
6 0.80 0.74 6 2.60 3.70
7 1.00 0.92 7 3.00 4.70
8 1.20 1.10 8 3.40 5.69
Hitung konsentrasi asam asetat tersebut !
7. Pustaka
1. Christhian, G. D.; O’Reilly, J.E. Instrumental Analysis, 2nd
Ed., Ailyn and
Bacon, Inc., Boston, 1986
2. Skoog, D.A. Principles of Instrumental Analysis, 3rd
Ed., Saunders College
Publ., Philadelphia, 1985.
11
PERCOBAAN III
TITRASI ASAM BASA KUAT SECARA POTENSIOMETRI
1. Tujuan Percobaan
a) Menggambarkan kurva titrasi asam basa
b) Menentukan titik ekivalen titirasi asam basa
2. Teori
Potensiometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
hubungan antara potensial dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. Metoda ini
berguna untuk menentukan titik ekivalen suatu titrasi baik pada titrasi asam-basa, titrasi
redoks, kompleksometri maupun titrasi pengendapan.
Elektroda pembanding adalah suatu elektroda yang harga potensial setengah
sel nya diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan yang dianalisis, sedangkan
elektroda indikator, potensialnya tergantung pada konsentrasi larutan yang di analisis.
Elektroda indikator dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu elektroda logam dan elektroda
membran. Elektroda kalomel merupakan contoh elektroda pembanding, sedangkan
elektroda kaca merupakan contoh elektroda indikator. Titrasi potensiometri melibatkan
pengukuran perbedaan potensial antara elektroda indikator dan elektroda pembanding
selama titrasi. Selisih potensial tersebut dapat diukur dengan potensiometri atau pH meter.
pH meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Selain
itu dapat juga digunakan untuk mengikuti titrasi asam basa atau menentukan titik akhir
titrasi asam basa pengganti indikator. Elektroda pH meter yang digunakan dalam
percobaan ini selain memiliki elekrtoda indikator berupa membran gelas selektif ion H+
juga telah dilengkapi elektroda pembanding dalam satu kemasan alat, sehingga disebut
sebagai elektroda kombinasi.
12
3. Peralatan
 pH meter
 pengaduk magnetik
 buret 25 ml
 statif
 klem buret
 pipet gendok 25 ml
 erlenmeyer 250 ml
4. Bahan Kimia
 NaOH 0,1 N
 HCl 0,1 N
 Aquades
 Indikator PP
5. Prosedur Kerja
Titrasi asam kuat-basa kuat
 Masukan larutan NaOH 0,1 M kedalam buret
 Pipet 25 ml larutan HCl 0,1 N dan masukan kedalam erlenmeyer 250 ml, encerkan
dengan aquades sampai volumenya 100 ml
 Celupkan elektroda kedalam larutan dan atur kedudukan pengaduk dan buret
 Ukur dan catat pH larutan sebelum penambahan basa
 Tambahkan dari buret larutan basa dan ukur pH nya. Penambahan basa mula-mula
selang volume 5 ml, lalu selang volume 1 ml dan menjelang titik ekivalen selang
volume 0,1 ml demikian pula setelah titik ekivalen mula-mula ditambahkan basa
selang 0,1 ml lalu 1 ml dan terakhir 5 ml
 Buatlah kurva titrasi : pH terhadap ml NaOH, pH/ V terhadap ml NaOH dan
2
pH/ V2
terhadap ml NaOH.
 Ulangi titrasi terhadap asam dengan menambahkan 2 tetes indicator PP.
6. Tugas
13
 Tuliskan perubahan warna dan trayek pH indicator PP.
 Tuliskan persamaan reaksi percobaan diatas
 Jelaskan keunggulan titrasi potensiometri dibandingkan dgn. titrasi konvensional.
7. Pustaka
1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J. Amalytical Chemistry An Introduction, 6th
ed, Saunders College Publishing. Philadelphia, 1994,328-356.
2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nd
ed, Saunders College Publising,
1985.
PERCOBAAN IV
TITRASI ASAM POLIBASIS
1. Tujuan Percobaan
a) Membandingkan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dengan titrasi
menggunakan indikator
b) Menyelidiki sifat asam lemah polibasis dan garamnya
2. Teori
Asam polibasis adalah asam yang didalam laruan akan mengalami lebih dari
satu tingkat ionisasi dengan masing-masing tetapan-tetapan ionisasi. Misalnya untuk suatu
asam lemah berbasa n, tingkat-tingkat dan tetapan-tetapan ionisasinya adalah sebagai
berikut:
Dan seterusnya sampai akhirnya :
14
sehingga apabila asam tersebut dititrasi dengan larutan suatu basa kuat berasam satu
(missal NaOH), maka akan diperoleh lebih dari satu titi ekivalen yang persamaan reaksi
serta pH titik ekivalennya adalah sebagai berikut:
HnA + NaOH → NaHn-1A + H2O dengan pH1 = pKa1 + pKa2
NaHn-1A + NaOH → Na2 Hn-2A + H2O dengan pH2 = 1/2 pKa1+ 1/2 pKa2
Dan seterusnya sampai akhirnya :
NaHn-1A + NaOH → NanA + H2O
dengan :
pHa= ½ pKw + ½ pKan + ½ log [G]
Apabila harga Kan sangan kecil (asamnya sangat lemah) maka tidak ada
indikator yang dapat dipergunakan untuk menentukan saat tercapainya titik ekivalen yang
terakhir. Hal ini dapat diatasi dengan jalan antara lain titrasi potensiometri.
Titrasi potensiomentri adalah suatu titrasi dimana titik akhir titrasinya tidak ditentukan
dengan menggunakan indikator melainkan ditentukan dengan mengukur perubahan
potensial elektroda atau perubahan pH larutan selama titrasi (atau pada setiap penambahan
tertentu larutan titran). Oleh karna itu maka pada titirasi potensiometri tujuan utamanya
adalah menentukan lokasi titik ekivalen dan ini dapat dilakukan dengan jalan :
a) Membuat grafik pH terhadap V kemudian dari grafik tersebut dicari titik
ekivalennya.
b) Membuat grafik 2pH terhadap V kemudian dicari titik ekivalennya.
1. Alat
 pH meter
 buret, erlenmeyer, pipet, gelas piala, pengaduk magnet
15
2. Bahan
 Larutan H3PO4 0,2 N
 Larutan NaOH 0,5 N
 Larutan indikator p.p
 Akuades
 Kertas tisu
3. Prosedur Kerja
 Ambilah dengan pipet 10 ml H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan masukan masing-
masing kedalam erlenmeyer yang berbeda.
 Kedalam 2 buah enlenmeyer tambahkan masing-masing 2 tetes indikator PP dan 50
ml akuades kocoklah masing-masing larutan sehingga menjadi homogen.
 Masukan larutan NaOH 0,5 N kedalam buret dan titrasilah ke 2 larutan tersebut
sampai tercapai titik ekivalen. Untuk 2 larutan dengan indikator PP sampai mulai
tepat timbul warna merah. Catatlah banyaknya volume larutan NaOH yang
diperlukan pada tiap titrasi. CATATAN : setiap selesai titrasi untuk masing-masing
larutan dalam erlenmeyer ( setelah volume NaOH yang diperlukan dicatat) maka
tambahkan volume NaOH dalam buret sehingga penuh kembali, kemudian
dilakukan titrasi berikutnya.
 Hidupkan alat pH meter, setelah ± 15 menit kalibrasi alat tersebut dengan
menggunakan buffer pH 4,01 dan 6,86 sehingga jarum penunjuk pada pH meter
menunjukan pembacaan skala yang tepat pada pH 4,01 dan 6,86.
 Ambillah dengan pipet gendok 10 ml larutan H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan
masukkan masing-masing kedalam gelas piala yang berbeda. Tambahkan akuades
kedalam masing-masing larutan tersebut sehingga jumlah volume larutan menjadi
kurang lebih setengah dari volume gelas piala dan aduklah dengan pengaduk
magnet sehingga homogen.
 Masukan kedua elektorda kedalam larutan encer tersebut kemudian tentukan dan
catat nilai pH.
 Melalui buret tambahkan NaOH 0,5 N, sebanyak 1 ml kedalam larutan tersebut dan
setelah beberapa menit ukur dan catat pH larutan.
16
 Lanjutkan penambahan larutan NaOH 0,5 N (setiap penambahan sebanyak 1 ml)
kemudian lakukan pengukuran , pembacaan dan catat pH pada setiap penambahan
tersebut. Penambahan larutan NaOH 0,5 N dilakukan sampai diperoleh pH larutan
± 11. Kerjakan pula untuk larutan yang kedua.
 Setelah semua pekerjaan selesai matikan alat pH meter dan rendamlah
elektrodanya-elektrodanya dalam akuades dan buatlah grafik-grafiknya serta
tentukan titik ekivalen dari reaksi netralisasi tersebut.
4. Tugas
 Bagaimana menentukan titik ekivalen titrasi asam basa secara potensiometri?
 Mengapa dalam larutan yang mengandung cukup buffer, perubahan pH terhadap
penambahan larutan asam relatif kecil?
5. Pustaka
1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction, 6th
Ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994,328-356.
2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nd
Ed, Saunders College
Publishing, New York, 1990.
17
PERCOBAAN V
ANALISIS KONDUKTOMETRI AIR
1. Tujuan
• Mempelajari penggunaan metode konduktometri untuk analisis air.
• Menentukan daya hantar berbagai air.
2. Teori
Daya hantar jenis k, merupakan sebuah pengukuran dari kemampuan larutan
berair untuk mengemban arus listrik. Kemampuan ini bergantung pada kehadiran ion,
konsentrasi total, mobilitas, valensi, CO2 dan temperatur pada saat pengukuran. Molekul
senyawa organik dalam larutan dapat mengalirkan arus dengan lemah.
18
Daya hantar, G, merupakan kebalikan dari resistansi, R, G = 1/R dimana satuan R
merupakan ohm dan G adalah ohm -1
(kadang kadang ditulis mho atau Siemens). Daya
hantar larutan, G, sebanding dengan permukaan area elektroda, A cm2
, dan berbanding
terbalik dengan jarak antara elektroda, L, cm.
G = k (A/L)
Daya hantar jenis (k) (konduktivitas), yang merupakan sifat karakteristik dari
suatu larutan yang ada di antara elektroda. Satuan konduktivitas biasanya dalam
mikromhos per sentimeter (µmho/cm). dalam satuan internasional (SI), ohm ditulis sebagai
Siemens (S) dan konduktivitas ditulis sebagai millisiemens per meter (mS/m); 1 mS/m =
10µmho/cm dan 1µS/cm = 1 µmho/cm. untuk menentukan konduktivitas, terlebih dahulu
harus dilakukan pengukuran terhadap konstanta sel (C), yang dihitung dari hasil
pengukuran daya hantar jenis,kKCI, dan hambatan (resistensi), RKCI larutan standar KCI
0,01M atau berdasarkan rumusan
C.cm-1
= (0,001412) (RKCI) [1 + 0,0191 (t-25)]
dimana RKCI merupakan resistensi sel (ohm) dan t adalah temperatur (C),
3. Alat
• Konduktometer
• Elektroda
• Thermometer
• Gelas beaker
19
4. Bahan
Air dari beberapa sumber : air suling, air ledeng, air kemasan dan air sungai. Larutan
standar potasium chloride KCl 0,0100M, larutan 745,6 mg padatan KCl diencerkan
sampai 1000 mL dalam labu beker pada suhu 25o
C.
5. Prosedur kerja
• Kalibrasi alat dengan merendam elektroda dalam larutan KCl 0,01M. Ulangi
prosedur sampai meter konstan.
• Menghitung harga sel konstan. Tentukan harga hambatan larutan KCl (RKCl) dan
thermometer untuk harga t, harga C ditentukan dari perumusan.
• Menentukan daya hantar. Celupkan elektroda ke dalam air. Lakukan masing masing
3 kali dan catat hasilnya.
6. Tugas
• Jelaskan kegunaan dari hasil pengukuran daya hantar.
• Buatlah tabel daya hantar berbagai sumber air.
7. Pustaka
1. Willard, H.H., Dean, J.A 1974. Instrumental Methods of, Analysis, 5th
ed. D. Van
Nostrand Co., New York.
2. American Society for testing and Materials. 1982. Standard Test Methods for
Electrical and Resistivity of water, ASIM Designation D1125-82.
20
21

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri pptBillqis yh
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriFransiska Puteri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)yusbarina
 

What's hot (20)

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Soal gravimetri
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)Koefisien distribusi (roni)
Koefisien distribusi (roni)
 
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
 
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
 

Similar to Modul praktikum elektrometri

Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaFeren Jr
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Laporan Praktikum KD IPA 1
Laporan Praktikum KD IPA 1Laporan Praktikum KD IPA 1
Laporan Praktikum KD IPA 1Arif Winahyu
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HClAulia Rizqi
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanRidho Aditya rahman
 

Similar to Modul praktikum elektrometri (20)

Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
kelarutan dan hasil kelarutan
kelarutan dan hasil kelarutankelarutan dan hasil kelarutan
kelarutan dan hasil kelarutan
 
Ksp
KspKsp
Ksp
 
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basaLaporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Kimia_Titrasi asam basa
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Laporan Praktikum KD IPA 1
Laporan Praktikum KD IPA 1Laporan Praktikum KD IPA 1
Laporan Praktikum KD IPA 1
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Modul praktikum elektrometri

  • 1. PENUNTUN PRAKTIKUM E L E K T R O M E T R I Oleh : Tim Kimia Analisa JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 1
  • 2. PETUNJUK PRAKTIKUM 1. Sebelum percobaan dilakukan bacalah prosedur dengan teliti. 2. Pakailah jas laboratorium dan sepatu selama dalam praktikum. 3. Jangan membawa buku penuntun praktikum kedalam meja kerja tetapi buatlah diagram kerja dalam kertas lain. 4. Bekerjalah dengan teliti dan yakin. 5. Jangan makan dan minum dalam laboratorium. 6. Bersihkan dan keringkan meja kerja, jangan buang sampah dalam bak pencuci. 7. Bacalah etiket botol dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan pengambilan pereaksi. 8. Selama pemanasan jangan mendekatkan wajah pada zat yang sedang dipanaskan. 9. Zat yang menghasilkan gas beracun, kerjakan dalam lemari asam 10. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat dan periksa kembali apakah peralatan yang digunakan telah lengkap. Jika rusak, pecah atau hilang segera melapor pada petugas. 11. Sebelum meninggalkan ruang periksa dulu apakah meja kerja, ruangan dan sampah telah dibersihkan. Selamat bekerja ! 2
  • 3. PERCOBAAN 1 IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN TITRASI POTENSIOMETRI 1. Tujuan Percobaan Mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan massa molekul relatif dari senyawa asam lemah. 2. Teori 2.1 Asam Lemah Asam lemah monoprotik (HA) didalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya (H30+ dan A- ) dengan tetapan disosiasi (Ka) atau jika dinyatakan dalam – log Ka = pKa Nilai Ka atau pKa sangat karakteristik untuk asam-asam lemah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah asam lemah. pKa akan sama dengan pH larutan jika [HA] = [A]. Keadaan ini terpenuhi pada titik tengah titrasi penetralan asam lemah oleh 3
  • 4. basa kuat (volume titran = 1 /2volume titra pada titik ekivalen), sehingga nilai pKa dari asam lemah dititrasi dapat ditentukan dari pH larutan pada titik tengah titrasi tersebut. Disiosiasi asam lemah poliprolitik didalam larutan melibatkan beberapa kesetimbangan. Oleh karena itu asam lemah poliprolitik meiliki beberapa ketetapan disosiasi (Ka1, Ka2…dst ) yang juga sangat karakteristik untuk asam tersebut, asam diprolitik memliliki dua nilai tetapan disosiasi: Ka1 dan Ka2. Nilai Ka1 dari asam dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti diatas, sementara nila Ka2 dapat dihitung dengan persamaan berikut: pKa = 2pHekv – pKa1 dimana pHekv adalah pH larutan pada titik ekivalensi pertama. Dengan mengetahui pH larutan pada titik tengah titrasi proton pertama dari pH larutan pada titik ekivalen pertama maka nilai Ka1 dan Ka2 dapat ditentukan. 2.2 Titrasi Potensiometri Nilai pH larutan yang diperlukan untuk menetapkan nilai-nilai tetapan disosiasi asam lemah tersebut dapat ditentukan secara langsung dari kurva titrasi asam-basa.Kurva asam basa berbentuk sigmoid dan dapat dibuat dengan mudah melalui titrasi potensometri. Gambar 1. Kurva titrasi asam basa Titrasi potensiometri mancakup pengukuran potensial sel (yang terdiri dari sebuah elektroda selektif dan sebuah elektroda pembanding) sebagai fungsi volume titran. Karena selama titrasi asam-basa konsentrasi ion hidrogen berubah sebagai fungsi volume titran 4
  • 5. maka pada titrasi potensiometri yang akan dilakukan, elektroda selektif yang digunakan adalah elektroda selektif ion hidrogen. Elektroda ion hidrogen yang umum digunakan adalah elektroda gelas. Potensial elektroda gelas merupakan fungsi linier dari pH, sehingga potensial sel yang diukur juga merupakan fungsi linier dari pH larutan. Pada pengukuran ini, pH larutan langsung dapat dibaca pada alat pH meter, untuk keperluan tersebut pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan dua buah larutan buffer yang memiliki nilai pH yang diketahui dengan pasti. Melalui proses kalibrasi, pH meter akan menentukan nilai Konstanta (intersep) dan kemiringan kurva kalibrasi (slope senilai 0,059I V pada 250 C) secara otomatis sehingga pada pengukuran potensial yang terbaca langsung diubah menjadi nilai pH larutan. 2.3 Masa Molekul Relatif Untuk memperkuat kesimpulan pada identifikasi asam lemah perlu diketahui massa molekul relatif (Mr) dari asam lemah tersebut. Masa molekul relatif dari asam lemah dapat dihitung dari volume titran pada titik ekivalen titrasi jika berat asam yang dititrasi diketahui dengan tepat. Untuk keperluan ini ditentukan titik ekivalen titrasi secara teliti dapat juga ditentukan dari turunan pertama dan turunan kedua kurva titrasi tersebut. Penentuan titik ekivalen titrasi dari kurva turunan ini umumnya lebih mudah dan lebih teliti penentuan titik kivalen dari kurva sigmoid. 3. Peralatan  Labu takar 250 ml  Pipet seukuran 25 dan 50 ml  Buret 25 ml atau 10 ml  Peralatan gelas umum  pH meter  Elektroda gelas elektroda pembanding  Pengaduk magnetik  Batang magnet 4. Bahan Kimia 5
  • 6.  Larutan Baku NaOH 0,1 M  Larutan buffer baku pH 4, pH 7 dan pH 10  Senyawa asam lemah monoprotik ( CH3COOH). 5. Prosedur Kerja  Timbang dengan teliti 0,300 gram sampel asam lemah murni kedalam gelas piala 250 ml, kemudian tambahkan 175 ml air bebas mineral, tutup dengan kaca arloji dan panaskan pada 40o C. Aduk larutan hingga sampel asam terlarut sempurna. Dinginkan dan pindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 250 ml kemudian encerkan hingga tanda batas.  Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer baku pH 7 dan pH 4 atau dengan buffer baku pH 7 dan pH 9.  Pipet 50 ml larutan sampel ini kedalam gelas piala 150 ml dan tempatkan di atas alat pengaduk megnetik. Celupkan elektroda gelas dan elektroda pembanding kedalam larutan ini.  Ukur pH sambil mengaduk larutan. Kemudian tambahkan 0,5 ml larutan NaOH 0,1 M dan catat pH larutan. Ulangi pengukuran pH pada setiap penambahan 0,5 ml larutan basa (0,1 ml disekitar titik ekivalen). Hentikan pengukuran bila pH larutan antara 10 sampai 12. Pipet sekali lagi larutan sampel asam dan ulangi pekerjaan ini. Namun sekarang gunakan porsi yang lebih besar untuk menghemat waktu.  Dari data yang anda peroleh buat kurva antara volume titran dan pH larutan, gambarkan juga kurva titrasi turunan pertama dan turunan kedua dari data yang anda peroleh. Dari kurva-kurva tersebut tentukan massa molekul relatif asam yang anda titrasi, tentukan pH larutan pada titik tengah titrasi. Identifikasi asam yang anda titrasi dengan membandingkan massa molekul relatif yang nada peroleh dengan data literatur. 6. Tugas  Jelaskan prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas.  Gambarkan kurva titrasi antara pH terhadap volume titran. 6
  • 7. 7. Pustaka 1. Skoog,D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction, 6th ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994. 2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Priciples, 2nd ed, Saunders College Publishing, New York, 1990. PERCOBAAN II TITRASI KONDUKTOMETRI 1. Tujuan Percobaan Untuk mempelajari pengaruh penambahan basa kuat pada titrasi konduktometri antara asam kuat dengan basa kuat dan menentukan konsentrasi sampel asam kuat melalui titik ekivalen titrasi. 2. Teori 2.1 Daya Hantar Larutan Arus listrik mengalir didalam larutan karena adanya pergerakan ion-ion bermuatan didalam larutan untuk menghantarkan arus listrik disebut dengan daya hantar larutan. Daya hantar larutan bergantung pada jumlah, ukuran, dan muatan ion-ion yang terdapat didalam larutan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa daya hantar larutan akan semakin besar dengan bertambahnya ion-ion yang terdapat didalam larutan. Dilain pihak kemampuan sebuah ion untuk menghantarkan arus listrik akan semakin besar jika ukurannya semakin kecil. Didalam hal ini, ukuran sebuah ion termasuk lapisan permanen pelarut yang melingkupi ion tersebut. Karena arus listrik dibawah oleh muatan ion maka kemampuan menghantarkan arus listrik akan lebih besar bagi ion-ion yang memiliki muatan yang besar. Sebagai contoh, ion magnesium akan menghantarkan arus listrik lebih baik dari pada ion natrium. Jika ion-ion yang terdapat dalam sebuah larutan digantikan oleh ion-ion yang lain maka kemampuan larutan untuk menghantarkan arus litrik akan berubah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan titik ekivalen sebuah titrasi karena pada proses titrasi ion- ion yang terdapat didalam larutan akan bereaksi dengan ion-ion titran sehingga mengubah komposisi ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu selama proses titrasi hantaran larutan 7
  • 8. akan berubah dan kurva titirasi konduktometri merupakan hubungan antara daya hantar dan volume titran. Sebagai gambaran dapat dilihat titrasi penentuan perak didalam AgNO3 denga larutan LiCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: (Ag+ + NO3 - ) + (Li + + Cl - )AgCl (5) + (Li+ + NO3 - ) (1) Sebelum larutan LiCl ditambahkan kedalam larutan AgNO3, ion-ion yang terdapat dalam larutan hanyalah ion Ag+ dan ion NO3 karena AgNO3 terdisosiasi secara sempurna didalam air maka hantaran listrik merupakan kontribusi kedua ion ini. Pada penambahan LiCl akan terjadi reaksi pengendapan AgCl ion Ag+ yang mengendap digantikan ion Li+ sementara ion NO3 - tetap selama titrasi. Kemampuan ion Li+ menghantarkan arus listrik jauh lebih kecil dari ion Ag+ sehingga daya hantar larutan akan berkurang. Penambahan lebih lanjut LiCl kedalam larutan AgNO3 akan menyebabkan daya hantar larutan semakin berkurang. Pada titik ekivalen daya hantar larutan mencapai minimum karena seluruh ion Ag+ telah digantikan oleh Li+ hantaran larutan hanya merupakan kontribusi dari ion Li+ dan NO3 - . Ketika titik ekivalen terlewati terdapat penambahan ion Li+ dan NO3 - akibatnya daya hantar larutan akan meningkat dengan bertambahnya jumlah titran yang ditambahkan. Kurva titrasi pengendapan ini akan berbentuk sebagai berikut: Gambar 1. Kurva titrasi konduktometri AgNO3- LiCl 2.2 Tetapan Disosiasi Asam Lemah Disamping dapat digunakan menentukan titik ekivalen titrasi, data titrasi konduktometri dapat juga digunakan untuk menentukan tetapan disosiasi asam lemah. Sebagai ilustrasi, untuk menentukan tetapan disosiasi asam asetat (HOAc) diperlukan data 8
  • 9. titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida dan data titrasi asam klorida dengan natrium hidroksida. Asam asetat didalam larutan akan terdisosiasi sebagai menjadi ion hidrogen dan ion asetat menurut reaksi berikut: (2) Oleh karena asam asetat tidak bermuatan, hanya ion hidrogen dan ion asetat yang memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Oleh karena itu nilai hantaran yang terbaca merupakan gambaran dari jumlah ion hidrogen dan ion asetat yang terdisosiasi. Jika asam asetat terdisosiasi sempurna maka seluruh ion hidrogen dan ion asetat yang menyusun asam asetat akan memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Nilai tetapan disosiasi asam asetat, ά, oleh karnanya dapat dihitung dengan persamaan berikut: (3) dimana LHOA, adalah daya hantar dari asam asetat dan LHOAC(100%) adalah daya hantar dari larutan asam asetat seandainya asam asetat tersebut terurai sempurna. Nilai LHOAc(100%) dapat dihitung dengan persamaan berikut: (4) dimana LNaOAC, LHCl dan LNaCl adalah daya hantar NaOAc, HCi dan NaCl yang telah dikoreksi terhadap konsentrasi asam asetat yang digunakan untuk menentukan LHOAC, dan LNaOA, ditentukan dari nilai hantaran pada titik ekivalen titrasi. Setelah nilai ά diketahui melalui persamaan (3), maka Ka asam asetat dapat dihitung dengan persamaan berikut: (5) dimana C adalah konsentrasi analitik asam asetat. 3. Peralatan  Buret 10 ml 9
  • 10.  Gelas piala 250 ml  Gelas ukur 100 ml  Pipet seukuran 25 ml  Konduktonmeter  Sel daya hantar ( elektroda ).  Pengaduk magnetik  Batang magnet 4. Bahan Kimia  Larutan baku NaOH 0,20 M  Larutan sampel HCl  Larutan KCl 0,1 M 5. Prosedur Kerja  Nyalakan konduktometer dan kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M . Encerkan larutan sampel sampai tanda batas dan kocok dengan baik, pipet 25,0 ml larutan sampel HCl yang telah diencerkan kedalam gelas piala 250 ml dan tambahkan 150 ml air bebas mineral.  Tempatkan larutan tersebut diatas pengaduk magnetik, jalankan pengaduk dan celupkan sel daya hantar kedalam larutan. Hentikan pengadukan dan catat daya hantar awal larutan. Tambahkan 1,0 ml larutan baku NaOH dan aduk larutan. Hentikan pengadukan lalu catat daya hantar larutan. Lakukan pencatatan daya hantar larutan setiap penambahan 1,0 ml larutan NaOH hingga volume larutan NaOH mencapai 10,0 ml( ingat hentikan pengadukan setiap kali anda akan membaca daya hantar larutan. Pengadukan hanya diperlukan untuk membuat larutan menjadi homogen.)  Buat kurva titrasi konduktometri dengan mengalurkan nilai daya hantar lalu tentukan konsentrasi HCl dalam larutan sampel tersebut. 6. Tugas  Dari data daya hantar pada pengenceran tak terhingga, perkirakan bentuk kurva titrasi konduktometri dari titrasi. a. HCl – NaOH b. HCl – NH4OH 10
  • 11. Pada titrasi 100 ml, asam asetat dengan larutan NaOH 1,0 diperoleh data sebagai berikut : No Titran (ml) Hantaran No Titran (ml) Hantaran 1 0,00 0.22 1 1.60 1.47 2 0.10 0.19 2 1.80 1.73 3 0.20 0.23 3 2.00 2.21 4 0.40 0.39 4 2.20 2.71 5 0.60 0.56 5 2.40 3.21 6 0.80 0.74 6 2.60 3.70 7 1.00 0.92 7 3.00 4.70 8 1.20 1.10 8 3.40 5.69 Hitung konsentrasi asam asetat tersebut ! 7. Pustaka 1. Christhian, G. D.; O’Reilly, J.E. Instrumental Analysis, 2nd Ed., Ailyn and Bacon, Inc., Boston, 1986 2. Skoog, D.A. Principles of Instrumental Analysis, 3rd Ed., Saunders College Publ., Philadelphia, 1985. 11
  • 12. PERCOBAAN III TITRASI ASAM BASA KUAT SECARA POTENSIOMETRI 1. Tujuan Percobaan a) Menggambarkan kurva titrasi asam basa b) Menentukan titik ekivalen titirasi asam basa 2. Teori Potensiometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada hubungan antara potensial dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. Metoda ini berguna untuk menentukan titik ekivalen suatu titrasi baik pada titrasi asam-basa, titrasi redoks, kompleksometri maupun titrasi pengendapan. Elektroda pembanding adalah suatu elektroda yang harga potensial setengah sel nya diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan yang dianalisis, sedangkan elektroda indikator, potensialnya tergantung pada konsentrasi larutan yang di analisis. Elektroda indikator dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu elektroda logam dan elektroda membran. Elektroda kalomel merupakan contoh elektroda pembanding, sedangkan elektroda kaca merupakan contoh elektroda indikator. Titrasi potensiometri melibatkan pengukuran perbedaan potensial antara elektroda indikator dan elektroda pembanding selama titrasi. Selisih potensial tersebut dapat diukur dengan potensiometri atau pH meter. pH meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengikuti titrasi asam basa atau menentukan titik akhir titrasi asam basa pengganti indikator. Elektroda pH meter yang digunakan dalam percobaan ini selain memiliki elekrtoda indikator berupa membran gelas selektif ion H+ juga telah dilengkapi elektroda pembanding dalam satu kemasan alat, sehingga disebut sebagai elektroda kombinasi. 12
  • 13. 3. Peralatan  pH meter  pengaduk magnetik  buret 25 ml  statif  klem buret  pipet gendok 25 ml  erlenmeyer 250 ml 4. Bahan Kimia  NaOH 0,1 N  HCl 0,1 N  Aquades  Indikator PP 5. Prosedur Kerja Titrasi asam kuat-basa kuat  Masukan larutan NaOH 0,1 M kedalam buret  Pipet 25 ml larutan HCl 0,1 N dan masukan kedalam erlenmeyer 250 ml, encerkan dengan aquades sampai volumenya 100 ml  Celupkan elektroda kedalam larutan dan atur kedudukan pengaduk dan buret  Ukur dan catat pH larutan sebelum penambahan basa  Tambahkan dari buret larutan basa dan ukur pH nya. Penambahan basa mula-mula selang volume 5 ml, lalu selang volume 1 ml dan menjelang titik ekivalen selang volume 0,1 ml demikian pula setelah titik ekivalen mula-mula ditambahkan basa selang 0,1 ml lalu 1 ml dan terakhir 5 ml  Buatlah kurva titrasi : pH terhadap ml NaOH, pH/ V terhadap ml NaOH dan 2 pH/ V2 terhadap ml NaOH.  Ulangi titrasi terhadap asam dengan menambahkan 2 tetes indicator PP. 6. Tugas 13
  • 14.  Tuliskan perubahan warna dan trayek pH indicator PP.  Tuliskan persamaan reaksi percobaan diatas  Jelaskan keunggulan titrasi potensiometri dibandingkan dgn. titrasi konvensional. 7. Pustaka 1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J. Amalytical Chemistry An Introduction, 6th ed, Saunders College Publishing. Philadelphia, 1994,328-356. 2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nd ed, Saunders College Publising, 1985. PERCOBAAN IV TITRASI ASAM POLIBASIS 1. Tujuan Percobaan a) Membandingkan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dengan titrasi menggunakan indikator b) Menyelidiki sifat asam lemah polibasis dan garamnya 2. Teori Asam polibasis adalah asam yang didalam laruan akan mengalami lebih dari satu tingkat ionisasi dengan masing-masing tetapan-tetapan ionisasi. Misalnya untuk suatu asam lemah berbasa n, tingkat-tingkat dan tetapan-tetapan ionisasinya adalah sebagai berikut: Dan seterusnya sampai akhirnya : 14
  • 15. sehingga apabila asam tersebut dititrasi dengan larutan suatu basa kuat berasam satu (missal NaOH), maka akan diperoleh lebih dari satu titi ekivalen yang persamaan reaksi serta pH titik ekivalennya adalah sebagai berikut: HnA + NaOH → NaHn-1A + H2O dengan pH1 = pKa1 + pKa2 NaHn-1A + NaOH → Na2 Hn-2A + H2O dengan pH2 = 1/2 pKa1+ 1/2 pKa2 Dan seterusnya sampai akhirnya : NaHn-1A + NaOH → NanA + H2O dengan : pHa= ½ pKw + ½ pKan + ½ log [G] Apabila harga Kan sangan kecil (asamnya sangat lemah) maka tidak ada indikator yang dapat dipergunakan untuk menentukan saat tercapainya titik ekivalen yang terakhir. Hal ini dapat diatasi dengan jalan antara lain titrasi potensiometri. Titrasi potensiomentri adalah suatu titrasi dimana titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan menggunakan indikator melainkan ditentukan dengan mengukur perubahan potensial elektroda atau perubahan pH larutan selama titrasi (atau pada setiap penambahan tertentu larutan titran). Oleh karna itu maka pada titirasi potensiometri tujuan utamanya adalah menentukan lokasi titik ekivalen dan ini dapat dilakukan dengan jalan : a) Membuat grafik pH terhadap V kemudian dari grafik tersebut dicari titik ekivalennya. b) Membuat grafik 2pH terhadap V kemudian dicari titik ekivalennya. 1. Alat  pH meter  buret, erlenmeyer, pipet, gelas piala, pengaduk magnet 15
  • 16. 2. Bahan  Larutan H3PO4 0,2 N  Larutan NaOH 0,5 N  Larutan indikator p.p  Akuades  Kertas tisu 3. Prosedur Kerja  Ambilah dengan pipet 10 ml H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan masukan masing- masing kedalam erlenmeyer yang berbeda.  Kedalam 2 buah enlenmeyer tambahkan masing-masing 2 tetes indikator PP dan 50 ml akuades kocoklah masing-masing larutan sehingga menjadi homogen.  Masukan larutan NaOH 0,5 N kedalam buret dan titrasilah ke 2 larutan tersebut sampai tercapai titik ekivalen. Untuk 2 larutan dengan indikator PP sampai mulai tepat timbul warna merah. Catatlah banyaknya volume larutan NaOH yang diperlukan pada tiap titrasi. CATATAN : setiap selesai titrasi untuk masing-masing larutan dalam erlenmeyer ( setelah volume NaOH yang diperlukan dicatat) maka tambahkan volume NaOH dalam buret sehingga penuh kembali, kemudian dilakukan titrasi berikutnya.  Hidupkan alat pH meter, setelah ± 15 menit kalibrasi alat tersebut dengan menggunakan buffer pH 4,01 dan 6,86 sehingga jarum penunjuk pada pH meter menunjukan pembacaan skala yang tepat pada pH 4,01 dan 6,86.  Ambillah dengan pipet gendok 10 ml larutan H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan masukkan masing-masing kedalam gelas piala yang berbeda. Tambahkan akuades kedalam masing-masing larutan tersebut sehingga jumlah volume larutan menjadi kurang lebih setengah dari volume gelas piala dan aduklah dengan pengaduk magnet sehingga homogen.  Masukan kedua elektorda kedalam larutan encer tersebut kemudian tentukan dan catat nilai pH.  Melalui buret tambahkan NaOH 0,5 N, sebanyak 1 ml kedalam larutan tersebut dan setelah beberapa menit ukur dan catat pH larutan. 16
  • 17.  Lanjutkan penambahan larutan NaOH 0,5 N (setiap penambahan sebanyak 1 ml) kemudian lakukan pengukuran , pembacaan dan catat pH pada setiap penambahan tersebut. Penambahan larutan NaOH 0,5 N dilakukan sampai diperoleh pH larutan ± 11. Kerjakan pula untuk larutan yang kedua.  Setelah semua pekerjaan selesai matikan alat pH meter dan rendamlah elektrodanya-elektrodanya dalam akuades dan buatlah grafik-grafiknya serta tentukan titik ekivalen dari reaksi netralisasi tersebut. 4. Tugas  Bagaimana menentukan titik ekivalen titrasi asam basa secara potensiometri?  Mengapa dalam larutan yang mengandung cukup buffer, perubahan pH terhadap penambahan larutan asam relatif kecil? 5. Pustaka 1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction, 6th Ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994,328-356. 2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nd Ed, Saunders College Publishing, New York, 1990. 17
  • 18. PERCOBAAN V ANALISIS KONDUKTOMETRI AIR 1. Tujuan • Mempelajari penggunaan metode konduktometri untuk analisis air. • Menentukan daya hantar berbagai air. 2. Teori Daya hantar jenis k, merupakan sebuah pengukuran dari kemampuan larutan berair untuk mengemban arus listrik. Kemampuan ini bergantung pada kehadiran ion, konsentrasi total, mobilitas, valensi, CO2 dan temperatur pada saat pengukuran. Molekul senyawa organik dalam larutan dapat mengalirkan arus dengan lemah. 18
  • 19. Daya hantar, G, merupakan kebalikan dari resistansi, R, G = 1/R dimana satuan R merupakan ohm dan G adalah ohm -1 (kadang kadang ditulis mho atau Siemens). Daya hantar larutan, G, sebanding dengan permukaan area elektroda, A cm2 , dan berbanding terbalik dengan jarak antara elektroda, L, cm. G = k (A/L) Daya hantar jenis (k) (konduktivitas), yang merupakan sifat karakteristik dari suatu larutan yang ada di antara elektroda. Satuan konduktivitas biasanya dalam mikromhos per sentimeter (µmho/cm). dalam satuan internasional (SI), ohm ditulis sebagai Siemens (S) dan konduktivitas ditulis sebagai millisiemens per meter (mS/m); 1 mS/m = 10µmho/cm dan 1µS/cm = 1 µmho/cm. untuk menentukan konduktivitas, terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran terhadap konstanta sel (C), yang dihitung dari hasil pengukuran daya hantar jenis,kKCI, dan hambatan (resistensi), RKCI larutan standar KCI 0,01M atau berdasarkan rumusan C.cm-1 = (0,001412) (RKCI) [1 + 0,0191 (t-25)] dimana RKCI merupakan resistensi sel (ohm) dan t adalah temperatur (C), 3. Alat • Konduktometer • Elektroda • Thermometer • Gelas beaker 19
  • 20. 4. Bahan Air dari beberapa sumber : air suling, air ledeng, air kemasan dan air sungai. Larutan standar potasium chloride KCl 0,0100M, larutan 745,6 mg padatan KCl diencerkan sampai 1000 mL dalam labu beker pada suhu 25o C. 5. Prosedur kerja • Kalibrasi alat dengan merendam elektroda dalam larutan KCl 0,01M. Ulangi prosedur sampai meter konstan. • Menghitung harga sel konstan. Tentukan harga hambatan larutan KCl (RKCl) dan thermometer untuk harga t, harga C ditentukan dari perumusan. • Menentukan daya hantar. Celupkan elektroda ke dalam air. Lakukan masing masing 3 kali dan catat hasilnya. 6. Tugas • Jelaskan kegunaan dari hasil pengukuran daya hantar. • Buatlah tabel daya hantar berbagai sumber air. 7. Pustaka 1. Willard, H.H., Dean, J.A 1974. Instrumental Methods of, Analysis, 5th ed. D. Van Nostrand Co., New York. 2. American Society for testing and Materials. 1982. Standard Test Methods for Electrical and Resistivity of water, ASIM Designation D1125-82. 20
  • 21. 21