Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai elektrofisiologi dasar jantung dan pembentukan impuls, fungsi dan kegunaan EKG, anatomi detak jantung normal, vektor konsep dalam EKG, dan tahapan interpretasi EKG secara sistematis meliputi ritme, frekuensi, aksis, morfologi gelombang P, QRS, T, segmen ST, dan ciri-ciri normal lainnya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang anatomi, sirkulasi, dan sistem konduksi jantung, serta penjelasan mengenai komponen-komponen gelombang dan interval yang terlihat pada elektrokardiogram (EKG) beserta interpretasinya. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa kondisi patologis yang dapat dilihat melalui EKG seperti pembesaran ruang jantung, gangguan aliran darah koroner, dan hipertrofi ventrikel
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem konduksi listrik jantung dan pembacaan elektrokardiogram (EKG).
2. Sistem konduksi listrik jantung terdiri atas nodus sinusal, nodus atrioventrikular, berkas His, dan serabut Purkinje.
3. Pembacaan EKG meliputi irama, gelombang P, kompleks QRS, sumbu QRS, dan tanda-tanda hipertrofi ventrikel.
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Kertas EKG menggunakan garis horisontal dan vertikal untuk menggambarkan waktu dan voltase. Sadapan EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik dari berbagai bidang jantung. Gelombang P, QRS, dan T merekam proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel. Interpretasi EKG meliputi pengukuran frekuensi jantung, irama, aksis, dan pencarian
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang anatomi, sirkulasi, dan sistem konduksi jantung, serta penjelasan mengenai komponen-komponen gelombang dan interval yang terlihat pada elektrokardiogram (EKG) beserta interpretasinya. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa kondisi patologis yang dapat dilihat melalui EKG seperti pembesaran ruang jantung, gangguan aliran darah koroner, dan hipertrofi ventrikel
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem konduksi listrik jantung dan pembacaan elektrokardiogram (EKG).
2. Sistem konduksi listrik jantung terdiri atas nodus sinusal, nodus atrioventrikular, berkas His, dan serabut Purkinje.
3. Pembacaan EKG meliputi irama, gelombang P, kompleks QRS, sumbu QRS, dan tanda-tanda hipertrofi ventrikel.
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Kertas EKG menggunakan garis horisontal dan vertikal untuk menggambarkan waktu dan voltase. Sadapan EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik dari berbagai bidang jantung. Gelombang P, QRS, dan T merekam proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel. Interpretasi EKG meliputi pengukuran frekuensi jantung, irama, aksis, dan pencarian
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai:
1. Pengertian EKG dan komponennya seperti gelombang P, kompleks QRS, dan segmen ST
2. Teknik perekaman EKG termasuk posisi elektrode dan sandapan
3. Bacaan dan interpretasi EKG untuk mengetahui frekuensi jantung, aksis, aritmia, dan gangguan lainnya
Modul ini memberikan panduan cara membaca hasil EKG secara praktis bagi mahasiswa keperawatan. Terdapat penjelasan mengenai aksis jantung, gelombang-gelombang EKG, dan pengukuran frekuensi jantung. Tujuannya adalah membantu mahasiswa memahami hasil interpretasi EKG dengan mudah.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokardiografi (EKG) yang merupakan ilmu yang mempelajari kelistrikan jantung dan merupakan salah satu penunjang pemeriksaan. Dokumen ini menjelaskan tentang berbagai komponen EKG seperti elektrode, lead, kertas EKG, dan pola pembacaan EKG serta menjelaskan berbagai jenis aritmia seperti sinus node aritmia, aritmia atrial, dan aritmia ventrikel.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrofisiologi dasar dan pembacaan ECG secara sistematis. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah tentang penempatan lead, mekanisme pembentukan gelombang ECG, cara menentukan aksis QRS, dan berbagai jenis irama dan aritmia jantung seperti blok AV, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
EKG merupakan alat bantu diagnosis gangguan jantung. EKG normal belum tentu artinya jantung sehat, dan sebaliknya EKG abnormal belum tentu artinya ada gangguan jantung. EKG berguna untuk menegakkan diagnosis aritmia jantung. Perekaman EKG didasarkan pada konduktivitas listrik tubuh manusia melalui elektrode yang merekam beda potensial gerak listrik jantung.
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Terdiri dari gelombang P, QRS, T yang merepresentasikan depolarisasi dan repolarisasi jantung. EKG dibaca untuk menentukan frekuensi, irama, aksis jantung, hipertrofi, dan tanda iskemik atau infark. Frekuensi dihitung dari interval R-R, sedangkan irama untuk menentukan gangguan pembentukan atau penghantaran impuls.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang sistem konduksi jantung dan elektrokardiografi. Sistem konduksi jantung terdiri dari beberapa sel pacemaker yang mengeluarkan impuls untuk menciptakan depolarisasi dan repolarisasi. Elektrokardiografi merekam aktivitas listrik jantung untuk tujuan diagnostik gangguan jantung. Terdapat beberapa gelombang dan interval khas pada elektrokardiogram normal.
Interpretasi EKG memberikan informasi tentang:
1. Kertas EKG menggambarkan waktu dan voltase jantung dalam satuan milimeter dan detik
2. Ada 6 sadapan ekstremitas dan 6 sadapan prekordial untuk menggambarkan aktivitas listrik jantung
3. Gelombang P, QRS, T dalam EKG masing-masing mewakili depolarisasi atrium, ventrikel, dan repolarisasi ventrikel
Dokumen tersebut merangkum tentang Elektrokardiogram (ECG) yang merupakan alat pencatat aktivitas listrik jantung. ECG dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan irama jantung, otot jantung, dan pengaruh obat tertentu pada jantung. Dokumen ini menjelaskan bagian-bagian ECG, gelombang yang terbentuk, cara kerja, dan pengoperasiannya."
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai:
1. Pengertian EKG dan komponennya seperti gelombang P, kompleks QRS, dan segmen ST
2. Teknik perekaman EKG termasuk posisi elektrode dan sandapan
3. Bacaan dan interpretasi EKG untuk mengetahui frekuensi jantung, aksis, aritmia, dan gangguan lainnya
Modul ini memberikan panduan cara membaca hasil EKG secara praktis bagi mahasiswa keperawatan. Terdapat penjelasan mengenai aksis jantung, gelombang-gelombang EKG, dan pengukuran frekuensi jantung. Tujuannya adalah membantu mahasiswa memahami hasil interpretasi EKG dengan mudah.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokardiografi (EKG) yang merupakan ilmu yang mempelajari kelistrikan jantung dan merupakan salah satu penunjang pemeriksaan. Dokumen ini menjelaskan tentang berbagai komponen EKG seperti elektrode, lead, kertas EKG, dan pola pembacaan EKG serta menjelaskan berbagai jenis aritmia seperti sinus node aritmia, aritmia atrial, dan aritmia ventrikel.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrofisiologi dasar dan pembacaan ECG secara sistematis. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah tentang penempatan lead, mekanisme pembentukan gelombang ECG, cara menentukan aksis QRS, dan berbagai jenis irama dan aritmia jantung seperti blok AV, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
EKG merupakan alat bantu diagnosis gangguan jantung. EKG normal belum tentu artinya jantung sehat, dan sebaliknya EKG abnormal belum tentu artinya ada gangguan jantung. EKG berguna untuk menegakkan diagnosis aritmia jantung. Perekaman EKG didasarkan pada konduktivitas listrik tubuh manusia melalui elektrode yang merekam beda potensial gerak listrik jantung.
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Terdiri dari gelombang P, QRS, T yang merepresentasikan depolarisasi dan repolarisasi jantung. EKG dibaca untuk menentukan frekuensi, irama, aksis jantung, hipertrofi, dan tanda iskemik atau infark. Frekuensi dihitung dari interval R-R, sedangkan irama untuk menentukan gangguan pembentukan atau penghantaran impuls.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang sistem konduksi jantung dan elektrokardiografi. Sistem konduksi jantung terdiri dari beberapa sel pacemaker yang mengeluarkan impuls untuk menciptakan depolarisasi dan repolarisasi. Elektrokardiografi merekam aktivitas listrik jantung untuk tujuan diagnostik gangguan jantung. Terdapat beberapa gelombang dan interval khas pada elektrokardiogram normal.
Interpretasi EKG memberikan informasi tentang:
1. Kertas EKG menggambarkan waktu dan voltase jantung dalam satuan milimeter dan detik
2. Ada 6 sadapan ekstremitas dan 6 sadapan prekordial untuk menggambarkan aktivitas listrik jantung
3. Gelombang P, QRS, T dalam EKG masing-masing mewakili depolarisasi atrium, ventrikel, dan repolarisasi ventrikel
Dokumen tersebut merangkum tentang Elektrokardiogram (ECG) yang merupakan alat pencatat aktivitas listrik jantung. ECG dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan irama jantung, otot jantung, dan pengaruh obat tertentu pada jantung. Dokumen ini menjelaskan bagian-bagian ECG, gelombang yang terbentuk, cara kerja, dan pengoperasiannya."
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
This document summarizes key information about heart disease in pregnancy:
- Heart disease complicates around 1% of pregnancies on average and mortality has decreased but morbidity has increased in developed countries.
- Normal pregnancy involves significant hemodynamic changes that can mimic or worsen underlying heart conditions. Risk is highest in the first/third trimesters and postpartum.
- Conditions like congenital heart disease, rheumatic heart disease, and cardiomyopathy commonly complicate pregnancy. Risk stratification classifies conditions as low, medium, or high risk.
- Care involves a multidisciplinary team and counseling on maternal/fetal risks. Delivery at a tertiary center is preferred, with careful monitoring during labor/post
1) The document discusses peripheral artery disease (PAD), which is caused by obstruction of blood supply to the lower or upper extremities, most commonly from atherosclerosis.
2) Diagnosis and management of PAD is covered, including non-invasive tests like ankle-brachial index and exercise treadmill testing, and invasive angiography.
3) Treatment options discussed include risk factor modification, pharmacotherapy, endovascular and surgical procedures. Critical limb ischemia and acute limb ischemia are also addressed.
The document demonstrates different title and content layout options in PowerPoint, including a subtitle, bullet lists, charts, tables, SmartArt diagrams, and multiple slide titles. It shows how to structure information using built-in layouts for lists, charts, tables, process flows, and individual slide titles.
This document provides information on alcohol septal ablation (ASA) as a treatment for hypertrophic cardiomyopathy (HCM) with left ventricular outflow tract obstruction. It defines HCM and outlines when ASA is considered, including when medical treatments are no longer effective for symptomatic patients. The procedure involves injecting ethanol into the septal branch of the coronary artery, causing scarring and reducing the ventricular septal thickness. Risks include heart block, but success is defined as a 50% reduction in outflow tract gradient. Factors like the ethanol dose and number of branches treated impact the risk of heart block.
Dokumen tersebut merangkum kasus pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan keluhan sesak nafas yang didiagnosis menderita gagal jantung kongestif akut, aritmia jantung, dan pneumonia bilateral. Pasien juga menderita diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Berdasarkan pemeriksaan, terdapat edema paru dan efusi pleura pada rontgen dada serta gangguan fungsi hati dan ginjal. Pasien diberikan terapi obat jantung, antibiotik
Ultrasound plays an important role in the diagnosis and management of peripheral artery disease (PAD). It is used to evaluate arterial anatomy, identify and grade stenosis, and guide endovascular procedures. Ultrasound is noninvasive, avoids radiation and contrast exposure, and provides accurate information about blood flow via Doppler imaging. While operator dependent, ultrasound establishes the diagnosis of PAD and determines treatment approaches such as endovascular intervention versus surgery. It also monitors therapy effectiveness and disease progression over time.
Dokumen tersebut merangkum visi, misi, tujuan, target dan strategi Program Studi PPDS-1 Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi untuk periode 2021-2025, yang mencakup peningkatan mutu pendidikan dan penelitian bidang kardiovaskular serta kerjasama dengan berbagai institusi.
Peripheral arterial disease (PAD) is a common condition that increases the risk of cardiovascular events. For patients with PAD, the optimal antithrombotic strategy involves low-dose aspirin to reduce the risk of heart attack, stroke, and amputation. Clopidogrel or ticagrelor are alternatives to aspirin for patients who cannot tolerate it or who have a higher risk of ischemia. Rivaroxaban should not be routinely used for antithrombotic treatment in uncomplicated PAD.
- The patient was treated with mechanical ventilation from 5/12/21 to 11/12/21. Ventilation modes included PRVC, PC, and settings like PEEP, RR and FiO2 were adjusted over time.
- Dobutamine and vasoconstrictors doses were titrated to support the patient's hemodynamics. The patient also received IABP support.
- Arterial blood gas measurements showed improvements in pH, pCO2, HCO3 and BE from the initial periods to later dates, though lactate levels fluctuated.
Pre-Procedural Imaging to Characterize the PFO- TTE, TEE, TCD.pptxSebastianChandra3
TTE, TEE, and TCD can be used to characterize PFOs. TTE can diagnose a PFO but may not provide detailed anatomy. TEE provides excellent images of PFO size, extension, tunnel characteristics. It is very useful for sizing and closing PFOs. TCD uses Doppler ultrasound to detect microbubbles passing through the brain during a Valsalva maneuver after injecting agitated saline. It grades the amount of right to left shunting from 0 to 3 or 5 but requires trained personnel. While not required, TCD can provide additional useful information about high grade shunts when evaluating PFOs.
An electrophysiology (EP) study involves inserting catheters into the heart to evaluate electrical conduction and identify arrhythmias. Key aspects of an EP study include:
1. Assessing conduction intervals and refractoriness periods by pacing the atria and ventricles.
2. Inducing arrhythmias through extrastimulus testing and burst pacing to confirm diagnoses.
3. Using findings to guide treatment such as medications, ablation, or device implantation.
4. An EP study requires a team including an electrophysiologist, nurses, and technicians to insert catheters and monitor the procedure.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. WHAT ECG MACHINE DO?
Detects heart’s
electrical current
activity
Displays it on a
screen or prints it
onto graph paper
5. ECG MACHINE FUNCTION
• Identifies irregularities in heart rhythm
• Reveals injury, death or other physical
• changes in heart muscle
• Used as an assessment and diagnostic tool
• Can continuously monitor heart’s electrical activity
6. WHAT ECG WONT DO
• Does not tell how well heart is pumping
7. THE STANDARD 12-LEAD ECG
• The 12 leads are:
◦ Six limb leads (I, II, III, aVR, aVL and aVF) ◦ Six precordial (chest) leads: V1 to V6
• The 12 leads are displayed at a standardised tracing speed of 25 mm per second,
and with 1 cm representing 1.0 mV on the vertical axis.
12. AV NODE
• Receives impulse from SA Node
• Delivers impulse to the His- Purkinje System
• 40-60 BPM if SA Node fails to deliver an impulse
13. BUNDLE OF HIS
• Begins conduction to the Ventricles
• AV Junctional Tissue: 40-60 BPM
14. THE PURKINJE NETWORK
• Bundle Branches
• Purkinje Fibers
• Moves the impulse through the ventricles for
contraction
• Provides ‘Escape Rhythm’: 20-40 BPM
31. NORMAL P WAVE
• P wave is the first positive defection on the ECG
• Duration < 0.12s (3 Small squares)
• Amplitude < 2.5 mm in the limb leads, <1.5mm in the precordial leads
Normal Morphology
- Smooth contour
- Monophasic in lead II
- Biphasic in lead V1
32.
33. P WAVE CHECKLIST
•Always positive in lead II during sinus rhythm.
•Virtually always positive in aVL, aVF, -aVR, I, V4,V5,
V6.
•Biphasic in V1, the negative deflection normally <
1mm
•Duration should be < 0.12 s
•Amplitude should be <2.5 mm in limb leads
34. NORMAL PR INTERVAL
PR interval is the time from the onset of the P wave to the start of the QRS complex, it
reflects conduction through the AV node
Normal PR interval
- Duration between 120-200ms (3-5 small squares)
36. PR INTERVAL CHECKLIST
•Normal Ranges between 0.12-2.22 seconds.
•Prolong PR interval (> 0.22 s) s is consistent with
first degree AV block
•Shortened PR interval (<0.12 s) indicate pre-
excitation. (presence of an accessory pathway)
37. NORMAL QRS
• QRS complex represent Ventricle depolarization
Normal QRS
- Duration 70 - 100ms (±1-2.5 small squares)
38.
39. R WAVE
• Should be < 26 mm in V5-V6
• R Amplitude in V5 and S wave in V1 should be < 35 mm
• R Amplitude in V6 and S wave in V1 should be < 35 mm
• R in aVL < 12 mm
• R wave in I,II, III should ne < 20 mm
• If R wave in V1 larger than S wave n V1, the R wave should be
< 5 mm
40. R WAVE PROGRESSION
• Assessed by using precordial leads
• Gradually increase in amplitude from V1 to V5 then diminishes in
amplitude from V5 to V6
• Abnormal R wave progression is common finding in the following
condition
◦ Myocardial infarction
◦ Cardiomyopathy
◦ Right and Left Ventricular Hypertrophy
◦ Preexcitation, BBB and COPD
43. NORMAL VARIANT OF Q WAVES
• Septal Q waves. Seen in lateral leads V5,V6. I, aVL
• Respiratory Q wave. An Isolated and often large Q wave
in llI.
44. ABNORMAL Q WAVES
• Most common cause is Myocardial infarction. Pathological Q waves must exist in
two anatomically contigous leads
• Other causes
◦ Left sided pneumothorax
◦ Dextrocardia
◦ Perimyocarditis
◦ Cardiomyopathy
◦ Amyliodosis
◦ BBB, Fascicular blocks,
◦ WPW
◦ Ventricular hypertrophy,
◦ Acute cor pulmonale
45. NORMAL ST SEGMENT
The ST Segment is the flat, isoelectric section of the ECG between the end of the S
wave (the J point) and the beginning of the T wave
The ST segment represents the interval between ventricular depolarization and
repolarization
The most common important cause of ST Segment abnormality is myocardial
ischaemia or infarction
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53. NORMAL T
The T wave is the positive deflection after each QRS complex
It Represent ventricular repolarization
Normal T wave
- Upright in all leads except aVR and V1
- Amplitude < 5mm in limb leads, <15mm in precordial leads
- T wave amplitude is highest in V2-V3 and diminishes with increasing age.
- T wave should be concordant with QRS complex
54.
55.
56. STEP BY STEP TO INTERPRATE ECG
Know you Patient First
Because
We Treat patient, not ECG
57. STEP BY STEP TO INTERPRATE ECG
DATA
Standardisasi,
- pastikan identitas pasien sesuai,
- kertas EKG setinggi 10mm sehingga 10mm = 1mV,
- pastikan kecepatan kertas sudah benar
58. IRAMA ATAU RITME (RHYTHM)
Karakteristik sinus rhythm:
- Laju : 60-100x/menit
- Interval P-P regular, interval R-R regular
- Gelpmbang P positif di sadapan II, selalu diikuti kompleks QRS
- PR interval : 0,12-0,20 detik dan konstan dari beat to beat
Jika laju QRS < 60x/menit disebut sinus bradikardia dan jika > 100x/menit disebut
sinus takikardia
59. FREKUENSI / HEART RATE
Ada 3 metode yaitu:
• Tiga ratus (300) dibagi jumlah kotak besar antara R-R.
• Seribu lima ratus (1500) dibagi jumlah kotak kecil antara R-R.
• Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 sekon, kemudian dikalikan 10, atau dalam
12 sekon dikalikan dengan 5.
61. AXIS
Cek lead I, bila positif artinya jantung
ada di area hijau
Cek lead aVF, bila positif artinya
jantung ada di area hijau
62. • Bila hasil resultan sandapan I positif dan aVF positif, maka sumbu
jantung (aksis) berada pada posisi normal.
• Bila hasil resultan sandapan I positif dan aVF negatif, jika resultan
sandapan II positif: aksis normal, tetapi jika sandapan II negatif
maka deviasi aksis ke kiri (LAD = Left Axis Deviation), berada pada
sudut -30˚ sampai -90˚.
• Bila hasil resultan sandapan I negatif dan aVF positif, maka deviasi
aksis ke kanan (RAD = Right Axis Deviation), berada pada sudut
+110˚ sampai +180˚.
• Bila hasil resultan sandapan I negatif dan aVF negatif, maka
deviasi aksis kanan atas, berada pada sudut -90˚ sampai +180˚.
Disebut juga daerah no man’s land.
65. MORFOLOGI GELOMBANG ECG
Gelombang QRS
• Evaluasi tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri/kanan serta cari apakah terdapat
morfologi blok cabang berkas kiri atau blok cabang berkas kanan.
Cara cepat:
Lihat di V1
R wave tinggi melebihi normal curiga Right Vent Hypertrophy
S wave kedalamannya melebihi normal curiga Left Vent Hypertophy
(S di V1 + R di V5 > 35mm) sokolow lion criteria
67. SEGMEN ST
Selalu lihat segmen ST di lead2 berikut (berpasangan):
II, III, aVF bagian inferior jantung
I, aVL, V5,V6 lateral jantung
V1-V4 anterior jantung