Dokumen tersebut membahas tentang pusat sumber belajar, yang didefinisikan sebagai tempat pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pusat sumber belajar bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional, pelayanan informasi dan media, serta produksi bahan ajar. Fungsinya mencakup pengembangan kurikulum, pel
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Pusat sumber belajar
1. PUSAT SUMBER BELAJAR
8 Mei
A. Pengertian
1. Sumber belajar
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk
belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah
segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83)
menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan
oleh si pembelajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber
belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar
yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain
maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar
guru kecenderungan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber
belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984), bahwa dari sekian
banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga
diperkuat oleh suatu hasil penelitian mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa
banyak sumber belajar diperpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui
penggunaannya. Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga
masih bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain
termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran
guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar
kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson
dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment
in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”.
Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah
kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung
pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar
sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat
alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat
menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta
didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru
dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber
belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber
belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d)
Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari
sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori
2. belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses komunikasi dalam proses
belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi pendidikan, (2)
mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang
ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, (3)
memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana cara
memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran
bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang
dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.
2. Pusat Sumber Belajar
Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian
terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses
dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu dibentuklah Pusat
Sumber Belajar. Timbulnya pusat sumber belajar dimungkinkan pula oleh pertumbuhan
berikutnya yang berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan
belajar non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan kebutuhan,
misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan sebagainya.
Menurut Sukorini (Warsito,2008:215) Pusat sumber belajar merupakan tempat di mana
berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran. Merril dan Drob
berpendapat bahwa Pusat sumber belajar merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang
berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan (Warsito,
2008:215). Dengan demikian, Pusat sumber belajar merupakan sarana untuk mengelola dan
mengembangkan sumber belajar. Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media
center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan
pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan
kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru untuk
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber
belajar dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar.
Pembentukan Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah lingkungan dalam
mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor pendukung
siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang nyaman. Dengan adanya Pusat sumber
belajar, siswa bisa diorientasikan untuk melakukan proses belajar di tempat tersebut. Dengan
demikian, pusat sumber belajar yang sudah disetting sedemikian rupa agar memberikan
kenyamanan pada penggunanya, dapat membantu siswa dalam proses belajar. Pengembangan
sistem pembelajaran menuntut peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan penekanan pada aktivitas siswa dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat
sumber belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu.
Ada beberapa contoh yang merupakan pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan,
laboratorium, taman belajar dan yang lainnya.
B. Tujuan dan Fungsi PSB
3. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus,
yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar
yang memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di sinilah letak
hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem
pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam pusat sumber belajar
dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam
proses pembelajaran.
Secara umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal
ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan
kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional),
yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban
institusional yang direncanakan lainnya.
Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk :
(1) menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas
tradisional. (2) Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk
mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya. (3) Memberikan
pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan
sistem pembelajaran yang ada. (4) Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar
mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses
pembelajaran. (5) Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media
pendidikan. (6) Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan
berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien (7) Menyediakan pelayanan
produksi bahan ajar. (8) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desai fasilitas sumber
belajar. (9) Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. (10)
Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan. (11) Membantu dalam
pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya. (12) Menyediakan pelayanan
evaluasi untuk membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran.
Dari uraian tujuan khusus di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar mempunyai peranan
yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran. Dengan demikian dari awal hendaklah selalu kita sadari bahwa pusat sumber
belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam
peralatan dan bahan pengajaran.
Misi yang pertama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem pembelajaran
terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan
belajar dan mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat sumber belajar,
termasuk pengadaan, pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk
mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut.
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar mempunyai fungsi
dan kegiatan sebagai berikut :
1. Fungsi pengembangan sistem intruksional
Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di
dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi :
4. (1) Perencanaan kurikulum
(2) Identifikasi pilihan program pembelajaran
(3) Seleksi peralatan dan bahan
(4) Perkiraan biaya
(5) Pelatihan bagi tenaga pengajar
(6) Perencanaan program
(7) Prosedur evaluasi
(8) Revisi program
1. Fungsi informasi
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan informasi, baik untuk keperluan
pribadi maupun untuk keperluan usahanya. Ada beberapa macam sumber informasi, seperti
pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan
sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga
sedikit, maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya
lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika
lebih banyak lagi, harus menggunakan data base computer.
1. Fungsi pelayanan media
Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan
pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (1) Sistem
penggunaan media untuk kelompok besar. (2) Sistem penggnaan media untuk kelompok
kecil. (3) Fasilitas dan program belajar sendiri (individual). (4) Pelayanan perpustakaan
media/bahan pengajaran. (5) Pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi. (6)
Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan
1. Fungsi produksi
Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat
diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (1) Penyimpanan karya seni asli
(original atwork) untuk tujuan pembelajaran. (2) Produksi transparansi untuk OHP. (3)
Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi. (4) Pelayanan
reproduksi fotografi. (5) Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman. (6)
Pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan system radio dan televisi di kampus.
1. Fungsi administratif
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat
tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan
melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa
kegiatan sebagai berikut : (1) Supervisi personalia untuk media; (2) Pengembangan koleksi
5. media untuk program pembelajaran; (3) Pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas
baru; (4) Pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi; (5) Pemeliharaan kelangsungan
pelayanan produksi bahan pembelajaran; (6) Penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan
bahan, peralatan, dan fasilitas.
Kelima fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas merupakan fungsi dan
kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilakasanakan oleh
pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan program pembelajaran, fasilitas,
peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber belajar yang
bersangkutan. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa kelima fungsi diatas akan selalu
dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk
memajukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-kegiatan
nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya
pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar.
C. Perencanaan PSB
1. Langkah-Langkah Pengembangan PSB.
Menurut Mayer, pengembangan PSB berdasarkan pada empat hal, yaitu : (a) Berorientasi
pada peserta didik yang belajar atau berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada peserta
didik; (b) Desentralisasi, yaitu penempatan bahan-bahan yang berbentuk media. perangkat
lunak dan keras tersebut disebarkan dimana saja sepanjang proses belajar dapat dilayani,
seperti pusat-pusat belajar, didalam kelas, atau digunakan perorangan dirumah; (c) Bahan-bahan
belajar diproduksi dan dipeliara secara lokal; (d) Program media dikembangkan secara
terintegrasi dalam proses intruksional.
1. Sedangkan prinsip pengembangannya, yaitu dapat mencapai tujuan pembelajaran,
sesuai dengan karakteristik peseta didik, dan memberikan kemudahan bagi peserta
didik dalam belajar.
2. Strategi pengembangan PSB dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
1) Melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan PSB disatuan pendidikan.
Pengembangan PSB diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan ini merupakan suatu
kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data berbagai sumber
informasi untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya terjadi (ideal)
dengan keadaan yang senyatanya terjadi (reality). Langkah-langkah dalam kegiatan analisis
kebutuhan meliput tiga tahap, sebagai berikut : (a) Perancangan, meliputi penentuan fokus
analisis kebutuhan penentuan teknik pengumpulan data, dan pengembangan intrumen; (b)
Pelaksanaan, yaitu melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik; (c) pengumpulan data
dan instumen yang telah ditentukan dalam perancangan dan menganalisisnya; (d) Pelaporan,
yaitu melaporkan hasil analisis kebutuhan tersebut. Isi dari laporan tersebut adalah sumber-sumber
belajar yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.
2) Mengembangkan sarana fisik PSB berdasarkan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan.
Pengalaman menunjukkan, banyak PSB yang sudah berdiri lambat laun mengalami
kemunduran (menjadi tidak fungsional lagi) dikarenakan semata-mata kurangnya perawatan
dan upaya untuk memperbaharui sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, ada
baiknya dalam mengembangkan PSB perlu diperhatikan hal-hal berikut : (a)
6. Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB yang berorintasi kepada lima fungsi yang ada di
PSB; (b) Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB tidak semata-mata berorintasi pada
pencapaian tujuan, tetapi juga untuk pencapaian benitif; (c) Mengembangkan sarana dan
fasilitas PSB yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi.
3) Mengembangkan program-program PSB yang berorientasi pada pencapaian tujuan,
sosial, dan benifit. Identifikasi terhadap kebutuhan SDM, program, dan sarana penunjang
PSB ini mengacu kepada lima bidang yang ada dalam PSB. Identifikasi sengaja difokuskan
pada standar kebutuhan minimal masing-masing bidang. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran, bahwa untuk mengembangan suatu PSB dapat dilakukan secara
bertahap dengan SDM, program, dan sarana yang terbatas. Sehingga dalam setiap satuan
pendidikan dapat dengan segera mewujudkan PSB ditempatnya masing-masing. Sebagai
contoh untuk mengoperasikan kegiatan PSB agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
minimal diperlukan SDM Profesional dengan kualitas tertentu yaitu media profesional dan
instruksional designer.
D. Pengelolaan PSB
PSB pada pendidikan tinggi maupun di sekolah memiliki kewajiban membantu semua
anggota yang mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977). Prinsip-prinsip Pengelolaan PSB
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi
Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut: Laporan-laporan yang diterima dikirim ke
unit fasilitas yang menggunakan sistem komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk
penerbitannya. Sebagai data dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm,
microfiche atau fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan
sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas.
1. Prinsip Pengelolaan Pelayanan
Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pelayanan di PSB antara lain adalah :
1. Koleksi, dibina untuk dilayangkan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana
pengembangan serta pengaturannya
2. Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan
gedung dan lainnya
3. Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi,
ataupun asisten teknisi
4. Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar,
mahasiswa atau umum.
Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau masing-masing berdiri sendiri tanpa kerja sama
yang baik, maka pelayanan tidak dapat tercipta sebgaimana mestinya. Untuk itu diperlukan
pelayanan dengan karakteristik berikut :
1) Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah dimengerti oleh
pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri.
7. 2) Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan pelengkap dengan variasi sedikit
mungkin.
3) Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak ada keterlambatan dalam pelayanan
pengunjung.
1. Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional
Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan instruksional secara umum adalah menolong
jurusan, staff pengajar secara individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi :
1) Perencanaan kurikulum
2) Identifikasi pilihan program instruksional
3) Seleksi peralatan dan bahan
4) Perkiraan biaya
5) Penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar
6) Perencanaan program
7) Prosedur evaluasi
8) Revisi program
Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki kompetensi dalam
bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki
pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan
menguasai bidang evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus
dimiliki oleh pengembang instruksional antara lain adalah : memilih proyek pengembangan
instruksional, menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi
instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan
instruksional.
1. Prinsip Pengelolaan Produksi
Fungsi produksi berkaitan dengan penyediaan materi instruksional yang tidak dapat diperoleh
melalui sumber komersial. Hal ini meliputi :
1) Penyiapan karya seni asli untuk tujuan instruksional,
2) Produksi transparansi, produksi fotografi,
3) Pelayanan reproduksi fotografi,
4) Pemograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara,
8. 5) Pemograman, pemeliharaan dan pengembangan sistem televisi kampus. Penjelasan
tentang produksi ini meliputi keterampilan produksi grafis, audio, fotografi (diam), film
(bergerak), tv dan video dan kombinasi.
Adapun tahapan dalam pengelolaan produksi ini adalah :
(1) Pengidentifikasian dan analsis masalah komunikasi
(2) Perancangan dan produksi pesan
(3) Pengadministrasian fasilitas dan personalia produksi media
E. Pemanfaatan PSB
Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar (Seels and
Richey, 1994:14). Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: (1) Media sebagai
teknologi mesin; (2) Media sebagai tutor ; (3) Media sebagai pengubah perilaku ;(4) Media
sebagai pemotivasi belajar ; (5) Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Pengertian sumber belajar adalah apa saja (orang, bahan, alat, teknik, lingkungan) yang
mendukung serta memungkinkan memberikan kemudahan dan kelancaran terjadinya belajar,
serta memungkinkan terjadinya interaksi antara pemelajar dengan sumber belajar tersebut.
Dengan memperhatikan pengertian dan tujuan yang telah disampaikan di atas, maka sumber
belajar memiliki beberapa pemanfaatan diantaranya adalah: (a) Sumber belajar dapat
meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jelas, yaitu dapat mempercepat laju belajar
yang dialami oleh peserta didik sehingga setidaknya dapat mengurangi beban guru dalam
proses penyajian materi dan informasi, hal ini mengakibatkan guru dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah belajar serta waktu yang digunakan pun relatif lebih
sedikit; (b) Sumber belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual (c) Sumber belajar dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap
pembelajaran; (d) Sumber belajar dapat memungkinkan belajar secara seketika, yaitu sumber
belajar dapat mengurangi kesenjangan pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit dan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung; (e)
Sumber belajar dapat memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas.
Penentuan seorang guru dalam pemanfaat penggunaan sumber belajar secara umum, yaitu;
(1) ekonomis atau biaya, misalnya overhead (OHP) beserta transparannya, video/tv beserta
kassetnya dan sebagainya; (b) Teknisi (tenaga), misalnya mengoperasikan slide, video tipe,
laboratorium, dan sebagainya; (c) Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau,
mudah dilaksanakan, dan tidak begitu langka; (d) Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang
dimanfaatkan sebagai sumber belajar tidak bersifat paku dan paten, tapi harus mudah
dikembangkan, dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi
faktor lain; (e) Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran
lainnya; (f) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar;
(g) Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya peserta didik; (h) Sesuai
dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang atau sedang dilaksanakan.
9. Memanfaatkan Tablet Untuk Kreativiatas
31 Jan
Saat ini tablet sudah menjadi alat komunikasi kedua setelah handphone, perkembanganyapun
luar biasa cepatnya. dari anak sekolah hingga eksekutif memiliki alat komunikasi ini. tetapi
dari sekian banyak yang memiliki tablet, rata-rata mereka menggunakan tabletnya hanya
untuk browsing, facebook, dan game.
sebenanya tablet memiliki sumber daya dan kemampuan yang sangat bagus, terutama untuk
kalangan pelajar, mahasiswa, pendidik atau orang-orang yang hobinya menulis. nah untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang mampu diberikan oleh tablet saya akan berbagi pengalaman
tentang software-sofware yang saya gunakan ditablet saya guna menunjang keseharian saya,
jangan khwatir software-software ini gratis kok.. download aja di playstore. oke mari kita
mulai aja:
1. freenote >>>>> sofware tulisan bebas maupun ketik menggunakan keyboard
software ini sangat bermanfaat untuk membuat tulisan bebas atau juga untuk membuat
catatan belajar kita, dengan kelebihan:
1. memiliki model yang unik, gabungan antara tulisan tangan dan keyboard
2. ada ruang khusus untuk menulis sehingga ukuran tulisan kita serasi.
3. untuk menulis, gambar, foto, video, multimedia deh…
4. memiliki kalender dan jurnal untuk kegiatan kita sehari-hari
ini screen picturenya
2. Mindomo (mind mapping) >>>>> software untuk curah ide
software ini memberikan kebebasan kepada kita untuk menuangkan ide-ide yang kita miliki.
menuangkannya langsung pada peta pikiran, mengubahnya menjadi presentasi yang menarik,
berbagi dengan relasi kita, dan dapat dibagikan dengan cloud yang kita miliki.
Mindomo mindmap menyediakan wadah yang sangat berguna, dimana kita bisa
berkolaborasi dengan orang lain dengan berbagi ide dan bekerjasama dalam menuangkan
peta pikiran secara langsung. Tak peduli dimana kita berada, kita dapat menuangkan ide-ide
kreatif kita dengan mudah melalui mindomo ii.
kelebihan fitur-fitur yang di miliki Mindomo:
10. menarik
- presentasi Interaktif langsung dari peta pikiran kita
– Pemetaan yang tak terbatas dan folder yang dapat diedit, dibagikan dan diekspor
mobile
- kerja secara Offline dan sync
– Sinkronisasi
– Kolaborasi dalam waktu yang bersamaan
menyenangkan
- Beberapa layout (melingkar, konsep, org bagan)
– pengolahan Peta dengan menambahkan ikon , warna, gaya dan tema
– Gambar embedding pada topik mindmap
– Visualisasi catatan, link atau tugas pada topik
– memiliki fungsi Kendali, fungsi membatalkan dan Redo
screen shoot:
untuk sementara ini dulu yang bisa saya bagikan semoga ada manfaatnya, lain waktu saya
share aplikasi-aplikasi yang berguna dan menarik.
11. Pembelajaran Aktif. Kreatif dan
Menyenangkan (PAKEM)
30 Jan
Pembelajaran masa sekarang ini sudah sepantasnya dilaksanakan dalam kondisi yang
mendukung bagi pelaksanaan pembelajaran baik itu guru ataupun siswa. Di sekolah dasar
selama ini telah dikembangkan pola pembelajaran yang menyenang dan menarik (joyful
learning), namun pembelajaran ini bukan hanya sekedar menarik dan menyenangkan tetapi
juga harus membawa perubahan yang bermakna.
Pembelajaran akan bermakna jka ada keterkaitan antara pengetahuan dengan keterampilan
(lesson point) yang didapat oleh murid dan juga pendidik disetiap wktu pembelajaran.
Lesson poin akan berhasil jika pembelajaran menarik sehingga meninggalkan kesan yang
bermakna, berkesan dan bermakna jika proses pembelajaran melibatkan lima indera dan
kegiatan yang menarik.
A. Mengapa PAKEM
Sejatinya belajar merupakan proses perubahan dari individu, dan pelaksanaan cenderung
individual, meskipun mayoritas kelas di susun secara klasikal tetapi guru dalam proses
mengajar tetap harus memperhatikan sescara individual, sebab setiap anak memiliki kekhasan
sendiri, dan memiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Kedua, di masa sekolah dasar , belajar merupakan proses bersosialisasi, belajar secara
bersama dan memecahkan masalah bersama akan saling menunjang dan saling
membelajarkan.
Ketiga, proses pembelajaran sepantasnya didesain dengan suasana yang menarik, kondusif,
dan menyenangkan, yang pada akhirnya peserta didik akan lebih siap dalam proses
pembelajaran.
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar sepanjang
hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut.
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar harus
bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis, dalam suasana
yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi
Pembelajaran ( teaching —- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar harus
berlangsung terus menerus dengan perbaikan-perbaikan pada setiap tahapnya (continous
improvement)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pakem merupakan pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa sehingga membentuk anak didik yang lebih aktif, mampu mengembangkan
12. kreativitas sehingga memperoleh hasil pembelajaran yang efektif namun tetap menarik dan
menyenangkan.
Selain itu dengan pelaksanaan PAKEM dapat diciptakan lingkungan belajar yang
mendukung dan bermakna yang mampu menciptakan siswa yan terampil, berpengetahuan
dan sikap untuk hidup.
B. Ciri Pembelajaran PAKEM
Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan multi
media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu
logika, kinestika, estetika dan etika.
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif
pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan menyenangkan.
C. Komponen Utama PAKEM
1. Kurikulum dan perangkatnya
2. Sarana dan prasarana yang diperlukan
3. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya
4. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel
5. Didukung penilaian yang berkelanjutan
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan dalam
menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global. Juga perlu dukungan secara aktif dari peran
serta masyarakat dan sistem manajemen berbasis sekolah
D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan
1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan
guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan
spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada
percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera
terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu datar walaupun
wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan kebesaran Tuhan
menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh sebab itu perlu dijaga
kelestariannya.
2. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan dan
menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan rencana, maka
perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk
mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas
pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam pelaksanaannya di
kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk
belajar. Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa
lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala perilaku
manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam.
13. Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh
manusia dan sebagainya.
3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal
yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran
mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.
Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir
pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan disini bukan
sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan
siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil
latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku. Kemudian barulah kita simpulkan
sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa
kekurangan dan kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang
berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar
menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya.
Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut “mengasyikkan”.
Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner
motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan
mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan,
Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih Olah
Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.
Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba
dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan
potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri,
menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan.
Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun,
walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasuk pemerintah
haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa
dapat terbentuk.
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan belajar
lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan
lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful
dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.
Bagaimana dengan reward and punishment ? Tentu saja penghargaan, apapun bentuknya
mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan direncanakan
dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya
ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan
kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di berikan jika
melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua
warga kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan
bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang,
memecahkan masalah dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan
memberikan beban mental.
14. Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian semua
siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari guru atau
hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh
sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga
bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan
gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis.
Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspek-aspek
tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada peluang untuk
diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang dominan pada pembelajaran
suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap
pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut
diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan
utuh sesuai kemampuannya, sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari Pembelajaran
seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya setiap pembelajaran harus berbasis pada
kehidupan.
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai. Pertama
substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya,
yang kita kenal sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua, Personal
Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja dalam
teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis, menghargai pendapat orang
lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika dan sebagainya
15. Lesson Study
22 Jan
Lesson study adalah metode konvensional di jepang selama berabad-abad, yang telah
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi implikasi yang efektif di akhir tahun 1970.
Metode berbasih praktik tersebut untuk mengembangkan profesionalisme guru dan sikap
saling belajar dengan metode praktik sebenarnya didalam kelas dan dilakukan oleh para guru
itu sendiri. Lesson studi di bagi menjadi tiga bagian: perencanaan(plan), observasi(do), dan
refleksi (see). Dalam sesi perencanaan, guru ataupun sekelompok guru merencanakan suatu
pembelajaran; satu orang melaksankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah
dibuat, sedangkang rekan-rekan yang lain melakukan observasi; dan selanjutnya guru yang
mengajar bersama-sama melakukan refleksi atas pembelajaran yang diamati, untuk lebih
jelasnya akan diuraikan dibawah ini.
Tahapan-tahapan lesson study
Plan
Pada tahap perencanaan (plan) beberapa bagian penting yang perlu didokumentasikan adalah
kegiatan sebagai berikut: (1). prasurvei yang dimaksudkan untuk mengetahui secara detail
kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud
melakukan perbaikan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan
prasurvai karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat
dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan
kemajuan siswa, sarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru
yang sudah akan mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.Diagnosis yang dilakukan oleh
guru lain yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan sasaran kegiatan. Mereka perlu
melakukan diagnosis atau dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu
permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, akan
dapat ditentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi
pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya lesson study. (3)
Perencanaan kegiatan, dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun
rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan lesson study. Sementara itu,
perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari tahapn kegiatan ke
tahapan berikutnya. Oleh karena itu dalam perencanaan khusus ini tiap kali dapat dilakukan
perencanan ulang (replanning). Hal–hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan
pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media
16. dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir
sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar.
Bagi seorang guru tahapan perencanaan ini penting dalam upayanya untuk memperbaiki
dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, guru dituntut
keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai
sisi – sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang
dikelolanya . dengan kata lain guru garus mampu merefleksi, merenung, serta berpikir balik,
mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka
mengidentifikasi sisi –sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan ini terbuka
peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan – kelemahan praktek pembelajaran yang
selama ini selalu dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secara
maksimal potensi lesson study bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya
sedini mungkin merasakan adanya persoalan – persoalan dalam proses pembelajaran.
Dengan kata lain permasalahan yang diangkat dalam lesson study harus benar–benar
merupakan masalah–masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang
dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan apalagi ditentukan oleh pihak luar.
Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,
interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan
Rancangan pelaksanaan pembelajaran(RPP)
Lembar kerja siswa (LKS)
Siapa yang merencana
Cara I:
Suatu pembelajaran direncanakan melalui pembahasan bersama di antara para peserta mulai
dari awal sampai akhir. RPP adalah hasil bersama dari semua peserta yang hadir.
Cara II:
Seorang guru buka-kelas membuat konsep RPP terlebih dahulu dan selanjutnya memberi
kesempatan bagi para peserta lain mengkaji konsep tersebut. Sebagai contoh, seorang guru
buka-kelas bisa mengawali diskusi dengan teman sejawat yang lain dengan mengatakan, “Ini
adalah konsep RPP saya. Tujuannya adalah…”
Pemilihan guru model
17. Gladi bersih
Jika gladi bersih di pergunakan untuk mencoba RPPnya terlebih dahulu, sebaiknya tidak
menggunakan kelas buka.
Do (open class)
Kegiatan do yang dimaksud di sini adalah aktivitas guru model (dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan (Plan). Jika rencana sudah matang, maka tahapan
berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses
pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang
biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, para pengamat mengamati
proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau alat bantu pembelajaran, dan
akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan pengamatan dan
mencatatnya secara cermat.
Dalam kelas yang dibuka, ada dua hal utama yang perlu diamati:
1) Apakah setiap siswa benar-benar mengikuti pembelajaran
Pada saat mengamati suatu pelajaran, pertama, pengamat harus memperhatikan apakah ada
siswa yang terlihat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, dan mengapa dia seperti itu.
2) kualitas pembelajaran siswa.
Hal penting lain yang harus anda perhatikan adalah kualitas pembelajaran. Misalnya, bila
anda sedang melihat sebuah kelas yang sangat aktif, yaitu saat para siswa mengerjakan LKS
atau menguji coba tugas tertentu. Kelas tersebut terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, Anda
perlu bertanya: Apakah kelas ini menjamin pemahaman dan pembelajaran siswa dengan
baik? Tidakkah tugas tersebut terlalu mudah bagi para siswa? Apakah LKS tersebut bisa
mencapai tujuan pembelajaran? Apakah percobaan yang dirancang sungguh-sungguh dapat
membantu para siswa untuk memahami topik tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu berkaitan
dengan kualitas pembelajaran. Para pengamat harus mengajukan pertanyaan tersebut dalam
pengamatan mereka.
Beberapa aturan dasar bagi para pengamat
18. Pengamat harus menjaga ketenangan dan tidak ribut mulai dari awal sampai akhir pelajaran.
Pengamat harus berada dalam ruang kelas ketika mengamati siswa.
Pengamat harus menahan diri untuk tidak mengajari ataupun berbicara kepada siswa ketika
mengamati pelajaran.
Pengamat diharapkan dapat memetik pelajaran berharga dari kelas yang mereka amati serta
menerapkannya di kelas masing-masing.
See (Refleksi)
Mendiskusikan dan Menganalisis Hasil Observasi
Open class yang sudah dilaksanan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hasil diskusi dan
analisis tersebut dapat dijadikan sebagi bahan masukan untuk perbaikan. sehingga open class
menjadi lebih sempurna. Diskusi dan analisis tentang open class hendaknya memuat tentang:
1) refleksi instruktur.
2) latar belakang anggota kelompok,
3) presentasi tentang data open class,
4) diskusi umum,
5) komentar dari pihak luar.
Ada beberapa catatan dalam diskusi dan analisis, yaitu (1) guru yang mengajar open class
agar diberi kesempatan yang pertama untuk mengemukakan kesulitan yang dialami dalam
implementasi secara aktual di kelas, (2) pelajaran yang disajikan agar dipandang sebagai
milik bersama group lesson study, (3) instruktur/kelompok guru yang menyusun rencana
open class agar menjelaskan mengapa mereka menyusun rencana seperti itu, (4) diskusi harus
difokuskan pada data/fenomena/fakta yang diamati dan dicatat oleh para pengamat, dan (5)
diskusi dan analisis open class agar dilakukan segera pada hari yang sama setelah open class
diimplementasikan.
Refleksi dan Penyempurnaan
Dalam merefleksikan lesson study, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1) mengkaji apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa
yang masih perlu diperbaiki karena tida sesuai dengan renacana,
2) apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson study?,
3) apakah anggota kelompok lesson study yang lain ingin menguji-cobakan pelajaran ini
pada kelas mereka sendiri?,
4) apa yang berguna bagi anggota kelompok tentang lesson study yang telah dikerjakan
bersama?,
19. 5) apakah lesson study dapat membantu mengembangkan pengetahuan anggota kelompo
tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa?,
6) apakah tujuan lesson study menarik bagi semua anggota kelompok?,
7) apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan berguna dalam aktivita lesson
study?, dan apakah pihak luar (di luar anggota kelompok) merasa memperoleh informasi dan
tergugah untuk terlibat?
nah demikian sedikit artiket tentang lesson study.
nb. di rangkum dari :
1. brosur Pelita JICA
2. Panduan Lesson Study bagi MGMP/KKG
3. dari beberapa blog yang membahas LS
20. Media pembelajaran multimedia interaktif
yang baik.
21 Jan
Media pembelajaran multimedia interaktif yang baik.
Dalam menyusun perangkat pembelajaran multimedia interaktif, perlu diperhatikan hal-hal
yang dapat membuat proses pembelajaran yang lebih mengasikkan sehingga dapat menarik
minat dan motivasi belajar para penggunanya, baik itu pelajar atau pengguna pembelajaran
interaktif tersebut.
Pembelajaran dengan multimedia interaktif merupakan satu proses yang bukan hanya sekadar
satu penggunaan teknologi, bahkan dapat menyediakan potensi pembelajaran baru kepada
pengguna (Stemler 1997). Norhasim et al. (1996) menyatakan bahwa kriteria perangkat lunak
pembelajaran yang baik adalah kefleksibelannya, mudah diupdate, isi atau content bahan
yang berkaitan, kesahihan dan mudah digunakan (User Friendly). Menurut Merril et al.
(1996) terdapat empat kategori utama dalam kriteria persembahan yaitu format layar,
navigasi, mudah digunakan dan interaktif. Adapun pembeuatan perangkat lunak
pembelajaran yang baik harus terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
a) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan hal yang utama dan isinya menyampaikan hal yang perlu
diperhatikan untuk menjelaskan bahwa pembelajaran telah terlaksana. Pernyataan tujuan
mempunyai dampak secara langsung terhadap penilaian pembelajaran siswa atau penbelajar
individu
Menyampaikan tujuan (obyektif) pembelajaran merupakan salah satu hal yang disarankan
oleh gagne (1985) dari sembilan langkah- langkah pengajaran sehingga dapat membuat
media pembelajaran interaktif kita lebih berkesan.
b) Isi / Content
Isi/content dari media pembelajaran interaktif harus diperhatikan karena isi ini yang
menentukan hasil dari pembelajaran interaktif yang kita buat.
Isi dari pembelajaram interaktif harus mengikuti tuntutan dan pedoman kurikulum dan
standar mutu pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah (Merill et al. 1996)
Materi-materi yang di masukkan sebagai content harus memperhatikan urutan dan cakupan
pembelajaran yang alami.
c) Navigasi
21. Navigasi merujuk pada cara bagaimana pengguna bergerak dalam suatu program
pembelajaran yaitu mengetahui pada posisi mana dia berada (Alessi dan Trollip 2001).
Navigasi dibutuhkan untuk memandu dan mengarahkan pelajar supaya mudah untuk
mengambil informasi yang diinginkan
Stemler (1997) menyatakan lokasi item navigasi perlu konsisten pada keseluruhan program
supaya pengguna tidak mencari-cari tombol navigasi.
d) Interaktif
Komputer memiliki banyak kelebihan sebagai media penyampaian pembelajaran hal ini
dikarenakan sifat komputer yang memiliki keemampan interaktif.
Perangkat pembelajaran interkatif di buat dengan tujuan untuk mempermudah pelajar atau
pengguna, oleh sebab itu petunjuk-petunjuk dalam pembelajaran interaktif diusahakan
semudah mungkin sehingga dapat dihasilkan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan
keperluan pelajar atau pengguna.
Kelebihan-kelebihan penggunaan pembelajarani interaktif yang utama adalah memberikan
kebebasan pelajar atau pengguna dalam proses pembelajaran baik waktu belajar, memilih
materi yang disukainya terlebih dahulu, dan yang terpenting adalah meninggkatkan kognitif
pelajar atau pengguna.
e) Antar Muka/inteface.
Untuk mempermudah proses pembelajaran denga metode multimedia interaktif perlu
diperhatikan desain antarmuka dari pembelajaran interaktif, karena antar muka adalah tempat
berkomunikasinya antara pelajar dan media pembelajaran.
Desain antarmuka menentukan tingkat penguasaan pelajar atau pengguna terhadap media
belajar interaktif, semakin user freindly antar muka semakin mudah diakses oleh pelajar atau
pengguna.
Menurut Alessi dan Trollip (2001) untuk mendapatkan komunikasi antara program perangkat
lunak dengan penguna, layar komputer, dan desainnya, keyboard dan mouse merupakan alat
utama yang digunakan.
f) Hiperlink
Menurut wikipedia indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Hyperlink ) “pranala atau
hipertaut (Inggris: hyperlink) adalah sebuah acuan dalam dokumen hiperteks (hypertext) ke
dokumen yang lain atau sumber lain. Seperti halnya suatu kutipan di dalam literatur.
Dikombinasikan dengan sebuah jaringan data dan sesuai dengan protokol akses, sebuah
komputer dapat diminta untuk memperoleh sumber yang direferensikan.
Hyperlink pada media pembelajaran interaktif digunakan untuk menghubungkan konten-konten
yang ada, sehingga konten-konten tersebut terintergrasi menjadi satu kesatuan.
22. Hyperlink dengan kreatif menghubungkan unsur-unsur yang yang berbeda pada suatu
multimedia. Contohnya saat ada gambar diklik lalu akan tampak paparan yang menjelaskan
tentang gambar tersebut (Microsoft Coorporation 2003).
Pada aplikasi multimedia seperti video atau buku merupakan media pembelajaran yang linier,
dimana sudah diatur pembuka, isi dan penutup. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran
harus runtut tidak bisa melompat dari materi satu ke materi yang lain. Sedangkan saat
memproses informasi otak kita cenderung acak.
Dalam proses pembelajaran ada saatnya kita ingin melompat dari materi satu ke materi yang
lain, atau kita ingin mendahulukan materi yang kita anggap penting bagi diri kita.
Konsep media pembelajaran interaktif ini sangat baik digunakan, dengan berbantuan
komputer kita dapat belajar secara acak sesuai dengan keinginan kita. Untuk memfasilitasi
proses pembelajaran ini, hyperlink sangat berperan dalam perangkat media yang kita
ciptakan.
g) Mudah digunakan / User Friendly
Mudah digunakan (user friendly) merupakan hal yang berat dan penting dalam penilaian
pembelajaran berbasis komputer, karena keseluruhan bahan perangkat lunak tidak dapat
dilihat secara fisik.
Mudah digunakan (user freindly) menjadi hal yang utama dan penting dalam proses
pembelajaran yang berbantuan komputer, yang pada kenyataanya semua meteri yang hendak
disampaikan tidak dapat dilihat secara nyata. Sehingga dalam penyusunanya perlu
diperhatikan yang berupa petunjuk dengan bahasa yang mudah, jelas, tepat, dan ringkas. Jika
hal ini tidak perhatikan Pengguna akan mudah tersesat saat mengunakan perangkat lunak
pembelajaran, dan tidak dapat bergerak kebagian lain (Merrill et al. 1996). Oleh sebab itu
setiap bagian pilihan perlu disediakan sub menu yang menghubungkan aktifitas pilihan yang
spesifik berdasarkan topik topik yang dipilih.
nb. blog ini adalah wadah belajar menulis saya, ada beberapa kalimat atau paragrap yang saya
copas dari blog lain. mohon maaf kepada sobat yan blognya saya copas.