SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PUSAT SUMBER BELAJAR 
8 Mei 
A. Pengertian 
1. Sumber belajar 
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk 
belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, 
teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah 
segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83) 
menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan 
oleh si pembelajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber 
belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar 
yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. 
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain 
maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar 
guru kecenderungan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber 
belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984), bahwa dari sekian 
banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga 
diperkuat oleh suatu hasil penelitian mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa 
banyak sumber belajar diperpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui 
penggunaannya. Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga 
masih bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain 
termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran 
guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar 
kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. 
Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson 
dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment 
in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”. 
Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah 
kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung 
pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar 
sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat 
alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat 
menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran. 
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta 
didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru 
dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber 
belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber 
belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber 
belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) 
Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari 
sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori
belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan 
pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. 
Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses komunikasi dalam proses 
belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi pendidikan, (2) 
mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang 
ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, (3) 
memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana cara 
memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran 
bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang 
dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal. 
2. Pusat Sumber Belajar 
Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian 
terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses 
dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu dibentuklah Pusat 
Sumber Belajar. Timbulnya pusat sumber belajar dimungkinkan pula oleh pertumbuhan 
berikutnya yang berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan 
belajar non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan kebutuhan, 
misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan sebagainya. 
Menurut Sukorini (Warsito,2008:215) Pusat sumber belajar merupakan tempat di mana 
berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu 
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran. Merril dan Drob 
berpendapat bahwa Pusat sumber belajar merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang 
berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan (Warsito, 
2008:215). Dengan demikian, Pusat sumber belajar merupakan sarana untuk mengelola dan 
mengembangkan sumber belajar. Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media 
center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan 
pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan 
kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru untuk 
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber 
belajar dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar. 
Pembentukan Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah lingkungan dalam 
mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor pendukung 
siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang nyaman. Dengan adanya Pusat sumber 
belajar, siswa bisa diorientasikan untuk melakukan proses belajar di tempat tersebut. Dengan 
demikian, pusat sumber belajar yang sudah disetting sedemikian rupa agar memberikan 
kenyamanan pada penggunanya, dapat membantu siswa dalam proses belajar. Pengembangan 
sistem pembelajaran menuntut peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dengan 
memberikan penekanan pada aktivitas siswa dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat 
sumber belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu. 
Ada beberapa contoh yang merupakan pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan, 
laboratorium, taman belajar dan yang lainnya. 
B. Tujuan dan Fungsi PSB
Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, 
yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar 
yang memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di sinilah letak 
hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem 
pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam pusat sumber belajar 
dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam 
proses pembelajaran. 
Secara umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas dan 
efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal 
ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan 
kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), 
yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban 
institusional yang direncanakan lainnya. 
Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk : 
(1) menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas 
tradisional. (2) Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk 
mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya. (3) Memberikan 
pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan 
sistem pembelajaran yang ada. (4) Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar 
mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses 
pembelajaran. (5) Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media 
pendidikan. (6) Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan 
berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien (7) Menyediakan pelayanan 
produksi bahan ajar. (8) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desai fasilitas sumber 
belajar. (9) Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. (10) 
Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan. (11) Membantu dalam 
pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya. (12) Menyediakan pelayanan 
evaluasi untuk membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran. 
Dari uraian tujuan khusus di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar mempunyai peranan 
yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses 
pembelajaran. Dengan demikian dari awal hendaklah selalu kita sadari bahwa pusat sumber 
belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam 
peralatan dan bahan pengajaran. 
Misi yang pertama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem pembelajaran 
terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan 
belajar dan mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat sumber belajar, 
termasuk pengadaan, pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk 
mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut. 
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar mempunyai fungsi 
dan kegiatan sebagai berikut : 
1. Fungsi pengembangan sistem intruksional 
Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di 
dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan 
efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi :
(1) Perencanaan kurikulum 
(2) Identifikasi pilihan program pembelajaran 
(3) Seleksi peralatan dan bahan 
(4) Perkiraan biaya 
(5) Pelatihan bagi tenaga pengajar 
(6) Perencanaan program 
(7) Prosedur evaluasi 
(8) Revisi program 
1. Fungsi informasi 
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan informasi, baik untuk keperluan 
pribadi maupun untuk keperluan usahanya. Ada beberapa macam sumber informasi, seperti 
pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan 
sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga 
sedikit, maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya 
lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika 
lebih banyak lagi, harus menggunakan data base computer. 
1. Fungsi pelayanan media 
Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan 
pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (1) Sistem 
penggunaan media untuk kelompok besar. (2) Sistem penggnaan media untuk kelompok 
kecil. (3) Fasilitas dan program belajar sendiri (individual). (4) Pelayanan perpustakaan 
media/bahan pengajaran. (5) Pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi. (6) 
Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan 
1. Fungsi produksi 
Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat 
diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (1) Penyimpanan karya seni asli 
(original atwork) untuk tujuan pembelajaran. (2) Produksi transparansi untuk OHP. (3) 
Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi. (4) Pelayanan 
reproduksi fotografi. (5) Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman. (6) 
Pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan system radio dan televisi di kampus. 
1. Fungsi administratif 
Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat 
tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan 
melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa 
kegiatan sebagai berikut : (1) Supervisi personalia untuk media; (2) Pengembangan koleksi
media untuk program pembelajaran; (3) Pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas 
baru; (4) Pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi; (5) Pemeliharaan kelangsungan 
pelayanan produksi bahan pembelajaran; (6) Penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan 
bahan, peralatan, dan fasilitas. 
Kelima fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas merupakan fungsi dan 
kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilakasanakan oleh 
pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan program pembelajaran, fasilitas, 
peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber belajar yang 
bersangkutan. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa kelima fungsi diatas akan selalu 
dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk 
memajukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-kegiatan 
nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya 
pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar. 
C. Perencanaan PSB 
1. Langkah-Langkah Pengembangan PSB. 
Menurut Mayer, pengembangan PSB berdasarkan pada empat hal, yaitu : (a) Berorientasi 
pada peserta didik yang belajar atau berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada peserta 
didik; (b) Desentralisasi, yaitu penempatan bahan-bahan yang berbentuk media. perangkat 
lunak dan keras tersebut disebarkan dimana saja sepanjang proses belajar dapat dilayani, 
seperti pusat-pusat belajar, didalam kelas, atau digunakan perorangan dirumah; (c) Bahan-bahan 
belajar diproduksi dan dipeliara secara lokal; (d) Program media dikembangkan secara 
terintegrasi dalam proses intruksional. 
1. Sedangkan prinsip pengembangannya, yaitu dapat mencapai tujuan pembelajaran, 
sesuai dengan karakteristik peseta didik, dan memberikan kemudahan bagi peserta 
didik dalam belajar. 
2. Strategi pengembangan PSB dilaksanakan secara bertahap, yaitu: 
1) Melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan PSB disatuan pendidikan. 
Pengembangan PSB diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan ini merupakan suatu 
kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data berbagai sumber 
informasi untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya terjadi (ideal) 
dengan keadaan yang senyatanya terjadi (reality). Langkah-langkah dalam kegiatan analisis 
kebutuhan meliput tiga tahap, sebagai berikut : (a) Perancangan, meliputi penentuan fokus 
analisis kebutuhan penentuan teknik pengumpulan data, dan pengembangan intrumen; (b) 
Pelaksanaan, yaitu melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik; (c) pengumpulan data 
dan instumen yang telah ditentukan dalam perancangan dan menganalisisnya; (d) Pelaporan, 
yaitu melaporkan hasil analisis kebutuhan tersebut. Isi dari laporan tersebut adalah sumber-sumber 
belajar yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 
2) Mengembangkan sarana fisik PSB berdasarkan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan. 
Pengalaman menunjukkan, banyak PSB yang sudah berdiri lambat laun mengalami 
kemunduran (menjadi tidak fungsional lagi) dikarenakan semata-mata kurangnya perawatan 
dan upaya untuk memperbaharui sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, ada 
baiknya dalam mengembangkan PSB perlu diperhatikan hal-hal berikut : (a)
Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB yang berorintasi kepada lima fungsi yang ada di 
PSB; (b) Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB tidak semata-mata berorintasi pada 
pencapaian tujuan, tetapi juga untuk pencapaian benitif; (c) Mengembangkan sarana dan 
fasilitas PSB yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. 
3) Mengembangkan program-program PSB yang berorientasi pada pencapaian tujuan, 
sosial, dan benifit. Identifikasi terhadap kebutuhan SDM, program, dan sarana penunjang 
PSB ini mengacu kepada lima bidang yang ada dalam PSB. Identifikasi sengaja difokuskan 
pada standar kebutuhan minimal masing-masing bidang. Hal ini dimaksudkan untuk 
memberikan gambaran, bahwa untuk mengembangan suatu PSB dapat dilakukan secara 
bertahap dengan SDM, program, dan sarana yang terbatas. Sehingga dalam setiap satuan 
pendidikan dapat dengan segera mewujudkan PSB ditempatnya masing-masing. Sebagai 
contoh untuk mengoperasikan kegiatan PSB agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, 
minimal diperlukan SDM Profesional dengan kualitas tertentu yaitu media profesional dan 
instruksional designer. 
D. Pengelolaan PSB 
PSB pada pendidikan tinggi maupun di sekolah memiliki kewajiban membantu semua 
anggota yang mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977). Prinsip-prinsip Pengelolaan PSB 
adalah sebagai berikut : 
1. Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi 
Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut: Laporan-laporan yang diterima dikirim ke 
unit fasilitas yang menggunakan sistem komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk 
penerbitannya. Sebagai data dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm, 
microfiche atau fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan 
sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas. 
1. Prinsip Pengelolaan Pelayanan 
Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pelayanan di PSB antara lain adalah : 
1. Koleksi, dibina untuk dilayangkan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana 
pengembangan serta pengaturannya 
2. Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan 
gedung dan lainnya 
3. Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi, 
ataupun asisten teknisi 
4. Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar, 
mahasiswa atau umum. 
Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau masing-masing berdiri sendiri tanpa kerja sama 
yang baik, maka pelayanan tidak dapat tercipta sebgaimana mestinya. Untuk itu diperlukan 
pelayanan dengan karakteristik berikut : 
1) Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah dimengerti oleh 
pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri.
2) Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan pelengkap dengan variasi sedikit 
mungkin. 
3) Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak ada keterlambatan dalam pelayanan 
pengunjung. 
1. Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional 
Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan instruksional secara umum adalah menolong 
jurusan, staff pengajar secara individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk 
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi : 
1) Perencanaan kurikulum 
2) Identifikasi pilihan program instruksional 
3) Seleksi peralatan dan bahan 
4) Perkiraan biaya 
5) Penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar 
6) Perencanaan program 
7) Prosedur evaluasi 
8) Revisi program 
Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki kompetensi dalam 
bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki 
pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan 
menguasai bidang evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus 
dimiliki oleh pengembang instruksional antara lain adalah : memilih proyek pengembangan 
instruksional, menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi 
instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan 
instruksional. 
1. Prinsip Pengelolaan Produksi 
Fungsi produksi berkaitan dengan penyediaan materi instruksional yang tidak dapat diperoleh 
melalui sumber komersial. Hal ini meliputi : 
1) Penyiapan karya seni asli untuk tujuan instruksional, 
2) Produksi transparansi, produksi fotografi, 
3) Pelayanan reproduksi fotografi, 
4) Pemograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara,
5) Pemograman, pemeliharaan dan pengembangan sistem televisi kampus. Penjelasan 
tentang produksi ini meliputi keterampilan produksi grafis, audio, fotografi (diam), film 
(bergerak), tv dan video dan kombinasi. 
Adapun tahapan dalam pengelolaan produksi ini adalah : 
(1) Pengidentifikasian dan analsis masalah komunikasi 
(2) Perancangan dan produksi pesan 
(3) Pengadministrasian fasilitas dan personalia produksi media 
E. Pemanfaatan PSB 
Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar (Seels and 
Richey, 1994:14). Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: (1) Media sebagai 
teknologi mesin; (2) Media sebagai tutor ; (3) Media sebagai pengubah perilaku ;(4) Media 
sebagai pemotivasi belajar ; (5) Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah. 
Pengertian sumber belajar adalah apa saja (orang, bahan, alat, teknik, lingkungan) yang 
mendukung serta memungkinkan memberikan kemudahan dan kelancaran terjadinya belajar, 
serta memungkinkan terjadinya interaksi antara pemelajar dengan sumber belajar tersebut. 
Dengan memperhatikan pengertian dan tujuan yang telah disampaikan di atas, maka sumber 
belajar memiliki beberapa pemanfaatan diantaranya adalah: (a) Sumber belajar dapat 
meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jelas, yaitu dapat mempercepat laju belajar 
yang dialami oleh peserta didik sehingga setidaknya dapat mengurangi beban guru dalam 
proses penyajian materi dan informasi, hal ini mengakibatkan guru dapat lebih banyak 
membina dan mengembangkan gairah belajar serta waktu yang digunakan pun relatif lebih 
sedikit; (b) Sumber belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih 
individual (c) Sumber belajar dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap 
pembelajaran; (d) Sumber belajar dapat memungkinkan belajar secara seketika, yaitu sumber 
belajar dapat mengurangi kesenjangan pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan 
realitas yang sifatnya kongkrit dan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung; (e) 
Sumber belajar dapat memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas. 
Penentuan seorang guru dalam pemanfaat penggunaan sumber belajar secara umum, yaitu; 
(1) ekonomis atau biaya, misalnya overhead (OHP) beserta transparannya, video/tv beserta 
kassetnya dan sebagainya; (b) Teknisi (tenaga), misalnya mengoperasikan slide, video tipe, 
laboratorium, dan sebagainya; (c) Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, 
mudah dilaksanakan, dan tidak begitu langka; (d) Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang 
dimanfaatkan sebagai sumber belajar tidak bersifat paku dan paten, tapi harus mudah 
dikembangkan, dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi 
faktor lain; (e) Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran 
lainnya; (f) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar; 
(g) Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya peserta didik; (h) Sesuai 
dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang atau sedang dilaksanakan.
Memanfaatkan Tablet Untuk Kreativiatas 
31 Jan 
Saat ini tablet sudah menjadi alat komunikasi kedua setelah handphone, perkembanganyapun 
luar biasa cepatnya. dari anak sekolah hingga eksekutif memiliki alat komunikasi ini. tetapi 
dari sekian banyak yang memiliki tablet, rata-rata mereka menggunakan tabletnya hanya 
untuk browsing, facebook, dan game. 
sebenanya tablet memiliki sumber daya dan kemampuan yang sangat bagus, terutama untuk 
kalangan pelajar, mahasiswa, pendidik atau orang-orang yang hobinya menulis. nah untuk 
mengetahui hal-hal apa saja yang mampu diberikan oleh tablet saya akan berbagi pengalaman 
tentang software-sofware yang saya gunakan ditablet saya guna menunjang keseharian saya, 
jangan khwatir software-software ini gratis kok.. download aja di playstore. oke mari kita 
mulai aja: 
1. freenote >>>>> sofware tulisan bebas maupun ketik menggunakan keyboard 
software ini sangat bermanfaat untuk membuat tulisan bebas atau juga untuk membuat 
catatan belajar kita, dengan kelebihan: 
1. memiliki model yang unik, gabungan antara tulisan tangan dan keyboard 
2. ada ruang khusus untuk menulis sehingga ukuran tulisan kita serasi. 
3. untuk menulis, gambar, foto, video, multimedia deh… 
4. memiliki kalender dan jurnal untuk kegiatan kita sehari-hari 
ini screen picturenya 
2. Mindomo (mind mapping) >>>>> software untuk curah ide 
software ini memberikan kebebasan kepada kita untuk menuangkan ide-ide yang kita miliki. 
menuangkannya langsung pada peta pikiran, mengubahnya menjadi presentasi yang menarik, 
berbagi dengan relasi kita, dan dapat dibagikan dengan cloud yang kita miliki. 
Mindomo mindmap menyediakan wadah yang sangat berguna, dimana kita bisa 
berkolaborasi dengan orang lain dengan berbagi ide dan bekerjasama dalam menuangkan 
peta pikiran secara langsung. Tak peduli dimana kita berada, kita dapat menuangkan ide-ide 
kreatif kita dengan mudah melalui mindomo ii. 
kelebihan fitur-fitur yang di miliki Mindomo:
menarik 
- presentasi Interaktif langsung dari peta pikiran kita 
– Pemetaan yang tak terbatas dan folder yang dapat diedit, dibagikan dan diekspor 
mobile 
- kerja secara Offline dan sync 
– Sinkronisasi 
– Kolaborasi dalam waktu yang bersamaan 
menyenangkan 
- Beberapa layout (melingkar, konsep, org bagan) 
– pengolahan Peta dengan menambahkan ikon , warna, gaya dan tema 
– Gambar embedding pada topik mindmap 
– Visualisasi catatan, link atau tugas pada topik 
– memiliki fungsi Kendali, fungsi membatalkan dan Redo 
screen shoot: 
untuk sementara ini dulu yang bisa saya bagikan semoga ada manfaatnya, lain waktu saya 
share aplikasi-aplikasi yang berguna dan menarik.
Pembelajaran Aktif. Kreatif dan 
Menyenangkan (PAKEM) 
30 Jan 
Pembelajaran masa sekarang ini sudah sepantasnya dilaksanakan dalam kondisi yang 
mendukung bagi pelaksanaan pembelajaran baik itu guru ataupun siswa. Di sekolah dasar 
selama ini telah dikembangkan pola pembelajaran yang menyenang dan menarik (joyful 
learning), namun pembelajaran ini bukan hanya sekedar menarik dan menyenangkan tetapi 
juga harus membawa perubahan yang bermakna. 
Pembelajaran akan bermakna jka ada keterkaitan antara pengetahuan dengan keterampilan 
(lesson point) yang didapat oleh murid dan juga pendidik disetiap wktu pembelajaran. 
Lesson poin akan berhasil jika pembelajaran menarik sehingga meninggalkan kesan yang 
bermakna, berkesan dan bermakna jika proses pembelajaran melibatkan lima indera dan 
kegiatan yang menarik. 
A. Mengapa PAKEM 
Sejatinya belajar merupakan proses perubahan dari individu, dan pelaksanaan cenderung 
individual, meskipun mayoritas kelas di susun secara klasikal tetapi guru dalam proses 
mengajar tetap harus memperhatikan sescara individual, sebab setiap anak memiliki kekhasan 
sendiri, dan memiliki tingkat perkembangannya sendiri. 
Kedua, di masa sekolah dasar , belajar merupakan proses bersosialisasi, belajar secara 
bersama dan memecahkan masalah bersama akan saling menunjang dan saling 
membelajarkan. 
Ketiga, proses pembelajaran sepantasnya didesain dengan suasana yang menarik, kondusif, 
dan menyenangkan, yang pada akhirnya peserta didik akan lebih siap dalam proses 
pembelajaran. 
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar sepanjang 
hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut. 
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar harus 
bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis, dalam suasana 
yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru. 
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi 
Pembelajaran ( teaching —- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar harus 
berlangsung terus menerus dengan perbaikan-perbaikan pada setiap tahapnya (continous 
improvement) 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pakem merupakan pembelajaran yang didesain 
sedemikian rupa sehingga membentuk anak didik yang lebih aktif, mampu mengembangkan
kreativitas sehingga memperoleh hasil pembelajaran yang efektif namun tetap menarik dan 
menyenangkan. 
Selain itu dengan pelaksanaan PAKEM dapat diciptakan lingkungan belajar yang 
mendukung dan bermakna yang mampu menciptakan siswa yan terampil, berpengetahuan 
dan sikap untuk hidup. 
B. Ciri Pembelajaran PAKEM 
Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan multi 
media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan 
lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu 
logika, kinestika, estetika dan etika. 
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif 
pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan menyenangkan. 
C. Komponen Utama PAKEM 
1. Kurikulum dan perangkatnya 
2. Sarana dan prasarana yang diperlukan 
3. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya 
4. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel 
5. Didukung penilaian yang berkelanjutan 
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan dalam 
menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global. Juga perlu dukungan secara aktif dari peran 
serta masyarakat dan sistem manajemen berbasis sekolah 
D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan 
1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan 
guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan 
spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada 
percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera 
terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu datar walaupun 
wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan kebesaran Tuhan 
menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh sebab itu perlu dijaga 
kelestariannya. 
2. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan dan 
menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan rencana, maka 
perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk 
mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas 
pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam pelaksanaannya di 
kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk 
belajar. Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa 
lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala perilaku 
manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam.
Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh 
manusia dan sebagainya. 
3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal 
yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran 
mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. 
Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir 
pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan disini bukan 
sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan 
siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil 
latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku. Kemudian barulah kita simpulkan 
sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa 
kekurangan dan kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang 
berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. 
4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar 
menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya. 
Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. 
Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner 
motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan 
mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan, 
Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih Olah 
Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga. 
Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba 
dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan 
potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, 
menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan. 
Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun, 
walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasuk pemerintah 
haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa 
dapat terbentuk. 
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan belajar 
lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan 
lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful 
dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja. 
Bagaimana dengan reward and punishment ? Tentu saja penghargaan, apapun bentuknya 
mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan direncanakan 
dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya 
ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan 
kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di berikan jika 
melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua 
warga kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan 
bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, 
memecahkan masalah dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan 
memberikan beban mental.
Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian semua 
siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari guru atau 
hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh 
sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih 
disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama. 
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga 
bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan 
gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis. 
Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspek-aspek 
tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada peluang untuk 
diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang dominan pada pembelajaran 
suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap 
pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut 
diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan 
utuh sesuai kemampuannya, sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya. 
Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari Pembelajaran 
seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya setiap pembelajaran harus berbasis pada 
kehidupan. 
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai. Pertama 
substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya, 
yang kita kenal sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua, Personal 
Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja dalam 
teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis, menghargai pendapat orang 
lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika dan sebagainya
Lesson Study 
22 Jan 
Lesson study adalah metode konvensional di jepang selama berabad-abad, yang telah 
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi implikasi yang efektif di akhir tahun 1970. 
Metode berbasih praktik tersebut untuk mengembangkan profesionalisme guru dan sikap 
saling belajar dengan metode praktik sebenarnya didalam kelas dan dilakukan oleh para guru 
itu sendiri. Lesson studi di bagi menjadi tiga bagian: perencanaan(plan), observasi(do), dan 
refleksi (see). Dalam sesi perencanaan, guru ataupun sekelompok guru merencanakan suatu 
pembelajaran; satu orang melaksankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah 
dibuat, sedangkang rekan-rekan yang lain melakukan observasi; dan selanjutnya guru yang 
mengajar bersama-sama melakukan refleksi atas pembelajaran yang diamati, untuk lebih 
jelasnya akan diuraikan dibawah ini. 
Tahapan-tahapan lesson study 
Plan 
Pada tahap perencanaan (plan) beberapa bagian penting yang perlu didokumentasikan adalah 
kegiatan sebagai berikut: (1). prasurvei yang dimaksudkan untuk mengetahui secara detail 
kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud 
melakukan perbaikan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan 
prasurvai karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat 
dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan 
kemajuan siswa, sarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru 
yang sudah akan mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.Diagnosis yang dilakukan oleh 
guru lain yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan sasaran kegiatan. Mereka perlu 
melakukan diagnosis atau dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu 
permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, akan 
dapat ditentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi 
pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya lesson study. (3) 
Perencanaan kegiatan, dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu 
perencanaan 
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun 
rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan lesson study. Sementara itu, 
perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari tahapn kegiatan ke 
tahapan berikutnya. Oleh karena itu dalam perencanaan khusus ini tiap kali dapat dilakukan 
perencanan ulang (replanning). Hal–hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan 
pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media
dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir 
sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar. 
Bagi seorang guru tahapan perencanaan ini penting dalam upayanya untuk memperbaiki 
dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, guru dituntut 
keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai 
sisi – sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang 
dikelolanya . dengan kata lain guru garus mampu merefleksi, merenung, serta berpikir balik, 
mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka 
mengidentifikasi sisi –sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan ini terbuka 
peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan – kelemahan praktek pembelajaran yang 
selama ini selalu dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secara 
maksimal potensi lesson study bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya 
sedini mungkin merasakan adanya persoalan – persoalan dalam proses pembelajaran. 
Dengan kata lain permasalahan yang diangkat dalam lesson study harus benar–benar 
merupakan masalah–masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang 
dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan apalagi ditentukan oleh pihak luar. 
Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, 
interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa. 
Hal-hal yang perlu dipersiapkan 
 Rancangan pelaksanaan pembelajaran(RPP) 
 Lembar kerja siswa (LKS) 
Siapa yang merencana 
Cara I: 
Suatu pembelajaran direncanakan melalui pembahasan bersama di antara para peserta mulai 
dari awal sampai akhir. RPP adalah hasil bersama dari semua peserta yang hadir. 
Cara II: 
Seorang guru buka-kelas membuat konsep RPP terlebih dahulu dan selanjutnya memberi 
kesempatan bagi para peserta lain mengkaji konsep tersebut. Sebagai contoh, seorang guru 
buka-kelas bisa mengawali diskusi dengan teman sejawat yang lain dengan mengatakan, “Ini 
adalah konsep RPP saya. Tujuannya adalah…” 
Pemilihan guru model
Gladi bersih 
Jika gladi bersih di pergunakan untuk mencoba RPPnya terlebih dahulu, sebaiknya tidak 
menggunakan kelas buka. 
Do (open class) 
Kegiatan do yang dimaksud di sini adalah aktivitas guru model (dalam melaksanakan 
pembelajaran sesuai dengan perencanaan (Plan). Jika rencana sudah matang, maka tahapan 
berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses 
pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang 
biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, para pengamat mengamati 
proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan pelaksanaan 
pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau alat bantu pembelajaran, dan 
akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan pengamatan dan 
mencatatnya secara cermat. 
Dalam kelas yang dibuka, ada dua hal utama yang perlu diamati: 
1) Apakah setiap siswa benar-benar mengikuti pembelajaran 
Pada saat mengamati suatu pelajaran, pertama, pengamat harus memperhatikan apakah ada 
siswa yang terlihat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, dan mengapa dia seperti itu. 
2) kualitas pembelajaran siswa. 
Hal penting lain yang harus anda perhatikan adalah kualitas pembelajaran. Misalnya, bila 
anda sedang melihat sebuah kelas yang sangat aktif, yaitu saat para siswa mengerjakan LKS 
atau menguji coba tugas tertentu. Kelas tersebut terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, Anda 
perlu bertanya: Apakah kelas ini menjamin pemahaman dan pembelajaran siswa dengan 
baik? Tidakkah tugas tersebut terlalu mudah bagi para siswa? Apakah LKS tersebut bisa 
mencapai tujuan pembelajaran? Apakah percobaan yang dirancang sungguh-sungguh dapat 
membantu para siswa untuk memahami topik tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu berkaitan 
dengan kualitas pembelajaran. Para pengamat harus mengajukan pertanyaan tersebut dalam 
pengamatan mereka. 
Beberapa aturan dasar bagi para pengamat
 Pengamat harus menjaga ketenangan dan tidak ribut mulai dari awal sampai akhir pelajaran. 
 Pengamat harus berada dalam ruang kelas ketika mengamati siswa. 
 Pengamat harus menahan diri untuk tidak mengajari ataupun berbicara kepada siswa ketika 
 mengamati pelajaran. 
 Pengamat diharapkan dapat memetik pelajaran berharga dari kelas yang mereka amati serta 
 menerapkannya di kelas masing-masing. 
See (Refleksi) 
Mendiskusikan dan Menganalisis Hasil Observasi 
Open class yang sudah dilaksanan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hasil diskusi dan 
analisis tersebut dapat dijadikan sebagi bahan masukan untuk perbaikan. sehingga open class 
menjadi lebih sempurna. Diskusi dan analisis tentang open class hendaknya memuat tentang: 
1) refleksi instruktur. 
2) latar belakang anggota kelompok, 
3) presentasi tentang data open class, 
4) diskusi umum, 
5) komentar dari pihak luar. 
Ada beberapa catatan dalam diskusi dan analisis, yaitu (1) guru yang mengajar open class 
agar diberi kesempatan yang pertama untuk mengemukakan kesulitan yang dialami dalam 
implementasi secara aktual di kelas, (2) pelajaran yang disajikan agar dipandang sebagai 
milik bersama group lesson study, (3) instruktur/kelompok guru yang menyusun rencana 
open class agar menjelaskan mengapa mereka menyusun rencana seperti itu, (4) diskusi harus 
difokuskan pada data/fenomena/fakta yang diamati dan dicatat oleh para pengamat, dan (5) 
diskusi dan analisis open class agar dilakukan segera pada hari yang sama setelah open class 
diimplementasikan. 
Refleksi dan Penyempurnaan 
Dalam merefleksikan lesson study, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: 
1) mengkaji apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa 
yang masih perlu diperbaiki karena tida sesuai dengan renacana, 
2) apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson study?, 
3) apakah anggota kelompok lesson study yang lain ingin menguji-cobakan pelajaran ini 
pada kelas mereka sendiri?, 
4) apa yang berguna bagi anggota kelompok tentang lesson study yang telah dikerjakan 
bersama?,
5) apakah lesson study dapat membantu mengembangkan pengetahuan anggota kelompo 
tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa?, 
6) apakah tujuan lesson study menarik bagi semua anggota kelompok?, 
7) apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan berguna dalam aktivita lesson 
study?, dan apakah pihak luar (di luar anggota kelompok) merasa memperoleh informasi dan 
tergugah untuk terlibat? 
nah demikian sedikit artiket tentang lesson study. 
nb. di rangkum dari : 
1. brosur Pelita JICA 
2. Panduan Lesson Study bagi MGMP/KKG 
3. dari beberapa blog yang membahas LS
Media pembelajaran multimedia interaktif 
yang baik. 
21 Jan 
Media pembelajaran multimedia interaktif yang baik. 
Dalam menyusun perangkat pembelajaran multimedia interaktif, perlu diperhatikan hal-hal 
yang dapat membuat proses pembelajaran yang lebih mengasikkan sehingga dapat menarik 
minat dan motivasi belajar para penggunanya, baik itu pelajar atau pengguna pembelajaran 
interaktif tersebut. 
Pembelajaran dengan multimedia interaktif merupakan satu proses yang bukan hanya sekadar 
satu penggunaan teknologi, bahkan dapat menyediakan potensi pembelajaran baru kepada 
pengguna (Stemler 1997). Norhasim et al. (1996) menyatakan bahwa kriteria perangkat lunak 
pembelajaran yang baik adalah kefleksibelannya, mudah diupdate, isi atau content bahan 
yang berkaitan, kesahihan dan mudah digunakan (User Friendly). Menurut Merril et al. 
(1996) terdapat empat kategori utama dalam kriteria persembahan yaitu format layar, 
navigasi, mudah digunakan dan interaktif. Adapun pembeuatan perangkat lunak 
pembelajaran yang baik harus terdiri dari beberapa hal sebagai berikut : 
a) Tujuan Pembelajaran 
Tujuan pembelajaran merupakan hal yang utama dan isinya menyampaikan hal yang perlu 
diperhatikan untuk menjelaskan bahwa pembelajaran telah terlaksana. Pernyataan tujuan 
mempunyai dampak secara langsung terhadap penilaian pembelajaran siswa atau penbelajar 
individu 
Menyampaikan tujuan (obyektif) pembelajaran merupakan salah satu hal yang disarankan 
oleh gagne (1985) dari sembilan langkah- langkah pengajaran sehingga dapat membuat 
media pembelajaran interaktif kita lebih berkesan. 
b) Isi / Content 
Isi/content dari media pembelajaran interaktif harus diperhatikan karena isi ini yang 
menentukan hasil dari pembelajaran interaktif yang kita buat. 
Isi dari pembelajaram interaktif harus mengikuti tuntutan dan pedoman kurikulum dan 
standar mutu pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah (Merill et al. 1996) 
Materi-materi yang di masukkan sebagai content harus memperhatikan urutan dan cakupan 
pembelajaran yang alami. 
c) Navigasi
Navigasi merujuk pada cara bagaimana pengguna bergerak dalam suatu program 
pembelajaran yaitu mengetahui pada posisi mana dia berada (Alessi dan Trollip 2001). 
Navigasi dibutuhkan untuk memandu dan mengarahkan pelajar supaya mudah untuk 
mengambil informasi yang diinginkan 
Stemler (1997) menyatakan lokasi item navigasi perlu konsisten pada keseluruhan program 
supaya pengguna tidak mencari-cari tombol navigasi. 
d) Interaktif 
Komputer memiliki banyak kelebihan sebagai media penyampaian pembelajaran hal ini 
dikarenakan sifat komputer yang memiliki keemampan interaktif. 
Perangkat pembelajaran interkatif di buat dengan tujuan untuk mempermudah pelajar atau 
pengguna, oleh sebab itu petunjuk-petunjuk dalam pembelajaran interaktif diusahakan 
semudah mungkin sehingga dapat dihasilkan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan 
keperluan pelajar atau pengguna. 
Kelebihan-kelebihan penggunaan pembelajarani interaktif yang utama adalah memberikan 
kebebasan pelajar atau pengguna dalam proses pembelajaran baik waktu belajar, memilih 
materi yang disukainya terlebih dahulu, dan yang terpenting adalah meninggkatkan kognitif 
pelajar atau pengguna. 
e) Antar Muka/inteface. 
Untuk mempermudah proses pembelajaran denga metode multimedia interaktif perlu 
diperhatikan desain antarmuka dari pembelajaran interaktif, karena antar muka adalah tempat 
berkomunikasinya antara pelajar dan media pembelajaran. 
Desain antarmuka menentukan tingkat penguasaan pelajar atau pengguna terhadap media 
belajar interaktif, semakin user freindly antar muka semakin mudah diakses oleh pelajar atau 
pengguna. 
Menurut Alessi dan Trollip (2001) untuk mendapatkan komunikasi antara program perangkat 
lunak dengan penguna, layar komputer, dan desainnya, keyboard dan mouse merupakan alat 
utama yang digunakan. 
f) Hiperlink 
Menurut wikipedia indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Hyperlink ) “pranala atau 
hipertaut (Inggris: hyperlink) adalah sebuah acuan dalam dokumen hiperteks (hypertext) ke 
dokumen yang lain atau sumber lain. Seperti halnya suatu kutipan di dalam literatur. 
Dikombinasikan dengan sebuah jaringan data dan sesuai dengan protokol akses, sebuah 
komputer dapat diminta untuk memperoleh sumber yang direferensikan. 
Hyperlink pada media pembelajaran interaktif digunakan untuk menghubungkan konten-konten 
yang ada, sehingga konten-konten tersebut terintergrasi menjadi satu kesatuan.
Hyperlink dengan kreatif menghubungkan unsur-unsur yang yang berbeda pada suatu 
multimedia. Contohnya saat ada gambar diklik lalu akan tampak paparan yang menjelaskan 
tentang gambar tersebut (Microsoft Coorporation 2003). 
Pada aplikasi multimedia seperti video atau buku merupakan media pembelajaran yang linier, 
dimana sudah diatur pembuka, isi dan penutup. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran 
harus runtut tidak bisa melompat dari materi satu ke materi yang lain. Sedangkan saat 
memproses informasi otak kita cenderung acak. 
Dalam proses pembelajaran ada saatnya kita ingin melompat dari materi satu ke materi yang 
lain, atau kita ingin mendahulukan materi yang kita anggap penting bagi diri kita. 
Konsep media pembelajaran interaktif ini sangat baik digunakan, dengan berbantuan 
komputer kita dapat belajar secara acak sesuai dengan keinginan kita. Untuk memfasilitasi 
proses pembelajaran ini, hyperlink sangat berperan dalam perangkat media yang kita 
ciptakan. 
g) Mudah digunakan / User Friendly 
Mudah digunakan (user friendly) merupakan hal yang berat dan penting dalam penilaian 
pembelajaran berbasis komputer, karena keseluruhan bahan perangkat lunak tidak dapat 
dilihat secara fisik. 
Mudah digunakan (user freindly) menjadi hal yang utama dan penting dalam proses 
pembelajaran yang berbantuan komputer, yang pada kenyataanya semua meteri yang hendak 
disampaikan tidak dapat dilihat secara nyata. Sehingga dalam penyusunanya perlu 
diperhatikan yang berupa petunjuk dengan bahasa yang mudah, jelas, tepat, dan ringkas. Jika 
hal ini tidak perhatikan Pengguna akan mudah tersesat saat mengunakan perangkat lunak 
pembelajaran, dan tidak dapat bergerak kebagian lain (Merrill et al. 1996). Oleh sebab itu 
setiap bagian pilihan perlu disediakan sub menu yang menghubungkan aktifitas pilihan yang 
spesifik berdasarkan topik topik yang dipilih. 
nb. blog ini adalah wadah belajar menulis saya, ada beberapa kalimat atau paragrap yang saya 
copas dari blog lain. mohon maaf kepada sobat yan blognya saya copas.

More Related Content

What's hot

Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
NASuprawoto Sunardjo
 
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
Operator Warnet Vast Raha
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
SMK Negeri 6 Malang
 
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.pptAksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
LusiPermataAmiraPutr
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
wigati_isye
 

What's hot (20)

PPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar MengajarPPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar Mengajar
 
MATERI PENYUSUNAN RPP
MATERI PENYUSUNAN RPPMATERI PENYUSUNAN RPP
MATERI PENYUSUNAN RPP
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKANSTRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
 
KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI GURUKOMPETENSI GURU
KOMPETENSI GURU
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
14. rpp 5 volume bangun ruang
14. rpp 5 volume bangun ruang14. rpp 5 volume bangun ruang
14. rpp 5 volume bangun ruang
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
 
PARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUMPARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUM
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
Ppt silabus KTSP
Ppt silabus KTSPPpt silabus KTSP
Ppt silabus KTSP
 
AKSI NYATA 2 MERUMUSKAN PEMAHAMAN BERMAKNA.pptx
AKSI NYATA 2 MERUMUSKAN PEMAHAMAN BERMAKNA.pptxAKSI NYATA 2 MERUMUSKAN PEMAHAMAN BERMAKNA.pptx
AKSI NYATA 2 MERUMUSKAN PEMAHAMAN BERMAKNA.pptx
 
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
Alat penilaian kemampuan guru (apkg 1 dan 2) 2
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.pptAksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
Aksi Nyata Topik 3 _ Perencanaan Pembelajaran SMP_Paket B_000.ppt
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
PPT Bahasa Indonesia.pdf
PPT Bahasa Indonesia.pdfPPT Bahasa Indonesia.pdf
PPT Bahasa Indonesia.pdf
 
laporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhanalaporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhana
 

Similar to Pusat sumber belajar

ppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
ppt belajar dan pembelajaran 6.pptxppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
ppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
rahuli3
 
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikanKonsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Rusdi Rustandi
 
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Fattia Rakhmalianni
 

Similar to Pusat sumber belajar (20)

uts inovasi pembelajaran.pptx
uts inovasi pembelajaran.pptxuts inovasi pembelajaran.pptx
uts inovasi pembelajaran.pptx
 
Bahan ups 2
Bahan ups 2Bahan ups 2
Bahan ups 2
 
Tugas Media Pembelajaran
Tugas Media PembelajaranTugas Media Pembelajaran
Tugas Media Pembelajaran
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia KurniawatiSumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
Sumber Belajar sebagai Komponen Media Pembelajaran-Nia Kurniawati
 
Tugas kelompok
Tugas kelompokTugas kelompok
Tugas kelompok
 
Modul Media Pembelajaran
 Modul Media Pembelajaran Modul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paudBuku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
Buku ajar-pengemb-bahan-ajar-paud
 
Book
Book Book
Book
 
Kelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media PembelajaranKelompok 10 Media Pembelajaran
Kelompok 10 Media Pembelajaran
 
Materi PPSB 2018
Materi PPSB 2018Materi PPSB 2018
Materi PPSB 2018
 
PPT SUMBER BELAJAR KEL.1.pptx
PPT SUMBER BELAJAR KEL.1.pptxPPT SUMBER BELAJAR KEL.1.pptx
PPT SUMBER BELAJAR KEL.1.pptx
 
Pendekatan Belajar Berbasis Aneka Sumber
Pendekatan Belajar Berbasis Aneka SumberPendekatan Belajar Berbasis Aneka Sumber
Pendekatan Belajar Berbasis Aneka Sumber
 
ppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
ppt belajar dan pembelajaran 6.pptxppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
ppt belajar dan pembelajaran 6.pptx
 
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt VideoTugas Media Pembelajaran ppt Video
Tugas Media Pembelajaran ppt Video
 
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikanKonsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
 
Pusat pengembangan media
Pusat pengembangan mediaPusat pengembangan media
Pusat pengembangan media
 
PKP Bab 2
PKP Bab 2 PKP Bab 2
PKP Bab 2
 
Jawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genapJawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genap
 
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
 

Pusat sumber belajar

  • 1. PUSAT SUMBER BELAJAR 8 Mei A. Pengertian 1. Sumber belajar Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si pembelajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderungan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984), bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga diperkuat oleh suatu hasil penelitian mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa banyak sumber belajar diperpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga masih bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran. Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori
  • 2. belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi pendidikan, (2) mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, (3) memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal. 2. Pusat Sumber Belajar Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu dibentuklah Pusat Sumber Belajar. Timbulnya pusat sumber belajar dimungkinkan pula oleh pertumbuhan berikutnya yang berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan sebagainya. Menurut Sukorini (Warsito,2008:215) Pusat sumber belajar merupakan tempat di mana berbagai jenis sumber belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran. Merril dan Drob berpendapat bahwa Pusat sumber belajar merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan kurikulum dan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan (Warsito, 2008:215). Dengan demikian, Pusat sumber belajar merupakan sarana untuk mengelola dan mengembangkan sumber belajar. Pusat sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber belajar dalam proses pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar. Pembentukan Pusat sumber belajar juga didasari oleh pentingnya sebuah lingkungan dalam mendukung proses belajar siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor pendukung siswa dalam belajar adalah kondisi lingkungan yang nyaman. Dengan adanya Pusat sumber belajar, siswa bisa diorientasikan untuk melakukan proses belajar di tempat tersebut. Dengan demikian, pusat sumber belajar yang sudah disetting sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan pada penggunanya, dapat membantu siswa dalam proses belajar. Pengembangan sistem pembelajaran menuntut peningkatan efektifitas kegiatan belajar mengajar dengan memberikan penekanan pada aktivitas siswa dimana kegiatan belajar di kelas dan pusat sumber belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terpadu. Ada beberapa contoh yang merupakan pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan, laboratorium, taman belajar dan yang lainnya. B. Tujuan dan Fungsi PSB
  • 3. Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan pengembangan sistem pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam proses pembelajaran. Secara umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional yang direncanakan lainnya. Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk : (1) menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas tradisional. (2) Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya. (3) Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan sistem pembelajaran yang ada. (4) Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar mengenai pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. (5) Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media pendidikan. (6) Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien (7) Menyediakan pelayanan produksi bahan ajar. (8) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desai fasilitas sumber belajar. (9) Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. (10) Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan. (11) Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya. (12) Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran. Dari uraian tujuan khusus di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan demikian dari awal hendaklah selalu kita sadari bahwa pusat sumber belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam peralatan dan bahan pengajaran. Misi yang pertama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem pembelajaran terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar dan mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat sumber belajar, termasuk pengadaan, pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan misi tersebut. Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar mempunyai fungsi dan kegiatan sebagai berikut : 1. Fungsi pengembangan sistem intruksional Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi :
  • 4. (1) Perencanaan kurikulum (2) Identifikasi pilihan program pembelajaran (3) Seleksi peralatan dan bahan (4) Perkiraan biaya (5) Pelatihan bagi tenaga pengajar (6) Perencanaan program (7) Prosedur evaluasi (8) Revisi program 1. Fungsi informasi Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan informasi, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan usahanya. Ada beberapa macam sumber informasi, seperti pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan sebagainya. Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga sedikit, maka bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya lebih banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika lebih banyak lagi, harus menggunakan data base computer. 1. Fungsi pelayanan media Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (1) Sistem penggunaan media untuk kelompok besar. (2) Sistem penggnaan media untuk kelompok kecil. (3) Fasilitas dan program belajar sendiri (individual). (4) Pelayanan perpustakaan media/bahan pengajaran. (5) Pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi. (6) Pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan 1. Fungsi produksi Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (1) Penyimpanan karya seni asli (original atwork) untuk tujuan pembelajaran. (2) Produksi transparansi untuk OHP. (3) Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi. (4) Pelayanan reproduksi fotografi. (5) Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman. (6) Pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan system radio dan televisi di kampus. 1. Fungsi administratif Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : (1) Supervisi personalia untuk media; (2) Pengembangan koleksi
  • 5. media untuk program pembelajaran; (3) Pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru; (4) Pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi; (5) Pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi bahan pembelajaran; (6) Penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan, peralatan, dan fasilitas. Kelima fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas merupakan fungsi dan kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilakasanakan oleh pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan program pembelajaran, fasilitas, peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber belajar yang bersangkutan. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa kelima fungsi diatas akan selalu dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk memajukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-kegiatan nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar. C. Perencanaan PSB 1. Langkah-Langkah Pengembangan PSB. Menurut Mayer, pengembangan PSB berdasarkan pada empat hal, yaitu : (a) Berorientasi pada peserta didik yang belajar atau berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik; (b) Desentralisasi, yaitu penempatan bahan-bahan yang berbentuk media. perangkat lunak dan keras tersebut disebarkan dimana saja sepanjang proses belajar dapat dilayani, seperti pusat-pusat belajar, didalam kelas, atau digunakan perorangan dirumah; (c) Bahan-bahan belajar diproduksi dan dipeliara secara lokal; (d) Program media dikembangkan secara terintegrasi dalam proses intruksional. 1. Sedangkan prinsip pengembangannya, yaitu dapat mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan karakteristik peseta didik, dan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam belajar. 2. Strategi pengembangan PSB dilaksanakan secara bertahap, yaitu: 1) Melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan PSB disatuan pendidikan. Pengembangan PSB diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan ini merupakan suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya terjadi (ideal) dengan keadaan yang senyatanya terjadi (reality). Langkah-langkah dalam kegiatan analisis kebutuhan meliput tiga tahap, sebagai berikut : (a) Perancangan, meliputi penentuan fokus analisis kebutuhan penentuan teknik pengumpulan data, dan pengembangan intrumen; (b) Pelaksanaan, yaitu melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik; (c) pengumpulan data dan instumen yang telah ditentukan dalam perancangan dan menganalisisnya; (d) Pelaporan, yaitu melaporkan hasil analisis kebutuhan tersebut. Isi dari laporan tersebut adalah sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. 2) Mengembangkan sarana fisik PSB berdasarkan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan. Pengalaman menunjukkan, banyak PSB yang sudah berdiri lambat laun mengalami kemunduran (menjadi tidak fungsional lagi) dikarenakan semata-mata kurangnya perawatan dan upaya untuk memperbaharui sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, ada baiknya dalam mengembangkan PSB perlu diperhatikan hal-hal berikut : (a)
  • 6. Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB yang berorintasi kepada lima fungsi yang ada di PSB; (b) Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB tidak semata-mata berorintasi pada pencapaian tujuan, tetapi juga untuk pencapaian benitif; (c) Mengembangkan sarana dan fasilitas PSB yang berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. 3) Mengembangkan program-program PSB yang berorientasi pada pencapaian tujuan, sosial, dan benifit. Identifikasi terhadap kebutuhan SDM, program, dan sarana penunjang PSB ini mengacu kepada lima bidang yang ada dalam PSB. Identifikasi sengaja difokuskan pada standar kebutuhan minimal masing-masing bidang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran, bahwa untuk mengembangan suatu PSB dapat dilakukan secara bertahap dengan SDM, program, dan sarana yang terbatas. Sehingga dalam setiap satuan pendidikan dapat dengan segera mewujudkan PSB ditempatnya masing-masing. Sebagai contoh untuk mengoperasikan kegiatan PSB agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, minimal diperlukan SDM Profesional dengan kualitas tertentu yaitu media profesional dan instruksional designer. D. Pengelolaan PSB PSB pada pendidikan tinggi maupun di sekolah memiliki kewajiban membantu semua anggota yang mengunjunginya (Merrill & Drob : 1977). Prinsip-prinsip Pengelolaan PSB adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Pengelolaan Pusat Informasi Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut: Laporan-laporan yang diterima dikirim ke unit fasilitas yang menggunakan sistem komputer (puskom) dan mengadakan persiapan untuk penerbitannya. Sebagai data dikirim ke unit reproduksi dokumen untuk dibuat microfilm, microfiche atau fotocopy untuk selanjutnya dikirim ke pusat-pusat referensi tiap fakultas dan sebagian lagi di cetak di percetakan Universitas. 1. Prinsip Pengelolaan Pelayanan Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya pelayanan di PSB antara lain adalah : 1. Koleksi, dibina untuk dilayangkan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana pengembangan serta pengaturannya 2. Fasilitas, bagaimana ragam layanan, sistem, aturan layanan, lokasi penempatan gedung dan lainnya 3. Pelayan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi, ataupun asisten teknisi 4. Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar, mahasiswa atau umum. Ketiadaan salah satu komponen di atas, atau masing-masing berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik, maka pelayanan tidak dapat tercipta sebgaimana mestinya. Untuk itu diperlukan pelayanan dengan karakteristik berikut : 1) Mudah dimengerti, menggunakan car yang mudah dimengerti oleh pengunjung/pemakai maupun oleh petugas itu sendiri.
  • 7. 2) Efisiensi dan ekonomis, menggunakan bahan pelengkap dengan variasi sedikit mungkin. 3) Kelambatan yang minimal, mengusahakan tidak ada keterlambatan dalam pelayanan pengunjung. 1. Prinsip Pengelolaan Pengembangan Instruksional Fungsi PSB sebagai pengembangan bahan instruksional secara umum adalah menolong jurusan, staff pengajar secara individual di dalam membuat rancangan dan pemilihan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, hal ini meliputi : 1) Perencanaan kurikulum 2) Identifikasi pilihan program instruksional 3) Seleksi peralatan dan bahan 4) Perkiraan biaya 5) Penataran tentang pengembangan sistem instruksional bagi staf pengajar 6) Perencanaan program 7) Prosedur evaluasi 8) Revisi program Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus, memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan menguasai bidang evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus dimiliki oleh pengembang instruksional antara lain adalah : memilih proyek pengembangan instruksional, menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan instruksional. 1. Prinsip Pengelolaan Produksi Fungsi produksi berkaitan dengan penyediaan materi instruksional yang tidak dapat diperoleh melalui sumber komersial. Hal ini meliputi : 1) Penyiapan karya seni asli untuk tujuan instruksional, 2) Produksi transparansi, produksi fotografi, 3) Pelayanan reproduksi fotografi, 4) Pemograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman pita suara,
  • 8. 5) Pemograman, pemeliharaan dan pengembangan sistem televisi kampus. Penjelasan tentang produksi ini meliputi keterampilan produksi grafis, audio, fotografi (diam), film (bergerak), tv dan video dan kombinasi. Adapun tahapan dalam pengelolaan produksi ini adalah : (1) Pengidentifikasian dan analsis masalah komunikasi (2) Perancangan dan produksi pesan (3) Pengadministrasian fasilitas dan personalia produksi media E. Pemanfaatan PSB Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar (Seels and Richey, 1994:14). Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: (1) Media sebagai teknologi mesin; (2) Media sebagai tutor ; (3) Media sebagai pengubah perilaku ;(4) Media sebagai pemotivasi belajar ; (5) Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah. Pengertian sumber belajar adalah apa saja (orang, bahan, alat, teknik, lingkungan) yang mendukung serta memungkinkan memberikan kemudahan dan kelancaran terjadinya belajar, serta memungkinkan terjadinya interaksi antara pemelajar dengan sumber belajar tersebut. Dengan memperhatikan pengertian dan tujuan yang telah disampaikan di atas, maka sumber belajar memiliki beberapa pemanfaatan diantaranya adalah: (a) Sumber belajar dapat meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jelas, yaitu dapat mempercepat laju belajar yang dialami oleh peserta didik sehingga setidaknya dapat mengurangi beban guru dalam proses penyajian materi dan informasi, hal ini mengakibatkan guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar serta waktu yang digunakan pun relatif lebih sedikit; (b) Sumber belajar dapat memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual (c) Sumber belajar dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran; (d) Sumber belajar dapat memungkinkan belajar secara seketika, yaitu sumber belajar dapat mengurangi kesenjangan pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit dan memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung; (e) Sumber belajar dapat memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas. Penentuan seorang guru dalam pemanfaat penggunaan sumber belajar secara umum, yaitu; (1) ekonomis atau biaya, misalnya overhead (OHP) beserta transparannya, video/tv beserta kassetnya dan sebagainya; (b) Teknisi (tenaga), misalnya mengoperasikan slide, video tipe, laboratorium, dan sebagainya; (c) Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan, dan tidak begitu langka; (d) Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar tidak bersifat paku dan paten, tapi harus mudah dikembangkan, dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi faktor lain; (e) Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran lainnya; (f) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar; (g) Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya peserta didik; (h) Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang atau sedang dilaksanakan.
  • 9. Memanfaatkan Tablet Untuk Kreativiatas 31 Jan Saat ini tablet sudah menjadi alat komunikasi kedua setelah handphone, perkembanganyapun luar biasa cepatnya. dari anak sekolah hingga eksekutif memiliki alat komunikasi ini. tetapi dari sekian banyak yang memiliki tablet, rata-rata mereka menggunakan tabletnya hanya untuk browsing, facebook, dan game. sebenanya tablet memiliki sumber daya dan kemampuan yang sangat bagus, terutama untuk kalangan pelajar, mahasiswa, pendidik atau orang-orang yang hobinya menulis. nah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mampu diberikan oleh tablet saya akan berbagi pengalaman tentang software-sofware yang saya gunakan ditablet saya guna menunjang keseharian saya, jangan khwatir software-software ini gratis kok.. download aja di playstore. oke mari kita mulai aja: 1. freenote >>>>> sofware tulisan bebas maupun ketik menggunakan keyboard software ini sangat bermanfaat untuk membuat tulisan bebas atau juga untuk membuat catatan belajar kita, dengan kelebihan: 1. memiliki model yang unik, gabungan antara tulisan tangan dan keyboard 2. ada ruang khusus untuk menulis sehingga ukuran tulisan kita serasi. 3. untuk menulis, gambar, foto, video, multimedia deh… 4. memiliki kalender dan jurnal untuk kegiatan kita sehari-hari ini screen picturenya 2. Mindomo (mind mapping) >>>>> software untuk curah ide software ini memberikan kebebasan kepada kita untuk menuangkan ide-ide yang kita miliki. menuangkannya langsung pada peta pikiran, mengubahnya menjadi presentasi yang menarik, berbagi dengan relasi kita, dan dapat dibagikan dengan cloud yang kita miliki. Mindomo mindmap menyediakan wadah yang sangat berguna, dimana kita bisa berkolaborasi dengan orang lain dengan berbagi ide dan bekerjasama dalam menuangkan peta pikiran secara langsung. Tak peduli dimana kita berada, kita dapat menuangkan ide-ide kreatif kita dengan mudah melalui mindomo ii. kelebihan fitur-fitur yang di miliki Mindomo:
  • 10. menarik - presentasi Interaktif langsung dari peta pikiran kita – Pemetaan yang tak terbatas dan folder yang dapat diedit, dibagikan dan diekspor mobile - kerja secara Offline dan sync – Sinkronisasi – Kolaborasi dalam waktu yang bersamaan menyenangkan - Beberapa layout (melingkar, konsep, org bagan) – pengolahan Peta dengan menambahkan ikon , warna, gaya dan tema – Gambar embedding pada topik mindmap – Visualisasi catatan, link atau tugas pada topik – memiliki fungsi Kendali, fungsi membatalkan dan Redo screen shoot: untuk sementara ini dulu yang bisa saya bagikan semoga ada manfaatnya, lain waktu saya share aplikasi-aplikasi yang berguna dan menarik.
  • 11. Pembelajaran Aktif. Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) 30 Jan Pembelajaran masa sekarang ini sudah sepantasnya dilaksanakan dalam kondisi yang mendukung bagi pelaksanaan pembelajaran baik itu guru ataupun siswa. Di sekolah dasar selama ini telah dikembangkan pola pembelajaran yang menyenang dan menarik (joyful learning), namun pembelajaran ini bukan hanya sekedar menarik dan menyenangkan tetapi juga harus membawa perubahan yang bermakna. Pembelajaran akan bermakna jka ada keterkaitan antara pengetahuan dengan keterampilan (lesson point) yang didapat oleh murid dan juga pendidik disetiap wktu pembelajaran. Lesson poin akan berhasil jika pembelajaran menarik sehingga meninggalkan kesan yang bermakna, berkesan dan bermakna jika proses pembelajaran melibatkan lima indera dan kegiatan yang menarik. A. Mengapa PAKEM Sejatinya belajar merupakan proses perubahan dari individu, dan pelaksanaan cenderung individual, meskipun mayoritas kelas di susun secara klasikal tetapi guru dalam proses mengajar tetap harus memperhatikan sescara individual, sebab setiap anak memiliki kekhasan sendiri, dan memiliki tingkat perkembangannya sendiri. Kedua, di masa sekolah dasar , belajar merupakan proses bersosialisasi, belajar secara bersama dan memecahkan masalah bersama akan saling menunjang dan saling membelajarkan. Ketiga, proses pembelajaran sepantasnya didesain dengan suasana yang menarik, kondusif, dan menyenangkan, yang pada akhirnya peserta didik akan lebih siap dalam proses pembelajaran. Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut. Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis, dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru. Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi Pembelajaran ( teaching —- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar harus berlangsung terus menerus dengan perbaikan-perbaikan pada setiap tahapnya (continous improvement) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pakem merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga membentuk anak didik yang lebih aktif, mampu mengembangkan
  • 12. kreativitas sehingga memperoleh hasil pembelajaran yang efektif namun tetap menarik dan menyenangkan. Selain itu dengan pelaksanaan PAKEM dapat diciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan bermakna yang mampu menciptakan siswa yan terampil, berpengetahuan dan sikap untuk hidup. B. Ciri Pembelajaran PAKEM Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika, estetika dan etika. Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan menyenangkan. C. Komponen Utama PAKEM 1. Kurikulum dan perangkatnya 2. Sarana dan prasarana yang diperlukan 3. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya 4. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel 5. Didukung penilaian yang berkelanjutan Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global. Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem manajemen berbasis sekolah D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan 1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya. 2. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan rencana, maka perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber, bahan dan sarana untuk belajar. Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam.
  • 13. Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan sebagainya. 3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku. Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. 4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga. Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasuk pemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk. Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja. Bagaimana dengan reward and punishment ? Tentu saja penghargaan, apapun bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan direncanakan dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.
  • 14. Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama. Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis. Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspek-aspek tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada peluang untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya, sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari Pembelajaran seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan. Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai. Pertama substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya, yang kita kenal sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua, Personal Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja dalam teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis, menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika dan sebagainya
  • 15. Lesson Study 22 Jan Lesson study adalah metode konvensional di jepang selama berabad-abad, yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi implikasi yang efektif di akhir tahun 1970. Metode berbasih praktik tersebut untuk mengembangkan profesionalisme guru dan sikap saling belajar dengan metode praktik sebenarnya didalam kelas dan dilakukan oleh para guru itu sendiri. Lesson studi di bagi menjadi tiga bagian: perencanaan(plan), observasi(do), dan refleksi (see). Dalam sesi perencanaan, guru ataupun sekelompok guru merencanakan suatu pembelajaran; satu orang melaksankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sedangkang rekan-rekan yang lain melakukan observasi; dan selanjutnya guru yang mengajar bersama-sama melakukan refleksi atas pembelajaran yang diamati, untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini. Tahapan-tahapan lesson study Plan Pada tahap perencanaan (plan) beberapa bagian penting yang perlu didokumentasikan adalah kegiatan sebagai berikut: (1). prasurvei yang dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud melakukan perbaikan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvai karena berdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan kemajuan siswa, sarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru yang sudah akan mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.Diagnosis yang dilakukan oleh guru lain yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan sasaran kegiatan. Mereka perlu melakukan diagnosis atau dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, akan dapat ditentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya lesson study. (3) Perencanaan kegiatan, dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan lesson study. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari tahapn kegiatan ke tahapan berikutnya. Oleh karena itu dalam perencanaan khusus ini tiap kali dapat dilakukan perencanan ulang (replanning). Hal–hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media
  • 16. dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar. Bagi seorang guru tahapan perencanaan ini penting dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, guru dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi – sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya . dengan kata lain guru garus mampu merefleksi, merenung, serta berpikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi –sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan ini terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan – kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini selalu dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secara maksimal potensi lesson study bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin merasakan adanya persoalan – persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain permasalahan yang diangkat dalam lesson study harus benar–benar merupakan masalah–masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu dipersiapkan  Rancangan pelaksanaan pembelajaran(RPP)  Lembar kerja siswa (LKS) Siapa yang merencana Cara I: Suatu pembelajaran direncanakan melalui pembahasan bersama di antara para peserta mulai dari awal sampai akhir. RPP adalah hasil bersama dari semua peserta yang hadir. Cara II: Seorang guru buka-kelas membuat konsep RPP terlebih dahulu dan selanjutnya memberi kesempatan bagi para peserta lain mengkaji konsep tersebut. Sebagai contoh, seorang guru buka-kelas bisa mengawali diskusi dengan teman sejawat yang lain dengan mengatakan, “Ini adalah konsep RPP saya. Tujuannya adalah…” Pemilihan guru model
  • 17. Gladi bersih Jika gladi bersih di pergunakan untuk mencoba RPPnya terlebih dahulu, sebaiknya tidak menggunakan kelas buka. Do (open class) Kegiatan do yang dimaksud di sini adalah aktivitas guru model (dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan (Plan). Jika rencana sudah matang, maka tahapan berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan proses pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini, para pengamat mengamati proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran, sampai dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau alat bantu pembelajaran, dan akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para pengamat melakukan pengamatan dan mencatatnya secara cermat. Dalam kelas yang dibuka, ada dua hal utama yang perlu diamati: 1) Apakah setiap siswa benar-benar mengikuti pembelajaran Pada saat mengamati suatu pelajaran, pertama, pengamat harus memperhatikan apakah ada siswa yang terlihat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, dan mengapa dia seperti itu. 2) kualitas pembelajaran siswa. Hal penting lain yang harus anda perhatikan adalah kualitas pembelajaran. Misalnya, bila anda sedang melihat sebuah kelas yang sangat aktif, yaitu saat para siswa mengerjakan LKS atau menguji coba tugas tertentu. Kelas tersebut terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, Anda perlu bertanya: Apakah kelas ini menjamin pemahaman dan pembelajaran siswa dengan baik? Tidakkah tugas tersebut terlalu mudah bagi para siswa? Apakah LKS tersebut bisa mencapai tujuan pembelajaran? Apakah percobaan yang dirancang sungguh-sungguh dapat membantu para siswa untuk memahami topik tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu berkaitan dengan kualitas pembelajaran. Para pengamat harus mengajukan pertanyaan tersebut dalam pengamatan mereka. Beberapa aturan dasar bagi para pengamat
  • 18.  Pengamat harus menjaga ketenangan dan tidak ribut mulai dari awal sampai akhir pelajaran.  Pengamat harus berada dalam ruang kelas ketika mengamati siswa.  Pengamat harus menahan diri untuk tidak mengajari ataupun berbicara kepada siswa ketika  mengamati pelajaran.  Pengamat diharapkan dapat memetik pelajaran berharga dari kelas yang mereka amati serta  menerapkannya di kelas masing-masing. See (Refleksi) Mendiskusikan dan Menganalisis Hasil Observasi Open class yang sudah dilaksanan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hasil diskusi dan analisis tersebut dapat dijadikan sebagi bahan masukan untuk perbaikan. sehingga open class menjadi lebih sempurna. Diskusi dan analisis tentang open class hendaknya memuat tentang: 1) refleksi instruktur. 2) latar belakang anggota kelompok, 3) presentasi tentang data open class, 4) diskusi umum, 5) komentar dari pihak luar. Ada beberapa catatan dalam diskusi dan analisis, yaitu (1) guru yang mengajar open class agar diberi kesempatan yang pertama untuk mengemukakan kesulitan yang dialami dalam implementasi secara aktual di kelas, (2) pelajaran yang disajikan agar dipandang sebagai milik bersama group lesson study, (3) instruktur/kelompok guru yang menyusun rencana open class agar menjelaskan mengapa mereka menyusun rencana seperti itu, (4) diskusi harus difokuskan pada data/fenomena/fakta yang diamati dan dicatat oleh para pengamat, dan (5) diskusi dan analisis open class agar dilakukan segera pada hari yang sama setelah open class diimplementasikan. Refleksi dan Penyempurnaan Dalam merefleksikan lesson study, hal-hal yang perlu dilakukan adalah: 1) mengkaji apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa yang masih perlu diperbaiki karena tida sesuai dengan renacana, 2) apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson study?, 3) apakah anggota kelompok lesson study yang lain ingin menguji-cobakan pelajaran ini pada kelas mereka sendiri?, 4) apa yang berguna bagi anggota kelompok tentang lesson study yang telah dikerjakan bersama?,
  • 19. 5) apakah lesson study dapat membantu mengembangkan pengetahuan anggota kelompo tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa?, 6) apakah tujuan lesson study menarik bagi semua anggota kelompok?, 7) apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan berguna dalam aktivita lesson study?, dan apakah pihak luar (di luar anggota kelompok) merasa memperoleh informasi dan tergugah untuk terlibat? nah demikian sedikit artiket tentang lesson study. nb. di rangkum dari : 1. brosur Pelita JICA 2. Panduan Lesson Study bagi MGMP/KKG 3. dari beberapa blog yang membahas LS
  • 20. Media pembelajaran multimedia interaktif yang baik. 21 Jan Media pembelajaran multimedia interaktif yang baik. Dalam menyusun perangkat pembelajaran multimedia interaktif, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat membuat proses pembelajaran yang lebih mengasikkan sehingga dapat menarik minat dan motivasi belajar para penggunanya, baik itu pelajar atau pengguna pembelajaran interaktif tersebut. Pembelajaran dengan multimedia interaktif merupakan satu proses yang bukan hanya sekadar satu penggunaan teknologi, bahkan dapat menyediakan potensi pembelajaran baru kepada pengguna (Stemler 1997). Norhasim et al. (1996) menyatakan bahwa kriteria perangkat lunak pembelajaran yang baik adalah kefleksibelannya, mudah diupdate, isi atau content bahan yang berkaitan, kesahihan dan mudah digunakan (User Friendly). Menurut Merril et al. (1996) terdapat empat kategori utama dalam kriteria persembahan yaitu format layar, navigasi, mudah digunakan dan interaktif. Adapun pembeuatan perangkat lunak pembelajaran yang baik harus terdiri dari beberapa hal sebagai berikut : a) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan hal yang utama dan isinya menyampaikan hal yang perlu diperhatikan untuk menjelaskan bahwa pembelajaran telah terlaksana. Pernyataan tujuan mempunyai dampak secara langsung terhadap penilaian pembelajaran siswa atau penbelajar individu Menyampaikan tujuan (obyektif) pembelajaran merupakan salah satu hal yang disarankan oleh gagne (1985) dari sembilan langkah- langkah pengajaran sehingga dapat membuat media pembelajaran interaktif kita lebih berkesan. b) Isi / Content Isi/content dari media pembelajaran interaktif harus diperhatikan karena isi ini yang menentukan hasil dari pembelajaran interaktif yang kita buat. Isi dari pembelajaram interaktif harus mengikuti tuntutan dan pedoman kurikulum dan standar mutu pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah (Merill et al. 1996) Materi-materi yang di masukkan sebagai content harus memperhatikan urutan dan cakupan pembelajaran yang alami. c) Navigasi
  • 21. Navigasi merujuk pada cara bagaimana pengguna bergerak dalam suatu program pembelajaran yaitu mengetahui pada posisi mana dia berada (Alessi dan Trollip 2001). Navigasi dibutuhkan untuk memandu dan mengarahkan pelajar supaya mudah untuk mengambil informasi yang diinginkan Stemler (1997) menyatakan lokasi item navigasi perlu konsisten pada keseluruhan program supaya pengguna tidak mencari-cari tombol navigasi. d) Interaktif Komputer memiliki banyak kelebihan sebagai media penyampaian pembelajaran hal ini dikarenakan sifat komputer yang memiliki keemampan interaktif. Perangkat pembelajaran interkatif di buat dengan tujuan untuk mempermudah pelajar atau pengguna, oleh sebab itu petunjuk-petunjuk dalam pembelajaran interaktif diusahakan semudah mungkin sehingga dapat dihasilkan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan keperluan pelajar atau pengguna. Kelebihan-kelebihan penggunaan pembelajarani interaktif yang utama adalah memberikan kebebasan pelajar atau pengguna dalam proses pembelajaran baik waktu belajar, memilih materi yang disukainya terlebih dahulu, dan yang terpenting adalah meninggkatkan kognitif pelajar atau pengguna. e) Antar Muka/inteface. Untuk mempermudah proses pembelajaran denga metode multimedia interaktif perlu diperhatikan desain antarmuka dari pembelajaran interaktif, karena antar muka adalah tempat berkomunikasinya antara pelajar dan media pembelajaran. Desain antarmuka menentukan tingkat penguasaan pelajar atau pengguna terhadap media belajar interaktif, semakin user freindly antar muka semakin mudah diakses oleh pelajar atau pengguna. Menurut Alessi dan Trollip (2001) untuk mendapatkan komunikasi antara program perangkat lunak dengan penguna, layar komputer, dan desainnya, keyboard dan mouse merupakan alat utama yang digunakan. f) Hiperlink Menurut wikipedia indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Hyperlink ) “pranala atau hipertaut (Inggris: hyperlink) adalah sebuah acuan dalam dokumen hiperteks (hypertext) ke dokumen yang lain atau sumber lain. Seperti halnya suatu kutipan di dalam literatur. Dikombinasikan dengan sebuah jaringan data dan sesuai dengan protokol akses, sebuah komputer dapat diminta untuk memperoleh sumber yang direferensikan. Hyperlink pada media pembelajaran interaktif digunakan untuk menghubungkan konten-konten yang ada, sehingga konten-konten tersebut terintergrasi menjadi satu kesatuan.
  • 22. Hyperlink dengan kreatif menghubungkan unsur-unsur yang yang berbeda pada suatu multimedia. Contohnya saat ada gambar diklik lalu akan tampak paparan yang menjelaskan tentang gambar tersebut (Microsoft Coorporation 2003). Pada aplikasi multimedia seperti video atau buku merupakan media pembelajaran yang linier, dimana sudah diatur pembuka, isi dan penutup. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran harus runtut tidak bisa melompat dari materi satu ke materi yang lain. Sedangkan saat memproses informasi otak kita cenderung acak. Dalam proses pembelajaran ada saatnya kita ingin melompat dari materi satu ke materi yang lain, atau kita ingin mendahulukan materi yang kita anggap penting bagi diri kita. Konsep media pembelajaran interaktif ini sangat baik digunakan, dengan berbantuan komputer kita dapat belajar secara acak sesuai dengan keinginan kita. Untuk memfasilitasi proses pembelajaran ini, hyperlink sangat berperan dalam perangkat media yang kita ciptakan. g) Mudah digunakan / User Friendly Mudah digunakan (user friendly) merupakan hal yang berat dan penting dalam penilaian pembelajaran berbasis komputer, karena keseluruhan bahan perangkat lunak tidak dapat dilihat secara fisik. Mudah digunakan (user freindly) menjadi hal yang utama dan penting dalam proses pembelajaran yang berbantuan komputer, yang pada kenyataanya semua meteri yang hendak disampaikan tidak dapat dilihat secara nyata. Sehingga dalam penyusunanya perlu diperhatikan yang berupa petunjuk dengan bahasa yang mudah, jelas, tepat, dan ringkas. Jika hal ini tidak perhatikan Pengguna akan mudah tersesat saat mengunakan perangkat lunak pembelajaran, dan tidak dapat bergerak kebagian lain (Merrill et al. 1996). Oleh sebab itu setiap bagian pilihan perlu disediakan sub menu yang menghubungkan aktifitas pilihan yang spesifik berdasarkan topik topik yang dipilih. nb. blog ini adalah wadah belajar menulis saya, ada beberapa kalimat atau paragrap yang saya copas dari blog lain. mohon maaf kepada sobat yan blognya saya copas.