Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Chest tube placement digunakan untuk mengeluarkan udara/cairan dari rongga pleura pasca bedah toraks. Tujuan utama pemasangan water sealed drainage adalah membuat tekanan intra pleura yang positif menjadi negatif kembali. Ada beberapa teknik pemasangan chest tube dan sistem drainase pleura yang digunakan.
Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Chest tube placement digunakan untuk mengeluarkan udara/cairan dari rongga pleura pasca bedah toraks. Tujuan utama pemasangan water sealed drainage adalah membuat tekanan intra pleura yang positif menjadi negatif kembali. Ada beberapa teknik pemasangan chest tube dan sistem drainase pleura yang digunakan.
Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Buku ini berisi pedoman dosis obat yang sering digunakan untuk anak, mulai dari antimikroba, obat kemoterapi, hingga obat di ruang gawat darurat dan rawat intensif. Buku ini disusun oleh Satuan Tugas Farmasi Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia berdasarkan rekomendasi dari unit kerja terkait untuk membantu dokter anak dalam praktik sehari-hari.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Seorang laki-laki berusia 18 tahun mengeluhkan telinga kiri sakit dan berair disertai demam tinggi. Berdasarkan gejala klinis, diduga menderita salah satu dari lima kemungkinan diagnosis, yaitu otitis media akut dengan perforasi, otitis media supuratif kronis, otitis media serosa akut, otitis eksterna, atau cholesteatoma. Diagnosis pasti membutuhkan pemeriksaan fisik lanjutan dan penunjang.
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem konduksi listrik jantung dan pembacaan elektrokardiogram (EKG).
2. Sistem konduksi listrik jantung terdiri atas nodus sinusal, nodus atrioventrikular, berkas His, dan serabut Purkinje.
3. Pembacaan EKG meliputi irama, gelombang P, kompleks QRS, sumbu QRS, dan tanda-tanda hipertrofi ventrikel.
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Buku ini berisi pedoman dosis obat yang sering digunakan untuk anak, mulai dari antimikroba, obat kemoterapi, hingga obat di ruang gawat darurat dan rawat intensif. Buku ini disusun oleh Satuan Tugas Farmasi Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia berdasarkan rekomendasi dari unit kerja terkait untuk membantu dokter anak dalam praktik sehari-hari.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Seorang laki-laki berusia 18 tahun mengeluhkan telinga kiri sakit dan berair disertai demam tinggi. Berdasarkan gejala klinis, diduga menderita salah satu dari lima kemungkinan diagnosis, yaitu otitis media akut dengan perforasi, otitis media supuratif kronis, otitis media serosa akut, otitis eksterna, atau cholesteatoma. Diagnosis pasti membutuhkan pemeriksaan fisik lanjutan dan penunjang.
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem konduksi listrik jantung dan pembacaan elektrokardiogram (EKG).
2. Sistem konduksi listrik jantung terdiri atas nodus sinusal, nodus atrioventrikular, berkas His, dan serabut Purkinje.
3. Pembacaan EKG meliputi irama, gelombang P, kompleks QRS, sumbu QRS, dan tanda-tanda hipertrofi ventrikel.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang anatomi, sirkulasi, dan sistem konduksi jantung, serta penjelasan mengenai komponen-komponen gelombang dan interval yang terlihat pada elektrokardiogram (EKG) beserta interpretasinya. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa kondisi patologis yang dapat dilihat melalui EKG seperti pembesaran ruang jantung, gangguan aliran darah koroner, dan hipertrofi ventrikel
Dokumen tersebut membahas tentang elektrofisiologi dasar dan pembacaan ECG secara sistematis. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah tentang penempatan lead, mekanisme pembentukan gelombang ECG, cara menentukan aksis QRS, dan berbagai jenis irama dan aritmia jantung seperti blok AV, takikardia ventrikel, dan fibrilasi ventrikel.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai elektrofisiologi dasar jantung dan pembentukan impuls, fungsi dan kegunaan EKG, anatomi detak jantung normal, vektor konsep dalam EKG, dan tahapan interpretasi EKG secara sistematis meliputi ritme, frekuensi, aksis, morfologi gelombang P, QRS, T, segmen ST, dan ciri-ciri normal lainnya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang sistem konduksi jantung dan elektrokardiografi. Sistem konduksi jantung terdiri dari beberapa sel pacemaker yang mengeluarkan impuls untuk menciptakan depolarisasi dan repolarisasi. Elektrokardiografi merekam aktivitas listrik jantung untuk tujuan diagnostik gangguan jantung. Terdapat beberapa gelombang dan interval khas pada elektrokardiogram normal.
Modul ini memberikan panduan cara membaca hasil EKG secara praktis bagi mahasiswa keperawatan. Terdapat penjelasan mengenai aksis jantung, gelombang-gelombang EKG, dan pengukuran frekuensi jantung. Tujuannya adalah membantu mahasiswa memahami hasil interpretasi EKG dengan mudah.
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokardiografi (EKG) yang merupakan ilmu yang mempelajari kelistrikan jantung dan merupakan salah satu penunjang pemeriksaan. Dokumen ini menjelaskan tentang berbagai komponen EKG seperti elektrode, lead, kertas EKG, dan pola pembacaan EKG serta menjelaskan berbagai jenis aritmia seperti sinus node aritmia, aritmia atrial, dan aritmia ventrikel.
EKG merupakan alat bantu diagnosis gangguan jantung. EKG normal belum tentu artinya jantung sehat, dan sebaliknya EKG abnormal belum tentu artinya ada gangguan jantung. EKG berguna untuk menegakkan diagnosis aritmia jantung. Perekaman EKG didasarkan pada konduktivitas listrik tubuh manusia melalui elektrode yang merekam beda potensial gerak listrik jantung.
EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung. Kertas EKG menggunakan garis horisontal dan vertikal untuk menggambarkan waktu dan voltase. Sadapan EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik dari berbagai bidang jantung. Gelombang P, QRS, dan T merekam proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel. Interpretasi EKG meliputi pengukuran frekuensi jantung, irama, aksis, dan pencarian
Dokumen tersebut merangkum tentang Elektrokardiogram (ECG) yang merupakan alat pencatat aktivitas listrik jantung. ECG dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan irama jantung, otot jantung, dan pengaruh obat tertentu pada jantung. Dokumen ini menjelaskan bagian-bagian ECG, gelombang yang terbentuk, cara kerja, dan pengoperasiannya."
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
PPT CARDIO - EKG.pptx
1. Grafik yang merekam aktivitas
potensial listrik yang dihasilkan
oleh denyut jantung
EKG Membantu mendiagnosis dan
mengindentifikasi kelainan
jantung (chest pain, syncope,
palpitations, acute dyspnoea)
FUNGSI
Berperan dalam screening
dan studi epidemiologi
1
Menentukan tingkat resiko
suatu kelainan jantung
2
Memfollow up respon
terhadap terapi
3
4
2. EKG
KONDUKSI JANTUNG
SA node
(junction of the right atrium and superior vena
cava)
AV node
(terdapat delay antara atrium kanan dan kiri)
Bundle of His
Left bundle
branch
Right bundle
branch
Purkinje
fiber
Purkinje
fiber
Impuls mulai
terbentuk
Impuls diteruskan
Impuls diteruskan
Impuls diteruskan
Impuls diteruskan
• Gelombang yang terbentuk :
1. P wave : depolarisasi atrium
2. QRS complex : depolarisasi otot ventrikel
3. T wave : repolarisasi otot ventrikel
3. EKG
KONDUKSI JANTUNG
• Sinoatrial (SA) node : Sekumpulan sel
terletak di sudut kanan atas atrium
kanan, mengatur ritme jantung normal
(60-100 x/mnt), diawali sistole atrium
• Atrioventricular (AV) node : Sel terletak
dekat septum interatrial bawah,
berfungsi memperlambat kecepatan
konduksi dari SA node sehingga
memberikan kesempatan darah masuk
dari atrium ke ventrikel. AV node dapat
menghasilkan impuls dengan frekuensi
40-60 x/mnt
• Berkas His : Terbagi kanan dan kiri,
bercabang membentuk serabut purkinje.
Berkas his dapat menghasilkan impuls
dengan frekuensi 20-40 x/mnt
60-100
60-80
40-60
20-40
SUMBER IMPULS
4. EKG
PEMASANGAN LEAD
• Limb Lead : Sadapan yang
dipasang pada keempat
ekstrimitas, menilai bidang frontal
jantung (I, II, III, aVR, aVL, aVF)
• Precordial Lead : Sadapan yang
dipasang pada dinding dada,
menilai bidang horizontal jantung
(V1, V2, V3, V4, V5, V6)
9. LAYAK BACA
• Identitas : Nama, umur, sex, (ras), tanggal, waktu
• Kalibrasi kecepatan
• Kalibrasi amplitudo
• Penempatan lead
• Artefak (-)
SYARAT BACA
EKG
EKG
10. STANDAR
KALIBRASI
EKG
• Kecepatan : 25
mm/detik
• Kalibrasi : 1 mV =
10 mm
Garis horizontal
Tiap satu mm = 1/25
detik = 0,04 detik
Garis vertikal
1 mm = 0,10 mV
10 mm = 1,00 mV
11. EKG
FREKUENSI DAN
REGULARITAS
• Gelombang P dan kompleks QRS
digunakan untuk menentukan
frekuensi denyut jantung dan
regularitas
• Regularitas
- Teratur
Interval P-P atau Interval R-R sama
- Tidak teratur
Interval P-P atau Interval R-R tidak
sama
60-100X/m
40-60X/m
20-40X/m
14. • Kontur : monofasik diseluruh
lead keculi V1 dan V2 bifasik
• Konfigurasi :
• Positif : I, II, aVL, aVF, V4–V6
• Negatif : aVR
• Positif / negatif : III, V1, V2
• Durasi : ≤ 0,12 detik (3 kotak
kecil)
• Amplitudo : ≤ 0,25 mV (2,5
kotak kecil)
MORFOLOGI
GELOMBANG P
EKG
15. 1. Right Atrium Enlargement (RAE) /
P Pulmonal
- P atrium kanan lebih besar
dibandingkan kondisi normal
- Terdapat notch
- Amplitudo membesar
2. Left Atrium Enlargement (LAE) / P Mitral
- P atrium kiri lebih besar dibanding
kondisi normal
- Berbentuk seperti huruf M
- Durasi memanjang
MORFOLOGI
GELOMBANG P
EKG
18. Gelombang Q
• Ada di sadapan V1, V2, V3 :
abnormal
• Tidak ada di sadapan V5, V6 :
abnormal
• Ada di sadapan III* dan aVR : normal
(berapapun ukurannya)
• Ada di sadapan lain : normal
• Durasi < 0,04 detik
• Amplitudo < 25% tinggi gel. R
MORFOLOGI KOMPLEK
QRS
EKG
19. Gelombang R
• Gelombang R yang positif secara
normal akan bertambah amplitudo
dan durasi dari sadapan V1 hingga
V4 atau V5
• Tidak terjadi perubahan (progresi)
gelombang R Abnormal
Gelombang S
• Besar (dalam) di sadapan V1 dan
berubah mengecil hingga V6
Gelombang R – Gelombang S
• Rasio amplitudo R/S < 1 pada
sadapan V1 dan V2
• Amplitudo RV5/V6 + SV1/V2 < 35
mm
• Transitional zone : V3 atau V4
MORFOLOGI KOMPLEK
QRS
EKG
20.
21.
22. • Durasi kompleks QRS (interval QRS)
• Normal : 0,07 – 0,11 detik
(< 0,12 detik)
• Tidak ada batas bawah yang
menunjukkan abnormalitas
• Amplitudo kompleks QRS
• Tidak ada batas maksimal
voltase normal kompleks QRS
• “Low voltage” bila amplitudo
< 0,5 mV (sadapan tungkai) atau
< 1,0 mV (sadapan dada)
MORFOLOGI KOMPLEK
QRS
EKG
23. Ventricular Hyperthrophy
• Right ventricular hypertrophy :
a. R waves pada lead V1 dan V2 memiliki
amplitudo lebih besar dibandingkan
normal (R waves lebih panjang
dibandingkan S wave).
b. Terjadi deviasi axis ke kanan.
• Left ventricular hypertrophy :
a. R waves memiliki amplitudo lebih besar
pada lead V6, lead V5, lead I dan aVL (R
waves lebih panjang).
b. S waves memiliki amplitudo lebih besar
pada lead V1 dan V2 (lebih dalam).
MORFOLOGI KOMPLEK
QRS
EKG
24. Left Ventricular Hyperthrophy (LVH)
• Sokolow + Lyon
• S V1 + R V5 atau V6 = 35 mm (7
kotak besar)
• Cornell Criteria
• S V3 + R AVL > 28 mm (pria)
• S V3 + R AVL > 20 mm (wanita)
• Framingham Criteria
• R AVL > 11 mm, R V4-6 > 25 mm
• S V1-3 > 25 mm
• R I + S III > 25 mm
MORFOLOGI KOMPLEK
QRS
EKG
25.
26. Right Bundle Branch Block
• Gambaran EKG RBBB :
• Interval QRS memanjang > 0.10 detik
• S yang lebar dan slurred di I, aVL, V5
dan V6
• RSR’ yang lebar di V1-V3
• RBBB inkomplit Bila interval QRS
0.10 – 0.12 detik
• RBBB komplit Bila interval QRS >
0.12 detik
BUNDLE BRANCH
BLOCK (BBB)
EKG
27. Left Bundle Branch Block
• Gambaran EKG pada BCBKi (LBBB) :
• Interval QRS melebar > 0.10 detik
• Gelombang R yang lebar, sering
berlekuk di I, aVL, V5 dan V6 dengan
WAV > 0.08 detik.
• rS atau QS di V1, dominan gelombang S,
disertai rotasi searah jarum jam.
• LBBB inkomplit Bila interval QRS
0.10 – 0.12 detik
• LBBB komplit Bila interval QRS >
0.12 detik
BUNDLE BRANCH
BLOCK (BBB)
EKG
32. • Normal -30° - 90°
Left axis deviation > -30°
Right axis deviation > 90°
• Cara menentukan mean axis :
1. Amati limb leads I dan II jika QRS
dominan defleksi keatas, maka axis normal
2. Amati enam limb leads dan tentukan satu
lead yang memiliki QRS paling isoelectric
(garis datar) mean axis tegak lurus
terhadap lead tersebut
3. Amati lead yang tegak lurus dengan lead
awal jika QRS defleksi positif maka mean
axis (+), jika QRS defleksi negatif makan
mean axis (-)
AXIS QRS
KOMPLEKS
EKG
33.
34.
35.
36.
37. • Posisi normal sama dengan interval
PR : pada garis isoelektrik
• Variasi normal :
• Depresi ringan menaik
(upsloping), menurun
(downsloping), mendatar
(horizontal)
• Repolarisasi awal (early
repolarisation)
• Segmen ST dapat berubah bila
terjadi pemanjangan kompleks QRS
MORFOLOGI ST
SEGMENT
EKG
38. • Pada lead V2 dan V3
• Men ≥ 40 years old :
≥0.2mV
• Men ≤ 40 years old :
≥0.25mV
• Women : ≥0.15mV
• Lead lain : ≥0.1mV
• Pada 2 atau lebih lead yang
berkesinambungan
MORFOLOGI ST
SEGMENT
EKG
39.
40.
41.
42. • Kontur : monofasik diseluruh lead
kecuali V1
• Konfigurasi :
• Positif : I, II, III, aVL, aVF, V2–V6
• Negatif : aVR
• Positif / negatif : V1
• Amplitudo :
• Sadapan tungkai : ≤ 0,5-1 mV
• Sadapan dada : ≤ 1,5-2 mV
• T Tall > 2mV : hiperkalemia
MORFOLOGI
GELOMBANG T
EKG
43. • Normal tidak ada
• Gelombang kecil setelah
gelombang T
• Umumnya tampak di sadapan V1
dan V2
• Gelombang U yang dominan
Hipokalemia
MORFOLOGI
GELOMBANG U
EKG
46. • Irama jantung yang normal : Irama
sinus (SR), rangsangan listrik
dibentuk di SA node
• Syarat irama sinus
- Regular
- HR normal (60-100 x/menit)
- Setiap satu gelombang P diikuti
dengan satu gelombang QRS
- QRS sempit
- PR Interval normal (0,12 – 0,2 s)
• Sumber utama aktivitas listrik
jantung
• SA node : SR
• Atrium : AF, Afl
• AV node : JR
• Ventrikel : IVR, VT, VF
IRAMA
EKG