SlideShare a Scribd company logo
1 of 88
ELEKTROKARDIOGRAFI
( EKG )
II
I
III
Kertas EKG
Gelombang, Segmen, Interval
Tips Interpretasi EKG
• Regularitas (Irama)
• Frekuensi (Rate)
• Axis
• Gel. P
• PR Interval
• Kompleks QRS
• ST Segmen
• Gel. T
• LAIN – LAIN (ABNORMALITAS)
• KESAN
Ada QRS ??
QRS teratur atau tidak ??
QRS sempit / lebar
Terdapat gelombang P ?
P diikuti QRS ??
Menentukan Irama
Irama jantung normal : dari nodus SA (
SinoAtrial ) à irama sinus ( Normo Sinus
Rhythm ).
Kriteria irama sinus normal :
 Irama : teratur.
 Frekwensi jantung : 60 – 100 x/ menit
 Gelombang P : normal, setiap gelombang P
selalu diikuti gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal ( 0,12 – 0,20 detik )
 Gelombang QRS : normal ( 0,06 – 0,12 )
detik.
Menentukan Frekuensi Jantung
 Tentukan satu gelombang R ( atau P )
 Cari puncak gelombang R ( atau P ) berikutnya.
 Hitung jarak antara R pertama dan kedua dalam ukuran
kotak besar ( begitu juga gelombang P )
Frekwensi jantung dihitung dengan rumus :
a. 300
Jumlah kotak sedang antara R – R ATAU
b. 1500
Jumlah kotak kecil antara R - R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS
kemudian dikalikan 10. Atau ambil EKG 12 detik,
hitung jumlah QRS kemudian dikalikan 5 (Aritmia)
Metode lain, adalah "count off" method. Dengan menghitung
jumlah kotak besar diantara gelombang R mengikuti rate:
300 - 150 - 100 - 75 - 60. Sebagai contoh jika ada 3 kotak besar
diantara gelombang R denyut jantung adalah 100 denyut/min.
• Jumlah QRS dalam 6 detik (30 KS) x 10
Rate pada R-R tidak reguler
GELOMBANG P
Gambaran aktivitas depolarisasi atrium.
Nilai normal - lebar  0,12 detik ( 3 mm )
- tinggi  0,3 mV ( 3 mm )
- selalu positif di lead II
- selalu negatif di lead aVR
Kepentingan
• Aktivitas atrium
• Arah aktivitas atrium
• Tanda-tanda hipertrofi atrium
paling jelas II dan V1 ß impuls gelombang P sejajar dengan II,
elektroda V1 paling dekat dg atrium kanan.
RAE :
P PULMONAL
LAE:
P MITRAL
INTERVAL PR
• = penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium
dan waktu perlambatan dari nodus AV
• Diukur dari permulaan P à permulaan
kompleks QRS
• Nilai normal : 0,12 – 0,20 detik. ditentukan
oleh frekwensi jantung (denyut jantung
lambat à interval PR memanjang.
• PR < 0,12 detik  sindroma WPW.
• PR > 0,20 detik  blok AV
• PR berubah-ubah : wondering pacemaker.
GELOMBANG Q
defleksi kebawah pertama dari kompleks QRS.
• Menggambarkan awal dari fase depolarisasi
ventrikel
• Nilai normal :
 Lebar  0,04 detik
 Dalam < 1/3 tinggi R
 Pada aVR
 Gelombang Q Pathologis ( abnormal ) :
Lebar < 0,04 detik
Dalam > 25 % amplitudo gelombang R
Kepentingan : adanya nekrosis miokard ( infark
miokard )
Q patologis  Fase infark (irreversibel)
GELOMBANG R
 Defleksi positip pertama pada kompleks
QRS
• Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
• Positip di L I, L II, V5 dan V6
• aVR, V1, V2 biasanya kecil/ tidak ada sama
sekali.
• Kepentingan :
• Menggambarkan adanya hipertrofi ventrikel
• Adanya tanda-tanda BBB ( Bundle Branch
Block )
GELOMBANG S
Defleksi negatip setelah gelombang R
- Menggambarkan fase depolarisasi
ventrikel
- aVR, V1 dan V2 terlihat lebih dalam
- V4, V5 dan V6 makin berkurang
dalamnya.
- Kepentingan : hampir sama dengan
gelombang R.
KOMPLEKS QRS
• Menggambarkan proses
depolarisasi ventrikel
• Nilai normal :
• lebar 0,06 – 0,12 detik
• Tinggi tergantung sadapan
lead
• Morfologi
• Durasi
• Amplitudo:
–R wave progression
–V1: Amplitudo R, Amplitudo S  RVH
(R/S <1) , RV strain
–V5-V6 : Amplitudo R tertinggi  LVH (R
V5/V6 + S V1 > 35 mm), LV strain
KOMPLEKS QRS
INTERVAL QRS
• gambaran lamanya aktifitas depolarisasi
ventrikel.
• Diukur dari permulaan Q  akhir S
• Nilai normal : < 0,12 detik
• Interval QRS  0,12 detik, pada :
• Blok cabang berkas ( Bundle Branch
Block )
• Hiperkalemia.
Frekwensi jantung < 70 71 - 90 91 - 110 111 - 130 > 130
Dewasa 0,21 0,20 0.19 0,18 0,17
Dewasa muda 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16
Anak, 14 – 17 th 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15
Anak, 7 – 13 th 0,18 0,17 0,16 0,15 0,14
Anak, 11/2 – 6 th 0,17 0,165 0,155 0,145 0,135
Anak 0 – 11/2 th 0,16 0,15 0,145 0,135 0,125
Tabel 1. Batas atas Interval P – R Normal
( Diukur dalam detik )
INTERVAL QT
• Merupakan gambaran lamanya aktivitas
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
• Diukur dari permulaan gelombang Q
sampai dengan akhir gelombang T
• Nilai dipengaruhi oleh frekwensi jantung
SEGMEN ST
• Diukur dari akhir gelombang S sampai
permulaan gelombang T  ditentukan dari
letak J point
• Normal : isoelektris (– 0,5 mm s/d + 2 mm )
• ST elevasi, terdapat pada :
• Infak miokard
• Aneurisma
• Perikarditis
• ST depresi, terdapat pada :
• Angina pectoris
• Efek digitalis
• ST Elevasi ?
– Kriteria J point
• Laki-laki V1-V4 ≥2 mm
• Perempuan V1-V4 ≥ 1,5 mm
• Lead lain ≥ 1 mm
– Menandakan :
• Fase injury transmural  STEMI
• Pericarditis  Semua lead
• Ventrikel Aneurysm  Riwayat MI
ST segment
• ST Depresi ?
– Kriteria: depresi J point ≥ 1mm
– Iskemia subendocardium
– 3 tipe:
• Upsloping
• Horizontal
• Downsloping
ST segment
GELOMBANG T
 fase repolarisasi ventrikel
• Selalu positip, kecuali di aVR
• Amplitudo normal :
• 1. < 10 mm di sadapan prekordial
• 2. < 5 mm di sadapan ekstremitas
• 3. Minimum 1 mm
• Kepentingan :
• Menggambarkan adanya iskemia/ infark
• Adanya kelainan elektrolit
Aritmia
Aritmia yang disebabkan oleh
gangguan pembentukan impuls.
• Nodus SA
• Bradikardi Sinus
• Takikardi Sinus
• Aritmia Sinus
• Henti Sinus / Sinus Arrest
• Atrium
• Ekstrasistol atrial (AES/PACs)
• Supraventrikular Tachycardia
• Takikardi atrial
• Flutter atrial
• Fibrilasi atrial
• Nodus AV
• Irama Junctional
• Ekstrasistol Junctional
• Takikardi Junctional
• Ventrikel
• Ekstrasistol ventrikel ( VES / PACs )
• Takikardi ventrikel ( VT )
• Fibrilasi ventrikel ( VF )
Aritmia yang disebabkan oleh
gangguan penghantaran impuls
• Nodus SA
 Blok Sinoatrial ( SA Block )
• Nodus AV
 Blok AV derajat 1 ( First Degree AV Block )
 Blok AV derajat 2 ( Second Degree AV Block )
 Tipe Mobitz I ( Wenckebach )
 Tipe Mobitz II
 Blok AV derajat 3 ( Total AV Block )
• Interventrikuler
 Right Bundle Branch Block ( RBBB )
 Left Bundle Branch Block ( LBBB )
Takikardi Sinus ( ST )
 Irama : Teratur
 Frekwensi : > 100 – 150 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P
selalu diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal
 Gelombang QRS : Normal
Bradikardi Sinus
 Irama : Teratur
 Frekwensi : < 60 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal
 Gelombang QRS : Normal
Aritmia Sinus
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi : 60 - 100 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P
selalu diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal
 Gelombang QRS : Normal
Sinus Arrest
 Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P,
QRS dan T
 Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang
 Frekwensi : < 60 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal
 Gelombang QRS : Normal
Ekstrasistol Atrial ( AES/ PAC )
 Ekstrasistol selalu mengikuti irama dasar
 Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang
yang timbul lebih dini
 Frekwensi : Tergantung irama dasar
 Gelombang P : Bentuk berbeda dari gelombang P
irama dasar
 Interval PR : Normal, bisa juga memendek
 Gelombang QRS : Normal
Takikardi Supraventrikel ( SVT )
 Irama : Teratur
 Frekwensi : > 150 – 250 x/ menit
 Gelombang P : Tidak ada atau kecil
 Interval PR : Tidak dapat dihitung atau
memendek
 Gelombang QRS : Normal
Flutter Atrial ( AFl )
 Irama : Biasanya teratur, tetapi bisa tidak
teratur
 Frekwensi : Bervariasi
 Gelombang P : Bentuk seperti gigi gergaji, teratur
dan dapat dihitung.
 P : QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1
 Interval PR : Tidak dapat dihitung
 Gelombang QRS : Normal
Fibrilasi Atrial ( AF )
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi : Bervariasi
 Gelombang P : Tidak dapat diidentifikasi
 Interval PR : Tidak dapat dihitung
 Gelombang QRS : Normal
Takikardi Atrial
Irama Junctional ( JR )
• Irama : Teratur
• Frekwensi : 40 – 60 X/ menit
• Gelombang P : Terbalik di depan,
dibelakang atau menghilang
• Interval PR : < 0,12 detik atau tidak ada
• Gelombang QRS : Normal
Ekstrasistol Junctional ( JES )
 Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang
yang timbul lebih dini
 Frekwensi : Tergantung irama dasarnya
 Gelombang P : Tidak normal, sesuai letak asal
impuls
 Interval PR : Memendek atau tidak ada
 Gelombang QRS : Normal
Ekstrasistol Ventrikel ( VES )
 Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang
yang timbul lebih dulu
 Frekwensi : Tergantung irama dasar
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gelombang QRS : > 0,12 detik
Ekstrasistol Ventrikel ( VES )
Maligna
1. Ekstrasistol Ventrikel > 6 X/ menit
2. Ekstrasistol Ventrikel Bigemini
3. Ekstrasistol Ventrikel Multifocal
4. Ekstrasistol Ventrikel Consecutif
• 5. Ekstrasistol Ventrikel R on T
Ekstrasistol Ventrikel
R on T
Takikardi Ventrikel ( VT )
 Irama : Teratur
 Frekwensi : > 100 X/ menit
 Gelombang P : Tidak terlihat
 Interval PR : Tidak ada
 Gelombang QRS : > 0,12 detik
Fibrilasi Ventrikel ( VF )
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi : Tidak dapat dihitung
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung,
bergelombang & tidak teratur
Blok Sinoatrial ( SA Blok )
 Irama : Teratur kecuali pada yang hilang
 Frekwensi : < 60 x/menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal
 Gelombang QRS : Normal
Blok Atrioventrikuler ( AV Blok ) Derajat I
 Irama : Teratur
 Frekwensi : 60 – 100 x/ menit
 Gelombang P : Normal, Setiap Gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Memanjang > 0,20 detik
 Gelombang QRS : Normal
Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 1
( Wenchebach )
• Irama : Tidak teratur
• Frekwensi : 60 – 100 x/ menit atau < 60 x/ menit
• Gelombang P : Normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak
diikuti gelombang QRS dalam satu siklus
• Interval PR : Makin lama makin panjang sampai ada gelombang P
yang tidak diikuti gelombang QRS, kemudian siklus berulang.
• Gelombang QRS : Normal
Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 2
 Irama : Tidak teratur
 Frekwensi : < 60 x/ menit
 Gelombang P : Normal, ada satu atau lebih gelombang P
yang tidak diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal/ memanjang secara konstan
kemudian ada blok
 Gelombang QRS : Normal
Blok AV Derajat III ( Total AV Blok )
• Irama : Teratur
• Frekwensi : < 60 x/ menit
• Gelombang P : Normal, tetapi gelombang P & gelombang
QRS berdiri sendiri, sehingga gelombang P kadang diikuti QRS
kadang tidak.
• Interval PR : Berubah-ubah/ tidak ada.
• Gelombang QRS : Normal/ > 0,12 detik
AV BLOK 2:1
• WPW (Wolff- Parkinson-White) Syndrome
– PR interval memendek
– Delta wave (+)
– QRS lebar
– Perubahan sekunder segmen ST dan gel T
• LGL (Lown Ganong Levine) Syndrome
– PR interval memendek
– Tanpa delta wave dengan QRS sempit
Sindroma Pre Eksitasi
RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK
( RBBB )
 Irama : Teratur
 Frekwensi : 60 – 100 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS dan T
 Interval PR: Normal
 Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik )
 Ada bentuk rSR’ ( M Shape ) di V1
 Kriteria tambahan : Gelombang S lebar dan dalam di
lead I dan V6
 Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V1 dan V2
 RBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : Interval
QRS normal
RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK
( RBBB )
LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK
( LBBB )
 Irama : Teratur
 Frekwensi : 60 – 100 x/ menit
 Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu
diikuti gelombang QRS dan T
 Interval PR: Normal
 Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik )
 Ada bentuk rSR ( M Shape ) di V6
 Gelombang Q lebar dan dalam di lead V1 dan V2
 Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V5 dan V6
 LBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : interval
QRS normal
LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK
( LBBB )
Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH )
• Gelombang P lancip dan tinggi ( P Pulmonal ) à
paling jelas terlihat di lead I dan II.
Hipertrofi Atrium Kiri ( LAH )
• Gelombang P lebar dan berlekuk ( P Mitral ) à
paling jelas terlihat di lead I dan II
Hipertrofi Ventrikel Kanan ( RVH )
 Gelombang R > S pada lead prekordial kanan
 VAT > 0,03 detik di V1
 Gelombang S menetap di V5 dan V6
 Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1 – V3
 RAD
Hipertrofi Ventrikel Kiri ( LVH )
 Gelombang R > 27 mm pada V5/V6
 Gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6 > 35 mm
 VAT > 0,05 detik di V5/V6
 Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5 / V6
 LAD
STRAIN PATTERN – LVH (HHD)
ISKEMIA MIOKARD
• Depresi segmen ST
• atau gelombang T terbalik
• ST depresi dianggap bermakna bila
> 1 mm di bawah garis dasar di titik
J
• Titik J didefinisikan sebagai akhir
kompleks QRS dan permulaan
segmen ST
• Perubahan gelombang T pada
iskemia kurang begitu spesifik
ISKEMIA MIOKARD
• Gelombang Q patologis
• Fase akut : Gelombang Q patologis
disertai elevasi segmen ST
• Fase subakut ( recent ) : Gelombang
Q patologis disertai gelombang T
terbalik
• Fase Old : Gelombang Q patologis,
segmen ST dan gelombang T normal
kembali
Lokasi Iskemia atau infark
• Anterior : V3 – V4
• Septal : V1 – V2
• Anteroseptal : V1 – V4
• Lateral : V5 – V6
• Lateral tinggi : I dan aVL
• Anterolateral : I dan aVL, V4-V6
• Anterior terbatas : V3 – V5
• Ekstensiv anterior : I, aVL, V1-V6
• Inferior : II, III dan aVF
• Posterior : V1-V2 Mirror, V7-V9
• Ventrikel kanan : V4R – V6R
Terima Kasih.....

More Related Content

Similar to Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple

Similar to Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple (20)

ECG Basic.pptx
ECG Basic.pptxECG Basic.pptx
ECG Basic.pptx
 
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfEKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
 
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptxEKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
EKG Dasar dan Cara Interpretasi.pptx
 
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptxEKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
EKG_Dasar_dan_Cara_Interpretasi.pptx
 
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
 
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengertiEKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
EKG Dasar dan cara interpretasikan dengan cara cepat dimengerti
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
Aritmia dan AF.pptx
Aritmia dan AF.pptxAritmia dan AF.pptx
Aritmia dan AF.pptx
 
PPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptxPPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptx
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
EKG part 1.pptx
EKG part 1.pptxEKG part 1.pptx
EKG part 1.pptx
 
EKG.pptx
EKG.pptxEKG.pptx
EKG.pptx
 
Uhuk 6
Uhuk 6Uhuk 6
Uhuk 6
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
ekg.pptx
ekg.pptxekg.pptx
ekg.pptx
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
 

Recently uploaded

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple

  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 9.
  • 12.
  • 13. Tips Interpretasi EKG • Regularitas (Irama) • Frekuensi (Rate) • Axis • Gel. P • PR Interval • Kompleks QRS • ST Segmen • Gel. T • LAIN – LAIN (ABNORMALITAS) • KESAN
  • 14. Ada QRS ?? QRS teratur atau tidak ?? QRS sempit / lebar Terdapat gelombang P ? P diikuti QRS ?? Menentukan Irama
  • 15. Irama jantung normal : dari nodus SA ( SinoAtrial ) à irama sinus ( Normo Sinus Rhythm ). Kriteria irama sinus normal :  Irama : teratur.  Frekwensi jantung : 60 – 100 x/ menit  Gelombang P : normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T  Interval PR : normal ( 0,12 – 0,20 detik )  Gelombang QRS : normal ( 0,06 – 0,12 ) detik.
  • 16. Menentukan Frekuensi Jantung  Tentukan satu gelombang R ( atau P )  Cari puncak gelombang R ( atau P ) berikutnya.  Hitung jarak antara R pertama dan kedua dalam ukuran kotak besar ( begitu juga gelombang P ) Frekwensi jantung dihitung dengan rumus : a. 300 Jumlah kotak sedang antara R – R ATAU b. 1500 Jumlah kotak kecil antara R - R c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS kemudian dikalikan 10. Atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS kemudian dikalikan 5 (Aritmia) Metode lain, adalah "count off" method. Dengan menghitung jumlah kotak besar diantara gelombang R mengikuti rate: 300 - 150 - 100 - 75 - 60. Sebagai contoh jika ada 3 kotak besar diantara gelombang R denyut jantung adalah 100 denyut/min.
  • 17. • Jumlah QRS dalam 6 detik (30 KS) x 10 Rate pada R-R tidak reguler
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. GELOMBANG P Gambaran aktivitas depolarisasi atrium. Nilai normal - lebar  0,12 detik ( 3 mm ) - tinggi  0,3 mV ( 3 mm ) - selalu positif di lead II - selalu negatif di lead aVR Kepentingan • Aktivitas atrium • Arah aktivitas atrium • Tanda-tanda hipertrofi atrium paling jelas II dan V1 ß impuls gelombang P sejajar dengan II, elektroda V1 paling dekat dg atrium kanan.
  • 27. INTERVAL PR • = penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium dan waktu perlambatan dari nodus AV • Diukur dari permulaan P à permulaan kompleks QRS • Nilai normal : 0,12 – 0,20 detik. ditentukan oleh frekwensi jantung (denyut jantung lambat à interval PR memanjang. • PR < 0,12 detik  sindroma WPW. • PR > 0,20 detik  blok AV • PR berubah-ubah : wondering pacemaker.
  • 28. GELOMBANG Q defleksi kebawah pertama dari kompleks QRS. • Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel • Nilai normal :  Lebar  0,04 detik  Dalam < 1/3 tinggi R  Pada aVR  Gelombang Q Pathologis ( abnormal ) : Lebar < 0,04 detik Dalam > 25 % amplitudo gelombang R Kepentingan : adanya nekrosis miokard ( infark miokard )
  • 29. Q patologis  Fase infark (irreversibel)
  • 30. GELOMBANG R  Defleksi positip pertama pada kompleks QRS • Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel • Positip di L I, L II, V5 dan V6 • aVR, V1, V2 biasanya kecil/ tidak ada sama sekali. • Kepentingan : • Menggambarkan adanya hipertrofi ventrikel • Adanya tanda-tanda BBB ( Bundle Branch Block )
  • 31. GELOMBANG S Defleksi negatip setelah gelombang R - Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel - aVR, V1 dan V2 terlihat lebih dalam - V4, V5 dan V6 makin berkurang dalamnya. - Kepentingan : hampir sama dengan gelombang R.
  • 32. KOMPLEKS QRS • Menggambarkan proses depolarisasi ventrikel • Nilai normal : • lebar 0,06 – 0,12 detik • Tinggi tergantung sadapan lead
  • 33. • Morfologi • Durasi • Amplitudo: –R wave progression –V1: Amplitudo R, Amplitudo S  RVH (R/S <1) , RV strain –V5-V6 : Amplitudo R tertinggi  LVH (R V5/V6 + S V1 > 35 mm), LV strain KOMPLEKS QRS
  • 34. INTERVAL QRS • gambaran lamanya aktifitas depolarisasi ventrikel. • Diukur dari permulaan Q  akhir S • Nilai normal : < 0,12 detik • Interval QRS  0,12 detik, pada : • Blok cabang berkas ( Bundle Branch Block ) • Hiperkalemia.
  • 35. Frekwensi jantung < 70 71 - 90 91 - 110 111 - 130 > 130 Dewasa 0,21 0,20 0.19 0,18 0,17 Dewasa muda 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16 Anak, 14 – 17 th 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15 Anak, 7 – 13 th 0,18 0,17 0,16 0,15 0,14 Anak, 11/2 – 6 th 0,17 0,165 0,155 0,145 0,135 Anak 0 – 11/2 th 0,16 0,15 0,145 0,135 0,125 Tabel 1. Batas atas Interval P – R Normal ( Diukur dalam detik )
  • 36. INTERVAL QT • Merupakan gambaran lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. • Diukur dari permulaan gelombang Q sampai dengan akhir gelombang T • Nilai dipengaruhi oleh frekwensi jantung
  • 37. SEGMEN ST • Diukur dari akhir gelombang S sampai permulaan gelombang T  ditentukan dari letak J point • Normal : isoelektris (– 0,5 mm s/d + 2 mm ) • ST elevasi, terdapat pada : • Infak miokard • Aneurisma • Perikarditis • ST depresi, terdapat pada : • Angina pectoris • Efek digitalis
  • 38. • ST Elevasi ? – Kriteria J point • Laki-laki V1-V4 ≥2 mm • Perempuan V1-V4 ≥ 1,5 mm • Lead lain ≥ 1 mm – Menandakan : • Fase injury transmural  STEMI • Pericarditis  Semua lead • Ventrikel Aneurysm  Riwayat MI ST segment
  • 39. • ST Depresi ? – Kriteria: depresi J point ≥ 1mm – Iskemia subendocardium – 3 tipe: • Upsloping • Horizontal • Downsloping ST segment
  • 40. GELOMBANG T  fase repolarisasi ventrikel • Selalu positip, kecuali di aVR • Amplitudo normal : • 1. < 10 mm di sadapan prekordial • 2. < 5 mm di sadapan ekstremitas • 3. Minimum 1 mm • Kepentingan : • Menggambarkan adanya iskemia/ infark • Adanya kelainan elektrolit
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. Aritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls. • Nodus SA • Bradikardi Sinus • Takikardi Sinus • Aritmia Sinus • Henti Sinus / Sinus Arrest • Atrium • Ekstrasistol atrial (AES/PACs) • Supraventrikular Tachycardia • Takikardi atrial • Flutter atrial • Fibrilasi atrial
  • 48. • Nodus AV • Irama Junctional • Ekstrasistol Junctional • Takikardi Junctional • Ventrikel • Ekstrasistol ventrikel ( VES / PACs ) • Takikardi ventrikel ( VT ) • Fibrilasi ventrikel ( VF )
  • 49. Aritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls • Nodus SA  Blok Sinoatrial ( SA Block ) • Nodus AV  Blok AV derajat 1 ( First Degree AV Block )  Blok AV derajat 2 ( Second Degree AV Block )  Tipe Mobitz I ( Wenckebach )  Tipe Mobitz II  Blok AV derajat 3 ( Total AV Block ) • Interventrikuler  Right Bundle Branch Block ( RBBB )  Left Bundle Branch Block ( LBBB )
  • 50. Takikardi Sinus ( ST )  Irama : Teratur  Frekwensi : > 100 – 150 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal  Gelombang QRS : Normal
  • 51. Bradikardi Sinus  Irama : Teratur  Frekwensi : < 60 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal  Gelombang QRS : Normal
  • 52. Aritmia Sinus  Irama : Tidak teratur  Frekwensi : 60 - 100 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal  Gelombang QRS : Normal
  • 53. Sinus Arrest  Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS dan T  Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang  Frekwensi : < 60 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal  Gelombang QRS : Normal
  • 54. Ekstrasistol Atrial ( AES/ PAC )  Ekstrasistol selalu mengikuti irama dasar  Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dini  Frekwensi : Tergantung irama dasar  Gelombang P : Bentuk berbeda dari gelombang P irama dasar  Interval PR : Normal, bisa juga memendek  Gelombang QRS : Normal
  • 55. Takikardi Supraventrikel ( SVT )  Irama : Teratur  Frekwensi : > 150 – 250 x/ menit  Gelombang P : Tidak ada atau kecil  Interval PR : Tidak dapat dihitung atau memendek  Gelombang QRS : Normal
  • 56. Flutter Atrial ( AFl )  Irama : Biasanya teratur, tetapi bisa tidak teratur  Frekwensi : Bervariasi  Gelombang P : Bentuk seperti gigi gergaji, teratur dan dapat dihitung.  P : QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1  Interval PR : Tidak dapat dihitung  Gelombang QRS : Normal
  • 57. Fibrilasi Atrial ( AF )  Irama : Tidak teratur  Frekwensi : Bervariasi  Gelombang P : Tidak dapat diidentifikasi  Interval PR : Tidak dapat dihitung  Gelombang QRS : Normal
  • 59. Irama Junctional ( JR ) • Irama : Teratur • Frekwensi : 40 – 60 X/ menit • Gelombang P : Terbalik di depan, dibelakang atau menghilang • Interval PR : < 0,12 detik atau tidak ada • Gelombang QRS : Normal
  • 60. Ekstrasistol Junctional ( JES )  Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dini  Frekwensi : Tergantung irama dasarnya  Gelombang P : Tidak normal, sesuai letak asal impuls  Interval PR : Memendek atau tidak ada  Gelombang QRS : Normal
  • 61. Ekstrasistol Ventrikel ( VES )  Irama : Tidak teratur, karena ada gelombang yang timbul lebih dulu  Frekwensi : Tergantung irama dasar  Gelombang P : Tidak ada  Interval PR : Tidak ada  Gelombang QRS : > 0,12 detik
  • 62. Ekstrasistol Ventrikel ( VES ) Maligna 1. Ekstrasistol Ventrikel > 6 X/ menit 2. Ekstrasistol Ventrikel Bigemini
  • 63. 3. Ekstrasistol Ventrikel Multifocal 4. Ekstrasistol Ventrikel Consecutif
  • 64. • 5. Ekstrasistol Ventrikel R on T Ekstrasistol Ventrikel R on T
  • 65.
  • 66. Takikardi Ventrikel ( VT )  Irama : Teratur  Frekwensi : > 100 X/ menit  Gelombang P : Tidak terlihat  Interval PR : Tidak ada  Gelombang QRS : > 0,12 detik
  • 67.
  • 68. Fibrilasi Ventrikel ( VF )  Irama : Tidak teratur  Frekwensi : Tidak dapat dihitung  Gelombang P : Tidak ada  Interval PR : Tidak ada  Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung, bergelombang & tidak teratur
  • 69. Blok Sinoatrial ( SA Blok )  Irama : Teratur kecuali pada yang hilang  Frekwensi : < 60 x/menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal  Gelombang QRS : Normal
  • 70. Blok Atrioventrikuler ( AV Blok ) Derajat I  Irama : Teratur  Frekwensi : 60 – 100 x/ menit  Gelombang P : Normal, Setiap Gelombang P selalu diikuti gelombang QRS  Interval PR : Memanjang > 0,20 detik  Gelombang QRS : Normal
  • 71. Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 1 ( Wenchebach ) • Irama : Tidak teratur • Frekwensi : 60 – 100 x/ menit atau < 60 x/ menit • Gelombang P : Normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS dalam satu siklus • Interval PR : Makin lama makin panjang sampai ada gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS, kemudian siklus berulang. • Gelombang QRS : Normal
  • 72. Blok AV Derajat II Tipe Mobitz 2  Irama : Tidak teratur  Frekwensi : < 60 x/ menit  Gelombang P : Normal, ada satu atau lebih gelombang P yang tidak diikuti gelombang QRS  Interval PR : Normal/ memanjang secara konstan kemudian ada blok  Gelombang QRS : Normal
  • 73. Blok AV Derajat III ( Total AV Blok ) • Irama : Teratur • Frekwensi : < 60 x/ menit • Gelombang P : Normal, tetapi gelombang P & gelombang QRS berdiri sendiri, sehingga gelombang P kadang diikuti QRS kadang tidak. • Interval PR : Berubah-ubah/ tidak ada. • Gelombang QRS : Normal/ > 0,12 detik
  • 75. • WPW (Wolff- Parkinson-White) Syndrome – PR interval memendek – Delta wave (+) – QRS lebar – Perubahan sekunder segmen ST dan gel T • LGL (Lown Ganong Levine) Syndrome – PR interval memendek – Tanpa delta wave dengan QRS sempit Sindroma Pre Eksitasi
  • 76. RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK ( RBBB )  Irama : Teratur  Frekwensi : 60 – 100 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T  Interval PR: Normal  Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik )  Ada bentuk rSR’ ( M Shape ) di V1  Kriteria tambahan : Gelombang S lebar dan dalam di lead I dan V6  Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V1 dan V2  RBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : Interval QRS normal
  • 77. RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK ( RBBB )
  • 78. LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK ( LBBB )  Irama : Teratur  Frekwensi : 60 – 100 x/ menit  Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T  Interval PR: Normal  Gelombang QRS : Melebar ( > 0,12 detik )  Ada bentuk rSR ( M Shape ) di V6  Gelombang Q lebar dan dalam di lead V1 dan V2  Perubahan ST Segmen dan gelombang T di V5 dan V6  LBBB TIDAK LENGKAP ( INCOMPLETE ) : interval QRS normal
  • 79. LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK ( LBBB )
  • 80. Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH ) • Gelombang P lancip dan tinggi ( P Pulmonal ) à paling jelas terlihat di lead I dan II.
  • 81. Hipertrofi Atrium Kiri ( LAH ) • Gelombang P lebar dan berlekuk ( P Mitral ) à paling jelas terlihat di lead I dan II
  • 82. Hipertrofi Ventrikel Kanan ( RVH )  Gelombang R > S pada lead prekordial kanan  VAT > 0,03 detik di V1  Gelombang S menetap di V5 dan V6  Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V1 – V3  RAD
  • 83. Hipertrofi Ventrikel Kiri ( LVH )  Gelombang R > 27 mm pada V5/V6  Gelombang S di V1 + gelombang R di V5/V6 > 35 mm  VAT > 0,05 detik di V5/V6  Depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5 / V6  LAD
  • 84. STRAIN PATTERN – LVH (HHD)
  • 85. ISKEMIA MIOKARD • Depresi segmen ST • atau gelombang T terbalik • ST depresi dianggap bermakna bila > 1 mm di bawah garis dasar di titik J • Titik J didefinisikan sebagai akhir kompleks QRS dan permulaan segmen ST • Perubahan gelombang T pada iskemia kurang begitu spesifik
  • 86. ISKEMIA MIOKARD • Gelombang Q patologis • Fase akut : Gelombang Q patologis disertai elevasi segmen ST • Fase subakut ( recent ) : Gelombang Q patologis disertai gelombang T terbalik • Fase Old : Gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali
  • 87. Lokasi Iskemia atau infark • Anterior : V3 – V4 • Septal : V1 – V2 • Anteroseptal : V1 – V4 • Lateral : V5 – V6 • Lateral tinggi : I dan aVL • Anterolateral : I dan aVL, V4-V6 • Anterior terbatas : V3 – V5 • Ekstensiv anterior : I, aVL, V1-V6 • Inferior : II, III dan aVF • Posterior : V1-V2 Mirror, V7-V9 • Ventrikel kanan : V4R – V6R