Teks tersebut membahas tentang kawasan-kawasan teknologi pendidikan menurut beberapa pandangan. Terdapat lima kawasan utama teknologi pendidikan yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Teks juga menjelaskan pandangan Davies tentang tiga pendekatan teknologi pendidikan yakni perangkat keras, perangkat lunak, dan kombinasi keduanya.
Dewasa ini peranan internet di dalam kehidupan seharian terutamanya masyarakat moden menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan sehingga lahirnya konsep mengenai Internet of Things (IoT). Dari segi istilah dan definisi, Internet of Things (IoT atau Objek Rangkaian Internet) merujuk kepada segala peranti elektronik yang berkomunikasi sesama sendiri melalui internet. IoT juga merujuk kepada perubahan teknologi daripada telefon pintar kepada persekitaran pintar, seperti jam pintar, kereta pintar, rumah pintar malahan boleh seluas bandar pintar. Jika sekarang pengguna sudah lali dengan teknologi yang ditawarkan oleh telefon pintar, pada masa akan datang tumpuan pengguna akan berubah daripada telefon kepada persekitaran.
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Â
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Paradigma ibarat sebuah jendela tempat orang bertolak menjelajahi dunia dengan wawasannya. Sebagian orang menyatakan paradigma (paradigm) sebagai intelektual komitmen, yaitu suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu (Salim, 2001). Namun secara umum menurut Salim (2001) paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ihalauw (dalam Salim, 2001) paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh.
Dewasa ini peranan internet di dalam kehidupan seharian terutamanya masyarakat moden menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan sehingga lahirnya konsep mengenai Internet of Things (IoT). Dari segi istilah dan definisi, Internet of Things (IoT atau Objek Rangkaian Internet) merujuk kepada segala peranti elektronik yang berkomunikasi sesama sendiri melalui internet. IoT juga merujuk kepada perubahan teknologi daripada telefon pintar kepada persekitaran pintar, seperti jam pintar, kereta pintar, rumah pintar malahan boleh seluas bandar pintar. Jika sekarang pengguna sudah lali dengan teknologi yang ditawarkan oleh telefon pintar, pada masa akan datang tumpuan pengguna akan berubah daripada telefon kepada persekitaran.
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Â
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Paradigma ibarat sebuah jendela tempat orang bertolak menjelajahi dunia dengan wawasannya. Sebagian orang menyatakan paradigma (paradigm) sebagai intelektual komitmen, yaitu suatu citra fundamental dari pokok permasalahan dari suatu ilmu (Salim, 2001). Namun secara umum menurut Salim (2001) paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ihalauw (dalam Salim, 2001) paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh.
Similar to Erliani Izza Lestari_2120044_Teknologi Pendidikan-D.pdf (20)
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. Tugas UTS Teknologi Pendidikan
Kawasan Teknologi Pendidikan dan Implementasi Dalam
Pendidikan Secara Nasional
Teknologi Pendidikan Kelas D
Dosen pengampu : Alyan Fatwa, M.Pd
Disusun oleh :
Erliani Izza Lestari (2120044)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
2. A. Pengertian Kawasan Teknologi Pendidikan
Secara etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah kekuasaan atau
bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik dari lahan
lapangan cakupan suatu ilmu. Adapun teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik
secara faktual yang telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber
daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya setiap
teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik
perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan
sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide,
peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek
belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
itu.1
1. Menurut AECT (Association for Educational Communications and
Technology) 1977
Kawasan teknologi Pendidian meliputi kawasan pengelolaan,
pengembangn, dan komponen sitem pembelajaran. Kawasan pengembangan
mencakup penelitian-teori, rancangan, produksi, evaluasi-eleksi, logistik,
pemanfaatan, dan dimensi. Jenis fungsi dalam Tenologi Pendidikan, yakni (1)
fungsi pengembangan pendidikan dan (2) Fungsi pengelolaan pendidikan.
Fungsi pengembangan pendidikan bertujuan menganalisi masalah.
Berdasarkan gambaran umum tentang garapan (fungsi) Teknologi
Pendidikan, tampak bahwa untuk menangani tugas-tugas tersebut diperlukan
pengetahuan dan keterampilan khusus, yang dapat diperoleh dan dikuasai
melalui pendidikan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Namun
demikian, perlu juga dipahami bahwa usaha pemecahan masalah belajar atau
usaha menfasilitasi tindak belajar manusia secara Teknologi Pendidian, tidak
harus dan tidak sealu ditangani oleh Tenologi Pendidikan atau orang-orang yang
secara formal mendapatkan pendidikan di bidang Teknologi Pendidikan.
2. Menurut AECT (Association for Educational Communications and
Technology) 1994
1
Harjali. (2011). Teknologi Pendidikan. Ponorogo:Stain po Press, hlm. 45.
3. Definisi Teknologi Pembelajaran tahun 1994 dirumuskan dengan
berlandaskan lima bidang garapan bagi teknologi pembelajaran, yaitu: Desain,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Evaluasi. Terlihat dengan jelas
bahwa masing-masing kawasan dalam bidang Teknologi Pembelajaran terdiri
dari beberapa komponen atau kategori.
3. Menurut AECT (Association for Educational Communications and
Technology) 2004
Komite Definisi dan Termiologi AECT 2004 menuliskan definisi
Teknologi Pendidikan, definisi tersebut berbunyi “ Educational Technology is
the study and ethical prartice of facilitating learning and inproving performance
by creating using, and managing appropriate technological proses and
resources”. Berdasrkan definisi baru ini, maka kajian kawasan Teknologi
Pendidikan dapat di kembangkan seperti berikut ini.
a. The study and ethical practice
Istilah kajian (study) menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakukan lebih dari sekedar penelitian biasa. Dengan demikian,
komitmen keprofesian sejalan dengan pengembangan ilmu Teknologi
Penddikan itu sendiri.
b. Facilitating learning and improving performance
c. Proses belajar yang difasilitasi dengan berbagai pendekatan dan upaya
penyelenggaraan yang efektif.
d. Creating, using and managing appropirate technological process and
resourcess
Pada definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994 terdapat lima
kawasan utama yakni perancangan, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi. Pada definisi Teknologi Pendidikan tahun
2004, tampak kawasan lebih disederhanakan menjadi creating
(menciptakan), sing (menggunakan/memanfaat- kan), dan managing
(mengelola) proses dan sumber yang secara teknologis sesuai.
Penyederhanaan tersebut tidak berarti bahwa kelima kawasan Teknologi
Pendidikan dalam definisi 1994, tidak diakomondasi dalam definisi 2004.
4. Menurut Davies 1978
4. Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang
garapan atau kawasan teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi
pendekatan perangkat keras (hardware), pendekatan perangkat lunak
(software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan perangkat lunak.
Berikut uraianya: 2
a. Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar
dengan memanfaatkan penggunaan perangkat keras. Penggunaan
perangkat keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi atau proses
mekanistik dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat keras digunakan
untuk menyampaikan dan menyebarkan materi belajar, memproduksi
materi dan seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras,
dalam hal ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV
atau kaset audio, ditargetkan untuk menampung siswa dalam jumlah
yang lebih besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi proses
belajar.
b. Pendekatan perangkat lunak (software)
Teori instruksional membahas cara-cara memperbaiki,
memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul di butuhkan
oleh siswa.
c. Pendekatan perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak
Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis dalam
pendidikan dan kegiatan instruksional. Kerangka pendekatan berada
pada lingkup sistem (system boundary) dengan mencermati seluruh
faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar (PBM). Faktor
tersebut diantaranya siswa (motivasi belajar serta kemamapuan
akademik), guru, lingkungan sekolah, materi atau kurikulum serta tujuan
belajar.
B. Kawasan Teknologi Pendidikan
2
Harjali. (2011). Teknologi Pendidikan. Ponorogo:Stain po Press, hlm. 55-56.
5. Kawasan Teknologi Pembelajaran, dirumuskan berlandaskan lima bidang
garapan dari Teknologi Pembelajaran, yaitu Desain, Pengembangan, Pemanfaatan,
Pengelolaan, Penilaian, dan evaluasi. Keenam hal ini merupakan kawasan (domain)
dari bidang Teknologi Pembelajaran. Dibawah ini akan dijelaskan semua landasan itu
yaitu :
1. Kawasan Desain
Kawasan desain berasal dari psikologi pendidikan. Bagi Reiser dan
Dempsey, dkk, desain dengan teknologi pembelajaran ibarat satu koin, yang
tidak dapat dipisahkan antara ekor dan kepala. Intinya, desain adalah proses
untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi
dan produk. Kawasan desain terdiri atas :
a. Desain Sistem Pembelajaran
Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi
dan sistematis untuk penganalisisan (proses perumusan yang akan
dipelajari); perancangan (proses penjabaran bagaimana cara
mempelajarinya); pengembangan (proses penulisan atau pembuatan
produksi bahan-bahan belajar); pelaksanaan atau aplikasi (pemanfaatan
bahan dan strategi); dan penilaian (proses penentuan ketepatan
pembelajaran).3
Kata desain mempunyai dua makna yaitu tingkat makro
dan tingkat mikro yang keduanya menunjukkan pendekatan sistem dan
langkah pada pendekatan sistem. Desain sistem pembelajaran secara
umum merupakan prosedur linier dan berulang-ulang dimana
permintaan seksama dan konsisten. Karakter proses pada semua langkah
harus dilengkapi dalam hal untuk melayani sebagai pemeriksaaan dan
keseimbangan satu sama lain. Pada desain sistem pembelajaran proses
sangat penting sama seperti produk karena kepercayaan produk
berlandasakan pada proses.4
b. Desain Pesan
Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan agar terjadi komonikasi antara pengirim dan penerima,
3
Dewi Salma Prawiradilaga. (2012). Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, hlm. 49.
4
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya.
Washington DC: Association for Educational Communications and Technology, hlm. 33.
6. dengan memperhatikan prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro seperti: bahan visual,
urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik
baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung
makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,bergantung
dengan jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi
keduanya,( misalnya : suatu potret, film, atau grafik komputer.
c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeliksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu
pembelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi
belajar dan komponen belajara / mengajar. Seorang desainer
menggunakan teori atau komponen strategi pembelajran sebagai prinsip
teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi
pembelajaran bergantung pada situasi belajar.
d. Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang
pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas
proses pembelajrannya. Karakteristik pembelajaran mencakup kedaan
sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara fisikologis yang perlu mendapat
perhatian dari karakteristik pembelajaran yaitu : berkaitan dengan
kemampuannya, baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata
dan kepribadiannya seperti sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek
kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan adalah proses penterjemahan desain dalam
bentuk fisik, didalamnya meliputi : (1) teknologi cetak, (2) teknologi audio
visual, (3) teknologi berbasis kompoter, (4) teknologi terpadu. Kawasan
pengembangan berakar pada produksi media melaui proses yang bertahun-
tahun perubahan dalam kemampuan dalam media ini berakibat pada perubahan
kawasan. Dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks
antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun
srtategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi
karena: (a) pesan yang didorong oleh isi, (b) strategi pembelajaran yang
7. didorong oleh teori,(c) Memenifestasikan fisik dari teknologi perangkat keras,
perangkat lunak dan bahan pelajaran.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Kawasan pemanfaatan sering terkena “imbas” kemajuan teknologi dan
kebijakannya. Banyak pihak yang memiliki ide untuk memanfaatkan apa pun
teknologi untuk dunia pendidikan. Padahal, prosedur pemanfaatan memerlukan
rangkaian kegiatan yang panjang, proses yang memerlukan kerja keras dan
kerja sama pihak terkait, guru, pemerintah, pelaksana di lapangan dan lainnya.
Kawasan pemanfaatan meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,
implementasi dan institusionalisasi, dan kebijakan dan regilasi.
a. Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media ialah penggunaan yang sistematis dari
sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses
pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain
pembelajaran, dalam hal ini, urutan, karakteristik peserta didik,
lingkungan belajar merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan.
b. Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi
yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan difusi inovasi ini
adalah agar suatu medium dapat diterima dan digunakan dalam
pembelajaran sehari-hari, tanpa ada keterpaksaan dari pihak manapun.
Komunikasi yang mulus menjadi kunci dari suatu difusi, dampaknya
adalah perubahan, atau penerimaan suatu inovasi.
c. Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya bukan tersimulasikan.
Pelembagaan adalah penggunaan secara rutin dan pelestar ian dari
inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
Tujuan dari implementasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh
individu dalam oraganisasi. Tujuan dari pelembagaan adalah untuk
mengintregasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi.
d. Kebijakan dan Regulasi
8. Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari
masyarakat atau wakilnya yang mempengaruhi difusi atau penyebaran
dan penggunaan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan
biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi.
Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan
umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi
penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang
berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan
restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber
belajar. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem berasaskan
komputer telah meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang
akan mengadakan adopsi. Faktorfaktor yang mempengaruhi
pemanfaatan diantaranya adalah; sikap pembelajar terhadap teknologi,
tingkat independensi pembelajar, dan faktor lain yang dapat
menghambat dan mendukung media dan materi pembelajaran dalam
konteks yang lebih luas.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan adalah bagian integral dan sering dihadapi oleh para
teknolog pendidikan. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajran
melalui : perencanaa, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.
Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media
dan layanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media
membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program media sekolah ingin
menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan
penggunaan sumber-sumber teknologikal dan kurikulum.
Dengan semakin rumitnya praktik pengelolaan dalam bidang teknologi
pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi.
Keberhasilan system pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya,
karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru dimungkinkan
disedianya cara baru untuk mendapatkan informasi. Kerumitan Pengelolaan
akan semakin meningkat dengan dengan membesarnya usaha sebuah sekolah
kecil menjadi besar.5
5
Sells,B dan Richey,R. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Washington, DC:
9. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Pekerjaan
pengelolaan dimulai dari administrasi pusat media,program media, dan
pelayanan pemanfaatan media. Pengelolaan meliputi:
a) Proyek.
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan
pengendalian proyek desain dan pengembangan suatu produk
pembelajaran tertentu.
b) Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Biasanya
mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal sumber yang ada.
c) Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan,
pemantauan, pengendalian “ cara bagaimana distribusi bahan
pembelajaran diorganisasikan ... hal tersebut merupakan suatu
gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan
informasi pembelajaran kepada peserta didik.
d) Pengelolaan Informasi
Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan
belajar
5. Kawasan Penilaian
Penilaian adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu
produk atau program. Perbaikan dilakukan berdasarkan masukan atau informasi
yang diterima. Masih banyak pihak yang melakukan evaluasi belajar dengan
cara membandingkan kemampuan seorang peserta didik dengan temannya,
seharusnya penilaian yang diharapkan adalah merujuk pada tujuan
pembelajaran. Kawasan penilaian meliputi analisis masalah, pengukuran acuan
patokan, dan penilaian formatif dan sumatif.6
Association for Educational Communications and Technology, hlm. 54-56.
6
Dewi Salma Prawiradilaga. (2012). Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, hlm. 50-54.
10. a. Analisis Masalah.
Analisis masalah Termasuk penentuan sifat dan parameter
masalah dengan menggunakan pengumpulan-informasi dan
pengambilan keputusan strategi. Dalam membuat keputusan. Dengan
demikian upaya evaluasi termasuk identifikasi kebutuhan untuk
menentukan sejauh mana masalah dapat dikelaskan sebagai
pembelajaran, mengindetifikasi kendala, sumber daya, karakteristik
peserta didik, dan menentukan tujuan dan prioritas.7
b. Pengukuran Acuan-Patokan (Criterion-Referenced Measurement).
Kriteria pengukuran penilaian melibatkan teknik untuk
menentukan penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Kriteria referensi penilaian menyediakan informasi tentang
penguasaan seseorang terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan
relatif terhadap tujuan. Kesuksesan pada kriteria referensi penilalan
sering berpedoman pada dapat melakukan suatu kompetensi tertentu.
c. Penilaian Formatif dan Sumatif.
Evaluasi Formatif melibatkan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk
pengembangan lebih lanjut. Evaluasi sumatif melibatkan pengumpulan
informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini untuk
membuat keputusan tentang pemanfaatan. Metode evaluasi sumatif dan
formatif berbeda. Evaluasi formatif tegantug pada teknis (isi) review dan
tutorial, uji coba kelomok kecil atau besar. Metode pengumpulan data
biasanya informal seperti observasi, wawancara dan test pendek.
Evaluasi sumatif dalam bentuk lain membutuhkan prosedur lebih formal
dan metode pengumpulan data. Evaluasi sumatif biasanya studi
perbandingan kelompok dalam desain quasi eksperimen. Keduanya
evaluasi formatif dan suamtif membutuhkan pertimbangan perhatian
untuk menyeimbangkan penilaian kualitatif dan kuantitatif.
6. Kawasan Evaluasi
7
Sells,B dan Richey,R. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Washington, DC:
Association for Educational Communications and Technology, hlm. 61.
11. Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi
pelajaran dan proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem yang
merupakan langkah awal penting dalam pengembangan dan evaluasi isi
pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi selama langkah ini
dilaksanakan.8
C. Implementasi Dalam Pendidikan Secara Nasional
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan
yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Kalau
diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan yang dibuat oleh seorang Insinyur
bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada kertas kalkirnya maka implementasi
yang dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat
tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak sesuai dengan rancangan,
apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasil rancangan akan terjadi
masalah besar dengan bangunan yang telah di buat karena rancangan adalah sebuah
proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna darisisi perancang dan rancangan
itu.9
Implementasi teknologi dalam bidang pendidikan telah berjalan sesuai
perkembangan dan aspeknya. Eric Hasby membagi revolusi dalam pendidikan menjadi
4 yaitu : pertama, saat masyarakat mendeferensiasikan peranan orang dewasa, kedua
digunakan tulisan sebagai sarana pendidikan, ketiga ditemukanya mesin cetak dan
keempat pengunaan teknologin cangih sebagai perkembangan bidang elektronik yaitu
komunikasi.10
Teknologi pendidikan bisa dipandang sebagai suatu produk dan proses,
sebagai suatu produk teknologi pendidikan dapat dipahami karena lebih kongkrit
seperti radio, televise, proyektor, OHP dan sebagainya. Sebagai sebuah proses
teknologi melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai dan
mengelola.
8
Warsita Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya. Jakarta:Rieneka Cipta, hlm.
9
Indah Komisyah. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Teras, hlm. 105.
10
Nasution,N. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara hlm, 45.
12. Teknologi dalam pembelajaran nasional diartikan sebagai mekanisme untuk
mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio, televise, telepon, satelit dan
jaringan komputer. Pengunaan teknologi dalam pembelajaran mengarah pada
pengunaan internet atau jaringan computer. Hal ini di karenakan internet mampu
menyampaikan pesan secara multimedia yaitu teks, suara, video, gambar, sehingga
mempermudahah implementasi teknologi pendidikan. Implementasi teknologi dalam
pendidikan dapat diterapkan sebagai tujuan nasional yaitu :11
a. Pola pendidikan dasar, menengah sebagai pengaruh peningkatan
motivasi dan penguatan pembelajaran di dalam kelas
b. Pada pendidikan tinggi, untuk merangsang dan memotivasi mahasiswa
dalam intlektualnya. Sehingga dapat mengembangkan penelitian dan
pengembangan ilmu teoritis atau terapan.
c. Dalam pendidikan luar biasa, teknologi sebagai alat bantu untuk anak
yang memiliki kelainan
d. Pada penyelengaraan diklat, teknologi sebagai alat bantu untuk
menghasilkan tenaga terampil.
Cara implementasi teknologi pendidikan nasional dalam pembelajaran yaitu:
a. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi,
manajemen, psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem;
b. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan
serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan
saling berkaitan.
c. Menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu
memecahkan masalah belajar;
Implementasi teknologi pendidikan nasional dalam sekolah dilihat dari desain
yaitu menyusun desain bahan pembelajaran terprogram, mengembangkan modul untuk
pembelajaran individual, membuat disain sistem pembelajaran. Dilihat dari sisi
Developmen Pengembangan yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi
berbasis computer, teknologi terpadu. Dilihat dari sisi utility pemanfaatan yaitu media,
11
Hasibuan Nasruddin. (2015). Implementasi Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan Agama Islam.
Logaritma Vol. III. No. 02 Juli
13. divusi inovasi implementasi dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi. Dilihat dari
sisi evaluasi penilaian yaitu analisa masalah, pengukuran beracuan patokan penilaian
formatif penilaian sumatif. 12
Tahapan Implementasi Teknologi Pendidikan Dalam
Proses Pembelajaran.
1) perencanaan pendidikan adalah:
a) Suatu rumusan rancangan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan visi,
misi dan tujuan pendidikan
b) Memuat langkah atau prosedur dalam proses kegiatan untuk mencapai
tujuan pendidikan
c) Merupakan alat kontrol pengendalian perilaku warga satuan pendidikan
(kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah)
d) Memuat rumusan hasil yang ingin dicapai dalam proses layanan
pendidikan kepada peserta didik
e) Menyangkut masa depan proses pengembangan dan pembangunan
pendidikan dalam waktu tertentu yang lebih berkualitas.
2) Pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD).
3) Evaluasi
Dalam impelementasinya teknologi pendidikan juga mengadakan
sebuah evaluasi, dimana evaluasi tersebut adalah suatu proses yang
mencangkup pengukuran dan mungkin juga testing yang juga berisi
pengambilan keputusan tentang nilai.
Manfaat implementasi teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran:13
1) Menyebarkan informasi secara meluas, seragam dan cepat.
2) Membantu, melengkapi dan (dalam hal tertentu) menggantikan tugas guru.
12
Abin, S. Makmun, dkk. (2001). Perencanaan Pembangunan Pendidikan. Depdiknas. Jakarta
13
Setijadi. (1986). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali, hlm. 15
14. 3) Menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengundang partisipasi
masyarakat.
4) Menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
5) Menambah daya tarik untuk belajar.
6) Mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan
sistem tradisional.
7) Meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan: mempercepat tahap
belajar (rate of learning), membantu guru untuk menggunakan waktu secara
baik dan mengurang beban guru dalam menyajikan materi, sehingga akan dapat
banyak membina dan mengembangkan kegairahan pebelajar.
8) Memberi kemungkinan pembelajaran lebih bersifat individual dengan jalan:
mengurangi control guru dan member kesempatan pebelajar berkembang
sesuai dengan kemampuannya.
9) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan:
perencanaan program pembelajaran yang sistematis dan pengembangan bahan
yang dilandasi penelitian perilaku.
D. Hubungan Antar Kawasan Teknologi Pendidikan
Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi.
Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada
pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan
pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat
sinergik, saling melengkapi. Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang
sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :
Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik
pembelajar.
1) Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan
komputer dan teknologi terpadu lainnya.
2) Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya
meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan,
15. implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan
kebijakan dan regulasi pendidikan.
3) Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi
pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem
penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
4) Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan
meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi
formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1) Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain
bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan
ditunjukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan.
2) Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang
bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan
desain, seperti teori desain system pembelajaran dan desain pesan.
3) Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan
memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian
maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.
16. DAFTAR PUSTAKA
Abin, S. Makmun, dkk. (2001). Perencanaan Pembangunan Pendidikan. Depdiknas.
Jakarta.
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya. Washington DC: Association for Educational Communications and
Technology.
Dewi Salma Prawiradilaga. (2012). Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Harjali. (2011). Teknologi Pendidikan. Ponorogo: Stain po Press.
Hasibuan Nasruddin. (2015). Implementasi Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan
Agama Islam. Logaritma, Vol. III. No. 02 Juli.
Indah Komisyah. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Nasution,N. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Setijadi. (1986). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
Warsita Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya. Jakarta:
Rieneka Cipta.