SlideShare a Scribd company logo
MODUL CARA PRAKTIS
MEMBACA HASIL EKG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
Sholichin, S.Kp, M.Kep, CWCCA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunia yang
telah diberikan kepada kita semua sehingga modul praktis membaca EKG ini
bisa diselesaikan sebagai pegangan dalam melaksanakan pembelajaran
membaca EKG bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Modul ini berisikan panduan pembelajaran cara praktis membaca EKG
yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah mahasiswa keperawatan
dalam belajar meninterpretasikan hasil rekam EKG pasien, yang pada akhirnya
dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan klinik maupun komunitas.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan dukungan pemikiran dalam penyusunan modul ini.
Kritik dan saran yang membangun kami harapkan kepada pembaca
agar modul praktis membaca EKG ini menjadi lebih baik dan sesuai harapan.
Samarinda, 09 Januari 2021
Penulis
AKSIS JANTUNG
• Merupakan proyeksi jantung jika dihadapkan
dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi
disini maksudnya adalah garis-garis yang
dibentuk oleh sadapan-sadapan pada
pemeriksaan EKG
• Harus dilakukan oleh interpreter untuk
mendapatkan hasil interpertasi EKG yang
akurat
Nilai Normal Aksis Jantung
• Normalnya aksis jantung mengarah dari
arah tangan kanan ke arah kaki kiri kira-
kira 30-60 derajat karena otot ventrikel
kiri lebih tebal dibandingkan otot jantung
lainya. Adapun normal axis jantung
antara -30 derajat s/d +110 derajat
dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90
derajat diatas 40 thn.
Deviasi Aksis Jantung
Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90
derajat dinamakan left axis deviation
(LAD), apabila +110 derajat s/d +180
derajat dinamakan Right axis deviation
(RAD), apabila aksis jantung antara +180
derajat s/d +270 derajat atau -90 derajat
s/d -180 derajat dinamakan extrem axis.
Cara Menghitung Aksis Jantung
• Lihat di Lead I, perhatikan resultan gelombang QRS.
jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q
dan S { dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I =
positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q
dan S, maka lead I = negatif
• Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama,
apakah lead aVF nya positif atau negatif.
• Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya
lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah
jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif
atau negatif.
Arti klinis Deviasi Aksis Jantung
• Deviasi sumbu kiri (-30o
hingga -90o
) dapat
menandakan blok fasciculus anterior kiri atau
gelombang Q dari infark otot jantung inferior.
• Deviasi sumbu kanan (+90o
hingga +180o
)
dapat menandakan blok fasciculus posterior
kiri, gelombang Q dari infark otot jantung
lateral atas, atau pola nada ventrikel kanan.
• Dalam keadaan blok cabang berkas kanan,
deviasi kanan atau kiri dapat menandakan
blok bifasciculus.
Ukuran Kertas EKG
Pada perekaman EKG standar telah
ditetapkan yi :
Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
(25 kotak kecil)
Kekuatan voltage : 10 mm = 1 mv (10
kotak kecil)
Nilai Ukuran dikertas EKG
1. Pada garis horisontal
– Tiap satu kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik
– Tiap satu kotak sedang = 5 mm = 0,2 detik
– Tiap satu kotak besar = 25 mm = 1 detik
2. Pada garis vertikal
– Tiap satu kotak kecil = 1 mm = 0,1 mv
– Tiap satu kotak sedang = 5 mm = 0,5 mv
– 2 kotak sedang = 10 mm = 1 mv
EKG: rekaman aktivitas listrik
jantung pada permukaan tubuh
Gelombang P yang normal:
 Lebar < 0,12 detik
 Tinggi < 0,3 mV
 Selalu positif di lead II
 Selalu negatif di aVR
 Bifasik (muncul gelombang P ke atas dan
diikuti gelombang ke bawah) di lead III,
aVL, V1
Yang ditentukan pada gel. P
1. Normal
2. Tidak normal:
• P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena
hipertrofi atrium kanan.
• P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti
2 gelombang berdempet, bisa karena
hipertrofi atrium kiri.
• P-bifasik bisa terlihat di lead V1, biasanya
berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.
• PR interval adalah jarak dari awal
gelombang P sampai awal komplek
QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3
– 5 kotak kecil). Jika memanjang,
berarti ada blokade impuls. Misalkan
pada pasien aritmia blok AV, dll.
Yang ditentukan pd PR interval
1. Normal
2. Memanjang : PR > 0,2 detik  AV Block
3. Memendek : PR < 0,12 detik 
Acclerated Conduction (syndroma WP)
4. Berubah-ubah : Wandering Pacemaker
• Terdiri dari gelombang Q, R dan S.
• Di ukur dari permulaan gel QRS
sampai akhir gel QRS
• Normalnya:
–Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak
kecil)
–tinggi tergantung lead.
Nilai Normal Pd kompleks QRS
1. Gelombang Q
• Lebar 0,04 detik, timggi < 1/3 tinggi R
2. Gelombang R
• Tinggi tgt lead, pada lead I, II, aVF, V5, V6
lebih tinggi, gel R kecil di V1 dan semakin
tinggi di V2-V6
3. Gelombang S
• Gel S lebih besar pada V1-V3 dan semakin
kecil di V4-V6
Yang dinilai pada kompleks QRS
1. QRS
 Lebar 0,1-0,12 = incomplete Bundle Branch Block
 Lebar > 0,12 = Complete BBB
2. Axis
3. Konfigurasi (bentuk)
 Normal : positif di lead I, II, aVF, V5, V6;
negatif di lead aVR, V1, V2; Bifasik di lead III,
aVL, V3, V4
 Dapat diketahui : Q patologis, RAD/LAD,
RVH/LVH
RVH & LVH
• RVH jika tinggi R / tinggi S (ratio
R/S di V1 > 1), RAD, gel R tinggi di
lead aVR, ST depresi, T negatif di
V1 dan V2
• LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 >
35 mm, R lead I + S III > 26 mm, R
aVL > 11 mm, R V5 atau R V6 > 26
mm
Kesimpulan gambar di
atas ?
• Garis antara akhir kompleks QRS (J Point)
dengan awal gelombang T. Bagian ini
merepresentasikan akhir dari
depolarisasi hingga awal repolarisasi
ventrikel
• Nilai normal : isoelektris (-0,5 mm sd 2,5
mm)
Yang dinilai Segmen ST
• Normal: berada di garis isoelektrik
• Elevasi (berada di atas garis
isoelektrik, menandakan adanya
infark miokard)
• Depresi (berada di bawah garis
isoelektrik, menandakan iskemik)
• Normal: positif di semua lead kecuali aVR
• Bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan +)
• Nilai normal amplitudo (tinggi) : < 10 mm
di lead precordial, < 5 mm di lead
ekstremitas
• Inverted: negatif di lead selain aVR (T
inverted menandakan adanya iskemik)
STARAIN
• Depresi asimetris segmen ST diikuti inverted
gelombang T yang lebar, keadaan tersebut
disebut gambaran pola strain VD. Pada
beberapa kasus pola strain VD gelombang T
dapat dalam sekali. Pola strain VD kronik
dijumpai pada PJH (penyakit jantung
Hipertropi) yang lama, sementara itu pola
strain VD akut dapat terjadi pada keadaan
peningkatan tekanan darah yang mendadak.
• Perpanjangan gelombang T yang menunjuk-
kan repolarisasi ventrikel dari awal sampai
akhir. Gelombang ini kadang ada kadang tidak.
Hanya muncul sewaktu waktu dan tidak
memberikan kelainan klinis, namun bisa
terdapat pada keadaan patologis.
• Gelombang U tegak lurus, lebih tinggi
dibanding gelombang T pada sadapan yang
sama, terutama pada sadapan V2-v4. Kelainan
ini dapat terjadi pada hipokalemia.
hythm
ate
xis
ypertrophy
schemia
nfacrt
⦿R
⦿R
⦿A
⦿H
⦿I
⦿I
R hythm (irama)
• Normal Sinus Rhytm (60-100 x/m)
reguler
• Sinus Bradikardia
• Sinus Takikardia
• Sinus Aritmia  irreguler
FREKUENSI JANTUNG (RATE)
1. HR = 1500 / x
x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu
dengan gelombang R setelahnya.
2. HR = 300 / y
y = jumlah kotak sedang antara gelombang R yang satu
dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas
boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma
juga ga masalah)
3. HR = Jumlah QRS dalam 6 detik x 10  irregular.
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf
Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf

More Related Content

What's hot

Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Yessi Perlitasari
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg
rikiab
 
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptxSCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
SHNDLantaiSatu
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
dr.Ade Adra
 
buku-saku-klinis-kardiovaskular
 buku-saku-klinis-kardiovaskular buku-saku-klinis-kardiovaskular
buku-saku-klinis-kardiovaskular
Laisa Azkaparobi
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
 
Interprestasi EKG
Interprestasi EKGInterprestasi EKG
Interprestasi EKG
Kaze Va
 

What's hot (20)

PCI (Percutaneous Coronary Intervention
PCI (Percutaneous Coronary InterventionPCI (Percutaneous Coronary Intervention
PCI (Percutaneous Coronary Intervention
 
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCVentricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
 
Initial Assessment pada gawat darurat
Initial Assessment pada gawat daruratInitial Assessment pada gawat darurat
Initial Assessment pada gawat darurat
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
 
8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg8. skills-stations-ekg
8. skills-stations-ekg
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptxSCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
SCREENING AWAL PASIEN (JANUARI).pptx
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
Ekg dasar
Ekg dasar Ekg dasar
Ekg dasar
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Slide kuliah ekg
Slide  kuliah ekgSlide  kuliah ekg
Slide kuliah ekg
 
buku-saku-klinis-kardiovaskular
 buku-saku-klinis-kardiovaskular buku-saku-klinis-kardiovaskular
buku-saku-klinis-kardiovaskular
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Interprestasi EKG
Interprestasi EKGInterprestasi EKG
Interprestasi EKG
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEKRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
 

Similar to Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf

Similar to Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf (20)

ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 
Ekg dasar
Ekg dasarEkg dasar
Ekg dasar
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfEKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
 
EKG part 1.pptx
EKG part 1.pptxEKG part 1.pptx
EKG part 1.pptx
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
 
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptxdr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
 
Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fix
 
Baca EKG.pdf
Baca EKG.pdfBaca EKG.pdf
Baca EKG.pdf
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
Ekg buku saku dokter
Ekg   buku saku dokterEkg   buku saku dokter
Ekg buku saku dokter
 
Rangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekgRangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekg
 
ECG Basic.pptx
ECG Basic.pptxECG Basic.pptx
ECG Basic.pptx
 
Tehnik pemeriksaan ekg
Tehnik pemeriksaan ekgTehnik pemeriksaan ekg
Tehnik pemeriksaan ekg
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
Intepretasi EKG Modul Kardiorespirasi.pptx
Intepretasi EKG Modul Kardiorespirasi.pptxIntepretasi EKG Modul Kardiorespirasi.pptx
Intepretasi EKG Modul Kardiorespirasi.pptx
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdfAKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XIPpt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdfMEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemikcara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
 

Modul Cara Praktis Membaca EKG.pdf

  • 1. MODUL CARA PRAKTIS MEMBACA HASIL EKG PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2021 Sholichin, S.Kp, M.Kep, CWCCA
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunia yang telah diberikan kepada kita semua sehingga modul praktis membaca EKG ini bisa diselesaikan sebagai pegangan dalam melaksanakan pembelajaran membaca EKG bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Modul ini berisikan panduan pembelajaran cara praktis membaca EKG yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah mahasiswa keperawatan dalam belajar meninterpretasikan hasil rekam EKG pasien, yang pada akhirnya dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan klinik maupun komunitas. Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pemikiran dalam penyusunan modul ini. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan kepada pembaca agar modul praktis membaca EKG ini menjadi lebih baik dan sesuai harapan. Samarinda, 09 Januari 2021 Penulis
  • 3.
  • 4. AKSIS JANTUNG • Merupakan proyeksi jantung jika dihadapkan dalam vektor 2 dimensi. Vektor 2 dimensi disini maksudnya adalah garis-garis yang dibentuk oleh sadapan-sadapan pada pemeriksaan EKG • Harus dilakukan oleh interpreter untuk mendapatkan hasil interpertasi EKG yang akurat
  • 5. Nilai Normal Aksis Jantung • Normalnya aksis jantung mengarah dari arah tangan kanan ke arah kaki kiri kira- kira 30-60 derajat karena otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan otot jantung lainya. Adapun normal axis jantung antara -30 derajat s/d +110 derajat dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat diatas 40 thn.
  • 6.
  • 7. Deviasi Aksis Jantung Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90 derajat dinamakan left axis deviation (LAD), apabila +110 derajat s/d +180 derajat dinamakan Right axis deviation (RAD), apabila aksis jantung antara +180 derajat s/d +270 derajat atau -90 derajat s/d -180 derajat dinamakan extrem axis.
  • 8.
  • 9. Cara Menghitung Aksis Jantung • Lihat di Lead I, perhatikan resultan gelombang QRS. jika gelombang R-nya lebih tinggi daripada jumlah Q dan S { dihitung jumlah kotaknya}), maka lead I = positif (+). Jika R-nya lebih rendah daripada jumlah Q dan S, maka lead I = negatif • Lihat hasil di Lead aVF, perhatikan hal yang sama, apakah lead aVF nya positif atau negatif. • Jika masih ragu lihat lagi di Lead II (lead II hasilnya lebih bagus karena letak lead II searah dengan arah jantung normal). tentukan apakah lead II nya positif atau negatif.
  • 10.
  • 11. Arti klinis Deviasi Aksis Jantung • Deviasi sumbu kiri (-30o hingga -90o ) dapat menandakan blok fasciculus anterior kiri atau gelombang Q dari infark otot jantung inferior. • Deviasi sumbu kanan (+90o hingga +180o ) dapat menandakan blok fasciculus posterior kiri, gelombang Q dari infark otot jantung lateral atas, atau pola nada ventrikel kanan. • Dalam keadaan blok cabang berkas kanan, deviasi kanan atau kiri dapat menandakan blok bifasciculus.
  • 12. Ukuran Kertas EKG Pada perekaman EKG standar telah ditetapkan yi : Kecepatan rekaman : 25 mm/detik (25 kotak kecil) Kekuatan voltage : 10 mm = 1 mv (10 kotak kecil)
  • 13. Nilai Ukuran dikertas EKG 1. Pada garis horisontal – Tiap satu kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik – Tiap satu kotak sedang = 5 mm = 0,2 detik – Tiap satu kotak besar = 25 mm = 1 detik 2. Pada garis vertikal – Tiap satu kotak kecil = 1 mm = 0,1 mv – Tiap satu kotak sedang = 5 mm = 0,5 mv – 2 kotak sedang = 10 mm = 1 mv
  • 14.
  • 15.
  • 16. EKG: rekaman aktivitas listrik jantung pada permukaan tubuh
  • 17.
  • 18. Gelombang P yang normal:  Lebar < 0,12 detik  Tinggi < 0,3 mV  Selalu positif di lead II  Selalu negatif di aVR  Bifasik (muncul gelombang P ke atas dan diikuti gelombang ke bawah) di lead III, aVL, V1
  • 19.
  • 20. Yang ditentukan pada gel. P 1. Normal 2. Tidak normal: • P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan. • P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena hipertrofi atrium kiri. • P-bifasik bisa terlihat di lead V1, biasanya berkaitan juga dengan hipertrofi atrium kiri.
  • 21. • PR interval adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls. Misalkan pada pasien aritmia blok AV, dll.
  • 22.
  • 23. Yang ditentukan pd PR interval 1. Normal 2. Memanjang : PR > 0,2 detik  AV Block 3. Memendek : PR < 0,12 detik  Acclerated Conduction (syndroma WP) 4. Berubah-ubah : Wandering Pacemaker
  • 24. • Terdiri dari gelombang Q, R dan S. • Di ukur dari permulaan gel QRS sampai akhir gel QRS • Normalnya: –Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil) –tinggi tergantung lead.
  • 25. Nilai Normal Pd kompleks QRS 1. Gelombang Q • Lebar 0,04 detik, timggi < 1/3 tinggi R 2. Gelombang R • Tinggi tgt lead, pada lead I, II, aVF, V5, V6 lebih tinggi, gel R kecil di V1 dan semakin tinggi di V2-V6 3. Gelombang S • Gel S lebih besar pada V1-V3 dan semakin kecil di V4-V6
  • 26. Yang dinilai pada kompleks QRS 1. QRS  Lebar 0,1-0,12 = incomplete Bundle Branch Block  Lebar > 0,12 = Complete BBB 2. Axis 3. Konfigurasi (bentuk)  Normal : positif di lead I, II, aVF, V5, V6; negatif di lead aVR, V1, V2; Bifasik di lead III, aVL, V3, V4  Dapat diketahui : Q patologis, RAD/LAD, RVH/LVH
  • 27. RVH & LVH • RVH jika tinggi R / tinggi S (ratio R/S di V1 > 1), RAD, gel R tinggi di lead aVR, ST depresi, T negatif di V1 dan V2 • LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35 mm, R lead I + S III > 26 mm, R aVL > 11 mm, R V5 atau R V6 > 26 mm
  • 28.
  • 30.
  • 31.
  • 32. • Garis antara akhir kompleks QRS (J Point) dengan awal gelombang T. Bagian ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel • Nilai normal : isoelektris (-0,5 mm sd 2,5 mm)
  • 33.
  • 34.
  • 35. Yang dinilai Segmen ST • Normal: berada di garis isoelektrik • Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard) • Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik)
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. • Normal: positif di semua lead kecuali aVR • Bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan +) • Nilai normal amplitudo (tinggi) : < 10 mm di lead precordial, < 5 mm di lead ekstremitas • Inverted: negatif di lead selain aVR (T inverted menandakan adanya iskemik)
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43. STARAIN • Depresi asimetris segmen ST diikuti inverted gelombang T yang lebar, keadaan tersebut disebut gambaran pola strain VD. Pada beberapa kasus pola strain VD gelombang T dapat dalam sekali. Pola strain VD kronik dijumpai pada PJH (penyakit jantung Hipertropi) yang lama, sementara itu pola strain VD akut dapat terjadi pada keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak.
  • 44.
  • 45. • Perpanjangan gelombang T yang menunjuk- kan repolarisasi ventrikel dari awal sampai akhir. Gelombang ini kadang ada kadang tidak. Hanya muncul sewaktu waktu dan tidak memberikan kelainan klinis, namun bisa terdapat pada keadaan patologis. • Gelombang U tegak lurus, lebih tinggi dibanding gelombang T pada sadapan yang sama, terutama pada sadapan V2-v4. Kelainan ini dapat terjadi pada hipokalemia.
  • 46.
  • 48. R hythm (irama) • Normal Sinus Rhytm (60-100 x/m) reguler • Sinus Bradikardia • Sinus Takikardia • Sinus Aritmia  irreguler
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57. FREKUENSI JANTUNG (RATE) 1. HR = 1500 / x x = jumlah kotak kecil antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. 2. HR = 300 / y y = jumlah kotak sedang antara gelombang R yang satu dengan gelombang R setelahnya. (jika tidak pas boleh dibulatkan ke angka yang mendekati, berkoma juga ga masalah) 3. HR = Jumlah QRS dalam 6 detik x 10  irregular.