SlideShare a Scribd company logo
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
1
DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN 1977
1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT ( 1977 ).
Definisi Teknologi pendidikan menurut AECT ( 1977 ) yakni : Proses
komplek dan Terpadu yang meliputi orang,prosedur,gagasan,sarana dan
organisasi untuk menganalisis masalah dan
merancang,melaksanakan,menilai,dan mengelola pemecahan masalah dalam
segala aspek belajar pada manusia.
Definisi tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasi teknologi
pendidikan sebagai suatu teori pendidikan sebagai suatu teori,bidang dan
profesi.
Didalam proses analisis masalah,penentuan
pemecahan,pelaksanaan dan evaluasi pemecahan tersebut tercemin dalam
Fungsi Pengembangan pendidikan dalam bentuk Riset-teori, desain, produksi,
evaluasi, seleksi, logistic, pemamfaatan dan penyebarluasan
/pemamfaatan,proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi-
fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi
pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel.Hubungan antara unsur-
unsur ini dapat ditunjukan dalam model kawasan Teknologi Pendidikan.
Bagan 1.1
KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Fungsi Pengembangan
pendidikan
Riset teori
Desain
Produksi
Evaluasi-Seleksi
Logistik
Pemamfaatan
( Penyebarluasan/
Pemamfaatan)
Sumber
Belajar
Pesan
Orang
Bahan
Peralatan
Teknik
Latar
(Lingkungan)
Si
Belajar
Fungsi Pengelolaan
Pendidikan
Pengelolaan
Organisasi
Pengelolaan
Personel
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
2
2. Teknologi Pendidikan Sering Dikacaukan Dengan Teknologi
Pembelajaran.
Teknologi pembelajaran adalah bagian teknologi pendidikan
berdasar atas konsep bahwa pembelajaran adalah bagian dari
pendidikan.teknologi pembelajaran adalah porses yang komplek dan
terpadu yang melibatkan orang,prosedur,ide,peralatan, dan organisasi,
untuk menganalisis masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah – masalah dalam situasi
di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi instruksional ,pemecahan masalah itu berupa Komponen Sistem
Instruksional yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi,dan dalam
pemamfaatan,serta dikombinasikan sehingga sehingga menjadi system
instruksional yang lengkap: komponen-komponen ini meliputi : Pesan,
Orang, Bahan, Peralatan,Teknik, dan latar.Dalam Proses aanlisis masalah
dan mencari cara pemecahan implementasi dan evaluasi pemecahan itu
dididentifikasi memlui pengembangan instruksional yang meliputi Riset-
teori, Desain, Produksi, Evaluasi, Pemilihan, Pemamfaatan, dan
penyebarluasan – pemanfaatan.Proses pengarahan atau koordinasi satu
atau lebih fungsi ini diidentifikasikan melalui fungsi pengelolaan
instruksional yang meliputi baik pengelolaan organisasi maupun
pengelolaan personel,Hubungan timbal balik antara unsur-unsur ini
ditunjukkan didalam kawasan Teknologi Instruksional.
Pengertian unsur-unsur dalam kawasan teknologi instruksional
disajikan dalam tabel 1.1,1.2
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
3
Bagan 1.2
KAWASAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL
Jadi,semua teknologi instruksional dapat masuk dalam kerangka
parameter teknologi pendidikan,namaun sebaliknya semua,namun sebalikx
semua.unsur teknologi pendidikan tidak dapat masuk dalam kerangka
parameter teknologi instruksional.jikalau teknologi instruksional beroperasi
,begitu pula teknologi pendidikan,namun kebalikannya tidaklah selalu
demikian Dalam teknologi pendidikan,Fungsi pengembangan dan
pengelolaan lebih luas , sebab meliputi lebih banyak sumber belajar
daripada sekedar komponen system instruksional,yaitu mencakup semua
sumber yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar.
3. Sumber Belajar /Komponen Sistem Instruksional
Sumber Belajar adalah suatu prosem pembelajaran yang diamana
belajar itu meliputi data,orang,dan barang ) yang dapat diugunakan oleh
pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,biasanya
dalam situasi informal,untuk memberikan fasilitas belajar.sumber itu meliputi
: pesan,orang,bahan,peralatan,teknik,dan tata tempat.
Komponen Sistem Instruksional untuk teknologi instruksional dalah
sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dulu dalam proses desain
atau pemilihan dan pemamfaatan,dan disatukan dalam system instruksional
yang lengkap,untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan terarah
tujuan.
Fungsi Pengembangan
Instruksional
Riset teori
Desain
Produksi
Evaluasi-Pemilihan
Logistik
Pemamfaatan
( Penyebarluasan/
Pemamfaatan)
Komponen
Sistem
Instruksional
Pesan
Orang
Bahan
Peralatan
Teknik
Latar
(Lingkungan)
Si
Belajar
Fungsi pengelolaan
Instruksional
Pengelolaan
Organisasi
Pengelolaan Personel
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
4
Sumber atau
Komponen
Definisi Contoh
Pesan Informasi yang akan disampaikan
oleh komponen lain; dapat
berbentuk ide,fakta,gagasan dan
data
Materi bidang studi misalnya sejarah
yunani,hukum ohm,hasil-hasil
bumi,system parlemen
pemerintahan,perubahankata kerja‖ to
be ―
Orang Orang-orang yang bertindak
sebagai penyimpan dan/atau
menyalurkan pesan.
Guru : siswa;pelaku;pembicara.
Bahan Barang – barang ( lazim disebut
media atau perangkat
lunak‘softwer‖) yang biasanya
berisikan pesan untuk disampaikan
dengan menggunakan
peralatan;kadang-kadang bahan itu
sendiri sudah merupakan bentuk
penyajian
OHP;proyektor slide; proyektor
filmstrif; tape video; perekam audio;
pesawat televise; pesawat radio.
Tehnik Prosedur atau langkah – langkah
tertentu dalam menggunakan
bahan,alat,tata tempat,dan orang
untuk menyampaikan pesan.
Komputer alat Bantu pengajaran
;pengajaran
terprogram;simulasi;permainan; studi
ekspolorasi;metode bertanya; studi
lapangan; pengajaran dalam bentuk
tim; pengajaran individual ;belajar
mengajar mandiri; pengajaran
kelompok; ceramah dan diskusi.
Latar
( Lingkungan )
Lingkungan di mana pesan diterima
oleh pelajar.
Lingkungan Fisik : gedung sekolah;
pusat penyimpanan paket
instruksional; perpustakaan; studio;
ruang kelas ; auditorium
Lingkunagan Non Fisik ;
penerangan; sirkulasi udara; akustik;
pendingin; pemanasan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
5
TEKNOLOGI PENDIDIKAN: KONSTRUK TEORITIK,BIDANG PROFESI
Bilamana kita berfikir tentang teknologi pendidikan kita dapat
memikirkanya dalam tiga cara: sebagai konstruk teoritik, sebagai bidang garapan,
dan sebagai profesi. Konsekkuensinya, jika kita mendifinisika teknologi pendidikan
kita dapat mendifinisikannya dengan menggunakan cara yang berbeda – beda
tersebut
Sebelum mengemukakan sebuah definisi,adalah bijaksana jikalau terlebih
dulu menganalisis masing-masing ketiga cara dalam memandang teknologi
pendidikan,untuk menentukan definisi man yang kita maksudkan dan untuk
menentukan criteria untuk mengevaluasi apakah definisi kita itu benar-benar
mendefinisikan teknologi pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya .
1. TIGA PERSPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Pertama, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah
konstruk teoritik, sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide prinsip
tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi .
Kedua, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai suatu bidang
garapan- aplikasi ide – ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memmecahkan
masalah-masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran.Bidang tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan,
aktvitas yang dikerjakan,, informasi dan sumber yang digunakan,dan lien
yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut.
Ketiga, kta dapat memandang teknologi pendidikan sebagao suatu profesi
suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi criteria
tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu,dan bergabung untuk membentuk
bagian tertentu dari bidang tersebut.
Tidak satupun dari tiga perspektif tersebut yang lebih betul atau lebih
baik.Masing-masing merupakan cara yang berbeda dalam memandang hal
yang sama.Tiap-tiap orang memiliki perspefktif yang berbeda-beda dan
perspektif seseorang itu bisa saja berubah, tergantung dari apa yang
mereka‖ kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi pendidikan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
6
2. SYARAT- SYARAT DEFINISI
Untuk mencapai kesesuian ini, dan mamfaat dari definisi
tersebut,perlu terlebih dahulu ditetapkan criteria untuk mendefinisikan
bangunan teori,bidang garapan dan profesi.syarat 0syarat yang menjamin
bahwa definisi tersebut satu sama lain saling bertautan.Hal ini dapat
dilakukan sebaik-baiknya dengan jalan memulai membuat daftar syarat-
syarat yang seluas-luasnya,syarat-syarat untuk mendifinisikan profesi-
kemudian menentukan mana di antara syarat-syarat in yang diperlikan
untuk mendefinisikan bidang garapan,dan konstruk teoritik.
Syarat-syarat ini sebaliknya disajikan dalam daftar karakteristik
profesi yang mula pertama di didentifikasikan oleh Finn dan kemudian
dimodifikasikan oleh Finn,AECT,dan Sliber,sebagai berikut :
1. Satu Kesatuan intelektua,yang selalu dikembangkan melalui usaha
penelitian
2. Suatu teknik intelektual, suatu penerapan teknik tersebut terhadap hal-
hal praktis; jangka waktu panjang untuk latihan dan
sertifikasi;serangkaian standard an kode etik yang diteggakkan (
Finn,,1953)
Kemampauan melaksanakan kepemimpinan( Finn,1960 ) sebuah
asosiasi anggota profesi yang terjalin erat dengan dengan sarana
komunikasi yang berkualitas tinggi di antara sesame anggota (
Finn,1953),adanya pengakuan sebagai profesi( Sliber, 1974),menekankan
tanggung jawab profesionaldalam pelaksanaan tugas;adanya hubungan
tertentu dengan lain-lainprofesi (AECT,1972 );
Karakteristik yang dipersyaratkan untuk mendefinisikan konstruk
teoritik, bidang garapan,dan profesi di identifikasi dalam bagian
berikut,disertai dengan penjelasan masing-masing karakteristik tersebut
secara lebih rinci.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
7
3. MENDEFINISIKAN KONSTRUK TEORITIK
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai knstruk teoritik,ini
hanya diperlukan karakteristik pertama di atas : satu kesatuan teori
intelektual,yang selalu dikembangkan melalui kegiatan penelitian
Definisi Teori.Istilah ― teori‖ yang dalam pembicaraan sehari-hari
sering digunakan sebagai lawan kata‖[raktek} mempunyai arti yang jelas.
suatu prinsip umum.yang didukukung oleh data yang
lengkap,dimaksudkan sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala;
sebuah pernyataann tentang hubungan yang dianggap tetap berlaku
terhadap sejumlah fakta yang komprehensif
Karakkteristik teori sebagai berkut : Adanya suatu gejala,
menjelaskan, merangkum, memberikan orientasi.
4. MENDEFINISIKAN BIDANG GARAPAN
Suatu bidang garapan adalah lingkungan kegiatan yang ‗ merangkum
komponen konsep, keterampilandan prosedur dari sejumlah disiplin
akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan memperpadukan
dalam bentuk aplikasi baru.
Ada tiga karaktaristik tamabahan yaitu: Adanya teknik intelektual,
aplikasi praktis, dan keunikan bidang garapan.
5. PERKEMBANGAN TEORI - PERSPEKTIF HISTORIK
Sekalipun definisi,model dan teori teknologi pendidikan yang
terdahulu sudah tidak cocok dengan adanya pertimbangan, pertama,
karena dapat menunjukkan perkembangan konsep yang dipergunakan
dalam teknologi pendidikan sejak awal . Kedua,karena mengandung konsep
– konsep yang kemudian dipadukan dalam definisi yang berlaku sekarang.
Pembahasan sejarah singkat berikut ini bertolak dari Finn, yaitu
dengan memakai tahun 1920-an sebagai awal teknologi
pendidikan.pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi
formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan yaitu
pengajaran Visual.pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual,dari
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
8
pembealajaran auke dio visual ke konsep system awal,Komunikasi
audiovisual;perpaduan komunikasi dan konsep system awal
a. Pembelajaran Visual
Yang dimaksud dengan alat Bantu Visual yaitu gambar, Model, objek atau
alat-alat yang dipakai untuk menyajiakan pengalaman konkrit melalui
visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk 1) memperkenalkan,
menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang
abstrak,(2)mengembangkan sikap yang diinginkan dan,3) mendorong
timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
b. Dari pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual
Ditinjau dari segi tehnis,yang dimaksutkan dengan pembelajaran audio
visual menunjukkan pada beber pa macam perangkat keras…yang dipakai
guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga.
c. Dari Pembelajaran Audio Visual ke Konsep Sistem Awal
Suatu system dapat didefinisikan sebagai rangkain komponen-komponen
yang mempunyai tujuan sama.Arti penting dari system adalah pengertian
adanya a.komponen-komponen dalam system, b.integrasi komponen-
komponen itu,dan c.peningkatan efesien system…( Hoban, 1960,hlmn.10 )
d. Komunikasi Audiovisual : Perpaduan Komunikasi dan Konsep Sistem
Awal
Komunikasi AudioVisual adalah cabang teori danPraktik pendidikan khusus
yang berkepentingan dengan rancangan dan pemamfaatan pesan yang
mengendalikan proses pembelajaran.
e. Pengaruh Ilmu-Ilmu Perilaku
Ilmu Perilaku ,khususnya teori belajar merupakan landasan ilmu yang
utama, darimana dapat diperkirakan aplikasinya berupa teknologi
pembelajaran.( Deterline, 1965,hlmn 407 )
Teknologi Instruksional adalah aplikasi teknologi perilaku untuk
menghasilkan perilaku khusus sistematis dalam rangka mencapai tujuan
instruksional( Deterline,1965, hlmn.407 )
f. Peralihan Dari stimulasi ke perilaku dan penguatan
Sampai saat ini mengajar dianggap sekedar pengaturan kemungkinan
penguatan . Kejadian Belajar terjadi dengan adanya kemungkinan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
9
penguatan,yang mengandung tuga variabel yaitu 1) Suatu kesempatan
untuk terjadinya perilaku,2).perilaku itu sendiri dan 3).akibat perilaku itu (
skinner,1958.hlmn 4, 5 )
g. Pemamfaatan Peralatan
Aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat
penyaji, tetapi untuk penguat.Kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan
tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru.
h. Tujuan Perilaku
Tujuan Perilaku adalah Peratama, identifikasi rumusan perilaku
terminal..dan perincilah jenis perilaku yang akan dijadikan criteria
keberhasilan pencapaian tujuan oleh siswa.Kedua, perincilah perilaku itu
dengan menyatakan kondisi yang memungkinkan itu terjdinya peerilaku
itu.Ketiga, Perincilah criteria perilaku yang dapat diterima dengan cara
menyatakan tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa( Mager,
1962,hlmn 12 )
i. Evaluasi Acuan Standar
Pengukuran yang disusun menurut criteria standar yaitu tujuan yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku,memberikan imformasi tentang
kompetensi yang dicapai siswa tertentu,terlepas dari hubungan dengan
perbuatan teman- temannya ( Glasser, 1965,hlmn 801)
j. Memprogram Sekolah
Sekolah lebih cendrung mengadopsi bahan pelajaran yang deprogram
daripada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram……pembelajaran
terprogram harus diterapakan pada keseluruhan kurikulum
sekolah.termasuk bahan, media, dan personel( 217 )..memprogram adalah
proses umum untuk mengembangkan urutan kegiatan instruksional.
k. Memprogram sebagai suatu proses pengembangan
Keunikan dan kelebihan pembelajaran terprogram tertama terletak pada
proses produksinya. Sengat disayangkan bahwa proses produksi tersebut
tidak terlihat jelas dalam bahan yang diprogramnya atau pada
lingkungan,meskipun proses itulah yang menetukan struktur dan
kualitasnya.
l.Dari Komunikasi Audio Visual ke pendekatan system dan pengembangan
instruksional
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
10
Pendapat yang lebih mutahir memandang teknologi pendidikan sebagai
pendekatan system dalam proses belajar mengajar dengan memussatkan
perhatian pada rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar dan
mengajar itu.( Hinst,1971,hlmn 41 ).
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI TEORI,
BIDANG GARAPAN, DAN PROFESI
Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai tiga aspek, yaitu teknologi
pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebagai bidang garapan, dan sebagai
suatu profesi. Ketiga aspek tersebut memberikan cara pandang yang berbeda
dalam memahami teknologi pendidikan. Setiap orang memiliki cara pandang
berbeda-beda dan cara pandang setiap orang itu bisa saja berubah, tergantung
dari apa yang mereka ―kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi
pendidikan.
Teknologi pendidikan sebagai konstruksi teoritik adalah perspektif dasar
dari sebuah ilmu pengetahuan. Dengan memandang teknologi pendidikan sebagai
konstruk teoritik, teknologi pendidikan mempunyai bentuk yang abstrak, dan
bentuk yang abstrak itu akan digunakan untuk proses menganalisis dan
menemukan perkembangan lainnya dalam kawasan teknologi pendidikan. Mereka
yang bekerja dalam ranah teknologi pendidikan, memandang bahwa teknologi
pendidikan juga merupakan suatu bidang garapan. Mereka menghubungkannya
dengan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Bagi mereka yang memandang
teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, teknologi pendidikan bukanlah
suatu teori yang hanya terdefinisi, melainkan suatu bentuk nyata yang dapat
menunjukkan keberadaannya.
Selain dpandang sebagai teori dan bidang garapan, sekelompok orang
lainnya juga berpandangan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi dan
mengidentifikasikannya dengan menggunakan kriteria tertentu untuk menunjukkan
adanya profesi tersebut. Di samping menekankan kepada masalah pekerjaandan
aktivitas, orang-orang ini juga meneakankan pada masalah kriteria (seperti latihan,
menjadi suatu anggota organisasi) yang membuat mereka jadi professional dan
yang membuat teknologi pendidikan menjadi ―profesi utama‖ mereka.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
11
Ketiga perspektif tersebut memungkinkan kita untuk memandang teknologi
pendidikan sebagai sesuatu yang dapat terpisah satu sama lain dan dalam
pekerjaan yang berbeda-beda. Tapi sebenarnya ketiga teori tersebut saling
mempunyai keterhubungan satu sama lainnya. Teori merupakan konstruk dasar
dalam bidang keilmuan, segala sesuatu beranjak dari teori yang melandasinya.
Teori yang muncul tentang teknologi pendidikan tentunya tidak sembaran tercipta,
tetapi melalui proses yang sistematis dan penelitian yang panjang.
Teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan dijelaskan oleh Finn
(1963: iv-v). Finn berpendapat bahwa suatu bidang garapan adalah lingkungan
kegiatan yang ―merangkum komponen konsep, keterampilan, dan prosedur dari
sejumlah disiplin akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan
memperpadukannya dalam bentuk aplikasi baru‖. Proses penentuan kawasan
dalam bidang garapan secara mendasar haruslah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam mendefinisikan teori dan tiga karakteristik atau persyaratan
tambahan, yaitu adanya teknik intelektual, aolikasi praktis, dan keunikan bidang
garapan tersebut. Profesi teknologi pendidikan terlebih dahulu harus memenuhi
dan selaras dengan syarat-syarat untuk mendefinisikan teoritik dan bidang
garapan.
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
sebagai TEORI
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN sebagai
BIDANG GARAPAN
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN sebagai
PROFESI
1. Suatu prinsip
umum
2. Suatu prinsip atau
serangkaian
prinsip
1. Teknik Intelektual
2. Aplikasi Praktis
3. Keunikan
1. Latihan dan
sertifikasi
2. Standar dan etika
3. Kepemimpinan
4. Asosiasi dan
komunikasi
5. Pengakuan
6. Tanggung jawab
profesi
7. Hubungan dengan
profesi lain
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
12
Bagan diatas menjelaskan hubungan yang berawal dari proses
penyusunan konsep teori dari teknologi pendidikan beserta unsur yang
menyertainya, prisip umum dan serangkaian prinsip lain. Setelah menemukan
bentuk konsep teori yang paten dan kuat, maka teori tersbut digunakan dalam
mengembangkan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Bidang garapan
tersebut juga mempunyai syarat-syaratnya tersendiri, yaitu merupakan teknik
intelektual, bersifat aplikasi praktis, dan mempunyai keunikan tersendiri. Kekuatan
konsep teori dalam aplikasi teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, dan
munculnya bentuk nyata penerapan teknologi pendidikan, barulah memberikan
landasan untuk pengakuan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi yang diakui
keberadaannya. Adapun syarat-syarat dalam profesi tersebut adalah latihan dan
sertifikasi, standar dan etika, kepemimpinan, asosiasi dan komunikasi, pengakuan,
tanggung jawab profesi, dan hubungan dengan profesi lain.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI KONSTRUKSI
TEORI DAN KAWASAN
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
mencakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar
manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu tampak dalam
bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau
dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Definisi teknologi pendidikan disusun berdasarkan dan menggunakan
banyak konsep. Beberapa konsep yang melandasi definisi teknologi pendidikan
memiliki kosep yang lebih khusus dan mengandung serangkaian asumsi yang
jelas. Konsep yang melandasi teknologi pendidikan adalah konsep pendidikan dan
pembelajaran. Konsep pendidikan disini mempunyai makna:
“pendidikan merupakan kebulatan konsep yang luas cakupannya, keseluruhan
proses besar yang dengan itu seseorang mengembangkan kecakapan, sikap,
dan lain-lain bentuk tingkah laku yang mempunyai nilai positif dalam
masyarakat di mana ia hidup atau bertempat tinggal. (Good, 1973:202)”
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
13
Sementara itu pembelajaran mempunyai konsep sebagai berikut:
“pembelajaran adalah sub-bagian dari pendidikan, proses dimana lingkungan
seseorang dengan sengaja dikelola agar memungkinkan orang itu dapat
belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan
respons terhadap situasi tertentu. (Corey, 1967: 6)”
Teknologi pendidikan sebagai bidang ilmu pengetahuan, sejak 1920, juga
mengalami perluasan dan perkembangan. Ini tidak lepas dari ilmu pengetahuan
dan pemikiran manusia yang semakin maju dalam memenuhi kebutuhan. Dalam
penegertian pertamanya teknologi pendidikan berarti dengan pengajaran visual,
lalu kemudian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan pemahaman
filsafat.
PEMBELAJARAN
VISUAL
Definisi dan pengertian
teknologi pendidikan di awal
keunculan (1920)
PEMBELAJARAN
AUDIOVISUAL
Dengan adanya kemajuan dalam bidang
perekam suara, maka pembelajaran visual
diperluas dengan ditambahkan audio
PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
DENGAN TEORI KOMUNIKASI
Perpaduan yang tepat ketika pembelajaran
audiovisual didasarkan pada pandangan teori
komunikasi.
PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
DENGAN PENDEKATAN SISTEM
Konsep sistem dalam teknologi pendidikan
menganggap sistem sebagai produk, tetapi
bukan sebagai yang terpisah-pisah seperti
pada konsep bahan audiovisual.
PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
DENGAN PENDEKATAN SISTEM DAN
TEORI KOMUNIKASI
Dengan penyatuan teori komunikasi dan
pendekatan sistem pada aplikasi
pembelajaran audiovisual memungkinkan
untukmengembangkan potensi si-belajar
secara penu. (Ely, 1963)
KOMUNIKASI AUDIOVISUAL KE
PENDAKATAN SISTEM DAN
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL
Teknologi pendidikan sebagai pendekatan
sistem dalam proses belajar-mengajar,
dengan memusatkan perhatian pada
rancangan optimal, implementasi dan
evaluasi belajar dan mengajar itu.
(Hinst,1971)
KOMUNIKASI AUDIOVISUAL DAN
PENDEKATAN SISTEM MENUJU
TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL
Teknologi instruksional dalam pengertian
modern, meliputi pengelolaan gagasan,
prosedur, dana, mesin, dan orang dalam
proses instruksional. Dengan demikian
teknologi instruksional meliputi: perangkat
fisik dan sistem pembelajaran.
(Hoban, 1965:124)
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
14
Perkembangan teoritis yang dialam bidang keilmuan teknologi pendidikan
sangat kompleks dan mempunyai proses yang panjang, lewat penelitian dan
pengembangan. Pada akhirnya teknologi pendidikan menemukan bentuk
aplikasinya yang nyata dan holistik. Kerangka teoritik teknologi instruksional
merupakan perbahan paradigm utama teknologi pendidikan untuk ke dua kalinya.
Perubahan itu menghasilkan pandangan yang sungguh-sungguh baru tentang
bagaimana teknologi pendidikan dipadukan dan berhubungan dengan masyarakat.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN
SEBAGAI BIDANG GARAPAN
Telah dipaparkan sebelumnya, bahwa untuk memandang keilmuan
sebagai bidang garapan daapt dipandang melalui tiga aspeknya, teknik intelektual,
aplikasi praktis, dan keunikan. Tiga aspek ini memiliki peran dan fungsi dalam
kemajuan suatu bidang keilmuan, tidak terkecuali teknologi pendidikan. Pada
kawasan pengelolaan dan pengembangan pendidikan, teknologi pendidikan
mempunyai teknik intelektual dalam berperan.
Teknik intelektual (cara berpikir dalam menghadapi tantangan) yang
digunakan dalam fungsi riset. Teori untuk melahirkan dan menguji pengetahuan,
misalnya, adalah metode ilmiah. Teknik yang digunakan dalam fungsi disain untuk
menciptakan spesifikasi sumber belajar adalah proses pengembangan
instruksional. Fungsi pengelolaan dan pengembangan dalam teknologi pendidikan
haruslah disandingkan dan diterapkan secara terpadu. Oleh karena itu,
menggunakan teknik intelektual fungsi-fungsi tersebut secara terpisah, tidak akan
memenuhi syarat untuk lahirnya suatu bidang garapan tersendiri. Di sinilah letak
arti pentingnya bahwa teknik intelektual itu harus menunjukkan keunikannya dalam
bidang teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan memandang masalah sekaligus pemecahannya
sebaagi suatu kebulatan (atau gestalt) proses belajar manusia. Teknologi
pendidikan memandang situasi secara menyeluruh, bukan melihatnya sebagian
demi sebagia yang diidentifikasi dan diimplementasikan dengan menggunakan
teknik-teknik tersendiri terpisah satu sama lain. Hasil proses yang kompleks lagi
terpadu ini serta pendekatannya terhadap masalah dan pemecahannya secara
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
15
menyeluruh adalah merupakan sinergi. Kekhasan teknik intelektual teknologi
pendidikan lebih daripada sekedar jumlah dari bagian-bagiannya – lebih daripada
sekedar jumlah masing-masing teknik dari setiap fungsi.
Teknik intelektual teknologi pendidikan menghasilkan tenaga ekstra dalam
usaha pemecahan masalah, dan membuahkan hasil yang tidak dapat diramalkan
sebelumnya berdasar atas apa yang dihasilkan oleh masing-masing fungsi
bilamana beroperasi sendiri-sendiri terpisah satu sama lain.
Setelah teknik intelektual, aspek yang dimiliki oleh teknologi pendidikan
sebagai suatu bidang garapan adalah aplikasi praktis. Aplikasi teknologi
pendidikan yang paling mendasar, dan yang secara tegas dinyatakan, adalah
menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan
kemungkinan belajar. Pemecahan masalah disini mempunyai bentuk sebagai
suatu sumber belajar. Fungsi-fungsi pengelolaan dan pengembangan juga
merupakan bukti penerapan praktis teknologi pendidikan. Masing-masing fungsi
tersebut mempunyai kegiatan dan hasil khusus, yang dapat diukur dan dilihat.
Teknologi pendidikan mempunyai dampak penting terhadap struktur
organisasi lembaga yang menerapkannya. Dampak ini akan terasa dalam tiga hal
yaitu: mengubah tingkat pengambilan keputusan, menciptakan pola instruksional
baru, dan memungkinkan adanya bentuk alternatif lembaga pendidikan. Konsep
teknologi pendidikan pada definisi yang sekarang, mengubah tingkat dampak
teknologi pendidikan terhadap pendidikan dan pembelajaran.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI PROFESI
Suatu profesi dalam bidang tertentu berkewajiban untuk menetapkan
pedoman atau petunjuk bagi penampilan dan latihan para pelaksana. Yang
pertama lewat pengawasan dan pemberian surat keterangan kecakapan
(sertifikasi) sedangkan yang kedua lewat pengakuan program-program
(akreditasi). AECT, sebagai suatu perkumpulan yang paling langsung berurusan
dengan penerapan teknologi pada pendidikan dan pembelajaran, telah
melaksanakan langkah pertamanya dalam sertifikasi dengan jalan mengidentifikasi
dan menyusun tiga kawasan spesialisasi yang perlu bagi sertifikasi dan latihan.
Heinich medukung konsep peranan ganda bagi mereka yang benar-benar
secara aktif terlibat dalam teknologi pendidikan. Peranan yang tradisional yaitu
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
16
menyajikan pelayanan media masih tetap dipertahankan dan hal itu memang
penting bagi keberhasilan penerapan teknologi, tetapi itu hanyalah salah satu dari
tiga peranan pokok, yang menurut Heininch (46) meliputi desain kurikuler dan
instruksional, desain produk instruksional, dan pelayanan media. Ketiga kawasan
ini menjadi dasar bagi pengembangan usaha-usaha sertifikasi AECT.
Pengembangan program instruksional (disebut juga Desain Kurikuler dan
Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah suatu bidang yang menggarap masalah-
masalah yang lebih luas dalam pengembangan suatu sistem instruksional yang
lengkap. Bidang ini meliputi penerapan secara menyeluruh dari teknologi dan
pembelajaran bermedia (mediated instruction) untuk memberi kemudahan dalam
belajar. Pengembagan program instruksional terutama tersusun atas tugas atau
komptensi dalam fungsi desain, pemanfaatan/penyebaran, penelitian-teori, dan
pemanfaatan, dengan tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi-
seleksi, pengelolaan organisasi dan produksi.
Pengembangan produk media (disebut juga Pengembangan Produk
Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah bidangyang berurusan dengan produksi
paket-paket pembelajaran bermedia tertentu. Bidang ini mencakup penjabaran
tujuan instruksional yang khusus ke dalam hal-hal konkrit yang dapat memberikan
kemudahan untuk belajar.
Pengelolaan media (atau Pelayanan Media, menurut Heinich 1973) adalah
bidang yang berurusan dengan pelayanan-perpanjangan penunjang, baik yang
diberikan kepada para staf pengajar (faculty) maupaun para pelajar/ mahasiswa
yang terlibat dalam kegiatan instruksional. Pengelolaan media ini terutama terdiri
atas tugas/kompetensi yang berada dalam fungsi pengelolaan organisasi,
pengelolaan personel, pemanfaatan/penyebaran dan logistik serta
tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi-seleksi, penelitian-teori,
desain, produksi dan pemanfaatan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
17
HAKEKAT DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TAHUN 1994
Israel Scheffler ( 1960 ) membedakan definisi umum dengan definisi
ilmiah.Menurut pendapatnya definisi ilmiah mempunyai landasan tekniis dan
teoritis serta memerlukan pengetahuan khusus untuk memahaminya.Definisi ini
merupakan hasil penelitian.Sedangkan definisi umum dapat dimengerti baik oleh
umum maupun kaum profesi.Definisi umum menjelaskan bagaimana suatu istilah
dimengerti dalam penggunaannya.Menurut Scheffler ada tiga jenis definisi
umum,yaitu yang bersifat stipulatif ( kesepakatan = stipulative), bersifat deskriptif (
descriptive),dan yang bersifat programatik ( programmatic).Definisi bidang yang
dipakai disini termasuk definisi umum dari Scheffler yang bersifat stipulatif dan
progmatik,Definisi Tahun 1994 disusun atas dasar hal-hal yang telah digunakan
sebelumnya,dengan menyepakati apa kesamaan tentang bidang dan
cakupannya,serta menunjukkan bagian mana yang masih memerlukan riset.Oleh
karena itu,definisi ini bersifat stimulatif dengan implikasi progmatik yang
diharapakan dapat melayani kebutuhan berkomunikasi.
Suatu Bidang dapat didefinisikan dengan beberapa cara : berdasarkan
pada paeran yang dimainkan oleh para praktisi,berdasarkan pada cakupan
pengetahuan tertentu,atau menurut persyaratan profesi dalam bidan itu ( Marriner
– Tomey,1989).Definisi dapat bersifat logical dan metafora,atau gabungan dari
keduanya.sebagai contoh; peran dalam suatu bidang dapat dinyatakan dalam
bentuk kiasan,seperti penggambaran seorang desainer pembelajaran sebagai
seorang artis atau perupayasa.
Definisi yang dikembangkan pada tahun 1994 mengalami
penyempurnaan yang disesuaikan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan. Tetapi,
unsur-unsur yang ada dalam definisi 1977 masih ada dalam kerangkan definisi
tahun 1994. Tetapi, sebelum definisi dikembangkan, harus sudah ada kejelasan
tentang parameter definisi tersebut. Parameter ini adalah anggapan (asumsi) yang
melandasi pengambilan keputusan. Agar definisi dapat dirumuskan, terlebih
dahulu harus ada ketentuan tentang lingkup, tujuan, pandangan, sasaran serta
karakteristik utama yang harus dijadikan pertimbangan. Asumsi dasar penyusunan
definisi tahun 1994 adalah sebagai berikut:
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
18
1. Teknologi pembelajaran telah berkembang dari suatu gerakan menjadi
suatu bidang dan profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang
menjadi landasannya. Definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta
menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun
Praktik. Sedangkan definisi tahun 1977 lebih memberikan penekanan pada
peran para praktisi.
2. Definisi yang disempurnakan harus mencakup semua wilayah kegiatan
maupun kaum praktisi. Wilayah ini, merupakan kawasan bidang garapan.
3. Proses maupun produk sangatlah penting dalam bidang.karena itu
keduanya harus tercermin dalam definisi.
4. Hal-hal kecil yang sulit dimengerti atau dikenali oleh kaum profesi teknologi
pembelajaran berikut uraian penjelasannya harus dihapus dari definisi.
Berdasarkan pandangan tentang sejarah teknologi pembelajaran, Saettler
(1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada
peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan dengan mesin dan
peralatan. Teknologi modern digambarkan sebagai sistematisasi pengetahuan
praktis dalam meningkatkan produktivitas. Demikian pula Heininch, Molenda dan
Russell (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai ―penerapan
pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis
belajar dan mengajar‖.
Teknologi pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai penerapan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar. ini
merupakan suatu paradigma yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak
terpisahkan. Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukan sekedar aplikasi ilmu
pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan
suatu generasi menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya sebagai dasar
bertindak.
Definisi teknologi pembelajaran pada tahun 1994 juga dipengaruhi oleh
teori sistem. Integrasi ini dikarenakan teknologi tidak lepas dari konsep sistematik,
seperti yang tertera dalam definisi yang diungkapkan oleh Rogers. Menurut
Rogers (1983: 12) teknologi merupakan suatu rancangan langkah instrumental
untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat dalam mencapai
hasil yang diharapkan. Berdasarkan pendekatan sistem, teknologi pembelajaran
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
19
didefinisikan oleh Gentry sebagai asplikasi strategi maupun teknik yang sistemik
dan sistematik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu pengetahuan alam
maupun pengetahuan lain dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Salah satu definisi yang paling komperehensif adalah definisiya Robert M.
Gagne yang menyatakan bahwa teknologi pembelajaran berhubungan dengan
studi dan penciptaan kondisi belajar yang berhasilguna. Pada akhirnya definisi
tahun 1994 memberi tempat pada adanya keragaman dan spesialisasi yang ada
sekarang, selain juga menggabungkan unsur-unsur definisi dan kawasan bidang
yang tradisional. Definisi hasil revisi adalah:
Teknologi pembelajaran adalah teori dan Praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
untuk belajar.
Tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan Praktik
yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri meskipun
saling berkaitan. Antara kawasan tersebut tidak terdapat hubungan yang linear.
Definisi teknologi pembelajaran menyoroti hubungan tiap kawasan dengan teori
dan Praktik.
Dalam definisi yang direvisi, dari beberapa definisi sebelumnya, terdapat
beberapa komponen yang dapat diuraikan. Menurut definisi tahun 1994, teknologi
pembelajaran adalah:Teori dan Praktik,Desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan penilaian,Proses dan sumber,Untuk keperluan belajar
Berdasarkan komponen-komponen yang diuraikan dalam definisi tahun
1994, para masyarakat ilmu pengetahuan mendapatkan masukan tentang
deskripsi yang dapat dilakukan oleh seorang teknolog pembelajaran beserta
bidang garapannya.
Melalui pengalaman dan penelitian yang panjang, bidang teknologi
pembelajaran semakin mempunyai kerangka pengetahuannya. Karena itu Praktik
dalam teknologi pembelajaran selalu didasarkan pada teori yang berhubungan
dengan bidang teknologi pembelajaran. Yang mana hubungan anatara teori dan
Praktik ini menjadi semakin mantap dengan matangnya bidang.Teori tediri dari
konsep bangunan (konstruk), prinsip, dan proporsi yang memberi sumbangan
terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan Praktik merupakan penerapan
pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalah.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
20
Setiap bidang atau kawasan dalam teknologi pembelajaran, yang telah
disebutkan dalam definisi tahun 1994, saling berhubungan dengan teori dan
Praktik.
Gambar 1.1 Definisi Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber
untuk belajar
Praktik juga dapat memberikan kontribusi kepada pengetahuan melalui
informasi yang didapat dari pengalaman.
Dalam Teknologi pembelajaran,baik teori maupun Praktik banyak
menggunakan model.Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan
tugas,membantu menghubungkan teori dan Praktik.Teori juga dapat menghasilkan
model untuk memvisualkan hubungan model ini disebut model konseptual (
Richey,1986).
TEORI
&
PRAKTIK
PENGEMBANGAN PEMANFAATAN
DESAIN
PENGELOLAANPENILAIAN
GAMBAR 1. Struktur definisi teknologi pembelajaran tahun 1994
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
21
Desain,Pengembangan,Pemamfaatan,Pengelolaan dan Penilaian
Kesemuanya merupakan lima kawasan dasar Teknologi Pembelajaran ,tiap
fungsi tersebut cukup memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang
menjadi bidang studi tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan
teoritik terbesar dari Teknologi Pembelajaran tiap fungsi tersebut cukup
memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang studi
tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari
teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas.Demikian
pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan
sumbangan terbesar untuk Praktik.Sebaliknya kawasan pemamfaatan secara
teoritis maupun praktis msih belum berkembang dengan baik.Meskipun
banyak usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media, keadaanya
masih menyedihkan karena kurang adanya perhatian.Sedangkan kawasan
pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang
berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (
dikelola).Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada penelitian dari
bidang lain.Sumbangan utama dari bidang studi ini adalah evaluasi formatif.
Proses dan Sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu
hasil tertentu.Pada Teknologi pembelajaran dikenal baik proses perancangan
maupun penyampaian.Pengertian proses mencakup data urutan yang terdiri
dari masukan, kegiatan dan keluaran.Yang dimaksud dengan sumber ialah
asal yang mendukung terjadinya belajar,termasuk system pelayanan,bahan
pembelajaran dan lingkungan.Bidang tumbuh dari minat penggunaan bahan
pembelajaran dan proses komunikasi.Sumber belajar tidak hanya terbatas
pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses belajar-pembelajaran,
melainkan juga tenaga,biaya,dan fasilitas.Sumber belajar mencakup apa saja
yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan
menampilkan kompetensinya.
Untuk Belajar
Tujuan Teknologi Pembelajaran adalah untuk memacu ( merangsang )dan
memicu ( menumbuhkan ).Ungkapan ini dipilih untuk memberi tekanan pada
hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan
pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut,Belajar, yang
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
22
dapat terlihat dengan adanya perubahan pada pengetahuan,keterampilan
ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran pembelajaran . Dalam definisi
disebutkan belajar menyangkut adanya perubahan yang relative permanent
pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (
Mayer,1982:1040).Berlo( 1960)menunjukkan bahwa unsure-unsur pada
proses belajar dengan proses komunikasi sejalan.Pada komunikasi, pesan
diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta
disalurkan kembali sebagai umpan balik kepada pengirim pesan.Sedangkan
pada proses belajar,orang menanggapi, menafsirkan dan merespon terhadap
rangsangan,dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut.
Pakar pendidikan seperti John Dewey (1916), William Heard Kilpatrick
(1925), dan W.W.Charters (1945) telah meletakkan dasar gagasan tentang
teknologi pendidikan. Sekalipun proses definisi teknologi pembelajaran
berakar dari Praktik pendidikan dalam era kemajuan, namun pendapat umum
menganggap bahwa teknologi pembelajaran tumbuh dari gerakan
komunikasi audiovisual (Saettler, 1990). Teknologi pendidikan semula dilihat
sebagai teknologi peralatan, yaitu penggunaan peralatan, media dan sarana
untuk tujuan pendidikan. Jadi, artinya sama dengan ungkapan mengajar
dengan alat bantu audiovisual (Rountree, 1979).
Bidang ini merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan,
yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan
sistem untuk pendidikan (Seels, 1989). Dua orang tokoh, Edgar Dale dan
James Finn pantas mendapat penghargaan karena sumbangan mereka yang
besar dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern dan perumusan
awal dari definisinya. Dale mengembangkan kerucut pengalaman (Cone of
Experience), sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
23
Secara kronologis, sebelum definisi tahun 1994 muncul, sudah banyak ahli
yang mendefinisikan teknologi pembelajaran sesuai dengan bidang keahlian ahli
masing-masing. Konteks makna yang didapat dari definisi tersebut tidak lepas dari
latar belakang keilmuan seorang ahli. Pada akhirnyadefinisi tahun 1994 muncul
berdasarkan ragam keilmuan yang mendasari teknologi pembelajaran itu sendiri.
Definisi 1994 menafsirkan sarana sebagai proses dan sumber, sedang sistematik
berupa desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Desini
ini mencerminkan evolusi dalam teknologi pembelajaran mulai dari awal sebagai
suatu gerakan ke suatu bidang kajian dan profesi, dari bawah kontribusi bidang
kajian ini berupa teori dan Praktik.
GAMBAR 2. Kerucut Pengalaman Dale (Cone of Experience)
Lambang Verbal
Lambang Visual
Radio, Rekaman, Gambar Mati
Gambar Hidup
Pameran
Karya Wisata
Demonstrasi
Dramatisasi
Pengalaman Buatan
Pengalaman Langsung
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
24
A. KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 dengan sangat jelas
mengemukakan bidang garapan teknologi pembelajaran berada pada cakupan
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Penjabaran
cakupan (taksonomi) didalam definisi tersebut mempunyai tujuan agar aplikasi
dalam teknologi pembelajaran dengan jelas tergambar dan terencana,
sehingga aplikasi dalam teknologi pembelajaran terorganisasi dengan baik.
Bloom (1956: 10-11) mengemukakan bahwa tujuan utama membuat
taksonomi adalah untuk pemilihan lambing-lambang yang sesuai,
mendefinisikannya yang tepat dan dapat digunakan, serta mendapatkan
konsensus dari kelompok yang akan menggunakannya.
Adanya struktur taksonomi yang mutakhir sangat penting bagi
perkembangan masa depan teknologi pembelajaran. Di samping itu bidang ini
memerlukan kesamaan kerangka konseptual dan kesepakatan dalam
peristilahan. Tanpa kerangka ini, sangat sulit untuk membuat generalisasi,
bahkan untuk berkomunikasi antar bidang sekalipun. Beberapa pendekatan
taksonomi teknologi pembelajaran yang terdahulu menggunakan pendekatan
fungsional. Definisi teknologi pembelajaran tahun 1977 mengusulkan agar
fungsi-fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi-fungsi pengembangan
pembelajaran beroperasi sebagai komponen-komponen dalam sistem
pembelajaran.
Pada gambar 1 dijelaskan bagaimana taksonomi kawasan teknologi
pembelajaran saling disatukan oleh teori dan Praktik. Walaupun pada gambar
tersebut tidak terdapat garis hubungan antara bidang, tidak berarti kawasan
dalam teknologi pembelajaran saling berdiri sendiri. Sebaliknya, setiap
kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat,
karena hubungan antara kawasan tersebut bersifat sinergetik. Seorang
teknolog pembelajaran (peneliti) dapat berkonsentrasi pada satu kawasan.
Walaupun peneliti tersebut dapat memfokuskan pada satu kawasan, mereka
menarik manfaat teori dan Praktik dari kawasan lain. Sebagai contoh, seorang
peneliti ingin melakukan pengembangan sistem pembelajaran, tetapi peneliti
tersebut harus menggunakan teori dalam desain terlebih dahulu.
Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kontribusi
terhadap kawasan lainnya, baik dalam proses penelitian maupun aplikasi
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
25
lapangan. Setiap teori digunakan bersama dalam aplikasi tiap kawasan
teknologi pembelajaran, karena teknologi pembelajaran selalu berorientasi
kepada teori sistem. Teknologi pembelajaran memandang permasalahan
dalam pembelajaran secara holistik atau menyeluruh, sehingga suatu aplikasi
dalam teknologi pembelajaran tidak akan pernah lepas dari semua kawasan,
walaupun terkadang memiliki fokus dalam satu kawasan. Berikut adalah
gambar yang menjelaskan bagaimana setiap kawwasan bersinergi
GAMBAR 3. Setiap kawasan saling bersinergi
TEORI
&
PRAKTEK
PENGEMBANGAN PEMANFAATAN
DESAIN
PENGELOLAAN
PENILAIAN
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
26
Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran pun memiliki sub kawasan, dapat
dijelaskan dalam gambar berikut ini.
Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain
ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti
program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.
Ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau
komponen individual sistem ke peritmbangan maupun lingkungan yang
sistematik. Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari
teori dan Praktik. Cakupan ini dapat diidentifikasi karena masuk dalam lingkup
pengembangan penelitian dan teori. Kawasan desain meliputi desain studi
mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran,
dan karakteristik pebelajar.
GAMBAR 3. Kawasan Teknologi Pembelajaran
TEORI
&
PRAKTEK
PENGEMBANGAN
 Teknologi cetak
 Teknologi
Audiovisual
 Teknologi
Berbasis
Komputer
 Teknologi
Terpadu
PEMANFAATAN
 Pemanfaatan Media
 Difusi Inovasi
 Implementasi dan
Institusionalisasi
 Kebijakan dan
Regulasi
DESAIN
 Desain Sistem
Pembelajaran
 Desain Pesan
 Strategi Pembelajaran
 Karakteristik Pebelajar
PENGELOLAAN
 Manajemen Proyek
 Manajemen Sumber
 Manajemen Sistem
Penyampaian
 Manajemen Informasi
PENILAIAN
 Analisis Masalah
 Pengukuran
Acuan Patokan
 Evaluasi Formatif
 Evaluasi Sumatif
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
27
Desain sistem pembelajaran berkaitan dengan bagaimana kita
menganalisa, merancang, mengembangkan, mengaplikasikan, dan menilai
pembelajaran. kata ―desain‖ merujuk kepada pendekatan sistem maupun
langkah-langkah pendekatan sistem. Setiap langkah dalam proses mempunyai
landasan teori dan Praktik sendiri seperti halnya pada teori disetiap desain
sistem pembelajaran. Sementara itu, desain pesan meliputi “perencanaan
untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan” (Grabowski, 1991: 206). Hal
tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang
mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara
pengirim dan penerima. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro
melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara
terpisah. Desain pesan haruslah bersifat spesifik baik terhadap media maupun
tugas belajarnya.
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu
pelajaran. Penelitian dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi
terhadap pengetahuan tentang komponen pembelajaran. Secara khas, strategi
pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. situasi-situasi belajar ini
sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. Teori tentang strategi
pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajar induktif, serta komponen
dari proses belajar/mengajar seperti motivasi dan elaborasi.
Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman
pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup
karakteristik pebelajar menggunakan penelitian tentang motivasi untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang harus diperhitungkan dan untuk
menentukan bagaimana caranya hal-hal tersebut harus diperhitungkan.
Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media.
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam
bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi
yang digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang berawal dari
bahan cetak, terutama buku, pada awalnya merupakan bahan ajar utama
dalam pembelajaran. Tepat pada tahun 1930an, penggunaan film untuk
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
28
pembelajaran seperti menjadi tonggak awal kemunculan teknologi
pembelajaran.
Kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras
pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan
visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan panduan
berbagai bagian. Didalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang
kompoleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan
maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan
dapat dijelaskan dengan adanya:
 Pesan yang didorong oleh isi
 Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, dan
 Manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak dan
bahan pembelajaran
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:
teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain),
teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer, dan teknologi terpadu.
Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi,
dan penyampaian, maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan
satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan
disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi.
Kawasan Pemanfaatan
Kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran merupakan kawasan
yang tertua diantara kelima kawasan, karena penggunaan bahan audiovisual
seara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi
media pembelajaran yang sistematis. Kawasan pemanfaatan berasal dari
gerakan pendidikan visual yang tumbuh subur selama dekade pertama abad
ini dengan didirikannya museum-museum sekolah.
Kawsan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media
yang membantu guru. Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan
cenderung terpusat pada perspektif pengguna. Akan tetapi, dengan
diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada kahir tahun 1960an yang
mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
29
mempermudah proses adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling
keperspektif penyelenggara. Definisi AECT 1977 menggabungkan
pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu fungsi, yaitu pemanfaatan-
desiminasi. Tujuan dari fungsi itu adalah ―memperkenalkan pebelajar dengan
informasi yang berhubungan dengan teknologi pendidikan‖ (AECT, 1977:66).
Definisi 1977 juga memasukkan suatu fungsi pemanfaatan tersendiri dengan
definisi yang sama ―memperkenalkan pebelajara dengan sumber belajar dan
komponen sistem pembelajaran‖.
Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.
Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan sistem nilai. Secara
singkat, ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan, pengelolaan proyek,
pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan
sistem informasi. Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas
yang sama yang harus dilakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil
harus diangkat dan disupervisi, dana harus direncanakan dan
dipertanggungjawabkan, dan fasilitas harus dikembangkan serta dipelihara.
Pengelolaan proyek meliputi perencanaa, mi=onitoring, dan
pengendalian proyek desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan
kazanas (1992), pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional,
yaitu organisasi garis dan staff (line and staff management). Perbedaan itu
disebabkan karena (1) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk
jangka pendek; (2) pengelolaan proyek biasanya tidak mempunyai wewenang
jangka panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara; dan (3)
pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebih luas dari yang
biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.
Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber
sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengelolaan
sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses.
Pengertian sumberdapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas, dan sumber pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
30
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,
pegendalian, ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran dipergunakan‖.
Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang
dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pebelajar‖ (Ellington
dan Harris, 1986: 47). Pengelolaan sistem penyampaian memberikan
perhatian pada permasalahan permasalahan produk seperti persyaratan
perangkat lunak/keras dan dukungan teknik terhadap pengguna maupun
operator.
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian cara penyimpanan penerimaan/pemindahan atau pemrosesan
informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Cukup
banyak tumpang tindih terjadi antara penyimpanan, pengiriman/pemindahan,
dan pemrosesan karena fungsi yang satu sering diperlukan untuk melakukan
fungsi yang lain. Teknologi yang dijelaskan pada kawasan pengembangan
merupakan metode penyimpanan dan penyampaian. Penyiaran atau transfer
informasi sering terjadi melalui teknologi terpadu. ―pemrosesan adalah
pengubahan beberapa aspek informasi (melalui program komputer)…agar
lebih sesuai dengan tujuan tertentu‖ (Lindenmayer, 1988:137). Pengelolaan
informasi penting untuk memberikan akses dan keakraban pemakai.
Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk
mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.
Kawasan Evaluasi
Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas
atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Pengembangan
pendidikan formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal,
menuntut perlunya program penilaian yang bersifat formal pula. Penilaian
program-program ini memerlukan penerapan prosedur yang lebih sistematik
dan ilmiah.
Ahli kurikulum Ralph Tyler dikenal orang sebagai pencetus gagasan
tentang penilaian pada tahun-tahun1930an (Worthen dan Sanders, 1973).
Pada tahun 1965 tanda tersebut terlihat dalamnaskah ―Elementary and
Secondary Education Act‖ (Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah
AS) yang memberikan wewenang perlunya diadakan analisis kebutuhan dan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
31
penilaian untuk jenis-jenis program tertentu. Sejak itu, penilaian berkembang
menjadi bidang dan mempunyai asosiasi profesi tersendiri (yaitu American
Evaluation Association atau Asosiasi Penilaian Amerika) dan daftar sejumlah
penerbitan dan jurnal atau majalah yang panjang.
Pada tahun 1960an Stufflebeam (1969) memperkenalkan pendekatan
lain untuk penilaian yang sekarang menjadi karya klasik, yaitu menelaah
―bukan untuk membuktikan tapi untuk memperbaiki‖ Stufflebeam (1983:118).
Model Stufflebeam ini mengemukakan empat jenid penilaian :context, input,
process, dan product (CIPP). Keempat unsur dalam model CIPP memberikan
informasi yang masing-masing berhubungan dengan analisis kebutuhan,
keputusan, desain tentang isi dan strategi, petunjuk pelaksanaan, serta hasil
penilaian (bradden, 1992).
Setelah perkembangan kawasan penelitan penilaian di bidang teknologi
pembelajaran, penilaian memiliki definisi sebagai proses penemuan memadai
tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian mulai dengan analisis masalah.
Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan penilaian
pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini. Dalam
kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian
proyek, dan penilaian produk. Masing-masing merupakan jenis penilaian
penting untuk perancangan pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif
dan penilaian sumatif.
Kawasan evaluasi atau penilaian memilii empat subkawasan: analisis
masalah, pengukuran acuan-patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan
keputusan. Para evaluator beragumentasi bahwa penilaian yang seksama
dimulai saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun
baiknya anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang
dapat diterima dapat dinilai gagal memenuhi kebutuhan.
Pengukuran Acuan Patokan (PAP) meliputi teknik-teknik untuk
menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan
sebelumnya. Pengukuran acuan patokan, yang sering berupa tes juga dapat
disebut acuan-isi, acuan-tujuan, atau acuan-kawasan. Sebab, kriteria tentang
cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pebelajar telah
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
32
mencapai tujuan. Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para
siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan. Soal-
soal acuan patokan digunakan pada seluruh proses pembelajaran untuk
mengukur apakah prasyarat-prasyarat telah dikuasai. Pengukuran acuan
patokan dapat dipakai untuk menentukan apakah tujuan utama telah dicapai
(Seels dan Galsgow, 1990).
Penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan
pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini
sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif
berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penekanan baik untuk
penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari pengebangan produk, maupun
penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan perhatian utama
dari para teknolog pembelajaran. perbedaan kedua jenis penilaian ini pertama
kali dikemukakan oleh Scriven (1967). Menurut Scriven, penilaian formatif
dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk
(atau orang, dsb). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam
lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern, akan tetapi penilaian ini
dapat dilakukan oleh evaluator dalam atau luar, atau kombinasi (dilakukan
oleh pihak luar dan dalam).
Sedangkan, penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi
kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan. Penilaian sumatif juga
lebih baik dilaksanakan dengan melibatkan kedua pihak (luar dan dalam)
sehingga tidak mengurangi validitas penilaian dan tidak terkesan subjektif.
Kelima kawasan taknologi pembelajaran menunjukkan keragaman dari
bidang. Di samping itu, kawasan-kawasan itu sendiri merupakan kesatuan
yang kompleks. Setiap orang dapat meneruskan proses perumusan definisi
dan mengembangkan tingkat taksonomi yang lebih rinci. Pekerjaan teknolog
pembelajaran untuk masa mendatang adalah membuat definisi yang lebih
sempit dari subkategori maupun cakupan yang ada di dalamnya.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
33
B. UNSUR SISTEM DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Kawasan bidang ini telah berkembang melalui pergulatan antara
pengaruh nilai, penelitian, dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman
dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian
berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan
praktis. Bagaimanapun, mereka yang menyebut dirinya teknolog
pembelajaran, memahami dan menggunakan landasan pengetahuan profesi
dari etos para pakar. Setiap kawasan dibentuk oleh:
1. Landasan penelitian dan teori;
2. Nilai dan perspektif yang berlaku; dan
3. Kemampuan teknologi itu sendiri.
Teknologi pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang
kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk:
1. Psikologi;
2. Rekayasa;
3. Komunikasi;
4. Ilmu komputer;
5. Bisnis; dan
6. Pendidikan secara umum.
Sementara penelitian dan teori digunakan oleh para teknolog
pembelajaran utuk menuntun sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum
menuntuk sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum seringkali
diterjemahkan ke dalam bentuk model-model yang memberikan rumusan
prosedur yang direkomendasikan. Wilayah teori ini, yang biasanya mempunyai
hubungan erat dengan suatu kawasan, seingkali memberikan dampak lebih
dari satu bagian bidang saja.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
34
Gambar dibawah ini akan menjelaskan teori yang berkenaan dengan teknologi
pembelajaran.
Teori-teori yang berkembang didalam setiap kawasan tidak berarti
terbatas pada teori-teori tersebut saja. Walaupun setiap bidang atau kawasan
tidak terlihat saling berinteraksi, tetapi setiap kawasan dapat menggunakan
teori yang berkembang di teori pada kawasan lain. Dalam kawasan desain
terdapat aspek sistem umum, sistem umum disini memiliki makna sebagai
penggunaan teori sistem. Teori sistem yang terdapat dalam kawasan desain
dapat digunakan ketikan seorang teknolog melakukan kegiatan pada
pengembangan bahan pembelajaran.
Teori dalam setiap kawasan memiliki peran dan posisi tersendiri dalam
aplikasi teknologi pembelajaran. Kemungkinan penggunaan teori yang hanya
berasal dari satu bidang saja sangat kecil, karena sifat antara kawasan adalah
sinergetik. Gambar dibawah ini akan mengemukakan bidang apa saja yang
dapat digarap dalam aplikasi teknologi pembelajaran.
GAMBAR 4. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa landasan teori
TEORI
PENGEMBANGAN
 Komunikasi
 Berpikir Visual
 Belajar Visual
 Komunikasi
Visual
 Estetika
PEMANFAATAN
 Pemanfaatan Ilmu
 Kurikulum
 Teori Sistem Umum
 Perubahan
 Pengembangan
Organisasi
DESAIN
 Sistem Umum
 Belajar
 Motivasi
 Persepsi
 Pembelajaran
 Kurikulum
PENGELOLAAN
 Manajemen Umum
 Komunikasi
 Motivasi
 Ekonomi
 Informasi
PENILAIAN
 Belajar
Keperilakuan
 Belajar Kognitif
 Pengukuran
 Umum
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
35
Penelitian menjadi salah satu kunci yang mengembangkan aplikasi keilmuan
teknologi pembelajaran. Dalam perspektif teknologi pembelajaran tahun 1977,
penelitian merupakan salah satu dasar dan kriteria bahwa teknologi pembelajaran
merupakan sebuah teroi konstruk yang dibentuk oleh beberapa landasan
keilmuan. Dalam kawasan teknologi pembelajaran tahun 1994, tiap kawasan
memiliki subkategori yang dapat digarap dalam penelitian bidang teknologi
pembelajaran.
C. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM APLIKASI
Dimensi Praktik teknologi pembelajaran berkembang sejalan dengan
perkembangan potensi teknologi. Introfuksi mikro-komputer di bidang pendidikan
dan pelatihan secara drastis mengubah keberadaan proses Praktik di lapangan.
Penggunaan komputer yang semakin lazim serta semakin besar kemampuannya,
GAMBAR 5. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa penelitian
PENELIT
IAN
PENGEMBANG
AN
 Media
 Desain Teks
 Belajar Visual
PEMANFAATAN
 Difusi Inovasi
 Dampak Konstektual
 Pemasaran
DESAIN
 Perbedaan
Individual/Karakterist
ik Pembelajar
 Strategi & Taktik
Pembelajaran
 Interaksi perlakuan
Bakat
 Desain Pesan
PENGELOLAAN
 Meramal
 Kecenderungan
 Efektivitas Biaya
 Produktivitas
PENILAIAN
 Analisis Manfaat-
Biaya
 Penelusuran
Kebutuhan
 Evaluasi Produk
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
36
memungkinkan perkembangan Praktik teknologi pembelajaran meningkat dengan
pesat.
Sebagai suatu bidang garapan (AECT 1977), teknologi pembelajaran
memiliki lingkup Praktik. Lulusan program teknologi pembelajaran biasanya
memeroleh pekerjaan di berbagai latar kerja. Gambar dibawah ini akan
menunjukkan bidang kerja yang dapat dimiliki seorang lulusan teknologi
pembelajaran.
Meluasnya pilihan lapangan bagi para teknolog pembelajaran mempunyai
dampak yang sangat berarti bagi bidang. Yang terpenting adalah perluasan pilihan
dalam sektor pelatihan swasta. Sekarang ini dalam kebanyakan wilayah geografis,
tugas pelatihan memprasyaratkan pendidikan lanjutan dalam bidang teknologi
pembelajaran atau bidang yang berkaitan. Ely (1992) mengungkapkan adanya
kecenderungan lebih banyaknya kegiatan pengembangan pembelajaran di latar
luar sekolah dibandingkan dengan di sekolah.
Satu lagi kekhasan Praktik dalam bidang ini adalah kenyatan bahwa
banyak lembaga yang memasukkan aplikasi teknologi ke dalam lingkungan
PROFESI
TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN
KESEHATA
N
BISNIS DAN
INDUSTRI
TEMPAT
IBADAH,
RUMAH, &
MASYARAK
AT
PEMERINT
AHAN
SEKOLAH
GAMBAR 6. Pilihan bagi Lulusan Teknologi Pembelajaran
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
37
pekerjaan mereka. Berbagai teknologi itu, bukan semata-mata menjadi wilayah
eksklusif bidang teknologi pembelajaran. Perekayasa sistem, pemrogaman
komputer, guru dan akademisi dalam bdiang keahlian, semuanya tertarik pada
teknologi dan karena itu menggunakannya.
Variasi Praktik di Berbagai Tempat Bekerja
Dengan semakin berkembang dan menonjolnya pelatihan di lingkungan bisnis
dan industrial di berbagai daerah, telah berkembang pula topik-topik baru dalam
bidang teknologi pembelajaran, seperti misalnya:
 Pembelajaran berorientasi keterampilan yang diikuti kemudian dengan
transfer pelatihan;
 Pembelajaran mengacu pada materi bukan pebelajar;
 Analisis tahap awal dan desain sistem pembelajaran;
 Teknologi belajar jarak jauh
 Hakekat pebelajar dewasa; dan
 Teknologi kinerja
Lingkungan pelatihan seringkali merupakan area dimana banyak produk
teknologi canggih sekarang ini dikembangkan. Hal ini terjadi karena perusahaan
swasta seringkali lebih menekankan pada penggunaan teknologi sebagai sumber
dibandingkan dengan sekolah, bahkan seluruh sekolah mulai TK hingga SLTA di
suatu wilayah. Kecuali itu perusahaan besar dapat menyebarkan investasi
teknologinyakepada sejulah besar pelatihan, sehingga pengeluaran tiap peserta
tetap hemat-biaya (cost efficeint).
Lingkungan pelatihan juga menekankan pada produktivitas, serta mengurangi
waktu dalam merancang ulang. Tekanan pada produktivitas dan waktu ini
mengarah pada dikembangkannya sistem penunjang kinerja elektronik serta
pendekatan baru dalam kegiatan perancangan dan pengembangan untuk
menemukan teknik yang lebih efisien (Dick, 1993; Wager, 1993). Sekolah
mempunyai kepentingan lain yang meengaruhi Praktik teknologi pembelajaran
dalam lingkungan ini, termasuk:
 Pembelajaran dengan kendaliguru yang luwes;
 Memenuhi kebutuhan kimperehensi para siswa;
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
38
 Pembelajaran yang tidak dirancang dengan analisis ―front-end‖ secara
menyeluruh; dan
 Penilaian dan evaluasi
Pekerjaan para teknolog pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan
tujuan dari suatu lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola
jabatan dalam lembaga tersebut. Seels dan Glasgow (1990) menguraikan pangsa
pasar kerja dengan membedakan dua peran, yaitu peneliti dan praktisi. Peneliti
yang berkarya di lembaga akademik mungkin berkepentingan dengan setiap
kawasan, namun biasanya mereka mengkhususkan diri pada satu atau dua bidang
minat. Di sekolah atau lembaga pelatihan, kebanyakan peneliti terlibat dalam
penelitian evaluatif.
Praktisi mungkin saja menaruh perhatian pada setiap kawasan dalam bidang
teknologi pembelajaran. Namun mereka ini cenderung mengkhususkan diri ke
dalam lingkup yang terbatas. Meskipun ada juga generalisasi, namun lingkup
teknologi pembelajran yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk
menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan.
Para teknolog pembelajaran yang memPraktikkan ilmu di lapangan akan terus
mengembangkan keahlian serta keterampilan mereka melalui kegiatan yang
dilakukannya di luar lingkup program pelatihan formal. Usaha mereka merupakan
karakteristik bidang teknologi pembelajaran sebagai akibat dari perkembangan
teknologi baru yang pesat. Mempertahankan tingkat keahlian sesuai
perkembangan mutakhir, senantiasa merupakan persoalan terutama dalam sektor
pelatihan swasta, karena terbatasnya latar belakang pendidikan dan pelatihan dari
orang-orangnya. Tuntutan untuk selalu mengikuti perkembangan utakhir seringkali
dikaitkan dengan adanya teknologi baru dan penguasaan atas proses
perancangan, naming tuntutan itu juga disebabkan oleh majunya perkembangan
teori.
Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktik
Definisi teknologi pembelajaran sekarang disajikan sebagai suatu refleksi dari
teori dan Praktik. Kawasan-kawasan mewakili landasan ilmiah dari bidang dan
sekaligus membantu menentukan skema klasifikasi tentang cara bagaimana
secara khusus pengetahuan tersebut diterapkan dalam lingkungan pekerjaan.
Demi menjaga keutuhan definisi, kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan desain
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
39
dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa proses atau kegiatan yang berkaitan dengan produk
merupakan rumusan fungsi dari kawasan yang bersangkutan.
Pertumbuhan dalamsatu bidang,terutama yang cepat, dapat merentangkan
bahkan melewati batas-batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses
penyusunan definisi ini merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas-
batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses penyusunan definisi ini
merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas bidang.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap bidang dalam kawasan teknologi
pembelajaran memiliki sub bidang garapan dan teori yang melandasinya. Dalam
aplikasi di setiap bidang garapan dalam satu kawasan, haruslah diorientasikan
pada bagian proses dan sumber. Karena itu definisi tahun 1994 memberikan
pandangan bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teori dan Praktik
dalam proses dan sumber belajar.
PRAKTIK
MERAN
CANG
PROSES
SUMBER
MENGELO
LA
PROSES
SUMBER
MENILAI
PROSES
SUMBER
MEMANFA
ATKAN
PROSES
SUMBER
MENGEMB
ANGKAN
PROSES
SUMBER
GAMBAR 7. Hubungan antara Kawasan dan Kegiatan dalam Bidang
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
40
DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT AECT TAHUN 2004
Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek dalam
upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara
menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan
sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian tujuannya masih tetap
untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan
serta meningkatkan kinerja.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:1) teknologi
pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang gaapan 2). istilah teknologi
pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan, 3). tujuan
utama teknologi pembelajaran adalah (a) untuk memecahkan masalah belajar atau
memfasilitasi pembelajaran; dan (b) untuk meningkatkan kinerja; 4). menggunakan
pendekatan sistemik (holistik atau menyeluruh); 5). kawasan teknologi
pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik
proses-proses maupun sumber-sumber belajar, 6). teknologi pembelajaran tidak
hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti
perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya
memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja, 7). teknologi diartikan
secara luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak
(softtech)
Dengan demikian beberapa definisi teknologi pembelajaran di atas,
tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses
―metamorfosa‖ menuju penyempurnaan. Teknologi pemebelajaran pada awalnya
hanya dipandang sebagai alat berubah ke sistem yang lebih luas, dari hanya
berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke
proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini
teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang kajian, program studi dan
profesi.
Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun
profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi
pembelajaran yang pesat ini dengan mengambil empat ciri utama, yaitu: 1)
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
41
menerapkan pendekatan sistem, 2) menggunakan sumber belajar seluas mungkin,
3) bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, dan 4) berorientasi pada
kegiatan instruksional individual (Atwi Suparman, 2004:30-31). Dengan indikator
ini teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam
kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.
Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya
merangsang dan memperkuat perkembangan profesi dalam bidang teknologi
pembelajaran.
Teknologi pembelajaran sebagai suatu profesi berakar dari penelitian, teori,
dan praktek. Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang
menunjang praktek. Tiap kawasan teknologi pembelajaran mengandung kerangka
pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman. Hubungan
antara teori dan praktek semakin mantap dengan matangnya bidang garapan.
Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang
memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek
merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan.
Dalam teknologi pembelajaran baik teori maupun praktek, banyak menggunakan
model. Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan tugas membantu
menghubungkan teori dan praktek. Teori juga dapat menghasilkan model untuk
memvisualisasikan hubungan; model ini disebut model konseptual (Richey, 1986),
Seels & Richey, (2000:10-12).
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maka tidak mustahil ke depannya
teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri
menjadi suatu disiplin ilmu, program studi, dan profesi yang dapat berperan dalam
memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi
teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini boleh dikatakan belum
optimal, baik dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-
sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari
kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
42
Dengan demikian konsekwensinya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
mengelola pendidikan harus memiliki kemampuan akademis dan profesional yang
handal untuk mengembangkan dan/atau mengaplikasikan teknologi pendidikan
agar penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih berkualitas, efektif, efisien, dan
relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Kawasan Teknologi Pembelajaran.
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi
instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan
(domain) dari bidang teknologi pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima
kawasan tersebut, dengan sub kategori dan konsep yang terkait :
1. Kawasan Desain
Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau
perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur
dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik.
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan
kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels &
Richey, 2000: 32). Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi
pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori
pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun
1969 pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang
desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan
pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource and Development
Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam
kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, Direktur Learning
Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang
desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan.
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi
pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
43
sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu
metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an
dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain
sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek,
yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi
pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33).
1. a. Desain Sistem Pembelajaran;
Menurut Seels & Richey (2000: 33) desain sistem pembelajaran yaitu
prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk:: (a) penganalisaan
(proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses
penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses
penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar); (d)
pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian
(proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan
interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi
sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah–langkah tersebut
harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran, proses sama pentingnya
dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada
proses.
Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) dalam Suparman
(2004:36) pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis
untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan
dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud
pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media
instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi
pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat
lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem
instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004: 31).
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
44
1. b. Desain Pesan
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap (Seels
& Richey, 2000: 33-34). Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan pada
pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif,
afektif dan psikomotor.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual,
urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat
spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung
makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, tergantung pada
jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya
(misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas
belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap,
pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dengan
demikian desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis
media dan format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-
pesan pembelajaran kepada peserta didik.
1. c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu
mata pelajaran (Seels & Richey, 2000: 34). Strategi pembelajaran meliputi
situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu
strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis
belajar yang dikehendaki.
Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun
kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan,
sifat mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai
untuk mencapai kompetensi pembelajaran
1. d. Karakteristik Peserta Didik.
Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman
peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.
Karaketeristik peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta
didik. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
45
peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang
bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti,
sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
1. 2. Kawasan Pengembangan
Kawasan teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan
yang berarti proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Kawasan pengembangan mencakup pengembangan teknologi cetak,
teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan multimedia (Seels &
Richey, 2000:38)
Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui
proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini
berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks
dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film,
namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-
visual ke era teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai
digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama
Perang Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang diproduksi terutama film
untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru
digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama
akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran
berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an
komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi
menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di
bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti
jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan
komputer merupakan dari kawasan ini.
Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang
kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain
pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan
pengembangan terjadi karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b) strategi
pembelajaran yang didorong oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi –
perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
46
Kawasan pengembangan ini meliputi: (1) teknologi cetak; (2)
teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis komputer; dan (4) multimedia
(Seels & Richey, 2000:39).
1. a. Teknologi Cetak.
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan
bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama
melalui pencetakan mekanis atau photografis (Seels & Richey, 2000:40).
Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari
kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan.
Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan
teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam
bentuk ―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran merupakan contoh
penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.
Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat
tlergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan
informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi
cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang
2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.
3) Keduanya berbentuk visual yang statis
4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik
dan persepsi visual.
5) Keduanya berpusat pada pembelajar
6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh
pemakai.
1. b. Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual (Seels & Richey, 2000:41). Pembelajaran
audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat
keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan
visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
47
sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan dengan
pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif
tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-
simbol sejenis.
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1) Bersifat linier
2) Menampilkan visual yang dinamis
3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah
ditentukan oleh desainer/pengembang.
4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil
dan abstrak.
5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan
kognitif.
6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar
si pembelajar.
1. c. Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang
bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey, 2000:42). Pada dasarnya,
teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik
melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk
pembelajaran biasanya disebut ―computer-based intruction (CBI)‖,
―computer assisted instruction (CAI”), atau ―computer-managed instruction
(CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan
teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih
banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat
bersifat: (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan
pengulangan untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan
dalam bahan belajar yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan
simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang
baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan peserta didik
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
48
untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan
(protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan
menggunakan kata, simbol maupun grafis.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat
interaktivitas tinggi.
1. d. Multimedia
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk
memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa
jenis media yang dikendalikan komputer (Seels & Richey, 2000:43).
Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya
dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya
interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber
belajar.
Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di
bawah kendali peserta didik.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran
5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif
sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
49
7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak
sumber media.
1. 3. Kawasan Pemanfaatan
Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan
pemanfaatan. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan
model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan
suasana pembelajaran. Adapun kawasan pemanfaatan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber
untuk belajar (Seels & Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan
sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan
bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam
pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik
dengan bahan belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik
agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan aktivitas yang dipilih,
memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil
yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur
oragnisasi yang berkelanjutan.
Pembelajaran yang tertua, mendahului kawasan desain dan produksi
media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan
pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya
museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru
mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat
mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media
dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson
mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang
pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan
pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan
mempromosikan bahan-bahan belajar audio visual, sehingga menjadikan
persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong
cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan
perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
50
Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in
Teaching, yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang
pemilihan bahan belajar dan aktivitas belajar yang tepat. Heinich, Molenda
dan Russel dalam buku Instructional Materials and New Technologies of
Instruction (1986) mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan
prosedur untuk merancang pemilihan dan pemanfaatan media
pembelajaran. Langkah-langkah ASSURE meliputi: (1) Analyze leraner
(menganalisis peserta didik); (2) State objective (merumuskan
tujuan);(3) Select media and materials (memilih media dan bahan); (4)
Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan), (5) Require
learner participation (melibatkan peserta didik) ; dan (6) Evaluate and revise
(penilaian dan revisi).
1. a. Pemanfaatan Media.
Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya
bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan
sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan
media juga dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang
belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar
dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
1. b. Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang
terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai
ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan
pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang
membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan
pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi,
dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an
yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
51
mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke
perspektif penyelenggara.
Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang
mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil studinya telah memperkuat
pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel yang dapat
mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran,
keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting
dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk
membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara
menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi
inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah : (1)
pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4) implementasi;
(5) dan konfirmasi.
1. c. Implementasi dan Institusionalisasi
Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan
strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan
tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya
organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan
pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi.
Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan
pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang
lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin
penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan
dari institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur
kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu
maupun organisasi.
1. d. Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang
mempengaruhi difusi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan
dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi.
Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan
ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
52
teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi
berbasis komputer, maupun terknologi terpadu.
1. 4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui:
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan
pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program
media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program
media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga
timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam
kurikulum. Oleh karena itu kawasan pengelolaan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang
teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan
diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam
proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek
terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap
perkembangan baru memerlukan cara pengelolaan baru pula.
Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada
pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi
baru, dimungkinkan tersedianya cara baru untuk mendapatkan informasi.
Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi sangat
potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu
informasi. Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk
desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan implementasi
kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.
1. a. Pengelolaan Proyek
Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan
pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan proyek
berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff management)
karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka
pendek; (b) pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka
panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan (c)
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY
53
pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebis luas dari yang
biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.
Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis
proyek yang lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan
cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal.
1. b. Pengelolaan Sumber.
Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan
sumber memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses.
Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku,
waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup
semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan.
Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua
karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
1. c. Pengelolaan sistem penyampaian.
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan,
pemantauan pengendalian ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan‖ Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium
dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi
pembelajaran kepada pembelajar.
Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada
permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan
dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini
juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi desainer
dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering
bergantung pada sistem pengelolaan sumber.
1. d. Pengelolaan informasi.
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan
belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk
mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008

More Related Content

What's hot

Teknologi Pendidikan
Teknologi PendidikanTeknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
Andhika Pratama
 
Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tik
sardin sirdan
 
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptxPPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
Meida Esterlina Marpaung
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Operator Warnet Vast Raha
 
Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikan
Siti Sya'anah
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
rofieamirasyka
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
Ali Akbar TA
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Dedi Yulianto
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Ambar Fidianingsih
 
Media dan sumber belajar
Media dan sumber belajarMedia dan sumber belajar
Media dan sumber belajar
Luluk Wulandari Hariyanto
 
Alat dan media pembelajaran
Alat dan media pembelajaranAlat dan media pembelajaran
Alat dan media pembelajaran
Humairahnia12
 
1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul
Dian Sari
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Jenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik mediaJenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik media
Riska Ika
 
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARANTEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
UNIVERSITY OF ADI BUANA SURABAYA
 
Bidang garapan teknologi pendidikan
Bidang garapan teknologi pendidikanBidang garapan teknologi pendidikan
Bidang garapan teknologi pendidikan
AndhinaFitrianitaPutri
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Mushlihatun Syarifah
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
jhesica purba
 

What's hot (20)

Teknologi Pendidikan
Teknologi PendidikanTeknologi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
 
Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tik
 
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptxPPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 MEDIA PEMBELAJARAN.pptx
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
 
Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikan
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Media dan sumber belajar
Media dan sumber belajarMedia dan sumber belajar
Media dan sumber belajar
 
Alat dan media pembelajaran
Alat dan media pembelajaranAlat dan media pembelajaran
Alat dan media pembelajaran
 
1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Jenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik mediaJenis dan karakteristik media
Jenis dan karakteristik media
 
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARANTEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
 
Bidang garapan teknologi pendidikan
Bidang garapan teknologi pendidikanBidang garapan teknologi pendidikan
Bidang garapan teknologi pendidikan
 
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
Juknis PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran)
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 

Viewers also liked

Pengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaranPengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaran
Essy Satriani
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
Romi Dwi Syahri
 
Kompetensi TEP s1 s2 s3
Kompetensi TEP s1 s2 s3Kompetensi TEP s1 s2 s3
Kompetensi TEP s1 s2 s3
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Wilayah kerja lulusan tep
Wilayah kerja lulusan tepWilayah kerja lulusan tep
Wilayah kerja lulusan tep
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Landasan garapan tep
Landasan garapan tepLandasan garapan tep
Landasan garapan tep
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
JesicaDinna
 
Rpp 2 geo langkah penelitian
Rpp 2 geo langkah penelitianRpp 2 geo langkah penelitian
Rpp 2 geo langkah penelitianTawon Selalue
 
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu SistemDesain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Nailul Hasibuan
 
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikanSatuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
Mumun Mulyana
 
Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Pusat sumber belajar
Pusat sumber belajarPusat sumber belajar
Pusat sumber belajar
Wawan Muliawan
 
Kelas maya 7 maret2014
Kelas maya 7 maret2014Kelas maya 7 maret2014
Kelas maya 7 maret2014
EKO SUPRIYADI
 
Media dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaranMedia dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaran
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 

Viewers also liked (14)

Pengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaranPengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaran
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
 
Kompetensi TEP s1 s2 s3
Kompetensi TEP s1 s2 s3Kompetensi TEP s1 s2 s3
Kompetensi TEP s1 s2 s3
 
Wilayah kerja lulusan tep
Wilayah kerja lulusan tepWilayah kerja lulusan tep
Wilayah kerja lulusan tep
 
Landasan garapan tep
Landasan garapan tepLandasan garapan tep
Landasan garapan tep
 
Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaran
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
Rpp 2 geo langkah penelitian
Rpp 2 geo langkah penelitianRpp 2 geo langkah penelitian
Rpp 2 geo langkah penelitian
 
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu SistemDesain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
Desain pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
 
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikanSatuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
Satuan acara perkuliahan pengelolaan pendidikan
 
Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Pusat sumber belajar
Pusat sumber belajarPusat sumber belajar
Pusat sumber belajar
 
Kelas maya 7 maret2014
Kelas maya 7 maret2014Kelas maya 7 maret2014
Kelas maya 7 maret2014
 
Media dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaranMedia dan teknologi pembelajaran
Media dan teknologi pembelajaran
 

Similar to Definisi tep tahun 1977 1994 2008

Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi PendidikanProfesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
phomie otari
 
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdfErliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
erlianiizzalestari31
 
Konsep teknologi pendidikan
Konsep teknologi pendidikanKonsep teknologi pendidikan
Konsep teknologi pendidikan
Mui Peng Soon
 
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikanMateri bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
fachriadelisutia
 
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docxAnika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
AnikaNurAzizah
 
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam  pembelajaranTgs.prof.tina ict dalam  pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
lavanter simamora
 
Pengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaranPengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaran
Essy Satriani
 
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptxTeknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
Naomisena1
 
Bab1 pengenalan teknologi pendidikan
Bab1 pengenalan teknologi pendidikanBab1 pengenalan teknologi pendidikan
Bab1 pengenalan teknologi pendidikanSiti Zulaikha
 
Bab 1 eit 311
Bab 1 eit 311Bab 1 eit 311
Bab 1 eit 311
Sharifah Badreena
 
Definisi teknologi pendidikan 2004
Definisi teknologi pendidikan 2004Definisi teknologi pendidikan 2004
Definisi teknologi pendidikan 2004
Ahmad Jayadi
 
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan ProfesiTeknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
nurfadilah hafni
 
Kata pengantar 1
Kata pengantar 1Kata pengantar 1
Kata pengantar 1
RETAKUSNAWIRA
 
Educational Technology
Educational TechnologyEducational Technology
Educational Technologynana
 
Topik 1 teknologi pendidikan
Topik 1 teknologi pendidikanTopik 1 teknologi pendidikan
Topik 1 teknologi pendidikan
Tan Yin
 
Perspektip tp
Perspektip tpPerspektip tp
Perspektip tp
Romi Dwi Syahri
 
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptxTEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
alirahmankamy2
 
Bab 1 teknologi pendidikan
Bab 1 teknologi pendidikanBab 1 teknologi pendidikan
Bab 1 teknologi pendidikanpeggylau9318
 
Perkembangan definisi teknologi pendidikan
Perkembangan definisi teknologi pendidikanPerkembangan definisi teknologi pendidikan
Perkembangan definisi teknologi pendidikan
NandarSunandar5
 

Similar to Definisi tep tahun 1977 1994 2008 (20)

Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi PendidikanProfesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
 
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdfErliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf
 
Konsep teknologi pendidikan
Konsep teknologi pendidikanKonsep teknologi pendidikan
Konsep teknologi pendidikan
 
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikanMateri bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
Materi bahan ajar e modul hakikat teknologi pendidikan
 
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docxAnika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
Anika Nur Azizah_2120001_Tekpend D.docx
 
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam  pembelajaranTgs.prof.tina ict dalam  pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
 
Pengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaranPengertian teknologi pembelajaran
Pengertian teknologi pembelajaran
 
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptxTeknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik, Bidang Garapan.pptx
 
Bab 1 2 3
Bab 1 2 3Bab 1 2 3
Bab 1 2 3
 
Bab1 pengenalan teknologi pendidikan
Bab1 pengenalan teknologi pendidikanBab1 pengenalan teknologi pendidikan
Bab1 pengenalan teknologi pendidikan
 
Bab 1 eit 311
Bab 1 eit 311Bab 1 eit 311
Bab 1 eit 311
 
Definisi teknologi pendidikan 2004
Definisi teknologi pendidikan 2004Definisi teknologi pendidikan 2004
Definisi teknologi pendidikan 2004
 
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan ProfesiTeknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesi
 
Kata pengantar 1
Kata pengantar 1Kata pengantar 1
Kata pengantar 1
 
Educational Technology
Educational TechnologyEducational Technology
Educational Technology
 
Topik 1 teknologi pendidikan
Topik 1 teknologi pendidikanTopik 1 teknologi pendidikan
Topik 1 teknologi pendidikan
 
Perspektip tp
Perspektip tpPerspektip tp
Perspektip tp
 
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptxTEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (PEMBELAJARAN).pptx
 
Bab 1 teknologi pendidikan
Bab 1 teknologi pendidikanBab 1 teknologi pendidikan
Bab 1 teknologi pendidikan
 
Perkembangan definisi teknologi pendidikan
Perkembangan definisi teknologi pendidikanPerkembangan definisi teknologi pendidikan
Perkembangan definisi teknologi pendidikan
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY

Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 

Definisi tep tahun 1977 1994 2008

  • 1. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 1 DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TAHUN 1977 1. Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT ( 1977 ). Definisi Teknologi pendidikan menurut AECT ( 1977 ) yakni : Proses komplek dan Terpadu yang meliputi orang,prosedur,gagasan,sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,melaksanakan,menilai,dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Definisi tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasi teknologi pendidikan sebagai suatu teori pendidikan sebagai suatu teori,bidang dan profesi. Didalam proses analisis masalah,penentuan pemecahan,pelaksanaan dan evaluasi pemecahan tersebut tercemin dalam Fungsi Pengembangan pendidikan dalam bentuk Riset-teori, desain, produksi, evaluasi, seleksi, logistic, pemamfaatan dan penyebarluasan /pemamfaatan,proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi- fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel.Hubungan antara unsur- unsur ini dapat ditunjukan dalam model kawasan Teknologi Pendidikan. Bagan 1.1 KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Fungsi Pengembangan pendidikan Riset teori Desain Produksi Evaluasi-Seleksi Logistik Pemamfaatan ( Penyebarluasan/ Pemamfaatan) Sumber Belajar Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (Lingkungan) Si Belajar Fungsi Pengelolaan Pendidikan Pengelolaan Organisasi Pengelolaan Personel
  • 2. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 2 2. Teknologi Pendidikan Sering Dikacaukan Dengan Teknologi Pembelajaran. Teknologi pembelajaran adalah bagian teknologi pendidikan berdasar atas konsep bahwa pembelajaran adalah bagian dari pendidikan.teknologi pembelajaran adalah porses yang komplek dan terpadu yang melibatkan orang,prosedur,ide,peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah – masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi instruksional ,pemecahan masalah itu berupa Komponen Sistem Instruksional yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi,dan dalam pemamfaatan,serta dikombinasikan sehingga sehingga menjadi system instruksional yang lengkap: komponen-komponen ini meliputi : Pesan, Orang, Bahan, Peralatan,Teknik, dan latar.Dalam Proses aanlisis masalah dan mencari cara pemecahan implementasi dan evaluasi pemecahan itu dididentifikasi memlui pengembangan instruksional yang meliputi Riset- teori, Desain, Produksi, Evaluasi, Pemilihan, Pemamfaatan, dan penyebarluasan – pemanfaatan.Proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diidentifikasikan melalui fungsi pengelolaan instruksional yang meliputi baik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel,Hubungan timbal balik antara unsur-unsur ini ditunjukkan didalam kawasan Teknologi Instruksional. Pengertian unsur-unsur dalam kawasan teknologi instruksional disajikan dalam tabel 1.1,1.2
  • 3. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 3 Bagan 1.2 KAWASAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL Jadi,semua teknologi instruksional dapat masuk dalam kerangka parameter teknologi pendidikan,namaun sebaliknya semua,namun sebalikx semua.unsur teknologi pendidikan tidak dapat masuk dalam kerangka parameter teknologi instruksional.jikalau teknologi instruksional beroperasi ,begitu pula teknologi pendidikan,namun kebalikannya tidaklah selalu demikian Dalam teknologi pendidikan,Fungsi pengembangan dan pengelolaan lebih luas , sebab meliputi lebih banyak sumber belajar daripada sekedar komponen system instruksional,yaitu mencakup semua sumber yang dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar. 3. Sumber Belajar /Komponen Sistem Instruksional Sumber Belajar adalah suatu prosem pembelajaran yang diamana belajar itu meliputi data,orang,dan barang ) yang dapat diugunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,biasanya dalam situasi informal,untuk memberikan fasilitas belajar.sumber itu meliputi : pesan,orang,bahan,peralatan,teknik,dan tata tempat. Komponen Sistem Instruksional untuk teknologi instruksional dalah sumber-sumber belajar yang disusun terlebih dulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemamfaatan,dan disatukan dalam system instruksional yang lengkap,untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan terarah tujuan. Fungsi Pengembangan Instruksional Riset teori Desain Produksi Evaluasi-Pemilihan Logistik Pemamfaatan ( Penyebarluasan/ Pemamfaatan) Komponen Sistem Instruksional Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (Lingkungan) Si Belajar Fungsi pengelolaan Instruksional Pengelolaan Organisasi Pengelolaan Personel
  • 4. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 4 Sumber atau Komponen Definisi Contoh Pesan Informasi yang akan disampaikan oleh komponen lain; dapat berbentuk ide,fakta,gagasan dan data Materi bidang studi misalnya sejarah yunani,hukum ohm,hasil-hasil bumi,system parlemen pemerintahan,perubahankata kerja‖ to be ― Orang Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan dan/atau menyalurkan pesan. Guru : siswa;pelaku;pembicara. Bahan Barang – barang ( lazim disebut media atau perangkat lunak‘softwer‖) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan;kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian OHP;proyektor slide; proyektor filmstrif; tape video; perekam audio; pesawat televise; pesawat radio. Tehnik Prosedur atau langkah – langkah tertentu dalam menggunakan bahan,alat,tata tempat,dan orang untuk menyampaikan pesan. Komputer alat Bantu pengajaran ;pengajaran terprogram;simulasi;permainan; studi ekspolorasi;metode bertanya; studi lapangan; pengajaran dalam bentuk tim; pengajaran individual ;belajar mengajar mandiri; pengajaran kelompok; ceramah dan diskusi. Latar ( Lingkungan ) Lingkungan di mana pesan diterima oleh pelajar. Lingkungan Fisik : gedung sekolah; pusat penyimpanan paket instruksional; perpustakaan; studio; ruang kelas ; auditorium Lingkunagan Non Fisik ; penerangan; sirkulasi udara; akustik; pendingin; pemanasan.
  • 5. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 5 TEKNOLOGI PENDIDIKAN: KONSTRUK TEORITIK,BIDANG PROFESI Bilamana kita berfikir tentang teknologi pendidikan kita dapat memikirkanya dalam tiga cara: sebagai konstruk teoritik, sebagai bidang garapan, dan sebagai profesi. Konsekkuensinya, jika kita mendifinisika teknologi pendidikan kita dapat mendifinisikannya dengan menggunakan cara yang berbeda – beda tersebut Sebelum mengemukakan sebuah definisi,adalah bijaksana jikalau terlebih dulu menganalisis masing-masing ketiga cara dalam memandang teknologi pendidikan,untuk menentukan definisi man yang kita maksudkan dan untuk menentukan criteria untuk mengevaluasi apakah definisi kita itu benar-benar mendefinisikan teknologi pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya . 1. TIGA PERSPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN Pertama, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide prinsip tentang cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi . Kedua, kita dapat memandang teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan- aplikasi ide – ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memmecahkan masalah-masalah konkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.Bidang tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktvitas yang dikerjakan,, informasi dan sumber yang digunakan,dan lien yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut. Ketiga, kta dapat memandang teknologi pendidikan sebagao suatu profesi suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan, memenuhi criteria tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu,dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut. Tidak satupun dari tiga perspektif tersebut yang lebih betul atau lebih baik.Masing-masing merupakan cara yang berbeda dalam memandang hal yang sama.Tiap-tiap orang memiliki perspefktif yang berbeda-beda dan perspektif seseorang itu bisa saja berubah, tergantung dari apa yang mereka‖ kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi pendidikan.
  • 6. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 6 2. SYARAT- SYARAT DEFINISI Untuk mencapai kesesuian ini, dan mamfaat dari definisi tersebut,perlu terlebih dahulu ditetapkan criteria untuk mendefinisikan bangunan teori,bidang garapan dan profesi.syarat 0syarat yang menjamin bahwa definisi tersebut satu sama lain saling bertautan.Hal ini dapat dilakukan sebaik-baiknya dengan jalan memulai membuat daftar syarat- syarat yang seluas-luasnya,syarat-syarat untuk mendifinisikan profesi- kemudian menentukan mana di antara syarat-syarat in yang diperlikan untuk mendefinisikan bidang garapan,dan konstruk teoritik. Syarat-syarat ini sebaliknya disajikan dalam daftar karakteristik profesi yang mula pertama di didentifikasikan oleh Finn dan kemudian dimodifikasikan oleh Finn,AECT,dan Sliber,sebagai berikut : 1. Satu Kesatuan intelektua,yang selalu dikembangkan melalui usaha penelitian 2. Suatu teknik intelektual, suatu penerapan teknik tersebut terhadap hal- hal praktis; jangka waktu panjang untuk latihan dan sertifikasi;serangkaian standard an kode etik yang diteggakkan ( Finn,,1953) Kemampauan melaksanakan kepemimpinan( Finn,1960 ) sebuah asosiasi anggota profesi yang terjalin erat dengan dengan sarana komunikasi yang berkualitas tinggi di antara sesame anggota ( Finn,1953),adanya pengakuan sebagai profesi( Sliber, 1974),menekankan tanggung jawab profesionaldalam pelaksanaan tugas;adanya hubungan tertentu dengan lain-lainprofesi (AECT,1972 ); Karakteristik yang dipersyaratkan untuk mendefinisikan konstruk teoritik, bidang garapan,dan profesi di identifikasi dalam bagian berikut,disertai dengan penjelasan masing-masing karakteristik tersebut secara lebih rinci.
  • 7. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 7 3. MENDEFINISIKAN KONSTRUK TEORITIK Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai knstruk teoritik,ini hanya diperlukan karakteristik pertama di atas : satu kesatuan teori intelektual,yang selalu dikembangkan melalui kegiatan penelitian Definisi Teori.Istilah ― teori‖ yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata‖[raktek} mempunyai arti yang jelas. suatu prinsip umum.yang didukukung oleh data yang lengkap,dimaksudkan sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala; sebuah pernyataann tentang hubungan yang dianggap tetap berlaku terhadap sejumlah fakta yang komprehensif Karakkteristik teori sebagai berkut : Adanya suatu gejala, menjelaskan, merangkum, memberikan orientasi. 4. MENDEFINISIKAN BIDANG GARAPAN Suatu bidang garapan adalah lingkungan kegiatan yang ‗ merangkum komponen konsep, keterampilandan prosedur dari sejumlah disiplin akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan memperpadukan dalam bentuk aplikasi baru. Ada tiga karaktaristik tamabahan yaitu: Adanya teknik intelektual, aplikasi praktis, dan keunikan bidang garapan. 5. PERKEMBANGAN TEORI - PERSPEKTIF HISTORIK Sekalipun definisi,model dan teori teknologi pendidikan yang terdahulu sudah tidak cocok dengan adanya pertimbangan, pertama, karena dapat menunjukkan perkembangan konsep yang dipergunakan dalam teknologi pendidikan sejak awal . Kedua,karena mengandung konsep – konsep yang kemudian dipadukan dalam definisi yang berlaku sekarang. Pembahasan sejarah singkat berikut ini bertolak dari Finn, yaitu dengan memakai tahun 1920-an sebagai awal teknologi pendidikan.pembahasan diawali dengan adanya gerakan serta definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan yaitu pengajaran Visual.pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual,dari
  • 8. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 8 pembealajaran auke dio visual ke konsep system awal,Komunikasi audiovisual;perpaduan komunikasi dan konsep system awal a. Pembelajaran Visual Yang dimaksud dengan alat Bantu Visual yaitu gambar, Model, objek atau alat-alat yang dipakai untuk menyajiakan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk 1) memperkenalkan, menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak,(2)mengembangkan sikap yang diinginkan dan,3) mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut. b. Dari pembelajaran visual ke pembelajaran audio visual Ditinjau dari segi tehnis,yang dimaksutkan dengan pembelajaran audio visual menunjukkan pada beber pa macam perangkat keras…yang dipakai guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. c. Dari Pembelajaran Audio Visual ke Konsep Sistem Awal Suatu system dapat didefinisikan sebagai rangkain komponen-komponen yang mempunyai tujuan sama.Arti penting dari system adalah pengertian adanya a.komponen-komponen dalam system, b.integrasi komponen- komponen itu,dan c.peningkatan efesien system…( Hoban, 1960,hlmn.10 ) d. Komunikasi Audiovisual : Perpaduan Komunikasi dan Konsep Sistem Awal Komunikasi AudioVisual adalah cabang teori danPraktik pendidikan khusus yang berkepentingan dengan rancangan dan pemamfaatan pesan yang mengendalikan proses pembelajaran. e. Pengaruh Ilmu-Ilmu Perilaku Ilmu Perilaku ,khususnya teori belajar merupakan landasan ilmu yang utama, darimana dapat diperkirakan aplikasinya berupa teknologi pembelajaran.( Deterline, 1965,hlmn 407 ) Teknologi Instruksional adalah aplikasi teknologi perilaku untuk menghasilkan perilaku khusus sistematis dalam rangka mencapai tujuan instruksional( Deterline,1965, hlmn.407 ) f. Peralihan Dari stimulasi ke perilaku dan penguatan Sampai saat ini mengajar dianggap sekedar pengaturan kemungkinan penguatan . Kejadian Belajar terjadi dengan adanya kemungkinan
  • 9. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 9 penguatan,yang mengandung tuga variabel yaitu 1) Suatu kesempatan untuk terjadinya perilaku,2).perilaku itu sendiri dan 3).akibat perilaku itu ( skinner,1958.hlmn 4, 5 ) g. Pemamfaatan Peralatan Aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk penguat.Kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan guru. h. Tujuan Perilaku Tujuan Perilaku adalah Peratama, identifikasi rumusan perilaku terminal..dan perincilah jenis perilaku yang akan dijadikan criteria keberhasilan pencapaian tujuan oleh siswa.Kedua, perincilah perilaku itu dengan menyatakan kondisi yang memungkinkan itu terjdinya peerilaku itu.Ketiga, Perincilah criteria perilaku yang dapat diterima dengan cara menyatakan tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa( Mager, 1962,hlmn 12 ) i. Evaluasi Acuan Standar Pengukuran yang disusun menurut criteria standar yaitu tujuan yang dirumuskan dalam bentuk perilaku,memberikan imformasi tentang kompetensi yang dicapai siswa tertentu,terlepas dari hubungan dengan perbuatan teman- temannya ( Glasser, 1965,hlmn 801) j. Memprogram Sekolah Sekolah lebih cendrung mengadopsi bahan pelajaran yang deprogram daripada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram……pembelajaran terprogram harus diterapakan pada keseluruhan kurikulum sekolah.termasuk bahan, media, dan personel( 217 )..memprogram adalah proses umum untuk mengembangkan urutan kegiatan instruksional. k. Memprogram sebagai suatu proses pengembangan Keunikan dan kelebihan pembelajaran terprogram tertama terletak pada proses produksinya. Sengat disayangkan bahwa proses produksi tersebut tidak terlihat jelas dalam bahan yang diprogramnya atau pada lingkungan,meskipun proses itulah yang menetukan struktur dan kualitasnya. l.Dari Komunikasi Audio Visual ke pendekatan system dan pengembangan instruksional
  • 10. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 10 Pendapat yang lebih mutahir memandang teknologi pendidikan sebagai pendekatan system dalam proses belajar mengajar dengan memussatkan perhatian pada rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar dan mengajar itu.( Hinst,1971,hlmn 41 ). TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI TEORI, BIDANG GARAPAN, DAN PROFESI Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai tiga aspek, yaitu teknologi pendidikan sebagai sebuah konstruk teoritik, sebagai bidang garapan, dan sebagai suatu profesi. Ketiga aspek tersebut memberikan cara pandang yang berbeda dalam memahami teknologi pendidikan. Setiap orang memiliki cara pandang berbeda-beda dan cara pandang setiap orang itu bisa saja berubah, tergantung dari apa yang mereka ―kerjakan‖ dalam hubungannya dengan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan sebagai konstruksi teoritik adalah perspektif dasar dari sebuah ilmu pengetahuan. Dengan memandang teknologi pendidikan sebagai konstruk teoritik, teknologi pendidikan mempunyai bentuk yang abstrak, dan bentuk yang abstrak itu akan digunakan untuk proses menganalisis dan menemukan perkembangan lainnya dalam kawasan teknologi pendidikan. Mereka yang bekerja dalam ranah teknologi pendidikan, memandang bahwa teknologi pendidikan juga merupakan suatu bidang garapan. Mereka menghubungkannya dengan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Bagi mereka yang memandang teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, teknologi pendidikan bukanlah suatu teori yang hanya terdefinisi, melainkan suatu bentuk nyata yang dapat menunjukkan keberadaannya. Selain dpandang sebagai teori dan bidang garapan, sekelompok orang lainnya juga berpandangan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi dan mengidentifikasikannya dengan menggunakan kriteria tertentu untuk menunjukkan adanya profesi tersebut. Di samping menekankan kepada masalah pekerjaandan aktivitas, orang-orang ini juga meneakankan pada masalah kriteria (seperti latihan, menjadi suatu anggota organisasi) yang membuat mereka jadi professional dan yang membuat teknologi pendidikan menjadi ―profesi utama‖ mereka.
  • 11. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 11 Ketiga perspektif tersebut memungkinkan kita untuk memandang teknologi pendidikan sebagai sesuatu yang dapat terpisah satu sama lain dan dalam pekerjaan yang berbeda-beda. Tapi sebenarnya ketiga teori tersebut saling mempunyai keterhubungan satu sama lainnya. Teori merupakan konstruk dasar dalam bidang keilmuan, segala sesuatu beranjak dari teori yang melandasinya. Teori yang muncul tentang teknologi pendidikan tentunya tidak sembaran tercipta, tetapi melalui proses yang sistematis dan penelitian yang panjang. Teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan dijelaskan oleh Finn (1963: iv-v). Finn berpendapat bahwa suatu bidang garapan adalah lingkungan kegiatan yang ―merangkum komponen konsep, keterampilan, dan prosedur dari sejumlah disiplin akademik dan juga dari bidang terapan yang lain dan memperpadukannya dalam bentuk aplikasi baru‖. Proses penentuan kawasan dalam bidang garapan secara mendasar haruslah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam mendefinisikan teori dan tiga karakteristik atau persyaratan tambahan, yaitu adanya teknik intelektual, aolikasi praktis, dan keunikan bidang garapan tersebut. Profesi teknologi pendidikan terlebih dahulu harus memenuhi dan selaras dengan syarat-syarat untuk mendefinisikan teoritik dan bidang garapan. TEKNOLOGI PENDIDIKAN sebagai TEORI TEKNOLOGI PENDIDIKAN sebagai BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN sebagai PROFESI 1. Suatu prinsip umum 2. Suatu prinsip atau serangkaian prinsip 1. Teknik Intelektual 2. Aplikasi Praktis 3. Keunikan 1. Latihan dan sertifikasi 2. Standar dan etika 3. Kepemimpinan 4. Asosiasi dan komunikasi 5. Pengakuan 6. Tanggung jawab profesi 7. Hubungan dengan profesi lain
  • 12. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 12 Bagan diatas menjelaskan hubungan yang berawal dari proses penyusunan konsep teori dari teknologi pendidikan beserta unsur yang menyertainya, prisip umum dan serangkaian prinsip lain. Setelah menemukan bentuk konsep teori yang paten dan kuat, maka teori tersbut digunakan dalam mengembangkan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Bidang garapan tersebut juga mempunyai syarat-syaratnya tersendiri, yaitu merupakan teknik intelektual, bersifat aplikasi praktis, dan mempunyai keunikan tersendiri. Kekuatan konsep teori dalam aplikasi teknologi pendidikan sebagai bidang garapan, dan munculnya bentuk nyata penerapan teknologi pendidikan, barulah memberikan landasan untuk pengakuan teknologi pendidikan sebagai suatu profesi yang diakui keberadaannya. Adapun syarat-syarat dalam profesi tersebut adalah latihan dan sertifikasi, standar dan etika, kepemimpinan, asosiasi dan komunikasi, pengakuan, tanggung jawab profesi, dan hubungan dengan profesi lain. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI KONSTRUKSI TEORI DAN KAWASAN Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang mencakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu tampak dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau dimanfaatkan untuk keperluan belajar. Definisi teknologi pendidikan disusun berdasarkan dan menggunakan banyak konsep. Beberapa konsep yang melandasi definisi teknologi pendidikan memiliki kosep yang lebih khusus dan mengandung serangkaian asumsi yang jelas. Konsep yang melandasi teknologi pendidikan adalah konsep pendidikan dan pembelajaran. Konsep pendidikan disini mempunyai makna: “pendidikan merupakan kebulatan konsep yang luas cakupannya, keseluruhan proses besar yang dengan itu seseorang mengembangkan kecakapan, sikap, dan lain-lain bentuk tingkah laku yang mempunyai nilai positif dalam masyarakat di mana ia hidup atau bertempat tinggal. (Good, 1973:202)”
  • 13. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 13 Sementara itu pembelajaran mempunyai konsep sebagai berikut: “pembelajaran adalah sub-bagian dari pendidikan, proses dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola agar memungkinkan orang itu dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respons terhadap situasi tertentu. (Corey, 1967: 6)” Teknologi pendidikan sebagai bidang ilmu pengetahuan, sejak 1920, juga mengalami perluasan dan perkembangan. Ini tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan pemikiran manusia yang semakin maju dalam memenuhi kebutuhan. Dalam penegertian pertamanya teknologi pendidikan berarti dengan pengajaran visual, lalu kemudian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan pemahaman filsafat. PEMBELAJARAN VISUAL Definisi dan pengertian teknologi pendidikan di awal keunculan (1920) PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL Dengan adanya kemajuan dalam bidang perekam suara, maka pembelajaran visual diperluas dengan ditambahkan audio PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL DENGAN TEORI KOMUNIKASI Perpaduan yang tepat ketika pembelajaran audiovisual didasarkan pada pandangan teori komunikasi. PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL DENGAN PENDEKATAN SISTEM Konsep sistem dalam teknologi pendidikan menganggap sistem sebagai produk, tetapi bukan sebagai yang terpisah-pisah seperti pada konsep bahan audiovisual. PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL DENGAN PENDEKATAN SISTEM DAN TEORI KOMUNIKASI Dengan penyatuan teori komunikasi dan pendekatan sistem pada aplikasi pembelajaran audiovisual memungkinkan untukmengembangkan potensi si-belajar secara penu. (Ely, 1963) KOMUNIKASI AUDIOVISUAL KE PENDAKATAN SISTEM DAN PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL Teknologi pendidikan sebagai pendekatan sistem dalam proses belajar-mengajar, dengan memusatkan perhatian pada rancangan optimal, implementasi dan evaluasi belajar dan mengajar itu. (Hinst,1971) KOMUNIKASI AUDIOVISUAL DAN PENDEKATAN SISTEM MENUJU TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL Teknologi instruksional dalam pengertian modern, meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, dana, mesin, dan orang dalam proses instruksional. Dengan demikian teknologi instruksional meliputi: perangkat fisik dan sistem pembelajaran. (Hoban, 1965:124)
  • 14. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 14 Perkembangan teoritis yang dialam bidang keilmuan teknologi pendidikan sangat kompleks dan mempunyai proses yang panjang, lewat penelitian dan pengembangan. Pada akhirnya teknologi pendidikan menemukan bentuk aplikasinya yang nyata dan holistik. Kerangka teoritik teknologi instruksional merupakan perbahan paradigm utama teknologi pendidikan untuk ke dua kalinya. Perubahan itu menghasilkan pandangan yang sungguh-sungguh baru tentang bagaimana teknologi pendidikan dipadukan dan berhubungan dengan masyarakat. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI BIDANG GARAPAN Telah dipaparkan sebelumnya, bahwa untuk memandang keilmuan sebagai bidang garapan daapt dipandang melalui tiga aspeknya, teknik intelektual, aplikasi praktis, dan keunikan. Tiga aspek ini memiliki peran dan fungsi dalam kemajuan suatu bidang keilmuan, tidak terkecuali teknologi pendidikan. Pada kawasan pengelolaan dan pengembangan pendidikan, teknologi pendidikan mempunyai teknik intelektual dalam berperan. Teknik intelektual (cara berpikir dalam menghadapi tantangan) yang digunakan dalam fungsi riset. Teori untuk melahirkan dan menguji pengetahuan, misalnya, adalah metode ilmiah. Teknik yang digunakan dalam fungsi disain untuk menciptakan spesifikasi sumber belajar adalah proses pengembangan instruksional. Fungsi pengelolaan dan pengembangan dalam teknologi pendidikan haruslah disandingkan dan diterapkan secara terpadu. Oleh karena itu, menggunakan teknik intelektual fungsi-fungsi tersebut secara terpisah, tidak akan memenuhi syarat untuk lahirnya suatu bidang garapan tersendiri. Di sinilah letak arti pentingnya bahwa teknik intelektual itu harus menunjukkan keunikannya dalam bidang teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan memandang masalah sekaligus pemecahannya sebaagi suatu kebulatan (atau gestalt) proses belajar manusia. Teknologi pendidikan memandang situasi secara menyeluruh, bukan melihatnya sebagian demi sebagia yang diidentifikasi dan diimplementasikan dengan menggunakan teknik-teknik tersendiri terpisah satu sama lain. Hasil proses yang kompleks lagi terpadu ini serta pendekatannya terhadap masalah dan pemecahannya secara
  • 15. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 15 menyeluruh adalah merupakan sinergi. Kekhasan teknik intelektual teknologi pendidikan lebih daripada sekedar jumlah dari bagian-bagiannya – lebih daripada sekedar jumlah masing-masing teknik dari setiap fungsi. Teknik intelektual teknologi pendidikan menghasilkan tenaga ekstra dalam usaha pemecahan masalah, dan membuahkan hasil yang tidak dapat diramalkan sebelumnya berdasar atas apa yang dihasilkan oleh masing-masing fungsi bilamana beroperasi sendiri-sendiri terpisah satu sama lain. Setelah teknik intelektual, aspek yang dimiliki oleh teknologi pendidikan sebagai suatu bidang garapan adalah aplikasi praktis. Aplikasi teknologi pendidikan yang paling mendasar, dan yang secara tegas dinyatakan, adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkinan belajar. Pemecahan masalah disini mempunyai bentuk sebagai suatu sumber belajar. Fungsi-fungsi pengelolaan dan pengembangan juga merupakan bukti penerapan praktis teknologi pendidikan. Masing-masing fungsi tersebut mempunyai kegiatan dan hasil khusus, yang dapat diukur dan dilihat. Teknologi pendidikan mempunyai dampak penting terhadap struktur organisasi lembaga yang menerapkannya. Dampak ini akan terasa dalam tiga hal yaitu: mengubah tingkat pengambilan keputusan, menciptakan pola instruksional baru, dan memungkinkan adanya bentuk alternatif lembaga pendidikan. Konsep teknologi pendidikan pada definisi yang sekarang, mengubah tingkat dampak teknologi pendidikan terhadap pendidikan dan pembelajaran. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PERJALANAN SEBAGAI PROFESI Suatu profesi dalam bidang tertentu berkewajiban untuk menetapkan pedoman atau petunjuk bagi penampilan dan latihan para pelaksana. Yang pertama lewat pengawasan dan pemberian surat keterangan kecakapan (sertifikasi) sedangkan yang kedua lewat pengakuan program-program (akreditasi). AECT, sebagai suatu perkumpulan yang paling langsung berurusan dengan penerapan teknologi pada pendidikan dan pembelajaran, telah melaksanakan langkah pertamanya dalam sertifikasi dengan jalan mengidentifikasi dan menyusun tiga kawasan spesialisasi yang perlu bagi sertifikasi dan latihan. Heinich medukung konsep peranan ganda bagi mereka yang benar-benar secara aktif terlibat dalam teknologi pendidikan. Peranan yang tradisional yaitu
  • 16. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 16 menyajikan pelayanan media masih tetap dipertahankan dan hal itu memang penting bagi keberhasilan penerapan teknologi, tetapi itu hanyalah salah satu dari tiga peranan pokok, yang menurut Heininch (46) meliputi desain kurikuler dan instruksional, desain produk instruksional, dan pelayanan media. Ketiga kawasan ini menjadi dasar bagi pengembangan usaha-usaha sertifikasi AECT. Pengembangan program instruksional (disebut juga Desain Kurikuler dan Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah suatu bidang yang menggarap masalah- masalah yang lebih luas dalam pengembangan suatu sistem instruksional yang lengkap. Bidang ini meliputi penerapan secara menyeluruh dari teknologi dan pembelajaran bermedia (mediated instruction) untuk memberi kemudahan dalam belajar. Pengembagan program instruksional terutama tersusun atas tugas atau komptensi dalam fungsi desain, pemanfaatan/penyebaran, penelitian-teori, dan pemanfaatan, dengan tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi- seleksi, pengelolaan organisasi dan produksi. Pengembangan produk media (disebut juga Pengembangan Produk Instruksional oleh Heinich, 1973) adalah bidangyang berurusan dengan produksi paket-paket pembelajaran bermedia tertentu. Bidang ini mencakup penjabaran tujuan instruksional yang khusus ke dalam hal-hal konkrit yang dapat memberikan kemudahan untuk belajar. Pengelolaan media (atau Pelayanan Media, menurut Heinich 1973) adalah bidang yang berurusan dengan pelayanan-perpanjangan penunjang, baik yang diberikan kepada para staf pengajar (faculty) maupaun para pelajar/ mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan instruksional. Pengelolaan media ini terutama terdiri atas tugas/kompetensi yang berada dalam fungsi pengelolaan organisasi, pengelolaan personel, pemanfaatan/penyebaran dan logistik serta tugas/kompetensi sekundernya dalam fungsi evaluasi-seleksi, penelitian-teori, desain, produksi dan pemanfaatan.
  • 17. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 17 HAKEKAT DEFINISI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TAHUN 1994 Israel Scheffler ( 1960 ) membedakan definisi umum dengan definisi ilmiah.Menurut pendapatnya definisi ilmiah mempunyai landasan tekniis dan teoritis serta memerlukan pengetahuan khusus untuk memahaminya.Definisi ini merupakan hasil penelitian.Sedangkan definisi umum dapat dimengerti baik oleh umum maupun kaum profesi.Definisi umum menjelaskan bagaimana suatu istilah dimengerti dalam penggunaannya.Menurut Scheffler ada tiga jenis definisi umum,yaitu yang bersifat stipulatif ( kesepakatan = stipulative), bersifat deskriptif ( descriptive),dan yang bersifat programatik ( programmatic).Definisi bidang yang dipakai disini termasuk definisi umum dari Scheffler yang bersifat stipulatif dan progmatik,Definisi Tahun 1994 disusun atas dasar hal-hal yang telah digunakan sebelumnya,dengan menyepakati apa kesamaan tentang bidang dan cakupannya,serta menunjukkan bagian mana yang masih memerlukan riset.Oleh karena itu,definisi ini bersifat stimulatif dengan implikasi progmatik yang diharapakan dapat melayani kebutuhan berkomunikasi. Suatu Bidang dapat didefinisikan dengan beberapa cara : berdasarkan pada paeran yang dimainkan oleh para praktisi,berdasarkan pada cakupan pengetahuan tertentu,atau menurut persyaratan profesi dalam bidan itu ( Marriner – Tomey,1989).Definisi dapat bersifat logical dan metafora,atau gabungan dari keduanya.sebagai contoh; peran dalam suatu bidang dapat dinyatakan dalam bentuk kiasan,seperti penggambaran seorang desainer pembelajaran sebagai seorang artis atau perupayasa. Definisi yang dikembangkan pada tahun 1994 mengalami penyempurnaan yang disesuaikan dengan kebutuhan ilmu pengetahuan. Tetapi, unsur-unsur yang ada dalam definisi 1977 masih ada dalam kerangkan definisi tahun 1994. Tetapi, sebelum definisi dikembangkan, harus sudah ada kejelasan tentang parameter definisi tersebut. Parameter ini adalah anggapan (asumsi) yang melandasi pengambilan keputusan. Agar definisi dapat dirumuskan, terlebih dahulu harus ada ketentuan tentang lingkup, tujuan, pandangan, sasaran serta karakteristik utama yang harus dijadikan pertimbangan. Asumsi dasar penyusunan definisi tahun 1994 adalah sebagai berikut:
  • 18. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 18 1. Teknologi pembelajaran telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang dan profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya. Definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun Praktik. Sedangkan definisi tahun 1977 lebih memberikan penekanan pada peran para praktisi. 2. Definisi yang disempurnakan harus mencakup semua wilayah kegiatan maupun kaum praktisi. Wilayah ini, merupakan kawasan bidang garapan. 3. Proses maupun produk sangatlah penting dalam bidang.karena itu keduanya harus tercermin dalam definisi. 4. Hal-hal kecil yang sulit dimengerti atau dikenali oleh kaum profesi teknologi pembelajaran berikut uraian penjelasannya harus dihapus dari definisi. Berdasarkan pandangan tentang sejarah teknologi pembelajaran, Saettler (1990) berpendapat teknologi sebagai upaya yang lebih terpusat pada peningkatan keterampilan dan organisasi kerja dibandingkan dengan mesin dan peralatan. Teknologi modern digambarkan sebagai sistematisasi pengetahuan praktis dalam meningkatkan produktivitas. Demikian pula Heininch, Molenda dan Russell (1993) mendefinisikan teknologi pembelajaran sebagai ―penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar dan mengajar‖. Teknologi pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan belajar. ini merupakan suatu paradigma yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak terpisahkan. Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukan sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya sebagai dasar bertindak. Definisi teknologi pembelajaran pada tahun 1994 juga dipengaruhi oleh teori sistem. Integrasi ini dikarenakan teknologi tidak lepas dari konsep sistematik, seperti yang tertera dalam definisi yang diungkapkan oleh Rogers. Menurut Rogers (1983: 12) teknologi merupakan suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab-akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan pendekatan sistem, teknologi pembelajaran
  • 19. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 19 didefinisikan oleh Gentry sebagai asplikasi strategi maupun teknik yang sistemik dan sistematik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu pengetahuan alam maupun pengetahuan lain dalam memecahkan masalah pembelajaran. Salah satu definisi yang paling komperehensif adalah definisiya Robert M. Gagne yang menyatakan bahwa teknologi pembelajaran berhubungan dengan studi dan penciptaan kondisi belajar yang berhasilguna. Pada akhirnya definisi tahun 1994 memberi tempat pada adanya keragaman dan spesialisasi yang ada sekarang, selain juga menggabungkan unsur-unsur definisi dan kawasan bidang yang tradisional. Definisi hasil revisi adalah: Teknologi pembelajaran adalah teori dan Praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan Praktik yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri meskipun saling berkaitan. Antara kawasan tersebut tidak terdapat hubungan yang linear. Definisi teknologi pembelajaran menyoroti hubungan tiap kawasan dengan teori dan Praktik. Dalam definisi yang direvisi, dari beberapa definisi sebelumnya, terdapat beberapa komponen yang dapat diuraikan. Menurut definisi tahun 1994, teknologi pembelajaran adalah:Teori dan Praktik,Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian,Proses dan sumber,Untuk keperluan belajar Berdasarkan komponen-komponen yang diuraikan dalam definisi tahun 1994, para masyarakat ilmu pengetahuan mendapatkan masukan tentang deskripsi yang dapat dilakukan oleh seorang teknolog pembelajaran beserta bidang garapannya. Melalui pengalaman dan penelitian yang panjang, bidang teknologi pembelajaran semakin mempunyai kerangka pengetahuannya. Karena itu Praktik dalam teknologi pembelajaran selalu didasarkan pada teori yang berhubungan dengan bidang teknologi pembelajaran. Yang mana hubungan anatara teori dan Praktik ini menjadi semakin mantap dengan matangnya bidang.Teori tediri dari konsep bangunan (konstruk), prinsip, dan proporsi yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan Praktik merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalah.
  • 20. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 20 Setiap bidang atau kawasan dalam teknologi pembelajaran, yang telah disebutkan dalam definisi tahun 1994, saling berhubungan dengan teori dan Praktik. Gambar 1.1 Definisi Teknologi Pembelajaran Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar Praktik juga dapat memberikan kontribusi kepada pengetahuan melalui informasi yang didapat dari pengalaman. Dalam Teknologi pembelajaran,baik teori maupun Praktik banyak menggunakan model.Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan tugas,membantu menghubungkan teori dan Praktik.Teori juga dapat menghasilkan model untuk memvisualkan hubungan model ini disebut model konseptual ( Richey,1986). TEORI & PRAKTIK PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DESAIN PENGELOLAANPENILAIAN GAMBAR 1. Struktur definisi teknologi pembelajaran tahun 1994
  • 21. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 21 Desain,Pengembangan,Pemamfaatan,Pengelolaan dan Penilaian Kesemuanya merupakan lima kawasan dasar Teknologi Pembelajaran ,tiap fungsi tersebut cukup memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang studi tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari Teknologi Pembelajaran tiap fungsi tersebut cukup memiliki lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang studi tersendiri.Kawasan desain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas.Demikian pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar untuk Praktik.Sebaliknya kawasan pemamfaatan secara teoritis maupun praktis msih belum berkembang dengan baik.Meskipun banyak usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media, keadaanya masih menyedihkan karena kurang adanya perhatian.Sedangkan kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi ( dikelola).Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada penelitian dari bidang lain.Sumbangan utama dari bidang studi ini adalah evaluasi formatif. Proses dan Sumber Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu.Pada Teknologi pembelajaran dikenal baik proses perancangan maupun penyampaian.Pengertian proses mencakup data urutan yang terdiri dari masukan, kegiatan dan keluaran.Yang dimaksud dengan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya belajar,termasuk system pelayanan,bahan pembelajaran dan lingkungan.Bidang tumbuh dari minat penggunaan bahan pembelajaran dan proses komunikasi.Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses belajar-pembelajaran, melainkan juga tenaga,biaya,dan fasilitas.Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya. Untuk Belajar Tujuan Teknologi Pembelajaran adalah untuk memacu ( merangsang )dan memicu ( menumbuhkan ).Ungkapan ini dipilih untuk memberi tekanan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut,Belajar, yang
  • 22. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 22 dapat terlihat dengan adanya perubahan pada pengetahuan,keterampilan ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran pembelajaran . Dalam definisi disebutkan belajar menyangkut adanya perubahan yang relative permanent pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman ( Mayer,1982:1040).Berlo( 1960)menunjukkan bahwa unsure-unsur pada proses belajar dengan proses komunikasi sejalan.Pada komunikasi, pesan diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik kepada pengirim pesan.Sedangkan pada proses belajar,orang menanggapi, menafsirkan dan merespon terhadap rangsangan,dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut. Pakar pendidikan seperti John Dewey (1916), William Heard Kilpatrick (1925), dan W.W.Charters (1945) telah meletakkan dasar gagasan tentang teknologi pendidikan. Sekalipun proses definisi teknologi pembelajaran berakar dari Praktik pendidikan dalam era kemajuan, namun pendapat umum menganggap bahwa teknologi pembelajaran tumbuh dari gerakan komunikasi audiovisual (Saettler, 1990). Teknologi pendidikan semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yaitu penggunaan peralatan, media dan sarana untuk tujuan pendidikan. Jadi, artinya sama dengan ungkapan mengajar dengan alat bantu audiovisual (Rountree, 1979). Bidang ini merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran, dan pendekatan sistem untuk pendidikan (Seels, 1989). Dua orang tokoh, Edgar Dale dan James Finn pantas mendapat penghargaan karena sumbangan mereka yang besar dalam pengembangan teknologi pembelajaran modern dan perumusan awal dari definisinya. Dale mengembangkan kerucut pengalaman (Cone of Experience), sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.
  • 23. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 23 Secara kronologis, sebelum definisi tahun 1994 muncul, sudah banyak ahli yang mendefinisikan teknologi pembelajaran sesuai dengan bidang keahlian ahli masing-masing. Konteks makna yang didapat dari definisi tersebut tidak lepas dari latar belakang keilmuan seorang ahli. Pada akhirnyadefinisi tahun 1994 muncul berdasarkan ragam keilmuan yang mendasari teknologi pembelajaran itu sendiri. Definisi 1994 menafsirkan sarana sebagai proses dan sumber, sedang sistematik berupa desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Desini ini mencerminkan evolusi dalam teknologi pembelajaran mulai dari awal sebagai suatu gerakan ke suatu bidang kajian dan profesi, dari bawah kontribusi bidang kajian ini berupa teori dan Praktik. GAMBAR 2. Kerucut Pengalaman Dale (Cone of Experience) Lambang Verbal Lambang Visual Radio, Rekaman, Gambar Mati Gambar Hidup Pameran Karya Wisata Demonstrasi Dramatisasi Pengalaman Buatan Pengalaman Langsung
  • 24. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 24 A. KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 dengan sangat jelas mengemukakan bidang garapan teknologi pembelajaran berada pada cakupan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Penjabaran cakupan (taksonomi) didalam definisi tersebut mempunyai tujuan agar aplikasi dalam teknologi pembelajaran dengan jelas tergambar dan terencana, sehingga aplikasi dalam teknologi pembelajaran terorganisasi dengan baik. Bloom (1956: 10-11) mengemukakan bahwa tujuan utama membuat taksonomi adalah untuk pemilihan lambing-lambang yang sesuai, mendefinisikannya yang tepat dan dapat digunakan, serta mendapatkan konsensus dari kelompok yang akan menggunakannya. Adanya struktur taksonomi yang mutakhir sangat penting bagi perkembangan masa depan teknologi pembelajaran. Di samping itu bidang ini memerlukan kesamaan kerangka konseptual dan kesepakatan dalam peristilahan. Tanpa kerangka ini, sangat sulit untuk membuat generalisasi, bahkan untuk berkomunikasi antar bidang sekalipun. Beberapa pendekatan taksonomi teknologi pembelajaran yang terdahulu menggunakan pendekatan fungsional. Definisi teknologi pembelajaran tahun 1977 mengusulkan agar fungsi-fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi-fungsi pengembangan pembelajaran beroperasi sebagai komponen-komponen dalam sistem pembelajaran. Pada gambar 1 dijelaskan bagaimana taksonomi kawasan teknologi pembelajaran saling disatukan oleh teori dan Praktik. Walaupun pada gambar tersebut tidak terdapat garis hubungan antara bidang, tidak berarti kawasan dalam teknologi pembelajaran saling berdiri sendiri. Sebaliknya, setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat, karena hubungan antara kawasan tersebut bersifat sinergetik. Seorang teknolog pembelajaran (peneliti) dapat berkonsentrasi pada satu kawasan. Walaupun peneliti tersebut dapat memfokuskan pada satu kawasan, mereka menarik manfaat teori dan Praktik dari kawasan lain. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin melakukan pengembangan sistem pembelajaran, tetapi peneliti tersebut harus menggunakan teori dalam desain terlebih dahulu. Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran memiliki kontribusi terhadap kawasan lainnya, baik dalam proses penelitian maupun aplikasi
  • 25. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 25 lapangan. Setiap teori digunakan bersama dalam aplikasi tiap kawasan teknologi pembelajaran, karena teknologi pembelajaran selalu berorientasi kepada teori sistem. Teknologi pembelajaran memandang permasalahan dalam pembelajaran secara holistik atau menyeluruh, sehingga suatu aplikasi dalam teknologi pembelajaran tidak akan pernah lepas dari semua kawasan, walaupun terkadang memiliki fokus dalam satu kawasan. Berikut adalah gambar yang menjelaskan bagaimana setiap kawwasan bersinergi GAMBAR 3. Setiap kawasan saling bersinergi TEORI & PRAKTEK PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DESAIN PENGELOLAAN PENILAIAN
  • 26. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 26 Setiap kawasan dalam teknologi pembelajaran pun memiliki sub kawasan, dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini. Kawasan Desain Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen individual sistem ke peritmbangan maupun lingkungan yang sistematik. Kawasan desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan Praktik. Cakupan ini dapat diidentifikasi karena masuk dalam lingkup pengembangan penelitian dan teori. Kawasan desain meliputi desain studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. GAMBAR 3. Kawasan Teknologi Pembelajaran TEORI & PRAKTEK PENGEMBANGAN  Teknologi cetak  Teknologi Audiovisual  Teknologi Berbasis Komputer  Teknologi Terpadu PEMANFAATAN  Pemanfaatan Media  Difusi Inovasi  Implementasi dan Institusionalisasi  Kebijakan dan Regulasi DESAIN  Desain Sistem Pembelajaran  Desain Pesan  Strategi Pembelajaran  Karakteristik Pebelajar PENGELOLAAN  Manajemen Proyek  Manajemen Sumber  Manajemen Sistem Penyampaian  Manajemen Informasi PENILAIAN  Analisis Masalah  Pengukuran Acuan Patokan  Evaluasi Formatif  Evaluasi Sumatif
  • 27. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 27 Desain sistem pembelajaran berkaitan dengan bagaimana kita menganalisa, merancang, mengembangkan, mengaplikasikan, dan menilai pembelajaran. kata ―desain‖ merujuk kepada pendekatan sistem maupun langkah-langkah pendekatan sistem. Setiap langkah dalam proses mempunyai landasan teori dan Praktik sendiri seperti halnya pada teori disetiap desain sistem pembelajaran. Sementara itu, desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan” (Grabowski, 1991: 206). Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain pesan haruslah bersifat spesifik baik terhadap media maupun tugas belajarnya. Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Penelitian dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang komponen pembelajaran. Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajar induktif, serta komponen dari proses belajar/mengajar seperti motivasi dan elaborasi. Karakteristik pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup karakteristik pebelajar menggunakan penelitian tentang motivasi untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang harus diperhitungkan dan untuk menentukan bagaimana caranya hal-hal tersebut harus diperhitungkan. Kawasan Pengembangan Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang berawal dari bahan cetak, terutama buku, pada awalnya merupakan bahan ajar utama dalam pembelajaran. Tepat pada tahun 1930an, penggunaan film untuk
  • 28. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 28 pembelajaran seperti menjadi tonggak awal kemunculan teknologi pembelajaran. Kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan panduan berbagai bagian. Didalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompoleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:  Pesan yang didorong oleh isi  Strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, dan  Manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer, dan teknologi terpadu. Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi, dan penyampaian, maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi, diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi. Kawasan Pemanfaatan Kawasan pemanfaatan teknologi pembelajaran merupakan kawasan yang tertua diantara kelima kawasan, karena penggunaan bahan audiovisual seara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan pemanfaatan berasal dari gerakan pendidikan visual yang tumbuh subur selama dekade pertama abad ini dengan didirikannya museum-museum sekolah. Kawsan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perspektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada kahir tahun 1960an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam
  • 29. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 29 mempermudah proses adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling keperspektif penyelenggara. Definisi AECT 1977 menggabungkan pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu fungsi, yaitu pemanfaatan- desiminasi. Tujuan dari fungsi itu adalah ―memperkenalkan pebelajar dengan informasi yang berhubungan dengan teknologi pendidikan‖ (AECT, 1977:66). Definisi 1977 juga memasukkan suatu fungsi pemanfaatan tersendiri dengan definisi yang sama ―memperkenalkan pebelajara dengan sumber belajar dan komponen sistem pembelajaran‖. Kawasan Pengelolaan Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan sistem nilai. Secara singkat, ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan, pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi. Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas yang sama yang harus dilakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil harus diangkat dan disupervisi, dana harus direncanakan dan dipertanggungjawabkan, dan fasilitas harus dikembangkan serta dipelihara. Pengelolaan proyek meliputi perencanaa, mi=onitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan kazanas (1992), pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis dan staff (line and staff management). Perbedaan itu disebabkan karena (1) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (2) pengelolaan proyek biasanya tidak mempunyai wewenang jangka panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara; dan (3) pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebih luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf. Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumberdapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran.
  • 30. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 30 Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pegendalian, ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran dipergunakan‖. Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pebelajar‖ (Ellington dan Harris, 1986: 47). Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan permasalahan produk seperti persyaratan perangkat lunak/keras dan dukungan teknik terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan penerimaan/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Cukup banyak tumpang tindih terjadi antara penyimpanan, pengiriman/pemindahan, dan pemrosesan karena fungsi yang satu sering diperlukan untuk melakukan fungsi yang lain. Teknologi yang dijelaskan pada kawasan pengembangan merupakan metode penyimpanan dan penyampaian. Penyiaran atau transfer informasi sering terjadi melalui teknologi terpadu. ―pemrosesan adalah pengubahan beberapa aspek informasi (melalui program komputer)…agar lebih sesuai dengan tujuan tertentu‖ (Lindenmayer, 1988:137). Pengelolaan informasi penting untuk memberikan akses dan keakraban pemakai. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran. Kawasan Evaluasi Penilaian dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan kepada sistem penilaian tertentu. Pengembangan pendidikan formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal, menuntut perlunya program penilaian yang bersifat formal pula. Penilaian program-program ini memerlukan penerapan prosedur yang lebih sistematik dan ilmiah. Ahli kurikulum Ralph Tyler dikenal orang sebagai pencetus gagasan tentang penilaian pada tahun-tahun1930an (Worthen dan Sanders, 1973). Pada tahun 1965 tanda tersebut terlihat dalamnaskah ―Elementary and Secondary Education Act‖ (Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah AS) yang memberikan wewenang perlunya diadakan analisis kebutuhan dan
  • 31. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 31 penilaian untuk jenis-jenis program tertentu. Sejak itu, penilaian berkembang menjadi bidang dan mempunyai asosiasi profesi tersendiri (yaitu American Evaluation Association atau Asosiasi Penilaian Amerika) dan daftar sejumlah penerbitan dan jurnal atau majalah yang panjang. Pada tahun 1960an Stufflebeam (1969) memperkenalkan pendekatan lain untuk penilaian yang sekarang menjadi karya klasik, yaitu menelaah ―bukan untuk membuktikan tapi untuk memperbaiki‖ Stufflebeam (1983:118). Model Stufflebeam ini mengemukakan empat jenid penilaian :context, input, process, dan product (CIPP). Keempat unsur dalam model CIPP memberikan informasi yang masing-masing berhubungan dengan analisis kebutuhan, keputusan, desain tentang isi dan strategi, petunjuk pelaksanaan, serta hasil penilaian (bradden, 1992). Setelah perkembangan kawasan penelitan penilaian di bidang teknologi pembelajaran, penilaian memiliki definisi sebagai proses penemuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian mulai dengan analisis masalah. Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini. Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian proyek, dan penilaian produk. Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk perancangan pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif dan penilaian sumatif. Kawasan evaluasi atau penilaian memilii empat subkawasan: analisis masalah, pengukuran acuan-patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Para evaluator beragumentasi bahwa penilaian yang seksama dimulai saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima dapat dinilai gagal memenuhi kebutuhan. Pengukuran Acuan Patokan (PAP) meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran acuan patokan, yang sering berupa tes juga dapat disebut acuan-isi, acuan-tujuan, atau acuan-kawasan. Sebab, kriteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pebelajar telah
  • 32. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 32 mencapai tujuan. Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan. Soal- soal acuan patokan digunakan pada seluruh proses pembelajaran untuk mengukur apakah prasyarat-prasyarat telah dikuasai. Pengukuran acuan patokan dapat dipakai untuk menentukan apakah tujuan utama telah dicapai (Seels dan Galsgow, 1990). Penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penekanan baik untuk penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari pengebangan produk, maupun penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan perhatian utama dari para teknolog pembelajaran. perbedaan kedua jenis penilaian ini pertama kali dikemukakan oleh Scriven (1967). Menurut Scriven, penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang, dsb). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern, akan tetapi penilaian ini dapat dilakukan oleh evaluator dalam atau luar, atau kombinasi (dilakukan oleh pihak luar dan dalam). Sedangkan, penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan. Penilaian sumatif juga lebih baik dilaksanakan dengan melibatkan kedua pihak (luar dan dalam) sehingga tidak mengurangi validitas penilaian dan tidak terkesan subjektif. Kelima kawasan taknologi pembelajaran menunjukkan keragaman dari bidang. Di samping itu, kawasan-kawasan itu sendiri merupakan kesatuan yang kompleks. Setiap orang dapat meneruskan proses perumusan definisi dan mengembangkan tingkat taksonomi yang lebih rinci. Pekerjaan teknolog pembelajaran untuk masa mendatang adalah membuat definisi yang lebih sempit dari subkategori maupun cakupan yang ada di dalamnya.
  • 33. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 33 B. UNSUR SISTEM DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Kawasan bidang ini telah berkembang melalui pergulatan antara pengaruh nilai, penelitian, dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan praktis. Bagaimanapun, mereka yang menyebut dirinya teknolog pembelajaran, memahami dan menggunakan landasan pengetahuan profesi dari etos para pakar. Setiap kawasan dibentuk oleh: 1. Landasan penelitian dan teori; 2. Nilai dan perspektif yang berlaku; dan 3. Kemampuan teknologi itu sendiri. Teknologi pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk: 1. Psikologi; 2. Rekayasa; 3. Komunikasi; 4. Ilmu komputer; 5. Bisnis; dan 6. Pendidikan secara umum. Sementara penelitian dan teori digunakan oleh para teknolog pembelajaran utuk menuntun sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum menuntuk sebagian besar karyanya, prinsip-prinsip umum seringkali diterjemahkan ke dalam bentuk model-model yang memberikan rumusan prosedur yang direkomendasikan. Wilayah teori ini, yang biasanya mempunyai hubungan erat dengan suatu kawasan, seingkali memberikan dampak lebih dari satu bagian bidang saja.
  • 34. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 34 Gambar dibawah ini akan menjelaskan teori yang berkenaan dengan teknologi pembelajaran. Teori-teori yang berkembang didalam setiap kawasan tidak berarti terbatas pada teori-teori tersebut saja. Walaupun setiap bidang atau kawasan tidak terlihat saling berinteraksi, tetapi setiap kawasan dapat menggunakan teori yang berkembang di teori pada kawasan lain. Dalam kawasan desain terdapat aspek sistem umum, sistem umum disini memiliki makna sebagai penggunaan teori sistem. Teori sistem yang terdapat dalam kawasan desain dapat digunakan ketikan seorang teknolog melakukan kegiatan pada pengembangan bahan pembelajaran. Teori dalam setiap kawasan memiliki peran dan posisi tersendiri dalam aplikasi teknologi pembelajaran. Kemungkinan penggunaan teori yang hanya berasal dari satu bidang saja sangat kecil, karena sifat antara kawasan adalah sinergetik. Gambar dibawah ini akan mengemukakan bidang apa saja yang dapat digarap dalam aplikasi teknologi pembelajaran. GAMBAR 4. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa landasan teori TEORI PENGEMBANGAN  Komunikasi  Berpikir Visual  Belajar Visual  Komunikasi Visual  Estetika PEMANFAATAN  Pemanfaatan Ilmu  Kurikulum  Teori Sistem Umum  Perubahan  Pengembangan Organisasi DESAIN  Sistem Umum  Belajar  Motivasi  Persepsi  Pembelajaran  Kurikulum PENGELOLAAN  Manajemen Umum  Komunikasi  Motivasi  Ekonomi  Informasi PENILAIAN  Belajar Keperilakuan  Belajar Kognitif  Pengukuran  Umum
  • 35. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 35 Penelitian menjadi salah satu kunci yang mengembangkan aplikasi keilmuan teknologi pembelajaran. Dalam perspektif teknologi pembelajaran tahun 1977, penelitian merupakan salah satu dasar dan kriteria bahwa teknologi pembelajaran merupakan sebuah teroi konstruk yang dibentuk oleh beberapa landasan keilmuan. Dalam kawasan teknologi pembelajaran tahun 1994, tiap kawasan memiliki subkategori yang dapat digarap dalam penelitian bidang teknologi pembelajaran. C. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM APLIKASI Dimensi Praktik teknologi pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan potensi teknologi. Introfuksi mikro-komputer di bidang pendidikan dan pelatihan secara drastis mengubah keberadaan proses Praktik di lapangan. Penggunaan komputer yang semakin lazim serta semakin besar kemampuannya, GAMBAR 5. Teknologi Pembelajaran. Hubungan antara beberapa penelitian PENELIT IAN PENGEMBANG AN  Media  Desain Teks  Belajar Visual PEMANFAATAN  Difusi Inovasi  Dampak Konstektual  Pemasaran DESAIN  Perbedaan Individual/Karakterist ik Pembelajar  Strategi & Taktik Pembelajaran  Interaksi perlakuan Bakat  Desain Pesan PENGELOLAAN  Meramal  Kecenderungan  Efektivitas Biaya  Produktivitas PENILAIAN  Analisis Manfaat- Biaya  Penelusuran Kebutuhan  Evaluasi Produk
  • 36. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 36 memungkinkan perkembangan Praktik teknologi pembelajaran meningkat dengan pesat. Sebagai suatu bidang garapan (AECT 1977), teknologi pembelajaran memiliki lingkup Praktik. Lulusan program teknologi pembelajaran biasanya memeroleh pekerjaan di berbagai latar kerja. Gambar dibawah ini akan menunjukkan bidang kerja yang dapat dimiliki seorang lulusan teknologi pembelajaran. Meluasnya pilihan lapangan bagi para teknolog pembelajaran mempunyai dampak yang sangat berarti bagi bidang. Yang terpenting adalah perluasan pilihan dalam sektor pelatihan swasta. Sekarang ini dalam kebanyakan wilayah geografis, tugas pelatihan memprasyaratkan pendidikan lanjutan dalam bidang teknologi pembelajaran atau bidang yang berkaitan. Ely (1992) mengungkapkan adanya kecenderungan lebih banyaknya kegiatan pengembangan pembelajaran di latar luar sekolah dibandingkan dengan di sekolah. Satu lagi kekhasan Praktik dalam bidang ini adalah kenyatan bahwa banyak lembaga yang memasukkan aplikasi teknologi ke dalam lingkungan PROFESI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN KESEHATA N BISNIS DAN INDUSTRI TEMPAT IBADAH, RUMAH, & MASYARAK AT PEMERINT AHAN SEKOLAH GAMBAR 6. Pilihan bagi Lulusan Teknologi Pembelajaran
  • 37. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 37 pekerjaan mereka. Berbagai teknologi itu, bukan semata-mata menjadi wilayah eksklusif bidang teknologi pembelajaran. Perekayasa sistem, pemrogaman komputer, guru dan akademisi dalam bdiang keahlian, semuanya tertarik pada teknologi dan karena itu menggunakannya. Variasi Praktik di Berbagai Tempat Bekerja Dengan semakin berkembang dan menonjolnya pelatihan di lingkungan bisnis dan industrial di berbagai daerah, telah berkembang pula topik-topik baru dalam bidang teknologi pembelajaran, seperti misalnya:  Pembelajaran berorientasi keterampilan yang diikuti kemudian dengan transfer pelatihan;  Pembelajaran mengacu pada materi bukan pebelajar;  Analisis tahap awal dan desain sistem pembelajaran;  Teknologi belajar jarak jauh  Hakekat pebelajar dewasa; dan  Teknologi kinerja Lingkungan pelatihan seringkali merupakan area dimana banyak produk teknologi canggih sekarang ini dikembangkan. Hal ini terjadi karena perusahaan swasta seringkali lebih menekankan pada penggunaan teknologi sebagai sumber dibandingkan dengan sekolah, bahkan seluruh sekolah mulai TK hingga SLTA di suatu wilayah. Kecuali itu perusahaan besar dapat menyebarkan investasi teknologinyakepada sejulah besar pelatihan, sehingga pengeluaran tiap peserta tetap hemat-biaya (cost efficeint). Lingkungan pelatihan juga menekankan pada produktivitas, serta mengurangi waktu dalam merancang ulang. Tekanan pada produktivitas dan waktu ini mengarah pada dikembangkannya sistem penunjang kinerja elektronik serta pendekatan baru dalam kegiatan perancangan dan pengembangan untuk menemukan teknik yang lebih efisien (Dick, 1993; Wager, 1993). Sekolah mempunyai kepentingan lain yang meengaruhi Praktik teknologi pembelajaran dalam lingkungan ini, termasuk:  Pembelajaran dengan kendaliguru yang luwes;  Memenuhi kebutuhan kimperehensi para siswa;
  • 38. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 38  Pembelajaran yang tidak dirancang dengan analisis ―front-end‖ secara menyeluruh; dan  Penilaian dan evaluasi Pekerjaan para teknolog pembelajaran biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan dari suatu lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola jabatan dalam lembaga tersebut. Seels dan Glasgow (1990) menguraikan pangsa pasar kerja dengan membedakan dua peran, yaitu peneliti dan praktisi. Peneliti yang berkarya di lembaga akademik mungkin berkepentingan dengan setiap kawasan, namun biasanya mereka mengkhususkan diri pada satu atau dua bidang minat. Di sekolah atau lembaga pelatihan, kebanyakan peneliti terlibat dalam penelitian evaluatif. Praktisi mungkin saja menaruh perhatian pada setiap kawasan dalam bidang teknologi pembelajaran. Namun mereka ini cenderung mengkhususkan diri ke dalam lingkup yang terbatas. Meskipun ada juga generalisasi, namun lingkup teknologi pembelajran yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan. Para teknolog pembelajaran yang memPraktikkan ilmu di lapangan akan terus mengembangkan keahlian serta keterampilan mereka melalui kegiatan yang dilakukannya di luar lingkup program pelatihan formal. Usaha mereka merupakan karakteristik bidang teknologi pembelajaran sebagai akibat dari perkembangan teknologi baru yang pesat. Mempertahankan tingkat keahlian sesuai perkembangan mutakhir, senantiasa merupakan persoalan terutama dalam sektor pelatihan swasta, karena terbatasnya latar belakang pendidikan dan pelatihan dari orang-orangnya. Tuntutan untuk selalu mengikuti perkembangan utakhir seringkali dikaitkan dengan adanya teknologi baru dan penguasaan atas proses perancangan, naming tuntutan itu juga disebabkan oleh majunya perkembangan teori. Hubungan antara Definisi 1994 dengan Praktik Definisi teknologi pembelajaran sekarang disajikan sebagai suatu refleksi dari teori dan Praktik. Kawasan-kawasan mewakili landasan ilmiah dari bidang dan sekaligus membantu menentukan skema klasifikasi tentang cara bagaimana secara khusus pengetahuan tersebut diterapkan dalam lingkungan pekerjaan. Demi menjaga keutuhan definisi, kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan desain
  • 39. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 39 dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa proses atau kegiatan yang berkaitan dengan produk merupakan rumusan fungsi dari kawasan yang bersangkutan. Pertumbuhan dalamsatu bidang,terutama yang cepat, dapat merentangkan bahkan melewati batas-batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses penyusunan definisi ini merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas- batas tradisional bidang tersebut. Dalam kata lain, proses penyusunan definisi ini merupakan usaha untuk menetapkan dan menguji batas bidang. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap bidang dalam kawasan teknologi pembelajaran memiliki sub bidang garapan dan teori yang melandasinya. Dalam aplikasi di setiap bidang garapan dalam satu kawasan, haruslah diorientasikan pada bagian proses dan sumber. Karena itu definisi tahun 1994 memberikan pandangan bahwa teknologi pembelajaran merupakan aplikasi teori dan Praktik dalam proses dan sumber belajar. PRAKTIK MERAN CANG PROSES SUMBER MENGELO LA PROSES SUMBER MENILAI PROSES SUMBER MEMANFA ATKAN PROSES SUMBER MENGEMB ANGKAN PROSES SUMBER GAMBAR 7. Hubungan antara Kawasan dan Kegiatan dalam Bidang
  • 40. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 40 DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT AECT TAHUN 2004 Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta meningkatkan kinerja. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:1) teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang gaapan 2). istilah teknologi pembelajaran dipakai bergantian dengan istilah teknologi pendidikan, 3). tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (a) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (b) untuk meningkatkan kinerja; 4). menggunakan pendekatan sistemik (holistik atau menyeluruh); 5). kawasan teknologi pembelajaran dapat meliputi kegiatan yang berkaitan dengan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar, 6). teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja, 7). teknologi diartikan secara luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech) Dengan demikian beberapa definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju penyempurnaan. Teknologi pemebelajaran pada awalnya hanya dipandang sebagai alat berubah ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang kajian, program studi dan profesi. Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan teknologi pembelajaran yang pesat ini dengan mengambil empat ciri utama, yaitu: 1)
  • 41. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 41 menerapkan pendekatan sistem, 2) menggunakan sumber belajar seluas mungkin, 3) bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, dan 4) berorientasi pada kegiatan instruksional individual (Atwi Suparman, 2004:30-31). Dengan indikator ini teknologi pembelajaran semakin memperhalus dan mempertajam kemampuannya dalam memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya merangsang dan memperkuat perkembangan profesi dalam bidang teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai suatu profesi berakar dari penelitian, teori, dan praktek. Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang menunjang praktek. Tiap kawasan teknologi pembelajaran mengandung kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman. Hubungan antara teori dan praktek semakin mantap dengan matangnya bidang garapan. Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip, dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan. Dalam teknologi pembelajaran baik teori maupun praktek, banyak menggunakan model. Model prosedural, yang menguraikan cara pelaksanaan tugas membantu menghubungkan teori dan praktek. Teori juga dapat menghasilkan model untuk memvisualisasikan hubungan; model ini disebut model konseptual (Richey, 1986), Seels & Richey, (2000:10-12). Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu, program studi, dan profesi yang dapat berperan dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh- sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
  • 42. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 42 Dengan demikian konsekwensinya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola pendidikan harus memiliki kemampuan akademis dan profesional yang handal untuk mengembangkan dan/atau mengaplikasikan teknologi pendidikan agar penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih berkualitas, efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Kawasan Teknologi Pembelajaran. Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang teknologi pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan tersebut, dengan sub kategori dan konsep yang terkait : 1. Kawasan Desain Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000: 32). Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun 1969 pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning Resource and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, Direktur Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan. Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan
  • 43. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 43 sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup. Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33). 1. a. Desain Sistem Pembelajaran; Menurut Seels & Richey (2000: 33) desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk:: (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran). Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah–langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses. Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) dalam Suparman (2004:36) pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004: 31).
  • 44. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 44 1. b. Desain Pesan Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap (Seels & Richey, 2000: 33-34). Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, tergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dengan demikian desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis media dan format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan- pesan pembelajaran kepada peserta didik. 1. c. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey, 2000: 34). Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki. Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran 1. d. Karakteristik Peserta Didik. Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik
  • 45. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 45 peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya. 1. 2. Kawasan Pengembangan Kawasan teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan yang berarti proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan multimedia (Seels & Richey, 2000:38) Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio- visual ke era teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini. Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b) strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
  • 46. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 46 Kawasan pengembangan ini meliputi: (1) teknologi cetak; (2) teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis komputer; dan (4) multimedia (Seels & Richey, 2000:39). 1. a. Teknologi Cetak. Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis (Seels & Richey, 2000:40). Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk ―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak. Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat tlergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang 2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif. 3) Keduanya berbentuk visual yang statis 4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual. 5) Keduanya berpusat pada pembelajar 6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai. 1. b. Teknologi Audio-Visual Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual (Seels & Richey, 2000:41). Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan
  • 47. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 47 sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol- simbol sejenis. Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) Bersifat linier 2) Menampilkan visual yang dinamis 3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang. 4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak. 5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif. 6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar. 1. c. Teknologi Berbasis Komputer Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey, 2000:42). Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran biasanya disebut ―computer-based intruction (CBI)‖, ―computer assisted instruction (CAI”), atau ―computer-managed instruction (CMI)”. Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat: (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan peserta didik
  • 48. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 48 untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal. Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier 2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya. 3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis. 4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan 5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas tinggi. 1. d. Multimedia Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer (Seels & Richey, 2000:43). Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar. Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier 2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya. 3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik. 4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran 5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan. 6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi
  • 49. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 49 7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media. 1. 3. Kawasan Pemanfaatan Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran. Adapun kawasan pemanfaatan dapat digambarkan sebagai berikut: Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels & Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan. Pembelajaran yang tertua, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas. Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan belajar audio visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.
  • 50. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 50 Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching, yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan belajar dan aktivitas belajar yang tepat. Heinich, Molenda dan Russel dalam buku Instructional Materials and New Technologies of Instruction (1986) mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan prosedur untuk merancang pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran. Langkah-langkah ASSURE meliputi: (1) Analyze leraner (menganalisis peserta didik); (2) State objective (merumuskan tujuan);(3) Select media and materials (memilih media dan bahan); (4) Utilize media and materials (menggunakan media dan bahan), (5) Require learner participation (melibatkan peserta didik) ; dan (6) Evaluate and revise (penilaian dan revisi). 1. a. Pemanfaatan Media. Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar. 1. b. Difusi Inovasi Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam
  • 51. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 51 mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif penyelenggara. Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah : (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4) implementasi; (5) dan konfirmasi. 1. c. Implementasi dan Institusionalisasi Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi. 1. d. Kebijakan dan Regulasi Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna
  • 52. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 52 teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, maupun terknologi terpadu. 1. 4. Kawasan Pengelolaan Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui: perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum. Oleh karena itu kawasan pengelolaan dapat digambarkan sebagai berikut: Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru memerlukan cara pengelolaan baru pula. Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan tersedianya cara baru untuk mendapatkan informasi. Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi sangat potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu informasi. Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri. 1. a. Pengelolaan Proyek Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff management) karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (b) pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan (c)
  • 53. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | EDUCATIONAL TECHNOLOGY 53 pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebis luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf. Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal. 1. b. Pengelolaan Sumber. Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber. 1. c. Pengelolaan sistem penyampaian. Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian ―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan‖ Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar. Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi desainer dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering bergantung pada sistem pengelolaan sumber. 1. d. Pengelolaan informasi. Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.