SlideShare a Scribd company logo
1 of 311
Download to read offline
TUGAS
PENGANTAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN

OLEH KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ANDRI SAPUTRA
ROMI DWISYAHRI
DELLA DENADA
MUSTIKA RIZANA
MENTARI ELVA
DELLIATI
SEPTA PRATIWI

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari ―PENGANTAR
TEKNOLOGI PENDIDIKAN‖.
Tujuan utama adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan, serta untuk melatih dan
membiasakan diri untuk pendalaman materi.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
Drs. Syafril,M.Pd. dan Dra.Eldarni,M.Pd. selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam
pembuatan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun dengan laporan
ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun kepada semua pihak
supaya menjadi pembelajaran bagi penulis.
Akhir kata, secara pribadi penulis berharap supaya laporan ini bisa memberikan manfaat
khususnya bagi penulis, umumya bagi pembaca. Terimakasih.

Padang,

Desember 2013

Penulis

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Bab I Hakikat Teknologi Pendidikan ....................................................................... 1
a. Pengertian Teknologi Pendidikan
b. Beberapa defenisi TP
c. TP ditinjau dari aspek ontologism,epistimologis dan aksiologis
BAB II Falsafah Tp Visi,Misi & Tujuan TP ........................................................... 15
BAB III Perkembangan Teknologi Pendidikan ...................................................... 24
BAB IVLandasan Teoritis Teknologi Pendidikan .................................................. 64
a. Teori Belajar dan Pembelajaran
b. Teori Komunikasi dan Informasi
c. Teori manajemen dan Ekonomi
BAB V Kawasan Teknologi Pendidikan ................................................................. 80
a.
b.
c.
d.
e.

Perancangan
Pengembangan‘
Pemanfaatan
Pengelolaan
Penilaian

BAB VI Teknologi Pendidikan sebagai Konstruk Teoritis, Bidang Garapan & Prfesi ...... 117

BAB VII Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan ............................................. 129
a. Organisasi Kurikulum
b. Pola Instruksional
c. Pengambilan Keputusan tentang Pendidikan
BAB VIII Beberapa Penerapan Teknologi Pendidikandi Indonesia ........................ 155
a.
b.
c.
d.
e.

Sistem Belajar Jarak Jauh
Penggunaan Modul dan Paket Belajar
Radio Pendidikan
Televisi Pendidikan
PKP dan CBSA

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 4
f. CAI DAN INTERNET
BAB IX Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju & Negara

Berkembang ...... 205

BAB X Penerapan TP & Pengaruhnya terhadap Pendidikan saat ini & Masaa ..... 240
BAB XI PENUTUP ................................................................................................. 263
a. Kesimpulan ............................................................................................ 263
b. Saran ...................................................................................................... 263
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 264

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 5
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 6
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 7
BAB I
HAKEKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang
terdidik, dan pada giliranya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu
mengambil manfaat dan bukan menjadi korban dari perkembangan ilmu dan teknologi
sendiri.
Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Kalau
semula orang tua yang bertindak sebagai pendidik kemudian kita kenal profesi guru yang
diberi tanggung jawab pendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah
dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus jabatan dan atau profesi yang termasuk
dalam kategori tenaga kependidikan.
2. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A.Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah ―teknologi‖ berasal ari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie berarti seni,
keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat
diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan
dalam hal-hal yang praktis. Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dilain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan,
penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di
samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Dengan demikian secara umum
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 8
teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi
komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku,
ide, peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian ini
mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat
untuk teknologi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

B.Landasan Teknologi Pendidikan
1.Landasan filosofis teknologi pendidikan
Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3 komponen seperti yang
diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi
pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi
pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology (pendekatan yang
digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology (menelaah tentang nilai guna
baik secara umum maupun secara khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak).
Kurikulum teknologi berorientasi ke masa depan yang memandang teknologi sebagai dunia
yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu dalam pendidikan lebih
mengutamakan penampilan perilaku lahirnya atau eksternal dengan penerapan praktis hasil
penemuan-penemuan ilmiah yang secara kharakteristik menuju ke arah komputerisasi
program

pengajaran

yang

ideal

sesuai

dengan

prinsip-prinsip

Gybeructis.

Dalam proses belajar mengajar, model teknologi pendidikan lebih menitik beratkan
kemampuan siswa secara individual dimana materi pelajaran sesuai ketingkatan kesiapan
sehingga

siswa

mampu

menunjukan

perilaku

tertentu

yang

diharapkan.

Manfaat yang sangat besar dari model kerikulum teknologi ini adalah materi pelajaran
dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk multimedia, para siswa menerima
pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam
menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis serta lebih
impresif.

2.Landasan psikologi teknologi pendidikan
Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap melakukan kegiatan belajar setelah ia
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 9
memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut
perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan dan menyangkut sikap nilai.
Siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup sebagai satu keseluruhan
yang bulat. Ia bersifat aktif dan senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya,
memerima,

menolak,

mencari

sendiri

dapat

pula

mengubah

lingkungannya.

Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan
tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembang program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan
kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil
belajar dengan kebutuhan belajar. Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku
merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu
tentang psikologi belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009) berpendapat
bahwa teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi
perilaku yang digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu dari
pebelajar secara sitematis guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu sendiri. Sedangkan
Harless (1968) menyebutnya dengan ―front-end analysis‖, sedangkan Mager dan Pape
(1970) menyebutnya ―performance problem analysis‖. Dan Romizwoski (1986)
mengistilahkan kegitan tersebut sebagai ―performance technology‖. Belajar berkaitan
dengan perkembangan psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh,
kemampuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu
menciptakan kondisi yang kondusif, sarana dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai
faktor eksternal lainnya. Untuk itu, Malcolm Warren (1978) mengungkapkan bahwa
diperlukan teknologi untuk mengelola secara efektif pengorganisasian berbagai sumber
manusiawi. Romizowski (1986) menyebutnya dengan ―Human resources management
technology‖. Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap
pengembangan program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan
satu teknik tertentu yang dapat mengkoordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan
potensi dan keahlian masing-masing.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 10
3.Landasan sosiologis teknologi pendidikan
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran yang lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab hakikat
teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi
insani.
Seorang ahli komunikasi dari Amerika Wilbur schramm menjabarkan pengertian ilmu
komunikasi

itu

kedalam

3

kategori

pokok

dengan

berbagai

istilah

yaitu

:

Encoder yaitu komunikasi, guru mempunyai informasi tertentu dan benar, kecepatan yang
optimal

dan

sampai

pada

penerima

informasi

yaitu

para

siswa.

Signal yaitu pesan, berita pernyataan yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang
atau kelompok orang penerima pesan itu yang dilukiskan dalam bentuk gerak tangan,
mimic, wajah, gambaran, foto, grafik, peta, diagram dll. Decodes yaitu komunikasi yang
dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami
isi pesan yang diterimanya.

4.Landasan religius teknologi pendidikan
Dalam proses pembelajarn yang mengacu pada landasan keagamaan, seorang guru
diharapkan bisa mengubah moral peserta didiknya, agar dalam pembelajaran nantinya bisa
berjalan sesuai yang diharapkan. Maka disini seorang guru, ketika ada seorang peserta
didiknya yang tidak memahami apa yang disampaikan, guru dapat menggunakan teknik
atau cara pembelajaran lain dengan tanpa mempersulit caranya tersebut agar pemahaman
peserta didiknya tidak menyimpang, yang nantinya dapat mempengaruhi moral peserta
didiknya. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam Al-qur‘an :

‫ال‬

Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas bahwa dalam proses pembelajaran, agama sendiri
tidak mempersulit tentang cara yang akan dipakai oleh seorang guru dalam penyampaian
pelajarannya.
Selain itu, pesan yang disampaikan lewat interaksi antara guru dan peserta didiknya harus
bisa mengimbangi keadaan peserta didiknya, sehingga bisa diterima materinya. Dengan
kata lain guru harus bisa mengajarkan materinya sesuai dengan ukuran akal peserta
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 11
didiknya sehingga mampu diserap dan diamalkan apa yang disampaikannya ( ‫خاط بو‬
‫ا‬

‫.) )ع قو هم ب قدر‬

C. Peran dan Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Peran teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan sangat bermanfaat bagi manusia dalam pendidikan. Dalam
teknologi pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisme untuk
menganalisis masalah pendidikan mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek pembelajaran dalam
pendidikan.
Teknologi secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (tertulis dan lisan).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat diatasi sikap pasif
peserta didik kurikulum dan materi pendidikan.

Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, teknologi pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan dan penilaian sistem teknik dan alat bantu untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas belajar manusia, dengan demikian aspek-aspeknya meliputi
pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penilaian, perangkat dan peralatan teknis atau
hardware dan perangkat lunak software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk
mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan dengan pendekatan yang sistematis.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ruang lingkup teknologi pendidikan sangat luas
yaitu mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan, faktorfaktor itu adalah orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi.

D.Aplikasi Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat
membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 12
siswa atau mahasiswa. Keterbatasan media teknologi pendidikan disatu pihak dan
lemahnya kemampuan dosen atau guru menciptakan media tersebut di sisi lain membuat
penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan.
Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salah
satu sebab lemahnya mutu studi pelajar atau masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi
dimasyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit, TV, radio, videotapedan komputer memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar manusia. Seperti
halnya teknologi pada umumny, teknologi komunikasi tidak mengenal batas-batas wilayah,
ideologi, agama, dan suku bangsa, teknologi telah mengurangi secara drastis jarak dalam
waktu dan ruang.
Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya
dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi yang dimaksud yaitu:
1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi,

pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak
hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas melainkan dapat
berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji
secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Teknologi pendidikan menghilangkan kalaupun tidak secara keseluruhan pola pengajaran

tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun
sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Guru mempunyai
kemampuan yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu
tertolong.
3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas, lebih dari hanya

sekedar interaksi guru dengan murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas.
Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar dan biasanya memberikan
rangsangan positif dalam proses pendidikan.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 13
4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun

teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi
pendidikan adalah teknologi pendidikan dan guru adalah guru.
5. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan

yang sangat positif.

E.Analisis
Teknologi pendidikan merupakan suatu cara mengajar dengan menggunakan skill atau
keahlian yang dimiliki oleh seorang guru agar dalam proses pembelajaran bisa diterima
oleh para peserta didiknya sehingga bisa mencapai pada tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi
sebenarnya teknologi pendidikan itu tidak seperti halnya yang kita ketahui tentang
teknologi pada umumnya yang ada kaitannya dengan masalah-masalah permesinan atau
yang lainnya, tetapi dalam masalah teknologi pendidikan itu bisa dikaitkan dengan sebuah
cara atau strategi yang dimiliki seorang guru dalam proses pembelajaran baik itu
menggunakan media yang ada dalam kelas atau ataupun cara lain agar dalam pembelajaran
menjadi mudah diserap oleh para peserta didiknya..

4. BEBERAPA DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Beberapa defenisi TP dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan
proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan
dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen
dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 14
pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya
adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.Analisa : (a) menggunakan istilah
komunikasi visual,(b) menghasilkan kerangka dasar pengembangan TP selanjutnya,(c)
mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi pembelajaran.
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual,definisi di atas telah
menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
b. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media
yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk
teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras
maupun lunak lainnya.
Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada
penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan
kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha
mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi
Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang
pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan
khusus.

c. Definisi Silber 1970
Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan
personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 15
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan.
Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada
pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan
memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga
diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang
mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk
pembelajaran.
d. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam
definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat
keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
e. Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),
dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi
belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan,
pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan
pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu
bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan
merupakan suatu profesi.
f. Definisi AECT 1977
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi tahun 1977,AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan
profesi. Definisi sebelumnya,kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi
pendidikan sebagai suatu teori.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 16
g. Definisi AECT 1994
Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya
mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh
landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan
wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi
ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
h. Defenisi 2004
Teknologi pendidikan adalah suatu studi atau etika prakek dalam upaya memfasilitasi
pembelajaran dan peningkatan kinerja dengan cara menciptakan menggunakan atau
memanfaatkan,dan mengelolo proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,
tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖
menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih
luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju
ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi
pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh
memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi
pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam
hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih
dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan
teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 17
5. TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTIMOLOGI, DAN
AKSIOLOGIS

1.

Ontologi
Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being)

(Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di
dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi
pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan
siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau
di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.
Secara tersusun Chaeruman dalam tulisannya mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso
bahwa ontology teknologi pendidikan adalah :
1. Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh
melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
2. Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum
dimanfaatkann untuk keperluan belajar.
3. Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap
sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.
4. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan
memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras.
Dibawah ini adalah empat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya
masalah yang tidak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain pihak juga
menimbulkan masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu
―belajar‖. Menurut Sir Eric Ashby (1972, h. 9-10) tentang terjadinya empat Revolusi di
dunia pendidikan yaitu:
Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian
tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi
tanggungjawab untuk itu. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak
mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 18
Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab
untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu
kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab
terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak
anak didik dengan cara yang lebih cepat.
Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan
tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya.
Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat
lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan
pengatahuan yang telah diramuka oleh orang lain.
Revolusi keempat berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik
dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape
dan lain-lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens
daripada media cetak. Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah
mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang
lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran
selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber
dan saluran.
Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan pendidikanlah
yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media
komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi
diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu:
1) adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur
media dll), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program
televisi, radio dll), alat (jaringan televisi, radio, dll) cara-cara tertentu dalam mengolah/
menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.
2) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual.
3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar
dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 19
2.

Epistemologi
Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu

pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan
pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau saranaprasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil
pendidikan.
M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas
mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu :
1) Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua
situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara
terpisah-pisah.
2) Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara
sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan
ditujukan untuk memecahkan masalah.
3) Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh,
harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing
fungsi berjalan sendiri-sendiri.
Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan
adalah dengan cara:
a.

Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar

b. Pengintegrasian

secara

sistemik

kegiatan

pengembangan,

produksi,

pemanfaatan,

pengelolaan, dan evaluasi.
c.

Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan
pemanfaatan sumber belajar.

3.

Aksiologi

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 20
Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras,
2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat
pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya:
a.

Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)

b.

Penyempurnaan system Pendidikan

c.

Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan

d.

Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran

e.

Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan

f.

Peningkatan partisipasi masyarakat
Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas

dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh
pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan
perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan
saat ini adalah:
a.

Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.

b.

Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain:

Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan
menjadi:


Produktif



Ilmiah



Individual



Serentak / actual



Merata



Berdaya serap tinggi

Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan
oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi
penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L
Zachri:2004).

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 21
DAFTAR PUSTAKA

Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,
DC: Association for Educational Communications and Technology.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 22
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 23
BAB II

FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN SERTA
VISI,MISI,DAN TUJUAN TP
1. LATAR BELAKANG
Teknologi pendidikan muncul menjadi isu seiring dengan perkembangan kehidupan
manusia dan kebutuhan akan pendidikan dan pembelajaran. Awalnya Teknologi Pendidikan
dianggap sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar
(manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis
seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini (AECT 1972).
Dan pada akhirnya diartikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan mencipatakan, menggunakan, dan mengatur
proses teknologi dan sumber daya yang cocok (AECT, 2004).
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya,
makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Meskipun demikian masih
banyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Sebenarnya 25 tahun yang lalu
Menteri Pendidikan Daoed Joesoef telah menyatakan bahwa ―Teknologi diterapkan di
semua bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini
karenanya beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara
rasional berkembang dan terjalin dalam berbagai bidang penididikan”.

2. FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan istilah ―falsafah‖ disini adalah rangkaian pernyataan yang
didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau
tujuan diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely, dimana
seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti itu
dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati,
merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujukan tertentu.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 24
Januszewski (2008:1) menyatakan bahwa: Educational technology is the study and
ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and
managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi pendidikan
adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi).
Sementara itu, Miarso (2009:240) menyatakan ―Teknologi Pendidikan dapat diartikan suatu
bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha
sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai
sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses teresebut.
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan Teknologi Pendidikan adalah studi dan
etika prektek yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, peralatan dan organisasi untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan
pengaturan proses dan sumber daya teknologi dalam rangka untuk memecahkan masalah
belajar manusia.
Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan
tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya,
meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu
pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai
dan estetika. Teknologi merupakan suatu bidang yang tak terpisahkan dengan ilmu
pengetahuan, seperti misalnya teknologi pertanian, teknologi kesehatan, teknologi
komunikasi, dan tentunya juga teknologi pendidikan.
Setiap teknologi, tak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk
menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam aneka
keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan
untuk suatu tujuan tertentu.
Berbicara tentang landasan falsafah teknologi pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari
filsafat pendidikan karena teknologi pendidikdn merupakan bagian dari teknologi
pendidikan. Adapun filsafat yang dikembangkan akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh filsafat
analitik sehingga disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan
(foundations of educations) dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu
pendidikan,yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 25
Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi filsafat pendidikan sampai saat ini,
yakni:
1

Filsafat analitik, menganalisis serta menguraikan istilsh-istilah dan konsep-konsep
pendidikan seperti pembelajaran (learning), kemampuan (ability), pendidikan (education),
dan sebagainya.

2

Progresivisme,berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan
kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan
memberikan rangsangan yang tepat.

3

Eksistensialisme, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar
anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial
mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka.

4

Rekonstruksionisme, terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans
sivilasi modern. Para pendidik rekonstruksionisme melihat bahwa pendidikan dan reformasi
sosial sesungguhnya sama.
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya
cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga setiapgenerasi penerus
harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan perkembangan
zaman. Untuk itu dirasakan perlunya sistem baru dalam mengkomunikasikan segala macam
pengetahuan dan pesan, baik secara verbal maupun non verbal.

Kebenaran hakiki falsafah teknologi pendidikan
Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan
dikaitkan dengan pertanyaan:
a.

apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)

Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan
dibagi 4, yaitu:
1. Revolusi ke-1, terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian
tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi
tanggungjawab untuk itu. Pada revolusi pertama ini masih ada kasus dimana orangtua atau
keluarga masih melakukan sendiri pendidikan anak-anaknya. Dari beberapa literatur, seperti
misalnya Seattler berusaha menelusuri secara historik perkembangan revolusi ini dengan
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 26
mengemukakan bahwa kaum Sufi pada sekitar 500 SM menjadikan dirinya sebagai ―penjual
ilmu pengetahuan‖, yaitu memberikan pelajaran kepada siapa saja yang bersedia
memberinya upah atau imbalan.
Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan
anak-anaknya sendiri.
2. Revolusi ke-2, terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk
mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan
pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan.
Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada
lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat.
3.

Revolusi ke-3, muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya
informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Buku hingga
saat ini dianggap sebagai media utama disamping guru untuk keperluan pendidikan.
Revolusi ini masih berlangsung bahkan beberapa pandangan falsafati berpendapat bahwa
masyarakat belajar adalah masyarakat membaca. Beberapa ahli menyatakan bahwa
pendidikan di Indonesia masih berlangsung budaya mendengarkan belum sampai pada
budaya membaca.
Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat
lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan
pengatahuan yang telah diramukan oleh orang lain.

4. Revolusi ke-4, berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana
yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lainlain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada
media cetak. Pesan – pesan dapat lebih cepat, bervariasi serta berpotensi untuk lebih
berdaya guna bagi si penerima. Pada revolusi ini muncullah konsep keterbacaan (Literacy)
baru, yang tidak sekedar menuntut pemahaman deretan huruf, angka, kata dan kalimat,
tetapi juga pemahaman visual. Beberapa orang ahli berpendapat bahwa perkembangan
media komunikasi ini menjadikan dunia semakin ―mengecil‖, menjadi suatu ―global
Village‖ dimana semua warganya saling mengenal, saling tahu dan saling bergantung satu
sama lain. Dalam revolusi keempat ini memang ujud yang sangat menonjol adalah peralatan
yang semakin canggih.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 27
Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru
untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah
mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan
diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran.
Berdasarkan penyebab dan kondisi perkembangan keempat revolusi yang terjadi di
dunia pendidikan diatas dimana difokuskan pada masalah utama yaitu ―belajar‖ dapat
disederhanakan yaitu pada awalnya guru menghadapi anak didiknya dengan bertatap muka
langsung dan guru bertindak sebagai satu-satunya sumber untuk belajar.
Perkembangan berikutnya guru menggunakan sumber lain berupa buku yang ditulis oleh
orang lain, atau dapat dikatakan bahwa guru membagi perannya dalam menyajikan ajaran
kepada sejawat lain yang menyajikan pesan melalui buku. Dalam keadaan ini guru masih
mungkin melaksanakan tugasnya menyeleksi buku dan mengawasi kegiatan belajar secara
ketat. Dalam perkembangan selanjutnya media komunikasi mampu menyalurkan pesan yang
dirancang oleh suatu tim yang terpisah dari guru, langsung kepada anak didik tanpa dapat
dikendalikan oleh guru.

b.

Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah)
Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam

disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya,
objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang
bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua ilmu digabung secara
sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.
Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian
merancang,

memproduksi,

memamfaatkan,

menilai,

memperbaiki

dan

mengelola

keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru
dengan.

c. Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah
kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 28
partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan
pembangunan. Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan
aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu

Wujud penerapan filsafat teknologi pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia
Filsafat teknologi pendidikan telah terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia,
wujudnya sebagai berikut :
a. Pada masa kemerdekaan tahun 1950, untuk mengatasi kesempatan belajar para

pejuang

yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tergabung dalam pasukan tentara, maka
dihadirkanlah siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran, didirikan Balai Kursus
Tertulis Pengembangan Guru, Balai Alat Peraga Pendidikan yang sekarang menjadi Pusat
Pengembangan Penataran Guru Tertulis.
b.

Pada awal orde baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisitkebijakan
menggunakan radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan
pendidikan, sebagai contoh program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI ( Aku
Cinta Indonesia).

c. Dalam periode pembangunan selanjutnya, berbagai bentuk penerapan teknologi pendidikan
berkembang pesat. Penerapan berupa pola / sistem pendidikan yang inovatif, contohnya
sebagai berikut :
1. Sistem pendidikan terbuka / jarak jauh (SLTP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah Terbuka,
Universitas Terbuka, Program KEJAR Paket A dan B)
2. Proyek pendidikan melalui satelit ( Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah
Indonesia Timur.
3. Penggunaan siaran radio untuk penataran guru, sitem belajar mandiri untuk meningkatkan
kualitas guru yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan.
4. Sistem pelatihan jarak jauh yang pengembangannya dikoordinasikan oleh Indonesian
Learning Work (IDLN) dan SEAMOLEC ( SEAMO Open Learning Center ) berkedudukan
di Pustekom Diknas.
5. Teknik /strategi pembelajaran untuk belajar pemecahan masalah dan belajar aktif (problem
solving and active learning strategies and techniques).

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 29
Beberapa bentuk penerapan ada yang sudah berhenti dikarenakan berbagai alasan
kebijakan maupun pendanaan. Akan tetapi penerapan teknologi pendidikan yang telah
berlangsung, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangan itu masih harus
ditingkatkan lagi untuk menjangkau seluruh sektor pendidikan pada semua jenis, jalur dan
jenjang pendidikan termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

Perkembangan- perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan
Perkembangan-perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan dan
khususnya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar, termasuk orang (penulis buku) prosedur
media dan lain-lain, pesan (yang tertulis dalam buku, atau tersaji lewat media),
media(jaringan televise, radio dan lain-lain). Cara-cara tertentu dalam mengolah,
menyajikan pesan, serta lingkungan di mana proses pendidikan itu berlangsung.
2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan baik secara konseptual maupun factual.
3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber belajar agar dapat
digunakan seoptimal mungkin untuk keperluan belajar.
4. Tumbuh dan makin memasyaratkannya pendidikan terbuka/jarak jauh sebagai sistem
pendidikan alternatif yang memungkinkan proses pendidikan dsan pembelajaran dilakukan
secara luwes, efisien, efektif, dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan.
Bertolak dari ilustrasi diatas, keempat perkembangan diatas merupakan peluang dan
masa depan teknologi pendidikan semakin terbuka. Di samping itu, pengaruh era globalisasi
yang tidak bisa kita hindari menuntut manusia ke depan lebih kreatif dalam menghadapi
tantangann yang lebih besar, sehingga perang teknologi pendidikan lebih banyak bersifat
reaktif terhadap perkembangan teknologi dari pada sebagai ―agent of change‖ yang memicu
perubahan itu.

3. VISI,MISI ,DAN TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

VISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkan dan
dimanfaatkannya aneka proses dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 30
Sebagai pusat pengembangan iptek pendidikan dan pusat penyiapan teknolog
pendidikan/pembelajaran serta pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia.

MISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Dilakukannya pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan dibidang
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.



Tersedianya tenaga ahli untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan.



Diusahakannya pertambahan nilai sosial ekonomi.



Dihindari adanya gejolak negatif.



Dikembangkannya pola dan sistem yang memungkinkan keterlibatan jumlah sasaran
maksimal,perluasan pelayanan,dan desentalisasi kegiatan.



Dihasilkannya inovasi sistem pembelajaran yang efektif.



Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan teknolog
pendidikan/pembelajaran,pendidik,dan tenaga kependidikan yang mengusai TIK dan
multimedia,unggul dan memiliki daya saing yang tinggi.



Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi
pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan karya akademik yang unggul dan menjadi
rujukan.



Menerapkan berbagai hasil karya dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran untuk
memberdayakan masyarakat.

TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu
merancang,mengembangkan,memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi
program,proses dan produk pendidikan/pembelajaran dan pelatihan.



Menghasilkan tenaga pendidik yang mengusai teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dan multimedia dijenjang pendidikan dasar dan menengah.



Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,pengelola atau teknisi
sumber belajar termasuk perpustakaan sekolah,dan tenaga administratif yang menguasai
teknologi informasai dan komunikasi.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 31


Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang
teknologi pendidikan/pembelajaran.



Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya tenologi
pendidikan/pembelajaran.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 32
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)
Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989)
Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005)
Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.
B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 33
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 34
BAB III
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Latar Belakang
Sejarah teknologi pendidikan perlu diketahui seseorang untuk menjadi seorang yang ahli
dalam bidang teknologi pendidikan. Karena untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, seseorang
harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang bersangkutan.
Bidang teknologi pendidikan meliputi analisis masalah belajar dan kinerja, serta desain,
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan sumber daya
yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai pengaturan,
lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang teknologi instruksional
sering menggunakan prosedur teknologi instruksional yang sistematis dan menggunakan
berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain itu, dalam beberapa
tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-instruksional untuk
beberapa masalah belajar dan kinerja.
Penelitian dan teori yang terkait dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan
bagian penting dari dalam bidang teknologi instruksional.Selama bertahun-tahun, praktekpenggunaan sistematis prosedur teknologi pendidikan dan penggunaan media untuk tujuaninstruksional telah membentuk inti dari bidang teknologi pendidikan. Dari perspektif sejarah,
sebagian besar praktek yang berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan
yang berhubungan dengan teknologi pendidikan.
Melihat begitu pentingnya sejarah Teknologi Pendidikan sebagai landasan untuk lebih
memahami dan mengetahui bagaimana Teknologi Pendidikan dalam tinjauan perkembangan
sejarahnya, maka sebagai individu yang bergerak dibidang Teknologi Pendidikan, penulis
melakukan pembahasan tentang “perkembangan teknologi pendidikan”.
Dalam makalah ini Penulis akan membahas banyak peristiwa penting dalam rentetan sejarah
bidang teknologi pendidikan yang telah terjadi di duniaa, dan juga penekanan dalam buku yang
menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di Amerika Serikat.

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 35
A. Rumusan Masalah
1) Pengertian Teknologi Pendidikan
2) Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran
3) Sejarah teknologi pembelajaran
4) Sejarah desain pembelajaran
5) Permulaan Model Desain Pembelajaran
6) Kawasan Teknologi Pembelajaran

A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami

beberapa

perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di
bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki
pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
― Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan
proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan
dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan
pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah
pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.‖
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah
menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
―Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media
yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 36
pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.‖
―Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan,
dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada
penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi
sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.‖
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha
mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme)
dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian
tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
3. Definisi Silber 1970
―Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal)
secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar‖.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah
pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan
pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan
memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga
diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup :
perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.
4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
―Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai‖
Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam
definisi

MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat

keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
5. Definisi AECT 1972

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 37
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),
dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
―Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar
pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian
dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan
proses tersebut‖.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu
bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan
suatu profesi.

6. Definisi AECT 1977
―Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan
profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan
sebagai suatu teori.

7. Definisi AECT 1994
― Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.‖
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya
mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan
teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau
kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha
menekankan pentingnya proses dan produk.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 38
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya
dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju
penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari
hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan
produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah
menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan
manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi
pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal
design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih
dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan
teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sejarah desain pembelajaran dan teknologi perlu diketahui seseorang untuk menjadi
seorang yang ahli dalam bidang desain pembelajaran dan teknologi. Karena untuk menjadi ahli
dalam bidang tertentu harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang
bersangkutan.
Bidang desain instruksional dan teknologi meliputi analisis masalah belajar dan kinerja,
serta desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan
sumber daya yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai
pengaturan, lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang desain
instruksional dan teknologi sering menggunakan prosedur desain instruksional yang sistematis
dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain
itu, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi noninstruksional untuk beberapa masalah belajar dan kinerja. Penelitian dan teori yang terkait

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 39
dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan bagian penting dari dalam bidang desain
instruksional dan teknologi.
Selama

bertahun-tahun,

dua

praktek-penggunaan

sistematis

prosedur

desain

instruksional dan penggunaan media untuk tujuan-instruksional telah membentuk inti dari
bidang desain instruksional dan teknologi . Dari perspektif sejarah, sebagian besar praktek yang
berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan yang berhubungan dengan
desain instruksional. Oleh karena itu sejarah dari masing-masing dua set praktek akan dijelaskan
secara terpisah. Hal ini juga harus dicatat bahwa meskipun banyak peristiwa penting dalam
sejarah bidang desain instruksional dan teknologi telah terjadi di negara-negara lain, penekanan
dalam buku yang menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di
Amerika Serikat.
Istilah media pembelajaran telah didefinisikan sebagai sarana fisik melalui instruksi yang
disajikan kepada peserta didik (Reiser & Gagnt. 1983). Berdasarkan definisi ini, setiap fisik
berarti pengiriman instruksional, dari instruktur hidup, buku, komputer dan sebagainya, akan
diklasifikasikan sebagai media instruksional. Mungkin lebih bijaksana bagi para praktisi di
bidangnya untuk mengadopsi sudut pandang ini: Namun, dalam diskusi sebagian besar sejarah
media pembelajaran, tiga sarana utama instruksi sebelum abad kedua puluh dan masih
merupakan cara paling umum saat ini yaitu guru, papan tulis, dan buku teks. Ketiga itu telah
dikategorikan secara terpisah dari media lain (ef. Komisi Instructional Technology, 1970).
Dengan demikian, media pembelajaran akan didefinisikan sebagai sarana fisik, selain guru,
papan tulis, dan buku teks, melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik.

C. SEJARAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

1. Museum sekolah
Di Amerika Serikat, penggunaan media untuk tujuan pembelajaran telah dilacak kembali
setidaknya sebagai awal dekade pertama abad kedua puluh (Saettler, 1990). Pada waktu telah ada
sebuah museum sekolah. Saettler (1968) telah mengindikasikan, museum ini menjabat sebagai
unit administrasi pusat untuk instruksi visual dengan distribusi mereka dari pameran museum
portabel, stereograf [tiga-dimensi foto], slide, film, cetakan studi, grafik, dan bahan instruksional
―(hal. 89). Museum sekolah pertama dibuka di St Louis pada tahun 1905, dan tidak lama
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 40
kemudian, museum sekolah dibuka di Reading, Pennsylvania, dan Cleveland, Ohio. Meskipun
beberapa museum tersebut telah berdiri sejak awal 1900-an, daerah pusat terbesar media dapat
dianggap modern.
Saettler (1990) juga menyatakan bahwa bahan yang disimpan di museum sekolah
dipandang sebagai bahan pelengkap kurikulum. Mereka tidak dimaksudkan untuk menggantikan
guru atau buku teks. Sepanjang seratus tahun terakhir, pandangan awal tentang peran media
pembelajaran tetap lazim di komunitas pendidikan pada umumnya.
Artinya, banyak pendidik telah melihat media pembelajaran sebagai sarana pelengkap
dalam menyajikan instruksi. Sebaliknya, guru dan buku teks umumnya dipandang sebagai sarana
utama menyajikan instruksi, dan guru biasanya diberikan kewenangan untuk memutuskan apa
media pembelajaran lain yang akan mereka lakukan. Selama bertahun-tahun, sejumlah
profesional di bidang desain instruksional dan teknologi (misalnya, Heinich, 1970) berpendapat
terhadap gagasan ini, menunjukkan bahwa
a. guru harus dilihat pada kedudukan yang sama dengan media instruksional, sebagai hanya
salah satu dari banyak kemungkinan berarti untuk menyajikan instruksi,
b. guru tidak boleh diberikan otoritas tunggal untuk memutuskan apa yang media pembelajaran
yang akan digunakan di ruang kelas. Namun, dalam komunitas pendidikan yang luas,
pandangan ini tidak begitu disukai.

2. Gerakan Visual Instruksi dan Film Instruksional
Seperti Saettler (1990) telah mengindikasikan, di awal abad kedua puluh, kebanyakan
media yang disimpan di museum sekolah media visual, seperti film, slide, dan foto. Jadi pada
saat itu, meningkatnya minat dalam menggunakan media di sekolah itu disebut sebagai ―instruksi
visual‖ atau ―pendidikan visual‖ gerakan. Istilah terakhir ini digunakan setidaknya 1908, ketika
diterbitkan Perusahaan Tampilkan Keystone Visual Pendidikan, panduan guru untuk slide lentera
dan stereograf.
Selain lentera ajaib (lentera proyektor slide) dan stereopticons (Stereograf pemirsa), yang
digunakan di beberapa sekolah selama paruh kedua abad kesembilan belas (Anderson, 1962),
gerakan gambar proyektor adalah salah satu perangkat media pertama digunakan di sekolahsekolah. Di Amerika Serikat, katalog pertama film instruksional diterbitkan pada 1910. Setalah
1910, sistem sekolah publik Rochester, New York, menjadi yang pertama untuk mengadopsi
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 41
film instruksional untuk penggunaan biasa. Pada tahun 1913, Thomas Edison menyatakan,
―Buku akan segera menjadi usang di sekolah-sekolah …. Hal ini dimungkinkan untuk mengajar
setiap cabang pengetahuan manusia dengan gerak gambar sistem sekolah kami akan benar-benar
berubah dalam sepuluh tahun mendatang.‖ (Dikutip di Saettler,, 1968 hlm 98).
Sepuluh tahun setelah Edison membuat perkiraan-nya, apa yang ia meramalkan tidak
datang. Namun, selama dekade ini (1914-1923), gerakan instruksi visual tidak tumbuh. Lima
organisasi profesional nasional untuk instruksi visual didirikan, lima jurnal berfokus pada
instruksi visual yang mulai diterbitkan, lebih dari dua puluh lembaga-lembaga pelatihan guru
mulai menawarkan program dalam instruksi visual, dan setidaknya selusin kota besar sistem
sekolah dikembangkan biro visual pendidikan (Saettler , 1990).

3. Gerakan Audiovisual Instruksi dan Radio Instruksional
Diakhir tahun 1920 dan sepanjang tahun 1930-an, kemajuan teknologi di berbagai bidang
seperti siaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak suara menyebabkan meningkatnya minat
dalam media pembelajaran. Dengan munculnya media yang menggabungkan suara, gerakan
instruksi memperluas visual yang dikenal sebagai gerakan instruksi audiovisual (Finn, 1972;
McCluskey, 1981). Namun, McCluskey (1981), yang merupakan salah satu pemimpin dalam
bidang selama periode ini, menunjukkan bahwa sementara lapangan terus tumbuh, komunitas
pendidikan pada umumnya tidak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tersebut. Dia menyatakan
bahwa tahun 1930, kepentingan komersial dalam gerakan instruksi visual yang telah
menginvestasikan dan kehilangan lebih dari $ 50 juta, dan hanya bagian dari kerugian itu karena
Depresi Besar, yang dimulai pada tahun 1929.
Terlepas dari efek ekonomi yang merugikan akibat Depresi Besar, audiovisual dalam
gerakan konstruksi terus berkembang. Menurut Saettler (1990), salah satu peristiwa paling
penting dalam evolusi ini adalah penggabungan pada tahun 1932 dari tiga organisasi yang ada
profesional nasional untuk instruksi visual. Sebagai hasilnya, kepemimpinan dalam gerakan itu
dikonsolidasikan dalam satu organisasi, Departemen Instruksi Visual, yang pada saat itu
merupakan bagian dari National Education Association. Selama bertahun-tahun, organisasi ini,
yang diciptakan pada tahun 1923 dan sekarang disebut Asosiasi untuk Pendidikan Komunikasi
dan Teknologi, telah mempertahankan peran kepemimpinan dalam bidang desain instruksional
dan teknologi.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 42
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, sejumlah buku pada topik pembelajaran visual
ditulis. Mungkin yang paling penting dari buku teks adalah Visualisasi Kurikulum, yang ditulis
oleh Charles F. Hoban, Sr, Charles F. Hoban, Jr, dan Stanley B. Zissman (1937). Dalam buku
ini, penulis menyatakan bahwa nilai materi audiovisual adalah fungsi derajat realisme. Para
penulis juga disajikan hirarki media, mulai dari mereka yang bisa hadir hanya konsep-konsep
dengan cara abstrak bagi mereka yang memungkinkan untuk representasi sangat konkret
(Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999). Beberapa ide-ide ini sebelumnya telah
dibicarakan oleh orang lain tetapi belum ditangani secara menyeluruh. Pada tahun 1946, Edgar
Dale kemudian dijabarkan lebih lanjut pada ide-ide ketika dia mengembangkan terkenal
―Pengalaman Cone.‖ Sepanjang sejarah audiovisual dalam gerakan konstruksi, banyak telah
menunjukkan bahwa bagian dari nilai bahan audiovisual adalah kemampuan mereka untuk
menyajikan konsep-konsep secara konkret (Saettler, 1990).
Sebuah media yang mendapat perhatian besar selama periode ini adalah radio. Pada awal
1930-an, penggemar audiovisual banyak yang mengelu-elukan radio sebagai media yang akan
merevolusi pendidikan. Misalnya, dalam mengacu pada potensi instruksional radio, film, dan
televisi, editor publikasi untuk Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ―suatu hari
mereka akan seperti buku dan kuat dalam efek mereka pada belajar dan mengajar‖ (Morgan ,
1932, hlm ix). Namun, bertentangan ini, melalui radio dua puluh tahun ke depan memiliki
dampak yang sangat sedikit pada praktek instruksional (Kuba, 1986).
4. Perang Dunia II
Dengan terjadinya Perang Dunia II, pertumbuhan gerakan audiovisual di sekolah-sekolah
melambat, namun, perangkat audiovisual yang digunakan secara luas dalam pelayanan militer
dan dalam industri meningkat. Sebagai contoh, selama perang, Angkatan Darat Amerika Serikat
Angkatan Udara menghasilkan film pelatihan lebih dari 400 dan 6G0 filmstrips, dan selama
periode dua tahun (dari pertengahan 1943 sampai pertengahan 1945), diperkirakan bahwa lebih
dari empat juta pertunjukan film pelatihan untuk personel militer AS. Meskipun ada sedikit
waktu dan kesempatan untuk mengumpulkan data mengenai dampak dari film pada kinerja
personil militer, beberapa survei instruktur militer mengungkapkan bahwa mereka percaya
bahwa film pelatihan dan filmstrips yang digunakan selama perang itu trainintools efektif
(Saettler , 1990). Setidaknya beberapa musuh telah disepakati; pada tahun 1945, setelah perang
berakhir, Kepala Staf Umum Jerman mengatakan, ―Kami memiliki segalanya dihitung sempurna
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 43
kecuali kecepatan Amerika mampu melatih orang-orang yang salah perhitungan utama
meremehkan penguasaan mereka cepat dan lengkap pendidikan film ―(dikutip dalam Olsen &
Bass, 1982, hal 33)
Selama perang, film-film pelatihan juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan
warga sipil di Amerika Serikat untuk bekerja dalam bidang industri. Pada tahun 1941,
pemerintah federal membentuk Divisi Visual Aids untuk Pelatihan Perang. Dari tahun 1941
sampai 1945, organisasi ini mengawasi produksi film 457 pelatihan. Kebanyakan direksi
pelatihan melaporkan bahwa film mengurangi waktu pelatihan tanpa memiliki dampak negatif
pada efektivitas pelatihan dan bahwa film lebih menarik dan menghasilkan absensi kurang dari
program pelatihan tradisional (Saettler, 1990).
Selain film-film pelatihan dan proyektor film, berbagai bahan dan peralatan audiovisual
lainnya yang bekerja dalam militer dan bidang industri selama Perang Dunia II. Perangkat yang
digunakan secara luas termasuk proyektor overhead, yang pertama kali dihasilkan selama
perang; proyektor slide, yang digunakan dalam mengajar pengakuan pesawat dan kapal:
peralatan audio, yang digunakan dalam mengajar bahasa asing: dan simulator dan perangkat
pelatihan, yang dipekerjakan dalam pelatihan penerbangan (Olsen & Bass, 1982 Saettler, 1990).

5. Pasca Perang Dunia II Perkembangan dan Media Penelitian
Perangkat audiovisual yang digunakan selama Perang Dunia II secara umum dianggap
sukses dalam membantu Amerika Serikat memecahkan masalah utama pelatihan: bagaimana
melatih efektif dan efisien individu dengan latar belakang beragam. Sebagai hasil dari
keberhasilan nyata, setelah perang ada minat baru dalam menggunakan perangkat audiovisual di
sekolah-sekolah (Finn. 1972: Olsen & Bass, 1982).
Dalam dekade setelah perang, beberapa program penelitian audiovisual intensif
dilakukan Studi penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari program ini dirancang untuk
mengidentifikasi bagaimana berbagai fitur, atau atribut, bahan audiovisual yang terkena
pembelajaran, tujuan untuk mengidentifikasi atribut yang akan memfasilitasi pembelajaran
dalam situasi tertentu. Misalnya, satu program penelitian, yang dilakukan di bawah arahan
ArthurA. Lumsdaine, difokuskan pada identifikasi bagaimana belajar dipengaruhi oleh berbagai
teknik untuk memunculkan respon siswa terbuka selama menonton Film instruksional
(Lumsdaine, 1963).
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 44
Pasca-Perang Dunia II program penelitian audiovisual adalah upaya terkonsentrasi
pertama untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip belajar yang dapat digunakan dalam desain bahan
audiovisual. Namun, praktik-praktik pendidikan tidak terlalu dipengaruhi oleh program-program
penelitian bahwa praktisi utama mengabaikan atau tidak dibuat sadar banyak temuan penelitian
(Lumsdaine. 1963. 1964).
Sebagian besar penelitian media yang telah dilakukan selama bertahun-tahun
dibandingkan seberapa banyak siswa telah belajar, setelah menerima pelajaran yang disajikan
melalui media tertentu, seperti film, televisi, radio, atau komputer, versus berapa banyak siswa
telah belajar dari hidup instruksi pada topik yang sama. Studi jenis ini, sering disebut studi media
perbandingan, biasanya mengungkapkan bahwa siswa belajar sama baiknya terlepas dari sarana
presentasi (Clark, 1983, 1994; Schramm, 1977). Mengingat temuan ini, kritikus penelitian
tersebut telah menyarankan bahwa fokus studi tersebut harus berubah. Beberapa berpendapat
bahwa peneliti harus fokus pada atribut (karakteristik) media (Levie & Dickie, 1973), yang lain
menyarankan pemeriksaan bagaimana media mempengaruhi pembelajaran (Kozma, 1991, 1994),
dan yang lainnya telah menyarankan bahwa fokus penelitian harus pada metode pengajaran,
bukan pada media yang memberikan metode-metode (Clark, 1983, 1994). Dalam beberapa tahun
terakhir, beberapa jenis studi telah menjadi lebih umum.

6. Teori Komunikasi
Selama awal 1950-an, banyak pemimpin dalam gerakan nstruksi audiovisual menjadi
tertarik pada berbagai teori atau model komunikasi, seperti model yang diajukan oleh Shannon
dan Weaver (1949). Model ini berfokus pada proses komunikasi, sebuah proses yang melibatkan
pengirim dan penerima pesan dan saluran, atau media, melalui mana pesan yang dikirim. Para
penulis model ini menunjukkan bahwa selama perencanaan untuk komunikasi, maka perlu untuk
mempertimbangkan semua unsur dari proses komunikasi dan tidak hanya fokus pada media,
karena banyak di bidang audiovisual cenderung untuk melakukan. Sebagai Berlo (1963)
menyatakan, ―Sebagai orang komunikasi saya harus berpendapat kuat bahwa itu adalah proses
yang sentral dan bahwa media meskipun penting, adalah hal sekunder‖ (hal. 378). Beberapa
pemimpin dalam gerakan audiovisual, seperti Dale (1953) dan Finn (1954), juga menekankan
pentingnya proses komunikasi. Meskipun pada awalnya, praktisi audiovisual tidak sangat
dipengaruhi oleh gagasan (Lumsdaine. 1964; Mcierhenry, 1980), ekspresi dari sudut pandang
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 45
akhirnya membantu untuk memperluas fokus gerakan audiovisual (Ely, 1963, 1970; Silber, 1981
).

7. Televisi Pembelajaran
Mungkin faktor yang paling penting mempengaruhi gerakan audiovisual pada 1950-an
adalah meningkatnya minat dalam televisi sebagai media untuk memberikan instruksi. Sebelum
tahun 1950-an, telah terjadi sejumlah kasus di mana televisi telah digunakan untuk tujuan
instruksional (Gumpert, 1967; Taylor, 1967). Selama tahun 1950-an, bagaimanapun, ada
pertumbuhan yang luar biasa dalam penggunaan televisi pembelajaran. Pertumbuhan ini
dirangsang oleh setidaknya dua faktor utama.
Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan televisi pembelajaran adalah keputusan
tahun 1952 oleh Komisi Komunikasi Federal untuk menyisihkan 242 saluran televisi untuk
tujuan pendidikan. Keputusan ini menyebabkan perkembangan pesat sejumlah besar masyarakat
(kemudian disebut ―pendidikan‖) stasiun televisi. Pada tahun 1955, ada tujuh belas stasiun
seperti di Amerika Serikat, dan pada tahun 1960, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari lima
puluh (Blakely, 1979). Salah satu misi utama dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi dari
program pembelajaran. Sebagai Hezel (1980) menunjukkan, ―Peran mengajar telah dianggap
berasal dari penyiaran publik sejak asal-usulnya. Terutama sebelum tahun 1960-an, pendidikan
penyiaran dipandang cepat dan efisien, berarti murah untuk memuaskan kebutuhan pembelajaran
bangsa‖ (hal. 173).
Pertumbuhan televisi pembelajaran selama tahun 1950 juga dirangsang oleh dana yang
disediakan oleh Ford Foundation. Diperkirakan bahwa selama tahun 1950-an dan 1960-an,
yayasan dan lembaga yang menghabiskan lebih dari $ 170.000.000 di televisi pendidikan
(Gordon, 1970). (Di Indonesia juga ada televisi pendidikan. Yaitu di era 1970-an. Waktu era itu
disiarkan program ACIL). Proyek yang disponsori oleh yayasan termasuk sistem televisi sirkuit
tertutup digunakan untuk memberikan instruksi dalam semua bidang subjek utama di semua
tingkatan kelas di seluruh sistem sekolah di Washington County (Hagerstown), Maryland,
sebuah kurikulum SMP sampai universitas yang disajikan melalui televisi publik di Chicago,
sebuah program penelitian eksperimental skala besar dirancang untuk menilai efektivitas dari
serangkaian program kuliah yang diajarkan melalui televisi sirkuit tertutup di Pennsylvania State
University, dan Program Midwest pada Instruksi televisi Airborne, sebuah program yang
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 46
dirancang untuk secara bersamaan mengirimkan pelajaran televisi dari pesawat terbang untuk
sekolah di enam negara.
Pada pertengahan 1960-an, banyak kepentingan dalam menggunakan televisi untuk
tujuan instruksional mereda. Banyak proyek-proyek televisi pembelajaran yang dikembangkan
selama periode ini memiliki kehidupan yang pendek. Masalah ini sebagian karena kualitas
pembelajaran biasa-biasa saja dari beberapa program yang dihasilkan, banyak dari mereka tidak
lebih daripada saat seorang guru memberikan kuliah. Pada tahun 1963, Ford Foundation
memutuskan untuk memfokuskan dukungan pada televisi publik secara umum, daripada di
sekolah aplikasi televisi instruksional (Blakely, 1979). Banyak sekolah dihentikan proyek televisi
demonstrasi pembelajaran apabila dana eksternal untuk proyek-proyek dihentikan (Tyler.
1975b). Pemrograman pembelajaran masih merupakan bagian penting dari misi televisi publik,
tapi misi yang sekarang lebih luas, meliputi jenis lain pemrograman, seperti presentasi budaya
dan informasi (Hezel, 1980). Dalam terang perkembangan ini dan lainnya, pada tahun 1967,
Komisi Carnegie di Televisi Pendidikan menyimpulkan:
Peran yang dimainkan dalam pendidikan formal oleh televisi pembelajaran di seluruh
satu kecil tidak ada yang mendekati potensi sesungguhnya dari televisi pembelajaran yang
direalisasikan dalam praktek. Dengan pengecualian kecil, hilangnya total televisi pembelajaran
akan meninggalkan sistem pendidikan fundamental tidak berubah. (hal. 80-81)
Banyak alasan yang telah diberikan, mengapa televisi pembelajaran tidak diadopsi untuk
tingkat yang lebih besar. Ini termasuk resistensi guru untuk penggunaan televisi di ruang kelas
mereka, biaya instalasi dan pemeliharaan sistem televisi di sekolah, dan ketidakmampuan televisi
sendiri untuk memadai menyajikan berbagai kondisi yang diperlukan untuk kepentingan belajar
siswa(Gordon, 1970; Tyler , 1975b).

8. Pergeseran Terminologi
Pada awal 1970-an, istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran mulai
menggantikan instruksi audiovisual sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan
aplikasi media untuk tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1970, nama organisasi
profesional utama dalam bidang itu diubah dari Departemen Audiovisual Instruksi kepada
Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT). Kemudian dalam dekade, nama
dari dua jurnal yang diterbitkan oleh AECT juga berubah: Tinjauan Komunikasi Audiovisual
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 47
menjadi Komunikasi Pendidikan dan Jurnal Teknologi, dan Instruksi Audiovisual menjadi
Inovator Instruksional. Selain itu, kelompok yang dibentuk pemerintah AS untuk memeriksa
dampak media instruksi disebut Komisi Instructional Technology. Terlepas dari terminologi,
bagaimanapun, sebagian besar individu di lapangan sepakat bahwa sampai saat itu, media
pembelajaran telah memiliki dampak minimal pada praktek-praktek pendidikan (Komisi
Instructional Technology, 1970; Kuba, 1986)

9. Komputer: Dari tahun 1950 sampai 1995
Setelah minat di televisi pembelajaran memudar, inovasi teknologi berikutnya untuk
menangkap perhatian sejumlah besar pendidik adalah komputer. Meskipun minat yang luas
dalam komputer sebagai alat instruksional tidak terjadi sampai tahun 1980-an, komputer pertama
kali, digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pada tanggal lebih awal. Banyak karya awal di
komputer-dibantu instruksi (CAI) dilakukan pada tahun 1950 oleh peneliti di IBM, yang
mengembangkan bahasa CAI. Penulisan pertama dan dirancang salah satu program CAI pertama
untuk digunakan di sekolah-sekolah umum. Pelopor lain di daerah ini termasuk Gordon Pask,
yang adaptif mesin mengajar memanfaatkan teknologi komputer (Lewis & Pask, 1965; Pask,
1960; Stolorow & Davis, 1965), dan Richard Atkinson dan Patrick Suppes, yang bekerja selama
tahun 1960 menyebabkan beberapa aplikasi CAI awal di kedua sekolah publik dan tingkat
universitas (Atkinson & Hansen, 1966; Suppes & Macken, 1978). Upaya besar lain selama 1960an dan awal 1970-an termasuk pengembangan sistem CAI seperti PLATO dan TICCIT. Namun,
meskipun pekerjaan yang telah dilakukan, pada akhir 1970-an, CAI punya dampak yang sangat
sedikit pada pendidikan (Pagliaro, 1983).
Pada awal 1980-an, beberapa tahun setelah mikrokomputer tersedia untuk masyarakat
umum, antusiasme terhadap alat ini menyebabkan meningkatnya minat dalam menggunakan
komputer: untuk tujuan pembelajaran. Pada Januari 1983, komputer sedang digunakan untuk
tujuan pembelajaran di lebih dari 40% dari semua sekolah dasar dan lebih dari 75% dari semua
sekolah menengah di Amerika Serikat (Pusat Organisasi Sosial Sekolah, 1983).
Banyak pendidik yang tertarik terhadap mikrokomputer karena mereka relatif dalam
mahal, yang cukup kompak untuk penggunaan desktop, dan bisa melakukan banyak fungsi yang
dilakukan oleh komputer besar yang telah mendahului mereka. Seperti kasus Whe lain-media
baru pertama kali diperkenalkan ke dalam arena pembelajaran, banyak diharapkan bahwa media
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 48
ini akan berdampak besar pada praktek pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1984. Papert
menunjukkan bahwa komputer akan menjadi ―katalis yang sangat mendalam dan radio:
perubahan dalam sistem pendidikan‖ (hal. 422) dan bahwa pada tahun 1990, satu komputer per
anak akan menjadi negara yang sangat umum urusan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat.
Meskipun komputer akhirnya dapat memiliki dampak besar pada praktek pembelajaran di
sekolah, pada pertengahan 1990-an, memiliki dampak kecil. Survei mengungkapkan bahwa pada
1995, meskipun sekolah-sekolah di Amerika Serikat yang dimiliki, rata-rata, satu komputer
untuk sembilan siswa, dampak komputer pada praktek pembelajaran sangat minim, dengan
sejumlah besar guru pelaporan penggunaan sedikit atau tidak ada komputer untuk tujuan
instruksi. Selain itu, dalam banyak kasus, penggunaan komputer jauh dari inovatif. Di sekolah
dasar, guru melaporkan bahwa komputer sedang digunakan terutama untuk … dan praktek; pada
tingkat menengah, laporan menunjukkan bahwa komputer digunakan utama untuk mengajar
keterampilan yang berkaitan dengan komputer seperti pengolah kata (Anderson & Ronnkvi1999;
Becker, 1998; Kantor Technology Assessment, 1995)

10. Perkembangan terbaru
Sejak tahun 1995, kemajuan pesat dalam komputer dan teknologi digital lainnya, serta
Internet, telah menyebabkan minat yang meningkat pesat, dan penggunaan, media ini untuk
tujuan pembelajaran, khususnya dalam pelatihan bisnis dan industri. Sebagai contoh, sebuah
survei terbaru dari lebih dari 750 perusahaan pelatihan industri (Bassi & Van Buren, 1999)
mengungkapkan bahwa persentase dari pelatihan yang disampaikan melalui teknologi baru
seperti CD-ROM, intranet, dan internet meningkat dari kurang dari 6% di tahun 1996 menjadi
lebih dari 9% pada tahun 1997 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 22% pada
tahun 2000. Survei lain baru-baru ini melaporkan bahwa pada tahun 1999, 14% dari semua
pelatihan formal disampaikan melalui komputer (―Industri Laporan 1999″, 1999).
Dalam beberapa tahun terakhir, minat dalam menggunakan Internet untuk tujuan
pembelajaran juga telah berkembang pesat dalam pendidikan tinggi dan militer. Sebagai contoh,
antara 1994-95 dan 1997-98 tahun akademik, pendaftaran dalam kursus-kursus belajar jarak jauh
di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat hampir dua kali lipat, dan persentase institusi
yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh meningkat dari 33% menjadi 44%, dengan
78% dari publik empat tahun lembaga yang menawarkan program tersebut. Selain itu, sedangkan
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 49
pada tahun 1995, hanya 22% dari lembaga pendidikan tinggi menawarkan program pembelajaran
jarak jauh menggunakan teknologi internet berbasis asynchronous, pada tahun 1997-98
akademik, 60% dari lembaga melakukannya (Lewis. Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999).
Dalam militer, pada tahun 2000, Sekretaris Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa
5600000000 akan dihabiskan selama enam tahun ke depan untuk memungkinkan tentara untuk
mengambil kursus pendidikan jarak jauh melalui Internet (Carr, 2000).
Sejak tahun 1995, ada juga peningkatan yang signifikan dalam jumlah teknologi yang
tersedia di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Sebagai contoh, hasil survei nasional 1998
(Anderson & Ronnkvist, 1999) mengungkapkan bahwa sementara pada tahun 1995 rata-rata ada
satu komputer untuk setiap sembilan siswa, pada tahun 1998 rasio tersebut telah dikurangi
menjadi satu komputer untuk setiap enam siswa. Selain itu, persentase sekolah yang memiliki
akses Internet meningkat dari 50% pada 1995 menjadi 90% pada tahun 1998. Namun,.
sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah media pembelajaran, peningkatan kehadiran
teknologi di sekolah-sekolah tidak selalu berarti peningkatan penggunaan teknologi yang untuk
tujuan pembelajaran. Anderson & Ronnkvist (1999) juga menyatakan bahwa meskipun jumlah
komputer di sekolah telah meningkat, sebagian besar komputer yang cukup terbatas dalam hal
perangkat lunak yang mereka dapat berjalan. Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa
meskipun sebagian besar sekolah sekarang memiliki akses Internet, mahasiswa akses ke Internet
terbatas di banyak sekolah, dengan beberapa siswa mampu menggunakannya untuk sekolah
mereka. Pengamatan ini membuat sulit untuk memastikan sejauh mana praktik pembelajaran di
sekolah-sekolah telah dipengaruhi oleh adanya peningkatan media.
Terlepas dari ketidakpastian tentang sejauh mana penggunaan media di sekolah, sebagian
besar bukti yang dikutip jelas menunjukkan bahwa sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan
yang signifikan dalam penggunaan media pembelajaran dalam berbagai pengaturan, mulai dari
bisnis dan industri untuk pendidikan militer dan lebih tinggi. Dalam bisnis, industri, dan militer,
Internet telah dilihat sebagai sarana memberikan instruksi dan informasi untuk pelajar tersebar
luas dengan biaya yang relatif rendah. Selain itu, dalam banyak kasus, aksesibilitas komputer
yang mudah memungkinkan peserta didik untuk menerima dukungan instruksi dan / atau kinerja
(seringkali dalam bentuk sistem pendukung kinerja elektronik atau sistem manajemen
pengetahuan) kapan dan di mana mereka membutuhkannya, karena mereka melakukan tugastugas pekerjaan tertentu.
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 50
Dalam pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh melalui Internet telah dilihat sebagai
metode rendah biaya menyediakan instruksi untuk siswa yang, karena berbagai faktor (misalnya,
pekerjaan dan tanggung jawab keluarga jarak geografis.), Tidak mungkin sebaliknya telah
mampu menerimanya. Namun, pertanyaan tentang efektivitas-biaya dari instruksi tersebut masih
belum terjawab (Hawkridge. 1999).
Alasan lain bahwa media baru yang digunakan untuk tingkat yang lebih besar mungkin
karena peningkatan kemampuan interaktif dari media. Moore (1989) menjelaskan tiga jenis
interaksi antara agen yang biasanya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini antara
peserta didik dan konten pembelajaran, antara pelajar dan instruktur, dan di antara pembelajar
sendiri. Sifat media pembelajaran yang umum selama beberapa bagian dari ketiga dua yang
pertama, dari abad lalu (e., .. film dan televisi pembelajaran) dipekerjakan terutama sebagai
sarana memiliki peserta didik berinteraksi dengan isi pembelajaran . Sebaliknya, melalui
penggunaan fitur seperti e-mail, chat room dan bulletin board, Internet sering digunakan sebagai
sarana untuk peserta didik dengan instruktur dengan pelajar lain, serta dengan konten
instruksional. Ini adalah salah satu contoh bagaimana beberapa media baru membuatnya lebih
mudah untuk mempromosikan, berbagai jenis interaksi yang digambarkan oleh Moore.
Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputer, khususnya berkaitan dengan
meningkatkannya kemampuan multimedia media ini, membuat lebih mudah bagi pendidik untuk
merancang pengalaman belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik lebih konten
pembelajaran daripada sebelumnya. Misalnya, seperti jumlah dan jenis informasi yang dapat
disajikan oleh komputer telah meningkat, jenis umpan balik serta jenis masalah, yang dapat
disajikan kepada peserta didik telah sangat diperluas. Kemampuan ini meningkatkan
pembelajaran menjadi menarik perhatian banyak pendidik. Selain itu, kemampuan komputer
untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, serta memungkinkan peserta didik untuk
mudah link ke berbagai konten, telah menarik minat perancang pembelajaran memiliki perspektif
konstruktivis. Orang yang sangat peduli dengan penyajian masalah otentik (mis. ―dunia nyata‖)
dalam lingkungan belajar di mana peserta didik memiliki banyak kontrol atas kegiatan yang
mereka terlibat dalam dan alat-alat dan sumber daya yang mereka gunakan, menemukan
teknologi digital yang baru lebih akomodatif daripada pendahulunya.
Seperti beberapa contoh dalam beberapa paragraf sebelumnya menunjukkan, bahwa
dalam beberapa tahun terakhir komputer, Internet. dan teknologi digital lainnya sering digunakan
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 51
untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja melalui beberapa cara non-tradisional. Sebagai
contoh, sistem kinerja komputer dibantu dukungan elektronik. sistem manajemen pengetahuan,
dan pelajar-berpusat lingkungan belajar sering berfungsi sebagai alternatif untuk pelatihan atau
instruksi langsung. Ketika dampak masa kini media pembelajaran sedang dipertimbangkan, jenis
aplikasi tidak boleh diabaikan.

11. Kesimpulan Mengenai Sejarah Media Instruksional
Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah media
pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek
diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah
menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda
mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki
adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan
untuk memiliki pada praktek instruksional. Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya
memudar, dan pemeriksaan mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap
praktek tersebut. Misalnya, prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan
terbukti tidak benar, dan antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950
sangat berkurang pada pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di
sekolah. Kedua contoh melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana
penggunaan media pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan
media pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa
meskipun antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai
saat ini media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan
tersebut.
Bagaimana dengan prediksi, pertama dibuat pada 1980-an, bahwa komputer akan
merevolusi instruksi? Sebagai data dari sekolah mengungkapkan, pada pertengahan 1990-an,
bahwa revolusi tidak terjadi. Namun, data dari paruh kedua dekade menunjukkan kehadiran
berkembang, dan mungkin penggunaan, komputer dan internet di sekolah. Selain itu, selama
akhir 1990-an, media ini mengambil peran dukungan semakin besar dalam pembelajaran dan
kinerja dan juga dalam pengaturan lainnya seperti bisnis dan industri dan pendidikan tinggi.
Apakah dampak media pada instruksi lebih besar di masa depan daripada itu telah di masa lalu?
Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 52
Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar
untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital
lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang
mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik
pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah
dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada
media yang paling penggemar saat ini memprediksi.

D. SEJARAH DESAIN PEMBELAJARAN
Seperti disebutkan sebelumnya, selain erat kaitannya dengan media pembelajaran, bidang
desain pembelajaran dan teknologi juga telah berhubungan erat dengan penggunaan sistematis
prosedur desain pembelajaran. Berbagai set prosedur yang sistematis desain instruksional (atau
model) telah dikembangkan dan telah dirujuk oleh istilah-istilah seperti pendekatan sistem,
sistem desainpembelajaran (ISD) pengembangan pembelajaran, dan desain pembelajaran.
Meskipun kombinasi spesifik dari prosedur sering bervariasi dari satu model desain
pembelajaran ke model berikutnya, sebagian besar model termasuk analisis masalah
pembelajaran dan desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi prosedur instruksi dan
materi yang bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagaimana proses desain
pembelajaran muncul menjadi ada? Bahasan ini akan fokus pada menjawab pertanyaan itu.

1. Asal Usul Desain Pembelajaran: Perang Dunia II
Asal-usul prosedur desain pembelajaran telah ditelusuri pada Perang Dunia II (Dick,
1987). Selama perang, sejumlah besar psikolog dan pendidik yang memiliki pelatihan dan
pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimental dipanggil untuk melakukan penelitian
dan mengembangkan bahan pelatihan untuk layanan militer. Individu-individu ini, termasuk
Robert Gagne. Leslie Briggs, John Flanagan, dan banyak lainnya, memberikan pengaruh yang
cukup besar pada karakteristik bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan, banyak mendasarkan
pekerjaan mereka pada prinsip-prinsip pembelajaran berasal dari penelitian dan teori instruksi,
belajar, dan perilaku manusia (Baker, 1973; Saettler, 1990)

Pengantar Teknologi Pendidikan
http://romidwisyahri95.blogspot.com

Page 53
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan

More Related Content

What's hot

Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tiksardin sirdan
 
Kawasan teknologi pendidikan
Kawasan teknologi pendidikanKawasan teknologi pendidikan
Kawasan teknologi pendidikanELce PurWandarie
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...yulius LYAN
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
Media Digital
Media DigitalMedia Digital
Media DigitalSABDA
 
PPT evaluasi pembelajaran PAI
PPT evaluasi pembelajaran PAIPPT evaluasi pembelajaran PAI
PPT evaluasi pembelajaran PAIzahraaini3
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfi
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar MeliMeli45
 
Makalah manajemen tenaga kependidikan
Makalah manajemen tenaga kependidikanMakalah manajemen tenaga kependidikan
Makalah manajemen tenaga kependidikanWarin Ahmad
 
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Bams Sasmita
 

What's hot (20)

Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tik
 
Kawasan teknologi pendidikan
Kawasan teknologi pendidikanKawasan teknologi pendidikan
Kawasan teknologi pendidikan
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
 
Perkembangan tp
Perkembangan tpPerkembangan tp
Perkembangan tp
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
Media Digital
Media DigitalMedia Digital
Media Digital
 
PPT evaluasi pembelajaran PAI
PPT evaluasi pembelajaran PAIPPT evaluasi pembelajaran PAI
PPT evaluasi pembelajaran PAI
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008Definisi tep tahun 1977 1994 2008
Definisi tep tahun 1977 1994 2008
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar
 
Kewibawaan dalam Pendidikan
Kewibawaan dalam PendidikanKewibawaan dalam Pendidikan
Kewibawaan dalam Pendidikan
 
Makalah manajemen tenaga kependidikan
Makalah manajemen tenaga kependidikanMakalah manajemen tenaga kependidikan
Makalah manajemen tenaga kependidikan
 
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
 

Viewers also liked

Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1
Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1
Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1Hari Sugiarto
 
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikan
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikanBab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikan
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikanHaniza Sahudi
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernismeJoko Satrio
 
Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan
Konsep dan Penerapan Teknologi PendidikanKonsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan
Konsep dan Penerapan Teknologi PendidikanUwes Chaeruman
 
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan Dwiken Sugesti
 

Viewers also liked (6)

Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1
Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1
Cp 2 Perkembangan teknologi pendidikan mulai dari masa awal 1
 
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikan
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikanBab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikan
Bab 1 pengenalan kpd teknologi pendidikan
 
Presentasi post modernisme
Presentasi post modernismePresentasi post modernisme
Presentasi post modernisme
 
Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan
Konsep dan Penerapan Teknologi PendidikanKonsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan
Konsep dan Penerapan Teknologi Pendidikan
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
 
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan
Pengertian dan kawasan teknologi pendidikan
 

Similar to Pengantar Teknologi Pendidikan

Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdfZukét Printing
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docxZukét Printing
 
Power point
Power pointPower point
Power pointikkiey
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitrinoviana
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paiahmadmahsum
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paiahmadmahsum
 
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikansarjispdi
 
Seminar Fisika 2012
Seminar Fisika 2012Seminar Fisika 2012
Seminar Fisika 2012FKIP UHO
 
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docTeknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docanisa321586
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Dancy Jimmy
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2NurMisda
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranJesicaDinna
 

Similar to Pengantar Teknologi Pendidikan (20)

Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdfPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.pdf
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.pdf
 
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docxPentingnya Teknologi Pembelajaran  Bahasa Arab.docx
Pentingnya Teknologi Pembelajaran Bahasa Arab.docx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
 
Model ict pai
Model ict paiModel ict pai
Model ict pai
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
 
Model ict pai
Model ict paiModel ict pai
Model ict pai
 
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict paitugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
tugas ahmad ma'sum kls F smtr 2 Model ict pai
 
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikanMakalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
Makalah faktor yang mempengaruhi ict dalam pendidikan
 
Seminar Fisika 2012
Seminar Fisika 2012Seminar Fisika 2012
Seminar Fisika 2012
 
Makalah tekpen
Makalah tekpenMakalah tekpen
Makalah tekpen
 
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).docTeknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
Teknisi Sumber Belajar (Word 97-2003).doc
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
 
Tugas perencanaan
Tugas perencanaanTugas perencanaan
Tugas perencanaan
 
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip PembelajaranTeknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip – Prinsip Pembelajaran
 
Pemanfaatan ict
Pemanfaatan ictPemanfaatan ict
Pemanfaatan ict
 
Proposal skripsi adeng saputra
Proposal skripsi adeng saputraProposal skripsi adeng saputra
Proposal skripsi adeng saputra
 

More from Romi Dwi Syahri

More from Romi Dwi Syahri (6)

Pengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajarPengaruh tp terhadap pola mengajar
Pengaruh tp terhadap pola mengajar
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Perspektip tp
Perspektip tpPerspektip tp
Perspektip tp
 
Televisi edukasi
Televisi edukasiTelevisi edukasi
Televisi edukasi
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Pengantar Teknologi Pendidikan

  • 1.
  • 2. TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN OLEH KELOMPOK 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. ANDRI SAPUTRA ROMI DWISYAHRI DELLA DENADA MUSTIKA RIZANA MENTARI ELVA DELLIATI SEPTA PRATIWI KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 2
  • 3. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari ―PENGANTAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN‖. Tujuan utama adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan, serta untuk melatih dan membiasakan diri untuk pendalaman materi. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada : Drs. Syafril,M.Pd. dan Dra.Eldarni,M.Pd. selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam pembuatan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun dengan laporan ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun kepada semua pihak supaya menjadi pembelajaran bagi penulis. Akhir kata, secara pribadi penulis berharap supaya laporan ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi penulis, umumya bagi pembaca. Terimakasih. Padang, Desember 2013 Penulis Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 3
  • 4. DAFTAR ISI Kata Pengantar ..................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................. ii Bab I Hakikat Teknologi Pendidikan ....................................................................... 1 a. Pengertian Teknologi Pendidikan b. Beberapa defenisi TP c. TP ditinjau dari aspek ontologism,epistimologis dan aksiologis BAB II Falsafah Tp Visi,Misi & Tujuan TP ........................................................... 15 BAB III Perkembangan Teknologi Pendidikan ...................................................... 24 BAB IVLandasan Teoritis Teknologi Pendidikan .................................................. 64 a. Teori Belajar dan Pembelajaran b. Teori Komunikasi dan Informasi c. Teori manajemen dan Ekonomi BAB V Kawasan Teknologi Pendidikan ................................................................. 80 a. b. c. d. e. Perancangan Pengembangan‘ Pemanfaatan Pengelolaan Penilaian BAB VI Teknologi Pendidikan sebagai Konstruk Teoritis, Bidang Garapan & Prfesi ...... 117 BAB VII Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan ............................................. 129 a. Organisasi Kurikulum b. Pola Instruksional c. Pengambilan Keputusan tentang Pendidikan BAB VIII Beberapa Penerapan Teknologi Pendidikandi Indonesia ........................ 155 a. b. c. d. e. Sistem Belajar Jarak Jauh Penggunaan Modul dan Paket Belajar Radio Pendidikan Televisi Pendidikan PKP dan CBSA Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 4
  • 5. f. CAI DAN INTERNET BAB IX Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju & Negara Berkembang ...... 205 BAB X Penerapan TP & Pengaruhnya terhadap Pendidikan saat ini & Masaa ..... 240 BAB XI PENUTUP ................................................................................................. 263 a. Kesimpulan ............................................................................................ 263 b. Saran ...................................................................................................... 263 Daftar Pustaka .......................................................................................................... 264 Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 5
  • 8. BAB I HAKEKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang terdidik, dan pada giliranya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu mengambil manfaat dan bukan menjadi korban dari perkembangan ilmu dan teknologi sendiri. Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Kalau semula orang tua yang bertindak sebagai pendidik kemudian kita kenal profesi guru yang diberi tanggung jawab pendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus jabatan dan atau profesi yang termasuk dalam kategori tenaga kependidikan. 2. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN A.Pengertian Teknologi Pendidikan Istilah ―teknologi‖ berasal ari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dilain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Dengan demikian secara umum Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 8
  • 9. teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku, ide, peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian ini mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat untuk teknologi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan. B.Landasan Teknologi Pendidikan 1.Landasan filosofis teknologi pendidikan Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3 komponen seperti yang diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology (pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology (menelaah tentang nilai guna baik secara umum maupun secara khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak). Kurikulum teknologi berorientasi ke masa depan yang memandang teknologi sebagai dunia yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu dalam pendidikan lebih mengutamakan penampilan perilaku lahirnya atau eksternal dengan penerapan praktis hasil penemuan-penemuan ilmiah yang secara kharakteristik menuju ke arah komputerisasi program pengajaran yang ideal sesuai dengan prinsip-prinsip Gybeructis. Dalam proses belajar mengajar, model teknologi pendidikan lebih menitik beratkan kemampuan siswa secara individual dimana materi pelajaran sesuai ketingkatan kesiapan sehingga siswa mampu menunjukan perilaku tertentu yang diharapkan. Manfaat yang sangat besar dari model kerikulum teknologi ini adalah materi pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk multimedia, para siswa menerima pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis serta lebih impresif. 2.Landasan psikologi teknologi pendidikan Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap melakukan kegiatan belajar setelah ia Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 9
  • 10. memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan dan menyangkut sikap nilai. Siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup sebagai satu keseluruhan yang bulat. Ia bersifat aktif dan senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya, memerima, menolak, mencari sendiri dapat pula mengubah lingkungannya. Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembang program pembelajaran selalu menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar dengan kebutuhan belajar. Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009) berpendapat bahwa teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi perilaku yang digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu dari pebelajar secara sitematis guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu sendiri. Sedangkan Harless (1968) menyebutnya dengan ―front-end analysis‖, sedangkan Mager dan Pape (1970) menyebutnya ―performance problem analysis‖. Dan Romizwoski (1986) mengistilahkan kegitan tersebut sebagai ―performance technology‖. Belajar berkaitan dengan perkembangan psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh, kemampuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu menciptakan kondisi yang kondusif, sarana dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai faktor eksternal lainnya. Untuk itu, Malcolm Warren (1978) mengungkapkan bahwa diperlukan teknologi untuk mengelola secara efektif pengorganisasian berbagai sumber manusiawi. Romizowski (1986) menyebutnya dengan ―Human resources management technology‖. Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap pengembangan program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan satu teknik tertentu yang dapat mengkoordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 10
  • 11. 3.Landasan sosiologis teknologi pendidikan Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran yang lebih efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi insani. Seorang ahli komunikasi dari Amerika Wilbur schramm menjabarkan pengertian ilmu komunikasi itu kedalam 3 kategori pokok dengan berbagai istilah yaitu : Encoder yaitu komunikasi, guru mempunyai informasi tertentu dan benar, kecepatan yang optimal dan sampai pada penerima informasi yaitu para siswa. Signal yaitu pesan, berita pernyataan yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang atau kelompok orang penerima pesan itu yang dilukiskan dalam bentuk gerak tangan, mimic, wajah, gambaran, foto, grafik, peta, diagram dll. Decodes yaitu komunikasi yang dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami isi pesan yang diterimanya. 4.Landasan religius teknologi pendidikan Dalam proses pembelajarn yang mengacu pada landasan keagamaan, seorang guru diharapkan bisa mengubah moral peserta didiknya, agar dalam pembelajaran nantinya bisa berjalan sesuai yang diharapkan. Maka disini seorang guru, ketika ada seorang peserta didiknya yang tidak memahami apa yang disampaikan, guru dapat menggunakan teknik atau cara pembelajaran lain dengan tanpa mempersulit caranya tersebut agar pemahaman peserta didiknya tidak menyimpang, yang nantinya dapat mempengaruhi moral peserta didiknya. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam Al-qur‘an : ‫ال‬ Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas bahwa dalam proses pembelajaran, agama sendiri tidak mempersulit tentang cara yang akan dipakai oleh seorang guru dalam penyampaian pelajarannya. Selain itu, pesan yang disampaikan lewat interaksi antara guru dan peserta didiknya harus bisa mengimbangi keadaan peserta didiknya, sehingga bisa diterima materinya. Dengan kata lain guru harus bisa mengajarkan materinya sesuai dengan ukuran akal peserta Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 11
  • 12. didiknya sehingga mampu diserap dan diamalkan apa yang disampaikannya ( ‫خاط بو‬ ‫ا‬ ‫.) )ع قو هم ب قدر‬ C. Peran dan Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan Peran teknologi pendidikan Teknologi pendidikan sangat bermanfaat bagi manusia dalam pendidikan. Dalam teknologi pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisme untuk menganalisis masalah pendidikan mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek pembelajaran dalam pendidikan. Teknologi secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (tertulis dan lisan). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik kurikulum dan materi pendidikan. Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia, dengan demikian aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penilaian, perangkat dan peralatan teknis atau hardware dan perangkat lunak software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan dengan pendekatan yang sistematis. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ruang lingkup teknologi pendidikan sangat luas yaitu mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan, faktorfaktor itu adalah orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi. D.Aplikasi Teknologi Pendidikan Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 12
  • 13. siswa atau mahasiswa. Keterbatasan media teknologi pendidikan disatu pihak dan lemahnya kemampuan dosen atau guru menciptakan media tersebut di sisi lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan. Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu studi pelajar atau masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi dimasyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit, TV, radio, videotapedan komputer memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar manusia. Seperti halnya teknologi pada umumny, teknologi komunikasi tidak mengenal batas-batas wilayah, ideologi, agama, dan suku bangsa, teknologi telah mengurangi secara drastis jarak dalam waktu dan ruang. Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi yang dimaksud yaitu: 1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi, pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas melainkan dapat berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Teknologi pendidikan menghilangkan kalaupun tidak secara keseluruhan pola pengajaran tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Guru mempunyai kemampuan yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu tertolong. 3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas, lebih dari hanya sekedar interaksi guru dengan murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar dan biasanya memberikan rangsangan positif dalam proses pendidikan. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 13
  • 14. 4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan dan guru adalah guru. 5. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan yang sangat positif. E.Analisis Teknologi pendidikan merupakan suatu cara mengajar dengan menggunakan skill atau keahlian yang dimiliki oleh seorang guru agar dalam proses pembelajaran bisa diterima oleh para peserta didiknya sehingga bisa mencapai pada tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi sebenarnya teknologi pendidikan itu tidak seperti halnya yang kita ketahui tentang teknologi pada umumnya yang ada kaitannya dengan masalah-masalah permesinan atau yang lainnya, tetapi dalam masalah teknologi pendidikan itu bisa dikaitkan dengan sebuah cara atau strategi yang dimiliki seorang guru dalam proses pembelajaran baik itu menggunakan media yang ada dalam kelas atau ataupun cara lain agar dalam pembelajaran menjadi mudah diserap oleh para peserta didiknya.. 4. BEBERAPA DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Beberapa defenisi TP dapat diuraikan sebagai berikut : a. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963 Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 14
  • 15. pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.Analisa : (a) menggunakan istilah komunikasi visual,(b) menghasilkan kerangka dasar pengembangan TP selanjutnya,(c) mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual,definisi di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran. b. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970 Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya. Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif. Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus. c. Definisi Silber 1970 Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 15
  • 16. Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran. d. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971 Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai. Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses. e. Definisi AECT 1972 Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut : Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut. Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi. f. Definisi AECT 1977 Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Definisi tahun 1977,AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya,kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 16
  • 17. g. Definisi AECT 1994 Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar. Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk. h. Defenisi 2004 Teknologi pendidikan adalah suatu studi atau etika prakek dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan peningkatan kinerja dengan cara menciptakan menggunakan atau memanfaatkan,dan mengelolo proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 17
  • 18. 5. TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTIMOLOGI, DAN AKSIOLOGIS 1. Ontologi Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman. Secara tersusun Chaeruman dalam tulisannya mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso bahwa ontology teknologi pendidikan adalah : 1. Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri. 2. Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkann untuk keperluan belajar. 3. Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi. 4. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras. Dibawah ini adalah empat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya masalah yang tidak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain pihak juga menimbulkan masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu ―belajar‖. Menurut Sir Eric Ashby (1972, h. 9-10) tentang terjadinya empat Revolusi di dunia pendidikan yaitu: Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi tanggungjawab untuk itu. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 18
  • 19. Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat. Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan pengatahuan yang telah diramuka oleh orang lain. Revolusi keempat berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lain-lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada media cetak. Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran. Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan pendidikanlah yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu: 1) adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur media dll), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio dll), alat (jaringan televisi, radio, dll) cara-cara tertentu dalam mengolah/ menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung. 2) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual. 3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 19
  • 20. 2. Epistemologi Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau saranaprasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan. M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu : 1) Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara terpisah-pisah. 2) Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan ditujukan untuk memecahkan masalah. 3) Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh, harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing fungsi berjalan sendiri-sendiri. Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan adalah dengan cara: a. Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar b. Pengintegrasian secara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. c. Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar. 3. Aksiologi Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 20
  • 21. Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras, 2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya: a. Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan) b. Penyempurnaan system Pendidikan c. Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan d. Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran e. Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan f. Peningkatan partisipasi masyarakat Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan saat ini adalah: a. Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. b. Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain: Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan menjadi:  Produktif  Ilmiah  Individual  Serentak / actual  Merata  Berdaya serap tinggi Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L Zachri:2004). Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 22
  • 24. BAB II FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN SERTA VISI,MISI,DAN TUJUAN TP 1. LATAR BELAKANG Teknologi pendidikan muncul menjadi isu seiring dengan perkembangan kehidupan manusia dan kebutuhan akan pendidikan dan pembelajaran. Awalnya Teknologi Pendidikan dianggap sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar (manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini (AECT 1972). Dan pada akhirnya diartikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan mencipatakan, menggunakan, dan mengatur proses teknologi dan sumber daya yang cocok (AECT, 2004). Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya, makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Meskipun demikian masih banyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Sebenarnya 25 tahun yang lalu Menteri Pendidikan Daoed Joesoef telah menyatakan bahwa ―Teknologi diterapkan di semua bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini karenanya beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara rasional berkembang dan terjalin dalam berbagai bidang penididikan”. 2. FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN Yang dimaksud dengan istilah ―falsafah‖ disini adalah rangkaian pernyataan yang didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau tujuan diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely, dimana seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti itu dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati, merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujukan tertentu. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 24
  • 25. Januszewski (2008:1) menyatakan bahwa: Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi). Sementara itu, Miarso (2009:240) menyatakan ―Teknologi Pendidikan dapat diartikan suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses teresebut. Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika prektek yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, peralatan dan organisasi untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi dalam rangka untuk memecahkan masalah belajar manusia. Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika. Teknologi merupakan suatu bidang yang tak terpisahkan dengan ilmu pengetahuan, seperti misalnya teknologi pertanian, teknologi kesehatan, teknologi komunikasi, dan tentunya juga teknologi pendidikan. Setiap teknologi, tak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam aneka keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan untuk suatu tujuan tertentu. Berbicara tentang landasan falsafah teknologi pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari filsafat pendidikan karena teknologi pendidikdn merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Adapun filsafat yang dikembangkan akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh filsafat analitik sehingga disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan (foundations of educations) dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu pendidikan,yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 25
  • 26. Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi filsafat pendidikan sampai saat ini, yakni: 1 Filsafat analitik, menganalisis serta menguraikan istilsh-istilah dan konsep-konsep pendidikan seperti pembelajaran (learning), kemampuan (ability), pendidikan (education), dan sebagainya. 2 Progresivisme,berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan memberikan rangsangan yang tepat. 3 Eksistensialisme, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka. 4 Rekonstruksionisme, terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans sivilasi modern. Para pendidik rekonstruksionisme melihat bahwa pendidikan dan reformasi sosial sesungguhnya sama. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga setiapgenerasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu dirasakan perlunya sistem baru dalam mengkomunikasikan segala macam pengetahuan dan pesan, baik secara verbal maupun non verbal. Kebenaran hakiki falsafah teknologi pendidikan Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan dikaitkan dengan pertanyaan: a. apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah) Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan dibagi 4, yaitu: 1. Revolusi ke-1, terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi tanggungjawab untuk itu. Pada revolusi pertama ini masih ada kasus dimana orangtua atau keluarga masih melakukan sendiri pendidikan anak-anaknya. Dari beberapa literatur, seperti misalnya Seattler berusaha menelusuri secara historik perkembangan revolusi ini dengan Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 26
  • 27. mengemukakan bahwa kaum Sufi pada sekitar 500 SM menjadikan dirinya sebagai ―penjual ilmu pengetahuan‖, yaitu memberikan pelajaran kepada siapa saja yang bersedia memberinya upah atau imbalan. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri. 2. Revolusi ke-2, terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat. 3. Revolusi ke-3, muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Buku hingga saat ini dianggap sebagai media utama disamping guru untuk keperluan pendidikan. Revolusi ini masih berlangsung bahkan beberapa pandangan falsafati berpendapat bahwa masyarakat belajar adalah masyarakat membaca. Beberapa ahli menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih berlangsung budaya mendengarkan belum sampai pada budaya membaca. Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan pengatahuan yang telah diramukan oleh orang lain. 4. Revolusi ke-4, berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lainlain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada media cetak. Pesan – pesan dapat lebih cepat, bervariasi serta berpotensi untuk lebih berdaya guna bagi si penerima. Pada revolusi ini muncullah konsep keterbacaan (Literacy) baru, yang tidak sekedar menuntut pemahaman deretan huruf, angka, kata dan kalimat, tetapi juga pemahaman visual. Beberapa orang ahli berpendapat bahwa perkembangan media komunikasi ini menjadikan dunia semakin ―mengecil‖, menjadi suatu ―global Village‖ dimana semua warganya saling mengenal, saling tahu dan saling bergantung satu sama lain. Dalam revolusi keempat ini memang ujud yang sangat menonjol adalah peralatan yang semakin canggih. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 27
  • 28. Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran. Berdasarkan penyebab dan kondisi perkembangan keempat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan diatas dimana difokuskan pada masalah utama yaitu ―belajar‖ dapat disederhanakan yaitu pada awalnya guru menghadapi anak didiknya dengan bertatap muka langsung dan guru bertindak sebagai satu-satunya sumber untuk belajar. Perkembangan berikutnya guru menggunakan sumber lain berupa buku yang ditulis oleh orang lain, atau dapat dikatakan bahwa guru membagi perannya dalam menyajikan ajaran kepada sejawat lain yang menyajikan pesan melalui buku. Dalam keadaan ini guru masih mungkin melaksanakan tugasnya menyeleksi buku dan mengawasi kegiatan belajar secara ketat. Dalam perkembangan selanjutnya media komunikasi mampu menyalurkan pesan yang dirancang oleh suatu tim yang terpisah dari guru, langsung kepada anak didik tanpa dapat dikendalikan oleh guru. b. Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah) Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya, objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua ilmu digabung secara sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal. Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru dengan. c. Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah) Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 28
  • 29. partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan. Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu Wujud penerapan filsafat teknologi pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia Filsafat teknologi pendidikan telah terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia, wujudnya sebagai berikut : a. Pada masa kemerdekaan tahun 1950, untuk mengatasi kesempatan belajar para pejuang yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tergabung dalam pasukan tentara, maka dihadirkanlah siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran, didirikan Balai Kursus Tertulis Pengembangan Guru, Balai Alat Peraga Pendidikan yang sekarang menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis. b. Pada awal orde baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisitkebijakan menggunakan radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan, sebagai contoh program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI ( Aku Cinta Indonesia). c. Dalam periode pembangunan selanjutnya, berbagai bentuk penerapan teknologi pendidikan berkembang pesat. Penerapan berupa pola / sistem pendidikan yang inovatif, contohnya sebagai berikut : 1. Sistem pendidikan terbuka / jarak jauh (SLTP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah Terbuka, Universitas Terbuka, Program KEJAR Paket A dan B) 2. Proyek pendidikan melalui satelit ( Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia Timur. 3. Penggunaan siaran radio untuk penataran guru, sitem belajar mandiri untuk meningkatkan kualitas guru yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan. 4. Sistem pelatihan jarak jauh yang pengembangannya dikoordinasikan oleh Indonesian Learning Work (IDLN) dan SEAMOLEC ( SEAMO Open Learning Center ) berkedudukan di Pustekom Diknas. 5. Teknik /strategi pembelajaran untuk belajar pemecahan masalah dan belajar aktif (problem solving and active learning strategies and techniques). Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 29
  • 30. Beberapa bentuk penerapan ada yang sudah berhenti dikarenakan berbagai alasan kebijakan maupun pendanaan. Akan tetapi penerapan teknologi pendidikan yang telah berlangsung, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangan itu masih harus ditingkatkan lagi untuk menjangkau seluruh sektor pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Perkembangan- perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan Perkembangan-perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan dan khususnya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar, termasuk orang (penulis buku) prosedur media dan lain-lain, pesan (yang tertulis dalam buku, atau tersaji lewat media), media(jaringan televise, radio dan lain-lain). Cara-cara tertentu dalam mengolah, menyajikan pesan, serta lingkungan di mana proses pendidikan itu berlangsung. 2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan baik secara konseptual maupun factual. 3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber belajar agar dapat digunakan seoptimal mungkin untuk keperluan belajar. 4. Tumbuh dan makin memasyaratkannya pendidikan terbuka/jarak jauh sebagai sistem pendidikan alternatif yang memungkinkan proses pendidikan dsan pembelajaran dilakukan secara luwes, efisien, efektif, dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan. Bertolak dari ilustrasi diatas, keempat perkembangan diatas merupakan peluang dan masa depan teknologi pendidikan semakin terbuka. Di samping itu, pengaruh era globalisasi yang tidak bisa kita hindari menuntut manusia ke depan lebih kreatif dalam menghadapi tantangann yang lebih besar, sehingga perang teknologi pendidikan lebih banyak bersifat reaktif terhadap perkembangan teknologi dari pada sebagai ―agent of change‖ yang memicu perubahan itu. 3. VISI,MISI ,DAN TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN VISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkan dan dimanfaatkannya aneka proses dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 30
  • 31. Sebagai pusat pengembangan iptek pendidikan dan pusat penyiapan teknolog pendidikan/pembelajaran serta pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia. MISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN  Dilakukannya pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan dibidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.  Tersedianya tenaga ahli untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan.  Diusahakannya pertambahan nilai sosial ekonomi.  Dihindari adanya gejolak negatif.  Dikembangkannya pola dan sistem yang memungkinkan keterlibatan jumlah sasaran maksimal,perluasan pelayanan,dan desentalisasi kegiatan.  Dihasilkannya inovasi sistem pembelajaran yang efektif.  Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran,pendidik,dan tenaga kependidikan yang mengusai TIK dan multimedia,unggul dan memiliki daya saing yang tinggi.  Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan karya akademik yang unggul dan menjadi rujukan.  Menerapkan berbagai hasil karya dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran untuk memberdayakan masyarakat. TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN  Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang,mengembangkan,memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi program,proses dan produk pendidikan/pembelajaran dan pelatihan.  Menghasilkan tenaga pendidik yang mengusai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia dijenjang pendidikan dasar dan menengah.  Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,pengelola atau teknisi sumber belajar termasuk perpustakaan sekolah,dan tenaga administratif yang menguasai teknologi informasai dan komunikasi. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 31
  • 32.  Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran.  Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya tenologi pendidikan/pembelajaran. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 32
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986) Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989) Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005) Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press. B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 33
  • 35. BAB III PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1. Latar Belakang Sejarah teknologi pendidikan perlu diketahui seseorang untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang teknologi pendidikan. Karena untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, seseorang harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang bersangkutan. Bidang teknologi pendidikan meliputi analisis masalah belajar dan kinerja, serta desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan sumber daya yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai pengaturan, lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang teknologi instruksional sering menggunakan prosedur teknologi instruksional yang sistematis dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-instruksional untuk beberapa masalah belajar dan kinerja. Penelitian dan teori yang terkait dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan bagian penting dari dalam bidang teknologi instruksional.Selama bertahun-tahun, praktekpenggunaan sistematis prosedur teknologi pendidikan dan penggunaan media untuk tujuaninstruksional telah membentuk inti dari bidang teknologi pendidikan. Dari perspektif sejarah, sebagian besar praktek yang berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan yang berhubungan dengan teknologi pendidikan. Melihat begitu pentingnya sejarah Teknologi Pendidikan sebagai landasan untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana Teknologi Pendidikan dalam tinjauan perkembangan sejarahnya, maka sebagai individu yang bergerak dibidang Teknologi Pendidikan, penulis melakukan pembahasan tentang “perkembangan teknologi pendidikan”. Dalam makalah ini Penulis akan membahas banyak peristiwa penting dalam rentetan sejarah bidang teknologi pendidikan yang telah terjadi di duniaa, dan juga penekanan dalam buku yang menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di Amerika Serikat. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 35
  • 36. A. Rumusan Masalah 1) Pengertian Teknologi Pendidikan 2) Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran 3) Sejarah teknologi pembelajaran 4) Sejarah desain pembelajaran 5) Permulaan Model Desain Pembelajaran 6) Kawasan Teknologi Pembelajaran A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran. 1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963 ― Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.‖ Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran. 2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970 ―Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 36
  • 37. pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak lainnya.‖ ―Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.‖ Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus. 3. Definisi Silber 1970 ―Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar‖. Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran. 4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971 ―Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai‖ Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses. 5. Definisi AECT 1972 Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 37
  • 38. Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut : ―Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut‖. Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi. 6. Definisi AECT 1977 ―Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan sebagai suatu teori. 7. Definisi AECT 1994 ― Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.‖ Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 38
  • 39. Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi. B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Sejarah desain pembelajaran dan teknologi perlu diketahui seseorang untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang desain pembelajaran dan teknologi. Karena untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang bersangkutan. Bidang desain instruksional dan teknologi meliputi analisis masalah belajar dan kinerja, serta desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan sumber daya yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai pengaturan, lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang desain instruksional dan teknologi sering menggunakan prosedur desain instruksional yang sistematis dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi noninstruksional untuk beberapa masalah belajar dan kinerja. Penelitian dan teori yang terkait Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 39
  • 40. dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan bagian penting dari dalam bidang desain instruksional dan teknologi. Selama bertahun-tahun, dua praktek-penggunaan sistematis prosedur desain instruksional dan penggunaan media untuk tujuan-instruksional telah membentuk inti dari bidang desain instruksional dan teknologi . Dari perspektif sejarah, sebagian besar praktek yang berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan yang berhubungan dengan desain instruksional. Oleh karena itu sejarah dari masing-masing dua set praktek akan dijelaskan secara terpisah. Hal ini juga harus dicatat bahwa meskipun banyak peristiwa penting dalam sejarah bidang desain instruksional dan teknologi telah terjadi di negara-negara lain, penekanan dalam buku yang menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di Amerika Serikat. Istilah media pembelajaran telah didefinisikan sebagai sarana fisik melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik (Reiser & Gagnt. 1983). Berdasarkan definisi ini, setiap fisik berarti pengiriman instruksional, dari instruktur hidup, buku, komputer dan sebagainya, akan diklasifikasikan sebagai media instruksional. Mungkin lebih bijaksana bagi para praktisi di bidangnya untuk mengadopsi sudut pandang ini: Namun, dalam diskusi sebagian besar sejarah media pembelajaran, tiga sarana utama instruksi sebelum abad kedua puluh dan masih merupakan cara paling umum saat ini yaitu guru, papan tulis, dan buku teks. Ketiga itu telah dikategorikan secara terpisah dari media lain (ef. Komisi Instructional Technology, 1970). Dengan demikian, media pembelajaran akan didefinisikan sebagai sarana fisik, selain guru, papan tulis, dan buku teks, melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik. C. SEJARAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1. Museum sekolah Di Amerika Serikat, penggunaan media untuk tujuan pembelajaran telah dilacak kembali setidaknya sebagai awal dekade pertama abad kedua puluh (Saettler, 1990). Pada waktu telah ada sebuah museum sekolah. Saettler (1968) telah mengindikasikan, museum ini menjabat sebagai unit administrasi pusat untuk instruksi visual dengan distribusi mereka dari pameran museum portabel, stereograf [tiga-dimensi foto], slide, film, cetakan studi, grafik, dan bahan instruksional ―(hal. 89). Museum sekolah pertama dibuka di St Louis pada tahun 1905, dan tidak lama Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 40
  • 41. kemudian, museum sekolah dibuka di Reading, Pennsylvania, dan Cleveland, Ohio. Meskipun beberapa museum tersebut telah berdiri sejak awal 1900-an, daerah pusat terbesar media dapat dianggap modern. Saettler (1990) juga menyatakan bahwa bahan yang disimpan di museum sekolah dipandang sebagai bahan pelengkap kurikulum. Mereka tidak dimaksudkan untuk menggantikan guru atau buku teks. Sepanjang seratus tahun terakhir, pandangan awal tentang peran media pembelajaran tetap lazim di komunitas pendidikan pada umumnya. Artinya, banyak pendidik telah melihat media pembelajaran sebagai sarana pelengkap dalam menyajikan instruksi. Sebaliknya, guru dan buku teks umumnya dipandang sebagai sarana utama menyajikan instruksi, dan guru biasanya diberikan kewenangan untuk memutuskan apa media pembelajaran lain yang akan mereka lakukan. Selama bertahun-tahun, sejumlah profesional di bidang desain instruksional dan teknologi (misalnya, Heinich, 1970) berpendapat terhadap gagasan ini, menunjukkan bahwa a. guru harus dilihat pada kedudukan yang sama dengan media instruksional, sebagai hanya salah satu dari banyak kemungkinan berarti untuk menyajikan instruksi, b. guru tidak boleh diberikan otoritas tunggal untuk memutuskan apa yang media pembelajaran yang akan digunakan di ruang kelas. Namun, dalam komunitas pendidikan yang luas, pandangan ini tidak begitu disukai. 2. Gerakan Visual Instruksi dan Film Instruksional Seperti Saettler (1990) telah mengindikasikan, di awal abad kedua puluh, kebanyakan media yang disimpan di museum sekolah media visual, seperti film, slide, dan foto. Jadi pada saat itu, meningkatnya minat dalam menggunakan media di sekolah itu disebut sebagai ―instruksi visual‖ atau ―pendidikan visual‖ gerakan. Istilah terakhir ini digunakan setidaknya 1908, ketika diterbitkan Perusahaan Tampilkan Keystone Visual Pendidikan, panduan guru untuk slide lentera dan stereograf. Selain lentera ajaib (lentera proyektor slide) dan stereopticons (Stereograf pemirsa), yang digunakan di beberapa sekolah selama paruh kedua abad kesembilan belas (Anderson, 1962), gerakan gambar proyektor adalah salah satu perangkat media pertama digunakan di sekolahsekolah. Di Amerika Serikat, katalog pertama film instruksional diterbitkan pada 1910. Setalah 1910, sistem sekolah publik Rochester, New York, menjadi yang pertama untuk mengadopsi Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 41
  • 42. film instruksional untuk penggunaan biasa. Pada tahun 1913, Thomas Edison menyatakan, ―Buku akan segera menjadi usang di sekolah-sekolah …. Hal ini dimungkinkan untuk mengajar setiap cabang pengetahuan manusia dengan gerak gambar sistem sekolah kami akan benar-benar berubah dalam sepuluh tahun mendatang.‖ (Dikutip di Saettler,, 1968 hlm 98). Sepuluh tahun setelah Edison membuat perkiraan-nya, apa yang ia meramalkan tidak datang. Namun, selama dekade ini (1914-1923), gerakan instruksi visual tidak tumbuh. Lima organisasi profesional nasional untuk instruksi visual didirikan, lima jurnal berfokus pada instruksi visual yang mulai diterbitkan, lebih dari dua puluh lembaga-lembaga pelatihan guru mulai menawarkan program dalam instruksi visual, dan setidaknya selusin kota besar sistem sekolah dikembangkan biro visual pendidikan (Saettler , 1990). 3. Gerakan Audiovisual Instruksi dan Radio Instruksional Diakhir tahun 1920 dan sepanjang tahun 1930-an, kemajuan teknologi di berbagai bidang seperti siaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak suara menyebabkan meningkatnya minat dalam media pembelajaran. Dengan munculnya media yang menggabungkan suara, gerakan instruksi memperluas visual yang dikenal sebagai gerakan instruksi audiovisual (Finn, 1972; McCluskey, 1981). Namun, McCluskey (1981), yang merupakan salah satu pemimpin dalam bidang selama periode ini, menunjukkan bahwa sementara lapangan terus tumbuh, komunitas pendidikan pada umumnya tidak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tersebut. Dia menyatakan bahwa tahun 1930, kepentingan komersial dalam gerakan instruksi visual yang telah menginvestasikan dan kehilangan lebih dari $ 50 juta, dan hanya bagian dari kerugian itu karena Depresi Besar, yang dimulai pada tahun 1929. Terlepas dari efek ekonomi yang merugikan akibat Depresi Besar, audiovisual dalam gerakan konstruksi terus berkembang. Menurut Saettler (1990), salah satu peristiwa paling penting dalam evolusi ini adalah penggabungan pada tahun 1932 dari tiga organisasi yang ada profesional nasional untuk instruksi visual. Sebagai hasilnya, kepemimpinan dalam gerakan itu dikonsolidasikan dalam satu organisasi, Departemen Instruksi Visual, yang pada saat itu merupakan bagian dari National Education Association. Selama bertahun-tahun, organisasi ini, yang diciptakan pada tahun 1923 dan sekarang disebut Asosiasi untuk Pendidikan Komunikasi dan Teknologi, telah mempertahankan peran kepemimpinan dalam bidang desain instruksional dan teknologi. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 42
  • 43. Selama tahun 1920-an dan 1930-an, sejumlah buku pada topik pembelajaran visual ditulis. Mungkin yang paling penting dari buku teks adalah Visualisasi Kurikulum, yang ditulis oleh Charles F. Hoban, Sr, Charles F. Hoban, Jr, dan Stanley B. Zissman (1937). Dalam buku ini, penulis menyatakan bahwa nilai materi audiovisual adalah fungsi derajat realisme. Para penulis juga disajikan hirarki media, mulai dari mereka yang bisa hadir hanya konsep-konsep dengan cara abstrak bagi mereka yang memungkinkan untuk representasi sangat konkret (Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999). Beberapa ide-ide ini sebelumnya telah dibicarakan oleh orang lain tetapi belum ditangani secara menyeluruh. Pada tahun 1946, Edgar Dale kemudian dijabarkan lebih lanjut pada ide-ide ketika dia mengembangkan terkenal ―Pengalaman Cone.‖ Sepanjang sejarah audiovisual dalam gerakan konstruksi, banyak telah menunjukkan bahwa bagian dari nilai bahan audiovisual adalah kemampuan mereka untuk menyajikan konsep-konsep secara konkret (Saettler, 1990). Sebuah media yang mendapat perhatian besar selama periode ini adalah radio. Pada awal 1930-an, penggemar audiovisual banyak yang mengelu-elukan radio sebagai media yang akan merevolusi pendidikan. Misalnya, dalam mengacu pada potensi instruksional radio, film, dan televisi, editor publikasi untuk Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ―suatu hari mereka akan seperti buku dan kuat dalam efek mereka pada belajar dan mengajar‖ (Morgan , 1932, hlm ix). Namun, bertentangan ini, melalui radio dua puluh tahun ke depan memiliki dampak yang sangat sedikit pada praktek instruksional (Kuba, 1986). 4. Perang Dunia II Dengan terjadinya Perang Dunia II, pertumbuhan gerakan audiovisual di sekolah-sekolah melambat, namun, perangkat audiovisual yang digunakan secara luas dalam pelayanan militer dan dalam industri meningkat. Sebagai contoh, selama perang, Angkatan Darat Amerika Serikat Angkatan Udara menghasilkan film pelatihan lebih dari 400 dan 6G0 filmstrips, dan selama periode dua tahun (dari pertengahan 1943 sampai pertengahan 1945), diperkirakan bahwa lebih dari empat juta pertunjukan film pelatihan untuk personel militer AS. Meskipun ada sedikit waktu dan kesempatan untuk mengumpulkan data mengenai dampak dari film pada kinerja personil militer, beberapa survei instruktur militer mengungkapkan bahwa mereka percaya bahwa film pelatihan dan filmstrips yang digunakan selama perang itu trainintools efektif (Saettler , 1990). Setidaknya beberapa musuh telah disepakati; pada tahun 1945, setelah perang berakhir, Kepala Staf Umum Jerman mengatakan, ―Kami memiliki segalanya dihitung sempurna Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 43
  • 44. kecuali kecepatan Amerika mampu melatih orang-orang yang salah perhitungan utama meremehkan penguasaan mereka cepat dan lengkap pendidikan film ―(dikutip dalam Olsen & Bass, 1982, hal 33) Selama perang, film-film pelatihan juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan warga sipil di Amerika Serikat untuk bekerja dalam bidang industri. Pada tahun 1941, pemerintah federal membentuk Divisi Visual Aids untuk Pelatihan Perang. Dari tahun 1941 sampai 1945, organisasi ini mengawasi produksi film 457 pelatihan. Kebanyakan direksi pelatihan melaporkan bahwa film mengurangi waktu pelatihan tanpa memiliki dampak negatif pada efektivitas pelatihan dan bahwa film lebih menarik dan menghasilkan absensi kurang dari program pelatihan tradisional (Saettler, 1990). Selain film-film pelatihan dan proyektor film, berbagai bahan dan peralatan audiovisual lainnya yang bekerja dalam militer dan bidang industri selama Perang Dunia II. Perangkat yang digunakan secara luas termasuk proyektor overhead, yang pertama kali dihasilkan selama perang; proyektor slide, yang digunakan dalam mengajar pengakuan pesawat dan kapal: peralatan audio, yang digunakan dalam mengajar bahasa asing: dan simulator dan perangkat pelatihan, yang dipekerjakan dalam pelatihan penerbangan (Olsen & Bass, 1982 Saettler, 1990). 5. Pasca Perang Dunia II Perkembangan dan Media Penelitian Perangkat audiovisual yang digunakan selama Perang Dunia II secara umum dianggap sukses dalam membantu Amerika Serikat memecahkan masalah utama pelatihan: bagaimana melatih efektif dan efisien individu dengan latar belakang beragam. Sebagai hasil dari keberhasilan nyata, setelah perang ada minat baru dalam menggunakan perangkat audiovisual di sekolah-sekolah (Finn. 1972: Olsen & Bass, 1982). Dalam dekade setelah perang, beberapa program penelitian audiovisual intensif dilakukan Studi penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari program ini dirancang untuk mengidentifikasi bagaimana berbagai fitur, atau atribut, bahan audiovisual yang terkena pembelajaran, tujuan untuk mengidentifikasi atribut yang akan memfasilitasi pembelajaran dalam situasi tertentu. Misalnya, satu program penelitian, yang dilakukan di bawah arahan ArthurA. Lumsdaine, difokuskan pada identifikasi bagaimana belajar dipengaruhi oleh berbagai teknik untuk memunculkan respon siswa terbuka selama menonton Film instruksional (Lumsdaine, 1963). Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 44
  • 45. Pasca-Perang Dunia II program penelitian audiovisual adalah upaya terkonsentrasi pertama untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip belajar yang dapat digunakan dalam desain bahan audiovisual. Namun, praktik-praktik pendidikan tidak terlalu dipengaruhi oleh program-program penelitian bahwa praktisi utama mengabaikan atau tidak dibuat sadar banyak temuan penelitian (Lumsdaine. 1963. 1964). Sebagian besar penelitian media yang telah dilakukan selama bertahun-tahun dibandingkan seberapa banyak siswa telah belajar, setelah menerima pelajaran yang disajikan melalui media tertentu, seperti film, televisi, radio, atau komputer, versus berapa banyak siswa telah belajar dari hidup instruksi pada topik yang sama. Studi jenis ini, sering disebut studi media perbandingan, biasanya mengungkapkan bahwa siswa belajar sama baiknya terlepas dari sarana presentasi (Clark, 1983, 1994; Schramm, 1977). Mengingat temuan ini, kritikus penelitian tersebut telah menyarankan bahwa fokus studi tersebut harus berubah. Beberapa berpendapat bahwa peneliti harus fokus pada atribut (karakteristik) media (Levie & Dickie, 1973), yang lain menyarankan pemeriksaan bagaimana media mempengaruhi pembelajaran (Kozma, 1991, 1994), dan yang lainnya telah menyarankan bahwa fokus penelitian harus pada metode pengajaran, bukan pada media yang memberikan metode-metode (Clark, 1983, 1994). Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa jenis studi telah menjadi lebih umum. 6. Teori Komunikasi Selama awal 1950-an, banyak pemimpin dalam gerakan nstruksi audiovisual menjadi tertarik pada berbagai teori atau model komunikasi, seperti model yang diajukan oleh Shannon dan Weaver (1949). Model ini berfokus pada proses komunikasi, sebuah proses yang melibatkan pengirim dan penerima pesan dan saluran, atau media, melalui mana pesan yang dikirim. Para penulis model ini menunjukkan bahwa selama perencanaan untuk komunikasi, maka perlu untuk mempertimbangkan semua unsur dari proses komunikasi dan tidak hanya fokus pada media, karena banyak di bidang audiovisual cenderung untuk melakukan. Sebagai Berlo (1963) menyatakan, ―Sebagai orang komunikasi saya harus berpendapat kuat bahwa itu adalah proses yang sentral dan bahwa media meskipun penting, adalah hal sekunder‖ (hal. 378). Beberapa pemimpin dalam gerakan audiovisual, seperti Dale (1953) dan Finn (1954), juga menekankan pentingnya proses komunikasi. Meskipun pada awalnya, praktisi audiovisual tidak sangat dipengaruhi oleh gagasan (Lumsdaine. 1964; Mcierhenry, 1980), ekspresi dari sudut pandang Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 45
  • 46. akhirnya membantu untuk memperluas fokus gerakan audiovisual (Ely, 1963, 1970; Silber, 1981 ). 7. Televisi Pembelajaran Mungkin faktor yang paling penting mempengaruhi gerakan audiovisual pada 1950-an adalah meningkatnya minat dalam televisi sebagai media untuk memberikan instruksi. Sebelum tahun 1950-an, telah terjadi sejumlah kasus di mana televisi telah digunakan untuk tujuan instruksional (Gumpert, 1967; Taylor, 1967). Selama tahun 1950-an, bagaimanapun, ada pertumbuhan yang luar biasa dalam penggunaan televisi pembelajaran. Pertumbuhan ini dirangsang oleh setidaknya dua faktor utama. Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan televisi pembelajaran adalah keputusan tahun 1952 oleh Komisi Komunikasi Federal untuk menyisihkan 242 saluran televisi untuk tujuan pendidikan. Keputusan ini menyebabkan perkembangan pesat sejumlah besar masyarakat (kemudian disebut ―pendidikan‖) stasiun televisi. Pada tahun 1955, ada tujuh belas stasiun seperti di Amerika Serikat, dan pada tahun 1960, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari lima puluh (Blakely, 1979). Salah satu misi utama dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi dari program pembelajaran. Sebagai Hezel (1980) menunjukkan, ―Peran mengajar telah dianggap berasal dari penyiaran publik sejak asal-usulnya. Terutama sebelum tahun 1960-an, pendidikan penyiaran dipandang cepat dan efisien, berarti murah untuk memuaskan kebutuhan pembelajaran bangsa‖ (hal. 173). Pertumbuhan televisi pembelajaran selama tahun 1950 juga dirangsang oleh dana yang disediakan oleh Ford Foundation. Diperkirakan bahwa selama tahun 1950-an dan 1960-an, yayasan dan lembaga yang menghabiskan lebih dari $ 170.000.000 di televisi pendidikan (Gordon, 1970). (Di Indonesia juga ada televisi pendidikan. Yaitu di era 1970-an. Waktu era itu disiarkan program ACIL). Proyek yang disponsori oleh yayasan termasuk sistem televisi sirkuit tertutup digunakan untuk memberikan instruksi dalam semua bidang subjek utama di semua tingkatan kelas di seluruh sistem sekolah di Washington County (Hagerstown), Maryland, sebuah kurikulum SMP sampai universitas yang disajikan melalui televisi publik di Chicago, sebuah program penelitian eksperimental skala besar dirancang untuk menilai efektivitas dari serangkaian program kuliah yang diajarkan melalui televisi sirkuit tertutup di Pennsylvania State University, dan Program Midwest pada Instruksi televisi Airborne, sebuah program yang Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 46
  • 47. dirancang untuk secara bersamaan mengirimkan pelajaran televisi dari pesawat terbang untuk sekolah di enam negara. Pada pertengahan 1960-an, banyak kepentingan dalam menggunakan televisi untuk tujuan instruksional mereda. Banyak proyek-proyek televisi pembelajaran yang dikembangkan selama periode ini memiliki kehidupan yang pendek. Masalah ini sebagian karena kualitas pembelajaran biasa-biasa saja dari beberapa program yang dihasilkan, banyak dari mereka tidak lebih daripada saat seorang guru memberikan kuliah. Pada tahun 1963, Ford Foundation memutuskan untuk memfokuskan dukungan pada televisi publik secara umum, daripada di sekolah aplikasi televisi instruksional (Blakely, 1979). Banyak sekolah dihentikan proyek televisi demonstrasi pembelajaran apabila dana eksternal untuk proyek-proyek dihentikan (Tyler. 1975b). Pemrograman pembelajaran masih merupakan bagian penting dari misi televisi publik, tapi misi yang sekarang lebih luas, meliputi jenis lain pemrograman, seperti presentasi budaya dan informasi (Hezel, 1980). Dalam terang perkembangan ini dan lainnya, pada tahun 1967, Komisi Carnegie di Televisi Pendidikan menyimpulkan: Peran yang dimainkan dalam pendidikan formal oleh televisi pembelajaran di seluruh satu kecil tidak ada yang mendekati potensi sesungguhnya dari televisi pembelajaran yang direalisasikan dalam praktek. Dengan pengecualian kecil, hilangnya total televisi pembelajaran akan meninggalkan sistem pendidikan fundamental tidak berubah. (hal. 80-81) Banyak alasan yang telah diberikan, mengapa televisi pembelajaran tidak diadopsi untuk tingkat yang lebih besar. Ini termasuk resistensi guru untuk penggunaan televisi di ruang kelas mereka, biaya instalasi dan pemeliharaan sistem televisi di sekolah, dan ketidakmampuan televisi sendiri untuk memadai menyajikan berbagai kondisi yang diperlukan untuk kepentingan belajar siswa(Gordon, 1970; Tyler , 1975b). 8. Pergeseran Terminologi Pada awal 1970-an, istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran mulai menggantikan instruksi audiovisual sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan aplikasi media untuk tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1970, nama organisasi profesional utama dalam bidang itu diubah dari Departemen Audiovisual Instruksi kepada Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT). Kemudian dalam dekade, nama dari dua jurnal yang diterbitkan oleh AECT juga berubah: Tinjauan Komunikasi Audiovisual Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 47
  • 48. menjadi Komunikasi Pendidikan dan Jurnal Teknologi, dan Instruksi Audiovisual menjadi Inovator Instruksional. Selain itu, kelompok yang dibentuk pemerintah AS untuk memeriksa dampak media instruksi disebut Komisi Instructional Technology. Terlepas dari terminologi, bagaimanapun, sebagian besar individu di lapangan sepakat bahwa sampai saat itu, media pembelajaran telah memiliki dampak minimal pada praktek-praktek pendidikan (Komisi Instructional Technology, 1970; Kuba, 1986) 9. Komputer: Dari tahun 1950 sampai 1995 Setelah minat di televisi pembelajaran memudar, inovasi teknologi berikutnya untuk menangkap perhatian sejumlah besar pendidik adalah komputer. Meskipun minat yang luas dalam komputer sebagai alat instruksional tidak terjadi sampai tahun 1980-an, komputer pertama kali, digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pada tanggal lebih awal. Banyak karya awal di komputer-dibantu instruksi (CAI) dilakukan pada tahun 1950 oleh peneliti di IBM, yang mengembangkan bahasa CAI. Penulisan pertama dan dirancang salah satu program CAI pertama untuk digunakan di sekolah-sekolah umum. Pelopor lain di daerah ini termasuk Gordon Pask, yang adaptif mesin mengajar memanfaatkan teknologi komputer (Lewis & Pask, 1965; Pask, 1960; Stolorow & Davis, 1965), dan Richard Atkinson dan Patrick Suppes, yang bekerja selama tahun 1960 menyebabkan beberapa aplikasi CAI awal di kedua sekolah publik dan tingkat universitas (Atkinson & Hansen, 1966; Suppes & Macken, 1978). Upaya besar lain selama 1960an dan awal 1970-an termasuk pengembangan sistem CAI seperti PLATO dan TICCIT. Namun, meskipun pekerjaan yang telah dilakukan, pada akhir 1970-an, CAI punya dampak yang sangat sedikit pada pendidikan (Pagliaro, 1983). Pada awal 1980-an, beberapa tahun setelah mikrokomputer tersedia untuk masyarakat umum, antusiasme terhadap alat ini menyebabkan meningkatnya minat dalam menggunakan komputer: untuk tujuan pembelajaran. Pada Januari 1983, komputer sedang digunakan untuk tujuan pembelajaran di lebih dari 40% dari semua sekolah dasar dan lebih dari 75% dari semua sekolah menengah di Amerika Serikat (Pusat Organisasi Sosial Sekolah, 1983). Banyak pendidik yang tertarik terhadap mikrokomputer karena mereka relatif dalam mahal, yang cukup kompak untuk penggunaan desktop, dan bisa melakukan banyak fungsi yang dilakukan oleh komputer besar yang telah mendahului mereka. Seperti kasus Whe lain-media baru pertama kali diperkenalkan ke dalam arena pembelajaran, banyak diharapkan bahwa media Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 48
  • 49. ini akan berdampak besar pada praktek pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1984. Papert menunjukkan bahwa komputer akan menjadi ―katalis yang sangat mendalam dan radio: perubahan dalam sistem pendidikan‖ (hal. 422) dan bahwa pada tahun 1990, satu komputer per anak akan menjadi negara yang sangat umum urusan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Meskipun komputer akhirnya dapat memiliki dampak besar pada praktek pembelajaran di sekolah, pada pertengahan 1990-an, memiliki dampak kecil. Survei mengungkapkan bahwa pada 1995, meskipun sekolah-sekolah di Amerika Serikat yang dimiliki, rata-rata, satu komputer untuk sembilan siswa, dampak komputer pada praktek pembelajaran sangat minim, dengan sejumlah besar guru pelaporan penggunaan sedikit atau tidak ada komputer untuk tujuan instruksi. Selain itu, dalam banyak kasus, penggunaan komputer jauh dari inovatif. Di sekolah dasar, guru melaporkan bahwa komputer sedang digunakan terutama untuk … dan praktek; pada tingkat menengah, laporan menunjukkan bahwa komputer digunakan utama untuk mengajar keterampilan yang berkaitan dengan komputer seperti pengolah kata (Anderson & Ronnkvi1999; Becker, 1998; Kantor Technology Assessment, 1995) 10. Perkembangan terbaru Sejak tahun 1995, kemajuan pesat dalam komputer dan teknologi digital lainnya, serta Internet, telah menyebabkan minat yang meningkat pesat, dan penggunaan, media ini untuk tujuan pembelajaran, khususnya dalam pelatihan bisnis dan industri. Sebagai contoh, sebuah survei terbaru dari lebih dari 750 perusahaan pelatihan industri (Bassi & Van Buren, 1999) mengungkapkan bahwa persentase dari pelatihan yang disampaikan melalui teknologi baru seperti CD-ROM, intranet, dan internet meningkat dari kurang dari 6% di tahun 1996 menjadi lebih dari 9% pada tahun 1997 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 22% pada tahun 2000. Survei lain baru-baru ini melaporkan bahwa pada tahun 1999, 14% dari semua pelatihan formal disampaikan melalui komputer (―Industri Laporan 1999″, 1999). Dalam beberapa tahun terakhir, minat dalam menggunakan Internet untuk tujuan pembelajaran juga telah berkembang pesat dalam pendidikan tinggi dan militer. Sebagai contoh, antara 1994-95 dan 1997-98 tahun akademik, pendaftaran dalam kursus-kursus belajar jarak jauh di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat hampir dua kali lipat, dan persentase institusi yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh meningkat dari 33% menjadi 44%, dengan 78% dari publik empat tahun lembaga yang menawarkan program tersebut. Selain itu, sedangkan Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 49
  • 50. pada tahun 1995, hanya 22% dari lembaga pendidikan tinggi menawarkan program pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi internet berbasis asynchronous, pada tahun 1997-98 akademik, 60% dari lembaga melakukannya (Lewis. Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999). Dalam militer, pada tahun 2000, Sekretaris Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa 5600000000 akan dihabiskan selama enam tahun ke depan untuk memungkinkan tentara untuk mengambil kursus pendidikan jarak jauh melalui Internet (Carr, 2000). Sejak tahun 1995, ada juga peningkatan yang signifikan dalam jumlah teknologi yang tersedia di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Sebagai contoh, hasil survei nasional 1998 (Anderson & Ronnkvist, 1999) mengungkapkan bahwa sementara pada tahun 1995 rata-rata ada satu komputer untuk setiap sembilan siswa, pada tahun 1998 rasio tersebut telah dikurangi menjadi satu komputer untuk setiap enam siswa. Selain itu, persentase sekolah yang memiliki akses Internet meningkat dari 50% pada 1995 menjadi 90% pada tahun 1998. Namun,. sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah media pembelajaran, peningkatan kehadiran teknologi di sekolah-sekolah tidak selalu berarti peningkatan penggunaan teknologi yang untuk tujuan pembelajaran. Anderson & Ronnkvist (1999) juga menyatakan bahwa meskipun jumlah komputer di sekolah telah meningkat, sebagian besar komputer yang cukup terbatas dalam hal perangkat lunak yang mereka dapat berjalan. Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar sekolah sekarang memiliki akses Internet, mahasiswa akses ke Internet terbatas di banyak sekolah, dengan beberapa siswa mampu menggunakannya untuk sekolah mereka. Pengamatan ini membuat sulit untuk memastikan sejauh mana praktik pembelajaran di sekolah-sekolah telah dipengaruhi oleh adanya peningkatan media. Terlepas dari ketidakpastian tentang sejauh mana penggunaan media di sekolah, sebagian besar bukti yang dikutip jelas menunjukkan bahwa sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam penggunaan media pembelajaran dalam berbagai pengaturan, mulai dari bisnis dan industri untuk pendidikan militer dan lebih tinggi. Dalam bisnis, industri, dan militer, Internet telah dilihat sebagai sarana memberikan instruksi dan informasi untuk pelajar tersebar luas dengan biaya yang relatif rendah. Selain itu, dalam banyak kasus, aksesibilitas komputer yang mudah memungkinkan peserta didik untuk menerima dukungan instruksi dan / atau kinerja (seringkali dalam bentuk sistem pendukung kinerja elektronik atau sistem manajemen pengetahuan) kapan dan di mana mereka membutuhkannya, karena mereka melakukan tugastugas pekerjaan tertentu. Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 50
  • 51. Dalam pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh melalui Internet telah dilihat sebagai metode rendah biaya menyediakan instruksi untuk siswa yang, karena berbagai faktor (misalnya, pekerjaan dan tanggung jawab keluarga jarak geografis.), Tidak mungkin sebaliknya telah mampu menerimanya. Namun, pertanyaan tentang efektivitas-biaya dari instruksi tersebut masih belum terjawab (Hawkridge. 1999). Alasan lain bahwa media baru yang digunakan untuk tingkat yang lebih besar mungkin karena peningkatan kemampuan interaktif dari media. Moore (1989) menjelaskan tiga jenis interaksi antara agen yang biasanya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini antara peserta didik dan konten pembelajaran, antara pelajar dan instruktur, dan di antara pembelajar sendiri. Sifat media pembelajaran yang umum selama beberapa bagian dari ketiga dua yang pertama, dari abad lalu (e., .. film dan televisi pembelajaran) dipekerjakan terutama sebagai sarana memiliki peserta didik berinteraksi dengan isi pembelajaran . Sebaliknya, melalui penggunaan fitur seperti e-mail, chat room dan bulletin board, Internet sering digunakan sebagai sarana untuk peserta didik dengan instruktur dengan pelajar lain, serta dengan konten instruksional. Ini adalah salah satu contoh bagaimana beberapa media baru membuatnya lebih mudah untuk mempromosikan, berbagai jenis interaksi yang digambarkan oleh Moore. Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputer, khususnya berkaitan dengan meningkatkannya kemampuan multimedia media ini, membuat lebih mudah bagi pendidik untuk merancang pengalaman belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik lebih konten pembelajaran daripada sebelumnya. Misalnya, seperti jumlah dan jenis informasi yang dapat disajikan oleh komputer telah meningkat, jenis umpan balik serta jenis masalah, yang dapat disajikan kepada peserta didik telah sangat diperluas. Kemampuan ini meningkatkan pembelajaran menjadi menarik perhatian banyak pendidik. Selain itu, kemampuan komputer untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, serta memungkinkan peserta didik untuk mudah link ke berbagai konten, telah menarik minat perancang pembelajaran memiliki perspektif konstruktivis. Orang yang sangat peduli dengan penyajian masalah otentik (mis. ―dunia nyata‖) dalam lingkungan belajar di mana peserta didik memiliki banyak kontrol atas kegiatan yang mereka terlibat dalam dan alat-alat dan sumber daya yang mereka gunakan, menemukan teknologi digital yang baru lebih akomodatif daripada pendahulunya. Seperti beberapa contoh dalam beberapa paragraf sebelumnya menunjukkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir komputer, Internet. dan teknologi digital lainnya sering digunakan Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 51
  • 52. untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja melalui beberapa cara non-tradisional. Sebagai contoh, sistem kinerja komputer dibantu dukungan elektronik. sistem manajemen pengetahuan, dan pelajar-berpusat lingkungan belajar sering berfungsi sebagai alternatif untuk pelatihan atau instruksi langsung. Ketika dampak masa kini media pembelajaran sedang dipertimbangkan, jenis aplikasi tidak boleh diabaikan. 11. Kesimpulan Mengenai Sejarah Media Instruksional Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah media pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan untuk memiliki pada praktek instruksional. Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya memudar, dan pemeriksaan mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap praktek tersebut. Misalnya, prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan terbukti tidak benar, dan antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950 sangat berkurang pada pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di sekolah. Kedua contoh melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana penggunaan media pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa meskipun antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai saat ini media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan tersebut. Bagaimana dengan prediksi, pertama dibuat pada 1980-an, bahwa komputer akan merevolusi instruksi? Sebagai data dari sekolah mengungkapkan, pada pertengahan 1990-an, bahwa revolusi tidak terjadi. Namun, data dari paruh kedua dekade menunjukkan kehadiran berkembang, dan mungkin penggunaan, komputer dan internet di sekolah. Selain itu, selama akhir 1990-an, media ini mengambil peran dukungan semakin besar dalam pembelajaran dan kinerja dan juga dalam pengaturan lainnya seperti bisnis dan industri dan pendidikan tinggi. Apakah dampak media pada instruksi lebih besar di masa depan daripada itu telah di masa lalu? Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 52
  • 53. Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada media yang paling penggemar saat ini memprediksi. D. SEJARAH DESAIN PEMBELAJARAN Seperti disebutkan sebelumnya, selain erat kaitannya dengan media pembelajaran, bidang desain pembelajaran dan teknologi juga telah berhubungan erat dengan penggunaan sistematis prosedur desain pembelajaran. Berbagai set prosedur yang sistematis desain instruksional (atau model) telah dikembangkan dan telah dirujuk oleh istilah-istilah seperti pendekatan sistem, sistem desainpembelajaran (ISD) pengembangan pembelajaran, dan desain pembelajaran. Meskipun kombinasi spesifik dari prosedur sering bervariasi dari satu model desain pembelajaran ke model berikutnya, sebagian besar model termasuk analisis masalah pembelajaran dan desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi prosedur instruksi dan materi yang bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagaimana proses desain pembelajaran muncul menjadi ada? Bahasan ini akan fokus pada menjawab pertanyaan itu. 1. Asal Usul Desain Pembelajaran: Perang Dunia II Asal-usul prosedur desain pembelajaran telah ditelusuri pada Perang Dunia II (Dick, 1987). Selama perang, sejumlah besar psikolog dan pendidik yang memiliki pelatihan dan pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimental dipanggil untuk melakukan penelitian dan mengembangkan bahan pelatihan untuk layanan militer. Individu-individu ini, termasuk Robert Gagne. Leslie Briggs, John Flanagan, dan banyak lainnya, memberikan pengaruh yang cukup besar pada karakteristik bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan, banyak mendasarkan pekerjaan mereka pada prinsip-prinsip pembelajaran berasal dari penelitian dan teori instruksi, belajar, dan perilaku manusia (Baker, 1973; Saettler, 1990) Pengantar Teknologi Pendidikan http://romidwisyahri95.blogspot.com Page 53